SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
RESUME
     ULUMUL HADIS


 PembagianHadisdariSegiKualitas


         Dosen Pengampu :
         Edi Bachtiar, M.Ag




           Disusun Oleh :
            SULISTIYANI
           NIM : 412088
        DAKWAH ELK BPI




BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
       FAKULTAS DAKWAH
2012 / 2013
                        PEMBAGIAN HADIS DARI SEGI KUALITAS

        Pembagian hadis dari segi kualitastidak terlepas dari pembahasan hadis ditunjau dari segi
kuantitasnya, yaitu HadisMutawatir dan HadisAhad. Daripersoalan ini, maka para ulama ahli hadis
membagi hadis ditinjau dari segi kualitasnya, menjadi dua yaituHadisMaqbul dan HadisMardud.

A. Hadis Maqbul
   Maqbul menurut bahasa berarti ma’khuz (yang diambil) dan mushaddaq (yang dibenarkan atau
   diterima).
   Adapun menurut istilah adalah “Hadis yang telah sempurna padanya, syarat-syarat penerimaan”.
   Suatu hadis menjadi hadis yang maqbul, ketika syarat-syarat penerimaannya terpenuhi, yaitu
   sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yang adil lagi dhabit,serta keberadaan matannya
   tidak syadz dan tidak juga ber‟illat.
   Apabiladitinjaudarisegikemakmurannya, makahadismaqbuldapatdibagimenjadi 2, yakni:

    1. HadisMaqmulunbih,adalahhadismaqbulyang dapatdiamalkan, di antaranya:

            HadisMuhkam, yaituhadis yang tidakmempunyaiperlawanan
            HadisMukhtalif,    yaituduahadis     yang     padalahimyasalingberlawanan             yang
            mungkindikompromikandenganmudah
            HadisNasikh
            Hadis Rajih.

    2. HadisGhairMa’mulinbih, ialahhadismaqbul yang tidakdapatdiamalkan, di antaranya:

            HadisMutawaqaf,          yaituhadismuthalif         yang        tidakdapatdikompromikan,
            tidakdapatditansihkandantidak pula dapatditarjihkan
            HadisMansukh
            HadisMarjuh.

    Dari      ketentuan      di            atas,       makahadisMaqbuldapatdigolongkanmenjadidua,
    HadisSahihdanHadisHasan.

B. Hadis Mardud
   Mardud secara bahasa berarti “yang ditolak” dan “tidak diterima”. Adapun menurut istilah adalah
   hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat atau sebagian syarat hadis maqbul. Yang dimaksud tidak
   terpenuhinya syarat tersebut adalah yang terjadi pada sanad dan matan. Oleh karena itu, maka para
   ulama membagi hadis ini menjadi dua, yaitu HadisDha’if dan Maudhu’.

Selanjutnya pembagian hadis ditinjau dari segi diterima atau tidaknya, dibagi menjadi tiga, yaitu :
Hadis Sahih, Hasan dan Dha’if. Sebenarnya pembagian ini belum dikenal pada masa abad
pertengahan ke-3Hijriyah, yaitu pada masa 4Imam Madzhab yang hanya membagi hadis menjadi dua,
yaitu HadisSahih (Maqbul) dan hadis yang ditolak (Mardud).
Ibnu Taymiyah mengemukakan, bahwa pembagian hadis ini menjadi tiga, mulai dikenalkan oleh Abu
‘Isa al-Tirmidzi. Adapun penjelasan tentang pembagian hadis menjadi tiga adalah sebagai berikut :

   1. HadisSahih
      a. Pengertian HadisSahih
         HadisSahih adalah hadis yang sanadnya sambung, dikutip oleh orang yang adil lagi cermat
         dari orang yang sama, sampai berakhir kepada Rasulullah SAW, atau kepada sahabat atau
         kepada tabi‟in dan bukan hadis yang syadz (kontroversial).

       b.    Syarat-syarat HadisSahih
            1. Sanadnya bersambung, yakni dari awal sampai akhir.
            2. Perawinya adil, yakni tidak berat sebelah, tidak zalim, tidak menyimpang, tulus, jujur
            3. Perawinya dhabit, yakni mempunyai daya ingatan dengan sempurna
            4. Tidak syadz (janggal)
5. Tidak ber-illat, yakni tidak cacat, penyakit.

   c. Macam-macam HadisSahih
      1. HadisSahih Li-Dzatihi, yaitu hadissahih yang memenuhi secara lengkap syarat-syarat
         hadissahih.
      2. HadisSahih Li-Ghairihi, yatitu hadis yang keadaan rawi-rawinya kurang hafidh serta
         dhabit, tetapi mereka masih terkenal jujur, sehingga karenanya berderajat hasan,
         kemudian didapati dari jalan lain yang serupa atau lebih kuat yang dapat menutupi
         kekurangannya tersebut.

   d. Kehujjahan HadisSahih
      Para ulama sepakat menjadikan hadissahih sebagai hujjah yang wajib beramal dengannya,
      dalam penetapan halal atau haramnya sesuatu, tetapi tidak dalam hal yang berhubungan
      dengan akidah (keyakinan). Dan yang paling penting untuk diketahui adalah martabat
      hadissahih tergantung kepada kedhabitan dan keadilan para rawinya. Semakin dhabit dan
      adil si perawi, maka semakin tinggi pula tingkat kualitas hadis tersebut. Dengan demikian
      maka semakin kuat untuk dijadikan hujjah.

2. Hadis Hasan
   a. PengertianHadisHasan
      At-Tarmidzi mendefinisikan bahwa hadis hasan ialah hadis yang pada sanadnya tiada
      terdapat orang yang tertuduh dusta, tiada kejanggalan pada matannya dan hadis itu
      diriwayatkan tidak dari satu jurusan yang sepadan maknanya.
      Sedangkan menurut Ibnu Hajar, HadisHasan adalah hadis yang dinukilkan oleh orang yang
      adil, yang kurang sedikit kedhabitannya, bersambung-sambung sanadnya sampai kepada
      Nabi Muhammad SAW. dan tidak mempunyai „illat serta syadz.
      Adapun menurut Jumhur Muhadditsin adalah hadis yang dinukilkan oleh seorang adil,
      tetapi tidak begitu kokoh ingatannya. Serta bersambung sanadnya dan tidak terdapat illat
      dan kejanggalan pada matannya.
      Jadi dari definisi-definisi di atas, dapat dikatakan bahwa hadis hasan hampir sama dengan
      hadissahih, yang membedakan hanya dalam soal ingatan perawi, di mana daya hafalnya
      kurang sempurna.

   b. Syarat-syarat HadisHasan
      1. Sanadnya bersambung
      2. Perawinya adil
      3. Perawinya dhabit, tetapi kurang sempurna (di bawah perawi hadissahih)
      4. Tidak ada kejanggalan
      5. Tidak ada illat.

   c.   Macam-macam HadisHasan
        1. HadisHasan Li-Dzatihi, adalah hadis yang memenuhi segala syarat-syarat hadis hasan.
        2. Hadis Hasan Li-Ghairihi, adalah hadis yang di bawah derajat hasan, yang kemudian
        naik ke tingkat hadis hasan, disebabkan karena ada hadis lain yang menguatkannya. Tetapi
        untuk hadisdha‟if yang rawinya dikenal pendusta atau fasiq, sekalipun dikuatkan hadis lain,
        maka tidaklah hilang kedha‟ifannya.

   d. Kehujjahan HadisHasan
      Para ulama mengatakan bahwa kehujjahan Hadis Hasanini sama seperti hadissahih, adapun
      berhujjah kepada Hadis HasanLi-Ghoirihi, jika kekurangannya dapat di minimalisir atau
      ditutupi oleh banyaknya riwayat lain, sah berhujjah dengannya.

3. HadisDha’if
   a. Pengertian
      Secara bahasa kata dha’if artinya lemah.
      Secara istilah, HadisDha‟if adalah hadis yang tidak menghimpun sifat-sifat hadissahih, juga
      tidak menghimpun sifat-sifat hadis hasan.

   b. Sebab-sebab HadisDha‟iftertolak
1) Sanad hadis, yang meliputi :
     - Ada kecacatan pada para rawinya, baik dalam keadilannya maupun kedhabitannya.
     - Sanadnya tidak bersambung

    2).Macam hadis, yang meliputi :
       - Hadis Mauquf
       - Hadis Maqthu‟

c. Macam-macam HadisDha‟if
   1). Pada sanadnya
       a). Dha‟if karena tidak bersambung sanadnya
           (1). Hadis Munqathi’ yaitu hadis yang gugur sanadnya di satu tempat atau lebih,
                atau disebutkan pada sanadnya nama seseorang yang tidak dikenal. Pengertian
                di sini bukanlah rawi ditingkat sahabat, tetapi minimal gugur seorang
                tabi‟in.
           (2).Hadis Mu’allaq yaitu hadis yang rawinya digugurkan seorang atau lebih di
                awal sanadnya secara berturut-turut.
           (3). Hadis Mursal yaitu hadis yang gugur sanadnya setelah tabi‟in. Yang dimaksud
                dengangugur di sini, ialahnamasanad yang terakhir tidak disebutkan. Padahal
                sahabat adalah orang yang pertama menerima hadis dari Rasul. Adapun mursal
                ada dua macam, yaitu :
                - Mursal al-jali, nama yang tidak disebutkan dilakukan oleh tabi‟in besar
                - Mursalal-khafi, yaitu pengguguran nama sahabat yang dilakukan oleh tabi‟in
                yang masih kecil.
           (4). HadisMu’dhal yaitu hadisyang gugur dua orang sanadnya atau lebih, secara
                berturut-turut.
           (5).Hadis Mudallas yaitu hadis yang diriwayatkan menurut cara yang
                diperkirakan, bahwa hadis tersebut tiada bernoda. Dalam hadis ini rawi
                menggugurkan rawi yang lain dengan maksud agar aib dan kelemahan suatu
                hadis dapat ditutupi. Orang yang melakukan disebut Mudallis, perbuatannya
                disebut tadlis.

       b) Dha‟if karena tiadanya syarat adil
          (1). HadisAl-Maudhu’ adalah hadis yang dibuat-buat. Para ulama memberikan
               batasan, hadis maudhu‟ adalah hadis yang bukan dari hadis Rasulullah SAW.
               Tetapi disandarkan oleh seseorang secara dusta dan sengaja kepada Rasulullah.
          (2). Hadis Matruk adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh
               pernah berdusta (baik itu berkenaan dengan hadis atau masalah yang lain) atau
               tertuduh pernah berbuat maksiat, atau lalai, atau banyak ragu.
          (3). HadisMungkaradalah hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang lemah yang
               menyalahi (berlawanan) dengan rawi yang lain yang lebih kuat (kepercayaan).

       c). Dhaif karena tiadanya Dhabit
           (1). HadisMudroj yaitu hadis yang menampilkan (redaksi) tambahan, padahal itu
                bukan dari bagian hadis, atau yang dimasuki sisipan. Sisipan itu bisa terjadi
                pada sanad, atau matan dan atau keduanya.
           (2). Hadis Maqlub yaitu hadis yang terjadi pemutarbalikan pada matannya atau
                pada nama rawi dalam sanadnya atau juga penukaran suatu sanad untuk matan
                yang lain. Tertukarnya hadis ini, bisa terjadi pada matannya dan juga bisa
                terjadi pada sanadnya. Dan hadis ini tidak dibenarkan dalam periwayatan,
                karena akan mengakibatkan perubahan maksud juga makna hadis tersebut.
           (3). Hadis Mudhtharib yaitu hadis yang diriwayatkan dengan bentuk yang
                berbeda-beda, padahal diriwayatkan oleh satu rawi, dua atau lebih, atau juga
                dari dua rawi atau lebih yang berdekatan (dan tidak bisa ditarjih)
           (4). HadisMushahhaf dan Muharraf
               HadisMushahhaf adalah terjadinya perubahan redaksi hadis dan maknanya.
                sedangkan Muharraf adalah hadis yang perbedaannya terjadi karena
                disebabkan oleh perubahan syakal kata dengan masih tetapnya bentuk
                tulisannya.Perbedaan kedua hadis ini bisa terjadi di matan atau di sanadnya.
d). Dhaif karena kejanggalan dan kecacatan
                  (1). HadisSyadzyaituhadis yang diriwayatkan oleh orang yang magbul, tetapi
                       bertentangan (matannya) kepada periwayatan dari orang lain yang kualitasnya
                       lebih utama.
                  (2). HadisMu’allal yaitu hadis yang diketahui illatnya setelah dilakukan penelitian
                       serta penyelidikan, walupun pada lahirnya nampak selamat dari kecacatan.

           2). Dha‟if dari segi matan
               a). Hadis Mauqufadalah hadis yang diriwayatkan dari para sahabat, baik itu berupa
                  perkataan atau perbuatan juga taqrirnya, baik periwayatannya itu bersambung atau
                  tidak. Atau dengan pengertian lain, hadis yang disandarkan kepada sahabat.
               b). HadisMaqthu’adalah hadis yang diriwayatkan dari tabi‟in dan disandarkan
                  kepadanya, baik perkataan atau perbuatannya. Dengan kata lain, yaitu perkataan
                  atau perbuatan tabi‟in.

       d. KemungkinanHadisDha‟ifmenjadiHasan
          HadisDha‟ifbisanaikderajatnyamenjadiHadisHasan       (Li-Ghairihi)   bilasaturiwayatdengan
          yang lainnyasama-samasalingmenguatkan.

       e. Penerimaan dan pengamalan HadisDha‟if
          Adapun Imam Bukhari, Imam Muslum serta Abu Bakr ibn Al-„Araby berpendapat menolak
          secara muthlak hadisdha‟if ini baik dalam penetapan hukum, aqidah serta fadhoil al-„amal.
          Tetapi menurut Imam Abu Hanifah, Al-Nasa‟i serta Abu Daud membolehkan beramal
          dengan hadisdha‟if ini secara mutlak. Alasan mereka hadisdha‟if ini lebih disukai
          dibandingkan mendasarkan pendapatnya kepada akal pikiran atau juga qiyas.
          Sedangkan Abd Al-Rahman ibn Almandy dan Abdullah ibn Al-Mubarok serta Ahmad ibn
          Hambal menerima pengamalan hadisdha‟if sebatas fardhoil al-„amal.
          Sementara Al-Suyuthi berpendapat memperbolehkan beramal dengan hadisdha‟if dalam
          masalah hukum dengan maskdu ikhtiyah.



                                          KESIMPULAN

Hadis ditinjau dari segi kualitasnya dibagimenjadi dua, yaitu HadisMaqbul (yang diterima) dan
HadisMardud (yang ditolak). Kemudian selanjutnya dilihat dari diterima dan ditolaknya hadis tersebut,
maka dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Hadis Sahih
2. Hadis Hasan
3. HadisDha‟if
Dari ketiga macam hadis tersebut, yang paling tinggi tingkatannya adalah HadisSahih dan wajib
mengamalkannya. Kemudian disusul HadisHasan, dimana pengamalannya wajib meskipun tingkat
kewajibannya di bawah HadisSahih. Sedangkan yang terakhir adalah HadisDha‟if, dimana
pengamalannya tidak diperbolehkan menurut kesepakatan para ulama hadis, meskipun ada beberapa
ulama yang berbeda pendapat tentang memperbolehkan pengamalannya.



                                           REFERENSI

Suparta, Munzier, Ilmu Hadis, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002

http://www.sarjanaku.com/2010/10/hadits-dari-segi-kedudukan-dalam-hujjah.html

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Fakhri Cool
 

Was ist angesagt? (20)

Fikih kel 4
Fikih kel 4Fikih kel 4
Fikih kel 4
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 
Asbabun nuzul
Asbabun nuzulAsbabun nuzul
Asbabun nuzul
 
Istilah Ulumul Hadits
Istilah Ulumul HaditsIstilah Ulumul Hadits
Istilah Ulumul Hadits
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
30 Fatwa Ramadhan Oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.
30 Fatwa Ramadhan Oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.30 Fatwa Ramadhan Oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.
30 Fatwa Ramadhan Oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.
 
Tafsir wa Ta'wil
Tafsir wa Ta'wilTafsir wa Ta'wil
Tafsir wa Ta'wil
 
pembagian hadits -- ulumul hadits
pembagian hadits  -- ulumul haditspembagian hadits  -- ulumul hadits
pembagian hadits -- ulumul hadits
 
Al Mutazilah
Al MutazilahAl Mutazilah
Al Mutazilah
 
Ppt al quran
Ppt al quranPpt al quran
Ppt al quran
 
Amar nahi
Amar nahiAmar nahi
Amar nahi
 
Qiraat sab'ah
Qiraat sab'ahQiraat sab'ah
Qiraat sab'ah
 
(memahami isi pokok ajaran al-qur'an)
(memahami isi pokok ajaran al-qur'an)(memahami isi pokok ajaran al-qur'an)
(memahami isi pokok ajaran al-qur'an)
 
Akhlak Kepada Rasulullah
Akhlak Kepada RasulullahAkhlak Kepada Rasulullah
Akhlak Kepada Rasulullah
 
muhkam dan mutasyabih
muhkam dan mutasyabihmuhkam dan mutasyabih
muhkam dan mutasyabih
 
Rasmul Qur'an
Rasmul Qur'anRasmul Qur'an
Rasmul Qur'an
 
PPT Kel 4 Munasabah Al-Qur'an.pptx
PPT Kel 4 Munasabah Al-Qur'an.pptxPPT Kel 4 Munasabah Al-Qur'an.pptx
PPT Kel 4 Munasabah Al-Qur'an.pptx
 
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'IPPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
 
Sanad hadits
Sanad haditsSanad hadits
Sanad hadits
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 

Ähnlich wie Pembagian Hadis dari Segi Kualitas

KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis hKELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
arifrahman87863
 
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikanQurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Tatik Suwartinah
 
PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)
PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)
PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)
DeniKesuma1
 

Ähnlich wie Pembagian Hadis dari Segi Kualitas (20)

KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis hKELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
 
studi hadits
studi haditsstudi hadits
studi hadits
 
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptxulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
 
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi  kuantitas dan kualitas sanad (1).pptKlasifikasi hadis ditinjau dari segi  kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
 
Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits
 
Hadits Ahad
Hadits AhadHadits Ahad
Hadits Ahad
 
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadPpt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
 
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikanQurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
 
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitasQurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
 
keshahihan Hadits
keshahihan Haditskeshahihan Hadits
keshahihan Hadits
 
Hadist Dhaif - Ulumul Hadis
Hadist Dhaif - Ulumul HadisHadist Dhaif - Ulumul Hadis
Hadist Dhaif - Ulumul Hadis
 
HADITS
HADITSHADITS
HADITS
 
PPT Klasifikasi Hadits Berdasarkan Kuantitas Rawi.pptx
PPT Klasifikasi Hadits Berdasarkan Kuantitas Rawi.pptxPPT Klasifikasi Hadits Berdasarkan Kuantitas Rawi.pptx
PPT Klasifikasi Hadits Berdasarkan Kuantitas Rawi.pptx
 
Hadits ahad
Hadits ahadHadits ahad
Hadits ahad
 
Hadits
HaditsHadits
Hadits
 
MUARIFAH.pptx
MUARIFAH.pptxMUARIFAH.pptx
MUARIFAH.pptx
 
Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul haditsMakalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits
 
PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)
PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)
PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS 1 (SHAHIH DAN HASAN)
 
hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptx
 
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
 

Mehr von Suya Yahya

SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & ReabilitasSPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
Suya Yahya
 
Sejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman Yunani
Sejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman YunaniSejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman Yunani
Sejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman Yunani
Suya Yahya
 
Resume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anResume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'an
Suya Yahya
 
TERAPI MATA MINUS
TERAPI MATA MINUSTERAPI MATA MINUS
TERAPI MATA MINUS
Suya Yahya
 
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - JakartaLAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
Suya Yahya
 
Rangkuman Tafsir QS. Adz Dzariyat
Rangkuman Tafsir QS. Adz DzariyatRangkuman Tafsir QS. Adz Dzariyat
Rangkuman Tafsir QS. Adz Dzariyat
Suya Yahya
 
Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'
Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'
Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'
Suya Yahya
 

Mehr von Suya Yahya (18)

Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara IranPerbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
 
Laporan Pendampingan Individu
Laporan Pendampingan IndividuLaporan Pendampingan Individu
Laporan Pendampingan Individu
 
Dasar - Dasar dan Pijakan Teori Psikoterapi Islam
Dasar - Dasar dan Pijakan Teori Psikoterapi IslamDasar - Dasar dan Pijakan Teori Psikoterapi Islam
Dasar - Dasar dan Pijakan Teori Psikoterapi Islam
 
Resume - Membumikan Al Qur'an
Resume - Membumikan Al Qur'anResume - Membumikan Al Qur'an
Resume - Membumikan Al Qur'an
 
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & ReabilitasSPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
 
Sejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman Yunani
Sejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman YunaniSejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman Yunani
Sejarah Perkembangan Ilmu pada Zaman Yunani
 
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Prasekolah
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia PrasekolahAnalisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Prasekolah
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Prasekolah
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Resume Tafsir QS. An Najm
Resume Tafsir QS. An NajmResume Tafsir QS. An Najm
Resume Tafsir QS. An Najm
 
Resume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anResume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'an
 
Alam Semesta
Alam SemestaAlam Semesta
Alam Semesta
 
MANAJEMEN
MANAJEMENMANAJEMEN
MANAJEMEN
 
TERAPI MATA MINUS
TERAPI MATA MINUSTERAPI MATA MINUS
TERAPI MATA MINUS
 
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - JakartaLAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
 
Rangkuman Tafsir QS. Adz Dzariyat
Rangkuman Tafsir QS. Adz DzariyatRangkuman Tafsir QS. Adz Dzariyat
Rangkuman Tafsir QS. Adz Dzariyat
 
Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'
Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'
Makalah 'Membangun Negara Berkeadilan'
 
FILSAFAT YUNANI
FILSAFAT YUNANIFILSAFAT YUNANI
FILSAFAT YUNANI
 
Teori ilmu sosial & realitas sosial
Teori ilmu sosial & realitas sosialTeori ilmu sosial & realitas sosial
Teori ilmu sosial & realitas sosial
 

Pembagian Hadis dari Segi Kualitas

  • 1. RESUME ULUMUL HADIS PembagianHadisdariSegiKualitas Dosen Pengampu : Edi Bachtiar, M.Ag Disusun Oleh : SULISTIYANI NIM : 412088 DAKWAH ELK BPI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH
  • 2. 2012 / 2013 PEMBAGIAN HADIS DARI SEGI KUALITAS Pembagian hadis dari segi kualitastidak terlepas dari pembahasan hadis ditunjau dari segi kuantitasnya, yaitu HadisMutawatir dan HadisAhad. Daripersoalan ini, maka para ulama ahli hadis membagi hadis ditinjau dari segi kualitasnya, menjadi dua yaituHadisMaqbul dan HadisMardud. A. Hadis Maqbul Maqbul menurut bahasa berarti ma’khuz (yang diambil) dan mushaddaq (yang dibenarkan atau diterima). Adapun menurut istilah adalah “Hadis yang telah sempurna padanya, syarat-syarat penerimaan”. Suatu hadis menjadi hadis yang maqbul, ketika syarat-syarat penerimaannya terpenuhi, yaitu sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yang adil lagi dhabit,serta keberadaan matannya tidak syadz dan tidak juga ber‟illat. Apabiladitinjaudarisegikemakmurannya, makahadismaqbuldapatdibagimenjadi 2, yakni: 1. HadisMaqmulunbih,adalahhadismaqbulyang dapatdiamalkan, di antaranya: HadisMuhkam, yaituhadis yang tidakmempunyaiperlawanan HadisMukhtalif, yaituduahadis yang padalahimyasalingberlawanan yang mungkindikompromikandenganmudah HadisNasikh Hadis Rajih. 2. HadisGhairMa’mulinbih, ialahhadismaqbul yang tidakdapatdiamalkan, di antaranya: HadisMutawaqaf, yaituhadismuthalif yang tidakdapatdikompromikan, tidakdapatditansihkandantidak pula dapatditarjihkan HadisMansukh HadisMarjuh. Dari ketentuan di atas, makahadisMaqbuldapatdigolongkanmenjadidua, HadisSahihdanHadisHasan. B. Hadis Mardud Mardud secara bahasa berarti “yang ditolak” dan “tidak diterima”. Adapun menurut istilah adalah hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat atau sebagian syarat hadis maqbul. Yang dimaksud tidak terpenuhinya syarat tersebut adalah yang terjadi pada sanad dan matan. Oleh karena itu, maka para ulama membagi hadis ini menjadi dua, yaitu HadisDha’if dan Maudhu’. Selanjutnya pembagian hadis ditinjau dari segi diterima atau tidaknya, dibagi menjadi tiga, yaitu : Hadis Sahih, Hasan dan Dha’if. Sebenarnya pembagian ini belum dikenal pada masa abad pertengahan ke-3Hijriyah, yaitu pada masa 4Imam Madzhab yang hanya membagi hadis menjadi dua, yaitu HadisSahih (Maqbul) dan hadis yang ditolak (Mardud). Ibnu Taymiyah mengemukakan, bahwa pembagian hadis ini menjadi tiga, mulai dikenalkan oleh Abu ‘Isa al-Tirmidzi. Adapun penjelasan tentang pembagian hadis menjadi tiga adalah sebagai berikut : 1. HadisSahih a. Pengertian HadisSahih HadisSahih adalah hadis yang sanadnya sambung, dikutip oleh orang yang adil lagi cermat dari orang yang sama, sampai berakhir kepada Rasulullah SAW, atau kepada sahabat atau kepada tabi‟in dan bukan hadis yang syadz (kontroversial). b. Syarat-syarat HadisSahih 1. Sanadnya bersambung, yakni dari awal sampai akhir. 2. Perawinya adil, yakni tidak berat sebelah, tidak zalim, tidak menyimpang, tulus, jujur 3. Perawinya dhabit, yakni mempunyai daya ingatan dengan sempurna 4. Tidak syadz (janggal)
  • 3. 5. Tidak ber-illat, yakni tidak cacat, penyakit. c. Macam-macam HadisSahih 1. HadisSahih Li-Dzatihi, yaitu hadissahih yang memenuhi secara lengkap syarat-syarat hadissahih. 2. HadisSahih Li-Ghairihi, yatitu hadis yang keadaan rawi-rawinya kurang hafidh serta dhabit, tetapi mereka masih terkenal jujur, sehingga karenanya berderajat hasan, kemudian didapati dari jalan lain yang serupa atau lebih kuat yang dapat menutupi kekurangannya tersebut. d. Kehujjahan HadisSahih Para ulama sepakat menjadikan hadissahih sebagai hujjah yang wajib beramal dengannya, dalam penetapan halal atau haramnya sesuatu, tetapi tidak dalam hal yang berhubungan dengan akidah (keyakinan). Dan yang paling penting untuk diketahui adalah martabat hadissahih tergantung kepada kedhabitan dan keadilan para rawinya. Semakin dhabit dan adil si perawi, maka semakin tinggi pula tingkat kualitas hadis tersebut. Dengan demikian maka semakin kuat untuk dijadikan hujjah. 2. Hadis Hasan a. PengertianHadisHasan At-Tarmidzi mendefinisikan bahwa hadis hasan ialah hadis yang pada sanadnya tiada terdapat orang yang tertuduh dusta, tiada kejanggalan pada matannya dan hadis itu diriwayatkan tidak dari satu jurusan yang sepadan maknanya. Sedangkan menurut Ibnu Hajar, HadisHasan adalah hadis yang dinukilkan oleh orang yang adil, yang kurang sedikit kedhabitannya, bersambung-sambung sanadnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW. dan tidak mempunyai „illat serta syadz. Adapun menurut Jumhur Muhadditsin adalah hadis yang dinukilkan oleh seorang adil, tetapi tidak begitu kokoh ingatannya. Serta bersambung sanadnya dan tidak terdapat illat dan kejanggalan pada matannya. Jadi dari definisi-definisi di atas, dapat dikatakan bahwa hadis hasan hampir sama dengan hadissahih, yang membedakan hanya dalam soal ingatan perawi, di mana daya hafalnya kurang sempurna. b. Syarat-syarat HadisHasan 1. Sanadnya bersambung 2. Perawinya adil 3. Perawinya dhabit, tetapi kurang sempurna (di bawah perawi hadissahih) 4. Tidak ada kejanggalan 5. Tidak ada illat. c. Macam-macam HadisHasan 1. HadisHasan Li-Dzatihi, adalah hadis yang memenuhi segala syarat-syarat hadis hasan. 2. Hadis Hasan Li-Ghairihi, adalah hadis yang di bawah derajat hasan, yang kemudian naik ke tingkat hadis hasan, disebabkan karena ada hadis lain yang menguatkannya. Tetapi untuk hadisdha‟if yang rawinya dikenal pendusta atau fasiq, sekalipun dikuatkan hadis lain, maka tidaklah hilang kedha‟ifannya. d. Kehujjahan HadisHasan Para ulama mengatakan bahwa kehujjahan Hadis Hasanini sama seperti hadissahih, adapun berhujjah kepada Hadis HasanLi-Ghoirihi, jika kekurangannya dapat di minimalisir atau ditutupi oleh banyaknya riwayat lain, sah berhujjah dengannya. 3. HadisDha’if a. Pengertian Secara bahasa kata dha’if artinya lemah. Secara istilah, HadisDha‟if adalah hadis yang tidak menghimpun sifat-sifat hadissahih, juga tidak menghimpun sifat-sifat hadis hasan. b. Sebab-sebab HadisDha‟iftertolak
  • 4. 1) Sanad hadis, yang meliputi : - Ada kecacatan pada para rawinya, baik dalam keadilannya maupun kedhabitannya. - Sanadnya tidak bersambung 2).Macam hadis, yang meliputi : - Hadis Mauquf - Hadis Maqthu‟ c. Macam-macam HadisDha‟if 1). Pada sanadnya a). Dha‟if karena tidak bersambung sanadnya (1). Hadis Munqathi’ yaitu hadis yang gugur sanadnya di satu tempat atau lebih, atau disebutkan pada sanadnya nama seseorang yang tidak dikenal. Pengertian di sini bukanlah rawi ditingkat sahabat, tetapi minimal gugur seorang tabi‟in. (2).Hadis Mu’allaq yaitu hadis yang rawinya digugurkan seorang atau lebih di awal sanadnya secara berturut-turut. (3). Hadis Mursal yaitu hadis yang gugur sanadnya setelah tabi‟in. Yang dimaksud dengangugur di sini, ialahnamasanad yang terakhir tidak disebutkan. Padahal sahabat adalah orang yang pertama menerima hadis dari Rasul. Adapun mursal ada dua macam, yaitu : - Mursal al-jali, nama yang tidak disebutkan dilakukan oleh tabi‟in besar - Mursalal-khafi, yaitu pengguguran nama sahabat yang dilakukan oleh tabi‟in yang masih kecil. (4). HadisMu’dhal yaitu hadisyang gugur dua orang sanadnya atau lebih, secara berturut-turut. (5).Hadis Mudallas yaitu hadis yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan, bahwa hadis tersebut tiada bernoda. Dalam hadis ini rawi menggugurkan rawi yang lain dengan maksud agar aib dan kelemahan suatu hadis dapat ditutupi. Orang yang melakukan disebut Mudallis, perbuatannya disebut tadlis. b) Dha‟if karena tiadanya syarat adil (1). HadisAl-Maudhu’ adalah hadis yang dibuat-buat. Para ulama memberikan batasan, hadis maudhu‟ adalah hadis yang bukan dari hadis Rasulullah SAW. Tetapi disandarkan oleh seseorang secara dusta dan sengaja kepada Rasulullah. (2). Hadis Matruk adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh pernah berdusta (baik itu berkenaan dengan hadis atau masalah yang lain) atau tertuduh pernah berbuat maksiat, atau lalai, atau banyak ragu. (3). HadisMungkaradalah hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang lemah yang menyalahi (berlawanan) dengan rawi yang lain yang lebih kuat (kepercayaan). c). Dhaif karena tiadanya Dhabit (1). HadisMudroj yaitu hadis yang menampilkan (redaksi) tambahan, padahal itu bukan dari bagian hadis, atau yang dimasuki sisipan. Sisipan itu bisa terjadi pada sanad, atau matan dan atau keduanya. (2). Hadis Maqlub yaitu hadis yang terjadi pemutarbalikan pada matannya atau pada nama rawi dalam sanadnya atau juga penukaran suatu sanad untuk matan yang lain. Tertukarnya hadis ini, bisa terjadi pada matannya dan juga bisa terjadi pada sanadnya. Dan hadis ini tidak dibenarkan dalam periwayatan, karena akan mengakibatkan perubahan maksud juga makna hadis tersebut. (3). Hadis Mudhtharib yaitu hadis yang diriwayatkan dengan bentuk yang berbeda-beda, padahal diriwayatkan oleh satu rawi, dua atau lebih, atau juga dari dua rawi atau lebih yang berdekatan (dan tidak bisa ditarjih) (4). HadisMushahhaf dan Muharraf HadisMushahhaf adalah terjadinya perubahan redaksi hadis dan maknanya. sedangkan Muharraf adalah hadis yang perbedaannya terjadi karena disebabkan oleh perubahan syakal kata dengan masih tetapnya bentuk tulisannya.Perbedaan kedua hadis ini bisa terjadi di matan atau di sanadnya.
  • 5. d). Dhaif karena kejanggalan dan kecacatan (1). HadisSyadzyaituhadis yang diriwayatkan oleh orang yang magbul, tetapi bertentangan (matannya) kepada periwayatan dari orang lain yang kualitasnya lebih utama. (2). HadisMu’allal yaitu hadis yang diketahui illatnya setelah dilakukan penelitian serta penyelidikan, walupun pada lahirnya nampak selamat dari kecacatan. 2). Dha‟if dari segi matan a). Hadis Mauqufadalah hadis yang diriwayatkan dari para sahabat, baik itu berupa perkataan atau perbuatan juga taqrirnya, baik periwayatannya itu bersambung atau tidak. Atau dengan pengertian lain, hadis yang disandarkan kepada sahabat. b). HadisMaqthu’adalah hadis yang diriwayatkan dari tabi‟in dan disandarkan kepadanya, baik perkataan atau perbuatannya. Dengan kata lain, yaitu perkataan atau perbuatan tabi‟in. d. KemungkinanHadisDha‟ifmenjadiHasan HadisDha‟ifbisanaikderajatnyamenjadiHadisHasan (Li-Ghairihi) bilasaturiwayatdengan yang lainnyasama-samasalingmenguatkan. e. Penerimaan dan pengamalan HadisDha‟if Adapun Imam Bukhari, Imam Muslum serta Abu Bakr ibn Al-„Araby berpendapat menolak secara muthlak hadisdha‟if ini baik dalam penetapan hukum, aqidah serta fadhoil al-„amal. Tetapi menurut Imam Abu Hanifah, Al-Nasa‟i serta Abu Daud membolehkan beramal dengan hadisdha‟if ini secara mutlak. Alasan mereka hadisdha‟if ini lebih disukai dibandingkan mendasarkan pendapatnya kepada akal pikiran atau juga qiyas. Sedangkan Abd Al-Rahman ibn Almandy dan Abdullah ibn Al-Mubarok serta Ahmad ibn Hambal menerima pengamalan hadisdha‟if sebatas fardhoil al-„amal. Sementara Al-Suyuthi berpendapat memperbolehkan beramal dengan hadisdha‟if dalam masalah hukum dengan maskdu ikhtiyah. KESIMPULAN Hadis ditinjau dari segi kualitasnya dibagimenjadi dua, yaitu HadisMaqbul (yang diterima) dan HadisMardud (yang ditolak). Kemudian selanjutnya dilihat dari diterima dan ditolaknya hadis tersebut, maka dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 1. Hadis Sahih 2. Hadis Hasan 3. HadisDha‟if Dari ketiga macam hadis tersebut, yang paling tinggi tingkatannya adalah HadisSahih dan wajib mengamalkannya. Kemudian disusul HadisHasan, dimana pengamalannya wajib meskipun tingkat kewajibannya di bawah HadisSahih. Sedangkan yang terakhir adalah HadisDha‟if, dimana pengamalannya tidak diperbolehkan menurut kesepakatan para ulama hadis, meskipun ada beberapa ulama yang berbeda pendapat tentang memperbolehkan pengamalannya. REFERENSI Suparta, Munzier, Ilmu Hadis, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002 http://www.sarjanaku.com/2010/10/hadits-dari-segi-kedudukan-dalam-hujjah.html