SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
PENDIDIKAN BERBASIS
KEUNGGULAN LOKAL
Makalah
oleh:
Sujud Marwoto
Pamong Belajar SKB
Kabupaten Pekalongan
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2014
A. Pengertian Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Sebelum melangkah lebih jauh, alangkah lebih baiknya kita
memahami terlebih dahulu maksud dari keunggulan lokal. Keunggulan lokal
adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas kedaerahan yang mencakup
aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi, komunikasi, ekologi, dan lain
sebagainya. Sumber lain mengatakan bahwa keunggulan lokal ialah hasil
bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber
daya manusia, atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah. (Wasino
2008: 2)
Keunggulan lokal harus dikembangkan dari potensi daerah. Potensi
daerah merupakan potensi sumber daya spesifik yang dimiliki oleh suatu
daerah, misalnya potensi budaya daya apel dan pariwisata yang dimiliki oleh
kota Batu, Malang, Jawa Timur. Pemerintah dan masyarakat kota Batu dapat
melakukan sejumlah upaya dan program agar potensi tersebut dapat
diangkat menjadi keunggulan lokal kota itu, sehingga ekonomi di wilayah
kota tersebut dan sekitarnya dapat berkembang dengan baik. (Lif Khoirul
Ahmad 2012: 1)
Keunggulan lokal lokal dapat pula dipahami sebagai sumber
daya/kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing daerah untuk dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Keunggulan lokal lokal dapat
berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya budaya dan sumber
daya teknologi (Sudjana, 2000:54).
Keunggulan lokal yang dimiliki suatu daerah dapat lebih
memberdayakan penduduknya sehingga mampu meningkatkan
penghasilannya atau meningkatkan PAD (penghasilan asli daerah). Sebab,
manfaat dan penghasilan yang diperoleh menjadikan penduduk daerah
tersebut berupaya untuk melindungi, melesatarikan, dan meningkatkan
kualitas keunggulan lokal yang dimiliki daerahnya, sehingga bermanfaat bagi
penduduk daerah setempat, serta mampu mendorong bersaing secara
nasional maupun global. Dengan memberdayakan keunggulan lokal, kita
dapat menjawab permasalahan yang ada, misalnya:
1. keunggulan lokal apa yang dapat dikembangkan?
2. bagaimana cara mengembangkannya?
3. infra struktur apa yang diperlukan?
4. berapa lama pembelajaran keunggulan lokal dilaksanakan? Dan,
5. bagaimana cara pembelajarannya yang efektif dan efisien.
Lima pernyataan yang harus dijawab dalam perencanaan pendidikan
berbasis keunggulan lokal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi semua
sekolah di negeri ini. Pertanyaan pertama berkaitan dengan materi yang
diajarkan, kedua berkaitan dengan strategi yang akan diterapkan, ketiga
berkaitan dengan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam proses
pelaksanaan, keempat berkaitan dengan alokasi waktu yang dibutuhkan, dan
kelima berkaitan dengan metodologi pembelajaran yang dipraktikkan.
Menurut Akhmad Sudrajat (2008), kualitas dari proses dan realisasi
keunggulan lokal tersebut sangat dipengaruhi oleh sumber daya yang
tersedia, yang lebih dikenal dengan istilah 7 M, yaitu man, money, machine,
material, method, marketing, and management. Jika sumber daya yang
diperlukan bisa dipenuhi, maka proses dan realisasi tersebut dapat
memberikan hasil yang bagus, demikian sebaliknya.
Kesimpulan Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dalam aspek ekonomi,
budaya, bahasa, teknologi, informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain,
yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
Keunggulan lokal ialah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan,
atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah.
B. Potensi Keunggulan Lokal
Dari manakah kita mengetahui potensi keunggulan lokal? Ini tidak terlepas
dari semua potensi yang ada di sekeliling kita, sesuai dengan daerah masing-
masing. Menurut Akhmad Sudrajat, di dalam bukunya (Jamal Ma’mur Asmani
2012: 33). Konsep pengembangan keunggulan lokal diispirasi dari berbagai
potensi, yaitu potensi suber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM),
geografis, budaya dan historis. Uraian selengkapnya ialah sebagai berikut :
1. Potensi Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam
bumi, air, dan dirgantara yang dapat didayagunakan untuk berbagai
kepentingan hidup. Contoh bidang pertanian ialah padi, jagung, buah-buahan,
sayur-sayuran, dan lain sebagainya; bidang perkebunan, seperti karet, tebu,
tembakau, sawit, cokelat, dan lain-lain; bidang peternakan, misalnya unggas,
kambing, sapi, dan lain sebagainya; bidang perikanan, seperti ikan laut dan
tawar, rumput laut, tambak, dan lain-lain.
Contoh lainnya, misalnya di provinsi Jawa Timur memiliki
keunggulan komparatif dan keragaman komoditas holtikultura buah-buahan
yang spesifik, dengan jumlah lokasi ribuan hektar yang hampir tersebar di
seluruh wilayah kabupaten/kota. Keunggulan lokal ini akan lebih cepat
berkembang, jika dikaitkan dengan konsep pembangunan agropolitan
(Teropong, edisi 21, Mei-Juni 2005, hlm. 24). Agropolitan merupakan
pendekatan pembangunan bottom-up untuk mencapai kesejahteraan dan
pemerataan pendapatan yang lebih cepat, pada suatu wilayah atau daerah
tertentu dibanding strategi pusat pertumbuhan (growth pole).
2. Potensi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) didefinisikan sebagai manusia dengan
segenap potensinya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi
makhluk sosial yang adaptif dan transformatif, serta mampu
mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara seimbang dan
berkesinambungan (Wikipedia, 2006).
Pengertian adaptif artinya mampu menyesuaikan diri terhadap
tantangan alam, perubahan IPTEK, dan perubahan sosial budaya. Bangsa
Jepang, karena biasa diguncang oleh gempa menjadi bangsa yang unggul
dalam menghadapi gempa, sehingga cara hidup dan sistem arsitektur yang
dipilih diadaptasikan bagi risiko menghadapi gempa. Kearifan lokal
(indigenous wisdom) semacam ini agaknya juga dimiliki oleh penduduk pulau
Simeulue di Aceh. Saat tsunami datang yang ditandai dengan penurunan
secara tajam dan mendadak muka air laut, banyak ikan bergelimpangan
menggelepar, mereka tidak turun terlena mencari ikan, namun justru
terbirit-birit lari ke tempat yang lebih tinggi, sehingga selamat dari murka
tsunami. Sedangkan, transformatif artinya mampu memahami,
menerjemahkan, serta mengembangkan seluruh pengalaman dari kontak
sosialnya dan dengan fenomena alam, bagi kemaslahatan dirinya di masa
depan, sehingga yang bersangkutan menjadi makhluk sosial yang
berkembangan berkesinambungan.
SDM merupakan penentu semua potensi keunggulan lokal. SDM
sebagai sumber daya, bisa bermakna positif dan negatif, tergantung pada
paradigma, kultur, dan etos kerja. Dengan kata lain, tidak ada realisasi dan
implementasi konsep keunggulan lokal tanpa melibatkan dan memosisikan
manusia dalam proses pencapaian keunggulan. SDM dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas SDA, mencirikan identitas budaya, mewarnai sebaran
geografis, dan dapat berpengaruh secara timbal balik kepada kondisi geologi,
hidrologi, dan klimatologi setempat akibat pilihan aktivitasnya, serta
memiliki latar sejarah tertentu yang khas. Pada masa awal peradaban, saat
manusia masih amat tergantung pada alam, ketergantungannya yang besar
terhadap air telah menyebabkan munculnya peradaban pertama di sekitar
aliran sungai besar yang subur.
3. Potensi Geografis
Objek geografis, antara lain meliputi objek formal dan material.
Objek geografi adalah fenomena geosfer yang terdiri atas atmosfer bumi,
cuaca dan iklim, litosfer, hidrosfer, biosfer (lapisan kehidupan fauna dan
flora), secara antroposfer (lapisan manusia yang merupakan tema sentral).
Sidney dan Mulkerne (Tim Geografi Jakarta, 2004) mengemukakan bahwa
geografi ialah ilmu tentang bumi dan kehidupan yang ada di atasnya.
Pendekatan studi geografi bersifat khas. Dengan demikian,
pengkajian keunggulan lokal dari aspek geografi perlu memperhatikan
pendekatan studi geografi. Pendekatan itu meliputi, pendekatan keruangan
(spatial approach), lingkungan (ecological approach), dan kompleks wilayah
(integrated approach).
Pendekatan keruangan mencoba mengkaji adanya perbedaan tempat
melalui penggambaran letak distribusi, relasi, dan interrelasinya. Sedangkan,
pendekatan lingkungan berdasarkan interaksi organisme dengan
lingkungannya. Dan, pendekatan kompleks wilayah memadukan kedua
pendekatan tersebut.
Tentu saja, tidak semua objek dan fenomena geografi berkaitan
dengan konsep keunggulan lokal. Sebab, keunggulan lokal dicirikan oleh nilai
guna fenomena geografis bagi kehidupan dan penghidupan yang memiliki,
dampak ekonomis, dan pada gilirannya berdampak pada kesejahteraan
masyarakat. Misalnya, tentang angin fohn yang merupakan bagian dari iklim
dan cuaca sebagai fenomena geografis di atmosfer. Angin fohn jatuh ialah
angin jatuh yang sifatnya panas dan kering. Fenomena ini terjadi karena
udara yang mengandung uap air, gerakannya terhalang oleh gunung atau
pegunungan. Contoh angin fohn di Indonesia adalah angin kumbang di
wilayah Cirebon dan Tegal karena pengaruh Gunung Slamet. Angin gending
di wilayah Probolinggo yang terjadi karena pengaruh gunung Lamongan dan
pegunungan Tengger. Dan, angin bohorok di daerah Deli, Sumatera Utara
karena pengaruh pegunungan Bukit Barisan.
Sebagaimana diketahui, angin semacam itu menciptakan keunggulan
lokal sumber daya alam, yang umumnya berupa tanaman tembakau. Bahkan,
tembakau Deli berkualitas prima dan disukai sebagai bahan rokok cerutu.
Semboyan kota Probolinggo sebagai kota Bayuangga (bayu = angin, anggur
dan mangga), sebagai proklamasi keunggulan lokal tidak lepas dari dampak
positif angin gending.
4. Potensi Budaya
Budaya adalah sikap, sedangkan sumber sikap ialah kebudayaan.
Agar kebudayaan dilandasi dengan sikap baik, masyarakat perlu memadukan
antara idealisme dengan realisme, yang pada hakikatnya merupakan
perpaduan antara seni dan budaya. Ciri khas budaya masing-masing daerah
tertentu (yang berbeda dengan daerah lain) merupakan sikap menghargai
kebudayaan daerah sehingga menjadi keunggulan lokal. Beberapa contoh
keunggulan lokal menghargai kebudayaan setempat, yaitu upacara Ngaben di
Bali, Malam Bainai di Sumatera Barat, Sekatenan di Yogyakarta dan Solo,
serta upacara adat perkawinan di berbagai daerah.
Sebagai ilustrasi dari keunggulan lokal yang diinspirasi oleh budaya,
misalnya di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, telah dikenal bebeapa karya,
antara lain: a) teater “Tombo Ati” (Ainun Najib), b) musik Albanjari (hadrah),
c) kesenian Ludruk Besutan, dan d) ritualisasi Wisuda Sinden (Sendang Beji)
5. Potensi Historis
Keunggulan lokal dalam konsep historis merupakan potensi sejarah
dalam bentuk peninggalan benda-benda purbakala maupun tradisi yang
masih dilestarikan hingga saat ini. Konsep historis jika dioptimalkan
pengelolaannya bisa menjadi tujuan wisata yang dapat menjadi aset, bahkan
menjadi keunggulan lokal dari suatu daerah tertentu. Pada potensi ini,
diperlukan akulturasi terhadap nilai-nilai tradisional dengan memberi
kultural baru agar terjadi perpaduan antara kepentingan tradisional dan
kepentingan modern, sehingga aset atau potensi sejarah bisa menjadi
aset/potensi keunggulan lokal.
Salah satu contoh keunggulan lokal yang diinspirasi oleh potensi
sejarah adalah tentang kebesaran “Kerajaan Majapahit”. Pemerintah
kabupaten Mojokerto secara rutin menyelenggarakan perkawinan ala
Majapahit sebagai acara resmi yang disosialisasikan kepada masyarakat.
Bentuknya ialah sebagai berikut:
a. Pada bulan Desember 2002, diadakan “Renungan Suci Sumpah Palapa” di
makam Raden Sriwijaya (Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto), yang
dihadiri oleh Presiden RI, KH. Abdurrahman Wahid.
b. Festival Budaya Majapahit yang diselenggarakan oleh Lembaga
Kebudayaan dan Filsafat Javanologi dan Badan Kerja Sama Organisasi
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (BKOK) bekerja sama
dengan Dinas Pariwisata dan Dinas P & K Kabupaten Mojokerto (27
Maret 2003). (Jamal Ma’mur Asmani 2012: 40)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa potensi
keunggulan lokal terdiri dari lima hal: a) potensi sumber daya alam, b)
potensi sumber daya manusia, c) potensi geografis, d) potensi budaya, e)
potensi historis.
Kelima potensi tersebut menjadi sumber utama dalam menentukan
keunggulan lokal yang bisa dikembangkan sekolah dengan melibatkan
banyak pihak. Kelima potensi itu dapat menghasilkan keunggulan kompetitif
yang berimplikasi serius bagi peningkatan ekonomi, pengetahuan, dan daya
saing daerah.
C. Tujuan PBKL
Tujuan penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal
adalah agar peserta didik mengetahui keunggulan lokal daerah tempat
mereka tinggal, memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan
keunggulan lokal tersebut. Kemudian, mampu mengolah sumber daya,
terlibat dalam pelayanan/jasa atau kegiatan lain yang berkaitan dengan
keunggulan lokal, sehingga memperoleh penghasilan sekaligus melestarikan
budaya, tradisi, dan sumber daya yang menjadi unggulan daerah, serta
mampu bersaing secara nasional dan global. (Wasino 2008:3)
Mulia sekali tujuan pendidikan berbasis keunggulan lokal ini. peserta
didik didorong untuk mencintai tanah kelahirannya, berjuang untuk
membesarkannya dan gigih mengembangkan semua potensinya. Tentunya,
ini barulah kabar berita, mengingat saat ini, sangat sulit mencari kader-kader
muda yang bercita-cita mengembangkan aspek pertanian karena dianggap
tradisional, tidak menjanjikan masa depan, dan identik dengan profesi yang
tidak terhormat. Kebanyakan dari mereka justru merantau ke ibu kota atau
kota-kota besar lainnya, mengadu nasib, seperti menjadi buruh, pembantu
rumah tangga, dan lain sebagainya. Walaupun banyak fakta yang memilukan,
nasib mereka di kota besar tidak sebaik di kampung halaman. Bahkan, lebih
mengenaskan karena mereka terlibat dalam kasus pembunuhan, bisnis
narkoba, terjerumus menjadi pekerja seks komersial, dan lain-lain.
Dengan pendidikan berbasis keunggulan lokal ini, mereka
diharapkan mencintai tanah kelahirannya, percaya diri menghadapi masa
depan, dan bercita-cita mengembangkan potensi lokal, sehingga daerahnya
bisa berkembang pesat seiring dengan tuntutan era globalisasi dan informasi.
Oleh sebab itu, seluruh komponen bangsa harus terlibat aktif dalam program
istimewa ini, karena benar-benar menjanjikan masa depan daerah yang
cerah yang terdiri dari ribuan penduduk.
D. Langkah Pengembangan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengembangkan pendidikan
berbasis keunggulan lokal seperti:
1. Penyusunan desain,
2. Kajian konsep,
3. Study literatur dan lapangan,
4. Penyusunan model,
5. Uji coba model,
6. Analisis hasil,
7. Perbaikan/penyempurnaan model,
8. Seminar (presentasi hasil),
9. Finalisasi model, dan
10. Pelaporan. (Lif Khoirul Ahmad 2012: 11)
Langkah pengembangan pendidikan berbasis keunggulan lokal ini
sangat ideal. Namun, untuk satuan pendidikan yang baru memulai, tentu
tidak serumit dan seideal itu. Hal yang penting ada forum musyawarah
dengan para tutor, dimatangkan dalam forum diskusi terbatas, kemudian
hasilnya dikembangkan lagi dengan melakukan brainstorming (curah
gagasan) dengan birokrasi dan tokoh masyarakat. Hasilnya didiskusikan lagi
untuk menentukan potensi lokal yang akan digarap secara serius untuk
mencapai keunggulan lokal. Dalam pelaksanaannya juga harus terus
dievaluasi dan dikembangkan terus-menerus, sehingga tidak ketinggalan
zaman yang penuh dengan aroma persaingan ketat.
E. Pihak yang Terlibat
Dalam melaksanakan pendidikan berbasis keunggulan lokal ini,
pihak yang harus terlibat adalah:
1) tim pengembang kurikulum (TPK) terdiri dari Direktorat
pendidikan masyarakat, Dirjen PAUDNI, Kemendikbud RI, Dinas
Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kab/kota
2) perguruan tinggi (PT) dan Balai Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini Nonformal dan Informal (P2PAUDNI)
3) instansi lembaga di luar Depdiknas, Kepala Satuan pendidikan,
tutor/guru, dunia usaha, tokoh masyarakat. (Jamal Ma’mur
Asmani 2012: 46-47)
1. Tim Pengembang Kurikulum (TPK)
Secara umum, peran, tugas, dan tanggung jawab TPK adalah:
a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing,
b. Menentukan komposisi atau susunan jenis keunggulan lokal,
c. Mengidentifikasi bahan kajian keunggulan lokal sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan daerah masing-masing,
d. Menentukan prioritas bahan kajian keunggulan lokal yang akan
dilaksanakan, dan
e. Mengembangkan silabus keunggulan lokal dan perangkat kurikulum
keunggulan lokal lainnya yang dilakukan bersama satuan pendidikan,
mengacu pada standar kompetensi pendidikan keaksaraan (SKK)
2. Perguruan Tinggi dan P2PAUDNI
Perguruan tinggi dan P2PAUDNI memberikan bimbingan dan
bantuan teknis dalam beberapa hal, sebagaimana berikut:
a. Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan potensi, serta kebutuhan
lingkungan ke dalam komposisi jenis keunggulan lokal.
b. Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian/pelajaran.
c. Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan jenis bahan kajian/pelajaran.
3. Instansi atau Lembaga di Luar Depdiknas
Secara umum, instansi atau lembaga di luar Depdiknas berperan dalam
beberapa hal berikut:
a. Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi aspek
sosial, ekonomi, budaya, kekayaan alam, dan sumber daya manusia yang
ada di daerah yang bersangkutan, serta prioritas pembangunan daerah di
berbagai sektor yang dikaitkan dengan sumber daya manusia yang
dibutuhkan.
b. Memberikan gambaran mengenai kemampuan-kemampuan dan
keterampilan yang diperluakan pada sektor-sektor tertentu.
c. Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenaga dalam
menentukan prioritas keunggulan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan
norma setempat.
d. Pemda setempat berkewajiban melengkapi sarana prasarana pendidikan
yang diperlukan untuk kebutuhan penyelenggaraan pendidikan berbasis
keunggulan lokal.
Pihak-pihak tersebut ada pada level ideal. Sedangkan, di lapangan,
berdasarkan pengalaman penulis, pihak-pihak yang seharusnya melakukan
tugasnya ternyata bersifat pasif. Oleh sebab itu, pihak satuan pendidikan
seperti penyelenggara pendidikan keaksaraan dan tutor harus proaktif
melakukan kajian, konsultasi, sosialisasi, dan pemantapan manajemen untuk
melaksanakan pendidikan berbasis keunggulan lokal. Jika menunggu bola,
maka akan sulit mengaplikasikan program ideal ini. Dibutuhkan keberanian
ketua penyelenggara pendidikan keaksaraan dan segenap jajarannya untuk
melangkah secara dinamis melakukan trobosan program yang mengarah
pada realisasi program visioner ini.
F. Strategi Implementasi PBKL
Pendidikan berbasis keunggulan lokal merupakan program baru
dalam dunia pendidikan. Tidak banyak eksponen lembaga pendidikan yang
memahami implementasinya di lapangan. Berikut akan dijelaskan strategi
implementasi pendidikan berbasis keunggulan lokal yang disampaikan oleh
Mursal Y., S.Pd. (2011), dalam bukunya (jamal Ma’mur Asmani 2012: 62) Ada
beberapa langkah yang dilakukan, sebagaimana berikut:
1. Tahap investarisasi Keunggulan Lokal
Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi seluruh keunggulan
lokal yang ada di daerah. Keunggulan lokal diinventarisasi dari setiap aspek
sumber daya menusia, sumber daya alam, geografis, sejarah, dan budaya
yang dapat dilakukan melalui teknik observasi, wawancara atau studi
literatur.
2. Tahap analisis Kesiapan Satuan Pendidikan
Pada tahap ini tutor/pendidik yang ditugaskan oleh satuan
pendidikan menganalisis semua kelebihan/keunggulan internal dan
eksternal satuan pendidikan yang dilihat dari berbagai aspek dengan cara
mengelompokkan keunggulan yang saling berkaitan satu sama lain.
3. Tahap penentuan Tema dan Jenis Keunggulan Lokal
Tahap ini mempertimbangkan tiga hal, yaitu:
a. Hasil inventarisasi potensi keunggulan lokal yang dihasilkan, dipilih
keunggulan lokal yang bernilai komparatif dan kompetitif,
b. Hasil analisis internal dan eksternal satuan pendidikan, serta
c. Minat dan bakat peserta didik.
d. Setelah itu, baru kemudian ditentukan dan dijabarkan kompetensi
pendidikan berbasis keunggulan lokal.
4. Tahap Implementasi Lapangan
Tahap inplementasi lapangan harus disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing satuan pendidikan, mengacu pada hasil analisis faktor
eksternal dan internal, hasil inventarisasi potensi keunggulan lokal, minat,
serta bakat peserta didik. Selain itu, harus memperhatikan kompetensi yang
telah dikembangkan/ditetapkan. Lebih baik yang dipilih adalah keunggulan
lokal yang dominan pada elemen skill (keterampilan), sehingga pendidikan
berbasis keunggulan lokal bisa dilaksanakan melalui pendidikan
keterampilan (life Skill).
Strategi implementasi pendidikan berbasis keunggulan lokal ini
tersebut menarik dipertimbangkan satuan pendidikan, sehingga proses yang
dilakukan benar-benar berkualitas, melibatkan banyak elemen yang
berkualitas, dan berpotensi menghasilkan hasil yang berkualitas. Namun,
yang paling penting ialah objektivitas dan demokratisasi yang harus
dijunjung tinggi dalam proses penentuan keunggulan lokal yang bisa
dijadikan program unggulan satuan pendidikan. Jangan sampai ada
pemaksaan kehendak. Sebab, program ini mempunyai efek jangka panjang
bagi lembaga pendidikan, masyarakat, serta bangsa dan negara dalam skala
lokal, regional, nasional, dan internasional.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Model model manajemen berbasis sekolah
Model  model manajemen berbasis sekolahModel  model manajemen berbasis sekolah
Model model manajemen berbasis sekolahbagibagiilmu
 
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat IlmuMakalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat Ilmusayid bukhari
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 3.Pewarisan Sifat
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 3.Pewarisan SifatRPP IPA KELAS 9 SMP Bab 3.Pewarisan Sifat
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 3.Pewarisan Sifatsajidintuban
 
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYAALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYAWulandari Rima Kumari
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
Paparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA.pptxPaparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA.pptx
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptxAzrulAswar2
 
Lkpd pencemaran lingkungan
Lkpd pencemaran lingkunganLkpd pencemaran lingkungan
Lkpd pencemaran lingkungankhairunnisa .
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifEdi Candra
 
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu  tipe Integrated dan Literasi Sains SiswaPengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu  tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu tipe Integrated dan Literasi Sains SiswaHerfen Suryati
 
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013
Kerangka Dasar dan  Struktur Kurikulum 2013Kerangka Dasar dan  Struktur Kurikulum 2013
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013Nurfadilah Abdullah
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)universitas negeri padang
 
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar DewantaraRefleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar DewantaraMuhammad Febriyan Setiana
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiNuri Andhika Pratama
 
Ilmu Sosial dan Budaya BAB III Manusia dan peradaban
Ilmu Sosial dan Budaya BAB III Manusia dan peradabanIlmu Sosial dan Budaya BAB III Manusia dan peradaban
Ilmu Sosial dan Budaya BAB III Manusia dan peradabanKhusnul Wardani
 

Was ist angesagt? (20)

Model model manajemen berbasis sekolah
Model  model manajemen berbasis sekolahModel  model manajemen berbasis sekolah
Model model manajemen berbasis sekolah
 
Ilmu Pengetahuan
Ilmu PengetahuanIlmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
 
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat IlmuMakalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
 
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 3.Pewarisan Sifat
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 3.Pewarisan SifatRPP IPA KELAS 9 SMP Bab 3.Pewarisan Sifat
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 3.Pewarisan Sifat
 
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYAALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
Paparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA.pptxPaparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA.pptx
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
 
Lkpd pencemaran lingkungan
Lkpd pencemaran lingkunganLkpd pencemaran lingkungan
Lkpd pencemaran lingkungan
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu  tipe Integrated dan Literasi Sains SiswaPengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu  tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 
Pembelajaran ipa-terpadu
Pembelajaran ipa-terpaduPembelajaran ipa-terpadu
Pembelajaran ipa-terpadu
 
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013
Kerangka Dasar dan  Struktur Kurikulum 2013Kerangka Dasar dan  Struktur Kurikulum 2013
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
 
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar DewantaraRefleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
 
Ilmu Sosial dan Budaya BAB III Manusia dan peradaban
Ilmu Sosial dan Budaya BAB III Manusia dan peradabanIlmu Sosial dan Budaya BAB III Manusia dan peradaban
Ilmu Sosial dan Budaya BAB III Manusia dan peradaban
 

Ähnlich wie Pendidikan-Lokal

Pendidikan berbasis keunggulan loka
Pendidikan berbasis keunggulan lokaPendidikan berbasis keunggulan loka
Pendidikan berbasis keunggulan lokaDedi Yulianto
 
Jurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautJurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautAcha Cuah
 
Geografi Pariwisata
Geografi PariwisataGeografi Pariwisata
Geografi PariwisataTari Putri
 
Pendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptx
Pendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptxPendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptx
Pendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptxAgathaHaselvin
 
Makalah sumber daya alam, manusia dan modal
Makalah sumber daya alam, manusia dan modalMakalah sumber daya alam, manusia dan modal
Makalah sumber daya alam, manusia dan modalSeptian Muna Barakati
 
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Nurul Afdal Haris
 
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)Eun Sippirilly
 
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)LinaFebriani
 
Bahan Ajar IPAS Keruangan.pdf
Bahan Ajar IPAS Keruangan.pdfBahan Ajar IPAS Keruangan.pdf
Bahan Ajar IPAS Keruangan.pdfHanunFaizah
 
Sumber daya alam nita andriani
Sumber daya alam nita andrianiSumber daya alam nita andriani
Sumber daya alam nita andrianihannitaandriani
 
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)Apep Wahyudin
 
Rpp terpadu kelas 4
Rpp terpadu kelas 4Rpp terpadu kelas 4
Rpp terpadu kelas 4mimuchan
 
Pendidikan Berspektif Lingkungan
Pendidikan Berspektif LingkunganPendidikan Berspektif Lingkungan
Pendidikan Berspektif Lingkunganmuh.dahlan thalib
 
Artikel hestiyani faradita
Artikel hestiyani faraditaArtikel hestiyani faradita
Artikel hestiyani faraditaNizamNizam15
 

Ähnlich wie Pendidikan-Lokal (20)

Pendidikan berbasis keunggulan loka
Pendidikan berbasis keunggulan lokaPendidikan berbasis keunggulan loka
Pendidikan berbasis keunggulan loka
 
Jurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautJurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan Laut
 
Geografi Pariwisata
Geografi PariwisataGeografi Pariwisata
Geografi Pariwisata
 
Pendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptx
Pendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptxPendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptx
Pendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptx
 
Makalah sumber daya alam, manusia dan modal
Makalah sumber daya alam, manusia dan modalMakalah sumber daya alam, manusia dan modal
Makalah sumber daya alam, manusia dan modal
 
Arga
ArgaArga
Arga
 
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
 
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
 
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
 
Esdk
EsdkEsdk
Esdk
 
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
 
Pembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak imanPembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak iman
 
156899052 shtn-semnas-mipa-09-kearifan-lokal
156899052 shtn-semnas-mipa-09-kearifan-lokal156899052 shtn-semnas-mipa-09-kearifan-lokal
156899052 shtn-semnas-mipa-09-kearifan-lokal
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Bahan Ajar IPAS Keruangan.pdf
Bahan Ajar IPAS Keruangan.pdfBahan Ajar IPAS Keruangan.pdf
Bahan Ajar IPAS Keruangan.pdf
 
Sumber daya alam nita andriani
Sumber daya alam nita andrianiSumber daya alam nita andriani
Sumber daya alam nita andriani
 
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
 
Rpp terpadu kelas 4
Rpp terpadu kelas 4Rpp terpadu kelas 4
Rpp terpadu kelas 4
 
Pendidikan Berspektif Lingkungan
Pendidikan Berspektif LingkunganPendidikan Berspektif Lingkungan
Pendidikan Berspektif Lingkungan
 
Artikel hestiyani faradita
Artikel hestiyani faraditaArtikel hestiyani faradita
Artikel hestiyani faradita
 

Mehr von Sujud Marwoto

Analisis Jabatan Pengadministrasian Umum
Analisis Jabatan Pengadministrasian UmumAnalisis Jabatan Pengadministrasian Umum
Analisis Jabatan Pengadministrasian UmumSujud Marwoto
 
Analisis Jabatan Pengadministrasian Sarana dan Prasarana
Analisis Jabatan Pengadministrasian Sarana dan PrasaranaAnalisis Jabatan Pengadministrasian Sarana dan Prasarana
Analisis Jabatan Pengadministrasian Sarana dan PrasaranaSujud Marwoto
 
Presentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompeten
Presentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompetenPresentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompeten
Presentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompetenSujud Marwoto
 
SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”
SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”
SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”Sujud Marwoto
 
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip TerpaduPROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip TerpaduSujud Marwoto
 
Proposal Proyek Perubahan. PENINGKATAN DISIPLIN GURU
Proposal  Proyek Perubahan. PENINGKATAN DISIPLIN GURUProposal  Proyek Perubahan. PENINGKATAN DISIPLIN GURU
Proposal Proyek Perubahan. PENINGKATAN DISIPLIN GURUSujud Marwoto
 
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN Sujud Marwoto
 
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...Sujud Marwoto
 
KALENDER KEAKSARAAN. Media Pembelajaran Untuk Tutor Yang Efektif
KALENDER KEAKSARAAN. Media Pembelajaran Untuk Tutor Yang EfektifKALENDER KEAKSARAAN. Media Pembelajaran Untuk Tutor Yang Efektif
KALENDER KEAKSARAAN. Media Pembelajaran Untuk Tutor Yang EfektifSujud Marwoto
 
BUKU SAKU PENDIDIKAN KEAKSARAAN
BUKU SAKU PENDIDIKAN KEAKSARAANBUKU SAKU PENDIDIKAN KEAKSARAAN
BUKU SAKU PENDIDIKAN KEAKSARAANSujud Marwoto
 
Belajar calistung pada PAUD
Belajar calistung pada PAUDBelajar calistung pada PAUD
Belajar calistung pada PAUDSujud Marwoto
 
APRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASI
APRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASIAPRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASI
APRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASISujud Marwoto
 
Standar kompetensi keaksaraan
Standar kompetensi keaksaraanStandar kompetensi keaksaraan
Standar kompetensi keaksaraanSujud Marwoto
 
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVLaporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVSujud Marwoto
 
Juknis pendirian satuan paud
Juknis pendirian satuan paudJuknis pendirian satuan paud
Juknis pendirian satuan paudSujud Marwoto
 

Mehr von Sujud Marwoto (16)

Analisis Jabatan Pengadministrasian Umum
Analisis Jabatan Pengadministrasian UmumAnalisis Jabatan Pengadministrasian Umum
Analisis Jabatan Pengadministrasian Umum
 
Analisis Jabatan Pengadministrasian Sarana dan Prasarana
Analisis Jabatan Pengadministrasian Sarana dan PrasaranaAnalisis Jabatan Pengadministrasian Sarana dan Prasarana
Analisis Jabatan Pengadministrasian Sarana dan Prasarana
 
Presentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompeten
Presentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompetenPresentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompeten
Presentasi Evaluasi Diri Menjadi Kepala sekolah yang kompeten
 
SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”
SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”
SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”
 
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip TerpaduPROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
 
Proposal Proyek Perubahan. PENINGKATAN DISIPLIN GURU
Proposal  Proyek Perubahan. PENINGKATAN DISIPLIN GURUProposal  Proyek Perubahan. PENINGKATAN DISIPLIN GURU
Proposal Proyek Perubahan. PENINGKATAN DISIPLIN GURU
 
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
 
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
 
KALENDER KEAKSARAAN. Media Pembelajaran Untuk Tutor Yang Efektif
KALENDER KEAKSARAAN. Media Pembelajaran Untuk Tutor Yang EfektifKALENDER KEAKSARAAN. Media Pembelajaran Untuk Tutor Yang Efektif
KALENDER KEAKSARAAN. Media Pembelajaran Untuk Tutor Yang Efektif
 
BUKU SAKU PENDIDIKAN KEAKSARAAN
BUKU SAKU PENDIDIKAN KEAKSARAANBUKU SAKU PENDIDIKAN KEAKSARAAN
BUKU SAKU PENDIDIKAN KEAKSARAAN
 
Belajar calistung pada PAUD
Belajar calistung pada PAUDBelajar calistung pada PAUD
Belajar calistung pada PAUD
 
APRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASI
APRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASIAPRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASI
APRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASI
 
Standar kompetensi keaksaraan
Standar kompetensi keaksaraanStandar kompetensi keaksaraan
Standar kompetensi keaksaraan
 
Pengkajian program
Pengkajian programPengkajian program
Pengkajian program
 
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVLaporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
 
Juknis pendirian satuan paud
Juknis pendirian satuan paudJuknis pendirian satuan paud
Juknis pendirian satuan paud
 

Kürzlich hochgeladen

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

Pendidikan-Lokal

  • 1. PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL Makalah oleh: Sujud Marwoto Pamong Belajar SKB Kabupaten Pekalongan PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014
  • 2. A. Pengertian Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Sebelum melangkah lebih jauh, alangkah lebih baiknya kita memahami terlebih dahulu maksud dari keunggulan lokal. Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi, komunikasi, ekologi, dan lain sebagainya. Sumber lain mengatakan bahwa keunggulan lokal ialah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia, atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah. (Wasino 2008: 2) Keunggulan lokal harus dikembangkan dari potensi daerah. Potensi daerah merupakan potensi sumber daya spesifik yang dimiliki oleh suatu daerah, misalnya potensi budaya daya apel dan pariwisata yang dimiliki oleh kota Batu, Malang, Jawa Timur. Pemerintah dan masyarakat kota Batu dapat melakukan sejumlah upaya dan program agar potensi tersebut dapat diangkat menjadi keunggulan lokal kota itu, sehingga ekonomi di wilayah kota tersebut dan sekitarnya dapat berkembang dengan baik. (Lif Khoirul Ahmad 2012: 1) Keunggulan lokal lokal dapat pula dipahami sebagai sumber daya/kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing daerah untuk dapat dimanfaatkan dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Keunggulan lokal lokal dapat berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya budaya dan sumber daya teknologi (Sudjana, 2000:54).
  • 3. Keunggulan lokal yang dimiliki suatu daerah dapat lebih memberdayakan penduduknya sehingga mampu meningkatkan penghasilannya atau meningkatkan PAD (penghasilan asli daerah). Sebab, manfaat dan penghasilan yang diperoleh menjadikan penduduk daerah tersebut berupaya untuk melindungi, melesatarikan, dan meningkatkan kualitas keunggulan lokal yang dimiliki daerahnya, sehingga bermanfaat bagi penduduk daerah setempat, serta mampu mendorong bersaing secara nasional maupun global. Dengan memberdayakan keunggulan lokal, kita dapat menjawab permasalahan yang ada, misalnya: 1. keunggulan lokal apa yang dapat dikembangkan? 2. bagaimana cara mengembangkannya? 3. infra struktur apa yang diperlukan? 4. berapa lama pembelajaran keunggulan lokal dilaksanakan? Dan, 5. bagaimana cara pembelajarannya yang efektif dan efisien. Lima pernyataan yang harus dijawab dalam perencanaan pendidikan berbasis keunggulan lokal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi semua sekolah di negeri ini. Pertanyaan pertama berkaitan dengan materi yang diajarkan, kedua berkaitan dengan strategi yang akan diterapkan, ketiga berkaitan dengan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan, keempat berkaitan dengan alokasi waktu yang dibutuhkan, dan kelima berkaitan dengan metodologi pembelajaran yang dipraktikkan. Menurut Akhmad Sudrajat (2008), kualitas dari proses dan realisasi keunggulan lokal tersebut sangat dipengaruhi oleh sumber daya yang
  • 4. tersedia, yang lebih dikenal dengan istilah 7 M, yaitu man, money, machine, material, method, marketing, and management. Jika sumber daya yang diperlukan bisa dipenuhi, maka proses dan realisasi tersebut dapat memberikan hasil yang bagus, demikian sebaliknya. Kesimpulan Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Keunggulan lokal ialah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah. B. Potensi Keunggulan Lokal Dari manakah kita mengetahui potensi keunggulan lokal? Ini tidak terlepas dari semua potensi yang ada di sekeliling kita, sesuai dengan daerah masing- masing. Menurut Akhmad Sudrajat, di dalam bukunya (Jamal Ma’mur Asmani 2012: 33). Konsep pengembangan keunggulan lokal diispirasi dari berbagai potensi, yaitu potensi suber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), geografis, budaya dan historis. Uraian selengkapnya ialah sebagai berikut : 1. Potensi Sumber Daya Alam Sumber daya alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan dirgantara yang dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan hidup. Contoh bidang pertanian ialah padi, jagung, buah-buahan, sayur-sayuran, dan lain sebagainya; bidang perkebunan, seperti karet, tebu,
  • 5. tembakau, sawit, cokelat, dan lain-lain; bidang peternakan, misalnya unggas, kambing, sapi, dan lain sebagainya; bidang perikanan, seperti ikan laut dan tawar, rumput laut, tambak, dan lain-lain. Contoh lainnya, misalnya di provinsi Jawa Timur memiliki keunggulan komparatif dan keragaman komoditas holtikultura buah-buahan yang spesifik, dengan jumlah lokasi ribuan hektar yang hampir tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota. Keunggulan lokal ini akan lebih cepat berkembang, jika dikaitkan dengan konsep pembangunan agropolitan (Teropong, edisi 21, Mei-Juni 2005, hlm. 24). Agropolitan merupakan pendekatan pembangunan bottom-up untuk mencapai kesejahteraan dan pemerataan pendapatan yang lebih cepat, pada suatu wilayah atau daerah tertentu dibanding strategi pusat pertumbuhan (growth pole). 2. Potensi Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) didefinisikan sebagai manusia dengan segenap potensinya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi makhluk sosial yang adaptif dan transformatif, serta mampu mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara seimbang dan berkesinambungan (Wikipedia, 2006). Pengertian adaptif artinya mampu menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perubahan IPTEK, dan perubahan sosial budaya. Bangsa Jepang, karena biasa diguncang oleh gempa menjadi bangsa yang unggul dalam menghadapi gempa, sehingga cara hidup dan sistem arsitektur yang dipilih diadaptasikan bagi risiko menghadapi gempa. Kearifan lokal
  • 6. (indigenous wisdom) semacam ini agaknya juga dimiliki oleh penduduk pulau Simeulue di Aceh. Saat tsunami datang yang ditandai dengan penurunan secara tajam dan mendadak muka air laut, banyak ikan bergelimpangan menggelepar, mereka tidak turun terlena mencari ikan, namun justru terbirit-birit lari ke tempat yang lebih tinggi, sehingga selamat dari murka tsunami. Sedangkan, transformatif artinya mampu memahami, menerjemahkan, serta mengembangkan seluruh pengalaman dari kontak sosialnya dan dengan fenomena alam, bagi kemaslahatan dirinya di masa depan, sehingga yang bersangkutan menjadi makhluk sosial yang berkembangan berkesinambungan. SDM merupakan penentu semua potensi keunggulan lokal. SDM sebagai sumber daya, bisa bermakna positif dan negatif, tergantung pada paradigma, kultur, dan etos kerja. Dengan kata lain, tidak ada realisasi dan implementasi konsep keunggulan lokal tanpa melibatkan dan memosisikan manusia dalam proses pencapaian keunggulan. SDM dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDA, mencirikan identitas budaya, mewarnai sebaran geografis, dan dapat berpengaruh secara timbal balik kepada kondisi geologi, hidrologi, dan klimatologi setempat akibat pilihan aktivitasnya, serta memiliki latar sejarah tertentu yang khas. Pada masa awal peradaban, saat manusia masih amat tergantung pada alam, ketergantungannya yang besar terhadap air telah menyebabkan munculnya peradaban pertama di sekitar aliran sungai besar yang subur.
  • 7. 3. Potensi Geografis Objek geografis, antara lain meliputi objek formal dan material. Objek geografi adalah fenomena geosfer yang terdiri atas atmosfer bumi, cuaca dan iklim, litosfer, hidrosfer, biosfer (lapisan kehidupan fauna dan flora), secara antroposfer (lapisan manusia yang merupakan tema sentral). Sidney dan Mulkerne (Tim Geografi Jakarta, 2004) mengemukakan bahwa geografi ialah ilmu tentang bumi dan kehidupan yang ada di atasnya. Pendekatan studi geografi bersifat khas. Dengan demikian, pengkajian keunggulan lokal dari aspek geografi perlu memperhatikan pendekatan studi geografi. Pendekatan itu meliputi, pendekatan keruangan (spatial approach), lingkungan (ecological approach), dan kompleks wilayah (integrated approach). Pendekatan keruangan mencoba mengkaji adanya perbedaan tempat melalui penggambaran letak distribusi, relasi, dan interrelasinya. Sedangkan, pendekatan lingkungan berdasarkan interaksi organisme dengan lingkungannya. Dan, pendekatan kompleks wilayah memadukan kedua pendekatan tersebut. Tentu saja, tidak semua objek dan fenomena geografi berkaitan dengan konsep keunggulan lokal. Sebab, keunggulan lokal dicirikan oleh nilai guna fenomena geografis bagi kehidupan dan penghidupan yang memiliki, dampak ekonomis, dan pada gilirannya berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Misalnya, tentang angin fohn yang merupakan bagian dari iklim dan cuaca sebagai fenomena geografis di atmosfer. Angin fohn jatuh ialah
  • 8. angin jatuh yang sifatnya panas dan kering. Fenomena ini terjadi karena udara yang mengandung uap air, gerakannya terhalang oleh gunung atau pegunungan. Contoh angin fohn di Indonesia adalah angin kumbang di wilayah Cirebon dan Tegal karena pengaruh Gunung Slamet. Angin gending di wilayah Probolinggo yang terjadi karena pengaruh gunung Lamongan dan pegunungan Tengger. Dan, angin bohorok di daerah Deli, Sumatera Utara karena pengaruh pegunungan Bukit Barisan. Sebagaimana diketahui, angin semacam itu menciptakan keunggulan lokal sumber daya alam, yang umumnya berupa tanaman tembakau. Bahkan, tembakau Deli berkualitas prima dan disukai sebagai bahan rokok cerutu. Semboyan kota Probolinggo sebagai kota Bayuangga (bayu = angin, anggur dan mangga), sebagai proklamasi keunggulan lokal tidak lepas dari dampak positif angin gending. 4. Potensi Budaya Budaya adalah sikap, sedangkan sumber sikap ialah kebudayaan. Agar kebudayaan dilandasi dengan sikap baik, masyarakat perlu memadukan antara idealisme dengan realisme, yang pada hakikatnya merupakan perpaduan antara seni dan budaya. Ciri khas budaya masing-masing daerah tertentu (yang berbeda dengan daerah lain) merupakan sikap menghargai kebudayaan daerah sehingga menjadi keunggulan lokal. Beberapa contoh keunggulan lokal menghargai kebudayaan setempat, yaitu upacara Ngaben di
  • 9. Bali, Malam Bainai di Sumatera Barat, Sekatenan di Yogyakarta dan Solo, serta upacara adat perkawinan di berbagai daerah. Sebagai ilustrasi dari keunggulan lokal yang diinspirasi oleh budaya, misalnya di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, telah dikenal bebeapa karya, antara lain: a) teater “Tombo Ati” (Ainun Najib), b) musik Albanjari (hadrah), c) kesenian Ludruk Besutan, dan d) ritualisasi Wisuda Sinden (Sendang Beji) 5. Potensi Historis Keunggulan lokal dalam konsep historis merupakan potensi sejarah dalam bentuk peninggalan benda-benda purbakala maupun tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Konsep historis jika dioptimalkan pengelolaannya bisa menjadi tujuan wisata yang dapat menjadi aset, bahkan menjadi keunggulan lokal dari suatu daerah tertentu. Pada potensi ini, diperlukan akulturasi terhadap nilai-nilai tradisional dengan memberi kultural baru agar terjadi perpaduan antara kepentingan tradisional dan kepentingan modern, sehingga aset atau potensi sejarah bisa menjadi aset/potensi keunggulan lokal. Salah satu contoh keunggulan lokal yang diinspirasi oleh potensi sejarah adalah tentang kebesaran “Kerajaan Majapahit”. Pemerintah kabupaten Mojokerto secara rutin menyelenggarakan perkawinan ala Majapahit sebagai acara resmi yang disosialisasikan kepada masyarakat. Bentuknya ialah sebagai berikut:
  • 10. a. Pada bulan Desember 2002, diadakan “Renungan Suci Sumpah Palapa” di makam Raden Sriwijaya (Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto), yang dihadiri oleh Presiden RI, KH. Abdurrahman Wahid. b. Festival Budaya Majapahit yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebudayaan dan Filsafat Javanologi dan Badan Kerja Sama Organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (BKOK) bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Dinas P & K Kabupaten Mojokerto (27 Maret 2003). (Jamal Ma’mur Asmani 2012: 40) Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa potensi keunggulan lokal terdiri dari lima hal: a) potensi sumber daya alam, b) potensi sumber daya manusia, c) potensi geografis, d) potensi budaya, e) potensi historis. Kelima potensi tersebut menjadi sumber utama dalam menentukan keunggulan lokal yang bisa dikembangkan sekolah dengan melibatkan banyak pihak. Kelima potensi itu dapat menghasilkan keunggulan kompetitif yang berimplikasi serius bagi peningkatan ekonomi, pengetahuan, dan daya saing daerah. C. Tujuan PBKL Tujuan penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah agar peserta didik mengetahui keunggulan lokal daerah tempat mereka tinggal, memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan keunggulan lokal tersebut. Kemudian, mampu mengolah sumber daya,
  • 11. terlibat dalam pelayanan/jasa atau kegiatan lain yang berkaitan dengan keunggulan lokal, sehingga memperoleh penghasilan sekaligus melestarikan budaya, tradisi, dan sumber daya yang menjadi unggulan daerah, serta mampu bersaing secara nasional dan global. (Wasino 2008:3) Mulia sekali tujuan pendidikan berbasis keunggulan lokal ini. peserta didik didorong untuk mencintai tanah kelahirannya, berjuang untuk membesarkannya dan gigih mengembangkan semua potensinya. Tentunya, ini barulah kabar berita, mengingat saat ini, sangat sulit mencari kader-kader muda yang bercita-cita mengembangkan aspek pertanian karena dianggap tradisional, tidak menjanjikan masa depan, dan identik dengan profesi yang tidak terhormat. Kebanyakan dari mereka justru merantau ke ibu kota atau kota-kota besar lainnya, mengadu nasib, seperti menjadi buruh, pembantu rumah tangga, dan lain sebagainya. Walaupun banyak fakta yang memilukan, nasib mereka di kota besar tidak sebaik di kampung halaman. Bahkan, lebih mengenaskan karena mereka terlibat dalam kasus pembunuhan, bisnis narkoba, terjerumus menjadi pekerja seks komersial, dan lain-lain. Dengan pendidikan berbasis keunggulan lokal ini, mereka diharapkan mencintai tanah kelahirannya, percaya diri menghadapi masa depan, dan bercita-cita mengembangkan potensi lokal, sehingga daerahnya bisa berkembang pesat seiring dengan tuntutan era globalisasi dan informasi. Oleh sebab itu, seluruh komponen bangsa harus terlibat aktif dalam program istimewa ini, karena benar-benar menjanjikan masa depan daerah yang cerah yang terdiri dari ribuan penduduk.
  • 12. D. Langkah Pengembangan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengembangkan pendidikan berbasis keunggulan lokal seperti: 1. Penyusunan desain, 2. Kajian konsep, 3. Study literatur dan lapangan, 4. Penyusunan model, 5. Uji coba model, 6. Analisis hasil, 7. Perbaikan/penyempurnaan model, 8. Seminar (presentasi hasil), 9. Finalisasi model, dan 10. Pelaporan. (Lif Khoirul Ahmad 2012: 11) Langkah pengembangan pendidikan berbasis keunggulan lokal ini sangat ideal. Namun, untuk satuan pendidikan yang baru memulai, tentu tidak serumit dan seideal itu. Hal yang penting ada forum musyawarah dengan para tutor, dimatangkan dalam forum diskusi terbatas, kemudian hasilnya dikembangkan lagi dengan melakukan brainstorming (curah gagasan) dengan birokrasi dan tokoh masyarakat. Hasilnya didiskusikan lagi untuk menentukan potensi lokal yang akan digarap secara serius untuk mencapai keunggulan lokal. Dalam pelaksanaannya juga harus terus dievaluasi dan dikembangkan terus-menerus, sehingga tidak ketinggalan zaman yang penuh dengan aroma persaingan ketat.
  • 13. E. Pihak yang Terlibat Dalam melaksanakan pendidikan berbasis keunggulan lokal ini, pihak yang harus terlibat adalah: 1) tim pengembang kurikulum (TPK) terdiri dari Direktorat pendidikan masyarakat, Dirjen PAUDNI, Kemendikbud RI, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kab/kota 2) perguruan tinggi (PT) dan Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (P2PAUDNI) 3) instansi lembaga di luar Depdiknas, Kepala Satuan pendidikan, tutor/guru, dunia usaha, tokoh masyarakat. (Jamal Ma’mur Asmani 2012: 46-47) 1. Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Secara umum, peran, tugas, dan tanggung jawab TPK adalah: a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing, b. Menentukan komposisi atau susunan jenis keunggulan lokal, c. Mengidentifikasi bahan kajian keunggulan lokal sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing, d. Menentukan prioritas bahan kajian keunggulan lokal yang akan dilaksanakan, dan e. Mengembangkan silabus keunggulan lokal dan perangkat kurikulum keunggulan lokal lainnya yang dilakukan bersama satuan pendidikan, mengacu pada standar kompetensi pendidikan keaksaraan (SKK)
  • 14. 2. Perguruan Tinggi dan P2PAUDNI Perguruan tinggi dan P2PAUDNI memberikan bimbingan dan bantuan teknis dalam beberapa hal, sebagaimana berikut: a. Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan potensi, serta kebutuhan lingkungan ke dalam komposisi jenis keunggulan lokal. b. Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian/pelajaran. c. Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan jenis bahan kajian/pelajaran. 3. Instansi atau Lembaga di Luar Depdiknas Secara umum, instansi atau lembaga di luar Depdiknas berperan dalam beberapa hal berikut: a. Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, kekayaan alam, dan sumber daya manusia yang ada di daerah yang bersangkutan, serta prioritas pembangunan daerah di berbagai sektor yang dikaitkan dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan. b. Memberikan gambaran mengenai kemampuan-kemampuan dan keterampilan yang diperluakan pada sektor-sektor tertentu. c. Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenaga dalam menentukan prioritas keunggulan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan norma setempat.
  • 15. d. Pemda setempat berkewajiban melengkapi sarana prasarana pendidikan yang diperlukan untuk kebutuhan penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal. Pihak-pihak tersebut ada pada level ideal. Sedangkan, di lapangan, berdasarkan pengalaman penulis, pihak-pihak yang seharusnya melakukan tugasnya ternyata bersifat pasif. Oleh sebab itu, pihak satuan pendidikan seperti penyelenggara pendidikan keaksaraan dan tutor harus proaktif melakukan kajian, konsultasi, sosialisasi, dan pemantapan manajemen untuk melaksanakan pendidikan berbasis keunggulan lokal. Jika menunggu bola, maka akan sulit mengaplikasikan program ideal ini. Dibutuhkan keberanian ketua penyelenggara pendidikan keaksaraan dan segenap jajarannya untuk melangkah secara dinamis melakukan trobosan program yang mengarah pada realisasi program visioner ini. F. Strategi Implementasi PBKL Pendidikan berbasis keunggulan lokal merupakan program baru dalam dunia pendidikan. Tidak banyak eksponen lembaga pendidikan yang memahami implementasinya di lapangan. Berikut akan dijelaskan strategi implementasi pendidikan berbasis keunggulan lokal yang disampaikan oleh Mursal Y., S.Pd. (2011), dalam bukunya (jamal Ma’mur Asmani 2012: 62) Ada beberapa langkah yang dilakukan, sebagaimana berikut: 1. Tahap investarisasi Keunggulan Lokal
  • 16. Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi seluruh keunggulan lokal yang ada di daerah. Keunggulan lokal diinventarisasi dari setiap aspek sumber daya menusia, sumber daya alam, geografis, sejarah, dan budaya yang dapat dilakukan melalui teknik observasi, wawancara atau studi literatur. 2. Tahap analisis Kesiapan Satuan Pendidikan Pada tahap ini tutor/pendidik yang ditugaskan oleh satuan pendidikan menganalisis semua kelebihan/keunggulan internal dan eksternal satuan pendidikan yang dilihat dari berbagai aspek dengan cara mengelompokkan keunggulan yang saling berkaitan satu sama lain. 3. Tahap penentuan Tema dan Jenis Keunggulan Lokal Tahap ini mempertimbangkan tiga hal, yaitu: a. Hasil inventarisasi potensi keunggulan lokal yang dihasilkan, dipilih keunggulan lokal yang bernilai komparatif dan kompetitif, b. Hasil analisis internal dan eksternal satuan pendidikan, serta c. Minat dan bakat peserta didik. d. Setelah itu, baru kemudian ditentukan dan dijabarkan kompetensi pendidikan berbasis keunggulan lokal. 4. Tahap Implementasi Lapangan Tahap inplementasi lapangan harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing satuan pendidikan, mengacu pada hasil analisis faktor eksternal dan internal, hasil inventarisasi potensi keunggulan lokal, minat, serta bakat peserta didik. Selain itu, harus memperhatikan kompetensi yang
  • 17. telah dikembangkan/ditetapkan. Lebih baik yang dipilih adalah keunggulan lokal yang dominan pada elemen skill (keterampilan), sehingga pendidikan berbasis keunggulan lokal bisa dilaksanakan melalui pendidikan keterampilan (life Skill). Strategi implementasi pendidikan berbasis keunggulan lokal ini tersebut menarik dipertimbangkan satuan pendidikan, sehingga proses yang dilakukan benar-benar berkualitas, melibatkan banyak elemen yang berkualitas, dan berpotensi menghasilkan hasil yang berkualitas. Namun, yang paling penting ialah objektivitas dan demokratisasi yang harus dijunjung tinggi dalam proses penentuan keunggulan lokal yang bisa dijadikan program unggulan satuan pendidikan. Jangan sampai ada pemaksaan kehendak. Sebab, program ini mempunyai efek jangka panjang bagi lembaga pendidikan, masyarakat, serta bangsa dan negara dalam skala lokal, regional, nasional, dan internasional.