Dokumen ini membahas tentang tobat sebagai salah satu ciri wali abdal. Ibnu 'Athaillah menjelaskan bahwa Makinuddin al-Asmar, salah satu tujuh wali abdal, selalu menghitung ucapannya dan bertobat jika melakukan kesalahan. Ibnu 'Athaillah juga menjelaskan bahwa dosa akan menyelimuti hati seperti asap dari api, sehingga hati perlu dibersihkan dengan tobat. Manus
3. 02.Tobat adalah Salah Satu Ciri Wali Abdal
Ibnu athaillah berkata,”syekh Makinuddin al-Asmar
rahimahullah, salah satu dari tujuh wali abdal, berujar,
„mula-mula aku menjahit untuk mencari nafkah.
Di siang hari aku menghitung semua ucapanku.
Saat malam tiba, aku kembali menghitung diri.
Ternyata, ucapanku sedikit.
Bila berupa kebaikan, aku memuji Allah dan bersyukur
kepada-nya, tetapi bila berupa keburukan, aku segera
bertobat dan memohon ampunan kepada-nya,‟ akhirnya,
ia menjadi seorang wali abdal.”
4. Pengaruh Dosa pada Hati
Ibnu athaillah berkata, “ketahuilah, jika kau memiliki seorang wakil yang selalu menilai dan mengkritik
dirinya, kau tak perlu lagi menilai dirinya.
Namun, jika sang wakil tidak mengkritik dirinya, tentu kau akan menilai, mengkritik, bahkan membuat
perhitungan secara detail.
Karenanya, seluruh amalmu harus di tujukan untuk Allah swt.
Jangan sekali-kali merasa bisa melakukan perbuatan yang lepas dari pengawasan dan perhitungan-nya.
Apabila seorang hamba melakukan dosa, kegelapan menyelimutinya.
Sebab, maksiat laksana api, sedangkan kegelapan laksana asapnya.
Perhatikanlah, orang yang menyalakan perapiannya, selama tujuh puluh tahun tentu rumahnya akan menjadi
gelap dan hitam!
Begitupun hatimu, yang akan menjadi gelap karena maksiat.
Hati akan menjadi bersih dengan tobat kepada Allah.
Jadi, kehinaan, kegelapan, dan hijab terpaut dengan maksiat.
Apabila kau bertobat kepada Allah.
Lenyaplah kegelapan yang disebut dosa.
5. Manusia adalah khalifah Allah dimuka bumi.
Allah swt. Berfirman, “Dia yang menjadikan khalifah dimuka
bumi.”
Dia juga berfirman, “Kami akan mengangkat khalifah dimuka
bumi.”
Khalifah yang dimaksud bagaikan wakil yang disebutkan dalam
tuturan Ibnu Athaillah.
Jika kau selalu menilai dan menguji dirimu, kau akan
menghadapi perhitungan di akhirat dengan mudah.
Sebaliknya, jika kau lalai menguji dan menilai diri sendiri,
niscaya kau akan mendapat kesulitan pada hari kiamat.
Orang yang tidak menguji dan menilai diri sendiri pasti akan
jatuh kedalam maksiat karena diri dan nafsu cenderung
menarik pemiliknya kepada maksiat.
6. Petaka Sesungguhnya Adalah Petaka Akibat Dosa
Ibnu athaillah berkata, “orang yang benar-benar mendapat
petaka adalah yang dibinasakan oleh dosa dan syahwat
sehingga menjadi seperti tempat minum yang usang.
Seperti itulah keadaan orang yang mendapat petaka dan
berduka.
Makanan dan semua desakan syahwatnya habis dimamah
untuk memenuhi toilet dan menyenangkan istri.
Masih baik jika semua itu didapatkan dari jalan yang halal!
Jadi, terminal pertama adalah tobat.
Segala sesuatu yang lain bisa diterima setelah terminal
pertama dilewati.
7. Keadaan Hamba yang Bermaksiat
Ibnu athaillah berkata, “hamba yang melakukan maksiat bagaikan periuk besi yang diletakkan
diatas api selama beberapa saat sehingga hitamlah warnanya.
Jika kau segera membersihkan periuk itu, warna hitam tadi segera hilang.
Namun, jika kau membiarkan dan terus memakainya berkali-kali untuk memasak tanpa
pernah dibersihkan, warna hitamnya akan melekat kuat hingga akhirnya periuk itu retak
dan rusak.
Walaupun dicuci bersih, keadaannya tidak akan kembali seperti semula.
Tobatlah yang bisa mencuci hitamnya hati sehingga amal saleh tercermin jelas dan diterima.
Karena itu, mohonlah tobat kepada Allah.
Jika kau terus bertobat, hidup akan menjadi lebih baik sebab, tobat merupakan karunia Allah
yang diberikan kepada hambanya yang dikehendaki.
8. Kadang-kadang seorang budak yang kurus dapat bertobat, sedangkan
majikannya tidak berhasil melakukannya.
Kadang-kadang seorang istri berhasil, sementara suaminya gagal. Kadangkadang orang muda berhasil, sedangkan orang yang lebih tua gagal.
Jika kau dapat bertobat, berarti Allah telah mencintaimu.
Allah berfirman, “sungguh Allah menyukai orang yang bertobat dan yang suka
membersihkan diri”.
Seseorang akan menyenangi sesuatu bila telah mengetahui kadar dan nilainya.
Jika kau menunjukkan intan permata kepada binatang melata, niscaya mereka
berpaling dan lebih menyukai gandum.
Jedi, renungkanlah, kira-kira dikelompok mana kau berada?
Jika bertobat, kau termasuk orang yang dicintai Allah.
Jika tidak, berarti kau termasuk orang yang zalim.
Allah berfirman, “siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang yang zalim.”