Weitere ähnliche Inhalte Kürzlich hochgeladen (20) FX Trading For Beginners Part 2 (Technical Analysis-Bahasa Version).1.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
By.
Andri
Andreas.
E :
a n d r e a s . a n d r i @ o u t l o o k . c o m
|
P :
( 0 ) 6 2 8 1 3 3 8 2 1 6 8 8 8
|
w w w . s t 7 5 7 . c o m
Learn,
Trade
and
Make
Money!
Foreign
Exchange
For
Beginners
-‐
Part
2.
Part
02
Technical
Analysis
Fall
2.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
2
Pengantar.
Hai,
Jumpa
lagi
dalam
E-‐book
kami
di-‐seri
yang
kedua
ini.
Setelah
sebelumnya
di-‐seri
yang
pertama
kita
telah
banyak
membahas
tentang
Forex
Trading,
Analisa
fundamental
dan
sedikit
tentang
Analisa
Teknikal.
Didalam
E-‐book
seri
yang
ke-‐2
ini
kita
akan
membahas
lagi
lebih
dalam
tentang
analisa
teknikal
beserta
indikator
–
indikator
yang
digunakan
dalam
analisa
teknikal
yang
dapat
membantu
para
trader
dalam
pengambilan
keputusan
untuk
masuk
ke
pasar.
Analisa
Teknikal
merupakan
'pelajaran
sejarah'
dalam
menganalisa
pergerakan
harga.
Dengan
motto
'Sejarah
akan
terulang',
pergerakan
harga
di
masa
lalu
dipelajari
untuk
memprediksi
arah
pergerakan
harga
yang
akan
datang.
Analisa
ini
semakin
populer
dan
makin
banyak
digunakan
dalam
2
abad
terakhir
ini.
Sebelum
anda
membaca,
perlu
kami
ingatkan
kembali
tentang
resiko
dalam
melakukan
trading
forex
ataupun
instrumen
derivative
lainnya
yang
menggunakan
system
margin.
Bertransaksi
forex,
indeks
saham,
komoditi,
dan
CFD
memiliki
resiko
yang
tinggi
dan
mungkin
tidak
sesuai
untuk
semua
orang.
Banyak
faktor
bagi
seorang
investor
yang
harus
dipertimbangkan
sebelum
bertransaksi,
seperti
obyektivitas,
tingkat
pengalaman
dan
keinginan
berinvestasi
dengan
resiko
untuk
setiap
investor.
Setiap
investasi
memiliki
resiko
yang
dapat
berlaku
sama
untuk
semua
jenis
pasar.
Ada
kemungkinan
bahwa
Anda
dapat
kehilangan
sebagian
atau
seluruh
investasi
awal
Anda
akibat
kerugian
dari
transaksi
yang
Anda
lakukan.
Selamat
Belajar
dan
semoga
sukses.
3.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
3
Analisa
Teknikal
(Technical
Analysis).
Pada
E-‐book
seri
yang
pertama,
kita
telah
membahas
tentang
analisa
fundamental,
lalu
bagaimanakah
dengan
analisa
teknikal?
Kali
ini
kita
akan
membahas
tentang
analisa
teknikal,
lalu
apakah
itu
analisa
teknikal?
Tidak
seperti
analisis
fundamental,
yang
berkaitan
dengan
nilai
intrinsik
aset
dan
data
ekonomi
serta
berita,
analisa
teknikal
lebih
berfokus
pada
pengenalan
pola.
Analisa
teknikal
adalah
seni
subjektif
yang
penggunaannya
berdasarkan
pergerakan
harga
masa
lalu
untuk
memprediksi
hasil
di
masa
depan.
Sederhananya
dalam
analisa
teknikal
adalah
membantu
anda
(trader)
untuk
memprediksi
apa
yang
akan
terjadi
di
masa
depan
dengan
melihat
apa
yang
telah
terjadi
di
masa
lalu.
Para
chartist
trader
(trader
yang
melakukan
analisa
teknikal),
percaya
bahwa
mereka
dapat
mengetahui
pola-‐pola
pergerakan
harga
kurs
di
masa
mendatang
dengan
berdasarkan
pada
observasi
pergerakan
kurs
di
masa
lalu.
Singkatnya
mereka
memegang
sebuah
filosofi,
yaitu:
“History
always
repeats
it
self.”
Filosofi
ini
tentu
saja
bertentangan
dengan
para
fundamentalis
dimana
keputusan
investasi
atas
nilai
suatu
mata
uang
didasarkan
pada
faktor
fundamental
ekonomi,
politik
dan
moneter
negara
yang
bersangkutan.
Senjata
utama
para
analis
teknikal
adalah
grafik
(chart
–
itulah
mengapa
mereka
disebut
chartist).
Melalui
chart
inilah
mereka
dapat
melihat:
1. Trend
yang
sedang
berlangsung,
2. Rentang
waktu
trend
(Periode).
3. volume
transaksi
dan
4. Level-‐level
psikologis
yang
ada
(Support
&
Resistance).
Jika
Anda
telah
mampu
mengetahui
4
hal
tersebut,
tentu
saja
keuntungan
besar
segera
akan
mengalir
deras
ke
kantong
Anda.
Memang
tujuan
dari
para
chartist
adalah
memprediksikan
ke
4
hal
diatas.
Namun
sekarang
yang
menjadi
pertanyaan
adalah
seberapa
akurat
kemampuan
kita
memprediksi
harga?
Nah
itulah
yang
memang
harus
terus
menerus
di
asah
tiap-‐tiap
hari.
Tidak
ada
satu
pun
metode
yang
sempurna
baik
fundamental
maupun
teknikal.
Pengalaman
dan
diri
sendiri
memegang
peranan
sentral
disini.
Kelemahan
Analisa
Teknikal.
Apakah
analisa
teknikal
memiliki
kelemahan?
Tentu
saja
ada
kelemahan
dalam
analisa
teknikal,
bahkan
bukan
analisa
teknikal
saja,
analisa
fundamental
pun
juga
memiliki
beberapa
kelemahan.
Dibawah
ini
adalah
kelemahan
kelemahan
analisa
fundamental
dan
analisa
teknikal:
Kelemahan
Analisa
Fundamental:
• Membutuhkan
waktu
untuk
memperoleh
informasi,
sedangkan
harga
telah
bergerak
terlebih
dahulu.
• Seringkali
bersifat
subyektif
karena
melibatkan
banyak
pendapat
orang.
• Lebih
cocok
diterapkan
pada
system
transaksi
periode
jangka
panjang.
• Sulit
diterapkan
pada
pasar
yang
tidak
efisien.
4.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
4
Kelemahan
Analisa
Teknikal:
• Memerlukan
banyak
data
untuk
menunjang
akuratnya
prediksi.
• Sangat
bergantung
pada
kemampuan
chartist.
Tiap
chartist
memiliki
metode
yang
berlainan
dan
masing-‐masing
belum
tentu
cocok
diterapkan
satu
sama
lain.
Jenis
Grafik
dalam
analisa
teknikal.
1. Candlestick
Chart.
Candlestick
Formation
Candlestick
chart
menunjukkan
informasi
yang
sama
seperti
bar
chart,
tetapi
dalam
format
grafis
yang
lebih
unik
karena
berbentuk
lilin
dan
mudah
untuk
dilihat.
Candlestick
chart
menunjukkan
pergerakan
harga
tinggi
dan
rendah
dari
periode
waktu
tertentu
seperti
bar
chart
lakukan,
dengan
garis
vertikal.
Seperti
yang
anda
lihat
gambar
disebelah
kiri,
cara
membaca
grafik
lilin/
candlestick
chart
adalah:
• Garis
Vertical
Paling
atas:
Upper
Shadow
=
Harga
Tertinggi
(
High
).
• Garis
Vertical
Paling
Bawah:
Lower
Shadow
=
Harga
terendah
(
Low
).
• Badan
Lilin
(Blok)
yang
biasa
disebut
sebagai
real
Body.
Contoh
gambar
diatas
untuk
real
body
adalah:
• White
Real
Body:
Naik.
o Untuk
harga
pembukaan
terletak
sebelah
dibawah,
sedangkan
o Untuk
harga
penutupan
terletak
sebelah
diatas.
• Black
Real
Body:
Turun.
o Untuk
harga
pembukaan
terletak
disebelah
atas,
sedangkan
o Untuk
harga
penutupan
terletak
disebelah
bawah.
Catatan:
Dalam
platform
dagang
MT4,
Warna
dari
candlestick
chart
dapat
diubah
sesuai
dengan
keinginan
masing
masing
trader.
5.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
5
2. Bar
Chart.
Bar
Chart.
Bar
chart
menunjukkan
pergerakan
harga
penutupan,
harga
pembukaan,
harga
tertinggi,
dan
harga
terendah
untuk
pergerakan
harga
dalam
sebuah
periode.
• Bagian
paling
atas
garis
vertical:
harga
tertinggi.
• Bagian
paling
bawah
garis
vertical:
harga
terendah.
• Hash
di
sisi
kiri
menunjukkan
harga
pembukaan.
• Hash
di
sisi
kanan
menunjukkan
harga
penutupan.
3. Line
Chart.
Line
Chart.
Gambar
disebelah
kiri
adalah
bentuk
dari
line
chart
(garifk
line).
Meskipun
jika
Anda
tidak
memiliki
pengalaman
sebelumnya
atau
pengetahuan
tentang
perdagangan,
Anda
mungkin
pernah
melihat
grafik
line
pada
sebuah
berita
dilayar
kaca
televisi
anda
atau
dalam
buku.
Grafik
line
dapat
memberi
Anda
gambaran
yang
baik
dari
arah
pergerakan
pasar
dengan
menghubungkan
garis
dari
satu
harga
penutupan
ke
harga
pembukaan.
Dalam
aplikasi
penggunaannya,
Kebanyakan
trader
lebih
menempatkan
penekanan
pada
harga
penutupan
dari
pergerakan
harga,
sehingga
line
chart
dapat
memberikan
pandangan
yang
berarti
dari
pergerakan
pasar
selama
periode
waktu.
Lalu
dari
ke-‐3
grafik
tersebut
diatas,
grafik
manakah
yang
cocok
dan
akurat?
Kebanyakan
para
chartis
untuk
penggunaan
grafik
kebanyakan
menggunakan
grafik
lilin
atau
yang
biasa
disebut
sebagai
candlestick
chart,
akan
tetapi
itu
semua
tetap
kembali
ke
individu
masing
–
masing
untuk
penggunaan
grafik
manakah
yang
nyaman
digunakan
oleh
seorang
trader.
Sedangkan
untuk
tingkat
akurasi
dalam
melakukan
analisa
pergerakan
harga,
bukan
dari
jenis
grafik
yang
digunakan,
melainkan
dari
keahlian
pribadi
masing
–
masing
seorang
trader.
6.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
6
Candlestick
Chart.
Pada
halaman
sebelumnya,
anda
telah
memahami
jenis
grafik
yang
sering
digunakan
untuk
melakukan
analisa,
pada
halaman
ini
mari
kita
bahas
lebih
dalam
tentang
jenis
grafik
lilin
atau
yang
biasa
disebut
sebagai
“Candlestick
Chart”.
Sejarah
Candlestick
Chart.
Sejarah
candlestick
chart
konon
sudah
dimulai
berabad-‐abad
lalu
di
Jepang.
Candlestick
digunakan
para
pedagang
beras
di
Jepang
untuk
mengamati
dan
menganalisis
pergerakan
harga
beras
di
pasar.
Sejarah
metode
candlestick
bisa
dikatakan
berawal
dari
abad
ke-‐16.
Pada
akhir
tahun
1500-‐an
hingga
pertengahan
tahun
1700-‐an,
Jepang
yang
memiliki
60
provinsi
merupakan
negara
dengan
jalur
perniagaan
yang
berkembang
pesat.
Antara
abad
ke-‐16
dan
abad
ke-‐17,
Jepang
tengah
mengalami
perang
dahsyat
antar
daimyo
(tuan
feodal)
yang
saling
memperebutkan
wilayah
kekuasaan.
Jaman
ini
kemudian
dikenal
dengan
sebutan
Sengoku
Jidai
(jaman
peperangan
negara).
Adalah
Munehisa
Homma,
seorang
pengusaha
beras
di
Jepang
pada
tahun
1700-‐an
yang
paling
terkenal
dalam
memprediksikan
pergerakan
harga-‐harga
beras
pada
masanya
dan
masa
yang
belum
terjadi
dengan
menggunakan
harga-‐harga
yang
sudah
lalu.
Tahun
1755,
Homma
menulis
buku
berjudul
San
en
Kinsen
Hiroku,
buku
pertama
tentang
psikologi
pasar.
Dalam
buku
tersebut
ia
menyatakan
bahwa
aspek
psikologis
pasar
penting
untuk
memperoleh
kesuksesan
dalam
berbisnis
dan
emosi
pedagang
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
harga
beras.
Menurutnya,
hal
tersebut
bisa
digunakan
untuk
menentukan
posisi
terhadap
pasar
ketika
bearish,
karena
ada
penyebab
harga
akan
naik,
dan
sebaliknya.
Ia
menggambarkan
rotasi
Yang
(bull
market),
dan
Yin
(bear
market)
dan
menyatakan
bahwa
tiap
jenis
pasar
adalah
penyebab
untuk
jenis
pasar
lainnya.
Ia
juga
diduga
menggunakan
cuaca
dan
volume
pasar
seperti
halnya
ia
menggunakan
harga
dalam
menentukan
posisi
dagang
(trading
positions).
Beberapa
sumber
menyebutkan
bahwa
ia
juga
menulis
dua
buku
lainnya,
yaitu:
Sakata
Senjyutsu
Syokai
dan
Sokyu
Soba
Zanmai
Den.
Kemudian
metode
ini
dibawa
dari
Jepang
dan
diperkenalkan
oleh
Steve
Nison
sehingga
akhirnya
menjadi
populer
di
kalangan
para
pedagang
spekulatif,
mulai
dari
saham
hingga
forex.
Candlestick
Body.
Candlestick
memiliki
badan
sama
seperti
badan
manusia,
candlestick
mempunyai
ukuran
badan
yang
berbeda-‐beda.
Seperti
gambar
disebelah
kiri
ini,
Badan
yang
berbentuk
panjang
menunjukkan
trend
penjualan
atau
pembelian
yang
kuat.
Semakin
kuat
tren
ini
maka
semakin
panjang
juga
bentuk
badan
candlestick.
Sebaliknya,
badan
yang
berbentuk
pendek
menunjukkan
kecilnya
aktivitas
pembelian
atau
penjualan.
7.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
7
Long
Shadow.
Long
Upper
Shadow:
Jika
candlestick
memiliki
bayangan
atas
yang
panjang
dan
bayangan
bawah
yang
pendek,
itu
menunjukkan
bahwa
pembeli
(buyer)
berupaya
masuk
sehingga
sempat
membuat
harga
naik.
Akan
tetapi
apabila
kemudian
di-‐imbangi
oleh
datangnya
penjual
(seller)
yang
membuat
harga
kembali
mendekati
level
pembukaan.
Long
Lower
Shadow:
Jika
candlestick
memiliki
bayangan
bawah
yang
panjang
dan
bayangan
atas
yang
pendek,
itu
berarti
penjual
(seller)
berupaya
masuk
ke
pasar
dan
membuat
harga
sempat
menurun
namun
kemudian
diimbangi
oleh
aktivitas
pembeli
(buyer)
sehingga
harga
kembali
naik
ke
level
pembukaan.
Membaca
Candlestick
Chart.
Dalam
bahasan
kali
ini,
kita
akan
mengulangi
kembali
cara
membaca
candlestick
chart
dengan
lebih
detail.
Candlestick
merupakan
jenis
grafik
yang
terdapat
dalam
platform
trading
yang
bertujuan
untuk
memberikan
informasi
kepada
penggunanya
terkait
kondisi
harga
yang
terjadi
di
sesi-‐sesi
tertentu.
Kondisi
harga
yang
dimaksud
adalah
harga
pembukaan
(Opening),
harga
tertinggi
(High),
harga
terrendah
(Low),
dan
harga
penutupan
(Closing).
Mereka
(kondisi
harga)
biasa
disingkat
OHLC
untuk
memudahkan
penyebutannya.
Selain
itu,
bentuknya
yang
menyerupai
batangan
lilin
pun
bukan
tanpa
tujuan.
Ia
diciptakan
seperti
itu
agar
penggunanya
lebih
mudah
menafsirkan
atau
memvisualisasikan
kondisi-‐kondisi
harga
seperti
yang
disebutkan
tadi.
Apabila
anda
melihat
Gambar
disebelah
kiri
ini,
menjelaskan
dengan
detail
akan
keterangan-‐
keterangan
yang
terdapat
pada
candlestick
chart.
Terdapat
dua
buah
candlestick
chart
pada
gambar
tersebut:
• Candle
dengan
real
body
yang
mempunyai
warna
putih
adalah
bull
candle
(Naik).
• Dan
candle
dengan
real
body
yang
mempunyai
warna
hitam
adalah
bear
candle
(Turun).
Bull
candle
adalah
candle
yang
terbentuk
dikarenakan
dominasi
dari
aksi
beli
oleh
sentimen
pasar.
8.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
8
Sedangkan
bear
candle
adalah
candle
yang
terbentuk
dikarenakan
dominasi
aksi
melepas
atau
jual
oleh
sentimen
pasar.
Biasanya
bull
candle
dan
bear
candle
masing-‐
masing
secara
berurut
disingkat
BUC
dan
BEC
oleh
para
trader.
Sesungguhnya
yang
membedakan
antara
BUC
dan
BEC
bukanlah
terletak
pada
warna
dari
candlestick
chart
tersebut,
melainkan
pada
harga
pembukaan
dan
penutupan
yang
terjadi.
BUC
memiliki
harga
penutupan
(Closing)
yang
selalu
lebih
tinggi
dari
harga
pembukaan
(Open).
Sedangkan
BEC
memiliki
harga
penutupan
(Closing)
yang
selalu
lebih
rendah
dari
harga
pembukaanya
(Open).
Selain
hal-‐hal
di
atas,
sudah
tidak
ada
lagi
perbedaan
di
antara
BUC
dan
BEC.
Keduanya
memiliki
unsur-‐unsur
pembentukan
yang
sama,
kecuali
harga
pembukaan
(Open)
dan
penutupan
(Close).
Untuk
bahasan
yang
lain,
Baik
BUC
maupun
BEC,
selalu
mempunyai
harga
tertinggi
(High)
dan
harga
terendah
(Low)
yang
selalu
diposisikan
di
atas
dan
di
bawah
batang
lilin
atau
candlestick.
Harga
tertinggi
(High)
dan
terendah
(Low)
pada
masing-‐masing
jenis
candle
selalu
ditampilkan
dalam
bentuk
“lidi”
yang
menjorok
ke
atas
ataupun
ke
bawah,
inilah
yang
disebut
sebagai
shadow.
• Untuk
lidi
yang
menjorok
ke
atas
disebut
sebagai
“Upper
Shadow”
dan,
• Untuk
lidi
yang
menjorok
ke
bawah
disebut
sebagai
“
Lower
Shadow”.
Sekarang
anda
lebih
mengerti
dalam
membaca
candlestick
chart,
akan
tetapi
Sebelum
masuk
ke
pola-‐pola
yang
terdapat
pada
candlestick
chart,
ada
beberapa
bentuk
candle
yang
sifatnya
mendasar
dan
perlu
Anda
ketahui.
Jenis-‐jenis
candle
tersebut
dan
sangat
umum
dijumpai
pada
pergerakan
harga.
Berikut
ini
adalah
jenis-‐jenis
candle
yang
dimaksud:
• Marubozu.
Marubozu
adalah
bar
full
body
tanpa
shadow.
Biasanya
merupakan
indikasi
awal
suatu
trend
akan
berkelanjutan.
• Spinning
Top.
yaitu
bila
body
lebih
pendek
daripada
shadow
dan
berada
di
tengah-‐
tengah.
Body
yang
pendek
menunjukkan
sedikit
terjadi
pergerakan
harga
dari
open
hingga
close,
shadow
menunjukkan
selama
sesi
harga
aktif
bergerak
naik
dan
turun.
Spinning
top
setelah
bar
panjang
biasanya
berpotensi
akan
terjadi
perubahan
arah
trend.
Lihat
gambar
dibawah
ini
untuk
pola
Spinning
Top.
9.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
9
Spinning
Top.
Catatan:
Warna
Hijau:
Bullish
(Naik)
dan
Warna
Merah:
Bearish
(Turun).
• Doji.
Jenis
Doji.
Doji
terjadi
apabila
harga
open
sama
dengan
harga
close
sehingga
body
hanya
membentuk
suatu
garis.
Sebuah
tanda
Doji
setelah
Bar
Putih
(bullish
bar
=
naik)
berindikasi
trend
naik
akan
segera
berakhir,
tetapi
indikasi
ini
harus
dikonfirmasi
dahulu
dengan
munculnya
bar
hitam
(bearish
bar
=
turun)
begitu
pula
sebaliknya.
10.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
10
• Hammer
dan
Hanging
Man.
Pola
ini
terlihat
dengan
ciri
body
kecil
serta
garis
bawah
shadow
yg
panjang.
Hammer
menunjukan
pola
pembalikan
dari
sebelumnya
turun
ke
arah
naik
(bullish).
Sedangkan
kebalikannya
adalah
Hanging
Man
yang
menunjukan
pola
pembalikan
dari
sebelumnya
naik
ke
arah
turun(bearish).
Lihat
gambar
dibawah
ini.
Hammer
dan
hanging
man,
dapat
dimaknai
bahwa
pada
saat
itu
terjadi
tarik-‐ulur
yang
sama-‐sama
kuat
antara
pembeli
dan
penjual
(ketidak-‐pastian
pasar).
Apabila
sinyal
ini
muncul,
tunggulah
sampai
beberapa
pola
berikutnya
yang
mengkonfirmasi
bahwa
memang
betul
sinyal
ini
adalah
sinyal
pembalikan
arah.
Selain
itu,
ada
jenis
pola
yg
bentuknya
merupakan
kebalikan
dari
Hammer
dan
hanging
man,
yaitu
Inverted
Hammer
dan
Shooting
star.
mereka
Memiliki
arti/
fungsi
yg
kurang
lebih
sama
dengan
hammer
atau
hanging
man.
Namun
memiliki
tampilan
dimana
body
kecil
dan
bayangan
atas
yang
panjang.
Lihat
gambar
dibawah
ini.
Memahami
Pola
Grafik
Candlestick.
Teknik
Candlestick
telah
dikembangkan
di
jepang
selama
lebih
dari
100
tahun.
Dan
sekarang
grafik
candlestick
adalah
grafik
yang
paling
populer
digunakan
oleh
para
trader.
Grafik
candlestick
menjadi
popular
adalah
karena
trader
dengan
mudah
untuk
memantau
perkembangan
harga
yang
terjadi
dipasar
dan
menganalisa
pergerakan
suatu
harga
untuk
memprediksi
pergerakan
harga
yang
akan
terjadi
dimasa
depan.
Karena
candlestick
telah
berumur
lebih
dari
100
tahun
dan
terus
dipelajari
serta
dikembangan,
sampai
saat
ini
telah
ditemukan
puluhan
pola-‐pola
grafik
candlestick.
Oleh
karena
itu
dalam
bahasan
kali
ini,
kita
akan
mempelajari
lebih
dalam
tentang
pola
–
pola
yang
ada
pada
grafik
candlestick.
11.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
11
Berikut
adalah
pola
grafik
candlestick
beserta
dengan
arti
dan
pengaruhnya.
Pada
bagian
sebelah
kiri
ada
Bullish
Pattern
(Tren
Naik)
dan
Bagian
sebelah
kanan
adalah
bearish
pattern
(Tren
Turun).
Candlestick
Pattern
-‐
1
Candlestick
Pattern-‐2
12.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
12
Candlestick
Pattern-‐3
Candlestick
Pattern-‐4
13.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
13
Candlestick
Pattern-‐5
14.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
14
Candlestick
Pattern-‐6
15.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
15
Candlestick
Pattern-‐7
Support,
Resistance
dan
Trend.
Salah
satu
fungsi
penting
Support
&
Resistance
adalah
untuk
menentukan
Target
Point
Yang
Ingin
Dicapai.
Support
&
Resistance
merupakan
level-‐level
kritis
yang
secara
psikologis
dapat
digunakan
oleh
para
pelaku
pasar
dalam
pengambilan
keputusan,
apakah
harga
akan
berlanjut
atau
sebaliknya
berbalik
arah.
Support
(batas
bawah)
dibentuk
dengan
menghubungkan
dua
atau
lebih
harga
terendah.
Resistance
(batas
atas)
dibentuk
dengan
menghubungkan
dua
atau
lebih
harga
tertinggi.
Pada
seri
sebelumnya
kita
telah
mempelajari
tentang
pivot
point.
Perhitungan
Pivot
point
sebetulnya
tidak
berbeda
jauh
dengan
apa
yang
disebut
sebagai
support
dan
resistance
didalam
grafik.
Intinya
adalah
prinsip
dasar
dari
support
dan
resistance
adalah:
Secara
umum
support
&
resistance
dibentuk
oleh
harga
tertinggi
&
harga
terendah,
biasanya
bila
harga
berhasil
menembus
garis
support
&
resistance
atau
dengan
kata
lain
berhasil
melampaui
harga
tertinggi
atau
terendah
sebelumnya
maka
pergerakan
harga
akan
berkelanjutan.
Sedangkan
Bila
harga
tidak
dapat
menembus
garis
support
atau
resistance
maka
harga
akan
berbalik
arah.
Dan
Prinsip
inilah
yang
akan
mendasari
teori-‐
teori
lain
seperti
Pivot
Point
mengenai
support
&
resistance.
16.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
16
Lalu
bagaimana
penggunaan
support
resistance
di
grafik?
Support
dan
resistance
selalu
mempunyai
kaitan
/
berkaitan
dengan
yang
namanya
trend.
Untuk
menganalisa
pergerakan
harga
dimasa
depan,
apakah
trend
masih
mengalami
kenaikan
atau
penurunan,
seorang
trader
pasti
menggunakan
alat
berbentuk
garis
untuk
membuat
analisa,
dan
garis
tersebut
adalah
garis
trend
atau
yang
biasa
disebut
sebagai
“Trend
Lines”.
TrendLine,
merupakan
bentuk
paling
umum
dan
dasar
dalam
analisa
teknikal,
yang
dimana
dengan
trendline
ini
bisa
memberikan
sinyal
kepada
trader
apakah
sinyal
tersebut
reversal,
retracement,
jual
ataupun
beli.
Akan
tetapi,
faktanya
juga
banyak
trader
yang
kurang
memanfaatkan
trendline
dalam
menganalisa
pergerakan
harga
(chart).
Padahal,
sesungguhnya
apabila
penggunaan
trendline
digambar
dengan
benar,
trendline
dapat
memberikan
sinyal
seakurat
metode
analisa
teknikal
lainnya.
Hal
yang
sering
terjadi
adalah
trader
tidak
membuat
garis
trendline
sesuai
kondisi
pasar(kaidah
yang
benar),
malah
sebaliknya,
mereka
menarik
garis
sesuai
dengan
keinginan
trading
mereka
sendiri.
Lalu
bagaimanakah
menarik
garis
trend
dengan
benar?
✪ Garis
Uptrend/
Bullish:
Garis
ditarik
sepanjang
titik/
area
support
(lembah),
yang
berarti
di
bagian
bawah
pergerakan
harga
(chart).
✪
Garis
downtrend/
Bearish:
Garis
ditarik
sepanjang
titik/
area
resistance
(puncak),
yang
berarti
di
bagian
atas
pergerakan
harga
(chart).
Karena
ini
berupa
garis
maka
syaratnya
untuk
menarik
garis
adalah
anda
bisa
menemukan
2
titik
support
atau
2
titik
resistance
dan
ekor.
Ekor
dalam
hal
ini
bisa
diartikan
sebagai
titik
ke
3
yang
merupakan
titik
konfirmasi.
Atau
mudahnya
dengan
menarik
dari
3
titik
akan
diperoleh
kualitas
garis
tren
yang
lebih
akurat.
Mari
kita
lihat
contoh
dibawah
ini:
Gambar
disamping
ini
adalah
Garis
Uptrend
(Bullish).
17.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
17
Downtrend-‐lines
(Bearish)
Sideways
trend
(Range
Market)
Berikut
ini
adalah
beberapa
hal
yang
penting
dan
harus
diperhatikan
tentang
penggunaan
garis
trend.
*)
Dibutuhkan
setidaknya
2
titik
puncak
atau
lembah
untuk
menarik
garis
tren
yang
valid
tetapi
membutuhkan
titik
ke
3
untuk
mengkonfirmasi
garis
tren.
*)
Apabila
Anda
menemukan
garis
trend
yg
terputus-‐putus,
atau
dengan
kata
lain
tidak
dalam
1
garis
lurus
memanjang,
ada
kemungkinan
bahwa
tren
akan
segera
berakhir
dan
terjadi
break(ganti
tren).
Semakin
terputus
atau
berundak,
kecenderungan
semakin
besar.
18.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
18
*)
Garis
tren
akan
semakin
kuat/valid
apabila
mereka
berhasil
melalui
test.
Dimana
pergerakan
harga/support/resistance
tidak
dapat
menerjang
(break)
garis.
*)
Dan
yang
paling
penting,
JANGAN
PERNAH
memaksa
menggambar
garis
tren
untuk
menjadi
sesuai
dengan
kemauan
trading
(analisa)
sendiri,
ataupun
dengan
kondisi
pasar
sekalipun.
Jika
setelah
Anda
gambarkan
dengan
kaidah
yang
benar
dan
ternyata
tidak
cocok
berarti
tinggalkan
saja,
asumsikan
saat
ini
garis
trendline
tidak
bisa
terpakai.
*)
Dalam
aplikasi
trading,
baik
forex,
saham,
Dsb,
fasilitas
atau
tools
untuk
menggambar
sebuah
garis
umumnya
telah
disediakan.
Namun
untuk
persoalan
menarik
garis
trend
dari
mana
ke
mana,
tetap
anda
sendiri
yang
memutuskan.
Fibonacci
Retracement.
Sejarah
tentang
Fibonacci:
Leonardo
Fibonacci
lahir
sekitar
tahun
1170
dari
seorang
pedagang
Italia
kaya
bernama
Guglielmo
fibonacci.
Sebagai
seorang
anak
muda,
Fibonacci
sangat
menggemari
bidang
matematika
dan
berhitung.
Dia
belajar
tengtang
sistem
angka
Hindu
dan
Arab,
dimana
pada
akhirnya
dia
menemukan
bahwa
system
perhitungan
tersebut
lebih
sederhana
bila
dibandingkan
sistem
Romawi,
serta
lebih
mudah
dalam
penghitungannya.
Dan
pada
usianya
yang
ke
32,
pada
waktu
itu
tahun
1202
dia
mulai
memperkenalkan
sistem
Angka
(hindu-‐arab)
ke
dataran
Eropa.
Fibonacci
juga
memperkenalkan
sistem
aritmatika
yang
masih
kita
gunakan
sampai
sekarang
ini,
yaitu
dasar
10
digit,
kosong,
koma,
decimal
dan
pecahan.
Dan
masih
banyak
lagi
model-‐model
hitungan
dan
persamaan
matematika
yang
ditemukan
oleh
fibonacci.
Diantaranya
yang
kemudian
paling
dikenal
adalah
apa
yang
disebut
dengan
deret
atau
urutan
fibonacci.
Deretan/
urutan
fibonacci
muncul
dengan
rangkaian:
1,
1,
2,
3,
5,
8,
13,
21,
34,
55,
89,
144,
Dst.
Rangkaian
angka
ini
diperoleh
dengan
dimulai
dari
angka
1
diikuti
oleh
2
dan
kemudian
menambahkan
1
+
2
untuk
mendapatkan
3.
Kemudian,
penambahan
2
+
3
untuk
mendapatkan
5,
dan
seterusnya.
Hal
yang
menarik
adalah
apabila
anda
menghitung
rasio
setelah
beberapa
angka
pertama
maka
akan
selalu
didapatkan
nilai
decimal
.618.
Contoh:
55
/
34
=
.6176
Contoh:
144/89
=
.6179
Hal
yang
menarik
berikutnya:
contoh:
34/
(1+
1+
2+
3+
5+
8+13+
21+34)
=
.38
contoh:
89/
(1+
1+
2+
3+
5+
8+13+
21+34+55+89)
=
.38
Dari
deretan
angka
yang
ditemukan
oleh
fibonacci
ini
secara
tidak
sengaja
muncul
secara
nyata
di
alam,
disadari
atau
tidak
apabila
kita
menghitung
cabang
dari
sebuah
pohon
maka
akan
didapat
angka-‐angka
fibonacci,
demikian
pula
pada
jumlah
kelopak
suatu
bunga,
seperti
contoh
bunga
aster
(rata-‐rata
memiliki
34
atau
35
kelopak,
bahkan
ada
yg
sampai
89).
19.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
19
Melihat
fenomena
yang
menarik
dari
deretan
angka
fibonacci
ini,
maka
hal
ini
dicoba
untuk
diterapkan
dalam
trading.
Dan
setelah
dihitung
dan
dirumuskan,
maka
didapat
nilai:
Fibonacci
Retracement
Level:
0.236,
0.382,
0.500,
0.618,
0.764,
dan
Fibonacci
Extension
Level:
0,
0.382,
0.618,
1.000,
1.382,
1.618.
Fibonacci
ini
sudah
sedemikian
populer
dikalangan
trader.
Sehingga
sekarang
ini
hampir
semua
platform
trading
ada
fasilitas
kalkulator
fibonacci,
yang
akan
secara
otomatis
menghitung.
Untuk
Fibonacci
Retracement
Levels,
Fungsi
dari
level
ini
adalah
sebagai
informasi
Support
&
Resistance,
yang
dimana
biasanya
trader
akan
melakukan
open
buy/
sell
setelah
harga
menyentuh
titik-‐titik
level
tersebut,
Sedangkan
Fibonacci
Extension
Levels,
Umumnya
posisi
level
ini
digunakan
para
trader
untuk
menentukan
titik
dimana
mereka
harus
mengambil
take
profit.
Beberapa
hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
penggunaan
Fibonacci,
adalah
sebagai
berikut:
• Level
fibonacci
ini
hanya
bekerja
dengan
baik
saat
terjadi
suatu
tren.
• Untuk
dapat
menggunakan
fibonacci
Anda
harus
menentukan
ayunan/
range
harga
terendah
dan
tertinggi.
Contoh
Penggunaan
Fibonacci.
Mari
kita
ambil
contoh
dalam
mata
uang
EUR/USD.
Lihat
gambar
dibawah
ini.
Dalam
menggunakan
Fibonacci
retracement
level
dalam
analisa,
pertama
–
tama
anda
harus
mencari
titik
tertinggi
(Swing
High)
dan
titik
terendah
(Swing
Low)
apabila
harga
mengalami
trend
bearish,
atau
sebaliknya
harga
mengalami
trend
bullish,
anda
harus
mencari
titik
terendah
dan
kemudian
dilanjutkan
ke
titik
tertinggi.
Ingat
dalam
membuat
garis
Fibonacci
harus
selalu
dari
sisi
kiri
kemudian
ke
sisi
kanan!
Gambar
grafik
EUR/USD
diatas
menunjukkan
trend
bearish
pada
pasangan
mata
uang
EUR/USD.
Setelah
menemukan
titik
tertinggi
dan
titik
terendah,
barulah
kita
20.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
20
menggunakan
garis
Fibonacci
retracement
level
yang
terdapat
dalam
platform
trading
kita.
Lihat
gambar
dibawah
ini.
Setelah
menggunakan
garis
Fibonacci
retracement
didalam
grafik,
maka
otomatis
akan
muncul
angka
perhitungan
dari
Fibonacci
retracement
level,
tingkat
retracementnya
adalah:
1
(100%),
0.764
(76.4%),
0.618
(61.8%),
0.5
(50%),
0.382
(38.2%),
0.236
(23.6%)
dan
0
(0%).
Reversal
dan
Retracement.
Dalam
bahasan
sebelumnya
kita
telah
mengenal
tentang
Fibonacci.
Dalam
bahasan
ini
kita
akan
mempelajari
tentang
reversal
dan
retracement.
Analisa
dengan
menggunakan
Fibonacci
cukup
berpengaruh
terhadap
reversal
dan
retracement
dalam
pergerakan
suatu
harga.
Lalu
apakah
yang
dimaksud
dengan
reversal
dan
retracement?
Seandainya
Anda
bisa
dengan
mudah
membedakan
antara
Retracement
dan
Reversal
(Pembalikan)
maka
bukan
tidak
mungkin
apabila
Anda
bisa
membuat
keuntungan
dengan
mudah
dalam
trading
Anda.
Secara
sederhana
Reversal
dalam
Arti
katanya
adalah
pembalikan
(Pergantian
tren).
Sedangkan
Retracement
artinya
adalah
reversal
sementara,
atau
temporary
reversal.
Lalu
Bagaimana
cara
mengidentifikasi
suatu
Retracement
dalam
pergerakan
harga?
Cara
pertama
yang
cukup
populer
adalah
dengan
menggunakan
level
fibonacci,
umumnya
nilai
atau
area
retracement
akan
berkisar
diarea
38,2
%
50,0
%
dan
61,8
%
sebelum
arah
harga
kembali
bergerak
melanjutkan
tren
secara
keseluruhan.
Jika
pada
kisaran
tingkat
ini
mampu
terlewati
maka,
kemungkinan
besar
akan
terjadi
pembalikan
tren.
Untuk
lebih
jelasnya
mari
kita
lihat
ilustrasi
gambar
dibawah
ini:
21.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
21
Area
dengan
gambar
warna
ungu
adalah
level
retracement,
pada
contoh
pertama
Retracement
terjadi
hingga
di
kisaran
68%
level
fibonacci,
dan
pada
contoh
kedua
pada
kisaran
50%
level
fibonacci.
Terlihat
pula
gambar
diatas
bahwa
retracement
adalah
pembalikan
tren
sementara,
untuk
kemudian
mengikuti
tren
awal
(dalam
contoh
gambar
UpTrend/
Bullish).
Cara
yang
Kedua,
adalah
dengan
menggunakan
analisa/
teknik
pivot
point.
Dengan
menggunakan
analisa
pivot
points
maka
trader
akan
bertumpu
pada
hasil
kalkulasi
support
dan
resistance,
dimana
biasanya
ada
6
level/titik
yg
dihitung
yaitu,
S1
,
S2
,
S3
dan
R1
,
R2
,
R3.
S1
artinya
support
pertama,
R1
artinya
Resistance
pertama,
dst.
Mari
kita
lihat
gambar
dibawah
ini.
22.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
22
Jadi
apabila
dalam
tren
naik
harga
bergerak
ke
bawah
dan
memantul
kembali
keatas
setelah
menyentuh
S1,
maka
ini
adalah
Retracement.
Namun
Apabila
harga
terus
menerjang
S2,
lalu
ke
S3
maka
kemungkinan
besar
terjadi
pembalikan
tren
(Reversal).
Cara
yang
ketiga
untuk
mengidentifikasi
Retracement
adalah
dengan
menggunakan
garis
tren/
TrendLine.
Dasar
analisanya
adalah
apabila
garis
tren
terlewati
(break)
maka
terjadi
Reversal,
apabila
memantul
kembali
itu
berarti
Retracement.
Lihat
gambar
dibawah
ini.
Sekarang
anda
telah
memahami
tentang
Retracement
dan
Reversal.
Jadi
kesimpulan
Retracement
dan
Reversal
adalah:
• Jika
terjadi
suatu
pola
pembalikan,
yang
akan
kita
identifikasi
pertama
kali
adalah
Retracement.
Namun
jika
Retracement
ini
terlewati
maka
yg
terjadi
adalah
Reversal.
• Meskipun
dengan
metode-‐metode
seperti
yg
dipaparkan
diatas
menunjukkan
suatu
pola
retracement
ataupun
reversal,
namun
tetap
tidak
ada
yg
memastikan
hasil
akhir
saat
hari
perdagangan
ditutup.
Pengalaman
dan
waktu
yang
cukup
didepan
layar
monitor
tetap
tidak
bisa
tergantikan,
dan
akan
membuat
Anda
semakin
mudah
dalam
mengidentifikasi
retracement
ataupun
reversal.
Tabel
dibawah
ini
memaparkan
perbandingan
criteria
antara
rversal
dan
retracement
yang
akan
bermanfaat
bagi
kita.
Reversal
Retracement
• Bisa
terjadi
kapan
saja.
• Sifatnya
adalah
Final.
• Lebih
banyak
bersifat
fundamental.
• Terjadi
ketika
tren
terbentuk
dengan
kuat
atau
setelah
terjadi
pergerakan
harga
yang
kuat.
• Sifatnya
adalah
sementara.
• Lebih
banyak
bersifat
teknikal.
23.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
23
Teori
Elliot
Wave.
Teori
Elliot
Wave
ditemukan
oleh
Ralph
Nelson
Elliot.
Elliot
mengemukakan
bahwa
“saham,
pasar
diduga
berperilaku
kacau
atau
tidak
menentu,
padahal
tidak”.
Pola
perdagangan
di
pasar
selalu
bergerak
dalam
siklus
yang
berulang.
Ayunan
harga
ke
atas
dan
ke
bawah
disebabkan
oleh
psikologi
kolektif
dari
trader.
Elliott
menyebut
ayunan
ini
sebagai
“Wave”
atau
gelombang.
Teori
yang
ditemukan
oleh
Elliot
ini
bukan
jadi
dalam
sehari/
bulan
atau
tahun.
Namun
telah
menghabiskan
sebagian
besar
waktu
dalam
hidupnya
(75
Tahun).
Yang
menariknya
dari
teori
Elliot
Wave
ini,
Elliot
menyatakan
bahwa
gelombang
ini
akan
berulang
dalam
pola-‐pola
yang
sama,
dan
dia
yakin
bila
Anda
mampu
mengidentifikasi
gelombang
maka
Anda
dapat
memprediksi
kemana
arah
harga
selanjutnya.
Apa
yang
dikemukakan
oleh
Elliot
ini
membuat
para
trader
sangat
tertarik.
Dengan
teori
ini,
rasanya
menjadi
lebih
mudah
bagi
trader
untuk
melihat
titik-‐titik
di
mana
harga
memiliki
kemungkinan
di
posisi
paling
mahal
atau
murah.
Dengan
kata
lain,
hal
ini
memungkinkan
trader
untuk
menangkap
informasi
puncak
dan
dasar.
Inilah
pemahaman
dasar
dari
teori
Elliot
Wave
tersebut,
sangat
berguna
dalam
membuat
prediksi
forex
yang
terukur.
Pendalaman
Teori
Elliot
Wave.
Sebelum
memulai,
Anda
harus
mengenal
terlebih
dulu
atas
apa
dikemukakan
Elliott
tentang
Fractals.
Fractal
adalah
istilah
umum
yang
digunakan
juga
di
dalam
dunia
matematika.
Istilah
fractals
ini
dikenal
sebagai
“kemiripan
diri
atau
self-‐similarity”.
Jadi,
Fractals
adalah
suatu
struktur,
dimana
dalam
struktur
tersebut
dapat
dibagi
dalam
beberapa
bagian
lebih
kecil
yang
memiliki
sifat
sangat
mirip
dengan
keseluruhannya.
Sebagai
perumpamaan,
kerang
laut
adalah
Fractals,
petir
adalah
Fractals,
awan
adalah
Fractals,
bahkan
serpihan
salju
juga
merupakan
Fractals.
Elliot
sangat
menekankan
peranan
dari
Fractals.
Elliot
menyatakan
bahwa
setiap
gelombang
Elliott
adalah
Fractals,
dan
mereka
dapat
dibagi
dalam
gelombang-‐
gelombang
Elliot
yang
lebih
kecil.
Menurut
Elliott,
Pasar
yg
bergerak
dalam
tren
akan
memiliki
pola
gelombang
yang
disebut
sebagai
pola
gelombang
5-‐3,
di
mana
gelombang
5
(fase
pertama)
akan
diikuti
dengan
gelombang
3
di
fase
berikutnya.
Pola
Gelombang
5-‐3.
Pola
Gelombang
5
disebut
gelombang
Impulse
(Impulse
Wave).
Gelombang
ini
dibagi
menjadi
5
model
gelombang
dan
disebutkan
masing-‐masing
dengan
angka
dan
berurutan.
Gelombang
1,3,5
disebut
dengan
motif
yang
biasanya
mewakili
arah
tren
secara
keseluruhan.
Sementara
itu,
gelombang
2,4
adalah
koreksi.
Makna
yang
terkandung
dari
masing-‐masing
gelombang
adalah
sebagai
berikut:
• Gelombang
1:
Harga
membuat
gerakan
awal
ke
atas.
Hal
ini
biasanya
disebabkan
oleh
sejumlah
kecil
orang
(karena
berbagai
alasan,
baik
nyata
atau
persepsi)
yang
merasa
bahwa
harga
sedang
murah
sehingga
berfikiran
bahwa
ini
adalah
waktu
yang
tepat
untuk
membeli.
Kondisi
demikian
menyebabkan
harga
bergerak
naik.
• Gelombang
2:
Pada
titik
ini,
cukup
banyak
orang
yang
yang
semula
sudah
berada
di
gelombang
asal
(naik)
mempertimbangkan
harga
yang
sudah
terlalu
tinggi
dan
mengambil
keuntungan.
Akibatnya,
harga
bergerak
turun.
24.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
24
• Gelombang
3
:
Gelombang
ini
biasanya
yang
terpanjang
dan
terkuat.
Dalam
fase
ini,
saham
telah
menarik
banyak
perhatian
publik.
Akibatnya,
harga
semakin
melambung.
Pada
umumnya,
harga
akan
melambung
lebih
tinggi
dibandingkan
pada
saat
gelombang
1.
• Gelombang
4:
Pada
fase
ini
sebagian
orang
melakukan
aksi
ambil
untung
dan
merasa
harga
telah
mahal.
Namun,
ada
juga
sebagian
orang
yang
merasa
bahwa
harga
masih
dalam
tren
naik
(bullish).
Dengan
demikian,
gelombang
ini
cenderung
masih
lemah.
• Gelombang
5:
Ini
adalah
fase
di
mana
harga
sudah
terlalu
tinggi
untuk
dikoleksi
atau
dibeli
dan
kekuatan
yang
mampu
membuat
harga
terus
bergerak
naik
adalah
faktor
histeria.
Yang
Perlu
anda
ketahui
adalah
bahwa
panjang
dari
masing2
gelombang
tidak
selalu
sama
persis
sesuai
dengan
perbandingan
yang
ada
pada
gambar,
bisa
lebih
panjang
atau
lebih
pendek,
itu
wajar.
Mari
kita
lihat
gambar
dibawah
ini
tentang
peraturan
elliot
wave.
Elliot
Wave
Rules.
25.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
25
Koreksi
ABC
dalam
Elliot
Wave.
Selanjutnya
Elliot
juga
menjabarkan
bahwa
pola
5
gelombang
diatas
akan
selalu
diikuti
dengan
3
gelombang
,
yaitu
pola
koreksi
ABC.
Menurut
Elliott,
terdapat
21
pola
koreksi
ABC
mulai
dari
yang
sederhana
sampai
dengan
yang
paling
kompleks.
Elliot
Wave
ABC
Akan
tetapi
Elliot
sudah
menyederhanakan
dan
merumuskan
ke
dalam
pola
yang
jauh
lebih
sederhana
serta
mudah
untuk
dipahami
dan
diingat-‐ingat.
Sebelum
memulai
lebih
jauh
tentang
pola
Koreksi
ABC,
mari
kita
lihat
gambar
dibawah
ini
agar
anda
lebih
memahami
tentang
pola
koreksi
ABC
baik
dalam
pergerakan
pasar
yang
bullish
maupun
bearish.
Elliot
Wave
Bullish
Trend
26.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
26
Elliot
Wave
Bearish
Trend.
Seperti
yang
dikatakan
sebelumnya,
bahwa
terdapat
21
pola
koreksi
dalam
teori
elliot
wave,
Akan
tetapi
Elliot
sudah
menyederhanakan
dan
merumuskan
ke
dalam
pola
yang
jauh
lebih
sederhana
serta
mudah
untuk
dipahami
dan
diingat-‐ingat,
maka
pola
apa
saja
yang
harus
kita
ketahui?
1. Zig
Zag
Formation
(Formasi
Zig
Zag).
Formasi
Zig-‐zag
bergerak
sangat
tajam
pada
harga
yang
bertentangan
dengan
tren
dominan.
Gelombang
B
biasanya
lebih
pendek
dibandingkan
dengan
Gelombang
A
dan
C.
Pola
zig-‐zag
dapat
terjadi
dua
kali
atau
bahkan
tiga
kali
dalam
suatu
fasa
koreksi.
2. Flat
Formation
(Formasi
Datar).
Formasi
Flat
terbentuk
seperti
gelombang
yg
bergerak
ke
arah
samping,
panjang
dari
masing-‐
masing
gelombang
pada
umumnya
adalah
sama.
Perbedaan
panjang
biasanya
tidak
terlalu
besar.
27.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
27
3. Triangles
Formation
(Formasi
Segitiga).
Formasi
ini
bergerak
melawan
tren
serta
terdiri
dari
5
gelombang
bergerak
ke
arah
samping.
Sedangkan
dimensi
kemiringan
bisa
turun,
menyempit
atau
memperluas.
Gelombang
yang
terjadi
dalam
Gelombang
Elliot
Wave.
Seperti
pada
awal
pembahasan
diatas,
disebutkan
tentang
fractals,
yaitu
struktur
yg
dapat
dipecah
dalam
bagian
yg
lebih
kecil
yang
memiliki
pola
seperti
struktur
secara
keseluruhan.
Dan
hal
ini
berlaku
pula
pada
teori
gelombang
Elliot.
Anda
akan
menemukan
gelombang
5
atau
3
yang
lebih
kecil
di
dalam
sebuah
pola
gelombang.
Mari
Kita
lihat
ilustrasi
gambar
dibawah
ini:
Dari
gambar
diatas,
kita
dapat
melihat
bahwa
pada
gelombang
1
3
5,
didalamnya
terdapat
pola
5,
dan
dari
gelombang
2
4,
didalamnya
terdapat
pola
koreksi
ABC
(gelombang
3).
Nah
dari
sini
kita
lebih
mudah
membayangkan
dimana
arti
Fractal
seperti
yg
dimaksud.
Elliot
menekankan
bahwa
selalu
ada
gelombang
yg
lebih
kecil
dari
setiap
gelombang,
dan
pola
ini
selalu
berulang.
Dari
gelombang
–
gelombang
tersebut
terbagi
lagi
menjadi
beberapa
skala
gelombang,
dari
yang
terbesar
disebut
sebagai
“Grand
Supercycle”
sampai
yang
terkecil
disebut
sebagai
“Sub
–
Minuette”.
Berikut
ini
adalah
skala-‐skala
gelombang
yang
terdapat
dalam
elliot
wave:
28.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
28
• Grand
Supercycle.
• Supercycle
.
• Siklus.
• Primer.
• Intermediate.
• Minor.
• Menit.
• Minuette.
• Sub-‐Minuette.
Mari
kita
lihat
bagaimana
penerapan
dan
realisasi-‐nya
pada
harga
yang
nyata
dan
sebenarnya.
Lihat
pada
gambar
dibawah
ini.
Gambar
diatas
menunjukan
1
siklus
sempurna
dari
elliot
wave,
yaitu
pola
5-‐3
yang
diikuti
dengan
pola
koreksi
ABC.
Memang
terlihat
bahwa
ada
gelombang
yg
terbentuk
secara
tidak
sempurna,
gelombang
3
contohnya,
ada
sedikit
koreksi
didalamnya.
Namun
ya
seperti
itulah
dalam
kehidupan
nyata.
Bagi
Anda,
yang
masih
belum
terbiasa.
Membaca
bentuk-‐bentuk/pola
mungkin
akan
terasa
sangat
sulit.
Namun
jika
Anda
berlatih
dan
membiasakan
Anda
akan
cepat
untuk
mengidentifikasi
dan
tak
sesulit
yang
dibayangkan.
Penggunaan
Teori
Elliot
Wave
dalam
Trading.
Dalam
bahasan
kali
ini
kita
akan
mempelejari
cara
menggunakan
teori
elliot
wave
dalam
trading.
Berikut
ini
adalah
latihan
dan
petunjuk
untuk
menggunakan
teori
elliot
wave
dalam
trading.
Suatu
saat
nanti
pada
saat
anda
melakukan
transaksi,
dalam
analisa
anda,
Anda
akan
dihadapkan
bahwa
sepertinya
telah
muncul
pola
gelombang
1
dan
gelombang
2,
sampai
disini
pola
gelombang
yg
telah
terkonfirmasi
benar
adalah
pola
gelombang
1
ditandai
dengan
munculnya
gelombang
koreksi(gelombang
2).
Mari
kita
lihat
gambar
dibawah
ini.
29.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
29
Gambar
diatas
menunjukkan
apakah
benar
ini
gelombang
2?,
masih
terlalu
dini
untuk
memastikan
bahwa
ini
adalah
gelombang
2.
Untuk
itu
beberapa
hal
yang
dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan
tambahan
adalah:
• Sifat
gelombang
ke-‐2
adalah
tidak
mungkin
jatuh
dibawah
awal
gelombang
ke-‐1.
• Umumnya
gelombang
ke-‐2
dan
ke-‐4,
akan
bouncing
kembali
pada
level
50%
Fibonacci
(retracement).
Untuk
melakukan
analisanya,
sekarang
kita
tarik
garis
fibonacci
sepanjang
gelombang
1.
Dan
terlihat
di
gambar
dibawah,
bahwa
harga
telah
bergerak
disekitaran
level
retrace
fibo
50%,
jadi
disekitar
harga
tersebut
adalah
prediksi/signal
dimana
akan
diteruskan
dengan
pola
gelombang
3,
berarti
saatnya
untuk
siap-‐siap
beli.
30.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
30
Seandainya
Anda
membuka
posisi,
tentunya
posisi
awal
gelombang
ke-‐1,
adalah
nilai
realistis
untuk
digunakan
sebagai
Stop
Loss.
Mengapa?
jika
harga
terus
bergerak
kebawah,
berarti
prediksi
kita
salah,
dan
identifikasi
apakah
gelombang
ke-‐1
juga
salah.
Seandaikan
kita
tidak
melewatkan
kesempatan,
kita
akan
melakukan
posisi
open
Buy.
Setelah
beberapa
saat
melakukan
open
posisi
buy,
maka:
(Lihat
gambar
dibawah
ini).
Ternyata
prediksi
kita
benar!!!
Sinyal
yang
dibentuk
dari
gabungan
pola
gelombang
1
2(Ellliot)
+
fibonacci
di
konfirmasi
dengan
gelombang
3.
Ini
berarti
merupakan
keuntungan
yang
diperoleh
dalam
melakukan
trading.
Dalam
contoh
kasus
yang
lain,
misalnya
Suatu
saat
kita
melihat
sebuah
tren
turun
dan
pola
1-‐3-‐5
Elliot
telah
terbentuk,
dan
sekarang
diikuti
dalam
fase
koreksi
ABC.
Dari
gambar
dibawah
terlihat,
terjadi
pola
flat/datar
pada
koreksi.
31.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
31
Gambar
diatas
menunjukkan
akan
ada
signal
sell/
turun
atau
berbalik
naik/
buy.
Kira-‐
kira
Yang
mana
yang
terbaik
dalam
pengambilan
posisi
transaksi?
Karena
tren
awal
adalah
Down-‐trend/
bearish,
maka
trend
following
kita
adalah
“SELL”.
Namun
Perlu
dicatat
dan
digaris
bawahi
sekali
lagi!
sebagai
trader
yg
cerdas,
kita
harus
tetap
selalu
berpikir
logis
bahwa
prediksi
kita
selalu
bisa
saja
salah.
Untuk
itu
mari
kita
dengan
bijak
mengatur
masing-‐masing
posisi
stop
loss.
• Jika
mengambil
posisi
open
buy,
maka
posisi
stop
loss
yang
paling
relevan
adalah
di
posisi
saat
akhir
gelombang
ke-‐5.
• Jika
mengambil
posisi
open
sell,
maka
posisi
stop
loss
yang
paling
relevan
adalah
di
akhir
gelombang
4.
Dikarenakan
kita
mengikuti
trend
sebelumnya
yaitu
down-‐trend,
maka
kita
akan
mengambil
posisi
dengan
tingkat
resiko
(Stop
Loss)
diposisi
akhir
gelombang
4.
Setelah
beberapa
saat,
Mari
kita
lihat
gambar
dibawah
ini
apa
yang
terjadi,
bagaimana
selanjutnya
harga
bergerak.
Dan
ternyata
hasilnya
adalah
mengikuti
trend
yang
sebelumnya
yaitu
Down
Trend,
dan
sekali
lagi
kita
berhasil
mendapatkan
keuntungan
dipasar,
karena
posisi
transaksi
yang
kita
miliki
adalah
“SELL”.
Sekarang
anda
telah
memahami
tentang
dasar
dari
analisa
teknikal
beserta
pola-‐pola
dan
formasi
yang
ada
didalam
analisa
teknikal.
Dalam
bahasan
selanjutnya
di
E-‐book
kami
seri
yang
ke-‐3
kita
akan
belajar
tentang
indicator-‐indikator
yang
terdapat
didalam
analisa
teknikal.
Sampai
jumpa
di
Seri
yang
ke-‐3
E-‐book
kami.
Silahkan
download
E-‐book
kami
di
website
kami:
http://www.st757.com/index.php/en/services/information-‐services/marketing-‐tools.
32.
©
2015,
Allright
Reserved,
Star
Team
–
www.st757.com
32
Penutup
dan
Referensi.
E-‐book
ini
adalah
100%
gratis
dan
disajikan
dengan
tujuan
untuk
membantu
para
investor
yang
ingin
berkecimpung
dalam
berinvestasi
di
pasar
valuta
asing
dan
instrument
derivative
lainnya
untuk
lebih
memahami
tentang
perdagangan
valuta
asing
(Forex)
dan
instrument
derivative
lainnya
dalam
bidang
perdagangan
berjangka
atau
futures
trading
dan
menjadi
seorang
investor
ataupun
trader
yang
sukses.
E-‐book
ini
adalah
milik
Star
Team,
dilarang
untuk
memperbanyak/
meng-‐copy
isi
dari
E-‐
book
ini
tanpa
seijin
kami.
Referensi:
• Website
Kami:
www.st757.com
• Halaman
Edukasi:
http://www.st757.com/index.php/en/services/education/introduction-‐trading
• Pendaftaran
Akun
Demo:
http://www.st757.com/index.php/en/account/demo-‐
account.
• Registrasi
pembukaan
Akun
Rill:
http://www.st757.com/index.php/en/account/real-‐account.
• Download
E-‐book
dan
document
lainnya:
http://www.st757.com/index.php/en/services/information-‐services/marketing-‐
tools.
• Hubungi
Kami
(
Star
Team):
o Email:
info.st757@gmail.com
o Telepon:
+62
81
338
216
888.
o Alamat
Kantor
Kami:
! PT.
Starpeak
Equity
Futures,
Cabang
Medan
–
Sumatra
Utara.
! Gedung
Selecta
Lt.2
Suite
02-‐02
! Jl.
Listrik
No.2,
Medan
20332.