SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
DIABETES MELITUS
PENGERTIAN
Diabetes melitusadalahsuatukumpulan gejalayangtimbul padaseseorangyang
disebabkan olehkarena adanyapeningkatan kadar glukosa darahakibat penurunan
sekresi insulin yangprogresif.Diabetesmelitus berhubungan dengan risiko
aterosklerosis dan merupakanpredisposisi untuk terjadinya kelainan mikrovaskular
sepertiretinopati, nefropati dan neuropati.
Penyakit diabetesmelitus jikatidak dikeloladengan baikakan dapat mengakibatkan
terjadinyaberbagai penyulit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit
jantungkoroner, penyakit pembuluhdarahtungkai, gangguan pada mata, ginjaldan
syaraf.Penyandangdiabetes melitusmempunyai risiko2 kali lebihbesar untuk
mengalamipenyakit jantungkoroner dan penyakit pembuluhdarahotak, 5 kalilebih
mudah menderitaulkus/gangren, 7 kali lebihmudahmengidap gagalginjalterminal,
dan 25 kali lebihmudahmengalami kebutaanakibat kerusakan retinadaripada pasien
non diabetes. Usahauntuk menyembuhkankembali menjadi normal sangat sulit jika
sudahterjadi penyulit, karenakerusakan yang terjadi umumnyaakan menetap.
DIAGNOSIS
DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa
darah. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar
adanya glukosuria. Pemeriksaan glukosa darah yang
dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara
enzimatik dengan bahan darah plasma vena.
Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan
dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah
kapiler dengan glukometer.
Pemeriksaan glukosa plasma puasa >126 mg/dl.
Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.
ATA
U
Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban 75 gram. (peringkat bukti B)
ATA
U
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan
klasik.
ATA
U
Pemeriksaan HbA1c > 6,5% dengan menggunakan metode High-
Performance Liquid Chromatography (HPLC) yang terstandarisasi oleh
National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Kecurigaan
adanyaDM perlu dipikirkan apabilaterdapat keluhan klasik, seperti:
 Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
 Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, sertapruritus vulvapadawanita.
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat
digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi: toleransi glukosa
terganggu(TGT), glukosa darah puasaterganggu (GDPT).
1)Glukosadarah puasa terganggu (GDPT):
Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan
pemeriksaanTTGOglukosaplasma2 jam <140 mg/dl
2)Toleransi glukosa terganggu (TGT):
Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl .
Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1c
5,7-6,4%.
Tujuanpenatalaksanaansecaraumumadalah meningkatkan kualitas hidup
penyandang diabetes, yang meliputi:
1)Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup,
dan mengurangi risiko komplikasi akut
2)Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati dan makroangiopati.
3)Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
PENATALAKSANAAN
1) Evaluasi medis yang lengkap pada pertemuan pertama:
a. Riwayat Penyakit
 Gejala yang dialami oleh pasien.
 Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah.
 Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung koroner,
obesitas, dan riwayat penyakit keluarga (termasuk penyakit DM dan
endokrin lain).
 Riwayat penyakit dan pengobatan.
 Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan, dan status ekonomi.
Langkah – Langkah Penatalaksanaan Umum
b. Pemeriksaan Fisik
 Pengukuran tinggi dan berat badan.
 Pengukuran tekanan darah, nadi, rongga mulut, kelenjar tiroid,
paru dan jantung
 Pemeriksaan kaki secara komprehensif .
c. Evaluasi Laboratorium
 HbA1c diperiksa paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun pada pasien
yang mencapai sasaran terapi dan yang memiliki kendali glikemik
stabil. dan 4 kali dalam 1 tahun pada pasien dengan perubahan
terapi atau yang tidak mencapai sasaran terapi.
 Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan.
d. Penapisan Komplikasi
Penapisan komplikasi harus dilakukan pada setiap penderita yang baru
terdiagnosis DMT2 melalui pemeriksaan :
 Profil lipid dan kreatinin serum.
 Urinalisis dan albumin urin kuantitatif.
 Elektrokardiogram.
 Foto sinar-X dada
 Funduskopi dilatasi dan pemeriksaan mata secara komprehensif oleh
dokter spesialis mata atau optometris.
 Pemeriksaan kaki secara komprehensif setiap tahun untuk mengenali
faktor risiko prediksi ulkus dan amputasi: inspeksi, denyut pembuluh
darah kaki, tes monofilamen 10 g, dan Ankle Brachial Index (ABI).
1) Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian
dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari
pengelolaan DM secara holistik.
2) Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan
jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang
menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
Penatalaksanaan DM dimulai dengan pola hidup sehat, dan bila perlu dilakukan
intervensi farmakologis dengan obat antihiperglikemia secara oral dan/atau
suntikan.
Langkah– Langkah Penatalaksanaan Khusus
3) Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-5 hari seminggu
selama sekitar 30-45 menit , dengan total 150 menit perminggu, dengan jeda antar
latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Latihan jasmani yang dianjurkan
berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50-70%
denyut jantung maksimal) seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan
berenang. Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara = 220-usia pasien.
4) Intervensi Farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Diabetes Association. 2015. Classification and Diagnosis of Diabetes.
Diabetes Care; Vol 38(Suppl. 1): S8-16
2. Boedisantoso, R.A., Soegondo, S., Suyono, S., Waspadji, S., Yulia, Tambunan dan
Gultom. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FKUI.
3. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
4. Waspadji, S. 2009. Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya, Diagnosis
dan Strategi Pengelolaan. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed V, Jilid III.
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
5. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013
6. International Diabetes Federation (IDF). IDF Diabetes Atlas Sixth Edition.
International Diabetes Federation (IDF). 2013.
7. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, PB. PERKENI. Jakarta. 2015
8. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Petunjuk Praktis: Terapi Insulin Pada Pasien
Diabetes Melitus, PB. PERKENI. Jakarta. 2015
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif.

Hypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxHypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
YudaDanang
 
Pengelolaan DMT2 Secara Komprehensif FKTP Des 2023 Tania.pptx
Pengelolaan DMT2 Secara Komprehensif FKTP Des 2023 Tania.pptxPengelolaan DMT2 Secara Komprehensif FKTP Des 2023 Tania.pptx
Pengelolaan DMT2 Secara Komprehensif FKTP Des 2023 Tania.pptx
yulitayudha
 
HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf
HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdfHIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf
HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf
AnonymousghbbQJkT
 
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.pptDIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
AyuNila4
 
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanisEdukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
sandymurtiningtyas1
 
Epidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes MellitusEpidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes Mellitus
Shafa Nabilah Eka Puteri
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew Hidayat
 
Hipertensi-Diabetes dan modifikasi gaya hidup .pptx
Hipertensi-Diabetes dan modifikasi gaya hidup .pptxHipertensi-Diabetes dan modifikasi gaya hidup .pptx
Hipertensi-Diabetes dan modifikasi gaya hidup .pptx
ssuser1bc4651
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
Ratna Wulandari
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
SyahrilSahuddin
 
Peran konseling g izi final
Peran konseling g izi finalPeran konseling g izi final
Peran konseling g izi final
Rulli Rosandi
 
Jurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawiJurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawi
sapakademik
 
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Faradhillah Adi Suryadi
 
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptxasuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
rapiahrapi
 
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes MellitusKonsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Aceh Cyber Team (Act-Crew)
 
DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx
DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptxDM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx
DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx
paprsmelati
 
Diabetesmellitus
DiabetesmellitusDiabetesmellitus
Diabetesmellitus
Ir. Zakaria, M.M
 
PPT DM.pptx
PPT DM.pptxPPT DM.pptx
PPT DM.pptx
huhohumetal
 

Ähnlich wie Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif. (20)

Hypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxHypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
 
Pengelolaan DMT2 Secara Komprehensif FKTP Des 2023 Tania.pptx
Pengelolaan DMT2 Secara Komprehensif FKTP Des 2023 Tania.pptxPengelolaan DMT2 Secara Komprehensif FKTP Des 2023 Tania.pptx
Pengelolaan DMT2 Secara Komprehensif FKTP Des 2023 Tania.pptx
 
HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf
HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdfHIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf
HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf
 
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.pptDIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
 
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanisEdukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
 
Epidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes MellitusEpidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes Mellitus
 
Satpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitusSatpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitus
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
 
Hipertensi-Diabetes dan modifikasi gaya hidup .pptx
Hipertensi-Diabetes dan modifikasi gaya hidup .pptxHipertensi-Diabetes dan modifikasi gaya hidup .pptx
Hipertensi-Diabetes dan modifikasi gaya hidup .pptx
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
Peran konseling g izi final
Peran konseling g izi finalPeran konseling g izi final
Peran konseling g izi final
 
Jurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawiJurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawi
 
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
 
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptxasuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
 
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes MellitusKonsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
 
DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx
DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptxDM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx
DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx
 
Diabetesmellitus
DiabetesmellitusDiabetesmellitus
Diabetesmellitus
 
Diabetesmellitus
DiabetesmellitusDiabetesmellitus
Diabetesmellitus
 
PPT DM.pptx
PPT DM.pptxPPT DM.pptx
PPT DM.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptxPERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
amallia7
 
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatanCara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
JacquelynKelly4
 
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGICONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
YuhansyahYuhansyah
 
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASIPOWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
ssusera77eaf
 
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdfdr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
yainpanggalo4
 
laporan kasus low back pain radikulopati
laporan kasus low back pain radikulopatilaporan kasus low back pain radikulopati
laporan kasus low back pain radikulopati
AdindaGupita
 
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
Riska730198
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY IITUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
Riska730198
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnAntraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
hidnisa
 
Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis LateralisLaporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
nuradzhani
 
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdfUPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
meiliska
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docxASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
lindaWijayanti3
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
puskesmasmaskendaga
 
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptxPPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
nugrohoadhi239
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
indahnaaa2107
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptxPERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
 
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatanCara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
 
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGICONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
 
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASIPOWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
 
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdfdr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
 
laporan kasus low back pain radikulopati
laporan kasus low back pain radikulopatilaporan kasus low back pain radikulopati
laporan kasus low back pain radikulopati
 
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY IITUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnAntraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
 
Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis LateralisLaporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
 
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdfUPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docxASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
 
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptxPPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
 

Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif.

  • 2. PENGERTIAN Diabetes melitusadalahsuatukumpulan gejalayangtimbul padaseseorangyang disebabkan olehkarena adanyapeningkatan kadar glukosa darahakibat penurunan sekresi insulin yangprogresif.Diabetesmelitus berhubungan dengan risiko aterosklerosis dan merupakanpredisposisi untuk terjadinya kelainan mikrovaskular sepertiretinopati, nefropati dan neuropati.
  • 3. Penyakit diabetesmelitus jikatidak dikeloladengan baikakan dapat mengakibatkan terjadinyaberbagai penyulit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantungkoroner, penyakit pembuluhdarahtungkai, gangguan pada mata, ginjaldan syaraf.Penyandangdiabetes melitusmempunyai risiko2 kali lebihbesar untuk mengalamipenyakit jantungkoroner dan penyakit pembuluhdarahotak, 5 kalilebih mudah menderitaulkus/gangren, 7 kali lebihmudahmengidap gagalginjalterminal, dan 25 kali lebihmudahmengalami kebutaanakibat kerusakan retinadaripada pasien non diabetes. Usahauntuk menyembuhkankembali menjadi normal sangat sulit jika sudahterjadi penyulit, karenakerusakan yang terjadi umumnyaakan menetap.
  • 4. DIAGNOSIS DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer.
  • 5. Pemeriksaan glukosa plasma puasa >126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam. ATA U Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban 75 gram. (peringkat bukti B) ATA U Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik. ATA U Pemeriksaan HbA1c > 6,5% dengan menggunakan metode High- Performance Liquid Chromatography (HPLC) yang terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).
  • 6. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Kecurigaan adanyaDM perlu dipikirkan apabilaterdapat keluhan klasik, seperti:  Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.  Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, sertapruritus vulvapadawanita.
  • 7. Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi: toleransi glukosa terganggu(TGT), glukosa darah puasaterganggu (GDPT). 1)Glukosadarah puasa terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaanTTGOglukosaplasma2 jam <140 mg/dl 2)Toleransi glukosa terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl . Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1c 5,7-6,4%.
  • 8. Tujuanpenatalaksanaansecaraumumadalah meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes, yang meliputi: 1)Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut 2)Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati dan makroangiopati. 3)Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM. PENATALAKSANAAN
  • 9. 1) Evaluasi medis yang lengkap pada pertemuan pertama: a. Riwayat Penyakit  Gejala yang dialami oleh pasien.  Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah.  Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung koroner, obesitas, dan riwayat penyakit keluarga (termasuk penyakit DM dan endokrin lain).  Riwayat penyakit dan pengobatan.  Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan, dan status ekonomi. Langkah – Langkah Penatalaksanaan Umum
  • 10. b. Pemeriksaan Fisik  Pengukuran tinggi dan berat badan.  Pengukuran tekanan darah, nadi, rongga mulut, kelenjar tiroid, paru dan jantung  Pemeriksaan kaki secara komprehensif . c. Evaluasi Laboratorium  HbA1c diperiksa paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun pada pasien yang mencapai sasaran terapi dan yang memiliki kendali glikemik stabil. dan 4 kali dalam 1 tahun pada pasien dengan perubahan terapi atau yang tidak mencapai sasaran terapi.  Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan.
  • 11. d. Penapisan Komplikasi Penapisan komplikasi harus dilakukan pada setiap penderita yang baru terdiagnosis DMT2 melalui pemeriksaan :  Profil lipid dan kreatinin serum.  Urinalisis dan albumin urin kuantitatif.  Elektrokardiogram.  Foto sinar-X dada  Funduskopi dilatasi dan pemeriksaan mata secara komprehensif oleh dokter spesialis mata atau optometris.  Pemeriksaan kaki secara komprehensif setiap tahun untuk mengenali faktor risiko prediksi ulkus dan amputasi: inspeksi, denyut pembuluh darah kaki, tes monofilamen 10 g, dan Ankle Brachial Index (ABI).
  • 12. 1) Edukasi Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik. 2) Terapi Nutrisi Medis (TNM) Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Penatalaksanaan DM dimulai dengan pola hidup sehat, dan bila perlu dilakukan intervensi farmakologis dengan obat antihiperglikemia secara oral dan/atau suntikan. Langkah– Langkah Penatalaksanaan Khusus
  • 13. 3) Latihan Jasmani Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-5 hari seminggu selama sekitar 30-45 menit , dengan total 150 menit perminggu, dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50-70% denyut jantung maksimal) seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara = 220-usia pasien. 4) Intervensi Farmakologis Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan.
  • 14.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA 1. American Diabetes Association. 2015. Classification and Diagnosis of Diabetes. Diabetes Care; Vol 38(Suppl. 1): S8-16 2. Boedisantoso, R.A., Soegondo, S., Suyono, S., Waspadji, S., Yulia, Tambunan dan Gultom. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FKUI. 3. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 4. Waspadji, S. 2009. Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya, Diagnosis dan Strategi Pengelolaan. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed V, Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam 5. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013 6. International Diabetes Federation (IDF). IDF Diabetes Atlas Sixth Edition. International Diabetes Federation (IDF). 2013. 7. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, PB. PERKENI. Jakarta. 2015 8. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Petunjuk Praktis: Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus, PB. PERKENI. Jakarta. 2015