2. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM
SYARAF
Sistem Syaraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk
menyelenggarakan kerja sama yang rapih dalam organisasi
dan koordinasi kegiatan tubuh.
Sel-sel pada Sistem Syaraf :
1. Neuron yg terdiri dr Badan sel, Dendrit, Akson.
2. Neuroglial : Sel penunjang tambahan pada susunan syaraf
pusat 3. Sistem komunikasi sel : Rangsangan ini di sebut
stimulus, sedangkan yang di hasilkan dinamakan respon.
4. Sistem Syaraf Pusat.
5. Sistem Syaraf Perifer.
4. DEFINISI
Ensefalitis adalah peradangan akut otak
yang disebabkan oleh infeksi virus.
Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri, seperti meningitis, atau
komplikasi dari penyakit lain seperti rabies
(disebabkan oleh virus) atau sifilis
(disebabkan oleh bakteri).
5. ETIOLOGI
Penyebab encephalitis yang
terpenting dan tersering ialah
virus. Infeksi dapat terjadi
karena virus langsung
menyerang otak, atau reaksi
radang akut infeksi sistemik atau
vaksinasi terdahulu. Bakteri
penyebab ensefalitis adalah
Staphylococcus aureus,
streptokok, E. Coli, M.
Tuberculosa dan T. Pallidum.
6. PATOFISIOLOGI
Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas, dan saluran
cerna. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke
seluruh tubuh dengan beberapa cara :
1. Lokal : virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lender
permukaan atau organ tertentu.
2. Penyebaran hematogen primer : virus masuk ke dalam darah,
kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ
tersebut.
3. Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di
permukaan selaput lendir dan menyebar melalui system
persarafan.
7. LANJUTAN
Setelah terjadi penyebaran ke otak
terjadi manifestasi klinis ensefalitis.
Masa prodromal berlangsung 1-4 hari
ditandai dengan demam, sakit kepala,
pusing, muntah, nyeri tenggorokan,
malaise, nyeri ekstremitas, dan pucat.
Suhu badan meningkat, fotofobia, sakit
kepala, muntah-muntah, kadang disertai
kaku kuduk apabila infeksi mengenai
meningen.
8. WOC
Bakteri, virus, jamur
Invasi ke dlm saluran
darah
Resiko penyebaran infeksi septikemia Nyeri kepala, demam
Reaksi radang pd selaput otak/meningen
encephalitis
Nyeri,
Penigkatan
suhu tbh
eksudasi
Peningkatan TIK
Edem jaringan otak
Kerusakan neuromuskular
Menekan otak bag tengah
Aliran darah k otak in adekuat
Perub. neurologi
hiperventilasi
Gg Pola nafas /pola
nafas tdk efekti
hipoksia
Gg perfusi jrngan cerebral
Gg aktivitas gerak & tingkah
laku
Gg mobilitas fisik
9. ENSEFALITIS DIKLASIFIKASIKAN
MENJADI :
1. Ensefalitis Supurativa
2. Ensefalitis Siphylis
3. Ensefalitis Virus
4. Ensefalitis Karena Parasit
5. Ensefalitis Karena Fungus
10. TANDA DAN GEJALA
1. Panas badan meningkat.
2. Sakit kepala parah.
3. Muntah-muntah.
4. Kaku kuduk apabila infeksi mengenai
meningen.
5. Gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku.
6. Gangguan penglihatan, pendengaran, bicara
dan kejang.
13. PENGOBATAN
1. Istirahat.
2. Cukup air minum.
3. Obat-obatan :
a. Diazepam
b. Tizanidine dan Dantrolene
c. Botulinum toxin
d. Obat – obatan antikolinergik
4. Terapi : Fisioterapi, Terapi Okupasi, Terapi
Bicara
5. Operasi : Operasi Ortopedi
14. PENCEGAHAN
1. Menjaga kebersihan.
Misalnya, mencuci tangan dengan sabun
setelah dari kamar kecil, sebelum dan
sesudah makan.
2. Tidak berbagi pakai barang-barang
pribadi.
3. Mendapatkan vaksinasi.
4. Mengurangi pertumbuhan nyamuk.
5. Menggunakan obat anti nyamuk atau
pakaian tertutup.
15. ASKEP ENSEFALITIS
Pengkajian , terdiri dari :
a. Identitas
b. Keluhan Utama : berupa panas badan meningkat, kejang,
dan kesadaran menurun.
c. Riwayat Penyakit Sekarang : gelisah, muntah-muntah,
panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari, sakit kepala.
d. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien sebelumnya menderita
batuk, pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita
penyakit Herpes.
e. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga ada yang
menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh :
Herpes dan lain-lain. Bakteri contoh : Staphylococcus
Aureus,Streptococcus, E, Coli, dan lain-lain.
16. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d sakit kepala mual.
2. Hipertemi b/d reaksi inflamasi.
3. Gangguan sensorik motorik (penglihatan,
pendengaran, gaya bicara) b/d kerusakan susunan saraf
pusat.
4. Resiko terjadi kontraktur b/d spastik berulang.
17. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d sakit kepala mual.
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria hasil :
1) Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol.
2) Menunjukkan postur rileks dan mampu
tidur/istirahat.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri : Tingkatkan tirah baring, bantu
kebutuhan perawatan diri pasien.
Menurunkan gerakan yang dapat
meningkatkan nyeri.
Kolaborasi : Berikanan algesik sesuai
indikasi.
Obat ini dapat digunakan untuk
meningkatkan kenyamanan /istirahat
umum.
18. Implementasi Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d sakit kepala mual.
NO IMPLEMENTASI
1. Memberikan tindakan nyaman.
2. Memberikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap
sesuai indikasi.
3. Mengkaji intensitas nyeri.
4. Meningkatkan tirah baring, bantu kebutuhan perawatan diri
pasien.
5. Memberikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara tepat dan
masase otot daerah leher/bahu.
6. Berkolaborasi untuk pemberian analgesik sesuai indikasi.
19. Evaluasi Keperawatan
1. Pemenuhan nutrisi pasien adekuat.
2. Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol.
3. Tidak mengalami kejang atau cedera lainnya.