6. Pengantar Bab Taubat
Para Ulama berkata:
“Taubat itu wajib dari setiap
dosa.
Jika dosa/maksiat itu tidak
berhubungan dengan hak
manusia lain, maka syaratnya
ada tiga :
7. Syarat taubat yg tidak
berhubungan dengan
manusia lain (hak adami)
1. Meninggalkan maksiat/dosa tersebut
2. Menyesal atas perbuatan tersebut
3. Bertekad untuk tidak mengulang
kembali perbuatan tersebut
8. Syarat taubat yang berhubungan
dengan manusia lain (hak
adami)
1. Memenuhi hak orang lain terlebih
dahulu
(bayar, minta maaf, minta halal,
mendo’akan)
2. Meninggalkan maksiat/dosa
tersebut
3. Menyesal atas perbuatan tersebut
4. Bertekad untuk tidak mengulang
kembali perbuatan tersebut
13. 2. Orang yg
Bertaubat atas dosa-
dosa besar tetapi ia
masih melakukan
dosa kecil tanpa
sengaja
14. 3. Bertaubat disertai
niat tdk akan
mengulang lagi, tapi
seringkali ia tdk
berdaya melawan hawa
nafsunya untuk berbuat
dosa, dan setiap kali itu
ia segera bertobat
15. 4. Orang yg
bertaubat tapi
setelah itu ia tdk
menyesal melakukan
dosa lagi. Jiwa org ini
sudah dikuasai hawa
nafsu/taubat sambal
23. اخل وخري اءونّخط ادم بىن ّلكائنيّط
ابونّوّتلا
setiap anak Adam itu pernah bersalah, dan sebaik-baik yang
bersalah adalah mereka yang bertaubat
32. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami
telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika
Engkau tidak mengampuni kami dan
memberi rahmat kepada kami, niscaya
pastilah kami termasuk orang-orang yang
merugi". (Al-A’raf :23)
33. بةوت هللا اىل اوبوت اونما اياهيااذلين
نصوحا......
Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah
dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-
murninya). (At-Tahrim:8)
34. Hikmah ayat :
Perintah untuk bertaubat
dengan “Taubat
nasuha”/murni/totalitas
bukan “taubat sambel”
43. Dari Abu Hamzah, anas bin Malik al-
anshary pelayan Rasulullah SAW
berkata : “Rasulullah SAW
bersabda: Sungguh Allah itu lebih
senang dengan taubat seorang
hamba-Nya melebihi senangnya
seseorang diantaramu yg menmukan
untanya yg hilang di hamparan
tanah luas dan tandus
(HR : Bukhari-Muslim)
44. Hikmah hadits :
Allah suka,senang, gembira,
luar biasa (sesuai dgn kemaha
sucian Allah) , jika ada
hamba-Nya yang
bertaubat,
46. Dari Abdillah ibn Qais al-Asy’ary
ra, dari Nabi SAW beliau
bersabda :” Sesungguhnya Allah
ta’ala membuka tangan-Nya di
malam hari, agar pelaku dosa
siang hari bertaubat. Dan
membuka tangan-Nya di siang
hari, agar pelaku dosa malam
bertaubat sampai matahari terbit
dari tempat terbenamnya .”
(HR :Muslim)
48. Dari Abu Hurairah ra, ia
berkata: rasulullah SAW
bersabda:” Barang siapa yg
bertaubat sebeleum
matahari terbit dari tempat
terbenamnya, maka Allah
menerima taubatnya “
(HR : Muslim)
50. Dari Abu Abdur Rahman yaitu Abdullah
bin Umar bin al-Khaththab radhiallahu
'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla itu
menerima taubatnya seseorang hamba
selama
ruhnya belum sampai di
kerongkongannya - yakni ketika akan
meninggal dunia."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia
mengatakan bahwa ini adalah Hadis
hasan.
51. Dari Abu Said, yaitu Sa'ad bin Sinan al-Khudri r.a. bahwasanya Nabiullah s.a.w.
bersabda:
"Ada seorang lelaki dari golongan ummat yang sebelummu telah membunuh
sembilanpuluh sembilan manusia, kemudian ia menanyakan tentang orang yang teralim dari
penduduk bumi, ialu ia ditunjukkan pada seorang pendeta. lapun mendatanginya dan
selanjutnya berkata bahwa sesungguhnya ia telah membunuh sembilanpuluh sembilan
manusia, apakah masih diterima untuk bertaubat. Pendeta itu menjawab: "Tidak dapat."
Kemudian pendeta itu dibunuhnya sekali dan dengan demikian ia telah menyempurnakan
jumlah seratus dengan ditambah seorang lagi itu. Lalu ia bertanya lagi tentang orang
yang teralim dari penduduk bumi, kemudian ditunjukkan pada seorang yang alim,
selanjutnya ia mengatakan bahwa sesungguhnya ia telah membunuh seratus manusia,
apakah masi'h diterima taubatnya. Orang alim itu menjawab: "Ya, masih dapat. Siapa yang
dapat menghalang-halangi antara dirinya dengan taubat itu. Pergilah engkau ke tanah
begini-begini, sebab di situ ada beberapa kelompok manusia yang sama menyembah Allah
Ta'ala, maka menyembahlah engkau kepada Allah itu bersama-sama dengan mereka dan
janganlah engkau kembali ke tanahmu sendiri, sebab tanahmu adalah negeri yang buruk."
Orang itu terus pergi sehingga di waktu ia telah sampai separuh perjalanan, tiba-tiba ia
didatangi oleh kematian.
Kemudian bertengkarlah untuk mempersoalkan diri orang tadi malaikat kerahmatan
dan malaikat siksaan - yakni yang bertugas memberikan kerahmatan dan bertugas
memberikan siksa, malaikat kerahmatan berkata: "Orang ini telah datang untuk bertaubat
sambil menghadapkan hatinya kepada Allah Ta'ala." Malaikat siksaan berkata: "Bahwasanya
orang ini samasekali belum pernah melakukan kebaikan sedikitpun."
Selanjutnya ada seorang malaikat yang mendatangi mereka dalam bentuk seorang
manusia, lalu ia dijadikan sebagai pemisah antara malaikat-malaikat yang berselisih tadi,
yakni dijadikan hakim pemutusnya - untuk menetapkan mana yang benar. Ia berkata:
"Ukurlah olehmu semua antara dua tempat di bumi itu, ke mana ia lebih dekat letaknya,
maka orang ini adalah untuknya - maksudnya jikalau lebih dekat ke arah bumi yang dituju
untuk melaksanakan taubatnya, maka ia adalah milik malaikat kerahmatan dan jikalau lebih
dekat dengan bumi asalnya maka ia adalah milik malaikat siksaan." Malaikat-malaikat itu
mengukur, kemudian didapatinya bahwa orang tersebut adalah lebih dekat kepada bumi
yang dikehendaki -yakni yang dituju untuk melaksanakan taubatnya. Oleh sebab itu maka ia
dijemputlah oleh malaikat kerahmatan." (Muttafaq 'alaih)
7