Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang rendemen gula dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti kualitas tebu, proses produksi, dan pengendalian kehilangan gula.
2. Rendemen gula dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari budidaya tanaman tebu hingga proses produksi di pabrik gula.
3. Pabrik gula mini dapat meminimalkan kehilangan gula dengan mengont
2. RENDEMEN
Rendemen gula adalah berat gula yang dihasilkan dibanding
berat tebu yang diproses yang dinyatakan dengan persen.
Perlu disadari bahwa sebenarnya tinggi rendahnya rendemen
bukan semata ditentukan oleh pabrik , tetapi juga ditentukan
oleh kwalitas tanaman tebu meliputi varitas tebu, budidaya
tanaman tebu, waktu tanam, kemasakan optimal waktu panen ,
Kriteria tebangan waktu angkutan dll
tebangan,
R = (Gula/tebu) X 100%
sebenarnya pabrik gula hanya memproses kandungan
gula dalam batang tebu menjadi gula yang
mempunyai nilai ekonomis dengan mengendalikan
kehilangan gula sekecil mungkin.
3. Kenapa selalu ribut soal rendemen
Hubungan petani tebu dengan PG
Tebumu jelek pol kurang harmonis, salah Rendeme
Kotor satu penyebab turunnya n saya
Pake pupuk cair produktivitas dan kwalitas hilang
lagi tebu petani
Lahan pertanian makin berkurang
Petani mulai memilih tanaman yang
lebih memberikan harapan
Beberapa PG harus ditidurkan karena
kekurangan pasokan tebu
Mesin dan peralatan yang makin uzur,
ketidak mampuan secara financial untuk
melakukan peremajaan equipment
equipment.
4. Optimalisasi Rendemen
Jadi rendemen sangat tergantung dari bagaimana
Managemen mampu mengelola semua aspek
Produksi dari modal (uang) tanaman (bahan baku)
(uang), baku),
tebang angkut, proses (mesin dan methode)
sampai dengan pemasaran hasil produksi
6. Kehilangan Gula di Luar Proses.
Proses
1. Tebangan kotor dengan ikutan daun basah/ kering dan kotoran lain,
Sogolan, pucuk tebu dll ambang batas toleransi kotoran 3 %.
2. Terlambat pengiriman sampai di pabrik lebih dari 24 jam, (tebu wayu)
dengan ciri pH t
d i i H turun , mullai ada titik merah di pangkal t b
ll i d h k l tebu.
3.Kemasakan tidak optimal masih muda atau terlalu tua.
Ingat tebu harus Bersih Segar dan Manis
8. Pengaruh keterlambatan
Foster menunjukkan persen kehilangan gula pada batang tebu lonjoran
dan tebu terpotong, antara tebu dibakar dan tebu tidak terbakar sbb:
Waktu Tebu Lonjoran Tebu dipotong 2
1 hari 0.7 % 2.6%
3 hari 2.7% 9.0%
Waktu Dipotong 2 Dipotong & dibakar
20 jam
0j 0 63%
0.63% 2.6%
6%
50 jam 3.31% 9.0%
9. HUBUNGAN BRIX TEBU DGN RENDEMEN
Pengaruh kwalitas tebu 12,0
10,0
Predik rendemen
8,0
6,0 RENDEMEN
Varitas dengan kadar sabut rendah
ksi
4,0
Teknik budidaya termasuk pemupukan
Kemasakan optimal (tdk muda dan tua) 2,0
0,0
14 15 16 17 18 19 20 21 22
Brix
R = - 0.0254 + 0.4746 B
Kenaikan Brix 1 angka akan menaikkan prediksi rendemen 0,5%
Tebu baik
Tebu jelek
11. Kehilangan di Pemerahan
Sejumlah gula terikut di ampas
Pengrajin tradisional dengan
sekali giling masih menyisakan
gula cukup banyak di ampasnya.
ampasnya
Pabrik Gula Mini kehilangan gula
diperkecil dengan melakukan
giling berulang, 3 kali giling dan
tambahan air imbibisi
12. Kehilangan di Pemurnian
Kesalahan pengaturan pH, waktu dan temperature (inversi)
Terikut di blotong
Pada pengrajin tradisional kerusakan gula akibat temperature tinggi pada waktu
yang lama dan terikut pada saat membuang kotoran yang mengapung diatas jedi
(leroban) membuat turunnya rendemen
Pada pabrik gula mini dengan proses yang didahului pemanasan untuk inactivasi
jasad renik, netralisasi dengan pH yang teratur, disertai pengendapan cepat
menghasilkan nira jernih dengan inversi yang terkendali.
13. Kehilangan di Penguapan
g gp
Kehilangan di
penguapan akibat
inversi , karamelisasi
dan terikut di uap
Pada pabrik gula mini inversi
g
hampir tidak terjadi, hanya perlu
dicermati adanya nira terikut uap
ke kondenser
14. Kehilangan di Pemisahan
Masih terikut gula di stroop a, stroop d maupun tetes
Pada b ik l
P d pabrik gula mini tidak ada kehilangan gula ditetes
i i tid k d k hil l dit t
, karena produk kedua adalah gula merah
15. Kehilangan tidak di ketahui
Sebagian besar karena bakteriosis akibat jeleknya sanitasi
Penentuan parameter pH, waktu dan temperature
LM (leuconostoc Mesenteriodes).
LM + Sucrose Insoluble gummy substance (dextran)+ Acids.
BL (Bacillus Levaniforman)
BL + Sucrose Gummy substance (Levan) + Acids
Zymase yeast
Invert sugar Alcohol.
Invertase yeast
y
Sucrose Glucose + Fructose
LB (Lactic Bacteria).
Sucrose Invert sugar +LB Lactic Acids+ CO2+H2
16. Kehilangan tidak diketahui
INVERSI
Sacarose + Air D Glukose + D Fruktose
(C12H22O11) (H2O) (C6H12O6) (C6H12O6)
Pada pabrik gula mini hampir tidak terjadi karena parameter pH,
temperature dan waktu proses dpt di prediksikan
17. Prediksi rendemen pabrik gula mini
Proses dengan sekali masak
Satu kali masak gula
putih dan satu kali
masak gula merah,
total rendemen
12,5%
18. Prediksi rendemen pabrik gula mini
Proses dua kali masak gl putih sekali gula merah
Dua kali
D k li
masakan gula
putih dan satu
kali masak gula
merah, 8,5% gl
, , %g
putih dan 3%
gula merah
19. Prediksi rendemen pabrik gula mini
Proses masak dua kali gl putih dengan byproduk tetes
Gula putih plus
tetes nggak
sampai
ethanol,
8,5% gl putih
dan 3,5% tetes
3 5%
21. ZAT PEWARNA DALAM BATANG TEBU
“CHLOROPHYL” (green substance)
“ANTOCYANIN” (red substance)
“SACCARETIN” (yellow pigment)
Terkandung dalam fiber
“TANNINS” (green pigment)
Terkandung pada mata dan pucuk
“Terikut lempung dll”
22. KENAIKAN INTENSITAS WARNA DI PEMERAHAN.
PEMERAHAN
Terikutnya tanah dan lempung
Larut dalam nira kasar
kasar.
Terikutnya serpihan ampas yang
Pada pemurnian akibat penamba
Han
H susu k kapur memberi warna
bi
Kuning.
Bereaksinya karat dari roll gilingan
23. KENAIKAN INTENSITAS WARNA DI PEMURNIAN
PEMURNIAN.
Penentuan sistem pemurnian
Dan parameter parameternya
Biasanya over liming
(kebanyakan kapur), pH lebih
Dari 8,5 membuat gula reduksi
Pada t > 55 celsius bereaksi
Dan membuat warna pekat
24. KENAIKAN INTENSITAS WARNA DI PENGUAPAN DAN MASAKAN.
MASAKAN
Kevacuman dan Temperature p
p perlu p g
pengendalian