SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
MENINGKATKAN AKTIFITAS UNTUK HASIL BELAJAR INDIVIDU PADA MATERI
POKOK UKURAN PEMUSATAN SUATU DATA YANG DISAJIKAN DENGAN
DIANGRAM MELALUI PEMBELAJARAN TEKNIS SISTEM TAMU
SatraHamzah
Guru Matematika SMKNegeri 4 Kota Gorontalo
dra.satrahamzah@gmail.com
ABSTRAC
Peran guru sebagai perencana dan pelaksana pembelajaran harus bisa memposisikan siswa
sebagai subjek dan objek pembelajaran. Usaha ini harus dilakukan untuk memberi kesempatan
maksimal kepada setiap siswa untuk aktif dalam belajar. Untuk menciptakan suasana
pembelajaran aktif dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Berbagai
meodel pembelajaran matematika telah dikembangkan untuk maksud di atas, salah satu dari
model pembelajaran itu adalah model pembelajaran kelompok atau Cooperative Learning.
Gejala yang ditemukan bahwa akitivitas siswa pada pembelajaran kooperatif dalam mata
pelajaran matematika masih tetap didominasi oleh siswa pintar atau siswa yang berani
mengeluarkan pendapat. Sehingga siswa yang pintar semakin pintar dan siswa yang memiliki
kemampuan rendah tidak bisa menyesuaikan dengan siswa yang pintar. Kondisi ini
ditanggulangi dengan implementasi pembelajaran sedemikian sehingga siswa menunjukkan
intesitas aktifitas belajar yang baik, maka akan berimbas kepada peningkatan hasil belajarnya.
Implementasi pembelajaran kooperatif pada pembelajaran matematika yang dimaksud adalah
teknik sistem tamu. Teknik sistem tamu memiliki karakteristik yang dapat meningkatkan
intesitas aktifitas belajar siswa, karena teknik ini menuntut peran aktif siswa dalam menerima,
mengkaji untuk menguasai dan mengkomunikasikan kembali informasi.
Kata Kunci : Aktivitas individu, Hasil Belajar, Teknik Sistem Tamu
PENDAHULUAN
Fakta yang sering ditemukan di dalam pembelajaran matematika bahwa siswa lebih
bermasalah dalam menentukan ukuran pemusatan jika data-data tersebut disajikan dalam
diagram, seperti berikit.Kondisi pembelajaran matematika yang diharapkan terjadi adalah
pembelajaran aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan. Sebagian besar guru matematika masih
mengakui bahwa dalam pembelajaran matematika, aktivitas belajar senantiasa didominasi oleh
siswa yang memiliki kemampuan akademik yang lebih tinggi. Tetapi ada pula ditemukan bahwa
kadang-kadang siswa yang memiliki akademik lebih tinggi tetapi tidak menunjukkan aktivitas
belajar yang lebih dibandingkan dengan siswa lain. Apalagi siswa dengan kemampuan akademik
yang berada pada tingkat rata-rata atau di bahwa rata-rata hampir dipastikan kreativitas belajar
mereka belajar di dalam kelas juga relatif rendah.
Kondisi pembelajaran matematika yang diharapkan terjadi adalah pembelajaran aktif,
efektif, kreatif dan menyenangkan. Empat kondisi ini sangat diharapkan baik oleh guru maupun
oleh siswa. Akan tetapi fakta yang ditemukan belum seperti ini, oleh sebab itu beberapa
pertanyaan yang bisa diajukan adalah:
a. Guru harus melakukan apa dalam pembelajaran matematika untuk dapat mengaktifkan setiap
siswa secara maksimal?
b. Strategi pembelajaran matematika seperti apa yang harus direncanakan agar intensitas
aktivitas belajar siswa dalam kelompok dapat memberi kontribusi kepada hasi belajar secara
individu dalam pembelajaran ukuran pemusatan yangdisajikan dalam diagram ?.
c. Bagaimana melaksanakan pembelajaran ukuran pemusatan atau tendensi sentral jika data
disajikan dalam bentuk diagram sedemikian sehingga siswa meningkat intensitas aktivitas
belajarnya.
Orientasi Pembelajaran Kooperatif Teknik Sistem Tamu Dalam Pembelajaran Ukuran
Pemusatan
Membisakan pembelajaran yang terpusat pada siswa merupakan salah satu usaha untuk
menyahuti pergeseran paradigma pembelajaran dari pembelajaran tepusat pada guru kepada
paradigma pembelajaran terpusat pada siswa. Inovasi dalam strategi pembelajaran merupakan
hal harus dilakukan guru untuk maksud tersebut. Guru matematika sebagai perencana dan
pelaksana pembelajaran perlu menetapkan kegiatan inovatif untuk pembelajaran matematika
berdasarkan pokok-pokok pemikiran sebagai berikut:
1) Menciptakan Kondisi Pembelajaran dengan Pengetahuan dan pengalaman bermakna.
Aktivitas belajar kelompok di dalam kelas harus dikondisikan untuk dapat memberi
pengaruh kepada aktivias seluruh siswa pada kelompok dan seluruh siswa di dalam kelas.
Kontribusi aktivatas kelompok tersebut dilakukan untuk memberi hasil belajar siswa pada
matematika sebagai pengetahuan yang ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa.
2) Menciptakan Kondisi Pembelajaran Untuk siswamembangunpengetahuan secara aktif.
Halpokok yang harusdisadaridalampembelajaranadalahbahwabelajaradalah statu kegiatan
yang dilakukansiswa, bukansesuatu yang dilakukanterhadapsiswa. Siswa menggunakan
panca inderanya untuk mengamati, menanya, mengolah informasi, menalar dan
mengkomunikasikan hasil belajarnya. Oleh sebab itu Anderson & Armbruster (dalam Anita
Lie, 4:2004) mengemukakan bahwa penyusunan pengetahuan yang terus-menerus
menempatkan siswa sebagai peserta yang aktif.
3) Menciptakan Kondisi Pembelajaran Untuk Mengembangkan Kompetensi Siswa
Di dalam diri siswa tersimpan sejumlah poensi yang dapat dikembangkan melalui
pembejaran matematik. Potensi itu dapat dikembangakn dengan memberi peran aktif secara
kelompok atau secara perorangan. Pemberian kesempatan belajar itu memberikan penekanan
kepada siswa melakukan proses dari pada hasil. Hal ini sejalan dengan paradigma bahwa
setiap siswa memiliki kompetensi yang dapat dikembangkan melalui proses belajar.
4) Menciptakan Kondisi Pembelajaran Untuk Iklim Interaksi Multi Arah
Kegiatan pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya
interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun interaksi pribadi. Belajar
merupakan suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing
siswa berinteraksi dengan yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan secara
bersama-sama,
Empat pokok pikiran di atas mengaharuskan suasana pembelajaran matematika perlu
direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk
berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini siswa akan membentuk komunitas yang
memungkinkan mereka untuk menciptakan proses belajar yang saling menguntungkan sehingga
berpengaruh kepada peningkatan hasil belajar siswa. Dalam suatu kajiannya Anita Lie (2004:7)
menyebutkan bahwa suasana belajar kooperatif mengahasilkan prestasi yang lebih tinggi,
hubungan positif, dan penyesuain psikologi yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh
dengan kompetisi.
Implementasi Cooperatif LearningTeknik Sistem Tamu Dalam Pembelajaran Matematika
Falsafah yang mendasari cooperatif learaning adalah homo homini socius. Falsafah ini
menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Kerjasama merupakan hal yang sangat
penting artinya dalam kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama tidak akan ada individu, keluarga
dan yang lebih luas dari itu. Untuk menggunakan Cooperatif Learningtermasuk sistem tamu
dalam pembelajaran matematika perlu diperhatikan 5 (lima) unsur, sebagaimana dikemukakan
oleh Roge dan David Johnson (dalam Anita Lie, 2004:31) yakni: (1) saling ketergantungan
positif, (2) tanggungjawab perorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antara anggota dan (5)
evaluasi proses kelompok. Pendapat ini dikembangkan dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Saling Ketergantungan Positif
Kelompok-kelompok yang dibentuk dalam pembelajaran terdiri dari anggota-anggota yang
memiliki tugas dan tanggungjawab untuk kemajuan belajar dalam kelompok.Tugas dan
tanggungjawab tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan. Untuk menciptakan rangkaian
kerja kooperatif yang efektif guru perlu menyusun tugas sedemikian sehingga setiap anggota
kelompok memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda tetapi dalam satu kesatuan untuk
tugas dan tanggungjawab kelompok. Dengan demikian setiap siswa di dalam kelompok
tersebut mendapat kesempatan untuk meberikan sumbangan aktivitasnya kepada kelompok.
Pemikiran sisi positifnya adalah siswa yang memiliki kemampuan yang kurang merasa
terhargai, tidak minder, bahwa meraka akan terpacu untuk meningkatkan usaha mereka dan
dengan demikian akan menaikkan kemampuan belajar mereka.
2) Tanggungjawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur pertama, karena keberhasilan aktivitas
kelompok sangat tergantung dari aktivitas individau. Oleh sebab itu perencanaan kegiatan
individu dalam cooperatif learning sangat ditentukan oleh perencanaan pembelajaran yang
dirumuskan oleh guru.
3) Tatap Muka
Setiap anggota kelompok secara bersama-sama dan berkelanjutan harus diberi kesempatan
untuk berinteraksi langsung (tatap muka). Interaksi ini akan menciptakan sinergitas
(ketergantungan yang saling menguntungkan) semua anggota kelompok. Dasar pemikiranya
adalah hasil pemikiran dari banyak orang adalah lebih baik dari hasil pemikiran dari satu
orang. Inti dari sinergitas itu adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan
mengisi kekurangan masing-masing. Sinergitas tidak didapatkan begitu saja dalam sekejap,
tetapi melalui proses kelompok yang cukup panjang.
4) Kemunikasi Antar anggota
Melalui unsur ini dikehendaki bahwa siswa dilatih untuk mampu berkomunikasi baik secara
lisan maupun secara tertulis. Peran guru pada unsur ini sangat dibutuhkan untuk mengarahkan
para siswa sehingga mampu menunjukkan kemampuan berkemunikasi dengan baik, sebagai
salah satu dari akibat pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan
emosional siswa.
5) Evaluasi Proses Kelompok.
Duahalmenjadisasaranevaluasidalampembelajaranmatematikaadalahevaluasiproses dan
evaluasihasilkerja sama kelompok. Untuk itu guru perlu merencanakan waktu pelaksanaan
evaluasi. Evaluasi proses ditujukan untuk mengetahui aktivitas siswa di dalam kegiatan
belajar, berupa: (a) partisipasi anggota kelompok, (b) usaha siswa membantu anggota
kelompok, (c) terjadi saling bertanya dan saling meberi jawaban atau mengajukan pendapat
terhadap sesuatu yang menjadi masalah kelompok, (d) peran masing-masing anggota
kelompok dalam menyelesaikan tugas dan tangungjawab masing-masing untuk keberhasilan
kelompok.
Memperhatikan pokok-pokok pikiran dan unusr-unsur cooperative learning maka
penggunaannya dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni :
pertama memanfaatkan tugas pekerjaan rumah. Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok
dengan banyaknya anggota kelompok 2 – 5 orang setiap kelompok. Siswa diberi tugas untuk
membandingkan hasil pekerjaan antara anggota yang satu dengan anggota yang lain di dalam
kelompoknya. Kedua, pembahasan materi baru. Aktivtas siswa dalam membahas materi baru,
didahului dengan informasi berupa mendemonstrasikan suatu teknik baru yang dapat digunakan
untuk menghitung, memecahkan masalah, menggambar grafik, membuktikan teorema.
Selanjutnya siswa bergabung dalam kelompok-kelompok yang telah ditetapkan untuk mengkaji
pengembangan materi atau membahas soal/masalah. Aktivtas siswa selanjutnya adalah
mengkomunikasikan hasil kerja kelompok kepada kelompok lain. Jika diperlukan selanjutnya
guru memberikan penegasan terhadap pekerjaan kelompok yang membutuhkan penjelasan atau
klarifikasi. Masalah yang perlu disiapkan guru harus dibuat sedemikian rupa sehingga saling
membutuhkan antara anggota kelompok yang satu dengan teman kelompoknya dalam
penyelesaian masalah tersebut.
Pengelompokan Dalam Cooperative Learning Teknik Sistem Tamu
Untuk mengoptimalkan aktivitas siswa di dalam Cooperative Learning pada pembelajaran
matematika, keanggotaan sebaiknya heterogen, baik dari kemampuan akademik maupun
karakteristik lainnya. Untuk menjamin keheterogenan kelompok, gurulah yang membagi
kelompok. Pengelompokan heterogenitas (kemacamragaman) merupakan ciri yang mononjol
dalam pembelajaran Cooperative Learning.
System TamuDalamPembelajaranCooperative Learning.
Salah satu yang menandai komitmen terhadap tugas guru adalah melakukan inovasi
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan proses danhasilbelajarsiswa. Pembelajaran
cooperative learning dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik. Teknik yang sudah sering
digunakan guru adalah jigsaw, stad dan kelompok penyelidik. Selain teknik-teknik yang
dsebutkan di atas masih terdapat beberapa teknik pembelajaran kooperatif yang perlu
dikembangkan dalam pembelajaran matematika salah satu diantaranya adalah teknik sistem tamu
(Visitor System).
Struktur kegiatan sistem tamu ini memberi kesempatan kepada kelompok untuk
mengkomunikasikan hasil bahasan kelompoknya kepada kelompok lain. Secara garis besar ada
aktivitas siswa yang tumbuh pada kegiatan kelompok ialah:
(1) siswa bekerja sama dalam kelompok seperti biasa
(2) setelah selesai, satu orang pada kelompok itu tetap tinggal pada kelompoknya dan anggota
yang lain berkunjung ke kelompok lainnya.
Siswa yang tinggal bertugas memberikan penjelasan hasil kerja kelompoknya kepada siswa
yang dari kelompok lain.
(3) setelah selesai pemberian penjelasan dan diskusi pada saat kunjungan, tamu kembali
kekelompok mereka sendiri dan secara bergilir melaporkan informasi dan hasil diskusi
mereka dengan kelopok lain.
(4) setiap siswa membuat kesimpulan dari seluruh informasi yang mereka peroleh.
Empat aktivitas di atas dapat dirinci melalui langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
Tahap I
(1) guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai;
(2) guru menjelaskan pokok-pokok materi
(3) bentuk kelompok dengan banyaknya anggota kelompok sama dengan jumlah masalah yang
akan dibahas;
Tahap II
(4) setiap kelompok diberikan satu masalah untuk didiskusikan pemecahannya dalam waktu
yang ditentukan;
(5) setelah waktu yang ditentukan selesai, mintalah masing-masing kelompok menyepakati
anggotanya yang akan berkunjung ke kelompok yang lain dan salah seorang lainnya
menunggu tamu dari kelompok lain;
(6) siswa yang bertamu akan mendiskusikan pemecahan masalah yang telah didiskusikan oleh
kelompok yang dikunjunginya;
Tahap III
(7) anggota kelompok yang bertamu kembali ke kelompoknya, secara bergilir menjelaskan
kembali apa yang telah mereka terima.
(8) setiap siswa meberikan laporan individu dari semua masalah yang dibahas;
(9) guru memberikan penegasan pada pokok-pokok materi.
Konseptual dan Hipotesis
Koseptual
Tiga hal yang menjadi target penerapan teknik system tamu dalam pembelajaran kooperatif
adalah (1) pengembangan aktivitas belajar dan (2) memaksimalkan aktivitas individu dalam
pembelajaran matematika dan (3) peningkatan penguasaan siswa terhadap materi yang
dibelajarkan. Dalam pengembangan aktivitas belajar terdapat tiga kemampuan yang
dikembangkan pada siswa yakni (1) tanggungjawab akademik (2) sosial akademik dan (3)
mempublikasikan hasil kerja. Tiga kemampuan akademik ini akan memberi dampak positif
terhadap peningkatan penguasaan dalam menghitung rata-rata, median dan modus.
Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan konseptual yang dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini
diajukan hipotesis bahwa ”Jika dalam pembelajaran ukuran pemusatan suatu data yang
disajikan dengan grafik digunakan pembelajaran teknik system tamu, maka aktivitas
kelompok dapat meningkatkan aktivitas individu”.
METODE PENELITIAN
Seting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Gorontalo, pada siswa kelas
XII Jurusan Akuntansi tahun pelajaran 2014/2015. Siswa dikelas ini berjumlah 21 orang terdiri
dari masing-masing 4 siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Di kelas ini terdapat 15
% siswa yang sering menunjukkan aktivitas lebih dari siswa lainnya., 25 % siswa yang
memberi respon nyata jika ditunjuk dan 60 %
menunjukkan aktivitas nyata di dalam kelas jika
diberikan bimbingan langsung secara individu.
SiklusTindakan
Secara skematik desain tindakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian meliputi lembar pengamatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran, lembar
balikan dari siswa dan instrumen hasil belajar
berupa tes tertulis essay.
Indikator Keberhasilan
Tolok ukur keberhasilan tindakan adalah rata-rata perkembangan hasil belajat adalah:
a. Minimal 85% siswa memperoleh skor ≥ 75
b. Minial 85% siswa menunjukkan perkembangan hasil belajar yang baik.
Untuk skor perkembangan hasil belajar siswa didasarkan pada kriteria seperti yang dikemukakan
Slavin,Robert. E, (1995).berikut:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
AktivitasSiswaDalamPembelajaranUkuranPemusatan
Aktivitassiswadalamkegiatankelompokdiamat
idalam 4 indikator, yanki (1)
tanggungjawabakademik(2)
sosialakademikdan (3)
publikasihasilkerjakelompok.padamasing-
masingpembelajaranyaknipembelajaran I
sampaidenganpembelajaran III disajikanpada diagram 1.1. Dalam tiga rangkaian pembelajaran
telah diperoleh data aktivitas belajar siswa pada setiap siklus. Aktifitas belajar pada setiap
kelompok disiklus 1 menunjukkan bahwa aktifitas siswa pada pembelajaran 2 lebih baik dari
pada aktifitas siswa pada pembelajaran 1 dan pembelajaran 3. Dari data diperoleh pula bahwa
aktivitas siswa dalam pembelajaran 3 lebih baik dibandingkan dengan aktivitas siswa dlam
pembelajaran 1.
Peninjauanterhadapbeberapalangkahpembelajaranternyatamemberiakibat yang
lebihbaikkepadaaktivitasbelajarsiswa.Hasiltind
akan yang diperolehpada diagram
inimenunjukkanbahwaaktivitasbelajarcenderun
gmemberiskor yang lebihbaik.
Skoraktivitasdalampembelajaran 1
lebihbaikdaripadaaktivitasdalammebelajaran 2,
danaktivitasdalampembelajaran 2
lebihbaiklagipadapembelajaran 3.
SkorHasilBelajardanPerkembangannya
Sebelumimplementasipembelajarankooperatifd
enganteknik system
tamupadapembelajaranukuranpemusatan(mean
, median dan modus) dilakukan, aktivitaspembelajarandidahuluidenganmemberikan pre-
test.Hasil pre-test
iniselanjutnyadipakaisebagaidasarpengelompokansiswa.Penentuananggotasetiapkelompokdidasa
rkanpada ranking (kemampuanakademik) yang diperolehdarihasil pre-
test.Padaakhirsetiapsikluspembelajarandilaku
kan test yang dinamakan post-test (post-test 1
dan post-test 2).Post-test 1
dilakukansetelahpembelajaransklus 1 dan
post-test 2
dilakukansetelahpembelajaransklus 2.
Nomor 1 sampaidengannomor 21
padadigraminiadalahurutansiswasetelahdiran
kingberdasarkanhasil pretest. Dari diagram
inidatanyamenunjukkanbahwahasilbelajarsiswamenunjukkanpeningkatan. Hasilbelajar yang
ditunjukanoleh data posttest 1 lembihbaikdaripadahasil pretest danhasilpelajaran yang
ditunjukkanoleh posttest 3 lebihbaikdaripadahasilbelajar yang ditunjukkanoleh data posttest 2.
Dampakbaikdaripenggunaan model pembelajarankooperatifdenganteknik system
tamudalampenelitiantidakankelasinipersentasenyaditunjukkanpada diagram 2.1.
Skorhasilbelajarseperti yang disajikanpada diagram 2.1
selanjutnyadigunakanuntukmenentukanskorperkembanganmasing-
masingsiswadalampembelajaran.Untukskorperkembanganhasilbelajarsiswapada posttest 1
didasarkanpadaskor pre-test dan posttest 1.Selanjutnyaskorperkembanganhasilbelajarsiswapada
posttest 2didasarkanpadaskorposttest 1 dan posttest 2 Berdasarkanhasilpree test, posttest 1 dan
posttest 2, diperolehhasilpersentaseperkembenganbelajarsebagaiberikut.
Tabel 4.1
Persentase Poin Perkembangan Skor Perolehan Siswa
Terbacadaritabelinibahwapadasiklus 1
persestasepoinperkembanganskorhasilbelajarsiswasampaidegan 30 poinadalah 71,43%. Hal
inidapatdiperbaikipadasiklus 2 sehinggamenghasilkanpersentasepoinperkembangan 30 poin – 40
poinadalah 90,47%.
KESIMPULAN
Memperhatikan hasil pelaksanaan penelitain tindakan kelas ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Aktivitas belajar individu pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 4 Gorontalo pada
materi ukuran pemusatan yang disajikan dalam diagram dapat ditingkatan dngan pembelajan
kooperatif teknik system tamu.
2) Aktivitas belajar dalam kelompok memberi kontribusi positif terhadap perkembangan
akativitas belajar individu, sehingga berpengaruh pada perkembangan hasil belajar atau
ketuntasan kompetensi pada materi pokok ukuran pemusatan
KriteriaPekembangan Posttest-1 Posttest-2
0 poin 0,00 0,00
10 poin 42,86 9,52
20 poin 4,76 0,00
30 poin 23,81 4,76
40 poin 28,57 85,71
3) Pembelajaran kooperatif dengan teknik system tamu dapat menumbuhkan tanggungjawab
akademik, mengembangkan sikap sosial akademik dan menumbuhkan kemampuan
mempublikasikan hasil kerja kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahman, Mulyono, (2000). Memahami dan menangani siswa dengan problema
dalam belajar, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas
Atik Winarti, (2001). Inquiri, Bertanya dan Refleksi dalam CTL (Makalah), Jakarta:
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas.
Fadjar Shadiq, (2004). Strategi Pembelejaran Matematika. Yogyakarta: P3G Yogyakarta.
Hadianto, Umar, (2009).
EfektivitasPembelajaranKooperatifdenganGrupInvestigastionTerhadapPrestasiBelajar
MatematikaDitinjau Dari MotivasiBerprestasi (Tesis). Surakarta:
UniveritasSebelasMaret.
Ibrahim, Muslinin, dkk. (2000), PembelajaranKooperatif, Surabaya: University Press.
Ismail, (2001).PembelajaranBerdasarkanMasalahPada Sub
PokokBahasanPersamaanGarisLurus I (Makalah),Jakarta:
DirjenPendidikanDasardanMenengahDepdiknas
Johnson, Eaine B. (2002), Contextual Teaching and Learning (What it is and why
it’s here to stay), California; Corwin Press, Inc
Masriyah,
(2001).PengajaranLangsungPadaPokokBahasanMenggambarGrafikFungsiKuadr
at(Makalah), Jakarta: DirjenPendidikanDasardanMenengahDepdiknas
Nur, Muhamad, (2000). Strategi-strategi Belajar, Surabaya: Pusat Studi Matematika dan
IPA Sekolah Unesa.
------------------, (2001). Asesment Dalam Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual,
Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas
Santoso, (2002), Komik Mencerdaskan Bangas, Kompas 2002
Slavin, Robert.E, (1995).Cooperative Learning (Theory, Research, and Parctice).Boston:
Allyn and Bacon
Soedjadi, R, (1999/2000). KiatPendidikanMatematika di Indonesia
(KonstatasiKeadaanMasaKiniMenujuHarapanMasaDepan). Jakarta:
DirektoratJenderalPendidikanTinggiDepdiknas.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Model pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajar
Model pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajarModel pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajar
Model pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajarLilis Indayani
 
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learningMembangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learningRoihanHan IthoeSiicg
 
Simulasi
SimulasiSimulasi
Simulasirosilen
 
Proposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina AmaliaProposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina Amaliarichimaryadi
 
Roihan membangkitkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran quant...
Roihan membangkitkan motivasi belajar  siswa melalui model pembelajaran quant...Roihan membangkitkan motivasi belajar  siswa melalui model pembelajaran quant...
Roihan membangkitkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran quant...RoihanHan IthoeSiicg
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasMuh Yusuf Manguluang
 
Penulisan ilmiah
Penulisan ilmiahPenulisan ilmiah
Penulisan ilmiahiezaku
 
Kaedah pengajaran dan pembelajaran tradisional
Kaedah pengajaran dan pembelajaran tradisionalKaedah pengajaran dan pembelajaran tradisional
Kaedah pengajaran dan pembelajaran tradisionalHaslin Bahkiar
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajarangawukbalap
 
Ardiyansah yuliniar firdaus
Ardiyansah yuliniar firdausArdiyansah yuliniar firdaus
Ardiyansah yuliniar firdausardiyansah84
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaBunda Dewi
 
Restu Kurikulum
Restu KurikulumRestu Kurikulum
Restu Kurikulum210389
 
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...yurika mariani
 

Was ist angesagt? (20)

Model pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajar
Model pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajarModel pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajar
Model pengajaran langsung dlm meningkatkan motivasi belajar
 
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learningMembangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
 
Simulasi
SimulasiSimulasi
Simulasi
 
Proposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina AmaliaProposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina Amalia
 
Roihan membangkitkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran quant...
Roihan membangkitkan motivasi belajar  siswa melalui model pembelajaran quant...Roihan membangkitkan motivasi belajar  siswa melalui model pembelajaran quant...
Roihan membangkitkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran quant...
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 
Peer Tutor
Peer TutorPeer Tutor
Peer Tutor
 
Penulisan ilmiah
Penulisan ilmiahPenulisan ilmiah
Penulisan ilmiah
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
Kaedah pengajaran dan pembelajaran tradisional
Kaedah pengajaran dan pembelajaran tradisionalKaedah pengajaran dan pembelajaran tradisional
Kaedah pengajaran dan pembelajaran tradisional
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
 
Proposal tesis presentase
Proposal tesis presentaseProposal tesis presentase
Proposal tesis presentase
 
Ardiyansah yuliniar firdaus
Ardiyansah yuliniar firdausArdiyansah yuliniar firdaus
Ardiyansah yuliniar firdaus
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Direct instruction
Direct instructionDirect instruction
Direct instruction
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
 
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
 
Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti cepriana
 
Restu Kurikulum
Restu KurikulumRestu Kurikulum
Restu Kurikulum
 
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
 

Andere mochten auch (17)

Sultanat_CV 2015
Sultanat_CV 2015Sultanat_CV 2015
Sultanat_CV 2015
 
Apa yang mendorong salman al
Apa yang mendorong salman alApa yang mendorong salman al
Apa yang mendorong salman al
 
Kisah singkat dakwah nabi muhammad saw
Kisah singkat dakwah nabi muhammad sawKisah singkat dakwah nabi muhammad saw
Kisah singkat dakwah nabi muhammad saw
 
Operation Module eresource 3GL ERP(ERP for Transportation)
Operation Module  eresource 3GL ERP(ERP for Transportation)Operation Module  eresource 3GL ERP(ERP for Transportation)
Operation Module eresource 3GL ERP(ERP for Transportation)
 
Марина Нозарова
Марина НозароваМарина Нозарова
Марина Нозарова
 
Задачи и цели информатизации в лесном хозяйстве
Задачи и цели информатизации в лесном хозяйствеЗадачи и цели информатизации в лесном хозяйстве
Задачи и цели информатизации в лесном хозяйстве
 
Event coverage competition in indonesia’s automotive sector revs up
Event coverage competition in indonesia’s automotive sector revs upEvent coverage competition in indonesia’s automotive sector revs up
Event coverage competition in indonesia’s automotive sector revs up
 
Natural Kitchen Menu
Natural Kitchen MenuNatural Kitchen Menu
Natural Kitchen Menu
 
Hifu
Hifu  Hifu
Hifu
 
hydrogelworksheet
hydrogelworksheethydrogelworksheet
hydrogelworksheet
 
виховання
вихованнявиховання
виховання
 
D&B BOI ASEAN Q4 2015
D&B BOI ASEAN Q4 2015D&B BOI ASEAN Q4 2015
D&B BOI ASEAN Q4 2015
 
1
11
1
 
Diknas word
Diknas wordDiknas word
Diknas word
 
Textilslöjd aron
Textilslöjd aronTextilslöjd aron
Textilslöjd aron
 
Media film pitch
Media film pitchMedia film pitch
Media film pitch
 
Onenote
OnenoteOnenote
Onenote
 

Ähnlich wie PTK - Satra Hamzah

Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifrokhim16
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifmyrifa25
 
29-57-1-SM.pdf
29-57-1-SM.pdf29-57-1-SM.pdf
29-57-1-SM.pdfapalahu3
 
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdfImamkc
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFMuhamad Yogi
 
Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatifModel pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatifSaleha Salleh
 
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo  - UNJ_Strategi.pdf[149] Pitoyo Yuliatmojo  - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdfHartoyo Mp
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHInterest_Matematika_2011
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualSyam Sheya
 
Koneksi Antar Materi Modul 3.3(Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid)...
Koneksi Antar Materi Modul 3.3(Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid)...Koneksi Antar Materi Modul 3.3(Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid)...
Koneksi Antar Materi Modul 3.3(Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid)...IndraWijayaKusuma5
 
Aktifitas siswa supinah
Aktifitas siswa supinahAktifitas siswa supinah
Aktifitas siswa supinah28DEKY
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...Operator Warnet Vast Raha
 

Ähnlich wie PTK - Satra Hamzah (20)

3022 3012-1-pb
3022 3012-1-pb3022 3012-1-pb
3022 3012-1-pb
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
 
Bagian ii
Bagian ii Bagian ii
Bagian ii
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif
 
29-57-1-SM.pdf
29-57-1-SM.pdf29-57-1-SM.pdf
29-57-1-SM.pdf
 
Bab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadiBab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadi
 
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
 
Bab II
Bab IIBab II
Bab II
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
 
Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatifModel pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif
 
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo  - UNJ_Strategi.pdf[149] Pitoyo Yuliatmojo  - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
2.docx
2.docx2.docx
2.docx
 
Koneksi Antar Materi Modul 3.3(Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid)...
Koneksi Antar Materi Modul 3.3(Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid)...Koneksi Antar Materi Modul 3.3(Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid)...
Koneksi Antar Materi Modul 3.3(Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid)...
 
Aktifitas siswa supinah
Aktifitas siswa supinahAktifitas siswa supinah
Aktifitas siswa supinah
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
 
Modul (kb 2) kolaboratif
Modul (kb 2) kolaboratifModul (kb 2) kolaboratif
Modul (kb 2) kolaboratif
 

Kürzlich hochgeladen

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 

Kürzlich hochgeladen (20)

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

PTK - Satra Hamzah

  • 1. MENINGKATKAN AKTIFITAS UNTUK HASIL BELAJAR INDIVIDU PADA MATERI POKOK UKURAN PEMUSATAN SUATU DATA YANG DISAJIKAN DENGAN DIANGRAM MELALUI PEMBELAJARAN TEKNIS SISTEM TAMU SatraHamzah Guru Matematika SMKNegeri 4 Kota Gorontalo dra.satrahamzah@gmail.com ABSTRAC Peran guru sebagai perencana dan pelaksana pembelajaran harus bisa memposisikan siswa sebagai subjek dan objek pembelajaran. Usaha ini harus dilakukan untuk memberi kesempatan maksimal kepada setiap siswa untuk aktif dalam belajar. Untuk menciptakan suasana pembelajaran aktif dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Berbagai meodel pembelajaran matematika telah dikembangkan untuk maksud di atas, salah satu dari model pembelajaran itu adalah model pembelajaran kelompok atau Cooperative Learning. Gejala yang ditemukan bahwa akitivitas siswa pada pembelajaran kooperatif dalam mata pelajaran matematika masih tetap didominasi oleh siswa pintar atau siswa yang berani mengeluarkan pendapat. Sehingga siswa yang pintar semakin pintar dan siswa yang memiliki kemampuan rendah tidak bisa menyesuaikan dengan siswa yang pintar. Kondisi ini ditanggulangi dengan implementasi pembelajaran sedemikian sehingga siswa menunjukkan intesitas aktifitas belajar yang baik, maka akan berimbas kepada peningkatan hasil belajarnya. Implementasi pembelajaran kooperatif pada pembelajaran matematika yang dimaksud adalah teknik sistem tamu. Teknik sistem tamu memiliki karakteristik yang dapat meningkatkan intesitas aktifitas belajar siswa, karena teknik ini menuntut peran aktif siswa dalam menerima, mengkaji untuk menguasai dan mengkomunikasikan kembali informasi. Kata Kunci : Aktivitas individu, Hasil Belajar, Teknik Sistem Tamu PENDAHULUAN Fakta yang sering ditemukan di dalam pembelajaran matematika bahwa siswa lebih bermasalah dalam menentukan ukuran pemusatan jika data-data tersebut disajikan dalam diagram, seperti berikit.Kondisi pembelajaran matematika yang diharapkan terjadi adalah pembelajaran aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan. Sebagian besar guru matematika masih mengakui bahwa dalam pembelajaran matematika, aktivitas belajar senantiasa didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan akademik yang lebih tinggi. Tetapi ada pula ditemukan bahwa kadang-kadang siswa yang memiliki akademik lebih tinggi tetapi tidak menunjukkan aktivitas belajar yang lebih dibandingkan dengan siswa lain. Apalagi siswa dengan kemampuan akademik yang berada pada tingkat rata-rata atau di bahwa rata-rata hampir dipastikan kreativitas belajar mereka belajar di dalam kelas juga relatif rendah.
  • 2. Kondisi pembelajaran matematika yang diharapkan terjadi adalah pembelajaran aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan. Empat kondisi ini sangat diharapkan baik oleh guru maupun oleh siswa. Akan tetapi fakta yang ditemukan belum seperti ini, oleh sebab itu beberapa pertanyaan yang bisa diajukan adalah: a. Guru harus melakukan apa dalam pembelajaran matematika untuk dapat mengaktifkan setiap siswa secara maksimal? b. Strategi pembelajaran matematika seperti apa yang harus direncanakan agar intensitas aktivitas belajar siswa dalam kelompok dapat memberi kontribusi kepada hasi belajar secara individu dalam pembelajaran ukuran pemusatan yangdisajikan dalam diagram ?. c. Bagaimana melaksanakan pembelajaran ukuran pemusatan atau tendensi sentral jika data disajikan dalam bentuk diagram sedemikian sehingga siswa meningkat intensitas aktivitas belajarnya. Orientasi Pembelajaran Kooperatif Teknik Sistem Tamu Dalam Pembelajaran Ukuran Pemusatan Membisakan pembelajaran yang terpusat pada siswa merupakan salah satu usaha untuk menyahuti pergeseran paradigma pembelajaran dari pembelajaran tepusat pada guru kepada paradigma pembelajaran terpusat pada siswa. Inovasi dalam strategi pembelajaran merupakan hal harus dilakukan guru untuk maksud tersebut. Guru matematika sebagai perencana dan pelaksana pembelajaran perlu menetapkan kegiatan inovatif untuk pembelajaran matematika berdasarkan pokok-pokok pemikiran sebagai berikut: 1) Menciptakan Kondisi Pembelajaran dengan Pengetahuan dan pengalaman bermakna. Aktivitas belajar kelompok di dalam kelas harus dikondisikan untuk dapat memberi pengaruh kepada aktivias seluruh siswa pada kelompok dan seluruh siswa di dalam kelas. Kontribusi aktivatas kelompok tersebut dilakukan untuk memberi hasil belajar siswa pada matematika sebagai pengetahuan yang ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa. 2) Menciptakan Kondisi Pembelajaran Untuk siswamembangunpengetahuan secara aktif. Halpokok yang harusdisadaridalampembelajaranadalahbahwabelajaradalah statu kegiatan yang dilakukansiswa, bukansesuatu yang dilakukanterhadapsiswa. Siswa menggunakan panca inderanya untuk mengamati, menanya, mengolah informasi, menalar dan mengkomunikasikan hasil belajarnya. Oleh sebab itu Anderson & Armbruster (dalam Anita Lie, 4:2004) mengemukakan bahwa penyusunan pengetahuan yang terus-menerus menempatkan siswa sebagai peserta yang aktif.
  • 3. 3) Menciptakan Kondisi Pembelajaran Untuk Mengembangkan Kompetensi Siswa Di dalam diri siswa tersimpan sejumlah poensi yang dapat dikembangkan melalui pembejaran matematik. Potensi itu dapat dikembangakn dengan memberi peran aktif secara kelompok atau secara perorangan. Pemberian kesempatan belajar itu memberikan penekanan kepada siswa melakukan proses dari pada hasil. Hal ini sejalan dengan paradigma bahwa setiap siswa memiliki kompetensi yang dapat dikembangkan melalui proses belajar. 4) Menciptakan Kondisi Pembelajaran Untuk Iklim Interaksi Multi Arah Kegiatan pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun interaksi pribadi. Belajar merupakan suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing siswa berinteraksi dengan yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan secara bersama-sama, Empat pokok pikiran di atas mengaharuskan suasana pembelajaran matematika perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk menciptakan proses belajar yang saling menguntungkan sehingga berpengaruh kepada peningkatan hasil belajar siswa. Dalam suatu kajiannya Anita Lie (2004:7) menyebutkan bahwa suasana belajar kooperatif mengahasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan positif, dan penyesuain psikologi yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh dengan kompetisi. Implementasi Cooperatif LearningTeknik Sistem Tamu Dalam Pembelajaran Matematika Falsafah yang mendasari cooperatif learaning adalah homo homini socius. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Kerjasama merupakan hal yang sangat penting artinya dalam kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama tidak akan ada individu, keluarga dan yang lebih luas dari itu. Untuk menggunakan Cooperatif Learningtermasuk sistem tamu dalam pembelajaran matematika perlu diperhatikan 5 (lima) unsur, sebagaimana dikemukakan oleh Roge dan David Johnson (dalam Anita Lie, 2004:31) yakni: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggungjawab perorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antara anggota dan (5) evaluasi proses kelompok. Pendapat ini dikembangkan dengan penjelasan sebagai berikut: 1) Saling Ketergantungan Positif Kelompok-kelompok yang dibentuk dalam pembelajaran terdiri dari anggota-anggota yang memiliki tugas dan tanggungjawab untuk kemajuan belajar dalam kelompok.Tugas dan tanggungjawab tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan. Untuk menciptakan rangkaian
  • 4. kerja kooperatif yang efektif guru perlu menyusun tugas sedemikian sehingga setiap anggota kelompok memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda tetapi dalam satu kesatuan untuk tugas dan tanggungjawab kelompok. Dengan demikian setiap siswa di dalam kelompok tersebut mendapat kesempatan untuk meberikan sumbangan aktivitasnya kepada kelompok. Pemikiran sisi positifnya adalah siswa yang memiliki kemampuan yang kurang merasa terhargai, tidak minder, bahwa meraka akan terpacu untuk meningkatkan usaha mereka dan dengan demikian akan menaikkan kemampuan belajar mereka. 2) Tanggungjawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur pertama, karena keberhasilan aktivitas kelompok sangat tergantung dari aktivitas individau. Oleh sebab itu perencanaan kegiatan individu dalam cooperatif learning sangat ditentukan oleh perencanaan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru. 3) Tatap Muka Setiap anggota kelompok secara bersama-sama dan berkelanjutan harus diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung (tatap muka). Interaksi ini akan menciptakan sinergitas (ketergantungan yang saling menguntungkan) semua anggota kelompok. Dasar pemikiranya adalah hasil pemikiran dari banyak orang adalah lebih baik dari hasil pemikiran dari satu orang. Inti dari sinergitas itu adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Sinergitas tidak didapatkan begitu saja dalam sekejap, tetapi melalui proses kelompok yang cukup panjang. 4) Kemunikasi Antar anggota Melalui unsur ini dikehendaki bahwa siswa dilatih untuk mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Peran guru pada unsur ini sangat dibutuhkan untuk mengarahkan para siswa sehingga mampu menunjukkan kemampuan berkemunikasi dengan baik, sebagai salah satu dari akibat pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional siswa. 5) Evaluasi Proses Kelompok. Duahalmenjadisasaranevaluasidalampembelajaranmatematikaadalahevaluasiproses dan evaluasihasilkerja sama kelompok. Untuk itu guru perlu merencanakan waktu pelaksanaan evaluasi. Evaluasi proses ditujukan untuk mengetahui aktivitas siswa di dalam kegiatan belajar, berupa: (a) partisipasi anggota kelompok, (b) usaha siswa membantu anggota kelompok, (c) terjadi saling bertanya dan saling meberi jawaban atau mengajukan pendapat terhadap sesuatu yang menjadi masalah kelompok, (d) peran masing-masing anggota
  • 5. kelompok dalam menyelesaikan tugas dan tangungjawab masing-masing untuk keberhasilan kelompok. Memperhatikan pokok-pokok pikiran dan unusr-unsur cooperative learning maka penggunaannya dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni : pertama memanfaatkan tugas pekerjaan rumah. Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan banyaknya anggota kelompok 2 – 5 orang setiap kelompok. Siswa diberi tugas untuk membandingkan hasil pekerjaan antara anggota yang satu dengan anggota yang lain di dalam kelompoknya. Kedua, pembahasan materi baru. Aktivtas siswa dalam membahas materi baru, didahului dengan informasi berupa mendemonstrasikan suatu teknik baru yang dapat digunakan untuk menghitung, memecahkan masalah, menggambar grafik, membuktikan teorema. Selanjutnya siswa bergabung dalam kelompok-kelompok yang telah ditetapkan untuk mengkaji pengembangan materi atau membahas soal/masalah. Aktivtas siswa selanjutnya adalah mengkomunikasikan hasil kerja kelompok kepada kelompok lain. Jika diperlukan selanjutnya guru memberikan penegasan terhadap pekerjaan kelompok yang membutuhkan penjelasan atau klarifikasi. Masalah yang perlu disiapkan guru harus dibuat sedemikian rupa sehingga saling membutuhkan antara anggota kelompok yang satu dengan teman kelompoknya dalam penyelesaian masalah tersebut. Pengelompokan Dalam Cooperative Learning Teknik Sistem Tamu Untuk mengoptimalkan aktivitas siswa di dalam Cooperative Learning pada pembelajaran matematika, keanggotaan sebaiknya heterogen, baik dari kemampuan akademik maupun karakteristik lainnya. Untuk menjamin keheterogenan kelompok, gurulah yang membagi kelompok. Pengelompokan heterogenitas (kemacamragaman) merupakan ciri yang mononjol dalam pembelajaran Cooperative Learning. System TamuDalamPembelajaranCooperative Learning. Salah satu yang menandai komitmen terhadap tugas guru adalah melakukan inovasi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan proses danhasilbelajarsiswa. Pembelajaran cooperative learning dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik. Teknik yang sudah sering digunakan guru adalah jigsaw, stad dan kelompok penyelidik. Selain teknik-teknik yang dsebutkan di atas masih terdapat beberapa teknik pembelajaran kooperatif yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika salah satu diantaranya adalah teknik sistem tamu (Visitor System).
  • 6. Struktur kegiatan sistem tamu ini memberi kesempatan kepada kelompok untuk mengkomunikasikan hasil bahasan kelompoknya kepada kelompok lain. Secara garis besar ada aktivitas siswa yang tumbuh pada kegiatan kelompok ialah: (1) siswa bekerja sama dalam kelompok seperti biasa (2) setelah selesai, satu orang pada kelompok itu tetap tinggal pada kelompoknya dan anggota yang lain berkunjung ke kelompok lainnya. Siswa yang tinggal bertugas memberikan penjelasan hasil kerja kelompoknya kepada siswa yang dari kelompok lain. (3) setelah selesai pemberian penjelasan dan diskusi pada saat kunjungan, tamu kembali kekelompok mereka sendiri dan secara bergilir melaporkan informasi dan hasil diskusi mereka dengan kelopok lain. (4) setiap siswa membuat kesimpulan dari seluruh informasi yang mereka peroleh. Empat aktivitas di atas dapat dirinci melalui langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: Tahap I (1) guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; (2) guru menjelaskan pokok-pokok materi (3) bentuk kelompok dengan banyaknya anggota kelompok sama dengan jumlah masalah yang akan dibahas; Tahap II (4) setiap kelompok diberikan satu masalah untuk didiskusikan pemecahannya dalam waktu yang ditentukan; (5) setelah waktu yang ditentukan selesai, mintalah masing-masing kelompok menyepakati anggotanya yang akan berkunjung ke kelompok yang lain dan salah seorang lainnya menunggu tamu dari kelompok lain; (6) siswa yang bertamu akan mendiskusikan pemecahan masalah yang telah didiskusikan oleh kelompok yang dikunjunginya; Tahap III (7) anggota kelompok yang bertamu kembali ke kelompoknya, secara bergilir menjelaskan kembali apa yang telah mereka terima. (8) setiap siswa meberikan laporan individu dari semua masalah yang dibahas; (9) guru memberikan penegasan pada pokok-pokok materi.
  • 7. Konseptual dan Hipotesis Koseptual Tiga hal yang menjadi target penerapan teknik system tamu dalam pembelajaran kooperatif adalah (1) pengembangan aktivitas belajar dan (2) memaksimalkan aktivitas individu dalam pembelajaran matematika dan (3) peningkatan penguasaan siswa terhadap materi yang dibelajarkan. Dalam pengembangan aktivitas belajar terdapat tiga kemampuan yang dikembangkan pada siswa yakni (1) tanggungjawab akademik (2) sosial akademik dan (3) mempublikasikan hasil kerja. Tiga kemampuan akademik ini akan memberi dampak positif terhadap peningkatan penguasaan dalam menghitung rata-rata, median dan modus. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan konseptual yang dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis bahwa ”Jika dalam pembelajaran ukuran pemusatan suatu data yang disajikan dengan grafik digunakan pembelajaran teknik system tamu, maka aktivitas kelompok dapat meningkatkan aktivitas individu”. METODE PENELITIAN Seting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Gorontalo, pada siswa kelas XII Jurusan Akuntansi tahun pelajaran 2014/2015. Siswa dikelas ini berjumlah 21 orang terdiri dari masing-masing 4 siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Di kelas ini terdapat 15 % siswa yang sering menunjukkan aktivitas lebih dari siswa lainnya., 25 % siswa yang memberi respon nyata jika ditunjuk dan 60 % menunjukkan aktivitas nyata di dalam kelas jika diberikan bimbingan langsung secara individu. SiklusTindakan Secara skematik desain tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Instrumen Penelitian Instrumen penelitian meliputi lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran, lembar balikan dari siswa dan instrumen hasil belajar berupa tes tertulis essay.
  • 8. Indikator Keberhasilan Tolok ukur keberhasilan tindakan adalah rata-rata perkembangan hasil belajat adalah: a. Minimal 85% siswa memperoleh skor ≥ 75 b. Minial 85% siswa menunjukkan perkembangan hasil belajar yang baik. Untuk skor perkembangan hasil belajar siswa didasarkan pada kriteria seperti yang dikemukakan Slavin,Robert. E, (1995).berikut: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN AktivitasSiswaDalamPembelajaranUkuranPemusatan Aktivitassiswadalamkegiatankelompokdiamat idalam 4 indikator, yanki (1) tanggungjawabakademik(2) sosialakademikdan (3) publikasihasilkerjakelompok.padamasing- masingpembelajaranyaknipembelajaran I
  • 9. sampaidenganpembelajaran III disajikanpada diagram 1.1. Dalam tiga rangkaian pembelajaran telah diperoleh data aktivitas belajar siswa pada setiap siklus. Aktifitas belajar pada setiap kelompok disiklus 1 menunjukkan bahwa aktifitas siswa pada pembelajaran 2 lebih baik dari pada aktifitas siswa pada pembelajaran 1 dan pembelajaran 3. Dari data diperoleh pula bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran 3 lebih baik dibandingkan dengan aktivitas siswa dlam pembelajaran 1. Peninjauanterhadapbeberapalangkahpembelajaranternyatamemberiakibat yang lebihbaikkepadaaktivitasbelajarsiswa.Hasiltind akan yang diperolehpada diagram inimenunjukkanbahwaaktivitasbelajarcenderun gmemberiskor yang lebihbaik. Skoraktivitasdalampembelajaran 1 lebihbaikdaripadaaktivitasdalammebelajaran 2, danaktivitasdalampembelajaran 2 lebihbaiklagipadapembelajaran 3. SkorHasilBelajardanPerkembangannya Sebelumimplementasipembelajarankooperatifd enganteknik system tamupadapembelajaranukuranpemusatan(mean , median dan modus) dilakukan, aktivitaspembelajarandidahuluidenganmemberikan pre- test.Hasil pre-test iniselanjutnyadipakaisebagaidasarpengelompokansiswa.Penentuananggotasetiapkelompokdidasa rkanpada ranking (kemampuanakademik) yang diperolehdarihasil pre- test.Padaakhirsetiapsikluspembelajarandilaku kan test yang dinamakan post-test (post-test 1 dan post-test 2).Post-test 1 dilakukansetelahpembelajaransklus 1 dan post-test 2 dilakukansetelahpembelajaransklus 2. Nomor 1 sampaidengannomor 21 padadigraminiadalahurutansiswasetelahdiran kingberdasarkanhasil pretest. Dari diagram
  • 10. inidatanyamenunjukkanbahwahasilbelajarsiswamenunjukkanpeningkatan. Hasilbelajar yang ditunjukanoleh data posttest 1 lembihbaikdaripadahasil pretest danhasilpelajaran yang ditunjukkanoleh posttest 3 lebihbaikdaripadahasilbelajar yang ditunjukkanoleh data posttest 2. Dampakbaikdaripenggunaan model pembelajarankooperatifdenganteknik system tamudalampenelitiantidakankelasinipersentasenyaditunjukkanpada diagram 2.1. Skorhasilbelajarseperti yang disajikanpada diagram 2.1 selanjutnyadigunakanuntukmenentukanskorperkembanganmasing- masingsiswadalampembelajaran.Untukskorperkembanganhasilbelajarsiswapada posttest 1 didasarkanpadaskor pre-test dan posttest 1.Selanjutnyaskorperkembanganhasilbelajarsiswapada posttest 2didasarkanpadaskorposttest 1 dan posttest 2 Berdasarkanhasilpree test, posttest 1 dan posttest 2, diperolehhasilpersentaseperkembenganbelajarsebagaiberikut. Tabel 4.1 Persentase Poin Perkembangan Skor Perolehan Siswa Terbacadaritabelinibahwapadasiklus 1 persestasepoinperkembanganskorhasilbelajarsiswasampaidegan 30 poinadalah 71,43%. Hal inidapatdiperbaikipadasiklus 2 sehinggamenghasilkanpersentasepoinperkembangan 30 poin – 40 poinadalah 90,47%. KESIMPULAN Memperhatikan hasil pelaksanaan penelitain tindakan kelas ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Aktivitas belajar individu pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 4 Gorontalo pada materi ukuran pemusatan yang disajikan dalam diagram dapat ditingkatan dngan pembelajan kooperatif teknik system tamu. 2) Aktivitas belajar dalam kelompok memberi kontribusi positif terhadap perkembangan akativitas belajar individu, sehingga berpengaruh pada perkembangan hasil belajar atau ketuntasan kompetensi pada materi pokok ukuran pemusatan KriteriaPekembangan Posttest-1 Posttest-2 0 poin 0,00 0,00 10 poin 42,86 9,52 20 poin 4,76 0,00 30 poin 23,81 4,76 40 poin 28,57 85,71
  • 11. 3) Pembelajaran kooperatif dengan teknik system tamu dapat menumbuhkan tanggungjawab akademik, mengembangkan sikap sosial akademik dan menumbuhkan kemampuan mempublikasikan hasil kerja kelompok. DAFTAR PUSTAKA Abdulrahman, Mulyono, (2000). Memahami dan menangani siswa dengan problema dalam belajar, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Atik Winarti, (2001). Inquiri, Bertanya dan Refleksi dalam CTL (Makalah), Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. Fadjar Shadiq, (2004). Strategi Pembelejaran Matematika. Yogyakarta: P3G Yogyakarta. Hadianto, Umar, (2009). EfektivitasPembelajaranKooperatifdenganGrupInvestigastionTerhadapPrestasiBelajar MatematikaDitinjau Dari MotivasiBerprestasi (Tesis). Surakarta: UniveritasSebelasMaret. Ibrahim, Muslinin, dkk. (2000), PembelajaranKooperatif, Surabaya: University Press. Ismail, (2001).PembelajaranBerdasarkanMasalahPada Sub PokokBahasanPersamaanGarisLurus I (Makalah),Jakarta: DirjenPendidikanDasardanMenengahDepdiknas Johnson, Eaine B. (2002), Contextual Teaching and Learning (What it is and why it’s here to stay), California; Corwin Press, Inc Masriyah, (2001).PengajaranLangsungPadaPokokBahasanMenggambarGrafikFungsiKuadr at(Makalah), Jakarta: DirjenPendidikanDasardanMenengahDepdiknas Nur, Muhamad, (2000). Strategi-strategi Belajar, Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA Sekolah Unesa. ------------------, (2001). Asesment Dalam Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Santoso, (2002), Komik Mencerdaskan Bangas, Kompas 2002 Slavin, Robert.E, (1995).Cooperative Learning (Theory, Research, and Parctice).Boston: Allyn and Bacon Soedjadi, R, (1999/2000). KiatPendidikanMatematika di Indonesia (KonstatasiKeadaanMasaKiniMenujuHarapanMasaDepan). Jakarta: DirektoratJenderalPendidikanTinggiDepdiknas.