PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
1. Stimulasi dan Deteksi Dini Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak
Dengan
1. Perkembangan Mental (Gerakan Motorik
Kasar, Motorik Halus, Sosial, Perilaku,
Emosi serta Bicara)
2. KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan)
3. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Anak (DDST-II/Denver Development
Skrining Test)
2. KELOMPOK I
Agustriani Nababan Anggriani Wiliarti
Sipahutar
Desi Kurniati
Eli Sukanti Ema Afriani Juli Putriani
Karina Adelina S Khairani Deri Hatasya Kristin Devita S Simarmata
Lamtiar Pandiangan Lilis Adelina Miftah Nurzannah
Nur Azizah Lubis Nurlaily Siregar Pitri Nurhabibah
Riska Sri Wardhani Riska Uli Amalia Rizki Aini Rambe
Ronawati Sitohang Sarma Hutasoit Siti Multazaimah
Tetty Lumbantoruan Try Sugiartik Ulfatunnida Pohan
Vibriani
MK. Bd. 6.304 Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah
Dosen : Tetti Seriati Situmorang, SST, M.Kes
3. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes RI, 2016)
4. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara serta sosialisasi
dan kemadirian . (Kemenkes RI, 2016)
5.
6.
7.
8.
9. Perkembangan Mental
(Gerakan Motorik Kasar, Motorik Halus, Sosial,
Perilaku, Emosi serta Bicara)
Perkembangan Motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh, dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan
perkembangan pusat motorik anak. Pada anak, gerakan ini dapat secara lebih jelas
dibedakan antara gerakan motorik kasar dan halus.
âą Disebut Motorik Kasar bila gerakan yang
dilakukan melibatkan sebagian besar bagian
tubuh dan biasanya memerlukan tenaga
karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih
besar. Contohnya, gerakan telungkup, gerakan
berjalan, gerakan berlari
âą Disebut Motorik Halus bila hanya melibatkan
bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-
otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan
tenaga. Gerakan halus ini memerlukan koordinasi
yang cermat. Contohnya gerakan mengambil benda
dengan hanya ibu jari dan telunjuk, gerakan
memasukkan benda kecil ke dalam lubang,
membuat prakarya.
21. Masalah Tumbuh Kembang Anak akhir-akhir ini makin
Harapan orang tua : Kualitas anaknya baik
Tuntutan masyarakat :
âMengatasi gangguan pertumbuhan dan perkembangan
sedini mungkinâ
BAGAIMANA CARANYA ?
22. Meningkatkan kualitas Anak
ï± Pemantauan secara teratur dan berkala sejak dini Deteksi Dini
ï± Mengoptimalkan stimulasi secara dini sesuai tahap perkembangan
anak Stimulasi Dini
ï± Melakukan tindakan intervensi dini jika ada penyimpangan Intervensi
Dini
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang ini meliputi :
Deteksi Dini penyimpangan pertumbuhan, perkembangan, dan emosional.
23.
24.
25.
26.
27.
28. Tabel Berat Badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan
Usia 0-24 Bulan Standar WHO 2005
34. KPSP
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
ï¶ Definisi
KPSP adalah instrumen deteksi dini dalam perkembangan anak usia 0 sampai 6 tahun
ï¶ Tujuan
Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
ï¶ Jadwal Skrining/Pemeriksaan KPSP
Jadwal rutin dilakukan pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika
anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta Ibu datang kembali pada umur skrining yang
terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya, bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining
pada umur 9 bulan. Apabila anak mempunyai masalah tumbuh kembang pada usia anak diluar jadwal
skrining, maka gunakan KPSP untuk skrining terdekat yang lebih muda.
35. ï¶ Cara menggunakan KPSP :
a. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir.
Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh: Bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan, bila umur bayi 3 bulan
15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
c. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
d. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:
1. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: "Dapatkah bayi makan kue
sendiri ?â
2. Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas yang tertulis
pada KPSP.
Contoh: "Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya
secara perlahan-lahan ke posisi duduk''.
36. e. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu
pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
f. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan
hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
g. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab
pertanyaan terdahulu.
h. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab
37. ï¶ Interpretasi hasil KPSP
1. Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
a. Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh menjawab: anak bisa atau pernah atau sering
atau kadang-kadang melakukannya.
b. Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh menjawab: anak belum pernah melakukan
atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
âą Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai
dengan tahap perkembangannya (S).
âą Jumlah jawaban 'Ya' = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M).
âą Jumlah jawaban 'Ya' = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah jawaban 'Tidak' menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
38. ï¶ Intervensi Hasil KPSP
1. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :
a. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
b. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
c. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan
umur dan kesiapan anak.
d. lkutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga
Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak
dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.
e. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada
anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada umur 24 sampai
72 buIan.
39. 2. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
a. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
b. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
c. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya
penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya dan lakukan
pengobatan.
d. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan
daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
e. Jika hasil KPSP ulang jawaban 'Ya' tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P).
3. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan
berikut:
Merujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa,
sosialisasi dan kemandirian).
40.
41.
42. Dari Hasil Kuesioner sebelumnya terdapat rata rata jawaban âYaâ = 10
Jadi dapat dinilai dan disimpulkan perkembangan anak sesuai dengan
tahapan perkembangan (S)
43. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Anak (DDST-II/ Denver Development
Skrining Test)
Screening Test (DDST-R) oleh william K. Frankenburg dan Josiah B. Dodds.
DDST pertama dipublikasikan tahun 1967 utk membantu tenaga kesehatan
mendeteksi masalah perkembagan potensial pada anak di bawah 6 tahun.
DDST II merupakan revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental
44. DDST II dapat digunakan
1. Untuk menilai tingkat perkembangan :
- Anak sesuai dengan umurnya
- Anak-anak yang sehat berumur 0-6 tahun
- Anak-anak tanpa gejala kemungkinan ada kelainan
perkembangan
2. Untuk memastikan anak dengan persangkaan ada kelainan perkembangan
dan melakukan monitor anak-anak dalam risiko terhadap
perkembangannya
45. Aspek perkembangan yang dinilai :
Terdapat 125 tugas perkembangan yang disusun dalam formulir, dibagi menjadi :
1. Personal sosial (perilaku sosial) : kemampuan penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan
pribadi
2. Fine Motor Adaptive (gerak motorik halus) : koord mata tangan, memainkan dan menggunakan
benda-benda kecil dan pemecahan masalah
3. Language (bahasa) : mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa
4. Gross Motor (gerak motorik kasar) : duduk, jalan, gerakan-gerakan umum otot besar
46. Alat peraga: benang wol/sulaman merah, kismis/ manik-manik,kerincingan dengan
pegangan, kubus berwarna merah, kuning, hijau denga ukuran dimensi 1 inci 10 buah,
bola tenis, lonceng kecil, boneka plastik kecil dengan botol susu, cangkir plastik kecil
dengan pegangan, pensil merah, kertas kosong, botol kaca bening dengan diameter 2
cm dan dapat dibuka.
Lembar formulir DDST
Alat yang digunakan
47. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Uji coba item yang kurang aktif dilakukan terlebih dahulu
Uji coba yang lebih mudah dilakukan terlebih dahulu
Uji coba dengan menggunakan alat yang sama dilakukan
secara berurutan
Hanya alat uji coba yg berada di depan anak
Semua uji coba dimulaindari sebelah kiri garis usia yg
ditembus serta item di sebelah kanan garis umur
48. Cara melakukan tes pada anak dengan
resiko perkembangan
Pada setiap sektor paling sedikit dilakukan 3 uji coba
yg berada di sebelah kiri garis usia dan item yg
berada pada garis usia
Jika anak gagal, menolak, tdk ada kesempatan,
lakukan uji coba tambahan ke sebelah kiri garis usia
sampai 3x lewat tiap sektor
49. Cara melakukan tes pada anak normal atau
kemampuan lebih
Pada setiap sektor dilakukan paling sedikit 3 uji coba
yg paling dekat di sebelah kiri garis usia dan item yg
dilewati garis usia
Jika anak mampu/lanjutkan uji coba di sebelah kanan
garis usia sampai 3x gagal tiap sektor
Cara melakukan tes pada anak
normal/kemampuan lebih
50. Cara Pengukuran DDST II
Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan
Tarik garis pada lembar DDST II sesuai umur yang telah ditentukan
Lakukan pengukuran pada tiap komponen dengan batasan garis yang ada
mulai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus dan personal sosial dan
memberikan skoring pada item yang dinilai
Melakukan interpretasi hasil tes keseluruhan
51. Penilaian
P (pass) atau L (lewat/lulus)
Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik
Ibu atau pengasuh memberi laporan tepat atau dapat dipercaya
bahwa anak dapat melakukan dengan baik
52. F (fail) atau G (gagal)
Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan
baik
Ibu atau pengasuh memberikan laporan bahwa anak
tidak dapat melakukan tugas dengan baik
53. No Opportunity (tidak ada
kesempatan)
Anak tidak mempunyai kesempatan untuk
melakukan uji coba karena ada hambatann misal
kasus retardasi mental dan down syndrome
Skor ini hanya digunakan untuk item yang ada kode
âLâ yaitu laporan orang tua atau pengasuh anak
54. R (refusal) atau M (menolak)
Apabila anak menolak untuk melakukan uji coba karena
faktor sesaat (lelah, menangis, sakit, mengantuk dll)
Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak,
tugas apa yang harus dilakukannya
Item yang ada kode âLâ tidak diskor sebagai penolakan