LA GESTIONE DEI SEDIMENTI NELLA LAGUNA DI VENEZIA: LE PREVISIONI DELL’ AGGIORNAMENTO DEL PIANO PER IL RECUPERO MORFOLOGICO E AMBIENTALE DELLA LAGUNA DI VENEZIA
Workshop: "LA COMPETITIVITÀ DEI PORTI: LA GESTIONE DEI SEDIMENTI" - 8 Marzo 2012, Venezia Terminal Passegeri.
Intervento di Valerio Volpe - Magistrato delle Acque di Venezia
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PasuruanPenataan Ruang
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan untuk periode 2009-2029, yang bertujuan mengarahkan pembangunan wilayah secara berkelanjutan dengan memanfaatkan ruang secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BoyolaliPenataan Ruang
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali tahun 2011-2031. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, dasar hukum, dan ketentuan umum dari rencana tata ruang ini untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Boyolali secara berkelanjutan dengan memanfaatkan ruang wilayah secara optimal.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) merupakan dokumen rencana aksi penanganan dan pencegahan permukiman kumuh perkotaan yang disusun oleh Pokjanis Kabupaten/Kota yang berisi rumusan strategi, kebutuhan program dan investasi untuk mewujudkan permukiman yang bebas kumuh.
Dokumen tersebut membahas rencana revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gunungkidul. Beberapa poin penting yang disebutkan adalah: (1) hasil peninjauan kembali menyarankan revisi RTRW karena skornya kurang dari 85, (2) revisi perlu menyesuaikan perubahan regulasi dan kondisi, (3) analisis kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi menyarankan perlu meningkatkan SDM dan
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan GedungPenataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Beberapa poin utama yang diatur meliputi definisi bangunan gedung, klasifikasi dan persyaratan bangunan gedung, perizinan pembangunan, perencanaan teknis, serta peranan berbagai pihak dalam penyelenggaraan bangunan gedung sesuai peraturan perundang-undangan.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan kawasan industri di Indonesia sejak 1970-an, peraturan yang mengatur pembangunan dan pengelolaan kawasan industri, serta peran strategis sektor industri dalam perekonomian nasional.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PasuruanPenataan Ruang
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan untuk periode 2009-2029, yang bertujuan mengarahkan pembangunan wilayah secara berkelanjutan dengan memanfaatkan ruang secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BoyolaliPenataan Ruang
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali tahun 2011-2031. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, dasar hukum, dan ketentuan umum dari rencana tata ruang ini untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Boyolali secara berkelanjutan dengan memanfaatkan ruang wilayah secara optimal.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) merupakan dokumen rencana aksi penanganan dan pencegahan permukiman kumuh perkotaan yang disusun oleh Pokjanis Kabupaten/Kota yang berisi rumusan strategi, kebutuhan program dan investasi untuk mewujudkan permukiman yang bebas kumuh.
Dokumen tersebut membahas rencana revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gunungkidul. Beberapa poin penting yang disebutkan adalah: (1) hasil peninjauan kembali menyarankan revisi RTRW karena skornya kurang dari 85, (2) revisi perlu menyesuaikan perubahan regulasi dan kondisi, (3) analisis kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi menyarankan perlu meningkatkan SDM dan
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan GedungPenataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Beberapa poin utama yang diatur meliputi definisi bangunan gedung, klasifikasi dan persyaratan bangunan gedung, perizinan pembangunan, perencanaan teknis, serta peranan berbagai pihak dalam penyelenggaraan bangunan gedung sesuai peraturan perundang-undangan.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan kawasan industri di Indonesia sejak 1970-an, peraturan yang mengatur pembangunan dan pengelolaan kawasan industri, serta peran strategis sektor industri dalam perekonomian nasional.
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 Adi T Wibowo
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031 yang meliputi penggunaan ruang, tata guna lahan, dan sarana prasarana wilayah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas manajemen risiko untuk kota cerdas dengan mendefinisikan risiko, manajemen risiko, dan mitigasi risiko. Selanjutnya menjelaskan proses identifikasi risiko melalui parameter risiko dan analisis risiko berdasarkan tingkat kemungkinan, dampak, serta tingkat risiko. Dokumen tersebut juga memberikan contoh penghitungan dan mitigasi risiko pada program smart city.
Peraturan Daerah ini membahas pengaturan tentang bangunan gedung di Provinsi DKI Jakarta. Beberapa poin penting yang diatur meliputi:
1. Pengertian istilah-istilah terkait bangunan gedung seperti pemilik, penyelenggara, perencana, dan izin-izin terkait.
2. Klasifikasi dan fungsi bangunan gedung.
3. Persyaratan administratif dan teknis untuk membangun, memelihara, dan membongkar bangunan gedung.
Konsep development from below mengusulkan pengembangan wilayah dari tingkat terendah dengan melibatkan masyarakat setempat untuk mengambil kendali lembaga mereka sendiri dan menciptakan gaya hidup yang diinginkan. Ada tiga pendekatan utama yaitu pengembangan teritorial, fungsional, dan agropolitan yang semuanya menekankan otonomi wilayah dan partisipasi masyarakat.
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...Oswar Mungkasa
Dokumen tersebut membahas rencana struktur dan pola ruang Kepulauan Maluku yang mencakup tujuan pembangunan wilayah, kebijakan, dan strategi untuk mengembangkan Kepulauan Maluku sebagai (1) lumbung ikan nasional yang berkelanjutan, (2) pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata dan sumber daya alam, dan (3) pusat konservasi keanekaragaman hayati kelautan.
Dokumen tersebut membahas pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007. Dokumen tersebut menjelaskan definisi bangunan gedung dan bangunan gedung negara, dasar hukum dan pengaturan penyelenggaraannya, komponen biaya pembangunan, persyaratan dokumen perencanaan, dan penggunaan penyedia jasa manajemen konstruksi.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, RiauPenataan Ruang
Dokumen tersebut merupakan rancangan peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru yang mencakup ketentuan umum, tujuan, dan peta rencana pengembangan berbagai kawasan seperti permukiman, perkantoran, industri, dan lainnya.
Metodologi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Dalam Mendukung Pengembang...Fitri Indra Wardhono
Pekerjaan Rencana Pengembangan Kawasan Dalam Mendukung Pengembangan Sektor Strategis Kawasan Andalan Yogyakarta ini dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dasar penduduk (basic need) dan kebutuhan untuk terselenggaranya fungsi dan peran kawsan (development need) yang dapat memberikan kontribusi terhadap sasaran pembangunan nasional.
Data primer dapat diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, dan wawancara dengan Pemerintah Daerah di Kawasan Andalan Yogyakarta, tokoh masyarakat dan penduduk setempat. Sebelum kegiatan pengamatan di lapangan (survei) dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan. Pada tahap ini segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan survei diterjemahkan ke dalam bentuk disain survei dan rencana kerja survei. Selain itu, perlu juga disiapkan dana dan peralatan pendukung (peta, alat tulis, dokumentasi, dan lainnya), serta konfirmasi dengan instansi terkait di daerah penelitian mengenai kegiatan survei tersebut. Pelaksanaan survei ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu yang tepat untuk dapat menemui penduduk di tempat mereka masing-masing. Kualitas hasil survei sangat tergantung pada kebenaran pelaksanaan survei.
The document summarizes the McNair Scholars Program at Bloomfield College. The program aims to help disadvantaged students obtain PhDs by providing research experience, GRE preparation, mentorship and financial assistance. It reviews the program's accomplishments in 2009-2010 and 2010-2011, including scholars presenting research and being accepted to graduate programs. It also outlines the program's services, objectives, strengths and challenges.
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 Adi T Wibowo
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031 yang meliputi penggunaan ruang, tata guna lahan, dan sarana prasarana wilayah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas manajemen risiko untuk kota cerdas dengan mendefinisikan risiko, manajemen risiko, dan mitigasi risiko. Selanjutnya menjelaskan proses identifikasi risiko melalui parameter risiko dan analisis risiko berdasarkan tingkat kemungkinan, dampak, serta tingkat risiko. Dokumen tersebut juga memberikan contoh penghitungan dan mitigasi risiko pada program smart city.
Peraturan Daerah ini membahas pengaturan tentang bangunan gedung di Provinsi DKI Jakarta. Beberapa poin penting yang diatur meliputi:
1. Pengertian istilah-istilah terkait bangunan gedung seperti pemilik, penyelenggara, perencana, dan izin-izin terkait.
2. Klasifikasi dan fungsi bangunan gedung.
3. Persyaratan administratif dan teknis untuk membangun, memelihara, dan membongkar bangunan gedung.
Konsep development from below mengusulkan pengembangan wilayah dari tingkat terendah dengan melibatkan masyarakat setempat untuk mengambil kendali lembaga mereka sendiri dan menciptakan gaya hidup yang diinginkan. Ada tiga pendekatan utama yaitu pengembangan teritorial, fungsional, dan agropolitan yang semuanya menekankan otonomi wilayah dan partisipasi masyarakat.
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...Oswar Mungkasa
Dokumen tersebut membahas rencana struktur dan pola ruang Kepulauan Maluku yang mencakup tujuan pembangunan wilayah, kebijakan, dan strategi untuk mengembangkan Kepulauan Maluku sebagai (1) lumbung ikan nasional yang berkelanjutan, (2) pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata dan sumber daya alam, dan (3) pusat konservasi keanekaragaman hayati kelautan.
Dokumen tersebut membahas pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007. Dokumen tersebut menjelaskan definisi bangunan gedung dan bangunan gedung negara, dasar hukum dan pengaturan penyelenggaraannya, komponen biaya pembangunan, persyaratan dokumen perencanaan, dan penggunaan penyedia jasa manajemen konstruksi.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, RiauPenataan Ruang
Dokumen tersebut merupakan rancangan peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru yang mencakup ketentuan umum, tujuan, dan peta rencana pengembangan berbagai kawasan seperti permukiman, perkantoran, industri, dan lainnya.
Metodologi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Dalam Mendukung Pengembang...Fitri Indra Wardhono
Pekerjaan Rencana Pengembangan Kawasan Dalam Mendukung Pengembangan Sektor Strategis Kawasan Andalan Yogyakarta ini dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dasar penduduk (basic need) dan kebutuhan untuk terselenggaranya fungsi dan peran kawsan (development need) yang dapat memberikan kontribusi terhadap sasaran pembangunan nasional.
Data primer dapat diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, dan wawancara dengan Pemerintah Daerah di Kawasan Andalan Yogyakarta, tokoh masyarakat dan penduduk setempat. Sebelum kegiatan pengamatan di lapangan (survei) dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan. Pada tahap ini segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan survei diterjemahkan ke dalam bentuk disain survei dan rencana kerja survei. Selain itu, perlu juga disiapkan dana dan peralatan pendukung (peta, alat tulis, dokumentasi, dan lainnya), serta konfirmasi dengan instansi terkait di daerah penelitian mengenai kegiatan survei tersebut. Pelaksanaan survei ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu yang tepat untuk dapat menemui penduduk di tempat mereka masing-masing. Kualitas hasil survei sangat tergantung pada kebenaran pelaksanaan survei.
The document summarizes the McNair Scholars Program at Bloomfield College. The program aims to help disadvantaged students obtain PhDs by providing research experience, GRE preparation, mentorship and financial assistance. It reviews the program's accomplishments in 2009-2010 and 2010-2011, including scholars presenting research and being accepted to graduate programs. It also outlines the program's services, objectives, strengths and challenges.
Spain has important primary sectors including agriculture on the plains, fishing along the coast, and mining and forestry. The construction industry is also significant in the secondary sector. In the service sector, both the private sector which aims to make money and the public sector which aims to provide services employ many people. Spain has an extensive road network connecting all areas, railways connecting major cities and towns, suburban trains connecting cities to surrounding areas, and underground transport systems in major cities like Madrid, Barcelona, and Bilbao. Tourism is a hugely important industry in Spain, providing work and income through the millions of foreign tourists who visit each year.
The document provides instructions for creating different types of checkpoints in QuickTest Professional (QTP) including standard, database, and page checkpoints. It explains how to record a simple test using a standard checkpoint to check the enabled/disabled state of a button in a sample application. It also demonstrates how to create a database checkpoint to check the results of a SQL query against an Oracle database, and a page checkpoint to check loading time and other properties of a web page.
The document discusses various ways that technology and human activities have damaged the environment, such as overfishing, clearcut logging, and fertilizer use, but also notes that technology can help restore the environment through engineered logjams and fish hatcheries. It suggests students have a role to play and lists ideas for students to restore their school grounds, such as expanding recycling, using green cleaning supplies, offering environmental classes, replanting trees, and celebrating a clean environment.
The document contains examples of different data formats including numbers, currency, percentages, fractions, scientific notation, times, dates, and text. It displays the formats in both English and Spanish with various examples of each type of data format.
La Gestione delle Terre e Rocce da Scavo alla luce del Dm 10 agosto eAmbiente
La Gestione delle Terre e Rocce da Scavo alla luce del Dm 10 agosto 2012, n. 161, elementi operativi e adempimenti tecnici. - Intervento di Tommaso Magro, Coordinatore cantieri eAmbiente Srl. Corso di formazione a cura di eAmbiente Srl - 11 Dicembre 2012 Parco VEGA - Venezia
The document summarizes the McNair Scholars Program at Bloomfield College. The program aims to help disadvantaged students obtain PhDs by providing research experience, GRE preparation, mentorship and financial assistance. It reviews the program's accomplishments in 2009-2010 and 2010-2011, including scholars presenting research and being accepted to graduate programs. It also outlines the program's services, objectives, strengths and challenges.
The document summarizes the McNair Scholars Program at Bloomfield College. The program aims to help disadvantaged students obtain PhDs by providing research experience, GRE preparation, mentorship and financial assistance. It reviews the program's goals, eligibility, services, objectives and accomplishments from 2009-2010 and 2010-2011. It highlights that the program has helped students attend graduate school and present research at conferences. The challenges are maintaining funding amid budget cuts and increasing undergraduate research opportunities.
This document provides an overview of Binary Vintage, an IT company established in 2003 in Kuala Lumpur, Malaysia. It discusses Binary Vintage's core businesses such as collaborative service delivery, enterprise consulting, and managed testing services. The document also outlines Binary Vintage's business milestones over the years, services offered, distributorships and strategic alliances, customers, and consulting framework.
Le associazioni di categoria e lo sviluppo sostenibile del diportoeAmbiente
Innovazione Green nei mezzi e nelle strutture dedicate alla nautica del Veneto: analisi e soluzioni - San Giuliano, 14 Aprile 2012
Intervento di Roberto Perocchio, presidente di Assomarinas - Associazione Italiana Porti Turistici
Conoscere le fonti di emissione di CO2 - L’Inventario di Base delle EmissionieAmbiente
Lunedì 8 ottobre 2012, nell’ambito della Fiera del Rosario di San Donà di Piave si è tenuto il workshop EDILIZIA INNOVATIVA PER IL PROGETTO 202020 IL FUTURO NELLE NOSTRE MANI. Intervento di Davide Lionello, Servizio Ambiente
Progetto Mobilità, riprendiamoci i nostri litoralieAmbiente
CITTÀ SOSTENIBILI
A cura del Ministero dell’Ambiente e della Tutela del Territorio e del Mare, eAmbiente ed Ecomondo.
Intervento di Gabriella Chiellino, AD di eAmbiente Srl
Ähnlich wie LA GESTIONE DEI SEDIMENTI NELLA LAGUNA DI VENEZIA: LE PREVISIONI DELL’ AGGIORNAMENTO DEL PIANO PER IL RECUPERO MORFOLOGICO E AMBIENTALE DELLA LAGUNA DI VENEZIA
Ähnlich wie LA GESTIONE DEI SEDIMENTI NELLA LAGUNA DI VENEZIA: LE PREVISIONI DELL’ AGGIORNAMENTO DEL PIANO PER IL RECUPERO MORFOLOGICO E AMBIENTALE DELLA LAGUNA DI VENEZIA (7)
La definizione di rischio della nuova ISO 14001: chi è coinvolto e come rispo...eAmbiente
Seminario: Le responsabilità ambientali e la loro gestione in azienda.
Giovedì 31 marzo 2016 ore 14.00
Confindustria Venezia – PST VEGA, Edificio Lybra - Sala Oro
Intervento di: Dott.ssa Gabriella Chiellino – Presidente eAmbiente Group
Seminario: Le responsabilità ambientali e la loro gestione in aziendaeAmbiente
Seminario gratuito. L’evento, organizzato da eAmbiente in collaborazione con MDA Studio Legale, si pone l’obiettivo di fornire gli strumenti operativi a quanti, nelle imprese, si occupano di gestione ambientale. Nello specifico, si affronteranno i temi delle responsabilità ambientali e delle deleghe di funzione, anche in relazione ai nuovi ecoreati (D.Lgs. 68/15), alla responsabilità degli enti e delle imprese (D.Lgs. 231/01), alla particolare tenuità del fatto (D.Lgs. 28/15), nonché la nozione di rischio resa dalla nuova ISO 14001 e le possibili soluzioni assicurative.
Giovedì 31 marzo 2016 ore 14.00
Confindustria Venezia – PST VEGA, Edificio Lybra - Sala Oro Via delle Industrie, 19 – Marghera (VE)
La partecipazione è gratuita. Per motivi organizzativi Le chiediamo di confermare preventivamente la Sua adesione, inviando una e-mail a formazione@eambiente.it oppure a venezia@mdavvocati.it . Disponibilità di posti limitata.
Mi prendo cura della terra - Roma 26 gennaio 2016eAmbiente
Mi prendo Cura della Terra Presentazione dell’Enciclica Papale
Roma, 26 gennaio 2016, ore 16.30 - 18.30 LUISS Business School – Sala Colonne Viale Pola 12 – Roma
Aperte le iscrizioni al corso gratuito organizzato da Cetiquality in collaborazione con eAmbiente dal titolo: EMERGENZA AMBIENTALE DA INQUINAMENTO, la gestione del pronto intervento e della contaminazione pregressa.
DOVE: VEGA Parco Scientifico e Tecnologico di Venezia.
QUANDO: Venerdì 11 dicembre 2015.
DESTINATARI: RSPP, ASPP, RLS, tecnici aziendali coinvolti nelle tematiche Ambiente e Sicurezza; Responsabili dei Sistemi di Gestione Ambiente e Sicurezza; Consulenti in materia di Ambiente e Sicurezza.
CFP: Alla giornata di Studio sono riconosciuti 6 CFP per l’aggiornamento della competenza professionale degli RSPP e degli ASPP.
TERMINE ISCRIZIONI: iscrizione aperte fino ad esaurimento posti disponibili (30) compilando ed inviando il modulo contenuto nel programma.
NOTE ORGANIZZATIVE: sarà accettata una sola iscrizione per azienda. La rinuncia alla partecipazione deve essere comunicata per iscritto con preavviso minimo di 3 giorni; nel caso in cui ciò non avvenga verrà richiesto un contributo spese per annullamento di € 50.
Convention: Innovazione e restauro in chiave sostenibile eAmbiente
Convention organizzata da eAmbiente e Zintek dedicata al tema della sostenibilità nei prodotti da costruzione per l'architettura contemporanea.
La convention si terrà il 19 maggio 2015, dalle 14 alle 18.30 presso la Villa Borromeo di Sarmeola di Rubano, Padova. Nel corso della giornata sono previsti interventi di approfondimento sulla rigenerazione delle città e sulla sostenibilità ambientale, con la presentazione di alcuni casi studio.
L’internazionalizzazione delle imprese nei mercati europeieAmbiente
Il progetto Alterenergy come opportunità per accedere allo sviluppo energetico nell’area dei Balcani.
Martedì 17 febbraio 2015
Ore 10:00 - 13:00
Palazzo Linetti - Sala CTR
Calle Priuli - Cannaregio, 99 VENEZIA
An Economic View of Environmental ProtectioneAmbiente
Robert N. Stavins
Albert Pratt Professor of Business and Government
John F. Kennedy School of Government, Harvard University
Conference on Sustainability in Manufacturing
Assoreca and the Green Economy Network
Assolombarda Auditorium, Milano
November 20, 2014
Il Bilancio ambientale del riciclo del legno a confronto con il suo utilizzo a fini di recupero energetico.
Mercoledì 1 ottobre 2014
Ore 10:00 – 13:00
Nazionale - Hotel & Conference Center
ROMA - Piazza Montecitorio, 131
I PAES per creare comunità intelligenti e sostenibili nel LazioeAmbiente
Sostenibilità, energia, mobilità e fondi europei per far ripartire dal livello locale lo sviluppo.
Ore 09:30 - 14:00, Sala Mechelli Consiglio Regionale del Lazio (Via della Pisana 1301 – Roma)
PARTECIPAZIONE GRATUITA.
Progettare e gestire l'efficienza energeticaeAmbiente
28 Maggio 2014 - Ore 14:30 - 18:00
Auditorium CAME Cancelli Automatici S.p.A.
Via Martiri della Libertà, 15 - Dosson di Casier (Treviso).
Convegno informativo dedicato all'approfondimento dei temi riguardanti il risparmio energetico in azienda. L'applicazione di strategie di risparmio energetico è considerata oggi, da molti, una delle principali leve da realizzare nell'attività imprenditoriale, per contenere i costi ed ottimizzare le risorse disponibili.
L'evento si propone di approfondire i seguenti aspetti:
- politiche nazionali e locali per incentivare e promuovere l'efficienza energetica
- progettazione e realizzazione dell'efficienza energetica nel settore industriale, edile e dei servizi
con la partecipazione di due interventi "ad hoc", a cura della Segreteria Tecnica del Ministero dell'Ambiente e della Regione Veneto e quattro casi pratici di realtà imprenditoriali del Veneto che hanno attuato in concreto interventi di efficienza energetica.
Green Mobility Show | 28 - 29 Marzo 2014, Venezia Terminal 103eAmbiente
Un nuovo evento dedicato ad operatori del settore privato e pubblico per conoscere le tecnologie e le soluzioni più innovative per ridurre l’impatto ambientale del traffico.
Il 28 e 29 marzo 2014 presso le strutture espositive del Terminal Crociere di Venezia va in scena la prima edizione di “Green Mobility Show”, mostra congresso organizzata da VTP Events in collaborazione con e3city.
Analisi e prospettive di sviluppo del progetto Green SiteeAmbiente
Intervento di Graziano Tassinato, VEGA
Conferenza Finale Progetto GREEN SITE: “Supercritical fluid technologies for river and sea dredge sediment remediation”. LIFE 10 ENV/IT/343.
Venezia, 13 dicembre 2013
Due binari per lo sviluppo del Porto: efficienza e salvaguardia ambientaleeAmbiente
Intervento di Nicola Torricella, Direttore Tecnico Autorità Portuale di Venezia.
Conferenza Finale Progetto GREEN SITE: “Supercritical fluid technologies for river and sea dredge sediment remediation”. LIFE 10 ENV/IT/343.
Venezia, 13 dicembre 2013
Analisi e prospettive di sviluppo del progetto Green Site eAmbiente
Intervento di Luca Novelli, Archimedes Logica Srl
Conferenza Finale Progetto GREEN SITE: “Supercritical fluid technologies for river and sea dredge sediment remediation”. LIFE 10 ENV/IT/343.
Venezia, 13 dicembre 2013
Intervento di Guerrino Cravin, Alles SpA
Conferenza Finale Progetto GREEN SITE: “Supercritical fluid technologies for river and sea dredge sediment remediation”. LIFE 10 ENV/IT/343.
Venezia, 13 dicembre 2013
Intervento di Ruggero Corazza, Alles SpA
Conferenza Finale Progetto GREEN SITE: “Supercritical fluid technologies for river and sea dredge sediment remediation”. LIFE 10 ENV/IT/343.
Venezia, 13 dicembre 2013
Intervento di Petra Scanferla, CVR
Conferenza Finale Progetto GREEN SITE: “Supercritical fluid technologies for river and sea dredge sediment remediation”. LIFE 10 ENV/IT/343.
Venezia, 13 dicembre 2013
La gestione dei sedimenti: la situazione in EuropaeAmbiente
Intervento di Jos Brils, SedNet.
Conferenza Finale Progetto GREEN SITE: “Supercritical fluid technologies for river and sea dredge sediment remediation”. LIFE 10 ENV/IT/343.
Venezia, 13 dicembre 2013
Life Cycle Assessment (LCA) del progetto Green SiteeAmbiente
Intervento di Federico Balzan, eAmbiente Srl
Conferenza Finale Progetto GREEN SITE: “Supercritical fluid technologies for river and sea dredge sediment remediation”. LIFE 10 ENV/IT/343.
Venezia, 13 dicembre 2013
LA GESTIONE DEI SEDIMENTI NELLA LAGUNA DI VENEZIA: LE PREVISIONI DELL’ AGGIORNAMENTO DEL PIANO PER IL RECUPERO MORFOLOGICO E AMBIENTALE DELLA LAGUNA DI VENEZIA
1. MINISTERO DELLE INFRASTRUTTURE E DEI TRASPORTI
MAGISTRATO ALLE ACQUE
LA GESTIONE DEI SEDIMENTI NELLA
LAGUNA DI VENEZIA: LE PREVISIONI DELL’
AGGIORNAMENTO DEL PIANO PER IL
RECUPERO MORFOLOGICO E AMBIENTALE
DELLA LAGUNA DI VENEZIA
8 MARZO 2012
2. PIANO GENERALE DEGLI INTERVENTI
Il Magistrato alle Acque per rispondere agli obiettivi di
competenza dello Stato indicati nella legislazione speciale
per Venezia (L. 798/84) ha predisposto il Piano Generale
degli interventi , articolato in 8 linee di azione.
3. PIANO DEGLI INTERVENTI PER IL RECUPERO MORFOLOGICO DELLA
LAGUNA
Nel 1993 viene predisposto il Piano degli interventi di
recupero morfologico della laguna , che ha come obiettivo
principale il risanamento morfologico, mantenendo
all’interno della laguna la maggior quantità possibile di
sedimenti.
Nel 1999 , su richiesta del Comitato ex art. 4 L.798/84 il Piano
viene sviluppato secondo linee d’azione tese al recupero
dei processi naturali che concorrono alla conservazione
dell’ambiente lagunare.
Nel 2001, su richiesta del Consiglio dei Ministri, il Piano viene
aggioranto.
Nel 2005, l’Ufficio di Piano chiede di inquadrare gli interventi
morfologici in una prospettiva di sostenibilità
considerando le attività socio-economiche che insistono in
laguna, secondo un processo di partecipazione VAS.
5. PERDITA DEI BASSI FONDALI A CAUSA C.R.L.M.
1930 1970 2000
168 km2 105 km2 60 km2
EROSIONE 1930 - 1970 EROSIONE 1970 - 2000
BACINO LIDO 14 cm 12 cm
BACINO MALAMOCCO 20 cm 33 cm
BACINO CHIOGGIA 8 cm 20 cm
MEDIA LAGUNA 14 cm 20 cm
La perdita media di sedimenti è di 2.2 milioni di m3/anno
6. BILANCIO DEI SEDIMENTI
Depositati nei canali
Provenienti dal
1100
bacino
30
Erosi dai bassifondali
2100
Dragati dai canali e
utilizzati per recupero
morfologico
400
Depositati sopra le
barene
150
Sedimenti sabbiosi
provenienti dal
mare
30
Erosi dalle barene
Sedimenti
70 pelitici
persi attraverso
le
580
bocche
Le quantità sono espresse in migliaia di m3
7. EVOLUZIONE LAGUNARE IN ASSENZA DEL PIANO MORFOLOGICO E
AMBIENTALE
L’evoluzione della
laguna, in
assenza degli
interventi previsti
dal Piano
Morfologico,
anche in presenza
di pressioni
antropiche
inferiori a quelle
attuali, è
minacciata da una
rapida perdita di
caratteri fisici,
ecologici e
paesaggistici che
costituiscono
valori primari e
rilevanti, tutelati
peraltro da
disposizioni
8. INTERVENTI DI RECUPERO MORFOLOGICO
Il Magistrato alle Acque in
25 anni ha realizzato
strutture morfologiche con il
riuso di circa 19.5 milioni di
mc di sedimenti provenienti
dal dragaggio dei canali.
Le strutture realizzate o in
corso sono:
18 velme (superficie 2 km 2 )
106 barene (superficie 11
km 2 )
Pari al 27% delle barene naturali esistenti
e al 30% di quelle erose dal 1930 ad oggi
9. OBIETTIVI DEL PIANO PER IL RECUPERO MORFOLOGICO E AMBIENTALE
Le analisi su stato e trend evidenziano la necessità di
intervenire per contrastare e, dove possibile, ridurre le cause
che portano all’erosione delle forme lagunari intertidali.
Il piano prevede interventi su medio-lungo periodo, necessari
per garantire dinamiche sostenibili dal punto di vista idro-
morfologico ed ecologico, tenendo conto degli scenari socio-
economici.
Data l’indisponibilità di ingenti quantità di sedimenti da
introdursi in laguna con meccanismi naturali e auto-sostenibili,
un obiettivo morfologico realistico del Piano consiste nel
contrastare il degrado morfologico attualmente presente. Gli
interventi vanno individuati sulla base di obiettivi localizzati,
tenendo conto delle condizioni di habitat suitability e di
funzionalità ecologica. Si intende perseguire tale obiettivo
morfologico ponendo in atto misure in grado di limitare il
trasporto dei sedimenti dal canale ai bassofondali.
10. INTERVENTI
Gli interventi morfologici prioritari sono orientati alla riduzione
dell'attuale deficit di sedimenti e alla conservazione delle strutture
morfologiche esistenti. Per questo dovranno essere basati su criteri
di tipo idro-morfodinamico. Subordinatamente, si potranno
prevedere interventi orientati alla ricostituzione di strutture
morfologiche quali velme e barene, in luoghi e con metodologie
dettate da considerazioni ambientali, paesaggistiche e
morfodinamiche.
Gli interventi sono di carattere strutturale e gestionale con
specifiche di carattere morfo-idrodinamico (MID), ecologico (ECO) e
di miglioramento della qualità dell'acqua, dell'aria e dei sedimenti
(QUAL).
Gli interventi strutturali sono di tipo prioritario (p) e subordinato
(s).
12. INTERVENTI PRIORITARI: MID1 Ricostituzione di strutture
morfologiche per limitare il trasporto di sedimenti verso i canali
principali
La realizzazione di strutture
morfologiche adiacenti ai canali di
maggiori dimensioni assolve a due
funzioni principali: a) contiene il moto
ondoso dovuto al traffico portuale e
diportistico (impedendo la
propagazione del moto ondoso sui
bassofondali circostanti i principali
canali); b) limita il trasporto del
sedimento in sospensione per onde da
vento verso i canali e il suo irreversibile
trasporto verso mare.
13. INTERVENTI PRIORITARI: MID2 Difesa e protezione delle strutture
morfologiche esistenti (bordi di barene) in zone soggette ad elevata
energia da moto ondoso
Protezioni dei margini di barena
addossate ai margini, protezioni, anche
galleggianti, poste a distanza dal
margine, o realizzazioni di barriere
soffolte, distanziate dal margine, per
favorire la parziale dissipazione del
moto ondoso e il naturale ripascimento
a tergo delle difese.
14. INTERVENTI PRIORITARI: MID3 Difesa e protezione delle strutture
morfologiche esistenti (bassi fondali) in zone soggette ad elevata
energia da moto ondoso
3a Sovralzi sommersi per dissipazione
delle onde
3b Barriere galleggianti a protezione
dei margini
3c Strutture di dissipazione per la
riduzione del fetch
15. GESTIONE DEI SEDIMENTI
PROTOCOLLO 1993 per il riutilizzo dei sedimenti di dragaggio
Elementi e Classe A Classe B Classe C
composti
Arsenico 15 25 50
Cadmio 1 5 20
Cromo 20 100 500
Mercurio 0,5 2 10
Nichel 45 50 150
Piombo 45 100 500
Rame 40 50 400
Zinco 200 400 3000
Idrocarburi totali 30 500 4000
IPA 1 10 20
PCB 0,01 0,02 0,5
Pesticidi 0,001 0,02 0,5
organoclorurati
Se si considera che, sulla base dei
limiti definiti dal Protocollo d’Intesa
la condizione media di qualità della
laguna è quella corrispondente alla
classe B, in futuro il riutilizzo dei
sedimenti di dragaggio di
manutenzione dei canali lagunari
sarà fortemente ridotto,
comportando di conseguenza costi Sedimenti superficiali
aggiuntivi per le attività di recupero
16. BARENE E VELME ARTIFICIALI CON SEDIMENTI TIPO “A”
Ricostruzione di barene e velme con il riutilizzo dei sedimenti di
dragaggio
in construzione 1 anno
6 anni 9 anni
17. BARENE ARTIFICIALI CON SEDIMENTI TIPO “B”
Per la realizzazione di 6 barene artificiali sono stati
riutilizzati sedimenti debolmente inquinati classificati come
di tipo B, adottando particolari accorgimenti, con costi
decisamente superiori.
La barena artificiale viene realizzata con una coronella larga
circa 20m costituita da sedimenti di tipo A e da una
copertura con sedienti di tipo A per uno spessore di 20-30
cm.
18. FONTI ALTERNATIVE DI APPROVVIGIONAMENTO SEDIMENTI
L’approvvigionamento di sedimenti può avvenire da fonti
alternative, con costi decisamente superiori:
• cave di sabbia in mare
• manutenzione di bacini idroelettrici montani.
19. RISULTATI DEGLI STUDI SULLA QUALITA’ DEI SEDIMENTI
Il Magistrato alle Acque in questi anni ha condotto una serie di
studi di approfondimento sulla qualità dei sedimenti, sulla
tossicità, sul bioaccumulo e sugli effetti nella catena trofica.
Gli studi eseguiti sono i seguenti:
• ICSEL Integrazione delle Conoscenze sull’Ecosistema Lagunare
(MAV–CVN–THETIS-UNIVERSITA’ PADOVA-UNIVERSITA’ VENEZIA-
CNR ISMAR, 2003-2006)
• Progetto SIOSED – Determinazione sperimentale degli effetti del
riutilizzo dei più diffusi sedimenti della Laguna (MAV-CVN–
THETIS-SELC-OGS-CNR ISMAR-SCRIPPS, 2005-2008)
•HICSED Sviluppo dei progetti ICSEL e SIOSED con la
partecipazione di ICRAM, APAT, ISS, ARPAV, 2007-2011
•C.1.10 Valutazione dello stato degli habitat ricostruiti
nell’ambito degli interventi di recupero morfologico, (MAV-CVN–
THETIS-SELC-SCRIPPS, 2009-2011)
Nelle successive slides vengono riportati sinteticamente i
20. ICSEL
Le valutazioni ecotossicologiche hanno evidenziato una tossicità
non significativa a scala lagunare, con presenza di hot spot a
tossicità potenziale nell’area industriale ed un ruolo importante
nelle concentrazioni di ammoniaca nel determinare la tossicità
dei sedimenti.
Chimica sedimenti Valutazione integrata
ecotossicologica
Effetti PROBABILI Effetti SIGNIFICATIVI
Effetti POSSIBILI Effetti POTENZIALI
Effetti TRASCURABILI O ASSENTI Effetti TRASCURABILI O ASSENTI
Presenza concentrazioni
di ammoniaca
21. elab. S. Apitz
ICSEL
I
SUPERAMENTO DEI LIMITI TABELLAR
(Normalized hazard sum)
Laguna di Venezia
tutta
B.CN.
B.C.
B.N.
B.S. Po
r
Ma Ce to M
r an ntr ar
g
o & o sto hera
Gr rico
Sa ad
cc o
ad
F iG
na ondo S or
tur
al e Ol edim o
Ma an e
de nti
Cr Se re si fin
ite gr
di
dim
os e
Ad
ri a id
ri so n t
rif l i tic is
iti
di E . O an
lan i d
os di
qu ne ffetti de i si
ett rif
.
ali gli e
or stre si ti
tà ga
nis mi
m
22. SIOSED
Valutazioni integrate su sedimenti dragati e riutilizzati che
considerano la chimica dei sedimenti, i saggi ecotossicologici e
la struttura delle comunità bentoniche evidenziano come gli
effetti sul biota dei sedimenti di tipo A e B non siano
distinguibili.
La struttura e la funzione delle comunità della macrofauna, dei
batteri, del microfitobenthos, del fitoplancton e dei foraminiferi,
si differenziano tra i siti indagati ma non vi e’ evidenza
Dopo refluimento che i contaminanti siano i fattoridopo
significativa 6 mesi determinanti nel
discriminare le aree di studio.
23. HICSED
La valutazione integrata relativa ad aspetti chimici ed
ecotossicologici ha evidenziato che non è sempre possibile
distinguere i sedimenti tipo A dai sedimenti tipo B, mentre i
sedimenti tipo C presentano significative differenze. È risultato
che le classi del Protocollo 93 non sono adeguate a
rappresentare l’effettiva tossicità dei sedimenti.
TIPOLOGIA FREQUENZA CAMPIONI FREQUENZA
SEDIMENTO CON TOSSICITA’ CAMPIONI CON
(Protocollo 1993) SIGNIFICATIVA TOSSICITA’ ASSENTE
AoB 16 % 40 %
C 50% 0%
ISPRA (ex ICRAM e APAT), ISS e ARPAV , nell’ambito di HICSED
hanno:
• definito le metodologie di analisi chimiche ed
ecotossicologiche sito specifiche per i sedimenti della laguna di
Venezia, anche ai fini della revisione del Protocollo 1993;
• prodotto un contributo tecnico alla revisione dei criteri di
gestione in situ dei sedimenti della laguna di Venezia.
24. INQUINAMENTO DEL SEDIMENTO E BIOACCUMULO
Per concentrazioni medio-basse, l’inquinamento del sedimento
non determina bioaccumulo negli organismi bentonici.
UL
O LO
UM MU
CC CU
A AC
BI O BI O
O
TO NT
ME
N ME
INA U INA
INQ
U INQ
25. C.1.10
Dalle analisi sulle componenti biologiche (vegetazione
alofila, avifauna svernante e nidificante, fauna delle barene a
coleotteri, comunità nectonica dei bassifondi antistanti le
barene e delle velme, vegetazione acquatica e comunità ad
invertebrati delle velme e infine bioaccumulo di inquinanti
nei tessuti degli organismi) non sono emerse significative
differenze tra la qualità degli ecosistemi e la tipologia
(classe A o B) del sedimento impiegato.
Pertanto è emerso che il contenuto dei microinquinanti nei
sedimenti classificabili come tipo A o tipo B secondo il
Protocollo del 1993 utilizzato per la realizzazione delle
barene e delle velme artificiali è una condizione di secondo
ordine rispetto ad altri fattori,che determinano la
funzionalità (la salute) del sistema lagunare.
26. PROSPETTIVE FUTURE
Dopo molti anni di studi ed indagini, la limitazione posta
cautelativamente dal protocollo 1993 all’impiego di sedimenti di
tipo “B”, appare poter essere superata in prospettiva sulla base
dei criteri di gestione dei sedimenti, basati su un approccio
integrato chimico- tossicologico (ICSEL, SIOSED, HICSED,
C.1.10).
Il Magistrato alle Acque, secondo gli impegni assunti nel Piano
di Gestione delle Alpi Orientali, sta attivando un Tavolo tecnico
di confronto istituzionale sulla tematica relativa alla revisione
dei criteri di gestione dei sedimenti nella laguna di Venezia.
A livello preliminare i criteri operativi per la gestione dei
sedimenti ex situ possono essere individuati dai seguenti steps:
• caratterizzazione chimico-fisica delle aree di dragaggio e di
recapito;
• valutazione dei possibili effetti biologici avversi (attraverso
l’impiego anche di saggi tossicologici);
• valutazione dell’effettiva possibilità di utilizzo in laguna.
Va traguardata la possibilità di effettuare agevolmente
Hinweis der Redaktion
In ordinata è la normalized hazar sum, che è una misura del superamento delle concentrazioni (totali) misurate nei sedimenti rispetto ai rispettivi valori soglia secondo diversi criteri di qualità che vanno da quelli più restrittivi che considerano valori di riferimento di ambienti incontaminati a quelli che utilizzano come criterio quello che provoca effetti estremi negli organismi, passando dal senza effetto ad effetti probabili. Come ne esce la laguna di Venezia ?