PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
Ppt etika dan hukum kesehatan
1. ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN
Tentang
Azas-azas hukum, Hak dan Kewajiban, Masalah Hukum, PerjanjianTerapeutik
dan Kesalahan serta Kelalaian dalam PerjanjianTerapeutik
Oleh kelompok II :
Sumardi
Rika Lisyani Dewi
Siti Safiroh Prisdiani
Eni Tresna Anas
2. Azas – Azas Hukum Kesehatan
1. Asas perikemanusiaan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Asas manfaat
3. Asas usaha bersama dan kekeluargaan b
4. Asas adil dan merata
5. Asas perikehidupan dalam keseimbangan
6. Asas kepercayaan pada kemampuan dan kekuatan sendiri
3. Hak dan Kewajiban
1. Hak dan Kewajiban Pasien
Hak Pasien
MENURUT UU NO. 36TAHUN 2009TENTANG KESEHATAN:
a. Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan
pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan
memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap (Pasal 56)
b. Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah
dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan. (Pasal 57)
c. Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya
4. MENURUT UU NO. 44TAHUN 2009TENTANG RS:
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
3. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar Rumah Sakit;
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya;
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit;
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Kewajiban Pasien
MENURUT PERMENKES NO. 69TAHUN 2014 Sesuai Pasal 31 UU NO. 44TAHUN 2009
TENTANG RS:
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggungjawab;
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hakTenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit ;
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan yang
dimilikinya;
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan olehTenaga Kesehatan di rumah
sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan
sesuai ketentuan peraturan perundangundangan;
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan olehTenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan olehTenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit
atau masalah kesehatannya; dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
6. 2. Hak dan Kewajiban Dokter
Berikut beberapa hak kewajiban dokter menurut UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran Pasal 50 dan 51 yaitu :
a. kewajiban dokter
1) Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur serta
kebutuhan medis.
2) Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan /
pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter / sarana kesehatan lain yang mempunyai
kemampuan lebih baik.
3) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien itu
meninggal dunia.
4) Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yang mampu melakukannya.
5) Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.
7. b. hak dokter
1) Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
standar profesi dan standar operasional prosedur.
2) Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar
operasional prosedur.
3) Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau
keluarganya.
4) Menerima imbalan jasa.
8. 3. Hak dan Kewajiban Perawat
a. hak perawat
1)Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya.
2)Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan sosialisasi sesuai dengan
latar belakang pendidikannya.
3)Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan serta standard dan kode etik profesi perawat.
4)Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan atau kesehatan secara terus menerus.
5)Perawat berhak untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak atas jasa profesi
yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi
pelayanan yang bersangkutan.
9. b. kewajiban perawat
1) Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.
2) Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi dan
batas kegunaannya.
3) Perawat wajib menghormati hak klien.
4) Perawat wajib merujukkan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya.
5) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan dengan keluarganya,
selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada.
6) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan
agama atau kepercayaan masing-masing selama tidak mengganggu klien yang lainnya.
7) Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan pelayanan keperawatan kepada klien
10. Masalah Hukum dalam Praktik Keperawatan
Berbagai masalah hukum dalam praktik keperawatan telah diidentifikasi oleh para ahli. Beberapa
masalah yang dibahas secara singkat disini meliputi :
1. Menandatangani Pernyataan Hukum
2. Format Persetujuan (Consent)
3. Report
4. Pencatatan
5. Pengawasan Penggunaan Obat
6. Abortus Dan Kehamilan Diluar Secara Alami
7. Kontroversi Aborsi
8. Kematian dan Masalah yang Terkait
11. Perjanjian Terapeutik
1. Pengertian Perjanjian Terapeutik
Pengertian Perjanjian terapeutik adalah perjanjian antara dokter dengan pasien yang
memberikan kewenangan kepada dokter untuk melakukan kegiatan memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien berdasarkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh dokter
tersebut.
Dalam Mukadimah Kode Etik Kedokteran Indonesia tertuang dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 434 /Men.Kes /X / 1983 tentang Berlakunya Kode Etik Kedokteran
Indonesia Bagi Para Dokter di Indonesia, mencantumkan tentang perjanjian terapeutik sebagai
berikut:
“Yang dimaksud perjanjian terapeutik adalah hubungan antara dokter dengan pasien dan
penderita yang dilakukan dalam suasana saling percaya (konfidensial), serta senantiasa diliputi
oleh segala emosi, harapan dan kekhawatiran makhluk insani”