SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
PENERAPAN STRATEGI CATATAN JENDELA PADA MATAKULIAH
CERITA RAKYAT TIONGKOK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BAHASA MANDARIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SKRIPSI
OLEH
SITI SHOLEHA
140242602842
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN
JUNI 2019
viii
SUMMARY
Sholeha, Siti. 2019. The Implementation of Window Notes Strategy in Chinese
Folklore for Chinese Learning and Teaching Study Program State
University of Malang. Thesis. Department of German, Faculty of Letters,
Universitas Negeri Malang. Advisor: Lilis Afifah, S.Pd., M.Pd.
Keywords: learning strategy, window notes strategy, Chinese Folklore.
Learning strategies are ways used by lecturers in designing learning and
teaching process in order to achieve the learning objectives. One of the strategies
is window notes. It is a strategy of making a note under guidence by categorizing
materialsinto quadrant.
This study is aimd at describing the implementation process of Window
Notes and student respons towards it in Chinese Folklore. The subject of the study
is 19 undergraduate students majoring Chinese Learning and Teaching Study
Program year 2017 offering B State University of Malang.
The study is conducted in two cycles. Data collection is done through
observation sheet, field note and questionnaire. Then, the data is analyzed using
descritive qualitative.
The result shows that window note helps students to be more active in
recording the learning process and they do not rely on the lecturers’ attendance.
The observation result obviously reveals that students ar enthusiastic in following
the class. The result of the questionnaire presents most of students can use the
strategy and give good respons during the class.
ix
摘要
Sholeha, Siti. 2019. 实施窗户笔记战略在玛琅国立大学中文系的中国
民俗学。论文。玛琅国立大学,文学院,德语系,汉语专
业。导师:Lilis Afifah, S.Pd., M.Pd.
关键词:学习战略,窗户笔记战略,中国民俗学。
学习策略是教师在设计学习过程中所做的一种方式,以实现
学习目标。这种策略的一个例子是窗户笔记。窗户笔记注释是一
种指导性写作策略,通过将材料分类为四个象限。
本研究旨在描述应用程序和学生对中国民俗科目中窗户笔记
战略实施的反应过程。研究对象是玛琅国立大学 2017年 B 班的 19
位学生。
本研究分两个周期进行。数据通过使用观察表,现场记录和
调查问卷收集。然后使用定性描述方法分析,并使用定性描述阐
述所有数据。
这项研究的结果表明,窗户笔记可以帮助学生更积极和记录
学习,并且他们不依赖于讲师的存在。观察表结果清楚地表明学
生们热衷于参与学习活动。调查问卷的结果显示,大部分学生们
能够使用窗户笔记战略,并在学习过程中提供良好的反应。
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........……………………………………...….……
HALAMAN PERSETUJUAN.........…………………………………….
HALAMAN PENGESAHAN........……………………………………...
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................
RINGKASAN.........…………………………........………….….……….
SUMMARY.........………………………….............…………….………
摘要……………………………………………………...........................
UCAPAN TERIMAKASIH…………………………...………………...
DAFTAR ISI…………………………………………………………….
DAFTAR TABEL.............……………………………………….……...
DAFTAR GAMBAR.........……………………………………….……...
DAFTAR LAMPIRAN.........……………………………………….…...
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………….
B. Rumusan Masalah……...……..………………….............
C. Kegunaan Penelitian.……………………..………..….....
D. Kegunaan Penelitian……………………..………..…......
E. Ruang Lingkup…..…………………………….....……....
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Pembelajaran……………........................…........
B. Strategi Catatan Jendela………………...……………......
C. Penerapan Strategi Catatan Jendela…….……...……..….
D. Cerita Rakyat Tiongkok………………...……………..…
E. Penelitian yang Relevan………………...…………….....
BAB III METODE PENELITIAN
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
xiv
xv
xvi
1
4
5
5
5
7
9
14
16
17
xiii
A. Rancangan Penelitian…..………………………………...
B. Data Penelitian…..……………………………….............
C. Analisis Penelitian…..…………………………....……....
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data………………………………..........……....
B. Temuan Penelitian……………………………...…….…..
BAB V PEMBAHASAN
A. Proses Penerapan Strategi Catatan Jendela…….…...........
B. Respons Mahasiswa Terhadap Penerapan Strategi
Catatan Jendela……………………………………..........
C. Kelemahan dan Kelebihan Strategi catatan Jendela……..
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan………………………………………………....
B. Saran……………………………………………………...
DAFTAR RUJUKAN……………………………………...………….…
LAMPIRAN……………...............………………………...…………....
RIWAYAT HIDUP…………....…………………………...…………....
19
20
24
26
46
48
50
51
54
54
56
58
108
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini disajikan beberapa aspek yang dijadikan
pijakan dalam penelitian, meliputi: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan
masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, dan (e) ruang lingkup.
A. Latar Belakang
Berdasarkan katalog Jurusan Sastra Jerman (2017:85) Program Studi
Pendidikan Bahasa Mandarin (PSBM) didirikan sejak tahun 2011 dan menginduk
kepada jurusan Sastra Jerman. Pendirian program studi tersebut merupakan
mandat dari Direktorat Perguruan Tinggi (DIKTI) dengan SK No. 754/E/T2011.
Matakuliah yang disajikan pada PSBM meliputi kelompok matakuliah
pengembangan kepribadian, keilmuan dan keterampilan, keahlian berkarya,
perilaku berkarya, dan kehidupan bermasyarakat.
Cerita Rakyat Tiongkok merupakan salah satu dari kelompok matakuliah
keilmuan dan keterampilan yang ditempuh pada semester tiga oleh mahasiswa
PSBM. Berdasarkan katalog Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang
(2017:112), matakuliah tersebut bertujuan untuk memperdalam pemahaman
mahasiswa terhadap budaya dan adat istiadat orang Tiongkok seperti pakaian,
makanan, tempat tinggal, kendaraan, perdagangan, kepercayaan, dan hari raya.
Pada hari Senin, 03 September 2018 peneliti melakukan studi pendahuluan
terhadap pelaksanaan pembelajaran matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok di dua
kelas angkatan 2017. Pembelajaran di dua kelas tersebut sudah berjalan dengan
baik karena dosen menggunakan media pembelajaran PPT yang menarik dengan
gambar sebagai contoh. Meskipun demikian, tidak semua mahasiswa terfokus
2
pada penjelasan dosen. Meskipun demikian, masih ada mahasiswa yang
mengabaikan pembelajaran dengan bercakap-cakap bersama teman sebelahnya.
Upaya dosen untuk menarik perhatian mahasiswa di kelas pertama dan
kelas kedua berbeda. Dosen di kelas pertama meminta mahasiswa yang ditunjuk
untuk mengulang apa telah disampaikan. Upaya tersebut dilakukan berulang-
ulang oleh dosen. Dosen di kelas kedua berkeliling dan menunjukkan halaman
yang sedang dijelaskan. Dosen berusaha membantu mahasiswa agar mereka dapat
memahami materi yang disajikan. Sehubungan dengan hal tersebut, Situasi
pembelajaran di kedua kelas berbeda. Situasi kelas pertama menunjukkan bahwa
mahasiswa cukup aktif melakukan tanya jawab, sedangkan kelas kedua terlihat
jenuh meskipun dosen sudah mencoba merangsang mereka dengan melakukan
tanya jawab.
Berdasarkan kegiatan studi pendahuluan tersebut, masalah yang timbul
pada matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok disebabkan oleh kurangnya kemauan
mahasiswa untuk merekam pelajaran dan ketergantungan mereka terhadap
kehadiran dosen. Jika dosen tidak meminta mahasiswa untuk membuka buku dan
menandainya, maka mereka tidak mencatat ataupun menandai hal penting di buku
masing-masing. Upaya dosen tersebut dilakukannya berkali-kali.
Dalam proses pembelajaran dosen memiliki peran penting bagi pencapaian
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dosen harus memiliki strategi ataupun
metode sebagai upaya dalam mencapai tujuan tersebut. Strategi yang digunakan
dalam pembelajaran cukup beragam. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat
mendorong keaktifan mahasiswa adalah strategi empat gaya. Silver, Strong, &
Perini (2012:216) menjelaskan sebagai berikut.
Strategi empat gaya melibatkan gaya majemuk secara simultan,
sehingga mendorong para murid mengembangkan suatu
pendekatan belajar yang seimbang dan dinamis. Strategi empat
gaya tersebut meliputi: (a) catatan jendela, (b) perkumpulan
pengetahuan, (c) apakah kamu mendengar apa yang saya dengar?
dan (d) rotasi tugas.
Keberhasilan mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil rekaman
pembelajaran mereka. Hasil rekaman tersebut bisa berupa merefleksikan setiap
pembelajaran yang telah diperoleh dalam bentuk catatan. Hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai mahasiswa penting untuk diketahui oleh dosen.
3
Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari proses dan hasil belajar yang dicapai oleh
mahasiswa. Dosen dapat mengukurnya dengan cara melihat keaktifan mahasiswa
mencatat dalam kelas. Dari catatan tersebut, dosen dapat memantau setiap
perkembangan mahasiswa.
Strategi catatan jendela merupakan suatu cara untuk mencatat hal penting
dari hasil belajar secara terbimbing. Strategi ini memiliki empat kuadran. Setiap
kuadran memiliki fokus masing-masing. Di bawah ini merupakan contoh
penggambaran empat kuadran dari konsep strategi tersebut.
Gambar 1.1 Konsep Strategi Catatan Jendela
Sumber: Silver, Strong, & Perini (2012, 218)
Berdasarkan gambar di atas, dijelaskan bahwa mahasiswa dikatakan
berhasil ketika mereka menguasai pembelajaran. Pemahaman mereka diperoleh
dari keingintahuan yang dimiliki. Antarpribadi menunjukkan hubungan setiap
pribadi yang terlibat pembelajaran, seperti antara mahasiswa dengan dosen
maupun mahasiswa dengan mahasiswa. Ekpresi diri berhubungan dengan
orisinalitas mahasiswa dalam merefleksikan hasil belajarnya.
Da Shawn dalam (Silver, Strong, & Perini 2012:219-224) menerapkan
strategi catatan jendela dalam mempelajari sebuah novel dengan fokus empat
kuadran yaitu fakta, pertanyaan, ide, dan perasaan. Strategi ini mengalami variasi
dan perluasan, misalnya dalam memecahkan soal cerita matematika, empat
4
kuadran yang dibuat meliputi fakta, langkah-langkah, pertanyaan, dan diagram.
Penerapan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
dengan tema pakaian adat, empat kuadran tersebut terdiri dari fakta, pertanyaan,
notula, dan penggambaran dari informasi yang dikumpulkan terkait pakaian adat
tersebut.
Windura (2008:141) mencatat adalah suatu kegiatan untuk
mendokumentasikan informasi yang diperoleh. Mencatat pelajaran dapat
membantu mempertajam daya ingat, menstimulasi otak, meningkatkan hasil
belajar, dan meningkatkan keterampilan menulis. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Amani (2013) disimpulkan bahwa kelas yang menerapkan catatan
terbimbing, hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan. Penelitian yang
sama juga dilakukan oleh Ningsih, Islamias, dan Rery (2012) yang menunjukkan
bahwa hasil belajar mahasiswa meningkat setelah menerapkan catatan terbimbing.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hakiky (2018) menyatakan bahwa penerapan
strategi catatan jendela dalam meningkatkan keterampilan menulis teks cerita
pada anak mengalami keberhasilan yang signifikan.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang dapat membantu mahasiswa turut aktif dalam merekam pembelajarannya.
Strategi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah strategi empat gaya yang
dikembangkan oleh D Shawn. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul
Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana proses penerapan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita
Rakyat Tiongkok?
2. Bagaimana respons mahasiswa terhadap penerapan strategi catatan jendela
dalam matakuliah Cerita rakyat Tiongkok?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut.
1. Mendeskripsikan penerapan catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat
Tiongkok.
2. Mendeskripsikan respons mahasiswa terhadap penerapan strategi catatan
jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada pihak-pihak sebagai
berikut.
1. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu merefleksikan
secara terbimbing pelajaran yang telah diperoleh.
2. Bagi dosen, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang strategi pengajaran bahasa Mandarin dengan menggunakan catatan
jendela, sehingga dosen dapat memantau keaktifan mahasiswa dalam
mencatat pelajaran.
3. Bagi Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin, diharapkan penelitian ini
bisa dijadikan acuan dalam meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam
merefleksikan setiap pelajaran.
4. Bagi peneliti, memperoleh pengalaman baru dalam menerapkan strategi
catatan jendela sebagai penunjang pembelajaran. Selain itu, peneliti juga
memperoleh wawasan baru tentang situasi didalam kelas.
E. Ruang Lingkup
Peneliti membatasi istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini
untuk memperjelas dan menghindari perbedaan pengertian. Berikut ini adalah
pembahasan tentang ruang lingkup penelitian, yaitu sebagai berikut.
• Penerapan merupakan suatu perbuatan mempraktekkan gagasan, prosedur,
metode, rumus, teori, dsb. di dalam kondisi kerja.
• Strategi merupakan suatu rancangan atau upaya yang dilakukan oleh seseorang
atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam penelitian ini strategi yang
dimaksud adalah strategi empat gaya.
6
• Catatan jendela adalah sebuah strategi yang menggunakan teknik-teknik dalam
mencatat ke dalam empat kuadran. Empat kuadran tersebut meliputi fakta,
pertanyaan, kegiatan, dan gambar.
• Cerita Rakyat Tiongkok adalah salah satu matakuliah yang membahas tentang
adat istiadat dan budaya kehidupan di Tiongkok. Dalam penelitian ini budaya
yang dimaksud adalah pakaian adat istiadat Tiongok.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab kajian pustaka ini disajikan beberapa aspek yang dijadikan
pijakan dalam penelitian, meliputi: (a) strategi pembelajaran, (b) strategi catatan
jendela, (c) penerapan strategi catatan jendela, (d) cerita rakyat Tiongkok, dan (e)
penelitian yang relevan.
A. Strategi Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar-mengajar, seorang dosen harus memiliki strategi.
Hal tersebut bertujuan agar mahasiswa dapat belajar secara efektif dan efisien.
Strategi merupakan suatu upaya atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
organisasi untuk mencapai yang diinginkan. Joni (dalam Hamdani 2011:18)
menjelaskan bahwa strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
memberikan suasana yang konduktif dalam rangka mencapai tujuan. Sejalan
dengan pendapat tersebut strategi merupakan suatu tindakan yang diarahkan untuk
mencapai tujuan (Shirley dalam Sumar dan Razak, 2016:13). Dengan demikian,
strategi merupakan suatu prosedur atau tindakan yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
Suatu proses interaksi antara dosen dan mahasiswa yang sengaja dilakukan
untuk mencapai tujuan pembelajaran disebut dengan pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hamiyah dan Jauhar (2016:5-6) bahwa pembelajaran merupakan
suatu proses kegiatan yang sengaja dilakukan oleh dosen dan direncanakan untuk
membimbing mahasiswa dan mengawasi mereka dalam aktivitas belajar. Majid
(2013:5) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan terencana yang
mengkondisikan atau merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Hamdani (2011:23) mengemukakan bahwa
pembelajaran adalah usaha dosen dalam membentuk tingkah laku yang diinginkan
dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Dari uraian tersebut,
pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yang direncanakan oleh
8
dosen untuk membimbing, menyediakan lingkungan, dan merangsang mahasiswa
dalam aktivitas belajar.
Strategi pembelajaran merupakan suatu rancangan yang berisi tentang
serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan (David
dalam Sumar dan razak, 2016:15). Menurut Saifuddin (2015:108), strategi
pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, menyampaikan
pelajaran dan mengelola kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber
belajar yang dilakukan peneliti untuk mendukung terciptanya efektivitas dan
efisiensi proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
merupakan suatu rancangan yang dilakukan oleh dosen dalam melaksanakan suatu
proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.
Berdasarkan penjelasan di atas, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
strategi pembelajaran, yaitu rancangan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
Hamiyah dan Jauhar (2014:8-9) menjelaskan bahwa perancangan pembelajaran,
meliputi (1) mengidentifikasi kondisi, tingkah laku, dan kepribadian siswa, (2)
memilih sistem pendekatan pembelajaran, dan (3) memilih strategi yang tepat
untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah deskripsi dari penampilan perilaku mahasiswa
yang diharapkan setelah mereka mempelajari suatu bahan ajar (Roestyah dalam
Hamiyah dan Jauhar 2014:15). Lebih lanjut Gagne (dalam Hamiyah dan Jauhar
2014:18) mengungkapkan bahwa tujuan dari strategi pembelajaran adalah agar
kemampuan intelektual dan kognitif mahasiswa berkembang, kemampuan
informasi verbal bertambah, keterampilan motorik mahasiswa bertambah, dan
tercipta suatu sikap serta nilai yang mengarah ke hal lebih baik.
Dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran memiliki banyak variasi
yang beredar dalam bentuk buku. Strategi pembelajaran memiliki peran penting
bagi peneliti karena melibatkan kondisi, kemampuan, pencapaian, kecenderungan,
serta minat yang berbeda dari mahasiswa. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan
Hamdani (2011:19), bahwa peneliti harus memikirkan strategi pembelajaran yang
mampu memenuhi kebutuhan mahasiswa yang berbeda di dalam kelas. Kebutuhan
tersebut merupakan kebutuhan dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan,
9
serta minat. Salah satu dari strategi yang dapat memenuhi hal tersebut yaitu
strategi pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif menekankan pada keaktifan mahasiswa dalam
belajar (Haidir dan Salim 2014:125). Menurut Hamdani (2011:30), pembelajaran
kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar mahasiswa dalam kelompok kecil
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan sebelumnya. Dari
uraian-uraian yang telah dipaparkan tersebut, strategi kooperatif yang digunakan
dalam penelitian ini adalah salah satu strategi empat gaya, yaitu strategi catatan
jendela.
B. STRATEGI CATATAN JENDELA
1. Pengertian Strategi Catatan Jendela
D Shawn (dalam Silver, Strong, & Perini 2012:216) menjelaskan bahwa
strategi yang menggunakan teknik dan alat bantu pencatatan dalam
mengembangkan keterampilan merefleksikan disebut strategi catatan jendela.
Strategi tersebut menyediakan sebuah rangka pembuatan catatan yang efektif yang
membantu memperdalam pemahaman mahasiswa dan merefleksikannya secara
terbimbing. Menurut Uno dan mohammad (2011:173), pembelajaran yang efektif
adalah pembelajaran yang memiliki manfaat dan terfokus kepada mahasiswa
(student Contered). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa catatan jendela
merupakan catatan yang efektif dalam membantu mahasiswa aktif di dalam kelas.
Efektivitas catatan merupakan sebuah fakta yang telah diketahui secara
umum, meskipun demikian tidak semua dosen menjadikan mahasiswa tertarik ke
dalam proses pembuatannya. Amani (2013:89-90) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa catatan memiliki efektivitas yang signifikan dalam
meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Selain efektif, catatan juga membawa
manfaat bagi mahasiswa, yaitu untuk memperdalam pemahaman ketika membaca
dan belajar, mengembangkan kapasitas merefleksikan hasil belajar, merefleksikan
secara akurat dengan menggunakan empat kuadran (Silver, Strong, & Perini
2012:217).
Silver, Kackson, dan Moraio (dalam Ariesca dan Marzulina 2016:27)
menyatakan bahwa strategi catatan jendela berasal dari rotasi tugas yang
10
melibatkan empat gaya majemuk yang simultan. Ariesca dan Marzulina juga
menyimpulkan bahwa strategi catatan jendela digunakan oleh dosen untuk
mengajarkan pemahaman bacaan agar mahasiswa lebih aktif bertindak di dalam
kelas.
Strong, Silver, & Perini (2012:221) mengembangkan catatan jendela
dengan mengaplikasikan hasil penelitian tentang kebosanan mahasiswa pada
tindakan pembuatan catatan. Upaya yang dilakukan Strong dkk adalah
menghindari penulisan catatan secara repititif dan rutin. Mencatat bukan hanya
menyalin yang ada di papan tulis atau merangkum sebuah buku, melainkan
mencatat juga memiliki keragaman dalam penulisannya. Jika dosen tidak menarik
minat mahasiswa dalam pembuatan catatan, maka akan terjadi kebosananan dalam
menulis ataupun membuat catatan dari hasil belajar yang telah mereka peroleh.
Hardani (2016:23) menjelaskan bahwa minat belajar adalah kecenderungan hati
yang tinggi untuk belajar, baik berupa informasi, pengetahuan, pengajaran,
pengalaman, dan membangkitkan rasa ingin tahu melalui usaha. Strong dkk
(2012:221) berharap mahasiswa dapat aktif untuk melibatkan diri dalam
pengumpulan ide dan informasi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Strong
adalah dengan cara membuat catatan yang disebut strategi catatan jendela. Hal
serupa dijelaskan oleh Hakiky (2018:37-38) bahwa dosen memiliki peran dalam
menarik minat mahasiswa untuk membuat catatan hasil belajar mereka, antara lain
agar peneliti mengetahui kesan, hasil belajar, serta minat mahasiswa dalam
belajar.
Diungkapkan oleh Strong, Silver, & Perini (2012:228), strategi catatan
jendela memiliki dua keterampilan tersembunyi, yaitu keterampilan membaca dan
keterampilan menulis. Keterampilan membaca yang dimaksud meliputi proses
membaca, mempelajari, menalar, dan menganalisis materi pembelajaran.
Sementara itu, keterampilan menulis merupakan bentuk refleksi dan komunikasi
dari pembelajaran yang telah berlangsung.
Sesuai paparan di atas, inti dari strategi catatan jendela adalah strategi
yang digunakan dalam merefleksikan hasil belajar mahasiswa secara terbimbing.
Pada penelitian ini strategi tersebut digunakan dalam pembelajaran Cerita Rakyat
Tiongkok.
11
2. Konsep Strategi Catatan Jendela
Desain pembelajaran strategi catatan jendela berupa praktik atau aplikasi,
pengantar, wawasan baru, pemeriksaan, dan refleksi. Desain tersebut digunakan
untuk mengukur kecocokan strategi terhadap pembelajaran di kelas. Ada empat
tolak ukur kecocokan strategi tersebut, yaitu kecocokan yang buruk, cocok
disertai usaha tertentu, cocok disertai usaha minimal, dan cocok secara natural
(Strong, Silver, & Perini 2012:218).
Strategi catatan jendela merupakan strategi empat gaya yang melibatkan
gaya belajar secara simultan sehingga mendorong mahasiswa untuk
mengembangkan suatu pendekatan belajar (Strong, Silver, & Perini, 2012:216).
Dengan demikian, strategi tersebut membantu dan melatih perkembangan belajar
mahasiswa secara mandiri. Johnson (2014:153-163) menjelaskan bahwa
pembelajaran secara mandiri meliputi dua komponen, yaitu mahasiswa memiliki
pengetahuan tentang materi yang disajikan dan mahasiswa secara kronologis
mengikuti langkah-langkah yang telah ada. Langkah-langkah tersebut meliputi
mengambil tindakan, mengajukan pertanyaan, membuat pilihan, membangun
kesadaran diri, dan kerjasama.
Berdasarkan gambar 1.1 tentang peta konsep strategi catatan jendela,
Strong, Silver, & Perini (2012:4-5) menjelaskan fokus dan motivasi dari setiap
strategi gaya yang terbagi dalam empat kuadran, yaitu sebagai berikut.
a. Strategi penguasaan pada kuadran pertama. Strategi penguasaan berfokus
terhadap peningkatan kemampuan untuk merangkum materi yang dipelajari.
Kuadran tersebut memotivasi mahasiswa dalam umpan balik dengan
menyediakan catatan terbimbing. Dalam kuadran ini, mahasiswa mempelajari
informasi dan prosedur praktis untuk menguasai setiap materi yang dipelajari.
b. Strategi pemahaman pada kuadran kedua. Strategi ini berfokus terhadap
pengembangan penalaran mahasiswa untuk membangkitkan motivasi melalui
misteri, masalah, dan petunjuk. Di sini, mahasiswa menggunakan logika,
debat, dan penggalian informasi dalam menyelidiki setiap kasus untuk
menambah pemahaman terhadap materi.
c. Strategi antarpribadi pada kuadran ketiga. Strategi ini menunjukkan hubungan
personal dengan materi melalui pembentukan tim, kemitraan, dan kelompok.
12
Kuadran ini berusaha memotivasi mahasiswa untuk mendiskusikan suatu
masalah, materi, dll dan memiliki suatu hubungan atau keanggotaan. Kuadran
ini menunjukkan kaitan tentang mahasiswa dalam mempelajari hal-hal yang
mempengaruhi hubungan antarpribadi dengan pengalaman setiap orang.
d. Strategi ekspresi diri pada kuadran keempat. Strategi yang terakhir ini
berfokus terhadap kemampuan mahasiswa untuk berimajinasi dan
menghasilkan. Kuadran ini bisa berupa perumpamaan, andaian, metafora, dan
pola. Yang dimaksud dalam kuadran ini yaitu penggunaan imanjinasi
mahasiswa dalam mengeksplorasi setiap materi yang dipelajari untuk
mengekspresikan diri mereka.
Penerapan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat
Tiongkok mengambil tema tentang pakaian adat Tiongkok. Berdasarkan tema dan
penjelasan di atas, gambaran strategi catatan jendela yang melibatkan empat gaya
belajar terdiri dari empat kuadran yaitu 事实 [shìshí] ‘fakta’, 问题 [wèntí]
‘pertanyaan’, 结论 [jiélùn] ‘notula’, dan 说明 [shuōmíng] ‘penggambaran’. Setiap
kuadran memiliki fokus masing-masing.
Kuadran pertama adalah kuadran fakta. Kuadran tersebut berhubungan
dengan penguasaan mahasiswa terhadap materi yang dipelajari. Seluruh informasi
yang diketahui oleh mahasiswa terdapat dalam kuadran tersebut. Sehubungan
dengan tema pakaian adat, kuadran ini memuat informasi tahun pembuatan, bahan
pakaian, bentuk pakaian, jenis pakaian, dll. Daerah asal pakaian juga termasuk ke
dalam kuadran ini. Mahasiswa menuliskan semua fakta yang ditemukan dalam
kuadran tersebut.
Kuadran kedua adalah kuadran pertanyaan. Kuadran tersebut berhubungan
dengan keingintahuan mahasiswa terhadap materi yang dipelajari, misalnya
pertanyaan tentang kejanggalan dalam materi tersebut dan membuat mahasiswa
ingin lebih tahu secara detail. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dihubungkan
dengan logika dan bukti yang ditemukan dalam materi. Contoh dari pertanyaan
tersebut adalah mengapa suku Elunchun menggunakan pakaian dari kulit binatang
bukan dari kain sutra?
Kuadran selanjutnya adalah kuadran notula. Kuadran ini merupakan
jawaban dari kuadran pertanyaan. Dalam kuadran ini, mahasiswa menuliskan
13
temuan dari pencarian jawaban melalui pembentukan tim atau bertanya kepada
temannya. Contoh temuan dari pertanyaan pada kuadran kedua adalah suku
Elunchun bertempat tinggal di lembah dan kegiatan sehari-hari suku tersebut
adalah berburu. Temuan ini menunjang untuk menemukan fakta baru dari materi
yang dipelajari.
Kuadran terakhir adalah kuadran gambaran. Kuadran tersebut
berhubungan dengan kreativitas, imajinasi, dan cara mahasiswa mengekspresikan
diri. Kuadran ini bisa berupa gambar pakaian atau perumpamaan yang digunakan
oleh mahasiswa. Kuadran ini membantu mahasiswa untuk menyimpulkan dari
ketiga kuadran di atas. Menuliskan tentang gambaran umum dari suku Elunchun.
3. Kelebihan dan Kelemahan
Strong (dalam Silver, Strong, dan Perini 2012:221) mengemukakan bahwa
strategi catatan jendela memiliki dua kelebihan. Pertama, catatan jendela telah
terbukti efektif kepada mahasiswa yang enggan mencatat. Hal tersebut
ditunjukkan dengan pembuktian bahwa catatan tersebut menyediakan pemikiran
masing-masing mahasiswa dan memungkinkan mereka memiliki pendapat sendiri.
Kedua, strategi tersebut menyediakan wawasan bagi dosen tentang pemikiran
mahasiswa dan mendiskusikannya. Hakiky (2018:43) juga menjelaskan kelebihan
dan kekurangan dari strategi tersebut. Kelebihannya adalah sebagai berikut.
• Menyediakan asosiasi tentang pemikiran mahasiswa.
• Membantu untuk mendeskripsikan dan menganalisis materi
• Mengembangkan kemampuan menalar mahasiswa.
• Membantu mengekspresikan secara akurat.
• Mengungguli catatan pada umumnya.
• Pembuatan catatan jendela memerlukan kerjasama tim.
• Mengurangi tingkat kebosanan dalam menulis.
Selain kelebihan yang telah dipaparkan di atas, penelitian yang dilakukan
oleh Hakiky (2018:44) menjelaskan juga tentang kekurangan dan kesulitan yang
dialami oleh mahasiswa setelah menerapkan strategi catatan jendela. Kekurangan-
kekurangan tersebut diuraikan sebagai berikut.
14
• Strategi ini tidak dapat diterapkan kepada mahasiswa yang belum lancar
membaca.
• Mahasiswa diharuskan dalam keadaan fokus.
• Mahasiswa memerlukan bimbingan dosen selama proses pembelajaran.
• Mahasiswa memiliki ketergantungan dalam pembuatan catatan.
C. Penerapan Strategi Catatan Jendela
Materi pembelajaran yang akan dipelajari mahasiswa angkatan 2017
adalah pakaian adat Tiongkok. Diawal pembelajaran, dosen merangsang respons
mahasiswa terkait materi yang dipelajari. dosen menginstruksikan kepada
mahasiswa untuk melipat kertas yang telah dibagikan sebelumnya menjadi empat
bagian. Hal yang dillakukan oleh dosen selanjutnya adalah perkenalan tentang
strategi catatan jendela kepada mahasiswa. Sebelum meminta mahasiswa
membuat catatan jendela tentang pakaian adat, dosen menjelaskan strategi catatan
jendela secara ringkas dan jelas untuk membantu mahasiswa dalam memahami
penggunaan strategi tersebut.
Dosen menggunakan proyektor untuk menjelaskan masing-masing
kuadran dari strategi catatan jendela. Dosen memberikan contoh untuk
membimbing mahasiswa membuat catatan jendela. Contoh yang dosen gunakan
adalah pakaian adat suku Elunchun. Selanjutnya, dosen membahas keseluruhan
informasi yang telah dicari sebelumnya dan membimbing mahasiswa untuk
memilah informasi yang telah diperoleh ke dalam empat kuadran strategi catatan
jendela. Dengan demikian, mahasiswa dapat terbantu dan memahami pembuatan
catatannya nanti.
Mahaiswa diminta untuk membaca empat halaman tentang pakaian suku
adat rakyat Tiongkok. Ketika mereka sedang membaca, mahasiswa diminta untuk
menuliskan hasil eksplorasi mereka. Dalam tema pembelajaran, terdapat sepuluh
suku yang akan dipelajari oleh mahasiswa. Darisepuluh suku tersebut, mahasiswa
diminta untuk membuat dua buah catatan jendela dari dua suku yang mereka
minati. Mahasiswa diberikan waktu empat puluh menit untuk menuliskan seluruh
gagasan mereka ke dalam catatannya. Ketika mahasiswa sedang membaca dan
menuliskan catatan mereka, dosen berkeliling untuk mengetahui hasil pemikiran
mereka. Secara sepintas dosen mengetahui pikiran aktif mahasiswa saat
15
memproses, mengeksplorasi, dan bereaksi terhadap materi. Peneliti juga
menuntun mahasiswa yang masih kesulitan dalam pengerjaan catatan jendela.
Mahasiswa diizinkan untuk bertanya kepada peneliti, dosen matakuliah Cerita
Rakyat Tiongkok dan teman sekelasnya. Hal ini dilakukan agar konsep-konsep
dari empat kuadran strategi tersebut berjalan dan sesuai ketika pembelajaran
berlangsung. Gambar di berikut ini digunakan untuk memberikan contoh
penggunaan strategi tersebut kepada mahasiswa.
Gambar 2.1 Sampel Catatan Jendela dosen
Setelah pembuatan catatan selesai, dosen meminta mahasiswa untuk
mendiskusikan tentang materi yang dipelajari. Diskusi berfungsi untuk
mengeksplorasi materi yang dipelajari. Mahasiswa berdiskusi dan menuliskan
hasil diskusi dengan menggunakan catatan jendela. Catatan tersebut digunakan
sebagai teknik baru dalam mengkoordinasikan pemikiran mereka.
Berdasarkan strategi pembelajaran kooperatif, Hamdani (2011:34)
menjelaskan enam tahap pembelajaran di dalam kelas. tahap-tahap tersebut terdiri
dari menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi mahasiswa, menyajikan
materi, mengorganisasikan atau mengelompokkan mahasiswa ke dalam kelompok
F a k t a
Pertanyaan
Notula
Penggambaran
Suku Elunchun
Fakta
16
belajar, membimbing kelompok untuk belajar, evaluasi, dan memberikan
penghargaan terhadap mahasiswa. Dari uraian tersebut, Hakiky (2018:42)
menjabarkan proses penerapan strategi catatan jendela yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut.
1. Memperkenalkan tema atau topik yang akan dipelajari.
2. Memberikan contoh strategi catatan jendela.
3. Meminta mahasiswa membuat pengorganisasian berbentuk jendela dengan
empat kuadran. Masing-masing kuadran dituliskan kata-kata 事实 [Shìshí]
ˈfaktaˈ, 问题 [wèntí] ˈpertanyaanˈ, 结论 [jiélùn] ˈnotulaˈ, dan 说明
[shuōmíng] ˈpenggambaranˈ.
4. Meminta mahasiswa mengumpulkan semua informasi terkait materi serta
respons mereka saat membaca teks atau mempelajari materi dan
mengkategorikannya ke dalam empat kuadran. Informasi diperoleh dari
internet atau teman sekelas.
5. Meminta mahasiswa berbagi hasil catatan mereka kepada teman sekelas dan
mengadakan diskusi tentang apa yang telah mereka pelajari dari topik
tersebut. Diskusi dilakukan antara mahasiswa pembuat catatan, peneliti, dan
teman sekelas.
6. Mengajarkan mahasiswa menggunakan strategi tersebut secara mandiri untuk
membantumereka dalam pelajaran lain atau materi baru menjadi kumpulan-
kumpulan informasi yang bermakna bagi mereka.
D. Cerita Rakyat Tiongkok
Cerita rakyat Tiongkok merupakan salah satu matakuliah yang disajikan
oleh PSBM pada semester tiga. Yan (2005:1) menjelaskan bahwa Cerita rakyat
Tiongkok adalah budaya kehidupan yang diwariskan oleh suatu negara atau suatu
sejarah dan sosial. Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok membahas tentang adat
istiadat, budaya, dan kehidupan di Tiongkok seperti pakaian, makanan, tempat
tinggal, kendaraan, perdagangan, kepercayaan, kalender, dialek, etika, dan hari
raya. Berdasarkan katalog Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang
(2017:112) matakuliah tersebut membahas tentang pertanian, makanan, tempat
17
tinggal, pekerjaan, perdagangan, hari raya, agama, dan kepercayaan. Dijelaskan
juga bahwa mahasiswa mampu memahami adat istiadat orang Tiongkok.
Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok membahas tentang perubahan dan
perkembangan adat orang Tiongkok. Pembelajaran matakuliah tersebut memiliki
dua pokok bahasan, yaitu karakteristik dasar dan klasifikasi. Dalam tema
karakteristik dibahas tentang kelompok, kelas, status, dan warisan. Tema
selanjutnya adalah tema klasifikasi yang terdiri dari sumber daya, sosial,
kepercayaan, dan bahasa dialek (Yan, 2005:1-5).
Dari uraian materi tersebut, materi yang dijadikan topik dalam penelitian
ini adalah tentang pakaian adat yang ada di Tiongkok. Topik ini membahas
tentang perkembangan pakaian adat yang ada di Tiongkok, pakaian adat tiap suku,
pakaian adat berdasarkan jenis kelamin, usia, profesi, dan status. Selain itu,
dijelaskan pula tentang arti dari simbol dan warna yang digunakan dalam pakaian
adat di Tiongkok.
E. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang strategi catatan jendela sebelumnya telah dilakukan oleh
Dani (2018) yang berjudul Penerapan Strategi Catatan Jendela untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
IV SDN 019 Muara Uwai Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. Hasil
penelitian tersebut menjelaskan bahwa penerapan strategi catatan jendela dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai 76% pada siklus pertama.
Di siklus kedua, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 81,73%.
Sebelum diterapkan strategi tersebut, nilai rata-rata siswa adalah 53,91%.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Hakiky (2018) dengan judul
Peningkatan Keterampilan Menulis Ringkasan Teks Cerita Anak Melalui Strategi
Catatan Jendela pada Siswa di Kelas IV A SDN Banjarbendo Sidoarjo. Penelitian
tersebut menjelaskan bahwa penerapan strategi catatan jendela dalam
meningkatkan keterampilan menulis teks cerita pada anak mengalami
keberhasilan yang signifikan. Presentase peningkatan siswa mencapai 43,33%
pada siklus pertama. Di siklus kedua keterampilan menulis siswa mengalami
kenaikan presentase menjadi 63,33%, dan mengalami kenaikan yang signifikan
setelah siklus ketiga, yaitu mencapai 93,33%.
18
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ariesca (2016) yang berjudul
Teaching Reading Narrative Text by Using Window Notes Strategy to Eight
Grade Students of SMP Muhammadiyah 4 Palembang. Penelitian tersebut
menunjukkan hasil bahwa membaca teks naratif menggunakan strategi catatan
jendela mampu meningkatkan keterampilan membaca siswa. Siswa juga mampu
menemukan gagasan utama dalam teks tersebut. Selain itu, mereka dapat
memahami teks naratif dengan mudah. Peningkatan lain yang dialami oleh siswa
adalah mereka menjadi pembaca aktif dibandingkan kelas lainnya.
Dari uraian di atas, diketahui bahwa persamaan penelitian ini dengan
ketiga penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas tentang penerapan
strategi catatan jendela. Perbedaan dari penelitian-penelitian tersebut terletak
pada subyek penelitian. Penelitian pertama dan kedua meneliti siswa di tingkat
SD dan penelitian yang terakhir meneliti siswa tingkat SMP. Dari ketiga
penelitian tersebut, terbukti bahwa strategi itu dapat meningkatkan keterampilan
berbahasa pembelajar. Penelitian pertama diterapkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, penelitian kedua diterapkan untuk meningkatkan keterampilan
membaca, dan penelitian terakhir dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
menulis. Ketiga penelitian tersebut diterapkan dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia. Sampai saat ini peneliti belum menemukan adanya penelitian tentang
penerapan strategi catatan jendela bagi mahasiswa di tingkat perguruan tinggi
khususnya pembelajaran bahasa asing. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ini dengan judul Penerapan Strategi Catatan Jendela pada
Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin
Universitas Negeri Malang.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab metode penelitian ini disajikan tiga aspek yang dijadikan
pijakan dalam penelitian, meliputi: (a) rancangan penelitian, (b) data penelitian,
dan (c) analisis data penelitian.
A. RANCANGAN PENELITIAN
1. Metode dan Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis data, penelitan ini tergolong ke dalam penelitian
kualitatif. Sugiarto (2015:8) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau hitungan
lainnya dan memiliki tujuan mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual
melalui pengumpulan data dengan memanfaatkan peneliti sebagai instrumen
penelitian. Berdasarkan kedalaman analisis data, penelitian ini merupakan jenis
penelitian deskriptif. Sugiarto (2015:8) menambahkan bahwa penelitian deskriptif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan segala fenomena
yang ada dan berlangsung saat ini atau saat yang lampau.
Sesuai paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif
kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang menggambarkan fenomena yang ada
dan temuannya diuraikan dalam bentuk kata-kata. Penggambaran fenomena
tersebut berupa perilaku, persepsi, tindakan, dan kejadian yang dialami oleh
subjek penelitian. Penelitian ini mendeskripsikan proses penerapan strategi catatan
jendela dalam mata kuliah Cerita Rakyat Tiongkok di Program Studi Pendidikan
Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang. Sesuai penjelasan tersebut,
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memerlukan penjabaran atau
pemaparan menggunakan kata-kata deskripsi dalam penulisannya.
20
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sangat penting sebagai pengumpul
data dan instrumen utama. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyono (2014:
14) yang menjelaskan bahwa peneliti ikut berpartisipasi selama di lapangan,
mencatat secara hati-hati yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap
berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian
secara mendetail. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perencana,
pelaksana pengumpulan data, penganalisis data, dan pelapor hasil data penelitian.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian tentang penerapan strategi catatan jendela dalam matakuliah
Cerita Rakyat Tiongkok dilaksanakan di Universitas Negeri Malang yang terletak
di jalan Semarang No. 5, Malang. Pada tanggal 12 September 2018 telah
dilakukan penelitian pertama di gedung Q3 210. Penelitian selanjutnya
dilaksanakan pada tanggal 19 September 2018 di gedung Q3 211.
B. DATA PENELITIAN
1. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tiga orang
observer. Sumber data selanjutnya diperoleh dari 19 orang mahasiswa angkatan
2017 offering B PSBM Universitas Negeri Malang. Sumber data pendukung
ditulis oleh peneliti.
2. Data
Data merupakan seluruh informasi yang bersifat empiris dan dokumentatif
yang diperoleh melalui observasi pelaksanaan penelitian, catatan lapangan peneliti
dan penyebaran angket kepada mahasiswa. Data dalam penelitian ini adalah hasil
observasi yang berisi seluruh informasi terkait poses penerapan strategi catatan
jendela. Data selanjutnya diperoleh dari peneliti dalam bentuk catatan lapangan
Selanjutnya data diperoleh dari angket yang diisi oleh mahasiswa berkaitan
dengan respons mereka terhadap strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita
Rakyat Tiongkok yang diperoleh dari instrumen penelitian dan diambil selama
proses pembelajaran berlangsung.
21
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan data merupakan prosedur yang
sistematis dalam memperoleh suatu data. Peneliti dalam penelitian ini adalah
instrumen utama. Dalam penelitian ini, terdapat tiga instrumen yang digunakan
oleh peneliti yaitu lembar lembar observasi, catatan lapangan, dan angket.
a. Lembar Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti dan terjun langsung ke lapangan untuk mengamati semua yang berkaitan
dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan,
dan perasaan. Peneliti meminta bantuan dosen dan dua orang teman sejawat untuk
bertindak sebagai observer.
Pengamatan yang dilakukan oleh dosen mencakup informasi terkait proses
penerapan, kelemahan dan kelebihan, serta perkembangan mahasiswa setelah
menerapkan strategi tersebut. Pedoman pengamatan tersebut dapat dilihat pada
lampiran satu. Pengamatan selajutnya dilakukan oleh dua observer dan terbagi
menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Di bawah ini
merupakan pedoman lembar observasi yang mencakup semua tahap. Selain itu,
dapat dilihat pada lampiran tiga.
1) Situasi kelas saat pembelajaran berlangsung.
2) Keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran.
3) Pencatatan materi yang diberikan oleh dosen.
4) Diskusi masalah dalam pembelajaran.
5) Kerjasama dengan teman sekelas.
6) Tukar pendapat antara teman sekelas.
7) Respons terhadap jawaban teman.
b. Lembar Catatan lapangan
Catatan lapangan pada penelitian ini bersifat deskriptif yang berisi tentang
gambaran latar pengamatan, fenomena, orang, tindakan, dan pembicaraan yang
berhubungan dengan fokus penelitian. Fungsi dari catatan ini adalah sebagai data
pendukung dari data yang diperoleh saat observasi. Pembuatan catatan tersebut
22
dilakukan ketika peneliti mengajar di dalam kelas. Dalam hal ini peneliti membuat
catatan lapangan terkait dengan kegiatan belajar mahasiswa PSBM saat penerapan
strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok berlangsung.
c. Lembar Angket
Waluya (2007:95) menjelaskan bahwa angket adalah alat yang digunakan
dalam mengumpulkan data penelitian. Angket memberikan gambaran umum dari
jawaban responden. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket
isian dan angket model likert. Kedua angket tersebut digunakan untuk mengetahui
respons mahasiswa PSBM terhadap penerapan strategi catatan jendela.
Contoh angket isian terdapat pada lampiran sebelas. Pedoman angket isian
yang dijadikan pijakan dalam penelitian ini, antara lain:
1) Pendapat mahasiswa terhadap strategi catatan jendela.
2) Pengaruh penggunaan strategi catatan jendela.
3) Kendala yang dihadapi oleh mahasiswa.
4) Kecocokan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat
Tiongkok.
5) Kelebihan strategi catatan jendela.
6) Pendapat mahasiswa tentang penerapan stategi catatan jendela dalam
merefleksikan pembelajaran.
Angket model likert diisi oleh mahasiswa dengan cara memberikan
persetujuan atau ketidaksetujuan mereka, seperti setuju, sangat setuju, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju. Pedoman angket tersebut, mencakup kepuasan,
keefektifan, memotivasi dan perasaan mahasiswa dalam pembelajaran. Selain itu,
angket tersebut juga mencakup pemahaman mahasiswa terhadap materi
pembelajaran dan keefektifan strategi catatan jendela dalam pembelajaran Cerita
Rakyat Tiongkok.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
angket. Di bawah ini merupakan penjelasan posedur dalam pengumpulan data
penelitian, yaitu sebagai berikut.
23
a. Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilakukan oleh observer terhadap mahasiswa PSBM angkatan 2017.
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui proses penerapan strategi catatan
jendela. Langkah-langkah observasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Membuat lembar observasi.
2) Meminta bantuan dosen pembibing untuk mengecek lembar observasi
tersebut.
3) Merevisi lembar observasi apabila ada kesalahan yang tidak sesuai.
4) Membagikan lembar observasi kepada teman sejawat dan dosen, lalu mereka
mulai mengamati dari awal hingga akhir pembelajaran.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan ditulis oleh peneliti selama proses pembelajaran
berlangsung. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah mencari contoh
pembuatan catatan lapangan, membuat lembar catatan lapangan, mencetak lembar
catatan lapangan. Setelah itu, peneliti mengecek kelengkapan informasi yang
termuat dalam catatan lapangan setelah proses pembelajaran berakhir.
c. Angket
Angket digunakan untuk mengumpulkan data berupa respons mahasiswa
terhadap pembelajaran Cerita Rakyat Tiongkok dengan menggunakan strategi
catatan jendela. Angket tersebut diberikan kepada mahasiswa dan diisi setelah
penerapan strategi catatan jendela selesai. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data angket adalah sebagai berikut.
1) Membuat lembar angket.
2) Meminta bantuan dosen pembibing untuk mengecek lembar angket tersebut.
3) Merevisi lembar angket apabila ada kesalahan yang tidak sesuai.
4) Membagikan angket kepada mahasiswa
5) Menjelaskan cara pengisian angket.
6) Mengumpulkan angket yang dibagikan dan sudah diisi oleh mahasiswa.
24
5. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi. Endraswara (2006:110) menyebutkan bahwa triangulasi dibagi
menjadi empat, yaitu triangulasi sumber data, triangulasi pengumpul data,
triangulasi metode, dan triangulasi teori. Dalam penelitian ini, untuk mencari
kredibilitas data digunakan triangulasi data. Endraswara (2006:110)
menambahkan bahwa triangulasi data merupakan teknik yang digunakan dengan
cara mencari data dari berbagai sumber informan yang berhubungan dengan objek
penelitian. Untuk mengetahui kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber data dengan cara yang berbeda. Cara yang dilakukan peneliti
adalah wawancara secara singkat kepada narasumber. Jika ada data yang berbeda,
peneliti melaksanakan diskusi lebih mendalam kepada sumber data untuk
mengetahui data yang benar.
Berikut ini merupakan tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam
mencari kredibilitas data.
• Membandingkan data hasil observasi dosen dengan data observasi teman
sejawat.
• Membandingkan pendapat observer dengan pendapat pribadi mahasiswa.
• Membandingkan catatan lapangan dengan data hasil observasi
Dari seluruh data perbandingan tersebut, peneliti mengecek data mana saja
yang berbeda. Setelah ditemukan perbedaan data, peneliti melaksanakan
wawancara secara pribadi kepada para sumber untuk mengetahui keenarannya.
Selanjutnya, peneliti menyimpulkan seluruh data tersebut.
C. Analisis Data Penelitian
Analisis data penelitian merupakan suatu proses yang dilakukan untuk
menyusun data yang diperolah dari observasi, penyebaran angket, serta catatan
lapangan dengan cara mengkategorikan dan menjabarkan ke dalam unit-unit. Hal
ini dilakukan agar data lebih mudah untuk dianalisis. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah lembar angket dan lembar observasi. Analisis data dilakukan
setelah semua data terkumpul.
Miles dan Huberman (dalam Pawito, 2008:104) mengungkapkan tiga
komponen dalam menganalisis suatu data, adalah sebagai berikut.
25
• Reduksi data (meringkas). Merupakan proses menyeleksi data, menentukan
fokus, meringkas, dan menyederhanakan data mentah. Pada proses ini,
peneliti mengecek kelengkapan data. Seluruh data yang diperoleh dari
lapangan diseleksi dan diringkas.
• Penyajian data (pengorganisasian). Mengkategorikan data yang telah
diseleksi agar lebih mudah untuk diteliti. Data berupa angket dikategorikan
berdasarkan jawaban mahasiswa. Data observasi dikategorikan ke dalam
bentuk kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiataan penutup.
Data terakhir, yaitu data catatan lapangan dibandingkan dengan data
observasi. Hasil perbandingan data tersebut ditambahkan ke dalam kategori
data observasi sebagai data tambahan.
• Penarikan kesimpulan. Proses akhir dari analisis data yaitu menarik suatu
kesimpulan. Kesimpulan mencakup seluruh informasi data yang diperoleh di
lapangan dan dipaparkan secara deskriptif.
26
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Dalam bab ini dipaparkan mengenai dua aspek meliputi paparan data dan
temuan penelitian.
A. PAPARAN DATA
1. Proses Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita
Rakyat Tiongkok
Pembelajaran bahasa Mandarin dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
berlangsung dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Senin, 12 November 2018 dengan mahasiswa yang hadir berjumlah tujuh belas
orang. Pembelajaran dimulai pukul 10.20 sampai pukul 12.10 WIB. Pertemuan
kedua dilakukan pada hari Senin, 19 November 2018 dan dihadiri oleh mahasiswa
sejumlah smbilan belas orang. Pembelajaran selanjutnya dimulai pukul 12.15
sampai pukul 14.00. Dalam penelitian ini, tema yang disampaikan oleh peneliti
adalah tentang 服饰民书 [fúshì mínsú] ˈpakaian adatˈ. Peneliti melaksanakan
penelitian lanjutan karena data pada penelitian pertama mengalami kekurangan
dan dibutuhkan perbaikan. Berikut ini penjelasan tentang tahapan kegiatan-
kegiatan yang terjadi dalam dua kali pembelajaran. Data hasil observasi selama
proses penerapan strategi catatan jendela adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan Awal
Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti sebagai pengajar
memberikan salam serta memperkenalkan diri secara singkat. Setelah itu, peneliti
melakukan presensi terhadap mahasiswa yang hadir di dalam kelas. Situasi kelas
di awal pembelajaran cukup kondusif, tetapi masih ada beberapa mahasiswa yang
melanjutkan pembicaraan dengan teman sebelahnya. Peneliti merangsang
mahasiswa dengan mengajukan pertanyaan tentang pakaian khas Tiongkok.
seluruh mahasiswa serentak menjawab 旗袍 [qípáo] ˈcheongsamˈ. Peneliti
27
memberikan penjelasan tentang tema pembelajaran yang berkaitan dengan
pakaian adat Tiongkok dengan menampilkan sebuah video berdurasi tiga menit.
Video tersebut berisi tentang perkembangan pakaian adat Tiongkok dari zaman
dinasti Qin Han sampai saat ini. Setelah itu, peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran dari materi tersebut.
Selanjutnya, pada pertemuan kedua, peneliti menampilkan materi tentang
pakaian adat dari zaman dinasti Qin sampai saat ini melalui powerpoint. Peneliti
menjelaskan setiap perbedaan pakaian adat zaman tersebut secara singkat. Untuk
lebih jelas tentang powerpoint tersebut, bisa dilihat pada lampiran tujuh belas.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, peneliti melanjutkan penjelasan dan memperkenalkan
strategi belajar menggunakan strategi catatan jendela. Sebelum memberikan
penjelasan lebih lanjut, peneliti membagi mahasiswa menjadi empat kelompok
yang terdiri dari empat sampai lima orang anggota. Mahasiswa dipersilahkan
unttuk memilih sendiri anggota kelompoknya. Setelah itu, peneliti memberikan
contoh penggunaan catatan jendela. Contoh tersebut ditampilkan dalam
powerpoint. Contoh yang digunakan oleh peneliti merupakan catatan peneliti dari
salah satu subtema materi pembelajaran tentang pakaian adat Tiongkok, yaitu
tentang suku Elunchun. Selain itu, peneliti juga menunjukkan informasi inti dan
informasi pendukung dari teks yang disajikan. Hal ini dilakukan oleh peneliti
untuk membantu mahasiswa agar tidak banyak waktu yang dihabiskan dalam
mendiskusikan pembuatan catatan mereka. Setelah penjelasan selesai, peneliti
memberikan masing-masing kelompok kertas lipat berukuran 20×20cm dan sticky
note.
Selanjutnya peneliti meminta mahasiswa untuk membuka halaman 88
sampai 94 pada buku matakuliah masing-masing. Peneliti meminta masing-
masing kelompok untuk memilih dua subtema dari sepuluh subtema yang
disajikan. Mahasiswa memulai berdiskusi dan membuat catatan masing-masing.
Untuk memahami teks, mahasiswa diperbolehkan menggunakan kamus yang
terdapat dalam gawai mereka atau bertanya kepada dosen.
Ketika mahasiswa membaca dan membuat catatan jendela, peneliti
berkeliling untuk memastikan apakah mahasiswa memahami tugas yang harus
28
mereka lakukan. Jika ada mahasiswa yang belum paham, peneliti menjelaskan
kembali bagaimana cara membuat catatan jendela. Situasi ini terjadi karena
strategi catatan jendela adalah strategi pembelajaran yang belum pernah
diterapkan sebelumnya dalam pembelajaran bahasa Mandarin.
Sebelum kegiatan akhir, perwakilan masing-masing kelompok
menyampaikan catatannya kepada mahasiswa yang lain dengan presentasi secara
lisan. Setelah mahasiswa menjelaskan, peneliti menunjuk salah satu mahasiswa
untuk menyampaikan kembali apa yang telah dia dengarkan. Hanya satu
kelompok saja yang mempresentasikan hasil kerjanya, hal ini karena waktu telah
banyak dihabiskan oleh mahasiswa untuk proses membuat catatan jendela.
Pertemuan selanjutnya memiliki sedikit perbedaan dibanding pertemuan
sebelumnya. Perbedaan tersebut terletak pada kegiatan inti. Kegiatan inti pada
pertemuan pertama menggunakan powerpoint sedangkan pertemuan kedua
peneliti mengajak mahasiswa untuk membuat contoh catatan jendela secara
bersama-sama.
peneliti membuka sesi tanya-jawab untuk memperdalam pemahaman
mahaiswa terkait materi. selain itu, peneliti juga menjelaskan kembali penggunaan
strategi catatan jendela. Peneliti meminta mahasiswa untuk memilih contoh yang
ingin dibahas. Mahasiswa memilih pakaian cheongsam untuk dijadikan contoh
dalam pembuatan catatan jendela. Peneliti bersama mahasiswa membuat contoh
tersebut bersama-sama. Hal ini dilakukan agar mahasiswa mudah mengerti
penggunaan strategi catatan jendela.
Kuadran pertama berisi tentang 事实 [Shìshí] ˈfaktaˈ. Peneliti merangsang
mahasiswa dengan pertanyaan untuk menemukan fakta-fakta terkait pakaian
cheongsam. Mahasiswa mengungkapkan pengetahuan mereka terkait pakaian
tersebut. Mahasiswa antusias menjawab “warna merah, bentuk pakaian yang pas
di badan, terbuat dari sutra, memiliki belahan rok yang tinggi, dan memiliki
kancing yang khas”. Lalu peneliti merangsang kembali mahasiswa melalui
pertanyaan “Dari manakah ide pembuatan cheongsam?”, mahasiswa mulai
mencari jawaban terkait pertanyaan tersebut di internet. Dalam hal ini, peneliti
mendorong mahasiswa untuk menemukan fakta-fakta yang ada dalam kuadran
tersebut. Mahasiswa yang sudah menemukan jawaban mengangkat tangan dan
29
mulai menjawab pertanyaan dari peneliti. Mahasiswa bergantian untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Peneliti meminta mahasiswa untuk mengatakan fakta lain
terkait pakaian cheongsam yang mereka temukan dari internet. Mereka tampak
antusias dalam mencari dan menjawab pertnayaan. Contoh kuadran fakta yang
dibuat oleh mahasiswa, dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1 Kuadran Fakta Catatan Jendela Mahasiswa
Kuadran kedua adalah kuadran 问题 [wèntí] ˈpertanyaanˈ. Peneliti
menjelaskan bahwa kuadran ini berisi tentang pertanyaan apa saja yang ingin
diketahui lebih mendalam oleh mahasiswa terkait pakaian cheongsam. Mahasiswa
tampak kebingungan. Peneliti memberikan contoh pertanyaan yang ingin peneliti
ketahui, yaitu tentang pakaian cheongsam yang berbeda dari pakaian wanita
Tiongkok lainnya pada zaman tersebut. Seorang mahasiswa menjawab: ”mungkin
waktu itu, wanita Tiongkok ingin tampil dengan indah dan seksi”. Selain itu,
mahasiswa juga mengungkapkan alasan-alasan lain dari pertanyaan yang
diberikan oleh peneliti. Peneliti mengucapkan terimakasihkepada mahasiswa yang
membantu menjawab pertanyaan peneliti. Setelah beberapa waktu menunggu
mahasiswa lain menjawab, peneliti mengulangi pertanyaan tersebut berulang-
ulang untuk melatih mahasiswa berpikir kritis dalam menemukan jawabannya. Di
30
bawah ini merupakan strategi pemahaman mahasiswa berupa pertanyaan (gambar
4.2).
Gambar 4.2 Kuadran Pertanyaan Catatan Jendela Mahasiswa
Setelah mahasiswa mencari-cari jawaban di internet, peneliti membantu
mahasiswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang ingin peneliti
ketahui. Peneliti memberikan alasan dari jawaban tersebut dan menjelaskan secara
singkat agar mahasiswa mudah memahami penjelasan yang diberikan oleh
peneliti.
Cheongsam pertama kali dikenal di kota Shanghai. Cheongsam dengan
bentuknya yang indah dan melekat di badan mudah terkenal di kota tersebut. Di
kota ini juga, kebanyakan wanita Tiongkok dari kalangan bangsawan mulai
menggunakan cheongsam dan mempopulerkannya. Mereka menggunakan pakaian
tersebut karena mudah untuk bergerak dan menjadi pembeda antara laki-laki dan
perempuan pada saat itu.
Untuk mencari informasi-informasi yang telah peneliti paparkan, peneliti
menyarankan mahasiswa untuk menggunakan search engine Baidu. Baidu
merupakan sejenis layanan seperti search engine Google yang diluncurkan oleh
pemerintah Tiongkok. Informasi yang diperoleh oleh mahasiswa di tahap ini
31
dituliskan pada kuadran ketiga yaitu kuadran 结论 [jiélùn] ˈnotulaˈ. Selanjutnya
peneliti meminta sebuah pertanyaan kepada mahasiswa. Peneliti juga meminta
teman sebayanya untuk mencoba menjawab pertanyaan temannya tersebut. Hal ini
dilakukan karena peneliti ingin mengetahui pemahaman mereka terkait kuadran
tersebut. Contoh kuadran tersebut sebagaimana terlihat pada gambar 4.3 berikut
ini.
Gambar 5.3 Kuadran Notula Catatan Jendela Mahasiswa
Kuadran terakhir adalah kuadran 说明 [shuōmíng] ˈpenggambaranˈ.
Peneliti memberikan gambaran yang mudah diingat oleh mahasiswa. Upaya yang
dilakukan oleh peneliti adalah menampilkan sebuah film Blood Brother. Peneliti
memotong bagian dari film tersebut sebagai contoh. Pemotongan itu diambil
ketika tokoh dalam film tersebut menggunakan pakaian cheongsam. Selanjutnya
peneliti menunjukkan film yang berdurasi dua menit tersebut kepada mahasiswa.
Dengan adanya gambaran secara visual tersebut, peneliti berharap agar mahasiswa
lebih mudah mengingat terkait pakaian cheongsam. Setelah memutarkan film
tersebut, peneliti meminta salah satu mahasiswa untuk mencoba menggambarkan
pakaian cheongsam sesuai pandangannya. Dengan demikian, mahasiswa dapat
memahami kuadran keempat ini. Berikut ini ditampilkan gambar 4.4 yang
32
berkaitan dengan kuadran keempat dari catatan jendela oleh mahasiswa dalam
mengekspresikan dirinya.
Gambar 5.4 Kuadran Penggambaran Umum
Catatan Jendela Mahasiswa
Penjelasan terkait penggunaan strategi catatan jendela telah selesai.
Setelah memberi penjelasan dan contoh, peneliti meminta mahasiswa untuk
membuat kembali catatan jendela dengan subtema yang berbeda dari pertemuan
sebelumnya. Pada pertemuan kedua ini, mahasiswa mengerjakan catatan masing-
masing secara individu. Mahasiswa juga diperbolehkan untuk bertanya kepada
dosen atau teman sejawat dan mencari informasi dari internet. Peneliti tidak
memperbolehkan mahasiswa melihat materi pada buku teks matakuliah, karena
hal itu sudah mereka lakukan pada penelitian pertemuan sebelumnya. Dengan
demikian, mahasiswa mulai berpikir kritis untuk mencari dan mengumpulkan
informasi terkait subtema yang mereka rangkum.
Ketika mahasiswa sibuk mencari informasi dan berdiskusi dengan teman
sejawat, peneliti kembali berkeliling dan melihat hasil pekerjaan masing-masing
mahasiswa. Peneliti berusaha mengetahui apakah mahasiswa sudah berpikir kritis
untuk membuat catatan tanpa buku matakuliah. Selain itu, peneliti mengecek
33
apakah pekerjaan mahasiswa sudah sesuai atau belum sesuai dengan subtema
yang mereka pilih. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui pikiran kritis
mahasiswa dari pertemuan sebelumnya dan pertemuan kedua ini.
Penelitian pertemuan kedua ini berjalan dengan lancar, masalah waktu
yang terjadi pada pertemuan sebelumnya sudah tidak terjadi kembali. Pada
pembelajaran tersebut, mahasiswa lebih aktif dalam mengumpulkan informasi.
Empat orang mahasiswa menyampaikan hasil pembuatan catatan jendela secara
sukarela. Mahasiswa mampu mengembangkan informasi yang ada di buku dengan
bantuan internet. Mereka sudah lebih kritis dibandingkan pertemuan sebelumnya.
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir ini dilaksanakan dengan sesi pertanyaan. Mahasiswa
dibebaskan bertanya terkait materi dan strategi catatan jendela. Peneliti
memberikan saran kepada mahasiswa untuk mencoba membuat catatan jendela
dalam matakuliah lain. Sebelum pembelajaran berakhir, peneliti dan mahasiswa
menyimpulkan pembelajaran.
Pada pertemuan kedua, ketika waktu mendekati 20 menit terakhir, peneliti
membuka sesi tanya-jawab sebelum menarik kesimpulan pembelajaran tersebut.
Peneliti membebaskan mahasiswa untuk bertanya terkait strategi catatan jendela
ataupun materi tentang pakaian adat Tiongkok yang belum mereka pahami.
Peneliti juga meminta mahasiswa untuk mengisi lembar angket tentang respons
mereka terhadap penggunaan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita
Rakyat Tiongkok. Lima menit sebelum pelajaran berakhir, peneliti meminta
mahasiswa untuk mengumpulkan lembar angket serta catatan jendela yang telah
mereka buat.
Sebelum menutup pembelajaran pertemuan kedua, peneliti meminta satu
mahasiswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Dengan adanya strategi catatan
jendela, mahasiswa mampu menyimpulkan pembelajaran waktu itu. Peneliti
menutup pelajaran pada dua kali pertemuan waktu itu dengan mengucapkan salam
dan terima kasih. Peneliti berkata 今天的课到在这儿。感谢你们的帮忙。再
见![jīntiān de kè dào zài zhè'er. Gǎnxiè nǐmen de bāngmáng. Zàijiàn!] ˈpelajaran
hari ini sudah berakhir. Terimakasih atas bantuannya. Sampai jumpa!ˈ.
34
2. Hasil Data Lapangan
Data lapangan merupakan semua data yang diperoleh ketika proses
pembelajaran berlangsung. Ada tiga data yang dikumpulkan dalam penelitian ini.
Data tersebut terdiri dari data observasi, catatan lapangan, dan data angket.
a. Hasil Observasi dan Catatan Lapangan
Selama proses pembelajaran, peneliti meminta bantuan dosen dan dua
orang teman sejawat untuk bertindak sebagai observer. Observer bertugas
mengamati proses pembelajaran yang menerapkan strategi catatan jendela
menggunakan lembar observasi. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui
kondisi proses pembelajaran. Ada dua macam data observasi yang dikumpulkan
dalam penelitian ini, yaitu lembar observasi oleh dosen dan lembar observasi oleh
teman sejawat.
Data observasi dosen diberikan kepada dosen matakuliah Cerita Rakyat
Tiongkok. Dosen tersebut adalah Weiyao Laoshi. Lembar tersebut diberikan dan
diisi oleh Weiyao Laoshi. Lembar ini dibuat untuk mengetahui proses penerapan
strategi catatan jendela, kelebihan dan kelemahan strategi, serta kendala dan
perkembangan mahasiswa setelah menerapkan strategi catatan jendela. Selain itu,
lembar observasi dosen ini juga digunakan sebagai pengecekan keabsahan data.
Seluruh data yang diperoleh dibandingkan dengan data observasi dosen.
Proses penerapan strategi catatan jendela terbagi menjadi empat tahap
meliputi penguasaan materi, penalaran materi, diskusi, dan ekspresi diri. Berikut
ini merupakan empat tahap tersebut yang dijelaskan oleh dosen matakuliah Cerita
Rakyat Tiongkok.
1) 学生寻找所需信息,自主理解相关材料,提取信息。
ˈMahasiswa mencari informasi yang mereka butuhkan, memahami teks
bacaan, dan mengumpulkan informasiˈ.
2) 根据所学与所寻找的信息,学生对其进行提问,思考。
ˈBerdasarkan informasi yang telah mereka kumpulkan, mahasiswa
mengajukan pertanyaan dan memikirkan jawabannyaˈ.
3) 学生以小组单位,分配各自务。讨论说结所寻找到的信息,写出自己的
理解,形成结论 。
35
ˈMahasiswa berkelompok dan mendiskusikan informasi yang telah
dikumpulkan, menulis pemahaman mereka, dan membentuk sebuah
kesimpulanˈ.
4) 基于寻找相关事实材料,接着就所寻提出问题进行推理,进而得出结
论,最后将前三个阶段的内容结合自己的理解做出图画说明,或者文化
说明。
ˈMahasiswa mencari fakta, kemudian mengajukan pertanyaan, lalu menarik
sebuah kesimpulan, dan pada akhirnya tiga proses tersebut dikombinasikan
dengan pemahaman mereka sendiri. Kombinasi tersebut berupa deskripsi
gambar atau deskripsi budaya secara singkatˈ.
Kelemahan strategi catatan jendela yang diungkapkan oleh dosen adalah
“课文内容较难,学生在自主学习寻找信息完成任务时,表现一般无法理解
课文内容。学生要写不少信息,阅读大量内容,文化课偏向了阅读课。” ˈisi
teks bacaan terlalu sulit, hal ini menyebabkan mahasiswa sulit untuk memahami
teks yang disajikan dan mencari informasi terkait materi. Mahasiswa harus
menulis banyak informasi, membaca banyak referensi, dan matakuliah budaya
berubah menjadi matakuliah membacaˈ.
Selanjutnya adalah kelebihan dari strategi catatan jendela. Dosen
matakuliah tersebut menyatakan bahwa ada empat kelebihan dari strategi catatan
jendela, meliputi “学生合作学习,学生自主学习,主动理解课文内容,学生
有机会学习如何寻找与归纳信息。” ˈmahasiswa belajar secara kooperatif,
mahasiswa belajar secara mandiri, mahasiswa aktif memahami isi teks, dan
mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar bagaimana menemukan dan
meringkas informasiˈ.
Selain kelebihan dan kekurangan strategi catatan jendela, Weiyao Laoshi
juga menyebutkan kendala-kendala yang dialami oleh mahasiswa. Kendala-
kendala tersebut adalah “困难表现为不能很好地理解相关内容,没有老师
讲,不知所措。” ˈmahasiswa terlihat kesulitan memahami materi yang
disajikan. Dosen tidak menjelaskan materi, sehingga mahasiswa tidak tahu harus
berbuat apaˈ.
36
Ada tiga perkembangan yang diungkapkan oleh dosen, meliputi “读写能
力进步了,对所学内容记忆深刻,提高了合作学习的能力。” ˈkemampuan
untuk membaca dan menulis telah berkembang, ingatan yang mendalam tentang
apa yang telah dipelajari, dan meningkatkan kemampuan untuk belajar bersamaˈ.
Dari paparan hasil observasi dosen matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok di
atas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi oleh mahasiswa terletak
pada pemahaman mereka tentang materi. Selain itu, matakuliah tersebut tergolong
sulit untuk dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa. Meskipun demikian, banyak
hal positif yang diterima oleh mahasiswa. Hal tersebut berupa peningkatan
mahasiswa dalam keterampilan membaca dan menulis serta daya ingat yang
bertambah terhadap materi pembelajaran.
Berdasarkan bab terdahulu pula dapat disimpulkan bahwa pengamatan
yang dilakukan oleh dosen dan dua orang teman sejawat menampilkan hasil yang
berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada pedoman yang diamati. Pedoman yang
diamati oleh dosen mencakup proses dan respons dosen terhadap strategi catatan
jendela, sedangkan observasi teman sejawat mengamati pembelajaran
selamaproses penerapan strategi tersebut dan respon mahasiswa menurut
pandangan mereka. Adapun proses pembelajaran yang diamati oleh dua orang
teman sejawat meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observasi
dari dua orang teman sejawat tersebut memperluas tentang penjelasan yang terjadi
di lapangan. Hasil observasi tersebut juga mendukung hasil observasi dosen. Hasil
observasi dari ketiga kegiatan tersebut dipaparkan sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kegiatan Awal
No. Aspek yang Diamati
Deskripsi Hasil Observer
Observer 1 Observer 2
1. Bagaimana kondisi kelas
saat awal dilakukan?
Apakah konsisi kelas sudah
mendukung terlaksananya
kegiatan pembelajaran?
Sudah mendukung,
mahasiswa
mendengarkan instruksi
dari dosen.
Semua mahasiswa
memperhatikan. Kondisi
kelas ramai karena
berdiskusi.
2. Bagaimana dosen memulai
kegiatan pembelajaran?
Mengucapkan salam dan
menyapa mahasiswa.
Memberikan salam dan
presensi.
3. Bagaimana pengetahuan
mahasiswa digali?
Memberikan stimulus
kepada mahasiswa.
Memberikan pertanyaan
kepada mahasiswa.
37
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kegiatan Awal
No. Aspek yang Diamati
Deskripsi Hasil Observer
Observer 1 Observer 2
4. Bagaimana respons
mahasiswa terkait dengan
yang disajikan dosen pada
kegiatan awal?
Banyak mahasiswa
kebingungan dan tidak
memahami video.
Ada salah satu
mahasiswa yang
mengeluh kepada
observer bahwa tidak
memahami video yang
disajikan.
Berdasarkan tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa kegiatan awal mahasiswa
memperhatikan dan mendengarkan instruksi dari peneliti. Ketika peneliti
merangsang pengetahuan awal mahasiswa dengan menggunakan video, kedua
observer menyampaikan bahwa mahasiswa merasa kebingungan. Hal ini terjadi
karena narator dalam video tersebut berbicara dengan tempo yang cepat,
meskipun video terkait pakaian adat tersebut disertai gambar dan deskripsi secara
singkat. Masalah lain yang dihadapi oleh mahasiswa adalah adanya beberapa
kosakata yang belum diketahui dalam video tersebut. Hal ini menyebakan suasana
kelas menjadi sedikit gaduh akibat diskusi tentang apa yang disajikan oleh
peneliti.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Inti
No. Aspek yang Diamati
Deskripsi Hasil Observer
Observer 1 Observer 2
1.
Apakah dosen menjelaskan
kepada mahasiswa tentang
strategi catatan jendela?
Ya. Ya.
2.
Apakah dosen menyampaikan
instruksi atau petunjuk terkait
penggunaan strategi catatan
jendela?
Ya. Ya.
3.
Bagaimana aktivitas
mahasiswa saat catatan
jendela diterapkan?
Menyimak. Memperhatikan dosen.
Tidak malu bertanya
kepada dosen
menggunakan Bahasa
mandarin.
4.
Bagaimana interaksi
mahasiswa dalam kelompok?
Berdiskusi dengan
kelompok.
Berdiskusi dengan baik.
Mereka berusaha
berbicara menggunakan
bahasa Mandarin.
38
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Inti
No. Aspek yang Diamati
Deskripsi Hasil Observer
Observer 1 Observer 2
5.
Bagaimana interaksi
mahasiswa dengan mahasiswa
lain selain kelompok?
Satu kelompok maju, dan
kelompok lain
menanggapi.
Berdiskusi dengan baik.
Mereka berusaha
berbicara menggunakan
bahasa Mandarin.
6.
Bagaimana interaksi
mahasiswa dalam
pembahasan hasil diskusi
kelompok?
Aktif dalam berdiskusi. Mahasiswa berani
mengutarakan jawabannya
menggunakan Bahasa
Mandarin.
7.
Bagaimana interaksi
mahasiswa dengan dosen saat
penerapan catatan jendela?
Mahasiswa kurang paham
tapi mau untuk bertanya.
Berani bertanya.
8.
Bagaimana cara mahasiswa
menalarkan materi diskusi.
Dengan bahasa yang
sederhana namun dapat
diengerti oleh mahasiswa.
Mengugkapkan denan
bahasa Mandarin yang
mudah dimengerti.
9.
Apakah seluruh mahasiswa
mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik?
Ya. Ya.
10.
Apa saja kendala yang
dialami mahasiswa selama
proses pembelajaran
berlangsung?
Powerpoint terlalu kecil,
sehingga membuat
mahasiswa yang
dibelakang tidak
kelihatan.
Ada salah satu mahasiswa
mengeluh kepada
observer bahwa dia
kebingungan.
Pada kegiatan inti, seperti yang diuraikan dalam tabel 4.2, terlihat bahwa
mahasiswa sudah terlibat aktif dalam pengumpulan informasi, melibatkan diri
dalam diskusi kelompok, bertanya kepada dosen, dan berani menggunakan bahasa
Mandarin. Secara keseluruhan, kegiatan inti ini sudah terlaksana dengan cukup
baik. Meskipun demikian, ada masalah yang dihadapi oleh mahasiswa. Masalah
tersebut seperti mahasiswa yang masih bingung tentang bagaimana cara membuat
catatan jendela. Di sisi lain, faktor kebingungan mahasiswa disebabkan oleh
ukuran gambar dalam tampilan Powerpoint yang terlalu kecil, sehingga
mahasiswa tidak dapat membaca maupun memahami apa yang disajikan oleh
peneliti.
39
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Akhir
No. Aspek yang Diamati
Deskripsi Hasil Observer
Observer 1 Observer 2
1.
Bagaimana respons
mahasiswa terhadap
penerapan strategi catatan
jendela ?
Masih banyak mahasiswa
kesulitan, mungkin hal ini
disebabkan karena masih
pertama kali strategi
tersebut diterapkan.
Gembira.
2.
Bagaimana kegiatan akhir
pembelajaran dilaksanakan?
Mahasiswa
mempresentasikan hasil
kerjanya.
Mahasiswa
mempresentasikan hasil
kerjanya.
Kegiatan akhir di atas menunjukkan bahwa kedua observer memberikan
pernyataan yang berbeda terkait penerapan strategi catatan jendela. Observer
pertama menyatakan masih banyak mahasiswa menemui kesulitan sebab strategi
tersebut baru pertama kali diterapkan, sedangkan observer kedua menyatakan
mahasiswa gembira dalam menerapkan strategi tersebut. Pada kegiatan akhir,
mahasiswa berdiskusi mengenai catatan jendela yang telah mereka buat dengan
cara mempresentasikan hasil kerjanya.
Selain data hasil observasi di atas, peneliti juga membuat catatan lapangan
saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan catatan peneliti, ketika mahasiswa
berdiskusi kelompok, suasana kelas menjadi hidup. Mahasiswa menghampiri
kelompok lain untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Di sisi lain, masih ada
mahasiswa yang berfokus terhadap pekerjaannya masing-masing.
Sesuai hasil observasi yang telah dipaparkan tersebut, ditemukan banyak
masalah saat penerapan strategi catatan jendela. Selain masalah yang dinyatakan
oleh para observer, peneliti juga mengalami masalah. Masalah tersebut terletak
pada pengaturan alokasi waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan
pembelajaran. Pada kenyataannya, mahasiswa menghabiskan banyak waktu saat
proses pembuatan catatan jendela, sehingga waktu untuk presentasi menjadi
berkurang.
Dengan adanya masalah-masalah yang dihadapi pleh peneliti di atas,
peneliti melaksanakan penelitian kembali. Hal tersebut dilakukan agar penelitian
terkait strategi catatan jendela dapat dipahami oleh mahasiswa. Oleh karena itu,
peneliti memutuskan untuk mengganti beberapa langkah pada pertemuan
40
selanjutnya. Di bawah ini merupakan hasil observasi pada pembelajaran
pertemuan kedua.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Kegiatan Awal
No. Aspek yang Diamati
Deskripsi Hasil Observer
Observer 1 Observer 2
1. Bagaimana kondisi kelas saat
awal dilakukan? Apakah
konsisi kelas sudah
mendukung terlaksananya
kegiatan pembelajaran?
Terkondisikan dengan
baik antara dosen dan
mahasiswa.
Berkomunikasi dengan
baik.
Kondisi kelas cukup
kondusif, semua
mahasiswa tenang dan
siap untuk mengikui
kegiatan pembelajaran.
2. Bagaimana dosen memulai
kegiatan pembelajaran?
Melakukan absensi, lalu
mengulang kembali
pelajaran yang lalu.
Dosen memberi salam dan
menyapa mahasiswa
seperti 大家好!
3. Bagaimana pengetahuan
mahasiswa digali?
Memberikan beberapa
pertanyaan.
Memberikan stimulus dan
pertanyaan tentang materi.
4. Bagaimana respons
mahasiswa terkait dengan
yang disajikan dosen pada
kegiatan awal?
Komuniatif, saling beradu
jawaban dan pertanyaan.
Antusias dan aktif
mengikuti perkuliahan.
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, kedua observer memberikan pernyataan
yang positif. Kondisi kelas dirasa cukup kondusif, hal ini ditunjukkan dengan
adanya komunikasi yang baik antara peneliti dan mahasiswa. Kegiatan awal yang
dilakukan oleh peneliti sama seperti dengan pembelajaran pertemuan pertama.
Ketika peneliti memberikan rangsangan terkait materi sebelumnya, mahasiswa
antusias dan aktif dalam tanya-jawab. Di pertemuan kedua ini, mahasiswa sudah
mulai bertindak komunikatif. Dikatakan komunikatif karena adanya mahasiswa
yang saling memberi sanggahan dan pendapat masing-masing.
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Inti
No. Aspek yang Diamati
Deskripsi Hasil Observer
Observer 1 Observer 2
1.
Apakah dosen menjelaskan
kepada mahasiswa tentang
strategi catatan jendela?
Iya, secara runtut. Menjelaskan.
2.
Apakah dosen menyampaikan
instruksi atau petunjuk terkait
penggunaan strategi catatan
jendela?
Iya, secara runtut dan
jelas.
Menyampaikan.
41
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Inti
No. Aspek yang Diamati
Deskripsi Hasil Observer
Observer 1 Observer 2
3.
Bagaimana aktivitas
mahasiswa saat catatan
jendela diterapkan?
Berdiskusi sesuai perintah
yang telah diberikan.
Mengikuti instruksi dari
dosen dan mulai mencari
jawaban secara individu.
4.
Bagaimana interaksi
mahasiswa dalam kelompok?
Aktif. Saling berinteraksi
satu sama lain untuk
menyelesaikan tugas.
Semua mahasiswa aktif
berinteraksi bersama
temannya.
5.
Bagaimana interaksi
mahasiswa dengan mahasiswa
lain selain kelompok?
Tidak terlalu aktif, karena
sibuk masing-masing.
Saat kelompok lain maju,
kelompok lainnya
memperhatikan dan tanya-
jawab.
6.
Bagaimana interaksi
mahasiswa dalam
pembahasan hasil diskusi
kelompok?
Sedikit terbatah-batah. Saling tanya-jawab serta
memberikan saran dan
kritik.
7.
Bagaimana interaksi
mahasiswa dengan dosen saat
penerapan catatan jendela?
Mahasiswa mencari
informasi dari dosen.
Mahasiswa bertanya
tentang materi yang belum
dipahami.
8.
Bagaimana cara mahasiswa
menalarkan materi diskusi.
Mempresentasikan hasil
diskusi.
Presentasi.
9.
Apakah seluruh mahasiswa
mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik?
Hampir 80% dapat
mengikuti.
Ya.
10.
Apa saja kendala yang
dialami mahasiswa selama
proses pembelajaran
berlangsung?
Susah dalam memahami
materi.
Pada awal disampaikan,
masih banyak mahasiswa
yang bingung dengan
materi yang diberikan.
Secara umum, aktivitas pada pertemuan kedua ini dalam proses
pembelajaran menggunakan strategi catatan jendela sudah lebih baik
dibandingkan pertemuan sebelumnya. Ketika mahasiswa mempresentasikan hasil
catatannya, kedua observer memiliki pandangan yang berbeda. Observer satu
mengungkapkan bahwa mahasiswa sedikit terbata-bata dalam berbicara,
sedangkan observer dua menyatakan bahwa mahasiswa aktif dalam tanya-jawab.
Menurut observer satu, mahasiswa tidak terlalu aktif, hal ini karena mereka sibuk
dengan pekerjaan masing-masing. Hampir 80% mahasiswa sudah bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik. Kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa adalah
pemahaman mereka terhadap materi masih kurang.
42
Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Akhir
No. Aspek yang Diamati
Deskripsi Hasil Observer
Observer 1 Observer 2
1.
Bagaimana respons
mahasiswa terhadap
penerapan strategi catatan
jendela ?
Menerima dengan baik
dan berperan aktif dalam
strategi.
Menerima apa adanya.
2.
Bagaimana kegiatan akhir
pembelajaran dilaksanakan?
Dengan penjelasan
kesimpulan hasil
pembelajaran.
Dosen berdiskusi dengan
mahasiswa.
Kegiatan akhir dari dilaksanakan seperti pertemuan pertama. Kegiatan
akhir dilakukan dengan cara mahasiswa mempresentasikan hasil catatan jendela
dan tanya-jawab mengenai apa yang telah dipresentasikan. Meskipun demikian,
hasil yang ditunjukkan dalam dua kali pembelajaran memiliki hasil yang berbeda.
Pada proses pembelajaran kedua ini, mahasiswa menerima pembelajaran dengan
baik dan turut berperan aktif dalam penerapan strategi catatan jendela.
Selanjutnya adalah hasil catatan lapangan yang ditulis oleh peneliti.
Menurut catatan tersebut, mahasiswa lebih aktif dibandingkan pertemuan
sebelumnya. Hal ini karena mahasiswa mengerjakan pekerjaannya masing-masing
bukan berkelompok. Mahasiswa berusaha mencari informasi dari internet dan
mereka sudah berani mempresentasikan hasil kerjaannya secara sukarela. Diskusi
tentang pakaian adat diikuti secara aktif oleh mahasiswa. Mereka mengungkapkan
banyak informasi yang telah dikumpulkan dari pertemuan sebelumnya.
b. Data Angket Mahasiswa
Data angket diperoleh setelah peneliti melaksanakan penelitian terakhir,
yaitu pembelajaran pada pertemuan kedua. Angket tersebut tersebar kepada
sembilan belas orang mahasiswa. Berdasarkan bagian terdahulu, terdapat dua jenis
angket yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu angket model likert dan
angket isian. Angket model likert memiliki empat belas aspek pernyataan.
Pernyataan tersebut direspons dengan cara memberikan tanda centang pada kolom
tanggapan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Respons
yang digali antara lain meliputi motivasi dan semangat belajar, keaktifan,
kecocockan strategi dengan matakuliah, dan kesungguhan mahasiswa belajar
43
Cerita Rakyat Tiongkok. Berikut ini merupakan tabel paparan hasil data angket
mahasiswa.
Tabel 4.7 Hasil Data Angket Mahasiswa
No.
Pernyataan
Tanggapan
SS S TS STS
1. Strategi catatan jendela memotivasi saya dalam
merefleksikan hasil belajar.
3 15 1
2. Strategi catatan jendela membuat saya semangat dalam
mempelajari pakaian adat Tiongkok.
1 17 1
3. Strategi catatan jendela membuat saya lebih aktif dalam
pembelajaran.
3 13 3
4. Strategi catatan jendela cocok diterapkan dalam
pembelajaran Cerita Rakyat Tiongkok.
2 16 1
5. Strategi catatan jendela membuat saya bersungguh-
sungguh dalam mempelajari topik pembelajaran.
4 14 1
6. Pembelajaran menggunakan strategi catatan jendela
menghilangkan rasa bosan.
4 14 1
7. Strategi catatan jendela membuat keingintahuan saya
besar terhadap topik pembelajaran.
4 13 2
8. Dengan menggunakan strategi catatan jendela saya
lebih memahami materi.
3 15 1
9. Dengan menggunakan strategi catatan jendela saya
saling mendengarkan pendapat satu sama lain.
2 15 2
10. Dengan menggunakan strategi catatan jendela bisa
berpartisipasi dalam pembelajaran.
1 18
11. Dengan menggunakan strategi catatan jendela saya bisa
berbagi pengetahuan dengan teman saat pembelajaran
berlangsung.
4 15
12. Saya lebih aktif dalam diskusi kelompok. 16 3
13. Saya merasa puas dengan adanya pembelajaran
menggunakan Strategi catatan jendela.
1 16 2
14. Saya akan menggunakan Strategi catatan jendela dalam
pembelajaran lain.
15 4
Berdasarkan empat belas pernyataanyang diajukan kepada mahasiswa
pada tabel 4.7, sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju. Dari hasil angket
tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata mahasiswa memahami strategi catatan
jendela. Meskipun demikian, dalam proses penerapan strategi tersebut, ada
beberapa mahasiswa memiliki jawaban tidak setuju. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya tiga orang mahasiswa yang tidak setuju ikut terlibat aktif dalam
pembelajaran dan diskusi kelompok. Selain itu ada dua orang mahasiswa yang
44
tidak setuju dengan pernyataan bahwa strategi catatan jendela menambah
keingintahuan, mendengarkan pendapat orang lain, dan kepuasan mereka terhadap
strategi tersebut. Di sisi lain, ada empat orang mahasiswa yang menolak untuk
menerapkan strategi tersebut ke dalam matakuliah lain.
Selanjutnya adalah angket tipe isian. Angket ini memiliki tujuh pertanyaan
yang harus dijawab oleh mahasiswa. Angket tersebut bertujuan untuk mengetahui
pendapat mahasiswa tentang strategi catatan jendela.
Pertanyaan pertama adalah “Bagaimana pendapat Anda tentang
pelaksanaan pembelajaran Cerita Rakyat Tiongkok menggunakan strategi catatan
jendela?”. Dalam pertanyaan tersebut, jawaban dari mahasiswa cukup beragam.
Berikut ini merupakan uraian dari jawaban tersebut.
• Bagus, karena untuk pembelajaran dan untuk review mudah.
• Cukup membantu untuk membuat peta konsep mini.
• Menarik dan sangat efektif, karena memudahkan dalam belajar dan
memahami suatu materi.
• Sangat kreatif, dan bisa menumbuhkan rasa minat untuk mempelajari Cerita
Rakyat Tiongkok.
• Sudah lumayan baik, hanya masalah kosakata.
• Kurang memahami materi.
• Kurang efektif.
Pertanyaan kedua berbunyi “Menurut Anda, Apa pengaruh penggunaan
strategi catatan jendela?”. Mahasiswa memberikan respons yang bermacam-
macam. Respons tersebut dijabarkan sebagai berikut.
• Rajin dalam menulis Hanzi dan mengulang pembelajaran, sehingga mudah
dalam belajar.
• Dapat meningkatkan pemahaman dalam memahami materi.
• Cukup berpengaruh, tapi mungkin cocok untuk anak yang sudah memahami
Hanzi.
• Mengelompokkan macam-macam opini dan fakta mengenai suatu hal.
• Mengetahui suatu cerita menggunakan strategi catatan jendela.
• Dapat berdiskusi mengenai suatu masalah.
45
• Mahasiswa lebih memahami poin-poin penting dalam pakaian adat Tiongkok,
karena catatan jendela merupakan ringkasan-ringkasan penting dalam materi.
• Bisa mengetahui Hanzi baru dan mudah dipahami.
• Menambah wawasan.
Pertanyaan berikutnya adalah “Apa saja kendala yang Anda rasakan saat
penerapan strategi catatan jendela berlangsung?”. Di sini, sebagian besar
mahasiswa menjawab bahwa kendala terbesar yang dialami oleh mereka terletak
pada kosakata. Mereka merasa kesulitan saat membaca maupun menuliskan
materi ke dalam kuadran yang telah disediakan karena banyak kosakata baru yang
belum dipahami. Selain itu, mereka juga merasa kesulitan karena materi belum
dijelaskan sebelumnya.
Pertanyaan keempat menanyakan tentang kecocokan strategi catatan
jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok beserta alasan yang
mendukung dari jawaban mahasiswa. Seluruh mahasiswa menyatakan cocok.
Alasan utama yang dinyatakan oleh mahasiswa adalah materi yang banyak dan
panjang perlu dipilah-pilah. Dengan bantuan strategi catatan jendela, mahasiswa
mampu meringkas teks yang panjang ke dalam bentuk poin-poin. Selain itu,
mahasiswa berpendapat bahwa mempelajari sejarah diperlukan suatu metode yang
menuntun mahasiswa untuk memperdalam materi. Dengan adanya poin-poin dari
catatan jendela, belajar teks yang panjang dapat diringkas. Mahasiswa juga
menambahkan bahwa dengan membuat catatan jendela dapat membantu mereka
untuk belajar kembali di rumah.
Selanjutnya, mahasiswa disuguhi pertanyaan “Menurut Anda, apa saja
kelebihan strategi catatan jendela setelah menerapkannya?”. Mahasiswa
berpendapat bahwa dengan adanya strategi tersebut mereka lebih mudah dalam
belajar, dapat memahami materi lebih rinci, membantu mengingat dan menghafal
materi, membantu mengetahui inti pembahasan, menghilangkan rasa bosan, dan
bisa mengetahui Hanzi-hanzi baru.
Pertanyaan keenam adalah “Apakah strategi catatan jendela membantu
Anda dalam merefleksikan hasil belajar?”. Mahasiswa menyatakan bahwa strategi
ini cukup membantu, namun ada satu orang mahasiswa yang menyatakan tidak
begitu membantu. Hal ini terjadi karena dia belum bisa memilah-milah teks yang
46
harus dikategorikan. Mereka juga berpendapat bahwa catatan jendela membantu
dalam mempelajari kembali teks yang panjang menjadi sederhana, ringkas, dan
mudah diingat. Seorang mahasiswa menyatakan senang dengan adanya strategi
ini, karena bacaan yang panjang bisa dengan mudah dipahami dan dipelajari.
Pertanyaan terakhir berbunyi “Bagaimana empat proses penerapan strategi
catatan jendela? Jelaskan!”. Proses pertama yang dilakukan mahasiswa adalah
menerjemahkan materi, membaca materi berulang-ulang, dan mencari informasi
di internet. Pada proses kedua, mereka membandingkan antara terjemahan buku
teks dengan informasi dari internet, memahami bacaan lebih dalam, dan memilah
poin penting. Selanjutnya mereka bertanya kepada dosen atau teman sejawat dan
mendiskusikan atau mengemukakan pendapat terkait materi. Proses terakhir
adalah mengekspresikan materi sesuai keinginan mereka.
Berdasarkan jawaban mahasiswa di atas, dapat disimpulkan bahwa catatan
jendela membantu mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran serta
meningkatkan minat belajar mahasiswa. Strategi ini cukup efektif, namun ada
kendala dalam memahami kosakata baru yang ada dalam teks bacaan. Disisi lain,
ada mahasiswa yang belum bisa memahami teks bacaan menggunakan strategi
tersebut.
B. Temuan Penelitian
Setelah penelitian tentang Penerapan Strategi Catatan Jendela pada
Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin
Universitas Negeri Malang dilaksanakan, diperoleh beberapa temuan dalam
penelitian ini, yaitu pada pembelajaran pertemuan pertama, mahasiswa masih
bergantung terhadap buku teks matakuliah. Pada pembelajaran berikutnya
mahasiswa sudah aktif mencari informasi di internet melalui Google dan Baidu.
Pertama kali diterapkan strategi tersebut, mahasiswa belum bisa memilah
informasi penting dan informasi pendukung dalam teks yang disajikan dalam
buku matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok.
Selanjutnya, mahasiswa berani bertanya kepada dosen matakuliah Cerita
Rakyat Tiongkok terkait materi. Mereka juga bertanya kepada peneliti terkait
strategi catatan jendela menggunakan bahasa yang sederhana. Mereka juga terlibat
aktif dalam diskusi kelompok bahkan ada yang bertanya kepada kelompok lain.
47
Dengan demikian, strategi catatan jendela membantu mahasiswa untuk terlibat
aktif dalam pembelajaran.
Temuan berikutnya adalah mahasiswa memerlukan banyak waktu dalam
pembuatan catatan jendela. Sebagian besar waktu dihabiskan oleh mereka untuk
menerjemahkan bacaan yang disajikan pada buku matakuliah. Hal tersebut
menyebabkan pembuatan catatan jendela menghabiskan banyak waktu.
Strategi catatan jendela membantu mahasiswa dalam memperdalam
materi. Hal tersebut dijelaskan oleh mahasiswa setelah menerapkan strategi
tersebut. Meskipun demikian, hal tersebut belum tentu menjadi tolak ukur untuk
mengetahui memperdalam materi atau belum memahami materi. Strategi catatan
jendela membantu menghilangkan rasa bosan mahasiswa ketika pembelajaran
berlangsung. Hal ini ditunjukkan ketika mahasiswa terlihat senang saat
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan angket dosen, strategi tersebut lebih
cocok untuk matakuliah membaca. Ketika peneliti melaksanakan wawancara
sekilas setelah penelitian, dosen menyatakan bahwa mahasiswa lebih banyak
membaca materi, sehingga strategi tersebut lebih cocok untuk matakuliah
membaca.
48
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan beberapa aspek pembahasan terhadap data temuan
dikaitkan dengan teori, yaitu meliputi data tentang proses penerapan strategi
catatan jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok, respons mahasiswa
terhadap penerapan strategi catatan jendela, serta kelemahan dan kelebihan.
A. Proses Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita
Rakyat Tiongkok
Pembelajaran matakuliah Cerita Rakyat Tiongok dengan menggunakan
strategi catatan jendela secara keseluruhan berjalan lancar, namun pada pertemuan
pertama terdapat masalah tentang pengaturan waktu. Waktu yang digunakan
untuk menerapkan strategi catatan jendela tidak sesuai dengan alokasi yang telah
ditetapkan dalam Rancangan Pembelajaran. Selama proses penerapan, mahasiswa
saling bertukar informasi terkait 服饰民俗 [fúshì mínsú] ˈpakaian adatˈ.
Mahasiswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini berbeda dengan kondisi
awal saat diterapkan metode ceramah. Sebelum penerapan strategi catatan jendela,
mahasiswa berfokus mendengarkan dosen bercerita dan menjelaskan materi.
Proses pembelajaran di dalam kelas menggunakan strategi catatan jendela
dilaksanakan oleh mahasiswa secara mandiri. Mulai dari awal pembelajaran
sampai akhir pembelajaran mahasiswa terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut.
Selain itu, mahasiswa dilatih mengumpulkan informasi dari berbagai sumber,
menuliskan ide-ide dan pemikiran mereka ke dalam bentuk pertanyaan dan
menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah mereka kumpulkan.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa ini selaras dengan pendapat Johnson
(2014:153-163) bahwa pembelajaran secara mandiri memiliki dua komponen,
meliputi mahasiswa memiliki pengetahuan dan mengikuti langkah-langkah secara
kronologis. Langkah-langkah tersebut terdiri dari mengambil tindakan,
mengajukan pertanyaan, membuat pilihan, membangun kesadaran diri, dan
49
kerjasama. Selanjutnya, proses pembelajaran di atas dijabarkan lebih rinci sesuai
dengan penjelasan Strong, Silver, & Perini (2012:4-5) yang menjelaskan tentang
fokus dari setiap kuadran yang terdapat dalam strategi catatan jendela, yaitu
strategi penguasaan, strategi pemahaman, strategi antarpribadi, dan strategi
ekspresi diri. Mahasiswa telah melaksanakan semua hal yang dipaparkan dari para
ahli tersebut.
Penerapan strategi catatan jendela di dalam kelas, selaras dengan strategi
pembelajaran kooperatif yang diungkapkan oleh Hamdani (2011:34). Proses
tersebut terbagi menjadi 6 tahap. Tahap-tahap tersebut terdiri dari menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi mahasiswa, menyajikan materi,
mengorganisasikan atau mengelompokkan mahasiswa ke dalam kelompok belajar,
membimbing kelompok untuk belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan
terhadap mahasiswa. Seluruh proses tersebut dibagi menjadi tiga kegiatan yang
terdiri dari kegiatan awal, kegaiatan inti, dan kegiatan penutup.
Langkah-langkah penerapan strategi catatan jendela yang dilakukan oleh
peneliti dalam penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah yang diterapkan oleh
Hakiky (2018:42) yaitu pertama, peneliti memperkenalkan tema dan topik yang
akan dipelajari. Selanjutnya, peneliti memberikan contoh strategi catatan jendela.
Ketiga, peneliti meminta mahasiswa membuat pengorganisasian berbentuk
jendela. Setelah itu, langkah berikutnya adalah peneliti meminta mahasiswa
mengumpulkan semua informasi terkait materi. Langkah kelima yang dilakukan
peneliti adalah meminta mereka berbagi hasil catatan mereka kepada teman
sekelas dengan mengadakan diskusi. Langkah terakhir adalah peneliti
mengajarkan mahasiswa menggunakan strategi tersebut secara mandiri.
Pada kenyataannya, peneliti mengembangkan proses penerapan strategi
catatan jendela lebih rinci. Kegiatan tersebut dilakukan agar mahasiswa lebih
mudah memahami catatan jendela. Selain keenam langkah di atas, peneliti
menambahkan langkah berupa pembagian kelompok dan diskusi kelompok.
Mahasiswa diminta berdiskusi untuk menyelesaikan pembuatan catatan jendela.
Penambahan langkah tersebut juga membantu mahasiswa lebih memahami materi.
Mereka dilatih mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan teman terkait
materi mereka masing-masing. Hal tersebut membuat mahasiswa juga mengetahui
50
materi yang dipilih oleh teman sejawatnya. Diskusi dalam penelitian ini
dilaksanakan dua kali, yaitu diskusi menyelesaikan pembuatan catatan jendela dan
diskusi setelah mereka mempresentasikan hasil catatannya.
Selama proses pembelajaran menggunakan strategi catatan jendela
diketahui bahwa keterampilan membaca dan menulis terlatih. Berdasarkan data
pada bab sebelumnya, keterampilan membaca terlatih saat mahasiswa mencari
dan mengumpulkan informasi di internet. Selanjutnya, keterampilan menulis
diperoleh ketika mahasiswa membuat catatan jendela. Hal ini senada dengan
pendapat yang diungkapkan oleh Strong, Silver, & Perini (2012:228), strategi
catatan jendela memiliki dua keterampilan tersembunyi, yaitu keterampilan
membaca dan keterampilan menulis. Keterampilan membaca yang dimaksud
meliputi proses membaca, mempelajari, menalar, dan menganalisis materi
pembelajaran. Sementara itu, keterampilan menulis merupakan bentuk refleksi
dan komunikasi dari pembelajaran yang telah berlangsung.
B. Respons Mahasiswa Terhadap Penerapan Strategi Catatan Jendela
Selama proses pembelajaran, mahasiswa memberikan respons yang baik
terhadap penerapan strategi catatan jendela. Berdasarkan angket, mahasiswa
menyatakan setuju bahwa strategi catatan jendela dapat menghilangkan rasa
bosan. Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan adanya mahasiswa yang terlihat
senang ketika proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses penerapan strategi
catatan jendela, seluruh mahasiswa terlibat aktif. Mahasiswa tidak hanya
mendengarkan dosen, namun mereka juga ikut terlibat dalam pengumpulan
informasi. Oleh sebab itu, strategi catatan jendela dapat menghilangkan rasa
kebosanan mereka. Hal ini sesuai dengan penelitian Strong, Silver, & Perini
(2012:221) yang mengembangkan catatan jendela dengan mengaplikasikan hasil
penelitian tentang kebosanan mahasiswa pada tindakan pembuatan catatan. Strong
dkk. berharap mahasiswa dapat aktif untuk melibatkan diri dalam pengumpulan
ide dan informasi, salah satunya dengan cara membuat catatan yang disebut
strategi catatan jendela.
Selain memudahkan mahasiswa untuk belajar kembali di rumah, adapun
lembar angket yang ditujukan kepada dosen juga menunjukkan bahwa
ketertarikan mahasiswa dalam belajar budaya bertambah. Hal tersebut terlihat dari
51
mahasiswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Mahasiswa merasa terbantu
dalam belajar kembali di rumah menggunakan catatan jendela yang telah mereka
buat. Dosen juga dapat memantau perkembangan mahasiswa dalam belajar Cerita
rakyat Tiongkok. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi
catatan jendela memiliki efektivitas bagi dosen maupun mahasiswa. Selaras
dengan kesimpulan Amani (2013:89-90) dalam penelitiannya bahwa catatan
memiliki efektivitas yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
C. Kelemahan dan Kelebihan Strategi Catatan Jendela
Setelah penelitian dilaksanakan, diketahui bahwa adanya kekurangan dan
kelebihan dari strategi catatan jendela. Kelebihan pertama adalah strategi catatan
jendela menyediakan kategori dalam bentuk poin-poin. Hal tersebut membantu
mahasiswa dalam memahami, mengingat, dan menghafal materi. Selain itu,
dengan adanya materi yang sudah diringkas, mahasiswa dapat belajar kembali di
rumah dengan lebih mudah. Mahasiswa mengungkapkan bahwa adanya kuadran
penggambaran dapat membantu mereka menghafal materi. Mereka juga mampu
membayangkan subtema tersebut karena penggambarannya sesuai dengan
keinginan mereka.
Sementara itu, dosen menambahkan bahwa mahasiswa mampu mengingat
materi yang dipelajari lebih dalam. Pemahaman mahasiswa terkait materi
ditunjukkan ketika proses presentasi berlangsung. Mahasiswa mampu
mengutarakan kembali penjelasan mahasiswa lain terkait catatan yang
dipresentasikan oleh temannya tersebut. Paparan penjelasan tersebut senada
dengan pendapat Silver, Strong, & Perini (2012:217) yang mengungkapkan
bahwa catatan jendela membawa manfaat bagi mahasiswa, seperti memperdalam
pemahaman mereka ketika membaca dan belajar, mengembangkan kapasitas
merefleksikan hasil belajar, dan merefleksikan secara akurat dengan
menggunakan empat kuadran.
Kelebihan kedua adalah strategi catatan jendela membantu menambah
wawasan mahasiswa. Dengan adanya proses penguasaan materi, mahasiswa
dituntut untuk mencari informasi dari sumber lain. Hal ini menyebabkan
mahasiswa harus membaca segala sumber dan menambah wawasan mereka secara
tidak langsung.
Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
dedy solin
 
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Boedi Santosa,
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptkAgoes Sholeh
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianIndra IR
 
rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Proposal Kuantitatif
Proposal KuantitatifProposal Kuantitatif
Proposal Kuantitatif
dewi puspitasari
 
Proposal kajian tindakan bahasa malaysia
Proposal kajian tindakan bahasa malaysia Proposal kajian tindakan bahasa malaysia
Proposal kajian tindakan bahasa malaysia
Amir Aiman Akashah
 
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Dchuex AJie
 
Projek School-Based
Projek School-BasedProjek School-Based
Projek School-Baseddewiatiqah
 
Bab i ptk 3
Bab i ptk 3Bab i ptk 3
Bab i ptk 3
warhanie
 
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Aniyah Damayanti
 
Problem Based Learning
Problem Based Learning Problem Based Learning
Problem Based Learning Izan M.Pd
 
Seminar Proposal
Seminar ProposalSeminar Proposal
Seminar Proposal
Ani Mahisarani
 
HBEF 2503 PROPOSAL KAJIAN TINDAKAN
HBEF 2503 PROPOSAL KAJIAN TINDAKANHBEF 2503 PROPOSAL KAJIAN TINDAKAN
HBEF 2503 PROPOSAL KAJIAN TINDAKANTeacher Nasrah
 
Mawar apkg 1-apkg 2 tanda tangan bu yatni
Mawar apkg 1-apkg 2 tanda tangan bu yatniMawar apkg 1-apkg 2 tanda tangan bu yatni
Mawar apkg 1-apkg 2 tanda tangan bu yatni
MawarSaniNainggolan1
 
Kemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik Malaysia
Kemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik MalaysiaKemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik Malaysia
Kemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik Malaysia
Norazlin Mohd Rusdin
 

Was ist angesagt? (20)

Contoh kajian tindakan 1
Contoh kajian tindakan 1Contoh kajian tindakan 1
Contoh kajian tindakan 1
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Contoh ptk bahasa indonesia kelas iv
Contoh ptk bahasa indonesia kelas ivContoh ptk bahasa indonesia kelas iv
Contoh ptk bahasa indonesia kelas iv
 
Slide seminar hasil leli lestari
Slide seminar hasil leli lestariSlide seminar hasil leli lestari
Slide seminar hasil leli lestari
 
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil Penelitian
 
rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati
 
Proposal Kuantitatif
Proposal KuantitatifProposal Kuantitatif
Proposal Kuantitatif
 
Proposal kajian tindakan bahasa malaysia
Proposal kajian tindakan bahasa malaysia Proposal kajian tindakan bahasa malaysia
Proposal kajian tindakan bahasa malaysia
 
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
 
Projek School-Based
Projek School-BasedProjek School-Based
Projek School-Based
 
Agissssss
AgissssssAgissssss
Agissssss
 
Bab i ptk 3
Bab i ptk 3Bab i ptk 3
Bab i ptk 3
 
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
 
Problem Based Learning
Problem Based Learning Problem Based Learning
Problem Based Learning
 
Seminar Proposal
Seminar ProposalSeminar Proposal
Seminar Proposal
 
HBEF 2503 PROPOSAL KAJIAN TINDAKAN
HBEF 2503 PROPOSAL KAJIAN TINDAKANHBEF 2503 PROPOSAL KAJIAN TINDAKAN
HBEF 2503 PROPOSAL KAJIAN TINDAKAN
 
Mawar apkg 1-apkg 2 tanda tangan bu yatni
Mawar apkg 1-apkg 2 tanda tangan bu yatniMawar apkg 1-apkg 2 tanda tangan bu yatni
Mawar apkg 1-apkg 2 tanda tangan bu yatni
 
Kemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik Malaysia
Kemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik MalaysiaKemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik Malaysia
Kemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik Malaysia
 

Ähnlich wie Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok

64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematikUNIMED
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Iip Muzdalipah
 
pengabdian masyarakat
pengabdian masyarakatpengabdian masyarakat
pengabdian masyarakatOscar Ririn
 
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
Photo Setudio Planet solo grand mall
 
XBLSUIAITVA XIBAUIXBXTAEOI RCIUXROAILUXEXR XUIBET
XBLSUIAITVA XIBAUIXBXTAEOI RCIUXROAILUXEXR XUIBETXBLSUIAITVA XIBAUIXBXTAEOI RCIUXROAILUXEXR XUIBET
XBLSUIAITVA XIBAUIXBXTAEOI RCIUXROAILUXEXR XUIBET
YoseSuprapman3
 
1811021012 desmon kamaludin_modelisman
1811021012 desmon kamaludin_modelisman1811021012 desmon kamaludin_modelisman
1811021012 desmon kamaludin_modelisman
Desmon Kamaludin Sihaloho
 
Meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa inggris melalui metode mind mapping
Meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa inggris melalui metode mind mapping Meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa inggris melalui metode mind mapping
Meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa inggris melalui metode mind mapping
Erika Marta Lestari
 
makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem
Khusnul Kotimah
 
Ppp penemuan terbimbing
Ppp penemuan terbimbingPpp penemuan terbimbing
Ppp penemuan terbimbing
Fppi Unila
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
SiswatiSiswati5
 
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docxKarya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
Ayu Imtyas Rusdiansyah
 
PTK 2019.pptx
PTK 2019.pptxPTK 2019.pptx
PTK 2019.pptx
marwankomputer
 
model pembelajaran TAI
model pembelajaran TAImodel pembelajaran TAI
model pembelajaran TAI
Zuhdha Basofi Nugroho
 
Abstrak ipa
Abstrak ipaAbstrak ipa
Abstrak ipamustlist
 
Demostratos
DemostratosDemostratos
Demostratos
Justo Godot
 
presentasi skripsi PENERAPAN STRATEGI RESIPROKAL.pptx
presentasi skripsi PENERAPAN STRATEGI RESIPROKAL.pptxpresentasi skripsi PENERAPAN STRATEGI RESIPROKAL.pptx
presentasi skripsi PENERAPAN STRATEGI RESIPROKAL.pptx
muhammadmudhofar92
 

Ähnlich wie Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok (20)

Karya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniahKarya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniah
 
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
 
Ptk fitri
Ptk fitriPtk fitri
Ptk fitri
 
pengabdian masyarakat
pengabdian masyarakatpengabdian masyarakat
pengabdian masyarakat
 
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
 
XBLSUIAITVA XIBAUIXBXTAEOI RCIUXROAILUXEXR XUIBET
XBLSUIAITVA XIBAUIXBXTAEOI RCIUXROAILUXEXR XUIBETXBLSUIAITVA XIBAUIXBXTAEOI RCIUXROAILUXEXR XUIBET
XBLSUIAITVA XIBAUIXBXTAEOI RCIUXROAILUXEXR XUIBET
 
1811021012 desmon kamaludin_modelisman
1811021012 desmon kamaludin_modelisman1811021012 desmon kamaludin_modelisman
1811021012 desmon kamaludin_modelisman
 
Meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa inggris melalui metode mind mapping
Meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa inggris melalui metode mind mapping Meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa inggris melalui metode mind mapping
Meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa inggris melalui metode mind mapping
 
makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem
 
17630173.ppt
17630173.ppt17630173.ppt
17630173.ppt
 
Ppp penemuan terbimbing
Ppp penemuan terbimbingPpp penemuan terbimbing
Ppp penemuan terbimbing
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
 
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docxKarya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
 
PTK 2019.pptx
PTK 2019.pptxPTK 2019.pptx
PTK 2019.pptx
 
model pembelajaran TAI
model pembelajaran TAImodel pembelajaran TAI
model pembelajaran TAI
 
Abstrak ipa
Abstrak ipaAbstrak ipa
Abstrak ipa
 
Demostratos
DemostratosDemostratos
Demostratos
 
presentasi skripsi PENERAPAN STRATEGI RESIPROKAL.pptx
presentasi skripsi PENERAPAN STRATEGI RESIPROKAL.pptxpresentasi skripsi PENERAPAN STRATEGI RESIPROKAL.pptx
presentasi skripsi PENERAPAN STRATEGI RESIPROKAL.pptx
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 

Kürzlich hochgeladen

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
annisaqatrunnadam5
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 

Kürzlich hochgeladen (20)

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 

Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok

  • 1. PENERAPAN STRATEGI CATATAN JENDELA PADA MATAKULIAH CERITA RAKYAT TIONGKOK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG SKRIPSI OLEH SITI SHOLEHA 140242602842 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN JUNI 2019
  • 2. viii SUMMARY Sholeha, Siti. 2019. The Implementation of Window Notes Strategy in Chinese Folklore for Chinese Learning and Teaching Study Program State University of Malang. Thesis. Department of German, Faculty of Letters, Universitas Negeri Malang. Advisor: Lilis Afifah, S.Pd., M.Pd. Keywords: learning strategy, window notes strategy, Chinese Folklore. Learning strategies are ways used by lecturers in designing learning and teaching process in order to achieve the learning objectives. One of the strategies is window notes. It is a strategy of making a note under guidence by categorizing materialsinto quadrant. This study is aimd at describing the implementation process of Window Notes and student respons towards it in Chinese Folklore. The subject of the study is 19 undergraduate students majoring Chinese Learning and Teaching Study Program year 2017 offering B State University of Malang. The study is conducted in two cycles. Data collection is done through observation sheet, field note and questionnaire. Then, the data is analyzed using descritive qualitative. The result shows that window note helps students to be more active in recording the learning process and they do not rely on the lecturers’ attendance. The observation result obviously reveals that students ar enthusiastic in following the class. The result of the questionnaire presents most of students can use the strategy and give good respons during the class.
  • 3. ix 摘要 Sholeha, Siti. 2019. 实施窗户笔记战略在玛琅国立大学中文系的中国 民俗学。论文。玛琅国立大学,文学院,德语系,汉语专 业。导师:Lilis Afifah, S.Pd., M.Pd. 关键词:学习战略,窗户笔记战略,中国民俗学。 学习策略是教师在设计学习过程中所做的一种方式,以实现 学习目标。这种策略的一个例子是窗户笔记。窗户笔记注释是一 种指导性写作策略,通过将材料分类为四个象限。 本研究旨在描述应用程序和学生对中国民俗科目中窗户笔记 战略实施的反应过程。研究对象是玛琅国立大学 2017年 B 班的 19 位学生。 本研究分两个周期进行。数据通过使用观察表,现场记录和 调查问卷收集。然后使用定性描述方法分析,并使用定性描述阐 述所有数据。 这项研究的结果表明,窗户笔记可以帮助学生更积极和记录 学习,并且他们不依赖于讲师的存在。观察表结果清楚地表明学 生们热衷于参与学习活动。调查问卷的结果显示,大部分学生们 能够使用窗户笔记战略,并在学习过程中提供良好的反应。
  • 4. xii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.........……………………………………...….…… HALAMAN PERSETUJUAN.........……………………………………. HALAMAN PENGESAHAN........……………………………………... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. RINGKASAN.........…………………………........………….….………. SUMMARY.........………………………….............…………….……… 摘要……………………………………………………........................... UCAPAN TERIMAKASIH…………………………...………………... DAFTAR ISI……………………………………………………………. DAFTAR TABEL.............……………………………………….……... DAFTAR GAMBAR.........……………………………………….……... DAFTAR LAMPIRAN.........……………………………………….…... BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………. B. Rumusan Masalah……...……..…………………............. C. Kegunaan Penelitian.……………………..………..…..... D. Kegunaan Penelitian……………………..………..…...... E. Ruang Lingkup…..…………………………….....…….... BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran……………........................…........ B. Strategi Catatan Jendela………………...……………...... C. Penerapan Strategi Catatan Jendela…….……...……..…. D. Cerita Rakyat Tiongkok………………...……………..… E. Penelitian yang Relevan………………...……………..... BAB III METODE PENELITIAN iii iv v vi vii viii ix x xii xiv xv xvi 1 4 5 5 5 7 9 14 16 17
  • 5. xiii A. Rancangan Penelitian…..………………………………... B. Data Penelitian…..………………………………............. C. Analisis Penelitian…..…………………………....…….... BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data………………………………..........…….... B. Temuan Penelitian……………………………...…….….. BAB V PEMBAHASAN A. Proses Penerapan Strategi Catatan Jendela…….…........... B. Respons Mahasiswa Terhadap Penerapan Strategi Catatan Jendela…………………………………….......... C. Kelemahan dan Kelebihan Strategi catatan Jendela…….. BAB VI PENUTUP A. Simpulan……………………………………………….... B. Saran……………………………………………………... DAFTAR RUJUKAN……………………………………...………….… LAMPIRAN……………...............………………………...………….... RIWAYAT HIDUP…………....…………………………...………….... 19 20 24 26 46 48 50 51 54 54 56 58 108
  • 6. 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini disajikan beberapa aspek yang dijadikan pijakan dalam penelitian, meliputi: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, dan (e) ruang lingkup. A. Latar Belakang Berdasarkan katalog Jurusan Sastra Jerman (2017:85) Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin (PSBM) didirikan sejak tahun 2011 dan menginduk kepada jurusan Sastra Jerman. Pendirian program studi tersebut merupakan mandat dari Direktorat Perguruan Tinggi (DIKTI) dengan SK No. 754/E/T2011. Matakuliah yang disajikan pada PSBM meliputi kelompok matakuliah pengembangan kepribadian, keilmuan dan keterampilan, keahlian berkarya, perilaku berkarya, dan kehidupan bermasyarakat. Cerita Rakyat Tiongkok merupakan salah satu dari kelompok matakuliah keilmuan dan keterampilan yang ditempuh pada semester tiga oleh mahasiswa PSBM. Berdasarkan katalog Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang (2017:112), matakuliah tersebut bertujuan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap budaya dan adat istiadat orang Tiongkok seperti pakaian, makanan, tempat tinggal, kendaraan, perdagangan, kepercayaan, dan hari raya. Pada hari Senin, 03 September 2018 peneliti melakukan studi pendahuluan terhadap pelaksanaan pembelajaran matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok di dua kelas angkatan 2017. Pembelajaran di dua kelas tersebut sudah berjalan dengan baik karena dosen menggunakan media pembelajaran PPT yang menarik dengan gambar sebagai contoh. Meskipun demikian, tidak semua mahasiswa terfokus
  • 7. 2 pada penjelasan dosen. Meskipun demikian, masih ada mahasiswa yang mengabaikan pembelajaran dengan bercakap-cakap bersama teman sebelahnya. Upaya dosen untuk menarik perhatian mahasiswa di kelas pertama dan kelas kedua berbeda. Dosen di kelas pertama meminta mahasiswa yang ditunjuk untuk mengulang apa telah disampaikan. Upaya tersebut dilakukan berulang- ulang oleh dosen. Dosen di kelas kedua berkeliling dan menunjukkan halaman yang sedang dijelaskan. Dosen berusaha membantu mahasiswa agar mereka dapat memahami materi yang disajikan. Sehubungan dengan hal tersebut, Situasi pembelajaran di kedua kelas berbeda. Situasi kelas pertama menunjukkan bahwa mahasiswa cukup aktif melakukan tanya jawab, sedangkan kelas kedua terlihat jenuh meskipun dosen sudah mencoba merangsang mereka dengan melakukan tanya jawab. Berdasarkan kegiatan studi pendahuluan tersebut, masalah yang timbul pada matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok disebabkan oleh kurangnya kemauan mahasiswa untuk merekam pelajaran dan ketergantungan mereka terhadap kehadiran dosen. Jika dosen tidak meminta mahasiswa untuk membuka buku dan menandainya, maka mereka tidak mencatat ataupun menandai hal penting di buku masing-masing. Upaya dosen tersebut dilakukannya berkali-kali. Dalam proses pembelajaran dosen memiliki peran penting bagi pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dosen harus memiliki strategi ataupun metode sebagai upaya dalam mencapai tujuan tersebut. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran cukup beragam. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mendorong keaktifan mahasiswa adalah strategi empat gaya. Silver, Strong, & Perini (2012:216) menjelaskan sebagai berikut. Strategi empat gaya melibatkan gaya majemuk secara simultan, sehingga mendorong para murid mengembangkan suatu pendekatan belajar yang seimbang dan dinamis. Strategi empat gaya tersebut meliputi: (a) catatan jendela, (b) perkumpulan pengetahuan, (c) apakah kamu mendengar apa yang saya dengar? dan (d) rotasi tugas. Keberhasilan mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil rekaman pembelajaran mereka. Hasil rekaman tersebut bisa berupa merefleksikan setiap pembelajaran yang telah diperoleh dalam bentuk catatan. Hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai mahasiswa penting untuk diketahui oleh dosen.
  • 8. 3 Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari proses dan hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa. Dosen dapat mengukurnya dengan cara melihat keaktifan mahasiswa mencatat dalam kelas. Dari catatan tersebut, dosen dapat memantau setiap perkembangan mahasiswa. Strategi catatan jendela merupakan suatu cara untuk mencatat hal penting dari hasil belajar secara terbimbing. Strategi ini memiliki empat kuadran. Setiap kuadran memiliki fokus masing-masing. Di bawah ini merupakan contoh penggambaran empat kuadran dari konsep strategi tersebut. Gambar 1.1 Konsep Strategi Catatan Jendela Sumber: Silver, Strong, & Perini (2012, 218) Berdasarkan gambar di atas, dijelaskan bahwa mahasiswa dikatakan berhasil ketika mereka menguasai pembelajaran. Pemahaman mereka diperoleh dari keingintahuan yang dimiliki. Antarpribadi menunjukkan hubungan setiap pribadi yang terlibat pembelajaran, seperti antara mahasiswa dengan dosen maupun mahasiswa dengan mahasiswa. Ekpresi diri berhubungan dengan orisinalitas mahasiswa dalam merefleksikan hasil belajarnya. Da Shawn dalam (Silver, Strong, & Perini 2012:219-224) menerapkan strategi catatan jendela dalam mempelajari sebuah novel dengan fokus empat kuadran yaitu fakta, pertanyaan, ide, dan perasaan. Strategi ini mengalami variasi dan perluasan, misalnya dalam memecahkan soal cerita matematika, empat
  • 9. 4 kuadran yang dibuat meliputi fakta, langkah-langkah, pertanyaan, dan diagram. Penerapan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok dengan tema pakaian adat, empat kuadran tersebut terdiri dari fakta, pertanyaan, notula, dan penggambaran dari informasi yang dikumpulkan terkait pakaian adat tersebut. Windura (2008:141) mencatat adalah suatu kegiatan untuk mendokumentasikan informasi yang diperoleh. Mencatat pelajaran dapat membantu mempertajam daya ingat, menstimulasi otak, meningkatkan hasil belajar, dan meningkatkan keterampilan menulis. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Amani (2013) disimpulkan bahwa kelas yang menerapkan catatan terbimbing, hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Ningsih, Islamias, dan Rery (2012) yang menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa meningkat setelah menerapkan catatan terbimbing. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hakiky (2018) menyatakan bahwa penerapan strategi catatan jendela dalam meningkatkan keterampilan menulis teks cerita pada anak mengalami keberhasilan yang signifikan. Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang dapat membantu mahasiswa turut aktif dalam merekam pembelajarannya. Strategi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah strategi empat gaya yang dikembangkan oleh D Shawn. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana proses penerapan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok? 2. Bagaimana respons mahasiswa terhadap penerapan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita rakyat Tiongkok?
  • 10. 5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan penerapan catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok. 2. Mendeskripsikan respons mahasiswa terhadap penerapan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada pihak-pihak sebagai berikut. 1. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu merefleksikan secara terbimbing pelajaran yang telah diperoleh. 2. Bagi dosen, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang strategi pengajaran bahasa Mandarin dengan menggunakan catatan jendela, sehingga dosen dapat memantau keaktifan mahasiswa dalam mencatat pelajaran. 3. Bagi Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin, diharapkan penelitian ini bisa dijadikan acuan dalam meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam merefleksikan setiap pelajaran. 4. Bagi peneliti, memperoleh pengalaman baru dalam menerapkan strategi catatan jendela sebagai penunjang pembelajaran. Selain itu, peneliti juga memperoleh wawasan baru tentang situasi didalam kelas. E. Ruang Lingkup Peneliti membatasi istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperjelas dan menghindari perbedaan pengertian. Berikut ini adalah pembahasan tentang ruang lingkup penelitian, yaitu sebagai berikut. • Penerapan merupakan suatu perbuatan mempraktekkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb. di dalam kondisi kerja. • Strategi merupakan suatu rancangan atau upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam penelitian ini strategi yang dimaksud adalah strategi empat gaya.
  • 11. 6 • Catatan jendela adalah sebuah strategi yang menggunakan teknik-teknik dalam mencatat ke dalam empat kuadran. Empat kuadran tersebut meliputi fakta, pertanyaan, kegiatan, dan gambar. • Cerita Rakyat Tiongkok adalah salah satu matakuliah yang membahas tentang adat istiadat dan budaya kehidupan di Tiongkok. Dalam penelitian ini budaya yang dimaksud adalah pakaian adat istiadat Tiongok.
  • 12. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab kajian pustaka ini disajikan beberapa aspek yang dijadikan pijakan dalam penelitian, meliputi: (a) strategi pembelajaran, (b) strategi catatan jendela, (c) penerapan strategi catatan jendela, (d) cerita rakyat Tiongkok, dan (e) penelitian yang relevan. A. Strategi Pembelajaran Dalam kegiatan belajar-mengajar, seorang dosen harus memiliki strategi. Hal tersebut bertujuan agar mahasiswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Strategi merupakan suatu upaya atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk mencapai yang diinginkan. Joni (dalam Hamdani 2011:18) menjelaskan bahwa strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif dalam rangka mencapai tujuan. Sejalan dengan pendapat tersebut strategi merupakan suatu tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan (Shirley dalam Sumar dan Razak, 2016:13). Dengan demikian, strategi merupakan suatu prosedur atau tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu proses interaksi antara dosen dan mahasiswa yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran disebut dengan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamiyah dan Jauhar (2016:5-6) bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang sengaja dilakukan oleh dosen dan direncanakan untuk membimbing mahasiswa dan mengawasi mereka dalam aktivitas belajar. Majid (2013:5) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan terencana yang mengkondisikan atau merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hamdani (2011:23) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah usaha dosen dalam membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Dari uraian tersebut, pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yang direncanakan oleh
  • 13. 8 dosen untuk membimbing, menyediakan lingkungan, dan merangsang mahasiswa dalam aktivitas belajar. Strategi pembelajaran merupakan suatu rancangan yang berisi tentang serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan (David dalam Sumar dan razak, 2016:15). Menurut Saifuddin (2015:108), strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, menyampaikan pelajaran dan mengelola kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dilakukan peneliti untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rancangan yang dilakukan oleh dosen dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Berdasarkan penjelasan di atas, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam strategi pembelajaran, yaitu rancangan dan pencapaian tujuan pembelajaran. Hamiyah dan Jauhar (2014:8-9) menjelaskan bahwa perancangan pembelajaran, meliputi (1) mengidentifikasi kondisi, tingkah laku, dan kepribadian siswa, (2) memilih sistem pendekatan pembelajaran, dan (3) memilih strategi yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah deskripsi dari penampilan perilaku mahasiswa yang diharapkan setelah mereka mempelajari suatu bahan ajar (Roestyah dalam Hamiyah dan Jauhar 2014:15). Lebih lanjut Gagne (dalam Hamiyah dan Jauhar 2014:18) mengungkapkan bahwa tujuan dari strategi pembelajaran adalah agar kemampuan intelektual dan kognitif mahasiswa berkembang, kemampuan informasi verbal bertambah, keterampilan motorik mahasiswa bertambah, dan tercipta suatu sikap serta nilai yang mengarah ke hal lebih baik. Dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran memiliki banyak variasi yang beredar dalam bentuk buku. Strategi pembelajaran memiliki peran penting bagi peneliti karena melibatkan kondisi, kemampuan, pencapaian, kecenderungan, serta minat yang berbeda dari mahasiswa. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Hamdani (2011:19), bahwa peneliti harus memikirkan strategi pembelajaran yang mampu memenuhi kebutuhan mahasiswa yang berbeda di dalam kelas. Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan,
  • 14. 9 serta minat. Salah satu dari strategi yang dapat memenuhi hal tersebut yaitu strategi pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menekankan pada keaktifan mahasiswa dalam belajar (Haidir dan Salim 2014:125). Menurut Hamdani (2011:30), pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar mahasiswa dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan sebelumnya. Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan tersebut, strategi kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu strategi empat gaya, yaitu strategi catatan jendela. B. STRATEGI CATATAN JENDELA 1. Pengertian Strategi Catatan Jendela D Shawn (dalam Silver, Strong, & Perini 2012:216) menjelaskan bahwa strategi yang menggunakan teknik dan alat bantu pencatatan dalam mengembangkan keterampilan merefleksikan disebut strategi catatan jendela. Strategi tersebut menyediakan sebuah rangka pembuatan catatan yang efektif yang membantu memperdalam pemahaman mahasiswa dan merefleksikannya secara terbimbing. Menurut Uno dan mohammad (2011:173), pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memiliki manfaat dan terfokus kepada mahasiswa (student Contered). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa catatan jendela merupakan catatan yang efektif dalam membantu mahasiswa aktif di dalam kelas. Efektivitas catatan merupakan sebuah fakta yang telah diketahui secara umum, meskipun demikian tidak semua dosen menjadikan mahasiswa tertarik ke dalam proses pembuatannya. Amani (2013:89-90) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa catatan memiliki efektivitas yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Selain efektif, catatan juga membawa manfaat bagi mahasiswa, yaitu untuk memperdalam pemahaman ketika membaca dan belajar, mengembangkan kapasitas merefleksikan hasil belajar, merefleksikan secara akurat dengan menggunakan empat kuadran (Silver, Strong, & Perini 2012:217). Silver, Kackson, dan Moraio (dalam Ariesca dan Marzulina 2016:27) menyatakan bahwa strategi catatan jendela berasal dari rotasi tugas yang
  • 15. 10 melibatkan empat gaya majemuk yang simultan. Ariesca dan Marzulina juga menyimpulkan bahwa strategi catatan jendela digunakan oleh dosen untuk mengajarkan pemahaman bacaan agar mahasiswa lebih aktif bertindak di dalam kelas. Strong, Silver, & Perini (2012:221) mengembangkan catatan jendela dengan mengaplikasikan hasil penelitian tentang kebosanan mahasiswa pada tindakan pembuatan catatan. Upaya yang dilakukan Strong dkk adalah menghindari penulisan catatan secara repititif dan rutin. Mencatat bukan hanya menyalin yang ada di papan tulis atau merangkum sebuah buku, melainkan mencatat juga memiliki keragaman dalam penulisannya. Jika dosen tidak menarik minat mahasiswa dalam pembuatan catatan, maka akan terjadi kebosananan dalam menulis ataupun membuat catatan dari hasil belajar yang telah mereka peroleh. Hardani (2016:23) menjelaskan bahwa minat belajar adalah kecenderungan hati yang tinggi untuk belajar, baik berupa informasi, pengetahuan, pengajaran, pengalaman, dan membangkitkan rasa ingin tahu melalui usaha. Strong dkk (2012:221) berharap mahasiswa dapat aktif untuk melibatkan diri dalam pengumpulan ide dan informasi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Strong adalah dengan cara membuat catatan yang disebut strategi catatan jendela. Hal serupa dijelaskan oleh Hakiky (2018:37-38) bahwa dosen memiliki peran dalam menarik minat mahasiswa untuk membuat catatan hasil belajar mereka, antara lain agar peneliti mengetahui kesan, hasil belajar, serta minat mahasiswa dalam belajar. Diungkapkan oleh Strong, Silver, & Perini (2012:228), strategi catatan jendela memiliki dua keterampilan tersembunyi, yaitu keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keterampilan membaca yang dimaksud meliputi proses membaca, mempelajari, menalar, dan menganalisis materi pembelajaran. Sementara itu, keterampilan menulis merupakan bentuk refleksi dan komunikasi dari pembelajaran yang telah berlangsung. Sesuai paparan di atas, inti dari strategi catatan jendela adalah strategi yang digunakan dalam merefleksikan hasil belajar mahasiswa secara terbimbing. Pada penelitian ini strategi tersebut digunakan dalam pembelajaran Cerita Rakyat Tiongkok.
  • 16. 11 2. Konsep Strategi Catatan Jendela Desain pembelajaran strategi catatan jendela berupa praktik atau aplikasi, pengantar, wawasan baru, pemeriksaan, dan refleksi. Desain tersebut digunakan untuk mengukur kecocokan strategi terhadap pembelajaran di kelas. Ada empat tolak ukur kecocokan strategi tersebut, yaitu kecocokan yang buruk, cocok disertai usaha tertentu, cocok disertai usaha minimal, dan cocok secara natural (Strong, Silver, & Perini 2012:218). Strategi catatan jendela merupakan strategi empat gaya yang melibatkan gaya belajar secara simultan sehingga mendorong mahasiswa untuk mengembangkan suatu pendekatan belajar (Strong, Silver, & Perini, 2012:216). Dengan demikian, strategi tersebut membantu dan melatih perkembangan belajar mahasiswa secara mandiri. Johnson (2014:153-163) menjelaskan bahwa pembelajaran secara mandiri meliputi dua komponen, yaitu mahasiswa memiliki pengetahuan tentang materi yang disajikan dan mahasiswa secara kronologis mengikuti langkah-langkah yang telah ada. Langkah-langkah tersebut meliputi mengambil tindakan, mengajukan pertanyaan, membuat pilihan, membangun kesadaran diri, dan kerjasama. Berdasarkan gambar 1.1 tentang peta konsep strategi catatan jendela, Strong, Silver, & Perini (2012:4-5) menjelaskan fokus dan motivasi dari setiap strategi gaya yang terbagi dalam empat kuadran, yaitu sebagai berikut. a. Strategi penguasaan pada kuadran pertama. Strategi penguasaan berfokus terhadap peningkatan kemampuan untuk merangkum materi yang dipelajari. Kuadran tersebut memotivasi mahasiswa dalam umpan balik dengan menyediakan catatan terbimbing. Dalam kuadran ini, mahasiswa mempelajari informasi dan prosedur praktis untuk menguasai setiap materi yang dipelajari. b. Strategi pemahaman pada kuadran kedua. Strategi ini berfokus terhadap pengembangan penalaran mahasiswa untuk membangkitkan motivasi melalui misteri, masalah, dan petunjuk. Di sini, mahasiswa menggunakan logika, debat, dan penggalian informasi dalam menyelidiki setiap kasus untuk menambah pemahaman terhadap materi. c. Strategi antarpribadi pada kuadran ketiga. Strategi ini menunjukkan hubungan personal dengan materi melalui pembentukan tim, kemitraan, dan kelompok.
  • 17. 12 Kuadran ini berusaha memotivasi mahasiswa untuk mendiskusikan suatu masalah, materi, dll dan memiliki suatu hubungan atau keanggotaan. Kuadran ini menunjukkan kaitan tentang mahasiswa dalam mempelajari hal-hal yang mempengaruhi hubungan antarpribadi dengan pengalaman setiap orang. d. Strategi ekspresi diri pada kuadran keempat. Strategi yang terakhir ini berfokus terhadap kemampuan mahasiswa untuk berimajinasi dan menghasilkan. Kuadran ini bisa berupa perumpamaan, andaian, metafora, dan pola. Yang dimaksud dalam kuadran ini yaitu penggunaan imanjinasi mahasiswa dalam mengeksplorasi setiap materi yang dipelajari untuk mengekspresikan diri mereka. Penerapan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok mengambil tema tentang pakaian adat Tiongkok. Berdasarkan tema dan penjelasan di atas, gambaran strategi catatan jendela yang melibatkan empat gaya belajar terdiri dari empat kuadran yaitu 事实 [shìshí] ‘fakta’, 问题 [wèntí] ‘pertanyaan’, 结论 [jiélùn] ‘notula’, dan 说明 [shuōmíng] ‘penggambaran’. Setiap kuadran memiliki fokus masing-masing. Kuadran pertama adalah kuadran fakta. Kuadran tersebut berhubungan dengan penguasaan mahasiswa terhadap materi yang dipelajari. Seluruh informasi yang diketahui oleh mahasiswa terdapat dalam kuadran tersebut. Sehubungan dengan tema pakaian adat, kuadran ini memuat informasi tahun pembuatan, bahan pakaian, bentuk pakaian, jenis pakaian, dll. Daerah asal pakaian juga termasuk ke dalam kuadran ini. Mahasiswa menuliskan semua fakta yang ditemukan dalam kuadran tersebut. Kuadran kedua adalah kuadran pertanyaan. Kuadran tersebut berhubungan dengan keingintahuan mahasiswa terhadap materi yang dipelajari, misalnya pertanyaan tentang kejanggalan dalam materi tersebut dan membuat mahasiswa ingin lebih tahu secara detail. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dihubungkan dengan logika dan bukti yang ditemukan dalam materi. Contoh dari pertanyaan tersebut adalah mengapa suku Elunchun menggunakan pakaian dari kulit binatang bukan dari kain sutra? Kuadran selanjutnya adalah kuadran notula. Kuadran ini merupakan jawaban dari kuadran pertanyaan. Dalam kuadran ini, mahasiswa menuliskan
  • 18. 13 temuan dari pencarian jawaban melalui pembentukan tim atau bertanya kepada temannya. Contoh temuan dari pertanyaan pada kuadran kedua adalah suku Elunchun bertempat tinggal di lembah dan kegiatan sehari-hari suku tersebut adalah berburu. Temuan ini menunjang untuk menemukan fakta baru dari materi yang dipelajari. Kuadran terakhir adalah kuadran gambaran. Kuadran tersebut berhubungan dengan kreativitas, imajinasi, dan cara mahasiswa mengekspresikan diri. Kuadran ini bisa berupa gambar pakaian atau perumpamaan yang digunakan oleh mahasiswa. Kuadran ini membantu mahasiswa untuk menyimpulkan dari ketiga kuadran di atas. Menuliskan tentang gambaran umum dari suku Elunchun. 3. Kelebihan dan Kelemahan Strong (dalam Silver, Strong, dan Perini 2012:221) mengemukakan bahwa strategi catatan jendela memiliki dua kelebihan. Pertama, catatan jendela telah terbukti efektif kepada mahasiswa yang enggan mencatat. Hal tersebut ditunjukkan dengan pembuktian bahwa catatan tersebut menyediakan pemikiran masing-masing mahasiswa dan memungkinkan mereka memiliki pendapat sendiri. Kedua, strategi tersebut menyediakan wawasan bagi dosen tentang pemikiran mahasiswa dan mendiskusikannya. Hakiky (2018:43) juga menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari strategi tersebut. Kelebihannya adalah sebagai berikut. • Menyediakan asosiasi tentang pemikiran mahasiswa. • Membantu untuk mendeskripsikan dan menganalisis materi • Mengembangkan kemampuan menalar mahasiswa. • Membantu mengekspresikan secara akurat. • Mengungguli catatan pada umumnya. • Pembuatan catatan jendela memerlukan kerjasama tim. • Mengurangi tingkat kebosanan dalam menulis. Selain kelebihan yang telah dipaparkan di atas, penelitian yang dilakukan oleh Hakiky (2018:44) menjelaskan juga tentang kekurangan dan kesulitan yang dialami oleh mahasiswa setelah menerapkan strategi catatan jendela. Kekurangan- kekurangan tersebut diuraikan sebagai berikut.
  • 19. 14 • Strategi ini tidak dapat diterapkan kepada mahasiswa yang belum lancar membaca. • Mahasiswa diharuskan dalam keadaan fokus. • Mahasiswa memerlukan bimbingan dosen selama proses pembelajaran. • Mahasiswa memiliki ketergantungan dalam pembuatan catatan. C. Penerapan Strategi Catatan Jendela Materi pembelajaran yang akan dipelajari mahasiswa angkatan 2017 adalah pakaian adat Tiongkok. Diawal pembelajaran, dosen merangsang respons mahasiswa terkait materi yang dipelajari. dosen menginstruksikan kepada mahasiswa untuk melipat kertas yang telah dibagikan sebelumnya menjadi empat bagian. Hal yang dillakukan oleh dosen selanjutnya adalah perkenalan tentang strategi catatan jendela kepada mahasiswa. Sebelum meminta mahasiswa membuat catatan jendela tentang pakaian adat, dosen menjelaskan strategi catatan jendela secara ringkas dan jelas untuk membantu mahasiswa dalam memahami penggunaan strategi tersebut. Dosen menggunakan proyektor untuk menjelaskan masing-masing kuadran dari strategi catatan jendela. Dosen memberikan contoh untuk membimbing mahasiswa membuat catatan jendela. Contoh yang dosen gunakan adalah pakaian adat suku Elunchun. Selanjutnya, dosen membahas keseluruhan informasi yang telah dicari sebelumnya dan membimbing mahasiswa untuk memilah informasi yang telah diperoleh ke dalam empat kuadran strategi catatan jendela. Dengan demikian, mahasiswa dapat terbantu dan memahami pembuatan catatannya nanti. Mahaiswa diminta untuk membaca empat halaman tentang pakaian suku adat rakyat Tiongkok. Ketika mereka sedang membaca, mahasiswa diminta untuk menuliskan hasil eksplorasi mereka. Dalam tema pembelajaran, terdapat sepuluh suku yang akan dipelajari oleh mahasiswa. Darisepuluh suku tersebut, mahasiswa diminta untuk membuat dua buah catatan jendela dari dua suku yang mereka minati. Mahasiswa diberikan waktu empat puluh menit untuk menuliskan seluruh gagasan mereka ke dalam catatannya. Ketika mahasiswa sedang membaca dan menuliskan catatan mereka, dosen berkeliling untuk mengetahui hasil pemikiran mereka. Secara sepintas dosen mengetahui pikiran aktif mahasiswa saat
  • 20. 15 memproses, mengeksplorasi, dan bereaksi terhadap materi. Peneliti juga menuntun mahasiswa yang masih kesulitan dalam pengerjaan catatan jendela. Mahasiswa diizinkan untuk bertanya kepada peneliti, dosen matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok dan teman sekelasnya. Hal ini dilakukan agar konsep-konsep dari empat kuadran strategi tersebut berjalan dan sesuai ketika pembelajaran berlangsung. Gambar di berikut ini digunakan untuk memberikan contoh penggunaan strategi tersebut kepada mahasiswa. Gambar 2.1 Sampel Catatan Jendela dosen Setelah pembuatan catatan selesai, dosen meminta mahasiswa untuk mendiskusikan tentang materi yang dipelajari. Diskusi berfungsi untuk mengeksplorasi materi yang dipelajari. Mahasiswa berdiskusi dan menuliskan hasil diskusi dengan menggunakan catatan jendela. Catatan tersebut digunakan sebagai teknik baru dalam mengkoordinasikan pemikiran mereka. Berdasarkan strategi pembelajaran kooperatif, Hamdani (2011:34) menjelaskan enam tahap pembelajaran di dalam kelas. tahap-tahap tersebut terdiri dari menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi mahasiswa, menyajikan materi, mengorganisasikan atau mengelompokkan mahasiswa ke dalam kelompok F a k t a Pertanyaan Notula Penggambaran Suku Elunchun Fakta
  • 21. 16 belajar, membimbing kelompok untuk belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan terhadap mahasiswa. Dari uraian tersebut, Hakiky (2018:42) menjabarkan proses penerapan strategi catatan jendela yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut. 1. Memperkenalkan tema atau topik yang akan dipelajari. 2. Memberikan contoh strategi catatan jendela. 3. Meminta mahasiswa membuat pengorganisasian berbentuk jendela dengan empat kuadran. Masing-masing kuadran dituliskan kata-kata 事实 [Shìshí] ˈfaktaˈ, 问题 [wèntí] ˈpertanyaanˈ, 结论 [jiélùn] ˈnotulaˈ, dan 说明 [shuōmíng] ˈpenggambaranˈ. 4. Meminta mahasiswa mengumpulkan semua informasi terkait materi serta respons mereka saat membaca teks atau mempelajari materi dan mengkategorikannya ke dalam empat kuadran. Informasi diperoleh dari internet atau teman sekelas. 5. Meminta mahasiswa berbagi hasil catatan mereka kepada teman sekelas dan mengadakan diskusi tentang apa yang telah mereka pelajari dari topik tersebut. Diskusi dilakukan antara mahasiswa pembuat catatan, peneliti, dan teman sekelas. 6. Mengajarkan mahasiswa menggunakan strategi tersebut secara mandiri untuk membantumereka dalam pelajaran lain atau materi baru menjadi kumpulan- kumpulan informasi yang bermakna bagi mereka. D. Cerita Rakyat Tiongkok Cerita rakyat Tiongkok merupakan salah satu matakuliah yang disajikan oleh PSBM pada semester tiga. Yan (2005:1) menjelaskan bahwa Cerita rakyat Tiongkok adalah budaya kehidupan yang diwariskan oleh suatu negara atau suatu sejarah dan sosial. Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok membahas tentang adat istiadat, budaya, dan kehidupan di Tiongkok seperti pakaian, makanan, tempat tinggal, kendaraan, perdagangan, kepercayaan, kalender, dialek, etika, dan hari raya. Berdasarkan katalog Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang (2017:112) matakuliah tersebut membahas tentang pertanian, makanan, tempat
  • 22. 17 tinggal, pekerjaan, perdagangan, hari raya, agama, dan kepercayaan. Dijelaskan juga bahwa mahasiswa mampu memahami adat istiadat orang Tiongkok. Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok membahas tentang perubahan dan perkembangan adat orang Tiongkok. Pembelajaran matakuliah tersebut memiliki dua pokok bahasan, yaitu karakteristik dasar dan klasifikasi. Dalam tema karakteristik dibahas tentang kelompok, kelas, status, dan warisan. Tema selanjutnya adalah tema klasifikasi yang terdiri dari sumber daya, sosial, kepercayaan, dan bahasa dialek (Yan, 2005:1-5). Dari uraian materi tersebut, materi yang dijadikan topik dalam penelitian ini adalah tentang pakaian adat yang ada di Tiongkok. Topik ini membahas tentang perkembangan pakaian adat yang ada di Tiongkok, pakaian adat tiap suku, pakaian adat berdasarkan jenis kelamin, usia, profesi, dan status. Selain itu, dijelaskan pula tentang arti dari simbol dan warna yang digunakan dalam pakaian adat di Tiongkok. E. Penelitian Yang Relevan Penelitian tentang strategi catatan jendela sebelumnya telah dilakukan oleh Dani (2018) yang berjudul Penerapan Strategi Catatan Jendela untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 019 Muara Uwai Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa penerapan strategi catatan jendela dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai 76% pada siklus pertama. Di siklus kedua, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 81,73%. Sebelum diterapkan strategi tersebut, nilai rata-rata siswa adalah 53,91%. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Hakiky (2018) dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Ringkasan Teks Cerita Anak Melalui Strategi Catatan Jendela pada Siswa di Kelas IV A SDN Banjarbendo Sidoarjo. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa penerapan strategi catatan jendela dalam meningkatkan keterampilan menulis teks cerita pada anak mengalami keberhasilan yang signifikan. Presentase peningkatan siswa mencapai 43,33% pada siklus pertama. Di siklus kedua keterampilan menulis siswa mengalami kenaikan presentase menjadi 63,33%, dan mengalami kenaikan yang signifikan setelah siklus ketiga, yaitu mencapai 93,33%.
  • 23. 18 Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ariesca (2016) yang berjudul Teaching Reading Narrative Text by Using Window Notes Strategy to Eight Grade Students of SMP Muhammadiyah 4 Palembang. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa membaca teks naratif menggunakan strategi catatan jendela mampu meningkatkan keterampilan membaca siswa. Siswa juga mampu menemukan gagasan utama dalam teks tersebut. Selain itu, mereka dapat memahami teks naratif dengan mudah. Peningkatan lain yang dialami oleh siswa adalah mereka menjadi pembaca aktif dibandingkan kelas lainnya. Dari uraian di atas, diketahui bahwa persamaan penelitian ini dengan ketiga penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas tentang penerapan strategi catatan jendela. Perbedaan dari penelitian-penelitian tersebut terletak pada subyek penelitian. Penelitian pertama dan kedua meneliti siswa di tingkat SD dan penelitian yang terakhir meneliti siswa tingkat SMP. Dari ketiga penelitian tersebut, terbukti bahwa strategi itu dapat meningkatkan keterampilan berbahasa pembelajar. Penelitian pertama diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, penelitian kedua diterapkan untuk meningkatkan keterampilan membaca, dan penelitian terakhir dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis. Ketiga penelitian tersebut diterapkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Sampai saat ini peneliti belum menemukan adanya penelitian tentang penerapan strategi catatan jendela bagi mahasiswa di tingkat perguruan tinggi khususnya pembelajaran bahasa asing. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang.
  • 24. 19 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab metode penelitian ini disajikan tiga aspek yang dijadikan pijakan dalam penelitian, meliputi: (a) rancangan penelitian, (b) data penelitian, dan (c) analisis data penelitian. A. RANCANGAN PENELITIAN 1. Metode dan Jenis Penelitian Berdasarkan jenis data, penelitan ini tergolong ke dalam penelitian kualitatif. Sugiarto (2015:8) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau hitungan lainnya dan memiliki tujuan mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dengan memanfaatkan peneliti sebagai instrumen penelitian. Berdasarkan kedalaman analisis data, penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Sugiarto (2015:8) menambahkan bahwa penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan segala fenomena yang ada dan berlangsung saat ini atau saat yang lampau. Sesuai paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang menggambarkan fenomena yang ada dan temuannya diuraikan dalam bentuk kata-kata. Penggambaran fenomena tersebut berupa perilaku, persepsi, tindakan, dan kejadian yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian ini mendeskripsikan proses penerapan strategi catatan jendela dalam mata kuliah Cerita Rakyat Tiongkok di Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang. Sesuai penjelasan tersebut, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memerlukan penjabaran atau pemaparan menggunakan kata-kata deskripsi dalam penulisannya.
  • 25. 20 2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sangat penting sebagai pengumpul data dan instrumen utama. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyono (2014: 14) yang menjelaskan bahwa peneliti ikut berpartisipasi selama di lapangan, mencatat secara hati-hati yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, penganalisis data, dan pelapor hasil data penelitian. 3. Lokasi Penelitian Penelitian tentang penerapan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok dilaksanakan di Universitas Negeri Malang yang terletak di jalan Semarang No. 5, Malang. Pada tanggal 12 September 2018 telah dilakukan penelitian pertama di gedung Q3 210. Penelitian selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 19 September 2018 di gedung Q3 211. B. DATA PENELITIAN 1. Sumber Data Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tiga orang observer. Sumber data selanjutnya diperoleh dari 19 orang mahasiswa angkatan 2017 offering B PSBM Universitas Negeri Malang. Sumber data pendukung ditulis oleh peneliti. 2. Data Data merupakan seluruh informasi yang bersifat empiris dan dokumentatif yang diperoleh melalui observasi pelaksanaan penelitian, catatan lapangan peneliti dan penyebaran angket kepada mahasiswa. Data dalam penelitian ini adalah hasil observasi yang berisi seluruh informasi terkait poses penerapan strategi catatan jendela. Data selanjutnya diperoleh dari peneliti dalam bentuk catatan lapangan Selanjutnya data diperoleh dari angket yang diisi oleh mahasiswa berkaitan dengan respons mereka terhadap strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok yang diperoleh dari instrumen penelitian dan diambil selama proses pembelajaran berlangsung.
  • 26. 21 3. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dalam memperoleh suatu data. Peneliti dalam penelitian ini adalah instrumen utama. Dalam penelitian ini, terdapat tiga instrumen yang digunakan oleh peneliti yaitu lembar lembar observasi, catatan lapangan, dan angket. a. Lembar Observasi Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dan terjun langsung ke lapangan untuk mengamati semua yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. Peneliti meminta bantuan dosen dan dua orang teman sejawat untuk bertindak sebagai observer. Pengamatan yang dilakukan oleh dosen mencakup informasi terkait proses penerapan, kelemahan dan kelebihan, serta perkembangan mahasiswa setelah menerapkan strategi tersebut. Pedoman pengamatan tersebut dapat dilihat pada lampiran satu. Pengamatan selajutnya dilakukan oleh dua observer dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Di bawah ini merupakan pedoman lembar observasi yang mencakup semua tahap. Selain itu, dapat dilihat pada lampiran tiga. 1) Situasi kelas saat pembelajaran berlangsung. 2) Keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran. 3) Pencatatan materi yang diberikan oleh dosen. 4) Diskusi masalah dalam pembelajaran. 5) Kerjasama dengan teman sekelas. 6) Tukar pendapat antara teman sekelas. 7) Respons terhadap jawaban teman. b. Lembar Catatan lapangan Catatan lapangan pada penelitian ini bersifat deskriptif yang berisi tentang gambaran latar pengamatan, fenomena, orang, tindakan, dan pembicaraan yang berhubungan dengan fokus penelitian. Fungsi dari catatan ini adalah sebagai data pendukung dari data yang diperoleh saat observasi. Pembuatan catatan tersebut
  • 27. 22 dilakukan ketika peneliti mengajar di dalam kelas. Dalam hal ini peneliti membuat catatan lapangan terkait dengan kegiatan belajar mahasiswa PSBM saat penerapan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok berlangsung. c. Lembar Angket Waluya (2007:95) menjelaskan bahwa angket adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Angket memberikan gambaran umum dari jawaban responden. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket isian dan angket model likert. Kedua angket tersebut digunakan untuk mengetahui respons mahasiswa PSBM terhadap penerapan strategi catatan jendela. Contoh angket isian terdapat pada lampiran sebelas. Pedoman angket isian yang dijadikan pijakan dalam penelitian ini, antara lain: 1) Pendapat mahasiswa terhadap strategi catatan jendela. 2) Pengaruh penggunaan strategi catatan jendela. 3) Kendala yang dihadapi oleh mahasiswa. 4) Kecocokan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok. 5) Kelebihan strategi catatan jendela. 6) Pendapat mahasiswa tentang penerapan stategi catatan jendela dalam merefleksikan pembelajaran. Angket model likert diisi oleh mahasiswa dengan cara memberikan persetujuan atau ketidaksetujuan mereka, seperti setuju, sangat setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pedoman angket tersebut, mencakup kepuasan, keefektifan, memotivasi dan perasaan mahasiswa dalam pembelajaran. Selain itu, angket tersebut juga mencakup pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran dan keefektifan strategi catatan jendela dalam pembelajaran Cerita Rakyat Tiongkok. 4. Prosedur Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan angket. Di bawah ini merupakan penjelasan posedur dalam pengumpulan data penelitian, yaitu sebagai berikut.
  • 28. 23 a. Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh observer terhadap mahasiswa PSBM angkatan 2017. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui proses penerapan strategi catatan jendela. Langkah-langkah observasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Membuat lembar observasi. 2) Meminta bantuan dosen pembibing untuk mengecek lembar observasi tersebut. 3) Merevisi lembar observasi apabila ada kesalahan yang tidak sesuai. 4) Membagikan lembar observasi kepada teman sejawat dan dosen, lalu mereka mulai mengamati dari awal hingga akhir pembelajaran. b. Catatan Lapangan Catatan lapangan ditulis oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah mencari contoh pembuatan catatan lapangan, membuat lembar catatan lapangan, mencetak lembar catatan lapangan. Setelah itu, peneliti mengecek kelengkapan informasi yang termuat dalam catatan lapangan setelah proses pembelajaran berakhir. c. Angket Angket digunakan untuk mengumpulkan data berupa respons mahasiswa terhadap pembelajaran Cerita Rakyat Tiongkok dengan menggunakan strategi catatan jendela. Angket tersebut diberikan kepada mahasiswa dan diisi setelah penerapan strategi catatan jendela selesai. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data angket adalah sebagai berikut. 1) Membuat lembar angket. 2) Meminta bantuan dosen pembibing untuk mengecek lembar angket tersebut. 3) Merevisi lembar angket apabila ada kesalahan yang tidak sesuai. 4) Membagikan angket kepada mahasiswa 5) Menjelaskan cara pengisian angket. 6) Mengumpulkan angket yang dibagikan dan sudah diisi oleh mahasiswa.
  • 29. 24 5. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Endraswara (2006:110) menyebutkan bahwa triangulasi dibagi menjadi empat, yaitu triangulasi sumber data, triangulasi pengumpul data, triangulasi metode, dan triangulasi teori. Dalam penelitian ini, untuk mencari kredibilitas data digunakan triangulasi data. Endraswara (2006:110) menambahkan bahwa triangulasi data merupakan teknik yang digunakan dengan cara mencari data dari berbagai sumber informan yang berhubungan dengan objek penelitian. Untuk mengetahui kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber data dengan cara yang berbeda. Cara yang dilakukan peneliti adalah wawancara secara singkat kepada narasumber. Jika ada data yang berbeda, peneliti melaksanakan diskusi lebih mendalam kepada sumber data untuk mengetahui data yang benar. Berikut ini merupakan tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam mencari kredibilitas data. • Membandingkan data hasil observasi dosen dengan data observasi teman sejawat. • Membandingkan pendapat observer dengan pendapat pribadi mahasiswa. • Membandingkan catatan lapangan dengan data hasil observasi Dari seluruh data perbandingan tersebut, peneliti mengecek data mana saja yang berbeda. Setelah ditemukan perbedaan data, peneliti melaksanakan wawancara secara pribadi kepada para sumber untuk mengetahui keenarannya. Selanjutnya, peneliti menyimpulkan seluruh data tersebut. C. Analisis Data Penelitian Analisis data penelitian merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menyusun data yang diperolah dari observasi, penyebaran angket, serta catatan lapangan dengan cara mengkategorikan dan menjabarkan ke dalam unit-unit. Hal ini dilakukan agar data lebih mudah untuk dianalisis. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lembar angket dan lembar observasi. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul. Miles dan Huberman (dalam Pawito, 2008:104) mengungkapkan tiga komponen dalam menganalisis suatu data, adalah sebagai berikut.
  • 30. 25 • Reduksi data (meringkas). Merupakan proses menyeleksi data, menentukan fokus, meringkas, dan menyederhanakan data mentah. Pada proses ini, peneliti mengecek kelengkapan data. Seluruh data yang diperoleh dari lapangan diseleksi dan diringkas. • Penyajian data (pengorganisasian). Mengkategorikan data yang telah diseleksi agar lebih mudah untuk diteliti. Data berupa angket dikategorikan berdasarkan jawaban mahasiswa. Data observasi dikategorikan ke dalam bentuk kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiataan penutup. Data terakhir, yaitu data catatan lapangan dibandingkan dengan data observasi. Hasil perbandingan data tersebut ditambahkan ke dalam kategori data observasi sebagai data tambahan. • Penarikan kesimpulan. Proses akhir dari analisis data yaitu menarik suatu kesimpulan. Kesimpulan mencakup seluruh informasi data yang diperoleh di lapangan dan dipaparkan secara deskriptif.
  • 31. 26 BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini dipaparkan mengenai dua aspek meliputi paparan data dan temuan penelitian. A. PAPARAN DATA 1. Proses Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok Pembelajaran bahasa Mandarin dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok berlangsung dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 12 November 2018 dengan mahasiswa yang hadir berjumlah tujuh belas orang. Pembelajaran dimulai pukul 10.20 sampai pukul 12.10 WIB. Pertemuan kedua dilakukan pada hari Senin, 19 November 2018 dan dihadiri oleh mahasiswa sejumlah smbilan belas orang. Pembelajaran selanjutnya dimulai pukul 12.15 sampai pukul 14.00. Dalam penelitian ini, tema yang disampaikan oleh peneliti adalah tentang 服饰民书 [fúshì mínsú] ˈpakaian adatˈ. Peneliti melaksanakan penelitian lanjutan karena data pada penelitian pertama mengalami kekurangan dan dibutuhkan perbaikan. Berikut ini penjelasan tentang tahapan kegiatan- kegiatan yang terjadi dalam dua kali pembelajaran. Data hasil observasi selama proses penerapan strategi catatan jendela adalah sebagai berikut. a. Kegiatan Awal Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti sebagai pengajar memberikan salam serta memperkenalkan diri secara singkat. Setelah itu, peneliti melakukan presensi terhadap mahasiswa yang hadir di dalam kelas. Situasi kelas di awal pembelajaran cukup kondusif, tetapi masih ada beberapa mahasiswa yang melanjutkan pembicaraan dengan teman sebelahnya. Peneliti merangsang mahasiswa dengan mengajukan pertanyaan tentang pakaian khas Tiongkok. seluruh mahasiswa serentak menjawab 旗袍 [qípáo] ˈcheongsamˈ. Peneliti
  • 32. 27 memberikan penjelasan tentang tema pembelajaran yang berkaitan dengan pakaian adat Tiongkok dengan menampilkan sebuah video berdurasi tiga menit. Video tersebut berisi tentang perkembangan pakaian adat Tiongkok dari zaman dinasti Qin Han sampai saat ini. Setelah itu, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi tersebut. Selanjutnya, pada pertemuan kedua, peneliti menampilkan materi tentang pakaian adat dari zaman dinasti Qin sampai saat ini melalui powerpoint. Peneliti menjelaskan setiap perbedaan pakaian adat zaman tersebut secara singkat. Untuk lebih jelas tentang powerpoint tersebut, bisa dilihat pada lampiran tujuh belas. b. Kegiatan Inti Pada kegiatan ini, peneliti melanjutkan penjelasan dan memperkenalkan strategi belajar menggunakan strategi catatan jendela. Sebelum memberikan penjelasan lebih lanjut, peneliti membagi mahasiswa menjadi empat kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang anggota. Mahasiswa dipersilahkan unttuk memilih sendiri anggota kelompoknya. Setelah itu, peneliti memberikan contoh penggunaan catatan jendela. Contoh tersebut ditampilkan dalam powerpoint. Contoh yang digunakan oleh peneliti merupakan catatan peneliti dari salah satu subtema materi pembelajaran tentang pakaian adat Tiongkok, yaitu tentang suku Elunchun. Selain itu, peneliti juga menunjukkan informasi inti dan informasi pendukung dari teks yang disajikan. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk membantu mahasiswa agar tidak banyak waktu yang dihabiskan dalam mendiskusikan pembuatan catatan mereka. Setelah penjelasan selesai, peneliti memberikan masing-masing kelompok kertas lipat berukuran 20×20cm dan sticky note. Selanjutnya peneliti meminta mahasiswa untuk membuka halaman 88 sampai 94 pada buku matakuliah masing-masing. Peneliti meminta masing- masing kelompok untuk memilih dua subtema dari sepuluh subtema yang disajikan. Mahasiswa memulai berdiskusi dan membuat catatan masing-masing. Untuk memahami teks, mahasiswa diperbolehkan menggunakan kamus yang terdapat dalam gawai mereka atau bertanya kepada dosen. Ketika mahasiswa membaca dan membuat catatan jendela, peneliti berkeliling untuk memastikan apakah mahasiswa memahami tugas yang harus
  • 33. 28 mereka lakukan. Jika ada mahasiswa yang belum paham, peneliti menjelaskan kembali bagaimana cara membuat catatan jendela. Situasi ini terjadi karena strategi catatan jendela adalah strategi pembelajaran yang belum pernah diterapkan sebelumnya dalam pembelajaran bahasa Mandarin. Sebelum kegiatan akhir, perwakilan masing-masing kelompok menyampaikan catatannya kepada mahasiswa yang lain dengan presentasi secara lisan. Setelah mahasiswa menjelaskan, peneliti menunjuk salah satu mahasiswa untuk menyampaikan kembali apa yang telah dia dengarkan. Hanya satu kelompok saja yang mempresentasikan hasil kerjanya, hal ini karena waktu telah banyak dihabiskan oleh mahasiswa untuk proses membuat catatan jendela. Pertemuan selanjutnya memiliki sedikit perbedaan dibanding pertemuan sebelumnya. Perbedaan tersebut terletak pada kegiatan inti. Kegiatan inti pada pertemuan pertama menggunakan powerpoint sedangkan pertemuan kedua peneliti mengajak mahasiswa untuk membuat contoh catatan jendela secara bersama-sama. peneliti membuka sesi tanya-jawab untuk memperdalam pemahaman mahaiswa terkait materi. selain itu, peneliti juga menjelaskan kembali penggunaan strategi catatan jendela. Peneliti meminta mahasiswa untuk memilih contoh yang ingin dibahas. Mahasiswa memilih pakaian cheongsam untuk dijadikan contoh dalam pembuatan catatan jendela. Peneliti bersama mahasiswa membuat contoh tersebut bersama-sama. Hal ini dilakukan agar mahasiswa mudah mengerti penggunaan strategi catatan jendela. Kuadran pertama berisi tentang 事实 [Shìshí] ˈfaktaˈ. Peneliti merangsang mahasiswa dengan pertanyaan untuk menemukan fakta-fakta terkait pakaian cheongsam. Mahasiswa mengungkapkan pengetahuan mereka terkait pakaian tersebut. Mahasiswa antusias menjawab “warna merah, bentuk pakaian yang pas di badan, terbuat dari sutra, memiliki belahan rok yang tinggi, dan memiliki kancing yang khas”. Lalu peneliti merangsang kembali mahasiswa melalui pertanyaan “Dari manakah ide pembuatan cheongsam?”, mahasiswa mulai mencari jawaban terkait pertanyaan tersebut di internet. Dalam hal ini, peneliti mendorong mahasiswa untuk menemukan fakta-fakta yang ada dalam kuadran tersebut. Mahasiswa yang sudah menemukan jawaban mengangkat tangan dan
  • 34. 29 mulai menjawab pertanyaan dari peneliti. Mahasiswa bergantian untuk menjawab pertanyaan tersebut. Peneliti meminta mahasiswa untuk mengatakan fakta lain terkait pakaian cheongsam yang mereka temukan dari internet. Mereka tampak antusias dalam mencari dan menjawab pertnayaan. Contoh kuadran fakta yang dibuat oleh mahasiswa, dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini. Gambar 4.1 Kuadran Fakta Catatan Jendela Mahasiswa Kuadran kedua adalah kuadran 问题 [wèntí] ˈpertanyaanˈ. Peneliti menjelaskan bahwa kuadran ini berisi tentang pertanyaan apa saja yang ingin diketahui lebih mendalam oleh mahasiswa terkait pakaian cheongsam. Mahasiswa tampak kebingungan. Peneliti memberikan contoh pertanyaan yang ingin peneliti ketahui, yaitu tentang pakaian cheongsam yang berbeda dari pakaian wanita Tiongkok lainnya pada zaman tersebut. Seorang mahasiswa menjawab: ”mungkin waktu itu, wanita Tiongkok ingin tampil dengan indah dan seksi”. Selain itu, mahasiswa juga mengungkapkan alasan-alasan lain dari pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Peneliti mengucapkan terimakasihkepada mahasiswa yang membantu menjawab pertanyaan peneliti. Setelah beberapa waktu menunggu mahasiswa lain menjawab, peneliti mengulangi pertanyaan tersebut berulang- ulang untuk melatih mahasiswa berpikir kritis dalam menemukan jawabannya. Di
  • 35. 30 bawah ini merupakan strategi pemahaman mahasiswa berupa pertanyaan (gambar 4.2). Gambar 4.2 Kuadran Pertanyaan Catatan Jendela Mahasiswa Setelah mahasiswa mencari-cari jawaban di internet, peneliti membantu mahasiswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang ingin peneliti ketahui. Peneliti memberikan alasan dari jawaban tersebut dan menjelaskan secara singkat agar mahasiswa mudah memahami penjelasan yang diberikan oleh peneliti. Cheongsam pertama kali dikenal di kota Shanghai. Cheongsam dengan bentuknya yang indah dan melekat di badan mudah terkenal di kota tersebut. Di kota ini juga, kebanyakan wanita Tiongkok dari kalangan bangsawan mulai menggunakan cheongsam dan mempopulerkannya. Mereka menggunakan pakaian tersebut karena mudah untuk bergerak dan menjadi pembeda antara laki-laki dan perempuan pada saat itu. Untuk mencari informasi-informasi yang telah peneliti paparkan, peneliti menyarankan mahasiswa untuk menggunakan search engine Baidu. Baidu merupakan sejenis layanan seperti search engine Google yang diluncurkan oleh pemerintah Tiongkok. Informasi yang diperoleh oleh mahasiswa di tahap ini
  • 36. 31 dituliskan pada kuadran ketiga yaitu kuadran 结论 [jiélùn] ˈnotulaˈ. Selanjutnya peneliti meminta sebuah pertanyaan kepada mahasiswa. Peneliti juga meminta teman sebayanya untuk mencoba menjawab pertanyaan temannya tersebut. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui pemahaman mereka terkait kuadran tersebut. Contoh kuadran tersebut sebagaimana terlihat pada gambar 4.3 berikut ini. Gambar 5.3 Kuadran Notula Catatan Jendela Mahasiswa Kuadran terakhir adalah kuadran 说明 [shuōmíng] ˈpenggambaranˈ. Peneliti memberikan gambaran yang mudah diingat oleh mahasiswa. Upaya yang dilakukan oleh peneliti adalah menampilkan sebuah film Blood Brother. Peneliti memotong bagian dari film tersebut sebagai contoh. Pemotongan itu diambil ketika tokoh dalam film tersebut menggunakan pakaian cheongsam. Selanjutnya peneliti menunjukkan film yang berdurasi dua menit tersebut kepada mahasiswa. Dengan adanya gambaran secara visual tersebut, peneliti berharap agar mahasiswa lebih mudah mengingat terkait pakaian cheongsam. Setelah memutarkan film tersebut, peneliti meminta salah satu mahasiswa untuk mencoba menggambarkan pakaian cheongsam sesuai pandangannya. Dengan demikian, mahasiswa dapat memahami kuadran keempat ini. Berikut ini ditampilkan gambar 4.4 yang
  • 37. 32 berkaitan dengan kuadran keempat dari catatan jendela oleh mahasiswa dalam mengekspresikan dirinya. Gambar 5.4 Kuadran Penggambaran Umum Catatan Jendela Mahasiswa Penjelasan terkait penggunaan strategi catatan jendela telah selesai. Setelah memberi penjelasan dan contoh, peneliti meminta mahasiswa untuk membuat kembali catatan jendela dengan subtema yang berbeda dari pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua ini, mahasiswa mengerjakan catatan masing- masing secara individu. Mahasiswa juga diperbolehkan untuk bertanya kepada dosen atau teman sejawat dan mencari informasi dari internet. Peneliti tidak memperbolehkan mahasiswa melihat materi pada buku teks matakuliah, karena hal itu sudah mereka lakukan pada penelitian pertemuan sebelumnya. Dengan demikian, mahasiswa mulai berpikir kritis untuk mencari dan mengumpulkan informasi terkait subtema yang mereka rangkum. Ketika mahasiswa sibuk mencari informasi dan berdiskusi dengan teman sejawat, peneliti kembali berkeliling dan melihat hasil pekerjaan masing-masing mahasiswa. Peneliti berusaha mengetahui apakah mahasiswa sudah berpikir kritis untuk membuat catatan tanpa buku matakuliah. Selain itu, peneliti mengecek
  • 38. 33 apakah pekerjaan mahasiswa sudah sesuai atau belum sesuai dengan subtema yang mereka pilih. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui pikiran kritis mahasiswa dari pertemuan sebelumnya dan pertemuan kedua ini. Penelitian pertemuan kedua ini berjalan dengan lancar, masalah waktu yang terjadi pada pertemuan sebelumnya sudah tidak terjadi kembali. Pada pembelajaran tersebut, mahasiswa lebih aktif dalam mengumpulkan informasi. Empat orang mahasiswa menyampaikan hasil pembuatan catatan jendela secara sukarela. Mahasiswa mampu mengembangkan informasi yang ada di buku dengan bantuan internet. Mereka sudah lebih kritis dibandingkan pertemuan sebelumnya. c. Kegiatan Akhir Kegiatan akhir ini dilaksanakan dengan sesi pertanyaan. Mahasiswa dibebaskan bertanya terkait materi dan strategi catatan jendela. Peneliti memberikan saran kepada mahasiswa untuk mencoba membuat catatan jendela dalam matakuliah lain. Sebelum pembelajaran berakhir, peneliti dan mahasiswa menyimpulkan pembelajaran. Pada pertemuan kedua, ketika waktu mendekati 20 menit terakhir, peneliti membuka sesi tanya-jawab sebelum menarik kesimpulan pembelajaran tersebut. Peneliti membebaskan mahasiswa untuk bertanya terkait strategi catatan jendela ataupun materi tentang pakaian adat Tiongkok yang belum mereka pahami. Peneliti juga meminta mahasiswa untuk mengisi lembar angket tentang respons mereka terhadap penggunaan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok. Lima menit sebelum pelajaran berakhir, peneliti meminta mahasiswa untuk mengumpulkan lembar angket serta catatan jendela yang telah mereka buat. Sebelum menutup pembelajaran pertemuan kedua, peneliti meminta satu mahasiswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Dengan adanya strategi catatan jendela, mahasiswa mampu menyimpulkan pembelajaran waktu itu. Peneliti menutup pelajaran pada dua kali pertemuan waktu itu dengan mengucapkan salam dan terima kasih. Peneliti berkata 今天的课到在这儿。感谢你们的帮忙。再 见![jīntiān de kè dào zài zhè'er. Gǎnxiè nǐmen de bāngmáng. Zàijiàn!] ˈpelajaran hari ini sudah berakhir. Terimakasih atas bantuannya. Sampai jumpa!ˈ.
  • 39. 34 2. Hasil Data Lapangan Data lapangan merupakan semua data yang diperoleh ketika proses pembelajaran berlangsung. Ada tiga data yang dikumpulkan dalam penelitian ini. Data tersebut terdiri dari data observasi, catatan lapangan, dan data angket. a. Hasil Observasi dan Catatan Lapangan Selama proses pembelajaran, peneliti meminta bantuan dosen dan dua orang teman sejawat untuk bertindak sebagai observer. Observer bertugas mengamati proses pembelajaran yang menerapkan strategi catatan jendela menggunakan lembar observasi. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui kondisi proses pembelajaran. Ada dua macam data observasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu lembar observasi oleh dosen dan lembar observasi oleh teman sejawat. Data observasi dosen diberikan kepada dosen matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok. Dosen tersebut adalah Weiyao Laoshi. Lembar tersebut diberikan dan diisi oleh Weiyao Laoshi. Lembar ini dibuat untuk mengetahui proses penerapan strategi catatan jendela, kelebihan dan kelemahan strategi, serta kendala dan perkembangan mahasiswa setelah menerapkan strategi catatan jendela. Selain itu, lembar observasi dosen ini juga digunakan sebagai pengecekan keabsahan data. Seluruh data yang diperoleh dibandingkan dengan data observasi dosen. Proses penerapan strategi catatan jendela terbagi menjadi empat tahap meliputi penguasaan materi, penalaran materi, diskusi, dan ekspresi diri. Berikut ini merupakan empat tahap tersebut yang dijelaskan oleh dosen matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok. 1) 学生寻找所需信息,自主理解相关材料,提取信息。 ˈMahasiswa mencari informasi yang mereka butuhkan, memahami teks bacaan, dan mengumpulkan informasiˈ. 2) 根据所学与所寻找的信息,学生对其进行提问,思考。 ˈBerdasarkan informasi yang telah mereka kumpulkan, mahasiswa mengajukan pertanyaan dan memikirkan jawabannyaˈ. 3) 学生以小组单位,分配各自务。讨论说结所寻找到的信息,写出自己的 理解,形成结论 。
  • 40. 35 ˈMahasiswa berkelompok dan mendiskusikan informasi yang telah dikumpulkan, menulis pemahaman mereka, dan membentuk sebuah kesimpulanˈ. 4) 基于寻找相关事实材料,接着就所寻提出问题进行推理,进而得出结 论,最后将前三个阶段的内容结合自己的理解做出图画说明,或者文化 说明。 ˈMahasiswa mencari fakta, kemudian mengajukan pertanyaan, lalu menarik sebuah kesimpulan, dan pada akhirnya tiga proses tersebut dikombinasikan dengan pemahaman mereka sendiri. Kombinasi tersebut berupa deskripsi gambar atau deskripsi budaya secara singkatˈ. Kelemahan strategi catatan jendela yang diungkapkan oleh dosen adalah “课文内容较难,学生在自主学习寻找信息完成任务时,表现一般无法理解 课文内容。学生要写不少信息,阅读大量内容,文化课偏向了阅读课。” ˈisi teks bacaan terlalu sulit, hal ini menyebabkan mahasiswa sulit untuk memahami teks yang disajikan dan mencari informasi terkait materi. Mahasiswa harus menulis banyak informasi, membaca banyak referensi, dan matakuliah budaya berubah menjadi matakuliah membacaˈ. Selanjutnya adalah kelebihan dari strategi catatan jendela. Dosen matakuliah tersebut menyatakan bahwa ada empat kelebihan dari strategi catatan jendela, meliputi “学生合作学习,学生自主学习,主动理解课文内容,学生 有机会学习如何寻找与归纳信息。” ˈmahasiswa belajar secara kooperatif, mahasiswa belajar secara mandiri, mahasiswa aktif memahami isi teks, dan mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar bagaimana menemukan dan meringkas informasiˈ. Selain kelebihan dan kekurangan strategi catatan jendela, Weiyao Laoshi juga menyebutkan kendala-kendala yang dialami oleh mahasiswa. Kendala- kendala tersebut adalah “困难表现为不能很好地理解相关内容,没有老师 讲,不知所措。” ˈmahasiswa terlihat kesulitan memahami materi yang disajikan. Dosen tidak menjelaskan materi, sehingga mahasiswa tidak tahu harus berbuat apaˈ.
  • 41. 36 Ada tiga perkembangan yang diungkapkan oleh dosen, meliputi “读写能 力进步了,对所学内容记忆深刻,提高了合作学习的能力。” ˈkemampuan untuk membaca dan menulis telah berkembang, ingatan yang mendalam tentang apa yang telah dipelajari, dan meningkatkan kemampuan untuk belajar bersamaˈ. Dari paparan hasil observasi dosen matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi oleh mahasiswa terletak pada pemahaman mereka tentang materi. Selain itu, matakuliah tersebut tergolong sulit untuk dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa. Meskipun demikian, banyak hal positif yang diterima oleh mahasiswa. Hal tersebut berupa peningkatan mahasiswa dalam keterampilan membaca dan menulis serta daya ingat yang bertambah terhadap materi pembelajaran. Berdasarkan bab terdahulu pula dapat disimpulkan bahwa pengamatan yang dilakukan oleh dosen dan dua orang teman sejawat menampilkan hasil yang berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada pedoman yang diamati. Pedoman yang diamati oleh dosen mencakup proses dan respons dosen terhadap strategi catatan jendela, sedangkan observasi teman sejawat mengamati pembelajaran selamaproses penerapan strategi tersebut dan respon mahasiswa menurut pandangan mereka. Adapun proses pembelajaran yang diamati oleh dua orang teman sejawat meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observasi dari dua orang teman sejawat tersebut memperluas tentang penjelasan yang terjadi di lapangan. Hasil observasi tersebut juga mendukung hasil observasi dosen. Hasil observasi dari ketiga kegiatan tersebut dipaparkan sebagai berikut. Tabel 4.1 Hasil Observasi Kegiatan Awal No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Observer Observer 1 Observer 2 1. Bagaimana kondisi kelas saat awal dilakukan? Apakah konsisi kelas sudah mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran? Sudah mendukung, mahasiswa mendengarkan instruksi dari dosen. Semua mahasiswa memperhatikan. Kondisi kelas ramai karena berdiskusi. 2. Bagaimana dosen memulai kegiatan pembelajaran? Mengucapkan salam dan menyapa mahasiswa. Memberikan salam dan presensi. 3. Bagaimana pengetahuan mahasiswa digali? Memberikan stimulus kepada mahasiswa. Memberikan pertanyaan kepada mahasiswa.
  • 42. 37 Tabel 4.1 Hasil Observasi Kegiatan Awal No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Observer Observer 1 Observer 2 4. Bagaimana respons mahasiswa terkait dengan yang disajikan dosen pada kegiatan awal? Banyak mahasiswa kebingungan dan tidak memahami video. Ada salah satu mahasiswa yang mengeluh kepada observer bahwa tidak memahami video yang disajikan. Berdasarkan tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa kegiatan awal mahasiswa memperhatikan dan mendengarkan instruksi dari peneliti. Ketika peneliti merangsang pengetahuan awal mahasiswa dengan menggunakan video, kedua observer menyampaikan bahwa mahasiswa merasa kebingungan. Hal ini terjadi karena narator dalam video tersebut berbicara dengan tempo yang cepat, meskipun video terkait pakaian adat tersebut disertai gambar dan deskripsi secara singkat. Masalah lain yang dihadapi oleh mahasiswa adalah adanya beberapa kosakata yang belum diketahui dalam video tersebut. Hal ini menyebakan suasana kelas menjadi sedikit gaduh akibat diskusi tentang apa yang disajikan oleh peneliti. Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Inti No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Observer Observer 1 Observer 2 1. Apakah dosen menjelaskan kepada mahasiswa tentang strategi catatan jendela? Ya. Ya. 2. Apakah dosen menyampaikan instruksi atau petunjuk terkait penggunaan strategi catatan jendela? Ya. Ya. 3. Bagaimana aktivitas mahasiswa saat catatan jendela diterapkan? Menyimak. Memperhatikan dosen. Tidak malu bertanya kepada dosen menggunakan Bahasa mandarin. 4. Bagaimana interaksi mahasiswa dalam kelompok? Berdiskusi dengan kelompok. Berdiskusi dengan baik. Mereka berusaha berbicara menggunakan bahasa Mandarin.
  • 43. 38 Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Inti No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Observer Observer 1 Observer 2 5. Bagaimana interaksi mahasiswa dengan mahasiswa lain selain kelompok? Satu kelompok maju, dan kelompok lain menanggapi. Berdiskusi dengan baik. Mereka berusaha berbicara menggunakan bahasa Mandarin. 6. Bagaimana interaksi mahasiswa dalam pembahasan hasil diskusi kelompok? Aktif dalam berdiskusi. Mahasiswa berani mengutarakan jawabannya menggunakan Bahasa Mandarin. 7. Bagaimana interaksi mahasiswa dengan dosen saat penerapan catatan jendela? Mahasiswa kurang paham tapi mau untuk bertanya. Berani bertanya. 8. Bagaimana cara mahasiswa menalarkan materi diskusi. Dengan bahasa yang sederhana namun dapat diengerti oleh mahasiswa. Mengugkapkan denan bahasa Mandarin yang mudah dimengerti. 9. Apakah seluruh mahasiswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik? Ya. Ya. 10. Apa saja kendala yang dialami mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung? Powerpoint terlalu kecil, sehingga membuat mahasiswa yang dibelakang tidak kelihatan. Ada salah satu mahasiswa mengeluh kepada observer bahwa dia kebingungan. Pada kegiatan inti, seperti yang diuraikan dalam tabel 4.2, terlihat bahwa mahasiswa sudah terlibat aktif dalam pengumpulan informasi, melibatkan diri dalam diskusi kelompok, bertanya kepada dosen, dan berani menggunakan bahasa Mandarin. Secara keseluruhan, kegiatan inti ini sudah terlaksana dengan cukup baik. Meskipun demikian, ada masalah yang dihadapi oleh mahasiswa. Masalah tersebut seperti mahasiswa yang masih bingung tentang bagaimana cara membuat catatan jendela. Di sisi lain, faktor kebingungan mahasiswa disebabkan oleh ukuran gambar dalam tampilan Powerpoint yang terlalu kecil, sehingga mahasiswa tidak dapat membaca maupun memahami apa yang disajikan oleh peneliti.
  • 44. 39 Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Akhir No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Observer Observer 1 Observer 2 1. Bagaimana respons mahasiswa terhadap penerapan strategi catatan jendela ? Masih banyak mahasiswa kesulitan, mungkin hal ini disebabkan karena masih pertama kali strategi tersebut diterapkan. Gembira. 2. Bagaimana kegiatan akhir pembelajaran dilaksanakan? Mahasiswa mempresentasikan hasil kerjanya. Mahasiswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kegiatan akhir di atas menunjukkan bahwa kedua observer memberikan pernyataan yang berbeda terkait penerapan strategi catatan jendela. Observer pertama menyatakan masih banyak mahasiswa menemui kesulitan sebab strategi tersebut baru pertama kali diterapkan, sedangkan observer kedua menyatakan mahasiswa gembira dalam menerapkan strategi tersebut. Pada kegiatan akhir, mahasiswa berdiskusi mengenai catatan jendela yang telah mereka buat dengan cara mempresentasikan hasil kerjanya. Selain data hasil observasi di atas, peneliti juga membuat catatan lapangan saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan catatan peneliti, ketika mahasiswa berdiskusi kelompok, suasana kelas menjadi hidup. Mahasiswa menghampiri kelompok lain untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Di sisi lain, masih ada mahasiswa yang berfokus terhadap pekerjaannya masing-masing. Sesuai hasil observasi yang telah dipaparkan tersebut, ditemukan banyak masalah saat penerapan strategi catatan jendela. Selain masalah yang dinyatakan oleh para observer, peneliti juga mengalami masalah. Masalah tersebut terletak pada pengaturan alokasi waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan pembelajaran. Pada kenyataannya, mahasiswa menghabiskan banyak waktu saat proses pembuatan catatan jendela, sehingga waktu untuk presentasi menjadi berkurang. Dengan adanya masalah-masalah yang dihadapi pleh peneliti di atas, peneliti melaksanakan penelitian kembali. Hal tersebut dilakukan agar penelitian terkait strategi catatan jendela dapat dipahami oleh mahasiswa. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk mengganti beberapa langkah pada pertemuan
  • 45. 40 selanjutnya. Di bawah ini merupakan hasil observasi pada pembelajaran pertemuan kedua. Tabel 4.4 Hasil Observasi Kegiatan Awal No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Observer Observer 1 Observer 2 1. Bagaimana kondisi kelas saat awal dilakukan? Apakah konsisi kelas sudah mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran? Terkondisikan dengan baik antara dosen dan mahasiswa. Berkomunikasi dengan baik. Kondisi kelas cukup kondusif, semua mahasiswa tenang dan siap untuk mengikui kegiatan pembelajaran. 2. Bagaimana dosen memulai kegiatan pembelajaran? Melakukan absensi, lalu mengulang kembali pelajaran yang lalu. Dosen memberi salam dan menyapa mahasiswa seperti 大家好! 3. Bagaimana pengetahuan mahasiswa digali? Memberikan beberapa pertanyaan. Memberikan stimulus dan pertanyaan tentang materi. 4. Bagaimana respons mahasiswa terkait dengan yang disajikan dosen pada kegiatan awal? Komuniatif, saling beradu jawaban dan pertanyaan. Antusias dan aktif mengikuti perkuliahan. Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, kedua observer memberikan pernyataan yang positif. Kondisi kelas dirasa cukup kondusif, hal ini ditunjukkan dengan adanya komunikasi yang baik antara peneliti dan mahasiswa. Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti sama seperti dengan pembelajaran pertemuan pertama. Ketika peneliti memberikan rangsangan terkait materi sebelumnya, mahasiswa antusias dan aktif dalam tanya-jawab. Di pertemuan kedua ini, mahasiswa sudah mulai bertindak komunikatif. Dikatakan komunikatif karena adanya mahasiswa yang saling memberi sanggahan dan pendapat masing-masing. Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Inti No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Observer Observer 1 Observer 2 1. Apakah dosen menjelaskan kepada mahasiswa tentang strategi catatan jendela? Iya, secara runtut. Menjelaskan. 2. Apakah dosen menyampaikan instruksi atau petunjuk terkait penggunaan strategi catatan jendela? Iya, secara runtut dan jelas. Menyampaikan.
  • 46. 41 Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Inti No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Observer Observer 1 Observer 2 3. Bagaimana aktivitas mahasiswa saat catatan jendela diterapkan? Berdiskusi sesuai perintah yang telah diberikan. Mengikuti instruksi dari dosen dan mulai mencari jawaban secara individu. 4. Bagaimana interaksi mahasiswa dalam kelompok? Aktif. Saling berinteraksi satu sama lain untuk menyelesaikan tugas. Semua mahasiswa aktif berinteraksi bersama temannya. 5. Bagaimana interaksi mahasiswa dengan mahasiswa lain selain kelompok? Tidak terlalu aktif, karena sibuk masing-masing. Saat kelompok lain maju, kelompok lainnya memperhatikan dan tanya- jawab. 6. Bagaimana interaksi mahasiswa dalam pembahasan hasil diskusi kelompok? Sedikit terbatah-batah. Saling tanya-jawab serta memberikan saran dan kritik. 7. Bagaimana interaksi mahasiswa dengan dosen saat penerapan catatan jendela? Mahasiswa mencari informasi dari dosen. Mahasiswa bertanya tentang materi yang belum dipahami. 8. Bagaimana cara mahasiswa menalarkan materi diskusi. Mempresentasikan hasil diskusi. Presentasi. 9. Apakah seluruh mahasiswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik? Hampir 80% dapat mengikuti. Ya. 10. Apa saja kendala yang dialami mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung? Susah dalam memahami materi. Pada awal disampaikan, masih banyak mahasiswa yang bingung dengan materi yang diberikan. Secara umum, aktivitas pada pertemuan kedua ini dalam proses pembelajaran menggunakan strategi catatan jendela sudah lebih baik dibandingkan pertemuan sebelumnya. Ketika mahasiswa mempresentasikan hasil catatannya, kedua observer memiliki pandangan yang berbeda. Observer satu mengungkapkan bahwa mahasiswa sedikit terbata-bata dalam berbicara, sedangkan observer dua menyatakan bahwa mahasiswa aktif dalam tanya-jawab. Menurut observer satu, mahasiswa tidak terlalu aktif, hal ini karena mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Hampir 80% mahasiswa sudah bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa adalah pemahaman mereka terhadap materi masih kurang.
  • 47. 42 Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Akhir No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Observer Observer 1 Observer 2 1. Bagaimana respons mahasiswa terhadap penerapan strategi catatan jendela ? Menerima dengan baik dan berperan aktif dalam strategi. Menerima apa adanya. 2. Bagaimana kegiatan akhir pembelajaran dilaksanakan? Dengan penjelasan kesimpulan hasil pembelajaran. Dosen berdiskusi dengan mahasiswa. Kegiatan akhir dari dilaksanakan seperti pertemuan pertama. Kegiatan akhir dilakukan dengan cara mahasiswa mempresentasikan hasil catatan jendela dan tanya-jawab mengenai apa yang telah dipresentasikan. Meskipun demikian, hasil yang ditunjukkan dalam dua kali pembelajaran memiliki hasil yang berbeda. Pada proses pembelajaran kedua ini, mahasiswa menerima pembelajaran dengan baik dan turut berperan aktif dalam penerapan strategi catatan jendela. Selanjutnya adalah hasil catatan lapangan yang ditulis oleh peneliti. Menurut catatan tersebut, mahasiswa lebih aktif dibandingkan pertemuan sebelumnya. Hal ini karena mahasiswa mengerjakan pekerjaannya masing-masing bukan berkelompok. Mahasiswa berusaha mencari informasi dari internet dan mereka sudah berani mempresentasikan hasil kerjaannya secara sukarela. Diskusi tentang pakaian adat diikuti secara aktif oleh mahasiswa. Mereka mengungkapkan banyak informasi yang telah dikumpulkan dari pertemuan sebelumnya. b. Data Angket Mahasiswa Data angket diperoleh setelah peneliti melaksanakan penelitian terakhir, yaitu pembelajaran pada pertemuan kedua. Angket tersebut tersebar kepada sembilan belas orang mahasiswa. Berdasarkan bagian terdahulu, terdapat dua jenis angket yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu angket model likert dan angket isian. Angket model likert memiliki empat belas aspek pernyataan. Pernyataan tersebut direspons dengan cara memberikan tanda centang pada kolom tanggapan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Respons yang digali antara lain meliputi motivasi dan semangat belajar, keaktifan, kecocockan strategi dengan matakuliah, dan kesungguhan mahasiswa belajar
  • 48. 43 Cerita Rakyat Tiongkok. Berikut ini merupakan tabel paparan hasil data angket mahasiswa. Tabel 4.7 Hasil Data Angket Mahasiswa No. Pernyataan Tanggapan SS S TS STS 1. Strategi catatan jendela memotivasi saya dalam merefleksikan hasil belajar. 3 15 1 2. Strategi catatan jendela membuat saya semangat dalam mempelajari pakaian adat Tiongkok. 1 17 1 3. Strategi catatan jendela membuat saya lebih aktif dalam pembelajaran. 3 13 3 4. Strategi catatan jendela cocok diterapkan dalam pembelajaran Cerita Rakyat Tiongkok. 2 16 1 5. Strategi catatan jendela membuat saya bersungguh- sungguh dalam mempelajari topik pembelajaran. 4 14 1 6. Pembelajaran menggunakan strategi catatan jendela menghilangkan rasa bosan. 4 14 1 7. Strategi catatan jendela membuat keingintahuan saya besar terhadap topik pembelajaran. 4 13 2 8. Dengan menggunakan strategi catatan jendela saya lebih memahami materi. 3 15 1 9. Dengan menggunakan strategi catatan jendela saya saling mendengarkan pendapat satu sama lain. 2 15 2 10. Dengan menggunakan strategi catatan jendela bisa berpartisipasi dalam pembelajaran. 1 18 11. Dengan menggunakan strategi catatan jendela saya bisa berbagi pengetahuan dengan teman saat pembelajaran berlangsung. 4 15 12. Saya lebih aktif dalam diskusi kelompok. 16 3 13. Saya merasa puas dengan adanya pembelajaran menggunakan Strategi catatan jendela. 1 16 2 14. Saya akan menggunakan Strategi catatan jendela dalam pembelajaran lain. 15 4 Berdasarkan empat belas pernyataanyang diajukan kepada mahasiswa pada tabel 4.7, sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju. Dari hasil angket tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata mahasiswa memahami strategi catatan jendela. Meskipun demikian, dalam proses penerapan strategi tersebut, ada beberapa mahasiswa memiliki jawaban tidak setuju. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tiga orang mahasiswa yang tidak setuju ikut terlibat aktif dalam pembelajaran dan diskusi kelompok. Selain itu ada dua orang mahasiswa yang
  • 49. 44 tidak setuju dengan pernyataan bahwa strategi catatan jendela menambah keingintahuan, mendengarkan pendapat orang lain, dan kepuasan mereka terhadap strategi tersebut. Di sisi lain, ada empat orang mahasiswa yang menolak untuk menerapkan strategi tersebut ke dalam matakuliah lain. Selanjutnya adalah angket tipe isian. Angket ini memiliki tujuh pertanyaan yang harus dijawab oleh mahasiswa. Angket tersebut bertujuan untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang strategi catatan jendela. Pertanyaan pertama adalah “Bagaimana pendapat Anda tentang pelaksanaan pembelajaran Cerita Rakyat Tiongkok menggunakan strategi catatan jendela?”. Dalam pertanyaan tersebut, jawaban dari mahasiswa cukup beragam. Berikut ini merupakan uraian dari jawaban tersebut. • Bagus, karena untuk pembelajaran dan untuk review mudah. • Cukup membantu untuk membuat peta konsep mini. • Menarik dan sangat efektif, karena memudahkan dalam belajar dan memahami suatu materi. • Sangat kreatif, dan bisa menumbuhkan rasa minat untuk mempelajari Cerita Rakyat Tiongkok. • Sudah lumayan baik, hanya masalah kosakata. • Kurang memahami materi. • Kurang efektif. Pertanyaan kedua berbunyi “Menurut Anda, Apa pengaruh penggunaan strategi catatan jendela?”. Mahasiswa memberikan respons yang bermacam- macam. Respons tersebut dijabarkan sebagai berikut. • Rajin dalam menulis Hanzi dan mengulang pembelajaran, sehingga mudah dalam belajar. • Dapat meningkatkan pemahaman dalam memahami materi. • Cukup berpengaruh, tapi mungkin cocok untuk anak yang sudah memahami Hanzi. • Mengelompokkan macam-macam opini dan fakta mengenai suatu hal. • Mengetahui suatu cerita menggunakan strategi catatan jendela. • Dapat berdiskusi mengenai suatu masalah.
  • 50. 45 • Mahasiswa lebih memahami poin-poin penting dalam pakaian adat Tiongkok, karena catatan jendela merupakan ringkasan-ringkasan penting dalam materi. • Bisa mengetahui Hanzi baru dan mudah dipahami. • Menambah wawasan. Pertanyaan berikutnya adalah “Apa saja kendala yang Anda rasakan saat penerapan strategi catatan jendela berlangsung?”. Di sini, sebagian besar mahasiswa menjawab bahwa kendala terbesar yang dialami oleh mereka terletak pada kosakata. Mereka merasa kesulitan saat membaca maupun menuliskan materi ke dalam kuadran yang telah disediakan karena banyak kosakata baru yang belum dipahami. Selain itu, mereka juga merasa kesulitan karena materi belum dijelaskan sebelumnya. Pertanyaan keempat menanyakan tentang kecocokan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok beserta alasan yang mendukung dari jawaban mahasiswa. Seluruh mahasiswa menyatakan cocok. Alasan utama yang dinyatakan oleh mahasiswa adalah materi yang banyak dan panjang perlu dipilah-pilah. Dengan bantuan strategi catatan jendela, mahasiswa mampu meringkas teks yang panjang ke dalam bentuk poin-poin. Selain itu, mahasiswa berpendapat bahwa mempelajari sejarah diperlukan suatu metode yang menuntun mahasiswa untuk memperdalam materi. Dengan adanya poin-poin dari catatan jendela, belajar teks yang panjang dapat diringkas. Mahasiswa juga menambahkan bahwa dengan membuat catatan jendela dapat membantu mereka untuk belajar kembali di rumah. Selanjutnya, mahasiswa disuguhi pertanyaan “Menurut Anda, apa saja kelebihan strategi catatan jendela setelah menerapkannya?”. Mahasiswa berpendapat bahwa dengan adanya strategi tersebut mereka lebih mudah dalam belajar, dapat memahami materi lebih rinci, membantu mengingat dan menghafal materi, membantu mengetahui inti pembahasan, menghilangkan rasa bosan, dan bisa mengetahui Hanzi-hanzi baru. Pertanyaan keenam adalah “Apakah strategi catatan jendela membantu Anda dalam merefleksikan hasil belajar?”. Mahasiswa menyatakan bahwa strategi ini cukup membantu, namun ada satu orang mahasiswa yang menyatakan tidak begitu membantu. Hal ini terjadi karena dia belum bisa memilah-milah teks yang
  • 51. 46 harus dikategorikan. Mereka juga berpendapat bahwa catatan jendela membantu dalam mempelajari kembali teks yang panjang menjadi sederhana, ringkas, dan mudah diingat. Seorang mahasiswa menyatakan senang dengan adanya strategi ini, karena bacaan yang panjang bisa dengan mudah dipahami dan dipelajari. Pertanyaan terakhir berbunyi “Bagaimana empat proses penerapan strategi catatan jendela? Jelaskan!”. Proses pertama yang dilakukan mahasiswa adalah menerjemahkan materi, membaca materi berulang-ulang, dan mencari informasi di internet. Pada proses kedua, mereka membandingkan antara terjemahan buku teks dengan informasi dari internet, memahami bacaan lebih dalam, dan memilah poin penting. Selanjutnya mereka bertanya kepada dosen atau teman sejawat dan mendiskusikan atau mengemukakan pendapat terkait materi. Proses terakhir adalah mengekspresikan materi sesuai keinginan mereka. Berdasarkan jawaban mahasiswa di atas, dapat disimpulkan bahwa catatan jendela membantu mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran serta meningkatkan minat belajar mahasiswa. Strategi ini cukup efektif, namun ada kendala dalam memahami kosakata baru yang ada dalam teks bacaan. Disisi lain, ada mahasiswa yang belum bisa memahami teks bacaan menggunakan strategi tersebut. B. Temuan Penelitian Setelah penelitian tentang Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang dilaksanakan, diperoleh beberapa temuan dalam penelitian ini, yaitu pada pembelajaran pertemuan pertama, mahasiswa masih bergantung terhadap buku teks matakuliah. Pada pembelajaran berikutnya mahasiswa sudah aktif mencari informasi di internet melalui Google dan Baidu. Pertama kali diterapkan strategi tersebut, mahasiswa belum bisa memilah informasi penting dan informasi pendukung dalam teks yang disajikan dalam buku matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok. Selanjutnya, mahasiswa berani bertanya kepada dosen matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok terkait materi. Mereka juga bertanya kepada peneliti terkait strategi catatan jendela menggunakan bahasa yang sederhana. Mereka juga terlibat aktif dalam diskusi kelompok bahkan ada yang bertanya kepada kelompok lain.
  • 52. 47 Dengan demikian, strategi catatan jendela membantu mahasiswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Temuan berikutnya adalah mahasiswa memerlukan banyak waktu dalam pembuatan catatan jendela. Sebagian besar waktu dihabiskan oleh mereka untuk menerjemahkan bacaan yang disajikan pada buku matakuliah. Hal tersebut menyebabkan pembuatan catatan jendela menghabiskan banyak waktu. Strategi catatan jendela membantu mahasiswa dalam memperdalam materi. Hal tersebut dijelaskan oleh mahasiswa setelah menerapkan strategi tersebut. Meskipun demikian, hal tersebut belum tentu menjadi tolak ukur untuk mengetahui memperdalam materi atau belum memahami materi. Strategi catatan jendela membantu menghilangkan rasa bosan mahasiswa ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini ditunjukkan ketika mahasiswa terlihat senang saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan angket dosen, strategi tersebut lebih cocok untuk matakuliah membaca. Ketika peneliti melaksanakan wawancara sekilas setelah penelitian, dosen menyatakan bahwa mahasiswa lebih banyak membaca materi, sehingga strategi tersebut lebih cocok untuk matakuliah membaca.
  • 53. 48 BAB V PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan beberapa aspek pembahasan terhadap data temuan dikaitkan dengan teori, yaitu meliputi data tentang proses penerapan strategi catatan jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok, respons mahasiswa terhadap penerapan strategi catatan jendela, serta kelemahan dan kelebihan. A. Proses Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok Pembelajaran matakuliah Cerita Rakyat Tiongok dengan menggunakan strategi catatan jendela secara keseluruhan berjalan lancar, namun pada pertemuan pertama terdapat masalah tentang pengaturan waktu. Waktu yang digunakan untuk menerapkan strategi catatan jendela tidak sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan dalam Rancangan Pembelajaran. Selama proses penerapan, mahasiswa saling bertukar informasi terkait 服饰民俗 [fúshì mínsú] ˈpakaian adatˈ. Mahasiswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini berbeda dengan kondisi awal saat diterapkan metode ceramah. Sebelum penerapan strategi catatan jendela, mahasiswa berfokus mendengarkan dosen bercerita dan menjelaskan materi. Proses pembelajaran di dalam kelas menggunakan strategi catatan jendela dilaksanakan oleh mahasiswa secara mandiri. Mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran mahasiswa terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut. Selain itu, mahasiswa dilatih mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, menuliskan ide-ide dan pemikiran mereka ke dalam bentuk pertanyaan dan menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah mereka kumpulkan. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa ini selaras dengan pendapat Johnson (2014:153-163) bahwa pembelajaran secara mandiri memiliki dua komponen, meliputi mahasiswa memiliki pengetahuan dan mengikuti langkah-langkah secara kronologis. Langkah-langkah tersebut terdiri dari mengambil tindakan, mengajukan pertanyaan, membuat pilihan, membangun kesadaran diri, dan
  • 54. 49 kerjasama. Selanjutnya, proses pembelajaran di atas dijabarkan lebih rinci sesuai dengan penjelasan Strong, Silver, & Perini (2012:4-5) yang menjelaskan tentang fokus dari setiap kuadran yang terdapat dalam strategi catatan jendela, yaitu strategi penguasaan, strategi pemahaman, strategi antarpribadi, dan strategi ekspresi diri. Mahasiswa telah melaksanakan semua hal yang dipaparkan dari para ahli tersebut. Penerapan strategi catatan jendela di dalam kelas, selaras dengan strategi pembelajaran kooperatif yang diungkapkan oleh Hamdani (2011:34). Proses tersebut terbagi menjadi 6 tahap. Tahap-tahap tersebut terdiri dari menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi mahasiswa, menyajikan materi, mengorganisasikan atau mengelompokkan mahasiswa ke dalam kelompok belajar, membimbing kelompok untuk belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan terhadap mahasiswa. Seluruh proses tersebut dibagi menjadi tiga kegiatan yang terdiri dari kegiatan awal, kegaiatan inti, dan kegiatan penutup. Langkah-langkah penerapan strategi catatan jendela yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah yang diterapkan oleh Hakiky (2018:42) yaitu pertama, peneliti memperkenalkan tema dan topik yang akan dipelajari. Selanjutnya, peneliti memberikan contoh strategi catatan jendela. Ketiga, peneliti meminta mahasiswa membuat pengorganisasian berbentuk jendela. Setelah itu, langkah berikutnya adalah peneliti meminta mahasiswa mengumpulkan semua informasi terkait materi. Langkah kelima yang dilakukan peneliti adalah meminta mereka berbagi hasil catatan mereka kepada teman sekelas dengan mengadakan diskusi. Langkah terakhir adalah peneliti mengajarkan mahasiswa menggunakan strategi tersebut secara mandiri. Pada kenyataannya, peneliti mengembangkan proses penerapan strategi catatan jendela lebih rinci. Kegiatan tersebut dilakukan agar mahasiswa lebih mudah memahami catatan jendela. Selain keenam langkah di atas, peneliti menambahkan langkah berupa pembagian kelompok dan diskusi kelompok. Mahasiswa diminta berdiskusi untuk menyelesaikan pembuatan catatan jendela. Penambahan langkah tersebut juga membantu mahasiswa lebih memahami materi. Mereka dilatih mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan teman terkait materi mereka masing-masing. Hal tersebut membuat mahasiswa juga mengetahui
  • 55. 50 materi yang dipilih oleh teman sejawatnya. Diskusi dalam penelitian ini dilaksanakan dua kali, yaitu diskusi menyelesaikan pembuatan catatan jendela dan diskusi setelah mereka mempresentasikan hasil catatannya. Selama proses pembelajaran menggunakan strategi catatan jendela diketahui bahwa keterampilan membaca dan menulis terlatih. Berdasarkan data pada bab sebelumnya, keterampilan membaca terlatih saat mahasiswa mencari dan mengumpulkan informasi di internet. Selanjutnya, keterampilan menulis diperoleh ketika mahasiswa membuat catatan jendela. Hal ini senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh Strong, Silver, & Perini (2012:228), strategi catatan jendela memiliki dua keterampilan tersembunyi, yaitu keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keterampilan membaca yang dimaksud meliputi proses membaca, mempelajari, menalar, dan menganalisis materi pembelajaran. Sementara itu, keterampilan menulis merupakan bentuk refleksi dan komunikasi dari pembelajaran yang telah berlangsung. B. Respons Mahasiswa Terhadap Penerapan Strategi Catatan Jendela Selama proses pembelajaran, mahasiswa memberikan respons yang baik terhadap penerapan strategi catatan jendela. Berdasarkan angket, mahasiswa menyatakan setuju bahwa strategi catatan jendela dapat menghilangkan rasa bosan. Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan adanya mahasiswa yang terlihat senang ketika proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses penerapan strategi catatan jendela, seluruh mahasiswa terlibat aktif. Mahasiswa tidak hanya mendengarkan dosen, namun mereka juga ikut terlibat dalam pengumpulan informasi. Oleh sebab itu, strategi catatan jendela dapat menghilangkan rasa kebosanan mereka. Hal ini sesuai dengan penelitian Strong, Silver, & Perini (2012:221) yang mengembangkan catatan jendela dengan mengaplikasikan hasil penelitian tentang kebosanan mahasiswa pada tindakan pembuatan catatan. Strong dkk. berharap mahasiswa dapat aktif untuk melibatkan diri dalam pengumpulan ide dan informasi, salah satunya dengan cara membuat catatan yang disebut strategi catatan jendela. Selain memudahkan mahasiswa untuk belajar kembali di rumah, adapun lembar angket yang ditujukan kepada dosen juga menunjukkan bahwa ketertarikan mahasiswa dalam belajar budaya bertambah. Hal tersebut terlihat dari
  • 56. 51 mahasiswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Mahasiswa merasa terbantu dalam belajar kembali di rumah menggunakan catatan jendela yang telah mereka buat. Dosen juga dapat memantau perkembangan mahasiswa dalam belajar Cerita rakyat Tiongkok. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi catatan jendela memiliki efektivitas bagi dosen maupun mahasiswa. Selaras dengan kesimpulan Amani (2013:89-90) dalam penelitiannya bahwa catatan memiliki efektivitas yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. C. Kelemahan dan Kelebihan Strategi Catatan Jendela Setelah penelitian dilaksanakan, diketahui bahwa adanya kekurangan dan kelebihan dari strategi catatan jendela. Kelebihan pertama adalah strategi catatan jendela menyediakan kategori dalam bentuk poin-poin. Hal tersebut membantu mahasiswa dalam memahami, mengingat, dan menghafal materi. Selain itu, dengan adanya materi yang sudah diringkas, mahasiswa dapat belajar kembali di rumah dengan lebih mudah. Mahasiswa mengungkapkan bahwa adanya kuadran penggambaran dapat membantu mereka menghafal materi. Mereka juga mampu membayangkan subtema tersebut karena penggambarannya sesuai dengan keinginan mereka. Sementara itu, dosen menambahkan bahwa mahasiswa mampu mengingat materi yang dipelajari lebih dalam. Pemahaman mahasiswa terkait materi ditunjukkan ketika proses presentasi berlangsung. Mahasiswa mampu mengutarakan kembali penjelasan mahasiswa lain terkait catatan yang dipresentasikan oleh temannya tersebut. Paparan penjelasan tersebut senada dengan pendapat Silver, Strong, & Perini (2012:217) yang mengungkapkan bahwa catatan jendela membawa manfaat bagi mahasiswa, seperti memperdalam pemahaman mereka ketika membaca dan belajar, mengembangkan kapasitas merefleksikan hasil belajar, dan merefleksikan secara akurat dengan menggunakan empat kuadran. Kelebihan kedua adalah strategi catatan jendela membantu menambah wawasan mahasiswa. Dengan adanya proses penguasaan materi, mahasiswa dituntut untuk mencari informasi dari sumber lain. Hal ini menyebabkan mahasiswa harus membaca segala sumber dan menambah wawasan mereka secara tidak langsung.