Kelima model pendekatan sistem dalam pengembangan instruksional membahas proses identifikasi masalah, pengembangan sistem, dan evaluasi. Prosesnya meliputi pendefinisian tujuan, penentuan metode, dan pembuatan prototipe untuk diuji coba. Model-model tersebut memberikan panduan umum untuk pengembangan instruksional secara sistematis.
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
OPTIMAL INSTRUKSIONAL DESAIN
1.
2. Pengertian Pengembangan
Instruksional
Twelker, Urbach dan Buck (1972) mendefenisikan sebagai
cara yang sistematik untuk mengidentifikasi,
mengembangkan dan mengevaluasi satu set bahan dan
strategi belajar dengan maksud mencapai tujuan tertentu
Reigeluth (1978) mengartikannya sebagai tiga tahap kegiatan :
1. Desain yang bagi seorang pengembang instruksional berfungsi
sebagai cetakan biru bagi ahli bangunan
2. Produksi yang berarti penggunaan desain untuk membuat program
instruksional
3. Validasi yang merupakan penentuan kualitas atau validitas dari
produk akhir.
3. Atwi Suparman dalam bukunya “Desain Instruksional”
mendefenisikan bahwa Pengembangan instruksional adalah
suatu proses yang sistematik dalam mengidentifikasi
masalah, mengembangkan bahan dan strategi instruksional
serta mengevaluasi efektifitas dan efesiensinya dalam
mencapai tujuan instruksional.
4. Dalam suatu siklus lengkap kegiatan
instruksional dimulai dari Pengembangan
instruksional, Pelaksanaan kegiatan
instruksional dan Evaluasi instruksional
PENGEMBANGAN DESAIN
INSTRUKSIONAL
5. Siklus Lengkap Kegiatan Instruksional
Tahap I Tahap II Tahap III
Pengembangan
Instruksional
Pelaksanaan
Kegiatan
Instruksional
Evaluasi
Instruksional
6. Lima model pendekatan sistem yang
turunkan dari karya Twelkel, Urbach dan
Buck (1971). Judul dan pengarang kelima
model yang tergolong sebagai pendahulu
7. Daftar Lima Model Pendekatan Sistem
dalam Pendidikan
No Judul Pengarang Tahun
1 Teaching Research System Hamreus 1968
2 Michigan State University
Instructional System
Development Model
Barson 1967
3 System Aproach for
Educational (SAFE)
Corrigan 1966
4 Project MINERVA Instructional
Systems Design
Tracey 1967
5 Banathy Instructional
Development System
Banathy 1968
8. Desain Teaching Research System
Tahap
Pengidentifikasian
dan Pengelolaan
Sistem
Mengidentifikasi
Masalah
Instruksional
(1)
Menentukan dan
memilih staf
pendukung
(2)
Menentukan
Kontrol
Pengelolaan
(3)
Mengumpulkan
bahan
pengajaran
(5)
Mengidentifikasi
Populasi
Siswa
(4)
Menganalisa
“Context”
Instruksional
(6)
Mengidentifikasi
Tujuan
Perilaku
(7)
Menyusun
Pengukur
Penampilan
(8)
Tahap
Analisis
Desain
Menentukan
Tujuan-tujuan
Khusus
(9)
Menyusun
Pengukur
Penampilan Khusus
(10)
Mengidentifikasi
Tipe
Belajar
(11) Menentukan
Kondisi
Belajar
(12)
Menentukan
Penyesuaian Thd
Perbedaan Individual
(13)
Menentukan
Bentuk Kegiatan
Instruksional
(14)
Mengembangkan
Prototipe
Instruksional
(15) Uji Coba
Prototipe
(17) Menganalisa
Hasil Uji Coba
(19) Memodifikasi
Sistem
Instruksional
(21)
Tahap
Pengembangan
dan Penilaian
Review Teknis
dan
Komunikasi
(16) Menyelenggara
kan Tes
Penampilan
(18) Menganalisa
Tes
(20)
Mengulang
Kembali
(22)
9. INSTRUCTIONAL SYSTEM DEVELOPMENT MODEL
Menentukan Tujuan Pendidikan Umum
Perguruan Tinggi, Fakultas, Jurusan, Matakuliah
Mulai
Mengumpulkan Data Masukan
Menentukan Seluruh Data Masukan
Mengkombinasikan Seluruh Data Masukan
Mengembangkan Rasional Untuk
Ujian Awal dan Akhir
Mengembangkan Contoh Pengajaran
Untuk Isi Pelajaran Tertentu
Merencanakan Strategi
Memilih Bentuk Informasi yg Representatif
Menentukan Alat Transmisi
Mengumpulkan, Mendesain, Memproduksi
Media yg Telah Ditentukan
Merampungkan
Tes Lapangan dengan Kelompok Siswa
Mengidentifikasi dan Memperbaiki Kesalahan
Peneraan Kepada Mata Kuliah
Evaluasi dan Mengulang Kembali
Untuk Memperbaiki Sebagaimana
Diperlukan
Mengembangkan instrumen evaluasi
dengan menggunakan data
mahasiswa dan informasi media
10. SYSTEM APPROACH
FOR EDUCATION
(SAFE)
Mengidentifikasi Strategi
Perencanaan Masalah
Mendesain Pengelolaan/Rencana Pelaksanaan
Untuk Setiap Alternatif
Menganalisa Alternatif dan Segi Keefektifan dan
Keuntungan Biaya
Memilih Rencana Pengelolaan dan Pelaksanaan
yang Mempunyai Keefektifan Biaya yang Optimal
Menyusun Rencana Validasi atau Tes Lapangan
(Metode/Alat/Media) seperti Diperlukan
Implementasi/Pengelolaan Pemantauan
Rencana Pelaksanaan
Mengevaluasi Penampilan (Proses dan Produk)
Merevisi untuk Mencapai Prestasi yang Dipersyaratkan
S.1
S.2
S.3
S.4
S.5
S.6
S.7
S.8
A.6
A.7
A.8
Melakukan Analisis Tugas
Melakukan Analisis Metode dan Alat
Membuat Keputusan Final (Terus/Berhenti)
APA
BAGAIMANA
Analisis
Sistem
Sistem
Analisis
A.1
A.2
A.3
A.4
A.5
Menentukan Tujuan Misi
Menilai
Kebutuhan
Menentukan Persyaratan Penampilan Missi
Menentukan Hambatan
Menentukan Profil Missi
Melakukan Analisis Fungsioner
11. Project MINERVA Instructional
System Design
Mengumpulkan
Data
Pekerjaan
Mengidentifikasi
Persyaratan
Latihan
Merumuskan
Tujuan
Penampilan
Merumuskan
Tujuan
Penampilan
Memproduksi
Bahan
Instruksional
Memilih
Strategi
Instruksional
Memilih
Isi
Mata Pelajaran
Melaksanakan
Kegiatan
Instruksional
Tindak
Lanjut
Lulusan
Melaksanakan
dan Menganalisa
Tes
Mengevaluasi
Kegiatan
Instruksional
12. THE
BANATHY
MODEL
Analisis dan
Perumusan Tujuan
Maksud Sistem
Spesifikasi
Tujuan
Analisis dan Perumusan Tugas-Tugas Belajar
Menemukan
Tugas-tugas
Belajar
Menilai
Kompetensi
Masukan
Mengidentifikasi
dan karakterisasi
tugas belajar
Tes Masukan
Desain dan sistem Tersebut
Analisis Fungsi
Analisis
Komponen
Distribusi
Penjadwalan
Implementasi dan Kontrol Kualitas
Latihan Sistem Tes Sistem
Pelaksanaan
Mengevaluasi
Mengubah untuk Meningkatkan
Tes Acuan
Patokan
13. Kelima model pendekatan sistem tersebut dapat dibandingkan dari
segi penetapan prosesnya. Tiga tahap yang akan digunakan
sebagai dasar perbandingan adalah:
1. TAHAP PERTAMA
Definisi Masalah dan Organisasi yang meliputi:
a. Identifikasi Masalah
b. Analisis Setting
c. Organisasi Pengelolaan
2. TAHAP KEDUA
Analisis dan Pengembangan Sistem, meliputi:
a. Identifikasi Tujuan
b. Penentuan Metode
c. Penentuan Prototipe
3. TAHAP KETIGA
Evaluasi, meliputi:
a. Melaksanakan tes atau uji coba prototipe
b. Menganalisis hasil uji coba
c. Implementasi atau uji coba ulang
14. 1. TAHAP PERTAMA,
Definisi Masalah dan Organisasi yang meliputi:
a. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan proses
membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan
yang seharusnya. Hasilnya akan menunjukkan
kesenjangan antara kedua keadaan tersebut.
Kesenjangan itu disebut kebutuhan (needs). Bila
kesenjangan kedua keadaan tersebut besar, kebutuhan
itu perlu diperhatikan atau diselesaikan. Kebutuhan
yang besar dan ditetapkan untuk diatasi itu disebut
masalah, sedangkan kebutuhan yang lebih kecil
mungkin untuk sementara atau seterusnya diabaikan. Ia
merupakan kebutuhan yang tidak dianggap sebagai
masalah. Hasil akhir dari identifikasi masalah adalah
perumusan tujuan umum.
15. MODEL KEGIATAN
Teaching Research System Mendefinisikan masalah instruksional
Michigan State University
Instructional System
Development Model
Menentukan tujuan pendidikan umum:
Perguruan Tinggi, Fakultas, Jurusan, Mata
Kuliah
SAFE 1. Menilai kebutuhan
2. Menentukan tujuan misi
3. Menentukan persyaratan, penampilan
(performance) misi
4. Menetukan hambatan
5. Menentukan profil misi
6. Melakukan analisis fungsional
7. Melakukan analisis tugas
8. Melakukan analisis metode dan alat
9. Membuat keputusan kelayakan final
(terus atau berhenti)
Project MINERVA Mengumpulkan data pekerjaan
Banathy Maksud sistem
16. b. Analisis Latar
Analisis latar meliputi kegiatan menentukan karakteristik
siswa dan sumber belajar yang tersedia untuk digunakan
dalam pemecahan masalah. Apa bahasa yang dipergunakan
oleh kelima desain di atas?
MODEL KEGIATAN
Teaching Research System 1. Mengidentifikasi populasi siswa
2. Mengumulkan bahan pelajaran
3. Menganalisis context instruksional
Michigan State University
Instructional System
Development Model
Mengumpulkan data masukan
SAFE Mengidentifikasi stategi alternatif pemecahan
masalah
Project MINERVA Mengidentifikasi keperluan training
Banathy 1. Menilai kompetensi masukan
2. Tes masukan
17. c. Organisasi Pengelola
Kegiatan yang termasuk Organisasi Pengelolaan cukup
luas yaitu meliputi:
1. Pendefinisian tugas dan tanggung jawab yang
diperlukan
2. Pembentukan jaringan berkomunikasi untuk
mengorganisasikan pengumpulan dan pendistribusi-
an informasi kepada tim pengembangan.
3. Pembentukan rencana proyek dan prosedur kontrol
18. MODEL KEGIATAN
Teaching Research System 1. Menentukan dan memilih sifat
pendukung
2. Menentukan kontrol pengelolaan
Michigan State University
Instructional System
Development Model
Tidak ada
SAFE Mendesain pengelolaan atau
rencana pelaksanaan setiap
alternatif
Project MINERVA Tidak ada
Banathy Tidak ada
19. 2. TAHAP KEDUA, Analisis, dan Pengembangan Sistem
Hasil kegiatan tahap pertama, yaitu Definisi Masalah
dan organisasi memberikan arah kepada tim atau
mengembangkan instruksional untuk memulai kegiatan
tahap kedua, yaitu tahap Analisis dan Pengembangan
Sistem. Tahap ini meliputi tiga langkah, yaitu:
identifikasi tujuan, penentuan metode, dan pembuatan
prototipe.
20. a. Identifikasi Tujuan
Tujuan adalah apa yang dapat dikerjakan oleh
peserta didik setelah menyelesaikan proses
belajar. Tujuan ini harus bermanfaat bagi
peserta didik. Ia berbentuk perilaku yang dapat
diukur. Tujuan ini kemudian diuraikan menjadi
tujuan-tujuan khusus, yaitu tujuan yang lebih
rinci dan spesifik.
Selanjutnya tujuan khusus ini disusun dalam
urutan yang logis. Atas dasar tujuan inilah isi
pelajaran dipilih dan disajikan kepada peserta
didik kelak.
21. Kelima desain yang dibandingkan menggunakan istilah
yang berbeda untuk menggambarkan pengertian tujuan
tersebut.
MODEL KEGIATAN
Teaching Research
System
1. Mengidentifikasi tujuan perilaku
2. Menentukan tujuan-tujuan khusus
Michigan State
University Instructional
System Development
Model
Menentukan secara spesifik perilaku
awal dan akhir
SAFE Menentukan tujuan misi
Project MINERVA Merumuskan tujuan penampilan
Banathy Spesifikasi tujuan
22. b. Penentuan Metode
Penentuan metode dan media instruksional
sangat penting untuk memungkinkan peserta
didik mencapai tujuan instruksional.
Metode yang diidentifikasi dapat lebih dari satu
atau beberapa alternatif metode, karena dalam
uji coba ada kemungkinan metode yang
digunakan tidak efektif sehingga perlu diganti
dengan metode lain.
23. MODEL KEGIATAN
Teaching Research
System
1. Mengidentifikasi tipe belajar
2. Menentukan kondisi belajar
3. Menentukan penyesuaian
terhadap perbedaan
individual
4. Mengidentifikasi bentuk;
kegiatan instruksional
25. MODEL KEGIATAN
SAFE 1. Memilih rencana pengelolaan dan
pelaksanaan yang mempunyai
keefektifan biaya optimal.
2. Menganalisis alternatif dari segi
keefektifan biaya optimal
3. Menganalisis alternatif dari segi
keefektifan dan keuntungan biaya
4. Memilih pengelolaan atau rencana
pelaksanaan yang mempunyai
efektifitas biaya yang paling
optimal
27. MODEL KEGIATAN
Banathy 1. Menemukan tugas-tugas belajar
2. Mengidentifikasi dan karakterisasi
tugas-tugas belajar yang aktual
3. Menganalisis fungsi
4. Menganalisis komponen
5. Pendistribusian
6. Penjadwalan
28. c. Pembuatan Prototipe
Pembuatan prototipe merupakan permulaan
produksi untuk menghasilkan barang yang
sesungguhnya.
Di samping itu, pada materi ini pula dimulai
pengembangan desain evaluasi dan permulaan
review teknis terhadap sistem tersebut oleh
para ahli serta penyusunan tes yang akan
digunakan untuk mengukur perilaku siswa,
baik sebelum maupun setelah uji coba.
29. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelima
desain yang dibandingkan tampak dalam tabel di
bawah ini:
MODEL KEGIATAN
Teaching Research
System
1. Mengembangkan prototipe
instruksional
2. Menyusun alat pengukur
penampilan
3. Menyusun alat pengukur
penampilan khsus
4. Review teknis dan
komunikasi
31. MODEL KEGIATAN
SAFE Tidak spesifik
Project MINERVA 1. Memproduksi bahan
instruksional
2. Menyusun tes penampilan
Banathy 1. Tes Acuan Patokan
32. 3. TAHAP KETIGA, Evaluasi
Tahap akhir dari suatu proses
pengembangan instruksional adalah
evaluasi. Hasilnya akan menjadi dasar
pengambilan keputusan tentang dua hal,
yaitu: seberapa baik prototipe
instruksional dalam mencapai tujuan,
dan bagian mana yang masih lemah
sehingga perlu direvisi serta bagaimana
merevisinya.
33. Banyak ahli pengembangan instruksional
berpendapat bahwa evaluasi merupakan
dasar dalam pendekatan sistem, sehingga
tanpa evaluasi yang memadai seluruh
proses pengembangan instruksional itu
kehilangan maknanya.
Tahap evaluasi meliputi tiga langkah, yaitu:
pelaksanaan uji coba prototipe, analisis
hasil dan implementasi/penggunaannya
kembali
34. a. Uji Coba Prototipe Instruksional
Uji coba prototipe biasanya mengambil bentuk-
bentuk di bawah ini:
1. Uji coba pengembangan untuk melihat
komponen yang perlu direvisi
2. Uji coba validasi untuk melihat seberapa jauh
peserta didik mencapai tujuan instruksional.
3. Uji coba lapangan untuk menentukan apakah
pengajar dan peserta didik lain dapat
menggunakan bahan-bahan tersebut.
35. Berbagai istilah dan langkah digunakan oleh
pengembangan instruksional untuk
melaksanakan uji coba prototipe ini.
MODEL KEGIATAN
Teaching
Research
System
1. Uji coba prototipe
2. Menyelenggarakan tes
penampilan
37. MODEL KEGIATAN
SAFE 1. Menyusun Rencana validasi
atau Tes Lapangan
(metode/alat/media) seperti
yang diperlukan
2. Implementasi/memantau
pengelolaan dan rencana
pelaksanaan
3. Mengevaluasi penampilan
39. b. Analisis Hasil
Analisis hasil melibatkan tiga jenis
kegiatan, yaitu: pertama, tabulasi dan
memproses data evaluasi. Kedua,
menentukan hubungan antara metode
yang digunakan, hasil yang dicapai dan
tujuan yang ingin dicapai. Ketiga,
menafsirkan data. Kualitas revisi yang
akan dibuat tergantung kepada
interpretasi .
40. Kelima desain yang diperbandingkan
menggunakan istilah yang berbeda seperti
tampak dalam tabel berikut:
MODEL KEGIATAN
Teaching
Research System
1. Menganalisis hasil uji
coba
2. Menganalisis tes
Michigan State
University
Instructional System
Development Model
Tidak spesifik artinya
dapat menggunakan
berbagai cara tes
41. MODEL KEGIATAN
SAFE Evaluasi penampilan
(proses dan produk)
Project
MINERVA
Mengevaluasi kegiatan
instruksional
Banathy Mengevaluasi
42. c. Implementasi/Uji Coba Ulang
Berdasarkan interpretasi data hasil
uji coba, revisi dilakukan dari revisi
kecil sampai revisi total.
Akhirnya, keputusan harus diambil
untuk mengakhiri uji coba ulang dan
kemudian mengimplementasikan ke
dalam pembelajaran.
43. Kelima desain yang diperbandingkan
menggunakan beraneka ragam istilah
untuk menyatakan revisi tersebut.
MODEL KEGIATAN
Teaching
Research
System
Memodifikasi Sistem
Instruksional
45. MODEL KEGIATAN
SAFE Merevisi untuk
mencapai prestasi yang
diinginkan
Project
MINERVA
Tertuang dalam bentuk
garis umpan balik
Banathy Mengubah untuk
memperbaiki
46. C. MODEL YANG TERBAIK ?
Mengikuti perbandingan kelima Model
pendekatan sistem yang diterapkan dalam desain
instruksional mungkin ada orang yang ingin
memilih salah satu yang terbaik dan
menganggapnya sebagai model standar untuk
semua macam kegiatan instruksional.
Keinginan seperti itu sebaiknya dibatalkan, sebab
setiap model itu baik dan sesuai untuk kondisi
tertentu. Kondisi yang dimaksud adalah besar-
kecilnya atau kompleks tidaknya suatu lembaga
pendidikan, ruang lingkup tugas lembaga
pendidikan, serta kemampuan pengelola.
47. KESIMPULAN
Di dunia pendidikan masih banyak lagi model
pengembangan instruksional lain di luar yang telah
diperbandingkan di atas. Lima diantaranya adalah:
1. Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) yang
diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (1975)
2. Instructional Sistem Design, karangan Gagne (1979)
3. AT & T Instructional Development Model (1985)
4. A Model of Steps in the Instruksional Proses (Rothwell and Kazanas,
2004 )
5. Systems Approach Model for Designing Instruction karangan Dick
and Carey (2009)
6. Instructional Desain : The ADDIE Approach (Branch, 2009
7. Motivasional Design for Learning and Performance (ARCS Model-
Keller,2010)