SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PABRIK GULA MINI
 Kapasitas 50 ton tebu/hari
extendable 100 ton tebu/hari
  Integrated ethanol plant




           Page 1 of 10
EXECUTIVE SUMMARY.
KILANG GULA RAKYAT KAP 50 TCD.
INVESTASI PABRIK 50 tcd                                    : Rp 9 -10 M
                   100 tcd                                 : Rp 13.5 M
LUAS LAHAN EMPLASEMEN                                      : 1,5 HA
LUAS TANAMAN TEBU                                          : 100 - 200 HA
MODAL KERJA TANAMAN / OPERASI                              : Rp 1.75 M
TENAGA KERJA
SDM LOKAL DENGAN PELATIHAN
KOMISARIS                                                  2 ORANG
MANAGER                                                    1 ORANG
ASS MANAGER                                                2 ORANG
KARY BULANAN                                               9 ORANG
KARY HARIAN (3 SHIFT)                                      48 ORANG
KARYAWAN TANAMAN                                           50 ORANG.
PRODUKSI
ALTERNATIF 1                       : GULA PUTIH + GULA CETAK
DIVERSIFIKASI PRODUKSI
ALTERNATIF 2                       : GULA CETAK
ALTERNATIF 3                       : GULA CAIR INDUSTRI
ALTERNATIF 4                       : GULA PUTIH + TETES
HARGA POKOK PRODUKSI (EXCL DIVESTASI) .

HPP GULA (rerata 10 tahun dgn annual eskalasi 5%-app Rp 3500/kg
(belum termasuk penyusutan)
FINANCIAL ANALISIS.
NPV SISA KAS OPERASI 10 THN                  : POSITIF > Rp 16 M
PAY BACK PERIOD/ROI                          : < 5 TAHUN

IRR                                          : 26%




                              Page 2 of 10
1.Pendahuluan.
      Gula sebagai salah satu dari sembilan bahan pokok yang
diperlukan saat ini ada dipersimpangan jalan, kebutuhan nasional
diatas produksi nasional (mencapai 3,25 juta ton pertahun) dan akan
cenderung meningkat sementara produk gula nasional dalam kisaran
2,2-2.5 juta ton pertahun dan cenderung stagnan, sementara
kekurangan sebesar lebih dari 1juta ton masih mengandalkan pasokan
import.
      Terlepas dari sejarah bahwa pada sekitar tahun 1935 -
Indonesia (Nedherland Indies) pada saat itu sebagai exporter gula
dunia dengan teknologi abad 19 (teknologi tanaman dan teknologi
prosesing), saat ini defacto mengalami kemunduran           di bidang
Teknologi prosesing dan dibidang teknologi tanaman, kemunduran ini
tercermin dari rendahnya produktivitas dan kwalitas tanaman tebu
dibanding dengan     produktivitas dan rendemen gula yang pernah
dicapai ,produktivitas tanaman dari 120 ton tebu/ha turun sampai rata
rata hampir 70 ton tebu per ha dan rendemen saat ini hanya bisa
dicapai sebesar rata rata dibawah 8% saja dibanding angka rendemen
gula rata rata thn 1934 diatas 11% atau tejadi penurunan sekitar 40%.


1.2.Permasalahan


      1.Pasokan gula hasil industri gula nasional hanya mampu
mengisi 60% kebutuhan gula nasional, sisanya masih harus di impor,
sementara proyeksi kebutuhan nasional makin meningkat.
      2.Keberadaan industri gula nasional makin memprihatinkan
sehingga kurang mampu bersaing dengan gula import (ketuaan
mesin, keterbatasan lahan tanaman tebu di Jawa, kwalitas tanaman
tebu di Jawa maupun luar Jawa , efisiensi pengelolaan dll), sehingga
tidak siap menghadapi persaingan pasar global.



                              Page 3 of 10
1.3.Maksud dan Tujuan.


        Maksud dan tujuan penulisan proposal ini sebagai sumbang
sih alternatif solusi mengatasi permasalahan gula nasional yang serba
dilematik, atau sebagai salah satu alternative opsi menuju swa
sembada gula disamping opsi revitalisasi Pabrik Gula Besar yang
telah ada.


1.4.Visi dan Misi.


        Mewujudkan Industri Gula Nasional sebagai tuan rumah
dinegeri sendiri dengan istilah Teknologi Gula Merah Putih , dengan
harga pokok produksi yang mampu bersaing dengan harga gula dunia
dan mengalihkan      teknologi pergulaan dari milik institusi menjadi
teknologi yang dimiliki dan dikuasai dan dapat diterapkan masarakat
luas.


1.5.Sasaran


        1.Memproduksi gula dengan harga pokok produksi yang
mampu bersaing dengan harga gula dunia, sehingga kedepan industri
gula nasional mampu bertahan pada era pasar terbuka.
        2.Menuju industri gula dari industri padat modal dan padat
teknologi menjadi industri gula rakyat dengan teknologi sederhana dan
tepat guna tanpa mengurangi performance (simplifikasi teknologi).
        3. Penyediaan lapangan kerja dengan konsentrasi dipedesaan
dengan segala dampak positifnya antara lain berkurangnya tingkat
urbanisasi dan sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi setempat.




                              Page 4 of 10
1.6.Strategi


        1. Telah dibangun sebagai model dan percontohan unit PGM
kapasaitas 50 ton tebu perhari , dari uji operasi produksi 2007
didapatkan angka performance baik rendemen gula maupun kwalitas
gula yang dihasilkan sesuai dengan standart produksi.
        2. Juga dilakukan perbaikan kwalitas tanaman dengan
pemilihan varitas unggul yang telah teruji serta kembali kepada
budidaya tanaman sesuai standart baku teknis budidaya tanaman
tebu.


2.Membangun Kilang Gula Rakyat .


        Konsep teknologi Pabrik Gula Mini yang telah dibangun di
Kediri adalah berangkat dari dari teknologi pengrajin gula tradisionil
dengan memberikan sentuhan teknologi         pabrik gula besar yang
diaplikasikan dan dikembangkan dengan tetap mengacu pada
kesederhanaan , namun mampu menghasilkan produk yang diminta
pasar (gula cair, gula merah atau kombinasi gula putih dan gula
merah) dan mampu untuk memproses gula non tebu (misalnya diluar
musim giling tebu bisa untuk memproses gula kelapa menjadi produk
dengan nilai tambah yang lebi baik), bahkan kedepan dapat
diintegrasikan dengan ethanol plant untuk kepentingan energy dll.
                          FILOSOPHI PGM.
                    KECIL – SEDERHANA – EKONOMIS.
                  BUKAN PABRIK BESAR DI SCALE DOWN
                  BUKAN SEPERTI PABRIK DILUAR NEGERI
                   SESUAI DENGAN KULTUR SETEMPAT.
               OPERATOR TENAGA SETEMPAT DGN PELATIHAN.




                              Page 5 of 10
Ringkasan inovasi dan simplifikasi.
       2.1.    Module   Pemerahan      adalah   pengembangan     dari
pemerahan pengrajin tradisional dimana tebu hanya digiling sekali
diinovasi dan dilengkapi dengan cane preparation (cane crusher) dan
dilakukan dua atau tiga kali giling dengan dry proses (tanpa ada
tambahan air imbibisi),sehingga kehilangan gula terikut ampas
terkendali, uji lapangan didapat ampas keluar gilingan dalam kisaran
27-30% bobot tebu (tergantung kadar sabut tebu) dan juga
dimungkinkan untuk operasi wet crushing.
       2.2. Module pemurnian dipilih pengapuran dengan modifikasi
pre phosphatasi, yang sebenarnya adalah terapan pemurnian semi
rafinasi sehingga didapat produk tanpa residu sulfur (belerang) GULA
SEHAT, disamping itu biaya bahan pembantu pemurnian lebih murah
tiap ton tebu dapat dihemat 4 kg belerang seharga lebih dari Rp
6.000/ ton tebu, belum efek korosi terhadap peralatan dan yang pasti
akan meninggalkan residu belerang dalam produk yang dihasilkan
dan dimungkinkan pengembangan sampai dengan rafinasi.
       2.3. Module Penguapan adalah perbaikan dari penguapan
pengrajin gula tradisional yang menggunakan open pan dengan api
langsung      diinovasi menjadi penguap hampa single atau double
effect, sehingga sejak awal suhu didih tidak lebih dari 60 Celsius
,sehingga kenaikan intensitas warna gula tidak terjadi, untuk membuat
kehampaan tidak menggunakan pompa hampa yang investasai dan
operasinya cukup mahal tetapi menggunakan barometric water jet
condenser yang hanya memerlukan pompa air disirkulasikan untuk
mengkondensasi uap sekaligus sebagai pompa hampa, terapan di
Kediri menunjukkan tingkat kehampaan yang dapat dicapai 64 cm
kolom air raksa yang sudah memenuhi tuntutan proses.
       2.4. Module Masakan di inovasi sangat flexible , mampu
memproduksi gula kristal dan mampu memproduksi gula merah cetak



                              Page 6 of 10
sesuai permintaan pasar. Kelebihan lain adalah adanya perubahan
ratio antara luas panas vs volume dari cooking pan (heating surface
vs volume) sehingga dengan hanya satu cooking pan sudah mampu
menghasilkan gula kristal standart, sementara pabrik gula besar
memerlukan minimal 3-4 unit cooking pan karena harus melakukan
beberapa kali cut over, seperti halnya pada module penguapan sistim
kevacuuman juga menerapkan barometric water jet condenser.
      2.5.   Module     Pemisahan    Gula    menggunakan    sentrifugal
separator dimana umumnya digunakan           vertical separator dengan
pengeringan steam spray diinovasi menjadi horizontal separator
dengan pengeringan menggunakan electric heating , tidak dilakukan
double curing seperti pabrik gula besar tetapi untuk menghasilkan
gula standart cukup dilakukan single curing sehingga hanya
memerlukan separator separo dari umumnya pabrik gula.
      2.6. Lain lain.
      Karena kebutuhan uap hanya untuk proses maka boiler
didesign tekanan rendah 2,5 bar dengan bahan baker ampas dan
bahan baker padat lainnya , boiler yang terpasang di Kediri dilengkapi
dengan biomass gasifikasi untuk subtitusi apabila kekurangan ampas,
meski demikian semua material digunakan adalah standart dan
bersertifikat dan melalui uji DEPNAKER.
      Cat / lapisan tahan asam dan panas standart food grade
diperlukan untuk pelapisan permukaan peralatan dari carbon steel
yang bersentuhan dengan nira atau            syrup untuk mengurangi
sebanyak mungkin kontaminasi besi (Fe dalam bentuk Feric) yang
akan meningkatkan intensitas warna produk dll.


3.Dimana Pabrik Gula Mini, layak dibangun.
Pada kondisi saat ini Pabrik Gula Mini sangat layak dibangun dan
dikembangkan di lokasi lokasi sbb:



                              Page 7 of 10
- Kawasan Indonesia Timur dan luar Jawa Lainnya
Pertimbangannya adalah meskipun harga gula di Jawa dalam kisaran
Rp 5.400/kg       di kawasan terpencil harga masih dalam kisaran Rp
6.500/kg. Sementara sangat memungkinkan untuk mencari lahan
hanya seluas 100-200 ha dengan tanpa menimbulkan gejolak sosial
dan yang layak untuk ditanami tebu dengan keterbatasan sdm dan
dengan       infrastrukture   yang   ada,       sekaligus   sebagai   pemicu
pertumbuhan ekonomi setempat.
         - Kawasan fanatik tanam tebu tetapi jauh dari pabrik gula.
Beberapa kawasan petaninya sudah sangat fanatik dengan tanaman
tebu tetapi jauh dari pabrik gula (Bojonegoro, Tuban, Gresik,lamongan
dimana tebunya harus diangkut ke Pabrik Gula di Wilayah Madiun
dengan jarak lebih dari 150 km, Juga Banyuwangi yang tebunya harus
dibawa ke Situbondo dan di beberapa kawasan lainnya.


         -   Kawasan pengrajin gula tradisional.
Untuk meningkatkan kwalitas dan produksi mereka sehingga lebih
mempunyai daya saing (Kediri, Blitar, Tulung Agung, Madiun ,
Rembang, Pati dll). Dan tidak mustahil kwalitas produksinya akan
memenuhi standart untuk komodity export.


4. Financial analisis.


Dari operasi Pabrik Gula Kediri beberapa pertanyaan telah terjawab
antara lain:
         Pabrik Gula Mini mampu menghasilkan produksi Gula putih
sesuai standart dan bahkan mampu memproduksi sesuai permintaan
pasar.



                                 Page 8 of 10
Pabrik Gula Mini mampu memberikan rendemen tidak lebih
jelek dari rendemen pabrik gula besar dan apabila secara bertahap
dilakukan uga perbaikan budidaya tanaman tebu akan mampu
meningkatkan rendemen optimal .
         Pabrik Gula Mini mampu memproduksi dengan harga pokok
produksi yang mampu bersaing.


Harga pokok Produksi PGM di Jawa.
Komponen terbesar adalah divestasi/ penyusutan disusul tingginya
sewa lahan yang rata rata Rp 7.000.000,-/ha

      HARGA POKOK GULA rerata 10 thn
      Rp 3.750,-/kg                                           Energy
                                               Bhn penolong     443
      excl penyusutan                               40
                                                    1%
                                                               12%


                                                                               Utilities
                                                                                 113
                                                                                 3%


                                                                                   Maintenance
                                                                                       158
                                                                                       4%
          Tebu
          2,032
          53%                                                                       Bunga
                                                                                      62
                                                                                     2%




                                                                               Upah tetap
                                                                                  435
                                                                                  12%


                                                                Lain lain
                                                                   66
                                               Upah harian
                                                                   2%
                                                  398
                                                  11%




Net Presen Value 10 tahun:
Total NPV kas bersih 10 tahun                                               15,890,597,819
NPV Nilai sisa pabrik 20 %                                                   1,920,000,000

Total NPV + Nilai sisa pabrik                                               17,810,597,819

Pay Back Period
Kurang dari lima tahun
IRR
26%



                                Page 9 of 10
Harga pokok Produksi PGM di Luar Jawa.
Komponen terbesar adalah divestasi/ penyusutan , tetapi sewa lahan
di yakini relative lebih murah meskipun barangkali upah kerja relative
tinggi tetapi pasaran domestic rerata lebih tinggi 5-10% di banding
harga gula di Jawa yang dekat dengan produsen.



HARGA POKOK GULA rerata 10 thn
                                                     Energy
Rp 3.224 ,-/kg                                         443
                                    Bhn penolong      14%
excl penyusutan                          40
                                         1%
                                                                   Utilities
                                                                     113
                                                                     3%


                                                                        Maintenance
                                                                            158
                                                                             5%
      Tebu
      1,506
      47%
                                                                          Bunga
                                                                            62
                                                                           2%




                                                                   Upah tetap
                                                                      435
                                                                      14%


                                                       Lain lain
                                    Upah harian
                                                          66
                                       398
                                                          2%
                                       12%




Net Presen Value 10 tahun:




Pay Back Period
Kurang dari lima tahun
IRR
26%


       Detail financial analisis kami sajikan tersendiri


                                Page 10 of 10

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (19)

Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...
Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...
Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...
 
Proses Gula Kelapa 2007
Proses Gula Kelapa 2007Proses Gula Kelapa 2007
Proses Gula Kelapa 2007
 
Kemiri sunan
Kemiri sunanKemiri sunan
Kemiri sunan
 
Industri Gula Kelapa Rakyat
Industri Gula Kelapa RakyatIndustri Gula Kelapa Rakyat
Industri Gula Kelapa Rakyat
 
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
 
Proposal tanaman padi
Proposal tanaman padiProposal tanaman padi
Proposal tanaman padi
 
Pemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuPemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahu
 
Proposal hand traktor ok
Proposal hand traktor okProposal hand traktor ok
Proposal hand traktor ok
 
PRA RANCANGAN PABRIK CUMENE
PRA RANCANGAN PABRIK CUMENEPRA RANCANGAN PABRIK CUMENE
PRA RANCANGAN PABRIK CUMENE
 
Pemanfaatan ampas tahu
Pemanfaatan ampas tahuPemanfaatan ampas tahu
Pemanfaatan ampas tahu
 
Proposal tebu
Proposal tebu Proposal tebu
Proposal tebu
 
Proposal pertanian
Proposal pertanianProposal pertanian
Proposal pertanian
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Laporan alsintan2
Laporan alsintan2Laporan alsintan2
Laporan alsintan2
 
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Perkebunan budidaya tebu
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Perkebunan budidaya tebuUBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Perkebunan budidaya tebu
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Perkebunan budidaya tebu
 
Proposal Alat Pertaniaan RIce Milling Uni (RMU)
Proposal Alat Pertaniaan RIce Milling Uni (RMU)Proposal Alat Pertaniaan RIce Milling Uni (RMU)
Proposal Alat Pertaniaan RIce Milling Uni (RMU)
 
Proposal budidaya-cabe
Proposal budidaya-cabeProposal budidaya-cabe
Proposal budidaya-cabe
 
SAWIT - PPT
SAWIT - PPT SAWIT - PPT
SAWIT - PPT
 
Traktor pertanian
Traktor pertanianTraktor pertanian
Traktor pertanian
 

Ähnlich wie Proposal 50 Td 2008

Konsep peningkatan-rendemen
Konsep peningkatan-rendemenKonsep peningkatan-rendemen
Konsep peningkatan-rendemenAgus Wiyanto
 
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemen
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemenUBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemen
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemenSri Hartatik
 
Pentingnya Revitalisasi Penggilingan Padi (2023)
Pentingnya Revitalisasi Penggilingan Padi (2023)Pentingnya Revitalisasi Penggilingan Padi (2023)
Pentingnya Revitalisasi Penggilingan Padi (2023)CrisSabastian
 
Pemanfaatan limbah pabrik sawit
Pemanfaatan limbah pabrik sawitPemanfaatan limbah pabrik sawit
Pemanfaatan limbah pabrik sawitHYPEnergy BREMA
 
4_PRESENTASI_SAHAT_SINAGA.pdf
4_PRESENTASI_SAHAT_SINAGA.pdf4_PRESENTASI_SAHAT_SINAGA.pdf
4_PRESENTASI_SAHAT_SINAGA.pdfSuryantoMuhammad
 
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan Pangan
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan PanganPerkembangan Teknologi dan Ketahanan Pangan
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan PanganGita Saraswati
 
System 42 low gcv coal upgrading
System 42 low gcv coal upgradingSystem 42 low gcv coal upgrading
System 42 low gcv coal upgradingMohamad Bahrodin
 
Comdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali RComdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali RBio Perforasi
 
POMPANISASI DIESEL GASIFIKASI
POMPANISASI DIESEL GASIFIKASIPOMPANISASI DIESEL GASIFIKASI
POMPANISASI DIESEL GASIFIKASIslamet sulaiman
 
Rice Mill Powered Rice Husk
Rice Mill Powered Rice HuskRice Mill Powered Rice Husk
Rice Mill Powered Rice Huskslamet sulaiman
 
Fgd mocaf wonogiri (21 mei 2015)
Fgd   mocaf wonogiri (21 mei 2015)Fgd   mocaf wonogiri (21 mei 2015)
Fgd mocaf wonogiri (21 mei 2015)Syahyuti Si-Buyuang
 
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiIndustri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiFawwaz Amirullah Shidiq
 
Technopreneurhip kelas 45 kelompok 2_biodiesel alga
Technopreneurhip kelas 45 kelompok 2_biodiesel algaTechnopreneurhip kelas 45 kelompok 2_biodiesel alga
Technopreneurhip kelas 45 kelompok 2_biodiesel algaOkkySukmawatiHarjono
 
Proposal usaha tani
Proposal usaha taniProposal usaha tani
Proposal usaha taniYuliLovy
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanDesy Rahmawati
 

Ähnlich wie Proposal 50 Td 2008 (20)

Konsep peningkatan-rendemen
Konsep peningkatan-rendemenKonsep peningkatan-rendemen
Konsep peningkatan-rendemen
 
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemen
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemenUBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemen
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemen
 
Makalah isu gula
Makalah isu gulaMakalah isu gula
Makalah isu gula
 
Pentingnya Revitalisasi Penggilingan Padi (2023)
Pentingnya Revitalisasi Penggilingan Padi (2023)Pentingnya Revitalisasi Penggilingan Padi (2023)
Pentingnya Revitalisasi Penggilingan Padi (2023)
 
Pemanfaatan limbah pabrik sawit
Pemanfaatan limbah pabrik sawitPemanfaatan limbah pabrik sawit
Pemanfaatan limbah pabrik sawit
 
4_PRESENTASI_SAHAT_SINAGA.pdf
4_PRESENTASI_SAHAT_SINAGA.pdf4_PRESENTASI_SAHAT_SINAGA.pdf
4_PRESENTASI_SAHAT_SINAGA.pdf
 
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan Pangan
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan PanganPerkembangan Teknologi dan Ketahanan Pangan
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan Pangan
 
System 42 low gcv coal upgrading
System 42 low gcv coal upgradingSystem 42 low gcv coal upgrading
System 42 low gcv coal upgrading
 
Data pendukung rab
Data pendukung rabData pendukung rab
Data pendukung rab
 
Comdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali RComdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali R
 
Rendemen tebu
Rendemen tebuRendemen tebu
Rendemen tebu
 
POMPANISASI DIESEL GASIFIKASI
POMPANISASI DIESEL GASIFIKASIPOMPANISASI DIESEL GASIFIKASI
POMPANISASI DIESEL GASIFIKASI
 
Rice Mill Powered Rice Husk
Rice Mill Powered Rice HuskRice Mill Powered Rice Husk
Rice Mill Powered Rice Husk
 
Fgd mocaf wonogiri (21 mei 2015)
Fgd   mocaf wonogiri (21 mei 2015)Fgd   mocaf wonogiri (21 mei 2015)
Fgd mocaf wonogiri (21 mei 2015)
 
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiIndustri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
 
Gula Kelapa 2007
Gula Kelapa 2007Gula Kelapa 2007
Gula Kelapa 2007
 
Technopreneurhip kelas 45 kelompok 2_biodiesel alga
Technopreneurhip kelas 45 kelompok 2_biodiesel algaTechnopreneurhip kelas 45 kelompok 2_biodiesel alga
Technopreneurhip kelas 45 kelompok 2_biodiesel alga
 
Petrokimia-PDF.pdf
 Petrokimia-PDF.pdf Petrokimia-PDF.pdf
Petrokimia-PDF.pdf
 
Proposal usaha tani
Proposal usaha taniProposal usaha tani
Proposal usaha tani
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaan
 

Mehr von slamet sulaiman

Mehr von slamet sulaiman (20)

Presentasi syrup sorghum
Presentasi syrup sorghumPresentasi syrup sorghum
Presentasi syrup sorghum
 
SORGHUM UTILITY
SORGHUM UTILITYSORGHUM UTILITY
SORGHUM UTILITY
 
Janji Dan Amanat
Janji Dan AmanatJanji Dan Amanat
Janji Dan Amanat
 
Perniagaan Yg Tidak Rugi
Perniagaan  Yg Tidak RugiPerniagaan  Yg Tidak Rugi
Perniagaan Yg Tidak Rugi
 
Adab Bermusawarah
Adab BermusawarahAdab Bermusawarah
Adab Bermusawarah
 
Menjaga Lidah
Menjaga LidahMenjaga Lidah
Menjaga Lidah
 
Bertamu Dan Menerima Tamu
Bertamu Dan Menerima TamuBertamu Dan Menerima Tamu
Bertamu Dan Menerima Tamu
 
Memberi Makan Fakir Miskin
Memberi Makan Fakir MiskinMemberi Makan Fakir Miskin
Memberi Makan Fakir Miskin
 
Jalan Lurus
Jalan LurusJalan Lurus
Jalan Lurus
 
Evaluasi Diri
Evaluasi DiriEvaluasi Diri
Evaluasi Diri
 
GASIFIKASI ( PELATIHAN - PERANCANGAN)
GASIFIKASI ( PELATIHAN  - PERANCANGAN)GASIFIKASI ( PELATIHAN  - PERANCANGAN)
GASIFIKASI ( PELATIHAN - PERANCANGAN)
 
GASIFIKASI (PELATIHAN - BAHAN BIOMAS)
GASIFIKASI (PELATIHAN - BAHAN BIOMAS)GASIFIKASI (PELATIHAN - BAHAN BIOMAS)
GASIFIKASI (PELATIHAN - BAHAN BIOMAS)
 
GASIFIKASI (PELATIHAN - APLIKASI)
GASIFIKASI (PELATIHAN - APLIKASI)GASIFIKASI (PELATIHAN - APLIKASI)
GASIFIKASI (PELATIHAN - APLIKASI)
 
GASIFIKASI (PELATIHAN - THEORY)
GASIFIKASI (PELATIHAN - THEORY)GASIFIKASI (PELATIHAN - THEORY)
GASIFIKASI (PELATIHAN - THEORY)
 
Bio Energy Untuk Jobong Kapur
Bio Energy Untuk Jobong KapurBio Energy Untuk Jobong Kapur
Bio Energy Untuk Jobong Kapur
 
PERTANIAN TERPADU
PERTANIAN TERPADUPERTANIAN TERPADU
PERTANIAN TERPADU
 
ENERGY FOR DISTILASI
ENERGY FOR DISTILASIENERGY FOR DISTILASI
ENERGY FOR DISTILASI
 
GASIFIKASI TOBONG KAPUR
GASIFIKASI TOBONG KAPURGASIFIKASI TOBONG KAPUR
GASIFIKASI TOBONG KAPUR
 
MODEL BIOMAS GASIFIKASI
MODEL BIOMAS GASIFIKASIMODEL BIOMAS GASIFIKASI
MODEL BIOMAS GASIFIKASI
 
PROSES GULA DI PABRIK GULA MINI
PROSES GULA DI PABRIK GULA MINIPROSES GULA DI PABRIK GULA MINI
PROSES GULA DI PABRIK GULA MINI
 

Proposal 50 Td 2008

  • 1. PABRIK GULA MINI Kapasitas 50 ton tebu/hari extendable 100 ton tebu/hari Integrated ethanol plant Page 1 of 10
  • 2. EXECUTIVE SUMMARY. KILANG GULA RAKYAT KAP 50 TCD. INVESTASI PABRIK 50 tcd : Rp 9 -10 M 100 tcd : Rp 13.5 M LUAS LAHAN EMPLASEMEN : 1,5 HA LUAS TANAMAN TEBU : 100 - 200 HA MODAL KERJA TANAMAN / OPERASI : Rp 1.75 M TENAGA KERJA SDM LOKAL DENGAN PELATIHAN KOMISARIS 2 ORANG MANAGER 1 ORANG ASS MANAGER 2 ORANG KARY BULANAN 9 ORANG KARY HARIAN (3 SHIFT) 48 ORANG KARYAWAN TANAMAN 50 ORANG. PRODUKSI ALTERNATIF 1 : GULA PUTIH + GULA CETAK DIVERSIFIKASI PRODUKSI ALTERNATIF 2 : GULA CETAK ALTERNATIF 3 : GULA CAIR INDUSTRI ALTERNATIF 4 : GULA PUTIH + TETES HARGA POKOK PRODUKSI (EXCL DIVESTASI) . HPP GULA (rerata 10 tahun dgn annual eskalasi 5%-app Rp 3500/kg (belum termasuk penyusutan) FINANCIAL ANALISIS. NPV SISA KAS OPERASI 10 THN : POSITIF > Rp 16 M PAY BACK PERIOD/ROI : < 5 TAHUN IRR : 26% Page 2 of 10
  • 3. 1.Pendahuluan. Gula sebagai salah satu dari sembilan bahan pokok yang diperlukan saat ini ada dipersimpangan jalan, kebutuhan nasional diatas produksi nasional (mencapai 3,25 juta ton pertahun) dan akan cenderung meningkat sementara produk gula nasional dalam kisaran 2,2-2.5 juta ton pertahun dan cenderung stagnan, sementara kekurangan sebesar lebih dari 1juta ton masih mengandalkan pasokan import. Terlepas dari sejarah bahwa pada sekitar tahun 1935 - Indonesia (Nedherland Indies) pada saat itu sebagai exporter gula dunia dengan teknologi abad 19 (teknologi tanaman dan teknologi prosesing), saat ini defacto mengalami kemunduran di bidang Teknologi prosesing dan dibidang teknologi tanaman, kemunduran ini tercermin dari rendahnya produktivitas dan kwalitas tanaman tebu dibanding dengan produktivitas dan rendemen gula yang pernah dicapai ,produktivitas tanaman dari 120 ton tebu/ha turun sampai rata rata hampir 70 ton tebu per ha dan rendemen saat ini hanya bisa dicapai sebesar rata rata dibawah 8% saja dibanding angka rendemen gula rata rata thn 1934 diatas 11% atau tejadi penurunan sekitar 40%. 1.2.Permasalahan 1.Pasokan gula hasil industri gula nasional hanya mampu mengisi 60% kebutuhan gula nasional, sisanya masih harus di impor, sementara proyeksi kebutuhan nasional makin meningkat. 2.Keberadaan industri gula nasional makin memprihatinkan sehingga kurang mampu bersaing dengan gula import (ketuaan mesin, keterbatasan lahan tanaman tebu di Jawa, kwalitas tanaman tebu di Jawa maupun luar Jawa , efisiensi pengelolaan dll), sehingga tidak siap menghadapi persaingan pasar global. Page 3 of 10
  • 4. 1.3.Maksud dan Tujuan. Maksud dan tujuan penulisan proposal ini sebagai sumbang sih alternatif solusi mengatasi permasalahan gula nasional yang serba dilematik, atau sebagai salah satu alternative opsi menuju swa sembada gula disamping opsi revitalisasi Pabrik Gula Besar yang telah ada. 1.4.Visi dan Misi. Mewujudkan Industri Gula Nasional sebagai tuan rumah dinegeri sendiri dengan istilah Teknologi Gula Merah Putih , dengan harga pokok produksi yang mampu bersaing dengan harga gula dunia dan mengalihkan teknologi pergulaan dari milik institusi menjadi teknologi yang dimiliki dan dikuasai dan dapat diterapkan masarakat luas. 1.5.Sasaran 1.Memproduksi gula dengan harga pokok produksi yang mampu bersaing dengan harga gula dunia, sehingga kedepan industri gula nasional mampu bertahan pada era pasar terbuka. 2.Menuju industri gula dari industri padat modal dan padat teknologi menjadi industri gula rakyat dengan teknologi sederhana dan tepat guna tanpa mengurangi performance (simplifikasi teknologi). 3. Penyediaan lapangan kerja dengan konsentrasi dipedesaan dengan segala dampak positifnya antara lain berkurangnya tingkat urbanisasi dan sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi setempat. Page 4 of 10
  • 5. 1.6.Strategi 1. Telah dibangun sebagai model dan percontohan unit PGM kapasaitas 50 ton tebu perhari , dari uji operasi produksi 2007 didapatkan angka performance baik rendemen gula maupun kwalitas gula yang dihasilkan sesuai dengan standart produksi. 2. Juga dilakukan perbaikan kwalitas tanaman dengan pemilihan varitas unggul yang telah teruji serta kembali kepada budidaya tanaman sesuai standart baku teknis budidaya tanaman tebu. 2.Membangun Kilang Gula Rakyat . Konsep teknologi Pabrik Gula Mini yang telah dibangun di Kediri adalah berangkat dari dari teknologi pengrajin gula tradisionil dengan memberikan sentuhan teknologi pabrik gula besar yang diaplikasikan dan dikembangkan dengan tetap mengacu pada kesederhanaan , namun mampu menghasilkan produk yang diminta pasar (gula cair, gula merah atau kombinasi gula putih dan gula merah) dan mampu untuk memproses gula non tebu (misalnya diluar musim giling tebu bisa untuk memproses gula kelapa menjadi produk dengan nilai tambah yang lebi baik), bahkan kedepan dapat diintegrasikan dengan ethanol plant untuk kepentingan energy dll. FILOSOPHI PGM. KECIL – SEDERHANA – EKONOMIS. BUKAN PABRIK BESAR DI SCALE DOWN BUKAN SEPERTI PABRIK DILUAR NEGERI SESUAI DENGAN KULTUR SETEMPAT. OPERATOR TENAGA SETEMPAT DGN PELATIHAN. Page 5 of 10
  • 6. Ringkasan inovasi dan simplifikasi. 2.1. Module Pemerahan adalah pengembangan dari pemerahan pengrajin tradisional dimana tebu hanya digiling sekali diinovasi dan dilengkapi dengan cane preparation (cane crusher) dan dilakukan dua atau tiga kali giling dengan dry proses (tanpa ada tambahan air imbibisi),sehingga kehilangan gula terikut ampas terkendali, uji lapangan didapat ampas keluar gilingan dalam kisaran 27-30% bobot tebu (tergantung kadar sabut tebu) dan juga dimungkinkan untuk operasi wet crushing. 2.2. Module pemurnian dipilih pengapuran dengan modifikasi pre phosphatasi, yang sebenarnya adalah terapan pemurnian semi rafinasi sehingga didapat produk tanpa residu sulfur (belerang) GULA SEHAT, disamping itu biaya bahan pembantu pemurnian lebih murah tiap ton tebu dapat dihemat 4 kg belerang seharga lebih dari Rp 6.000/ ton tebu, belum efek korosi terhadap peralatan dan yang pasti akan meninggalkan residu belerang dalam produk yang dihasilkan dan dimungkinkan pengembangan sampai dengan rafinasi. 2.3. Module Penguapan adalah perbaikan dari penguapan pengrajin gula tradisional yang menggunakan open pan dengan api langsung diinovasi menjadi penguap hampa single atau double effect, sehingga sejak awal suhu didih tidak lebih dari 60 Celsius ,sehingga kenaikan intensitas warna gula tidak terjadi, untuk membuat kehampaan tidak menggunakan pompa hampa yang investasai dan operasinya cukup mahal tetapi menggunakan barometric water jet condenser yang hanya memerlukan pompa air disirkulasikan untuk mengkondensasi uap sekaligus sebagai pompa hampa, terapan di Kediri menunjukkan tingkat kehampaan yang dapat dicapai 64 cm kolom air raksa yang sudah memenuhi tuntutan proses. 2.4. Module Masakan di inovasi sangat flexible , mampu memproduksi gula kristal dan mampu memproduksi gula merah cetak Page 6 of 10
  • 7. sesuai permintaan pasar. Kelebihan lain adalah adanya perubahan ratio antara luas panas vs volume dari cooking pan (heating surface vs volume) sehingga dengan hanya satu cooking pan sudah mampu menghasilkan gula kristal standart, sementara pabrik gula besar memerlukan minimal 3-4 unit cooking pan karena harus melakukan beberapa kali cut over, seperti halnya pada module penguapan sistim kevacuuman juga menerapkan barometric water jet condenser. 2.5. Module Pemisahan Gula menggunakan sentrifugal separator dimana umumnya digunakan vertical separator dengan pengeringan steam spray diinovasi menjadi horizontal separator dengan pengeringan menggunakan electric heating , tidak dilakukan double curing seperti pabrik gula besar tetapi untuk menghasilkan gula standart cukup dilakukan single curing sehingga hanya memerlukan separator separo dari umumnya pabrik gula. 2.6. Lain lain. Karena kebutuhan uap hanya untuk proses maka boiler didesign tekanan rendah 2,5 bar dengan bahan baker ampas dan bahan baker padat lainnya , boiler yang terpasang di Kediri dilengkapi dengan biomass gasifikasi untuk subtitusi apabila kekurangan ampas, meski demikian semua material digunakan adalah standart dan bersertifikat dan melalui uji DEPNAKER. Cat / lapisan tahan asam dan panas standart food grade diperlukan untuk pelapisan permukaan peralatan dari carbon steel yang bersentuhan dengan nira atau syrup untuk mengurangi sebanyak mungkin kontaminasi besi (Fe dalam bentuk Feric) yang akan meningkatkan intensitas warna produk dll. 3.Dimana Pabrik Gula Mini, layak dibangun. Pada kondisi saat ini Pabrik Gula Mini sangat layak dibangun dan dikembangkan di lokasi lokasi sbb: Page 7 of 10
  • 8. - Kawasan Indonesia Timur dan luar Jawa Lainnya Pertimbangannya adalah meskipun harga gula di Jawa dalam kisaran Rp 5.400/kg di kawasan terpencil harga masih dalam kisaran Rp 6.500/kg. Sementara sangat memungkinkan untuk mencari lahan hanya seluas 100-200 ha dengan tanpa menimbulkan gejolak sosial dan yang layak untuk ditanami tebu dengan keterbatasan sdm dan dengan infrastrukture yang ada, sekaligus sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi setempat. - Kawasan fanatik tanam tebu tetapi jauh dari pabrik gula. Beberapa kawasan petaninya sudah sangat fanatik dengan tanaman tebu tetapi jauh dari pabrik gula (Bojonegoro, Tuban, Gresik,lamongan dimana tebunya harus diangkut ke Pabrik Gula di Wilayah Madiun dengan jarak lebih dari 150 km, Juga Banyuwangi yang tebunya harus dibawa ke Situbondo dan di beberapa kawasan lainnya. - Kawasan pengrajin gula tradisional. Untuk meningkatkan kwalitas dan produksi mereka sehingga lebih mempunyai daya saing (Kediri, Blitar, Tulung Agung, Madiun , Rembang, Pati dll). Dan tidak mustahil kwalitas produksinya akan memenuhi standart untuk komodity export. 4. Financial analisis. Dari operasi Pabrik Gula Kediri beberapa pertanyaan telah terjawab antara lain: Pabrik Gula Mini mampu menghasilkan produksi Gula putih sesuai standart dan bahkan mampu memproduksi sesuai permintaan pasar. Page 8 of 10
  • 9. Pabrik Gula Mini mampu memberikan rendemen tidak lebih jelek dari rendemen pabrik gula besar dan apabila secara bertahap dilakukan uga perbaikan budidaya tanaman tebu akan mampu meningkatkan rendemen optimal . Pabrik Gula Mini mampu memproduksi dengan harga pokok produksi yang mampu bersaing. Harga pokok Produksi PGM di Jawa. Komponen terbesar adalah divestasi/ penyusutan disusul tingginya sewa lahan yang rata rata Rp 7.000.000,-/ha HARGA POKOK GULA rerata 10 thn Rp 3.750,-/kg Energy Bhn penolong 443 excl penyusutan 40 1% 12% Utilities 113 3% Maintenance 158 4% Tebu 2,032 53% Bunga 62 2% Upah tetap 435 12% Lain lain 66 Upah harian 2% 398 11% Net Presen Value 10 tahun: Total NPV kas bersih 10 tahun 15,890,597,819 NPV Nilai sisa pabrik 20 % 1,920,000,000 Total NPV + Nilai sisa pabrik 17,810,597,819 Pay Back Period Kurang dari lima tahun IRR 26% Page 9 of 10
  • 10. Harga pokok Produksi PGM di Luar Jawa. Komponen terbesar adalah divestasi/ penyusutan , tetapi sewa lahan di yakini relative lebih murah meskipun barangkali upah kerja relative tinggi tetapi pasaran domestic rerata lebih tinggi 5-10% di banding harga gula di Jawa yang dekat dengan produsen. HARGA POKOK GULA rerata 10 thn Energy Rp 3.224 ,-/kg 443 Bhn penolong 14% excl penyusutan 40 1% Utilities 113 3% Maintenance 158 5% Tebu 1,506 47% Bunga 62 2% Upah tetap 435 14% Lain lain Upah harian 66 398 2% 12% Net Presen Value 10 tahun: Pay Back Period Kurang dari lima tahun IRR 26% Detail financial analisis kami sajikan tersendiri Page 10 of 10