SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 40
Kontribusi Aktivis Dakwah
dalam Wawasan
Kebangsaan
Aplikasi Strategi Musyarokah
Sofyan Siroj,Lc,MM
Wawasan Nasionalisme
dan Kebangsaan Kita
Definisi Wawasan Kebangsaan dan
Nasionalisme
 Cinta yang dibingkai oleh batas geografis
 Cinta yang dibingkai dalam batas demografis
 “…Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga dekat akan haknya…”
 (QS. Al-Isra‟:26)
Jadi Nasionalisme Indonesia adalah Keluarga dekat kita keluarga besar
bangsa Indonesia dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Siapa Yang kita Urus
 PKS Mengurus Ummat
 Partai lain mengurus Rakyat.
 Ada dua Istilah penting Yaitu Keummatan dan Kerakyatan kedua kata ini
dari bahasa Arab. Objeknya untuk Kondisi Indonesia Sama.
 Karena objeknya sama maka sangat layak kita bekerja sama dengan
seluruh komponen bangsa, lintas partai, lintas ormas, lintas komunitas
(Komunitas budaya, komunitas sosial dan komunitas lainnya)
Sifat Nasionalisme Kebangsaan Kita
 Fitrah, semula jadi dan universal.
 Tantangan arus perubahan yang dipicu arus informasi secara global akan
merubah respon nasionalisme kebangsaan kita menjadi antisipasi.
 “Dawamul Haal Minal Muhaal”
 “Keadaan yang tetap adalah sesuatu yang mustahil.”
 Maka Peran kita adalah agen perubahan.
Syarat Kebersamaan dalam
Nasionalisme Kebangsaan kita
1. Positive thinking (ijabiyatur ru‟yah) dalam dialog, komunikasi dan
musyawarah dengan komponen bangsa.
2. Smart Planning (al-khittah adz-dzakiyyah) perencanaan yang cerdas
ketika bertemu, bermusyawarah, berembuk, untuk menghimpun daya
inovasi, daya kreatif anak bangsa dalam nuansa kebersamaan.
3. Hard working (al-‟amaal alqowiyah) Kerja keras merespon perubahan.
Keunggulan Kebersamaan Dalam
Nasionalisme Kebangsaan Kita
1. Winning Value (keunggulan nilai), kita adalah bangsa besar dalam sisi
geografis, demografis dan populasi. Akar nilai budaya bangsa kita adalah
religius.
2. Winning Consept (Keunggulan Konsep), konsep yang disusun bersama
komponen anak bangsa, merupakan ejawantah keunggulan nilai.
3. Winning System (Keunggulan Sistem), Sistem terkait dengan kerja dan
kinerja, performa dan regulasi, pengaturan-pengaturan dan pembagian
tugas, sistem komunikasi dan kerjasama.
4. Winning Team (Keunggulan tim), ketika tampil kita dimanapun kita adalah
wakil bangsa dan didukung bangsa. Partai dan ormas hanyalah lembaga
penataan potensi bangsa. Maka tugas kita adalah mobilisasi dan konsolidasi
potensi bangsa.
5. Winning target (Keunggulan Target), Kesatuan pencapaian prioritas tujuan
dan prioritas kerja memperbaiki bangsa.
Misi Perubahan Di Pusat
Kekuasaan
Misi Dakwah Tolak Bala‟
“Dan tidak pernah (pula) Kami
membinasakan kota-kota; kecuali
penduduknya dalam keadaan melakukan
kezaliman.” (QS. Al-Qashash:59)
Wamaa kunna muhlikil quraa wa ahluhaa
zhalimun
Adalah garis kebijakan Allah SWT
Dasar Dakwah Di Pusat Kekuasaan
1. Basic Aqidah Para al-anbiya wal Mursalin
2. Basic Syar‟iyyah musyarokah
3. Basic Syar‟iyyah musyarokah intikhabiyah
4. Basic Syar‟iyyah Jihad Siyasi
Pahala Tergantung Pada Pengaruh
Amal
1. Membentuk estafeta mata rantai hidayah
2. Menciptakan ketenangan dan ketentraman ke seluruh rakyat
3. Menyebar kebahagian kepada sesama manusia
4. Wujud Rahmatan lil „alamin
Syarat- Syarat Dakwah Di pusat
Kekuasaan
1. Jangan jadi Common Enemy
2. Membangun Wa‟yul Islamiy yang seimbang di tengah-tengah kesadaran
masyarakat.
3. Mewarnai produk-produk legislasi
4. Koordinasi dengan struktur Dakwah untuk memperkokoh payung sosial
5. Otoritasi struktur dibingkai dalam kalimat konsolidasi, koordinasi, mobilisasi
semua potensi positif konstruktif, baik umat bangsa dakwah dan jamaah
6. Bentuk dari amar ma‟ruf nahi munkar.
Ahdaful Musyarakah
Al-Musyarokah littauhiid wal binaa’
( )
 Musyarokah kita bertujuan untuk berkontribusi dalam mempertahankan
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
 Berkontribusi untuk membangun bangsa dan negara ini sehingga
mencapai kesejahteraan, kejayaan serta kedamaian dengan bangsa-
bangsa lain dalam pergaulan internasional. Baldatun thayyibatun wa
rabbun ghafur.
Al-Musyarokah littaqwiyah wat tatsbit
( )
 Selain mempersatukan dan membangun, berdaya kohesif dan menjadi
penerus pembangunan bangsa dan negara ini, musyarokah kita juga
harus berkontribusi dalam mewujudkan negara yang kuat dan kokoh.
Jangan menjadi negeri yang dilecehkan dan dideskreditkan tetangga-
tetangganya. Jangan menjadi negara dan bangsa yang sama sekali tidak
diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain, bahkan menjadi beban dalam
pergaulan internasional.
Al-Musyarokah lit taghyiir wat tajdiid
( )
 Kita tidak ingin bangsa ini statis, jumud dan mandeg. Oleh karena itu
tujuan musyarokah kita yang ketiga adalah al-musyarokah lit taghyiir wat
tajdiid. Musyarokah kita, kontribusi kita dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah melakukan perubahan dan pembaharuan.
Al-Musyarokah lil ishlah wal ihsan
( )
 Karena kita mengemban misi rahmatan lil‟alamin, maka musyarokah pun
tujuannya adalah berkontribusi untuk selalu ishlah (melakukan reformasi).
Ishlah berarti perbaikan dan selalu mengajak damai.
 Musyarokah lil ishlah wal ihsan baru bisa kita gulirkan, kalau kita
professional. Mempunyai kafaah muntijah (kesalehan kompetensi dan
kemampuan produktif ) dan kafaah ijaabiyah (potensi dan kompentensi
yang positif).
Al-Musyarokah lit taqwiim wat tasydiid
( )
 Musyarokah kita bertujuan untuk berkontribusi dalam meluruskan dan
mengakuratkan tujuan hidup dan perjuangan bangsa ini. Agar bangsa ini tidak
menyimpang dari tujuan utamanya.

 Allah memerintahkan kepada kita agar kita lurus, sesuai dengan fitrah
diciptakannya.
 Tidak ada bangsa atau umat atau bahkan makhluk yang bisa hidup
baik, tenang, tentram dan sejahtera kecuali harus lurus dalam fitrahnya. Nilai-
nilai fitrah ini adalah nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Al-Qur‟an
mengokohkannya dengan nilai-nilai syar‟iyyah.
KONTRIBUSI
Sumber Inspirasi I
 Ajari aku meratap bagai sebatang lilin
 Agar kusemai lagi taman dengan tanaman
 Dan pohonku tumbuh menjadi nyala kehidupan
 Dengan nyala ini akan ku jahit lagi robekan gaun sang bunga
Sumber Inspirasi II
 “sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang
lain.” (Alhadist)
Kehadiran Sosial Kita
 Tidak berhenti pada tahap partisipasi
 Kita harus punya karya besar yang kita kontribusikan ke masyarakat
 Berguna bagi kehidupan mereka
 Dicatat dalam jejak sejarah kita
 Amal unggulan yang membuat Allah Ridha kepada kita dan mendapat tempat
terhormat di surga-Nya.
Wilayah Kontribusi Kita
 Wilayah Pemikiran
 Wilayah Profesionalisme
 Wilayah Kepemimpinan
 Wilayah Finansial
Dua Syarat Kontribusi Kita
1. Memenuhi kebutuhan Masyarakat di Sekitar Kita
2. Dibangun dari Kompetensi Kita
Cara Berkontribusi Secara Maksimal
1. Buatlah Peta Kebutuhan Kondisional Masyarakat kita
2. Buatlah Peta Potensi Kita
3. Menjemput Momentum sejarah untuk meledakkan potensi kita menjadi
karya besar yang monumental
“Semua ini memerlukan kesadaran mendalam memfirasati sejarah, sebagai
pribadi maupun komunitas tentang momentum sejarah kita.”
Integrasi Sosial
Definisi Integrasi Sosial
 Ukuran Kematangan Kepribadian seseorang
 Wadah menyemai Kebaikan
 Menciptakan Keharmonisan Sosial
 Integrasi Sosial Landasan Kesuksesan Hidup
Urutan Lingkungan Sosial
1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan Masyarakat Sekitar Kita
3. Lingkungan Kerja atau Bisnis
4. Lingkungan Organisasi social, Seni Budaya dan atau Politik
5. Lingkungan Negara
6. Lingkungan Kemanusiaan yang lebih Luas (Internasional)
Indikator Kematangan Pribadi Dalam
Integrasi Sosial
1. Membawa misi kebaikan ke masyarakat
2. Mempunyai peta yang jelas dan benar tentang tabiat, budaya, sejarah, kepentingan-
kepentingan dan pikiran-pikiran yang berkembang di masyarakat.
3. Mempunyai kelapangan dada mendengar, memahami dan mengapresiasi orang lain
4. Dapat di terima dengan wajar di masyarakat
5. Berkomunikasi dengan baik lewat perasaan dan pemikiran
6. Dapat meresolusi kompetisi dan konflik menjadi kerjasama dan konsensus
7. Punya pola metodologi menerima dan menolak pikiran, prilaku, kebiasaan, gaya hidup
dari masyarakat
8. Berwibawa dan bisa menjadi factor perekat
9. Punya kekuatan mempengaruhi masyarakat ke aarah yang lebih baik.
Keterampilan Sosial dalam Musyarokah
a) Kekuatan Cinta
1. Perhatian
2. Penumbuhan
3. Perawatan
4. Perlindungan
b) The Match maker (Menjadi Unsur
Perekat)
1. Orientasi pada persatuan
2. Orientasi pada dialog
3. Orientasi pada sinergi
4. Orientasi pada resolusi Konflik
c) Seni Komunikasi
1. Memahami dan menerima orang
lain
2. Menghilangkan kesenjangan jiwa
3. Mempertemukan kesamaan-
kesamaan
4. Kejelasan dan kesederhanaan
5. Dukungan bahasa tubuh
6. Dukungan kelapangan dada
LANGKAH-LANGKAH APLIKASI
 Pertama, Bersosialisasi dengan Misi yang jelas
1. Membangun hubungan social yang produktif dengan merumuskan
misi, sasaran dan target yang ingin diwujudkan bersama mereka.
2. Menyusun sebuah peta lingkungan social yang menggambarkan situasi
dan kondisi, karakter dan budaya, pikiran dan nilai yang diyakini, serta
harapan dan kebutuhan mereka.
Keragaman Yang
Produktif
Kiat Teknis Mengubah Keragaman
Menjadi Faktor Produktif
1. Tradisi Ilmiah
2. Tradisi Verbalitas
3. Tradisi Pembelajaran Kolektif
4. Tradisi Toleransi
1. Tradisi Ilmiah
 Mempunyai Struktur Pengetahuan Yang Kokoh
 Sistematika Berpikir Yang Solid
 Kemampuan Pembelajaran yang cepat
Tujuannya :
 Mencegah Setiap Orang Berbicara Dari Pikiran Yang Hampa Dan Hati Kosong
 Mencegah Dari Kesemberonoan Dan Kelatahan
 Mengajarkan Makna Pertanggungjawaban Atas Kata Yang Kita Ucapkan
Tradisi Verbalitas
 Tradisi Ilmiah memerlukan Wadah yang baik berupa kemampuan
Keterbukaan yang wajar
 Menenmpatkan gagasan yang baik ke dalam hati (Membangun
jembatan rasa)
 Kebiasaan mengungkapkan pikiran secara wajar, natural dan apa
adanya.
Dengan Tradisi Verbalitas kita mengajarkan makna keberanian yang natural
dan keterhormatan yang wajar.
Tradisi Pembelajaran Yang Kolektif
 Belajar dari referensi normatif dan pengalaman sejarah.
 Belajar kolektif meningkatkan kemampuan kerja, efisiensi dan efektivitas
kerja dakwah
Inti Pembelajaran kolektif:
 Kemauan untuk mendengar semua pendapat yang beragam
 Mencerna, menganalisis, memikir ulang pendapat-pendapat orang lain
 Mengakselerasi kapasitas pertumbahan dakwah untuk menyamai
tingkatan tantangan di setiap marhalahnya.
Tradisi Toleransi
 Membiasakan diri untuk memiliki
 kelapangan dada,
 kerendahan hati,
 membebaskan diri dari kepicikan
 Membebaskan Prasangka buruk
 Mengkondisikan diri menghargai waktu orang lain
Tradisi ini harus dan wajib dimiliki di kalangan qiyadah dan junud.
Konsep Umum Dakwah di Pusat
Kekuasaan
“Likulli Marhalatin
Ihtiyaajaatuha”
Setiap marhalah mempunya
kebutuhan-kebutuhannya
sendiri
Sekian,Wassalam
Referensi
o Anis Matta.2002. Menikmati Demokrasi.. Jakarta, Pustaka Saksi.
o Anis Matta.2009.Delapan Mata Air Kecemerlangan.. Jakarta, Tarbawi Press.
o KH. Hilmi Aminuddin.2008. Menghilangkan Trauma Persepsi.. Jakarta, Arah
Press.
o KH. Himi Aminuddin.2009. Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme
Kita.Jakarta, Bidang Arsip dan Sejarah Sekjen DPP PKS
o KH. Hilmi Aminuddin.2012.Bekal Untuk Kader Dakwah.. Jakarta, Bidang Arsip
dan Sejarah Sekjen DPP PKS.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie ###Kontribusi aktivis dakwah dalam wawasan kebangsaan

Musni Umar Tugas Pemimpin dan Pentingan Membangun Masyarakat Madani di Indonesia
Musni Umar Tugas Pemimpin dan Pentingan Membangun Masyarakat Madani di IndonesiaMusni Umar Tugas Pemimpin dan Pentingan Membangun Masyarakat Madani di Indonesia
Musni Umar Tugas Pemimpin dan Pentingan Membangun Masyarakat Madani di Indonesiamusniumar
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniWahyuni Jrs
 
Tugas besar pancasila
Tugas besar pancasilaTugas besar pancasila
Tugas besar pancasilaeigydarmadi
 
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani musniumar
 
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat MadaniMusni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madanimusniumar
 
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umatMakalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umatRicoPradanaPutra
 
KARAKTERISTIK WN YANG BAIK.pptx
KARAKTERISTIK WN YANG BAIK.pptxKARAKTERISTIK WN YANG BAIK.pptx
KARAKTERISTIK WN YANG BAIK.pptx20MuhammadFarid
 
Makalah agama masyarakat madani
Makalah agama masyarakat madaniMakalah agama masyarakat madani
Makalah agama masyarakat madaniDwi Oktalidiasari
 
Fi harokah ad dakwah barokah
Fi harokah ad dakwah barokah Fi harokah ad dakwah barokah
Fi harokah ad dakwah barokah Sofyan Siroj
 
Profesi Pengembangan Masyarakat Profesional
Profesi Pengembangan Masyarakat ProfesionalProfesi Pengembangan Masyarakat Profesional
Profesi Pengembangan Masyarakat ProfesionalMunawwarah Nasir
 
Pemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASN
Pemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASNPemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASN
Pemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASNTri Widodo W. UTOMO
 
¹PENGERTIAN ORGANIhhSASI-WPS Office.pptx
¹PENGERTIAN ORGANIhhSASI-WPS Office.pptx¹PENGERTIAN ORGANIhhSASI-WPS Office.pptx
¹PENGERTIAN ORGANIhhSASI-WPS Office.pptxlumindayedit
 
Makalah kel 3 manj konflik
Makalah kel 3 manj konflikMakalah kel 3 manj konflik
Makalah kel 3 manj konflikYusmiDarni
 
Interaksi sosial 2[1]
Interaksi sosial 2[1]Interaksi sosial 2[1]
Interaksi sosial 2[1]Musli Huddin
 
1991311.ppt
1991311.ppt1991311.ppt
1991311.pptSolin123
 

Ähnlich wie ###Kontribusi aktivis dakwah dalam wawasan kebangsaan (20)

Musni Umar Tugas Pemimpin dan Pentingan Membangun Masyarakat Madani di Indonesia
Musni Umar Tugas Pemimpin dan Pentingan Membangun Masyarakat Madani di IndonesiaMusni Umar Tugas Pemimpin dan Pentingan Membangun Masyarakat Madani di Indonesia
Musni Umar Tugas Pemimpin dan Pentingan Membangun Masyarakat Madani di Indonesia
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat Madani
 
Tugas akhir pancasila
Tugas akhir pancasilaTugas akhir pancasila
Tugas akhir pancasila
 
Tugas besar pancasila
Tugas besar pancasilaTugas besar pancasila
Tugas besar pancasila
 
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
 
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat MadaniMusni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
 
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umatMakalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
 
Masyarakat madani
Masyarakat madaniMasyarakat madani
Masyarakat madani
 
KARAKTERISTIK WN YANG BAIK.pptx
KARAKTERISTIK WN YANG BAIK.pptxKARAKTERISTIK WN YANG BAIK.pptx
KARAKTERISTIK WN YANG BAIK.pptx
 
Makalah agama masyarakat madani
Makalah agama masyarakat madaniMakalah agama masyarakat madani
Makalah agama masyarakat madani
 
Fi harokah ad dakwah barokah
Fi harokah ad dakwah barokah Fi harokah ad dakwah barokah
Fi harokah ad dakwah barokah
 
Profesi Pengembangan Masyarakat Profesional
Profesi Pengembangan Masyarakat ProfesionalProfesi Pengembangan Masyarakat Profesional
Profesi Pengembangan Masyarakat Profesional
 
Pemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASN
Pemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASNPemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASN
Pemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASN
 
Masyarakat Madani
Masyarakat MadaniMasyarakat Madani
Masyarakat Madani
 
¹PENGERTIAN ORGANIhhSASI-WPS Office.pptx
¹PENGERTIAN ORGANIhhSASI-WPS Office.pptx¹PENGERTIAN ORGANIhhSASI-WPS Office.pptx
¹PENGERTIAN ORGANIhhSASI-WPS Office.pptx
 
Tujuan Dakwah.docx
Tujuan Dakwah.docxTujuan Dakwah.docx
Tujuan Dakwah.docx
 
Makalah kel 3 manj konflik
Makalah kel 3 manj konflikMakalah kel 3 manj konflik
Makalah kel 3 manj konflik
 
Masyarakat madani
Masyarakat madaniMasyarakat madani
Masyarakat madani
 
Interaksi sosial 2[1]
Interaksi sosial 2[1]Interaksi sosial 2[1]
Interaksi sosial 2[1]
 
1991311.ppt
1991311.ppt1991311.ppt
1991311.ppt
 

###Kontribusi aktivis dakwah dalam wawasan kebangsaan

  • 1. Kontribusi Aktivis Dakwah dalam Wawasan Kebangsaan Aplikasi Strategi Musyarokah Sofyan Siroj,Lc,MM
  • 3. Definisi Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme  Cinta yang dibingkai oleh batas geografis  Cinta yang dibingkai dalam batas demografis  “…Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga dekat akan haknya…”  (QS. Al-Isra‟:26) Jadi Nasionalisme Indonesia adalah Keluarga dekat kita keluarga besar bangsa Indonesia dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • 4. Siapa Yang kita Urus  PKS Mengurus Ummat  Partai lain mengurus Rakyat.  Ada dua Istilah penting Yaitu Keummatan dan Kerakyatan kedua kata ini dari bahasa Arab. Objeknya untuk Kondisi Indonesia Sama.  Karena objeknya sama maka sangat layak kita bekerja sama dengan seluruh komponen bangsa, lintas partai, lintas ormas, lintas komunitas (Komunitas budaya, komunitas sosial dan komunitas lainnya)
  • 5. Sifat Nasionalisme Kebangsaan Kita  Fitrah, semula jadi dan universal.  Tantangan arus perubahan yang dipicu arus informasi secara global akan merubah respon nasionalisme kebangsaan kita menjadi antisipasi.  “Dawamul Haal Minal Muhaal”  “Keadaan yang tetap adalah sesuatu yang mustahil.”  Maka Peran kita adalah agen perubahan.
  • 6. Syarat Kebersamaan dalam Nasionalisme Kebangsaan kita 1. Positive thinking (ijabiyatur ru‟yah) dalam dialog, komunikasi dan musyawarah dengan komponen bangsa. 2. Smart Planning (al-khittah adz-dzakiyyah) perencanaan yang cerdas ketika bertemu, bermusyawarah, berembuk, untuk menghimpun daya inovasi, daya kreatif anak bangsa dalam nuansa kebersamaan. 3. Hard working (al-‟amaal alqowiyah) Kerja keras merespon perubahan.
  • 7. Keunggulan Kebersamaan Dalam Nasionalisme Kebangsaan Kita 1. Winning Value (keunggulan nilai), kita adalah bangsa besar dalam sisi geografis, demografis dan populasi. Akar nilai budaya bangsa kita adalah religius. 2. Winning Consept (Keunggulan Konsep), konsep yang disusun bersama komponen anak bangsa, merupakan ejawantah keunggulan nilai. 3. Winning System (Keunggulan Sistem), Sistem terkait dengan kerja dan kinerja, performa dan regulasi, pengaturan-pengaturan dan pembagian tugas, sistem komunikasi dan kerjasama. 4. Winning Team (Keunggulan tim), ketika tampil kita dimanapun kita adalah wakil bangsa dan didukung bangsa. Partai dan ormas hanyalah lembaga penataan potensi bangsa. Maka tugas kita adalah mobilisasi dan konsolidasi potensi bangsa. 5. Winning target (Keunggulan Target), Kesatuan pencapaian prioritas tujuan dan prioritas kerja memperbaiki bangsa.
  • 8. Misi Perubahan Di Pusat Kekuasaan
  • 9. Misi Dakwah Tolak Bala‟ “Dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.” (QS. Al-Qashash:59) Wamaa kunna muhlikil quraa wa ahluhaa zhalimun Adalah garis kebijakan Allah SWT
  • 10. Dasar Dakwah Di Pusat Kekuasaan 1. Basic Aqidah Para al-anbiya wal Mursalin 2. Basic Syar‟iyyah musyarokah 3. Basic Syar‟iyyah musyarokah intikhabiyah 4. Basic Syar‟iyyah Jihad Siyasi
  • 11. Pahala Tergantung Pada Pengaruh Amal 1. Membentuk estafeta mata rantai hidayah 2. Menciptakan ketenangan dan ketentraman ke seluruh rakyat 3. Menyebar kebahagian kepada sesama manusia 4. Wujud Rahmatan lil „alamin
  • 12. Syarat- Syarat Dakwah Di pusat Kekuasaan 1. Jangan jadi Common Enemy 2. Membangun Wa‟yul Islamiy yang seimbang di tengah-tengah kesadaran masyarakat. 3. Mewarnai produk-produk legislasi 4. Koordinasi dengan struktur Dakwah untuk memperkokoh payung sosial 5. Otoritasi struktur dibingkai dalam kalimat konsolidasi, koordinasi, mobilisasi semua potensi positif konstruktif, baik umat bangsa dakwah dan jamaah 6. Bentuk dari amar ma‟ruf nahi munkar.
  • 14. Al-Musyarokah littauhiid wal binaa’ ( )  Musyarokah kita bertujuan untuk berkontribusi dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Berkontribusi untuk membangun bangsa dan negara ini sehingga mencapai kesejahteraan, kejayaan serta kedamaian dengan bangsa- bangsa lain dalam pergaulan internasional. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
  • 15. Al-Musyarokah littaqwiyah wat tatsbit ( )  Selain mempersatukan dan membangun, berdaya kohesif dan menjadi penerus pembangunan bangsa dan negara ini, musyarokah kita juga harus berkontribusi dalam mewujudkan negara yang kuat dan kokoh. Jangan menjadi negeri yang dilecehkan dan dideskreditkan tetangga- tetangganya. Jangan menjadi negara dan bangsa yang sama sekali tidak diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain, bahkan menjadi beban dalam pergaulan internasional.
  • 16. Al-Musyarokah lit taghyiir wat tajdiid ( )  Kita tidak ingin bangsa ini statis, jumud dan mandeg. Oleh karena itu tujuan musyarokah kita yang ketiga adalah al-musyarokah lit taghyiir wat tajdiid. Musyarokah kita, kontribusi kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah melakukan perubahan dan pembaharuan.
  • 17. Al-Musyarokah lil ishlah wal ihsan ( )  Karena kita mengemban misi rahmatan lil‟alamin, maka musyarokah pun tujuannya adalah berkontribusi untuk selalu ishlah (melakukan reformasi). Ishlah berarti perbaikan dan selalu mengajak damai.  Musyarokah lil ishlah wal ihsan baru bisa kita gulirkan, kalau kita professional. Mempunyai kafaah muntijah (kesalehan kompetensi dan kemampuan produktif ) dan kafaah ijaabiyah (potensi dan kompentensi yang positif).
  • 18. Al-Musyarokah lit taqwiim wat tasydiid ( )  Musyarokah kita bertujuan untuk berkontribusi dalam meluruskan dan mengakuratkan tujuan hidup dan perjuangan bangsa ini. Agar bangsa ini tidak menyimpang dari tujuan utamanya.   Allah memerintahkan kepada kita agar kita lurus, sesuai dengan fitrah diciptakannya.  Tidak ada bangsa atau umat atau bahkan makhluk yang bisa hidup baik, tenang, tentram dan sejahtera kecuali harus lurus dalam fitrahnya. Nilai- nilai fitrah ini adalah nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Al-Qur‟an mengokohkannya dengan nilai-nilai syar‟iyyah.
  • 20. Sumber Inspirasi I  Ajari aku meratap bagai sebatang lilin  Agar kusemai lagi taman dengan tanaman  Dan pohonku tumbuh menjadi nyala kehidupan  Dengan nyala ini akan ku jahit lagi robekan gaun sang bunga
  • 21. Sumber Inspirasi II  “sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (Alhadist)
  • 22. Kehadiran Sosial Kita  Tidak berhenti pada tahap partisipasi  Kita harus punya karya besar yang kita kontribusikan ke masyarakat  Berguna bagi kehidupan mereka  Dicatat dalam jejak sejarah kita  Amal unggulan yang membuat Allah Ridha kepada kita dan mendapat tempat terhormat di surga-Nya.
  • 23. Wilayah Kontribusi Kita  Wilayah Pemikiran  Wilayah Profesionalisme  Wilayah Kepemimpinan  Wilayah Finansial
  • 24. Dua Syarat Kontribusi Kita 1. Memenuhi kebutuhan Masyarakat di Sekitar Kita 2. Dibangun dari Kompetensi Kita
  • 25. Cara Berkontribusi Secara Maksimal 1. Buatlah Peta Kebutuhan Kondisional Masyarakat kita 2. Buatlah Peta Potensi Kita 3. Menjemput Momentum sejarah untuk meledakkan potensi kita menjadi karya besar yang monumental “Semua ini memerlukan kesadaran mendalam memfirasati sejarah, sebagai pribadi maupun komunitas tentang momentum sejarah kita.”
  • 27. Definisi Integrasi Sosial  Ukuran Kematangan Kepribadian seseorang  Wadah menyemai Kebaikan  Menciptakan Keharmonisan Sosial  Integrasi Sosial Landasan Kesuksesan Hidup
  • 28. Urutan Lingkungan Sosial 1. Lingkungan Keluarga 2. Lingkungan Masyarakat Sekitar Kita 3. Lingkungan Kerja atau Bisnis 4. Lingkungan Organisasi social, Seni Budaya dan atau Politik 5. Lingkungan Negara 6. Lingkungan Kemanusiaan yang lebih Luas (Internasional)
  • 29. Indikator Kematangan Pribadi Dalam Integrasi Sosial 1. Membawa misi kebaikan ke masyarakat 2. Mempunyai peta yang jelas dan benar tentang tabiat, budaya, sejarah, kepentingan- kepentingan dan pikiran-pikiran yang berkembang di masyarakat. 3. Mempunyai kelapangan dada mendengar, memahami dan mengapresiasi orang lain 4. Dapat di terima dengan wajar di masyarakat 5. Berkomunikasi dengan baik lewat perasaan dan pemikiran 6. Dapat meresolusi kompetisi dan konflik menjadi kerjasama dan konsensus 7. Punya pola metodologi menerima dan menolak pikiran, prilaku, kebiasaan, gaya hidup dari masyarakat 8. Berwibawa dan bisa menjadi factor perekat 9. Punya kekuatan mempengaruhi masyarakat ke aarah yang lebih baik.
  • 30. Keterampilan Sosial dalam Musyarokah a) Kekuatan Cinta 1. Perhatian 2. Penumbuhan 3. Perawatan 4. Perlindungan b) The Match maker (Menjadi Unsur Perekat) 1. Orientasi pada persatuan 2. Orientasi pada dialog 3. Orientasi pada sinergi 4. Orientasi pada resolusi Konflik c) Seni Komunikasi 1. Memahami dan menerima orang lain 2. Menghilangkan kesenjangan jiwa 3. Mempertemukan kesamaan- kesamaan 4. Kejelasan dan kesederhanaan 5. Dukungan bahasa tubuh 6. Dukungan kelapangan dada
  • 31. LANGKAH-LANGKAH APLIKASI  Pertama, Bersosialisasi dengan Misi yang jelas 1. Membangun hubungan social yang produktif dengan merumuskan misi, sasaran dan target yang ingin diwujudkan bersama mereka. 2. Menyusun sebuah peta lingkungan social yang menggambarkan situasi dan kondisi, karakter dan budaya, pikiran dan nilai yang diyakini, serta harapan dan kebutuhan mereka.
  • 33. Kiat Teknis Mengubah Keragaman Menjadi Faktor Produktif 1. Tradisi Ilmiah 2. Tradisi Verbalitas 3. Tradisi Pembelajaran Kolektif 4. Tradisi Toleransi
  • 34. 1. Tradisi Ilmiah  Mempunyai Struktur Pengetahuan Yang Kokoh  Sistematika Berpikir Yang Solid  Kemampuan Pembelajaran yang cepat Tujuannya :  Mencegah Setiap Orang Berbicara Dari Pikiran Yang Hampa Dan Hati Kosong  Mencegah Dari Kesemberonoan Dan Kelatahan  Mengajarkan Makna Pertanggungjawaban Atas Kata Yang Kita Ucapkan
  • 35. Tradisi Verbalitas  Tradisi Ilmiah memerlukan Wadah yang baik berupa kemampuan Keterbukaan yang wajar  Menenmpatkan gagasan yang baik ke dalam hati (Membangun jembatan rasa)  Kebiasaan mengungkapkan pikiran secara wajar, natural dan apa adanya. Dengan Tradisi Verbalitas kita mengajarkan makna keberanian yang natural dan keterhormatan yang wajar.
  • 36. Tradisi Pembelajaran Yang Kolektif  Belajar dari referensi normatif dan pengalaman sejarah.  Belajar kolektif meningkatkan kemampuan kerja, efisiensi dan efektivitas kerja dakwah Inti Pembelajaran kolektif:  Kemauan untuk mendengar semua pendapat yang beragam  Mencerna, menganalisis, memikir ulang pendapat-pendapat orang lain  Mengakselerasi kapasitas pertumbahan dakwah untuk menyamai tingkatan tantangan di setiap marhalahnya.
  • 37. Tradisi Toleransi  Membiasakan diri untuk memiliki  kelapangan dada,  kerendahan hati,  membebaskan diri dari kepicikan  Membebaskan Prasangka buruk  Mengkondisikan diri menghargai waktu orang lain Tradisi ini harus dan wajib dimiliki di kalangan qiyadah dan junud.
  • 38. Konsep Umum Dakwah di Pusat Kekuasaan “Likulli Marhalatin Ihtiyaajaatuha” Setiap marhalah mempunya kebutuhan-kebutuhannya sendiri
  • 40. Referensi o Anis Matta.2002. Menikmati Demokrasi.. Jakarta, Pustaka Saksi. o Anis Matta.2009.Delapan Mata Air Kecemerlangan.. Jakarta, Tarbawi Press. o KH. Hilmi Aminuddin.2008. Menghilangkan Trauma Persepsi.. Jakarta, Arah Press. o KH. Himi Aminuddin.2009. Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme Kita.Jakarta, Bidang Arsip dan Sejarah Sekjen DPP PKS o KH. Hilmi Aminuddin.2012.Bekal Untuk Kader Dakwah.. Jakarta, Bidang Arsip dan Sejarah Sekjen DPP PKS.