Tiga kalimat:
1. Kader desa dan bidan desa melakukan pendataan kondisi kesehatan masyarakat dan rumah tangga miskin selama dua minggu.
2. Pertemuan evaluasi dilakukan pada 26 Agustus untuk membahas laporan pendataan, namun dua desa belum selesai karena akses sulit.
3. Laporan menunjukkan pelayanan kesehatan di posyandu terganggu karena petugas jarang hadir dan anak tidak divaksinasi.
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
PDBK News Sulbar : Edisi Oktober 2013
1. Percayalah, bahwa adanya orang-orang yang
terlahir sebagai penggerak perubahan dapat
memunculkan pejuang-pejuang lain yang
akan menggerakkan semesta untuk ikut
serentak maju”.
Lelaki tersebut saya kenal dengan panggilan Yusuf
Rahmat, seorang Kepala desa di Desa Balla Kecamatan
Balla Kabupaten Mamasa. Kabupaten yang termasuk
jejeran 10 terjelek IPKM tahun 2007 melalui survei
yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan.
Mantan fasilitator PNPM Mandiri yang kemudian
mencoba menyusuri jalannya “film kehidupan” dengan
mencalonkan diri sebagai kepala Desa dan akhirnya di
pilih oleh Tuhan dan masyarakat Desa Balla untuk
memegang amanah sebagai Presiden Desanya.
2. Dalam pandangan saya dia adalah salah seorang cendekiawan yang cukup langkah untuk ditemukan
di daerah yang berlabel “KONDOSAPATA UWAI SIPALELEANG”. Memilih hidupnya untuk
penjadi pelayan masyarakat desanya.
“Saya tidak tahu apa yang harus kami lakukan untuk membantu kesehatan” ujarnya pada saat
kalakarya tanggal 11 Juli 2013 lalu di Matana Hotel di atas bukit tinggi di bawah pepohonan
rindang di Mamasa kala itu.
Di sanalah menjadi awal dan permulaan saya berkenalan dan berinteraksi dengannya.
Seingat saya dia adalah salah satu dari tiga penyampai aspirasi :
Kepala desa, dia baru, tertarik dengan dialog yang tidak diduganya bahwa acara bakal
seperti ini; menurutnya kelemahan selama ini adalah komunikasi.
Tidak terjadi dialog dari atasan dengan kepala desa, sehingga tidak jelas apa yang
sebenarnya seharusnya diterima oleh desa yang dapat timbulkan kecurigaan - kecurigaan
camat, yang merasa bahwa kondisi mamasa ini karena alam, terus dukungan pusat kurang
besar untuk Mamasa yang miskin dan tertinggal, sumber daya manusia msmasa memang
lemah
staf pusk, yg pandai retorika, kalimat2nya bersayap nabrak sana sini, (biasa)
mengembangkan kecurigaan bahwa pimpinan2 tdk terbuka dg dana, tdk adil, dan 'kami
hanya bisa berdoa smg memproleh pimpinan yg berhatinurani dan jujur', ya matanya, ya
gayanya, mencoba mengajak forum utk terjebak dlm 'Mamasa ini Seperti Benang Ruwet yg
tdk jelas dari mana dan bagaimana mengurainya'
dialog pada saat itu berkembang dengan tiga materi pancingan itu.
isu2 yg mudah berkembang dan sering berkembang dlm komunitas masyarakat maupun level
bawahan dr birokrasi, kmudian mendptkan salurannya dlm dialog bebas ini
seperti ciri dialog yg bisa menyakitkan (krn sindiran2 liar), bhkan kmdn menimbulkan rasa sakit
bersama (angka2 capaian yg jelek), dan penerimaan tanpa sarat sesama pendialog( yg baru mulai
nampak dg smua lancar mnanggapi lawan dialog, tanpa nada mnyerang atau bertahan), dialog ini
berjln spt tabiatnya
dialog yang kemudian di arahkan oleh Suhu Pak Sawijan kpd upaya menghancurkan kebiasaan2
merasa lemah, tdk mampu kalau tdk ada bantuan, mnunjuk bhw yg salah org lain, mersa bahwa
pimpinan sll memanfaatkan bawahan, pimpinan tdk adil bagi rejeki, kurang komunikasi, dan yg
sejenisnya
Pak Sawi mendramatisir kalimat2 yg berkembang utk mnyadari bhw sifat2 buruk itu tdk akan
pernah mampu memajukan Mamasa, bahkan juga tdk akan mnjdkan mrk semua sbg kluarga dan
3. pribadi maju, dg sifat2 spt itu mrk akan menghasilkan klg dan kturunan yg lemah dan tak maju,
dlm bidang apapun
sy tdk mngulangi apa yg bisa dilakukan oleh kawan2 propinsi Sulbar yg sangat gigih utk
memanfaatkan gerakan pdbk ini menggebrak kebekuan hub antara prop-kab-sampai desa.
mnrt saya mrk berhasil, meski blm maksimal.
sy ingin laporkan bhw forum spakat utk perbaiki komunikasi.
slain itu akan diluncurkan di desa Petugas Sahabat Kluarga Mamasa.
Kades / Lurah akan mnugasi 3-4 orang Staf Kades/Kaur/Org dg tugas khusus utk kliling dr
rumah ke rumah.
Mereka akan ditugasi utk menyentuh slrh warga desa; dan melakukan identifikasi apakah dlm
kluarga itu ada warga dg kbutuhan kesehatan.
Kmudian secara berkala mereka melapor ke Bides bhw kluarga2 ttt memerlukan layanan Bides, jk
di desa tdk ada Bides, mk Ptugas itu mngatur agar Bikor dpt melayani klg2 ttt dg mengunjungi
atau pada hr buka posyandu.
Pusk akan membantu mempermudah tugas teknis mengenali kbutuhan kesehatan klg, dan akan
diprioritaskan dl utk khamilan, imunisasi, dan gizi; scara perlahan jk kelak petugas ini berjalan
lancar akan dikembangkan kpd layanan lainnya.
kmudian Pusk akan mngatur nakes yg jmlnya terbatas itu utk berfokus pd sasaran yg ditemukan
oleh ptugas itu
camat akan menghimpun kekuatan utk mndukung klancaran ptugas itu.
Ptugas itu akan memakai Kostum/Rompi yg mncolok utk mudah dikenali dg Tulisan Punggung
'Sahabat Keluarga Mamasa'
Kades dan Camat serta Ka Pusk sepakat utk memulai langkah ini, yg dinilai sebagai suatu upaya yg
'mungkin' utk dila kukan dan sebagai terobosan.
forum yakin bhw tanpa terobosan maka Mamasa tetap akan mnjd Rangking 5 atau 6 di Sulbar,
dan tertinggal dlm jajaran rangking Indonesia.
sy tdk tahu apakah ini akan berhasil, tetapi forum2 non teknis membangun ksadaran, membangun
komunikasi, mengurai dugaan2 diantara staf di lapangan, perlu dilakukan.
Nampaknya jika upaya2 semacam ini kita lupakan, maka upaya2 terobosan kita spt BOK,
Jampersal, Jamkesmas, bahkan SJSN akan mnjd isu liar yg melemahkan sendi2 kekompakan
pasukan kesehatan di ujung sana, sementara pikiran2 menyimpang di lapangan mudah sekali
menular.
4. dialog mesti dibudayakan
dialog lbh hidup jk digunakan angka2 / data2 yg spesifik ttg kinerja / capaian para pendialog
Pasca Kalakarya beberapa minggu kemudian lelaki ini pun menindaklanjuti hasiul pertemuan dan
dialog di Matana
Tulisan Pertama Yusuf Rahmat (Kades Balla)
“BERMULA DARI KEGIATAN
LAKAKARYA”
Pada 11 Juli 2013 Dinas Kesehatan Mamasa mengadakan Lakakarya Penanggulangan
Daerah Bermasalah Kesehetan. Peserta yang hadir dari beberapa perwakilan
kecamatan dan desa serta tenaga-tenaga medis yang ada di desa-desa yang diundang.
Pemateri yang hadir dari Jakarta dan ditemani oleh beberapa Staff dari Dinas
Kesehatan Prov. SulBar. Pak Sawijan, sosok yang menurut pandangan kami sangat
bersahaja, cerdas tapi juga sangat humoris. Beliau sungguh luar biasa. Kata-kata
beliau sangat menggugah nurani kami dan saat itu kami baru sadar bahwa sungguh
selama ini kami alpa dalam memperhatikan masalah kesehatan khusunya di desa kami.
Sepanjang kegiatan tersebut kami sangat terperangah melihat dan mendengar
bagaimana keadaan atau kondisi kesehatan yang terjadi di Mamasa saat ini. Terjadi
dialog yang baik dan bahkan dari pertemuan itu, sebuah gagasan yang disampaikan
oleh Pak Sawijan untuk memulai gerakan “penyelamatan” akan situasi “kritis” yang
saat ini melanda Mamasa dalam hal Kesehatan. (Trimah Kasih yang tak terhingga
pak.!) Dalam hati berujar, “Ayo..bangun-lah, bangunlah generasimu, bangunlah
desamu, bangunlah negerimu.!”
Sahabat Keluarga Mamasa (SKM). Sebuah istilah yang sempat keluar dalam diskusi
maupun dialog yang kemudian semua peserta menganggung, seolah setuju. SKM akan
dibentuk, pertama-tama, untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat di desa,
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan disekitar masalah kesehatan.
Tindak lanjut dari Lakakarya tersebut, kami, Camat Balla dan jajarannya, Kepala
Puskesmas Balla, dan seluruh Kepala Desa se-Kec. Balla ( ada delapan desa dalam
wilayah Kec. Balla), pada 19 Juli 2013, bertemu dalam sebuah pertemuan awal di
Puskesmas Balla. Dalam pertemuan tersebut juga hadir Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamasa. Dalam perbincangan kami selama pertemuan, kami sepakat untuk
membentuk apa yang pernah ditawarkan dalam Lakakarya yakni pembentukan Sahabat
Keluarga Mamasa dimana dalam setiap desa yang ada di Kec. Balla mencari dua (2)
orang kader (KPMD) yang akan bekerja sama dengan Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Balla untuk, pertama-tama, melakukan pendataan tentang kondisi kesehatan
masyarakat. Dalam pertemuan tersebut, disepakati, bahwa kalau di masing-masing
desa terbentuk kader yang dimaksud, maka sebelum melakukan pendataan terlebih
dahulu dilakukan pelatihan atau pembekalan. Berselang satu minggu, melalui
koordinasi dengan Camat, Kepala Puskesmas dan Kepala Desa se-Kec. Balla, akhirnya
terbentuklah SKM di setiap desa (2 orang/desa).
Pada Rabu, 25 Juli 2013, kami mengundang seluruh kader SKM beserta seluruh bidan
yang ada disetiap desa dan beberapa tenaga medis yang ada di Puskesmas Balla
untuk melakukan koordinasi sekaligus pembekalan/pelatihan kepada Kader SKM
5. sebelum melakukan pendataan. Narasumber waktu itu adalh Kepala Puskesmas Balla.
Setelah materi pembekalan selesai dilaksanakan, maka kami kemudian menyusun
Rencana Tindak Lanjut untuk kegiatan pendatan. Waktu itu kami sepakat, bahwa
pendataan dilakukan
selama dua minggu ke depan, yakni di awal agustus.
Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan setelah lebaran. Dan pertemuan
koordinasi dan evaluasi direncakan akan dilakukan pada pertengahan Agustus 2013.
Kami juga bersyukur karena, dalam pertemuan koordinasi dan pelatihan tersebut,
seluruh kepala desa sepakat untuk menyediakn dana pengadaan seragam berupa rompi
bagi Kader SKM yang akan melakukan pendataan. Dan untuk rencana ini, mudahanmudahan dalam waktu dekat ini rencana tersebut dapat segera terealisasi.
Bersambung……………………………
Mamasa, 26 Juli 2013, Pukul 23:00
Demikian informasi awal tentang pembentukan Sahabat Keluarga Mamasa di Kecamatan
Balla.
Mamasa- Balla, 26 Juli 2013
Hormat Saya
Yusuf Rahmat Demmandulu’
Kepala Desa Balla Satanetean, Kec. Balla, Kab. Mamasa
Tulisan ke 2
“SAHABAT KELUARGA MAMASA”
PROSES PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DAN KONDISI KESEHATAN WARGA DI KECAMATAN
BALLA
Pasca pertemuan/rapat koordinasi antara Tenaga Medis pada Puskesmas Kec. Balla
dengan Kepala Desa se-Kecamatan Balla serta Kader Desa pada 25 Juli 2013 dimana dalam
pertemuan tersebut disepakati untuk melakukan pendataan kondisi kesehatan warga dan
pendataan rumah tangga miskin oleh Kader Desa bersama Bidan Desa se-Kecamatan Balla. Juga
disepakati bahwa proses pendataan direncanakan akan dilakukan selama dua minggu kedepan
dan setelah itu akan diadakan pertemuan/rakor untuk evaluasi dan perampungan data dari
setiap desa. Namun karena terdapat beberapa kendala yang kami hadapi baik oleh Kader Desa
maupun kami sebagai Kepala Desa maka rencana untuk pertemuan evaluasi dan pengumpulan
data baru kami laksanakan pada Senin, 26 Agustus 2013 di Aula Kantor Kecamatan Balla yang
dihadiri Kepala Desa, Bidan Desa serta Kader Desa.
Rapat evaluasi dan pengumpulan data yang baru kami lakukan pada Senin, 26 Agustus 2013
membahas laporan perjalan Kader Desa selama melakukan pendatan serta hal-hal yang penting
untuk dilaporkan yang ditemukan selama proses pendataan dilakukan. Beberapa Kader Desa
sudah bisa merampungkan dan menyerahkan hasil pendataan mereka namun masih ada dua desa
6. yang belum bisa menyerahkan hasil pendataannya karena mereka belum sempat mendatangi
beberapa dusun di desa mereka akibat kondisi wilayah yang sulit dijangkau dan diperparah
oleh kondisi jalan yang sangat buruk.
Yang paling banyak mendapat perhatian adalah laporan dari Kader Desa selama perjalanan
pendataan dilakukan yakni bahwa pelayanan kesehatan di setiap Pustu/Poskesdes yang ada di
desa tidak maksimal karena tenaga medis yang bertugas sangat jarang didapatkan karena
mereka menetap di luar wilayah desa bahkan diluar Kecamatan Balla. Hal ini berdampak pada
terganggunya proses pelayanan bagi warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan dan juga
berdampak pada kegiatan pelayanan bagi ibu hamil,penimbangan bayi serta kegiatan
imunisasi, dsb. Bahkan, menurut laporan dari warga, bahwa anak mereka tidak lagi
diimunisasi karena petugas imunisasi yang ditempatkan di Poskesdes tidak pernah lagi
dating.
Dalam pertemuan itu, beberapa Bidan Desa yang hadir memberi beberapa alas an bahwa
mereka tidak bisa tinggal menetap di desa karena mereka juga punya keluarga yang
membutuhkan perhatian dan tidak mungkin mereka harus berpisah sementara suami juga
bekerja pada instansi pemerintah dan anak-anak mereka juga sementara bersekolah. Kemudian
alas an lain yakni beratnya medan yang mereka harus tempuh dalam memberikan pelayanan
kesehatan karena kondisi jalan juga sangat buruk. Selain itu mereka juga mengeluh karena
beberapa dari mereka harus melayani dua sampai tiga desa yang jaraknya berjauhan. Bahkan
ketika tenaga medis yang seharusnya ada dan bertugas di Puskesmas Balla berhalangan masuk
kantor selama beberapa hari maka mereka harus merelakan diri untuk berada di Puskesmas
Balla dan meninggalkan Pustu/Poskesdes dimana mereka seharusnya bertugas. Mereka harus
membantu pelayanan di Puskesmas Balla karena Tenaga Dokter tidak ada sementara Paramedis
yang seharusnya bertugas setiap hari kerja justru jarang masuk kantor.
Dari pertemuan yang kami lakukan ini, kami akhirnya mengeluarkan beberapa rekomendasi
untuk rencana kerja kami selanjutnya yakni :
1. Memberi kesempatan selama 3 minggu kepada Kader Desa yang belum merampungkan
pendataannya.
2. Dalam waktu dekat harus dilaksanakan rapat koordinasi dengan Kepala Puskesmas Balla
serta Tenaga medis yang ada di Puskesmas Balla dengan Camat serta Kepala-kepala
Desa untuk membahas laporan yang didaptkan Kader Desa selama proses pendataan
dilaksanakan khususnya tentang kinerja Tenaga Medis yang ditempatkan di
Pustu/Poskesdes yang tersebar di setiap desa.
3. Mempercepat pembuatan baju rompi untuk Kader Desa agar mereka juga punya bukti
identitas yang dapat dipakai dan diperlihatkan kepada warga. ( Beberapa dari warga
yang ditemui tidak bersedia memberikan data yang dibutuhkan karena menganggap bahwa
Kader Desa ini tidak jelas identitasnya serta maksud/tujuan pendataan dilakukan)
4. Mengusahakan dan meminta kerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cab. Mamasa
untuk menempatkan program mereka di Kecamatan Balla yakni program bakti sosial
berupa pengobatan gratis. ( Saat ini tidak ada Tenaga Dokter yang ditempatkan di
Kecamatan Balla)
5. Rapat Evaluasi dan Pengumpulan Data bagi desa yang belum merampungkan datanya akan
dilakukan pada Senin, 16 September 2013 di Aula Kantor Kecamatan.
7. Dari beberapa rekomendasi yang telah kami rumuskan diatas, melalui koordinasi dengan
Kepala Puskesmas Balla, Camat Balla dan seluruh Kepala Desa yang ada di Kec. Balla,
maka pada Jumat, 6 September 2013, di Puskesmas Balla kami mengadakan pertemuan untuk
membahas beberapa hal yang terkait dengan laporan Kader Desa yang diperoleh selama
mereka melakukan pendataan. Poin penting yang kami setujui dan amini bersama adalah
bahwa secara umum saat ini pelayanan kesehatan di Kecamatan Balla sangat buruk. Namun
kami juga sepakat bahwa harus ada gerakan bersama untuk memulai dan melakukan
perubahan dalam pelayanan kesehatan tersebut. Pemerintah Kecamatan, Desa bahkan sampai
di Dusun-dusun harus saling bersinergi dengan Tenaga Kesehatan yang ada di Puskesmas
Balla sampai di Pustu dan Poskesdes agar kondisi kesehatan warga di Kecamatan Balla
tidak semakin terpuruk. Pada pertemuan tersebut kami sepakat bahwa pada Rapat Evaluasi
antara Tenaga Medis,Kader Desa dan Kepala Desa yang direncanakan akan dilaksanakan
pada Senin, 16 September 2013 diharapkan kehadiran dari semua petugas kesehatan yang
bertugas di Kecamatan Balla untuk hadir dalam pertemuan tersebut, juga Camat dan
seluruh Kepala Desa serta mengusahakan agar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa
dapat dihadirkan.
Juga kami mengusulkan agar “Sahabat Keluarga Mamasa” bukan hanya sebuah gerakan atau
spirit saja tapi selain itu “Sahabat Keluarga Mamasa” diharapkan menjadi sebuah wadah
organisasi yang memiliki struktur kepengurusan yang jelas dimana didalamnya berkumpul
orang-orang yang peduli akan perubahan khususnya di bidang kesehatan. Dan kami
,mengusulkan agar ide ini dibawah dalam Rapat Evaluasi nantinya.
CaTATAN SINGKAT :
Melalui kerjasama dari berbagai pihak, terbentuklah sebuah ORGANISASI yang memiliki
struktur kepengurusan yang jelas dimana didalamnya berkumpul orang-orang yang peduli akan
perubahan khususnya di bidang kesehatan . Wadah tersebut bernama SAHABAT KELUARGA
MAMASA (SKM)
Misi utama SKM adalah menularkan “virus” kepedulian tentang kesehatan kepada semua lini
kehidupan masyarakat di desa Balla yang sekarang ini pelan2 menyebar dan melakukan infeksi ke
tingkat kecamatan. Penyebaran virus kepedulian yang diharapkan konsisten dalam penyebarannya
Dalam misinya mengembangkan SKM telah membangun fondasi dalam bentuk forum yang diketuai
oleh Kades Balla dan bersinergi dengan Kepala Puskesmas, Kader dan masyarakat dalam
pelaksanaannya. Setelah melalui berbagai pertemuan dan dan diskusi, SKM yang inisiasinya
dimulai oleh Kades Balla beberapa hari lalu telah melakukan pendataan masyarakat di desanya.
8. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, penggerak SKM berharap SKM bias menjadi forum dan
organisasi untuk menuju masrakat yang lebih baik…
Tanggal 20 oktober 2013 lalu, saya kembali bertemu dengan Kepala desa yang kreatif ini.
Bedanya dengan pertemuan pertama beliau telah dating bersama Timnya, lengkap dengan Kepala
Puskesmas dan Camat barunya yang baru menjabat 7 hari. Camat yang belum serah terima
jabatan namun dating berkalakarya.
Apakah ini menjadi sebuah tanda kepedulian?
Apa yang telah dilakukan oleh Kades Balla :
yusuf Rahmat setidaknya telah menjadi
langkah pertama perputaran roda pembelaran
Tim yang biasanya di sampaikan oleh para
suhu PDBK 2 tahun lalu. Pas 2 tahun lalu 27
Oktober 2011 di Aula Kantor Bupati Mamuju
oleh Suhu berambut Putih, Pak TS..
Ajakan MARI Rajut Kreativitas,
Membangun Kesadaran, Mewujudkan IMPIAN
setidaknya nyetrum pada mereka yang berada
dalam lingkaran Sahabat Keluarga Mamasa.
Dalam beberapa bulan ini adalah perubahan yang mendasar yang saya perhatikan pada pak Yusuf..
Selain rambutnya yang sudah mulai agak pendek, kacamata juga sudah dilepas…Ada aura dan energi
semangat untuk melakukan perubahan di wilayahnya.
Mereka telah membuat program dan kegiatan..Hal yang paling penting tentunya dari semua itu adalah
komitmen untuk konsisten terhadap sesuatu tersebut…………………
9. KALAKARYA DESA BANGUN MANDAR : KECAMATAN SUMARORONG MAMASA
Kalakarya Kesehatan Desa Bangun Mandar,
kecamatan Sumarorong Kab Mamasa
Para penggiat Sahabat Keluarga Mamasa
2 Camat Baru..............Insya Allah komitmen
dengan Kesehatan; Semoga saja. Duduk sejak
dimulainya kegiatan sampai selesai tanpa beranjak
sedikitpun dari kursinya pada saat
kalakarya kesehatan desa bangun mandar