SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 27
ANALISIS KEBIJAKAN
      PUBLIK




    By : Siskamto SW
Pendahuluan
Analisiskebijakan merupakan aktivitas
penciptaan pengetahuan tentang (of) dan
dalam (in) atau untuk (for) proses
pembuatan kebijakan

Dalam   menciptakan pengetahuan tsbt,
para analis melakukan investigasi sebab-
sebab, konsekuensi-konsekuensi, dan
kinerja kebijakan publik beserta program-
program yang telah dilaksanakannya
Ciri Policy Analysis

1.   Aktivitas kognitif: Melalui aspek learning
     dan thinking;

       Elemen kognitif unsur esensial (walaupun
       tidak dominan)
       merupakan      tahapan     dimana  orang
       mendiskusikan dan memperdebatkan ide-
       ide mereka tentang prioritas, masalah-
       masalah dan solusi-solusi.

       Aspek kognitif, Melalui aspek thinking
       dilakukan oleh para partisipan dalam proses
       politik  merasionalkan pendapatnya yang
       berpijak pada “Power (kekuatan-Kekasaan)
       dan Interests (kepentingan-kepentingan)”.
2.   Aktivitas Kolektif: kontribusi dari para individu
      yang membetuk kolektivitas pengetahuan atau
     pengetahuan    yang    terorganisir    mengenai
     masalah-masalah kebijakan.

3.   Aplikasi    disiplin     intelektual:      reflektif,
     creative,  imajinatif,    dan   self-critical   dan
     eksploratory.

4.   Berkenaan dengan Masalah publik: problem
     memiliki dampak pada komunitas, berbagi
     kepentingan dimana individu merupakan bagian
     dari masyarakat.
Buatlah Analisis Kebijakan lebih awal
                           sebelum
        dipaksakan kepadamu
                    * Prof. Kholb DO
                                   :
                       X
                            X                 DO
Critical Point                                          To Better & Differently


                                                                       EXPERIEN
                  LEAR                                                 T
                  N
                                                   Operasional Area


                                            REFLEC
                                    Thingking Area                    X
                                            T
                                                              Critical Point
 @design created by:Siskamto.sw.Uninus.2010
2 aliran besar Polecy Analisis
               (yang umum diketahui)


  Analisis kebijakan dari perspektif
               akademik
  Analisis kebijakan dari perspektif
                 terapan

SWOT                                       BLUE
                                  SPIRAL   OCEAN
                                  DINA=
         BSC
                      SNOW        MIC
                       BALL
A da 4 demi sedikit Habis
 sedikit
         lilin yang
menyala,
                 meleleh.
Yang pertama berkata:

      “Aku adalah
      Perubahan”
  Namun manusia tak mampu
 berubah, maka lebih baik aku
    mematikan diriku saja!”

Demikianlah sedikit demi sedikit
      sang lilin padam.
Lilin Kedua berkata:

   “Aku adalah Iman”
  Sayang aku tak berguna lagi.
 Manusia tak mau mengenalku,
Utnuk itulah tak ada gunanya aku
          tetap menyala.”

Begitu selesai bicara, tiupan angin
        memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:


         “ Aku adalah Cinta
  Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.
     Manusia tidak lagi memandang dan
         mengganggapku berguna.
 Mereka saling membenci, bahkan membenci
   mereka yang mencintainya, membenci
                keluarganya.”

  Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah
               Lilin ketiga.
Lalu dengan terharu Lilin keempat
berkata:

“Jangan takut, janganlah menangis,
selama aku masih ada dan menyala,
 kita tetap dapat selalu menyalakan
          ketiga Lilin lainnya:

               Akulah

          HARAPAN”
Apa yang tidak
pernah mati hanyalah
 HARAPAN yang ada
  dalam hati kita....
Apa yang tidak pernah mati hanyalah
                           HARAPAN yang ada dalam hati kita....


semoga dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali
                Iman, Cinta, dan Perubahan
              dengan HARAPAN-nya!!!
Komponen dalam proses kebijakan


 1.    Determinants of policy:

      Faktor penyebab yang dipandang bertanggung
            jawab terhdap munculnya kebijakan.

      Meliputi kekuatan lingkungan (faktor makro)
        seperti tingkat perkembangan ekonomi dan
                       budaya politik

  faktor yang lebih jelas/kecil/mikro seperti opini
        publik, konflik partai, pemilihan umum,
     tekanan kelompok kepentingan, pemberitaan
                          media
2.   Policy contents: isi kebijakan
     mencakup tujuan dan keinginan-
     keinginan, definisi masalah, dan
     instrumen yang digunakan untuk
     melaksanakan kebijakan


3.   Policy Impact: konsekuensi yang
     diinginkan dan yang tidak
     diinginkan dari suatu kebijakan
Analisis kebijakan
           dari perspektif akademik

*   Memfokuskan pada hubungan antara policy
    determinant dan policy content/
   menjelaskan/menerangkan hakekat,
    karakteristik dan profil kebijakan;
   berusaha menjelaskan kebijakan publik yang
    bisa diterapkan dalam waktu dan ruang yang
    berbeda (comparative);
   berusaha menjelaskan hal-hal yang spesifik
    yang diidentifikasikan melalui ‘general
    theories”;
   tidak berusaha merubah kebijakan tetapi lebih
    menekankan pada usaha menjelaskan untuk
    memahami suatu kebijakan;
Lanjutan
   analis melakukan analisis dan penelitiannya secara
    independent (tidak dikontrak/dipesan, kalaupun ia
    dikontrak maka jarang kejadiannya);
   riset yang dilakukan mencakup ukuran waktu yang
    panjang dan komprehensif;
   analis (sebagai ilmuwan sosial) melihat dirinya
    sebagai non-partian (independent).
    atau clients

   Karena proses analisis tersebut seringkali dilakukan
    dalam situasi yang tidak stabil, maka biasanya perlu
    dilakukan dengan waktu cepat.
   Cenderung tidak obyektif karena dilakukan untuk
    kemudian hasilnya diberikan kepada clients sesuai
    dengan kepentingan dan nilai-nilai clients tersebut
Analisis Kebijakan
                  Dari perspektif Terapan:


   memfokuskan pada hubusssngan antara policy content dan
    policy impact.
   Mencoba menjawab sejumlah pertanyaan: (1) apakah kebijkan
    tersebut berjalan sebagaimana mestinya? Apakah kebijakan
    berjalan secara efisien? Apakah ada alternatif lain yang lebih
    baik.
   Memfokuskan pada isi kebijakan tertentu dan masalah kebijakan
    dengan tujuan mengevaluasi dampak kebijakan.
   Pendekatan yang dilakukan sifatnya kontekstual, berkenaan
    dengan kebijakan tertentu dqlam suatu kondisi tertentu (tidak
    terlalu berkutat pada’wilayah’ teori.
   Tujuan dilakukan evaluasi adalah untuk memperbaiki dan
    merubah sehingga melibatkan aspek politik (yang biasanya tidak
    dilakukan dalam analisis kebijakan akademik).
   Biasanya diklakukan berdasarkan kontrak dengan policy makers
Ketertarikan Para Analis Kebijakan
 Ketertarikan  untuk memahami
  kebijakan (analysis of policy)
 Ketertarikan untuk memperbaiki
  kualitas policy (analysis for policy)
 Ketertarikan untuk kedua aktivitas
  tersebut
Adakah Perbedaan antara “Analysis of” dan
          “Analysis for” Policy ?
   Merupakan persoalan “keinginan untuk
    memahami policy lebih jauh (analysis of), dan
    Ketertarikan untuk memperbaiki kualitas
    kebijakan (analysis for )

 Policy berkenaan dengan “ends” (hasil atau
  akibat suatu tindakan) dan “means” (cara
  memnghasilkan suatu hasil atau akibat)
 Bagi sebagian penulis, tidak tertarik pada
  perbedaan keduanya (“analysis of” dan
  “analysis for” policy).
Analysis of policy
   Studies of policy content:
   (1) para analis berusaha menggambarkan dan menjelaskan asal
    muasal (genesis) dan perkembangan suatu kebijakan,
   (2) melakukan investigasi terhadap sebuah kasus atau lebih
    dengan maksud untuk melacak bagaimana sebuah policy
    dimunculkan, bagaimana policy tersebut diimplementasikan dan
    apa akibat/hasil/dampak dari kebijakan tersebut. Pada umumnya
    karya akademik dari studi policy content mengkonsentrasikan
    pada single policies atau single policy areas seperti kebijakan
    sosial, kebijakan lingkungan, kebijakan luar negeri

   Studies of policy output (pada umumnya sama dengan studies of
    policy content) tetapi berusaha untuk menjelaskan mengapa
    tingkat belanja atau penyediaan pelayanan berbeda-beda dari
    waktu ke waktu, antara negara yang satu dengan negara lainnya,
    atau antara pemerintah yang satu dengan pemerintah lainnya

   Studies of the policy process (studi proses kebijakan),
    memfokuskan pada bagaimana keputusan-keputusan kebijakan
    dibuat dan bagaimana kebijakan dibentuk dalam suatu tindakan.
Analysis for Policy
   Evaluation: menandai garis batas antara analysis of policy dan
    analysis for policy. Studi evaluasi mengacu pada studi dampak
    karena is berkenaan dengan dampak kebijakan (bersifat
    deskriptif atau preskriptif).

   Information for policy making: data dikumpulkan untuk
    membantu policy maker mengambil keputusan (sering bersifat
    pragmatis berkenaan dengan “apa yang telahd dan tengah
    terjadi” yang berusaha untuk meyakinkan bahwa kebijakan dan
    pelaksanaanya “didasarkan pada bukti-bukti nyata”

   Process advocacy: para analist berusaha memperbaiki sifat
    sistem pembuatan keputusan melalui realokasi fungsi-fungsi dan
    tugas, dan melalui usaha untuk memperbaiki basis untuk
    membuat pilihan kebijakan melalui pengembangan sistem
    perencanaan dan pendekatan-pendekatan baru untuk
    menentukan pilihan—sub bidang administrasi negera/publik.

   Policy advocacy: para analis mengajukan pilihan-pilihan dan
    gagasan-ggasan tertentu dalam proses kebijakan, baik secara
    individu maupun bersama-sama dengan kelompok lain melaui
    kelompok penekan.
Pentingnya Komprehensivitas Pengetahuan
                   dalam analisis
   Mungkinkah pengetahuan yang diciptakan para analists
    sempurna? Lengkap? Komprehensif dan selalu tepat?

   Komprehensivitas pengetahuan dalam analisis penting
    karena akan menentukan tingkat keakuratan analisis
    guna menyediakan pengetahuan

   Ketersediaan pengetahuan akan mempengaruhi
    efektivitas pembuatan kebijakan
Metodologi Analisis kebijakan
   Mencakup sistem standar, aturan dan prosedur
    untuk menciptakan, menilai secara kritis, dan
    mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan
    dengan kebijakan.

   Merupakan aktivitas intelektual dan praktis
    (logic of inquiry) yakni pengetahuan untuk
    memecahkan masalah (problem solving).

   Dengan demikian, Metodologi analisis kebijakan
    merupakan unsur utama yang digunakan untuk
    memecahkan masalah publik.
Basis ilmu pengetahuan
untuk Metodologi analisis kebijakan

 Metodologi   analisis kebijakan di
  ambil dari berbagai disiplin dan
  terintegrasi termasuk ilmu politik,
  sosiologi, psikologi, ekonomi,
  filsafat dan lain-lain.
Sifat dan manfaat analisis

   Deskriptif: mencari pengetahuan tentang sebab dan
    akibat kebijakan publik

       Normatif: value-critical untuk (a) masa lalu,
         (b) sekarang dan (c) yang akan datang;

      mencakup analisis terhadap nilai-nilai yang saling
      berbenturan (kebebasan) menuntut pertimbangan
                   moral/penerapan etika.

   Analisis kebijakan berusaha menciptakan pengetahuan
    yang memperbaiki efisiensi pilihan dari berbagai
    alternatif kebijakan (misal, dengan cara cost benefit
    analysis dan pertimbangan etika lainnya)
tujuan analisis, plausibly true beliefs & beliefs that
                  are certainly true

   Tujuan metodologi analisis kebijakan adalah untuk
    menciptkan, menilai secara kritis dan
    mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan
    kebijakan. Implikasinya adalah:
   Pengetahuan mengacu pada plausibly true beliefs yang
    berbeda dari beliefs that are certainly true, atau
    kebenaran dengan probabilitas statistik.
   Plausibly true beliefs : terdapat probabilitas kebenaran
    yang secara logika bisa diterima.

   Contoh: peningkatan upah minimum regional bisa
    meningkatkan angka pengangguran. (tapi penganguran
    tidak dipengaruhi satusatunya oleg ‘peninkatan upah
    minimum’)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Definisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan PublikDefinisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan Publik
siskamto
 
Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)
Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)
Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)
Asep Sufyan Tsauri
 

Was ist angesagt? (20)

Desain kebijakan publik
Desain kebijakan publik Desain kebijakan publik
Desain kebijakan publik
 
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif KebijakanModul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 
Modul 1.1 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.1 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.1 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.1 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKKebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
 
Definisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan PublikDefinisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan Publik
 
model model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publikmodel model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publik
 
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset KebijakanModul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
 
Materi Kebijakan publik
Materi Kebijakan publikMateri Kebijakan publik
Materi Kebijakan publik
 
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikKonsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Kebijakan publik
Kebijakan publik Kebijakan publik
Kebijakan publik
 
Modul 5.2 Kategori Bentuk Saran Kebijakan
Modul 5.2 Kategori Bentuk Saran KebijakanModul 5.2 Kategori Bentuk Saran Kebijakan
Modul 5.2 Kategori Bentuk Saran Kebijakan
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Pertemuan ke 13 - naskah kebijakan sosial
Pertemuan ke 13 - naskah kebijakan sosialPertemuan ke 13 - naskah kebijakan sosial
Pertemuan ke 13 - naskah kebijakan sosial
 
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikModul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
 
Identifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisIdentifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategis
 
Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)
Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)
Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)
 
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan PublikAgenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
 

Ähnlich wie 03.Anilisis Kebijakan Publik 1

Buku yang dikarang oleh jammes a
Buku yang dikarang oleh jammes aBuku yang dikarang oleh jammes a
Buku yang dikarang oleh jammes a
citrarafika
 
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
Kuliah 2 kp   manajemen kp editedKuliah 2 kp   manajemen kp edited
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
Posdaya Solok
 

Ähnlich wie 03.Anilisis Kebijakan Publik 1 (20)

Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparPraktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
 
Workshop Penyusunan Policy Brief The Future Leaders dan Inovasi Manajemen ASN
Workshop Penyusunan Policy Brief The Future Leaders dan Inovasi Manajemen ASNWorkshop Penyusunan Policy Brief The Future Leaders dan Inovasi Manajemen ASN
Workshop Penyusunan Policy Brief The Future Leaders dan Inovasi Manajemen ASN
 
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
 
Part vii & viii (perumusan k ebijakan ideal)
Part vii & viii (perumusan k ebijakan ideal)Part vii & viii (perumusan k ebijakan ideal)
Part vii & viii (perumusan k ebijakan ideal)
 
Policy Brief
Policy BriefPolicy Brief
Policy Brief
 
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosPerumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
 
Analisis kebijakan
Analisis kebijakan Analisis kebijakan
Analisis kebijakan
 
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisaSikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
 
Buku yang dikarang oleh jammes a
Buku yang dikarang oleh jammes aBuku yang dikarang oleh jammes a
Buku yang dikarang oleh jammes a
 
Materi Modul 6 - Prof. Laksono Trisnantoro.pdf
Materi Modul 6 - Prof. Laksono Trisnantoro.pdfMateri Modul 6 - Prof. Laksono Trisnantoro.pdf
Materi Modul 6 - Prof. Laksono Trisnantoro.pdf
 
Perancangan Policy Brief
Perancangan Policy BriefPerancangan Policy Brief
Perancangan Policy Brief
 
MATERI%20ANSOS.pptx
MATERI%20ANSOS.pptxMATERI%20ANSOS.pptx
MATERI%20ANSOS.pptx
 
Urgensi Kajian Kebijakan dan Peran Analis Kebijakan
Urgensi Kajian Kebijakan dan Peran Analis KebijakanUrgensi Kajian Kebijakan dan Peran Analis Kebijakan
Urgensi Kajian Kebijakan dan Peran Analis Kebijakan
 
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
Kuliah 2 kp   manajemen kp editedKuliah 2 kp   manajemen kp edited
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
 
Double Competency: Tantangan Baru Peneliti Sebagai Policy Analyst
Double Competency: Tantangan Baru Peneliti Sebagai Policy AnalystDouble Competency: Tantangan Baru Peneliti Sebagai Policy Analyst
Double Competency: Tantangan Baru Peneliti Sebagai Policy Analyst
 
Metode kualitatif
Metode kualitatifMetode kualitatif
Metode kualitatif
 
Analisis ketahanan pangan (yuti)
Analisis ketahanan pangan (yuti)Analisis ketahanan pangan (yuti)
Analisis ketahanan pangan (yuti)
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Merancang Policy Brief
Merancang Policy BriefMerancang Policy Brief
Merancang Policy Brief
 
Merinawati keibjakan publik sp
Merinawati keibjakan publik spMerinawati keibjakan publik sp
Merinawati keibjakan publik sp
 

03.Anilisis Kebijakan Publik 1

  • 1. ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK By : Siskamto SW
  • 2. Pendahuluan Analisiskebijakan merupakan aktivitas penciptaan pengetahuan tentang (of) dan dalam (in) atau untuk (for) proses pembuatan kebijakan Dalam menciptakan pengetahuan tsbt, para analis melakukan investigasi sebab- sebab, konsekuensi-konsekuensi, dan kinerja kebijakan publik beserta program- program yang telah dilaksanakannya
  • 3. Ciri Policy Analysis 1. Aktivitas kognitif: Melalui aspek learning dan thinking; Elemen kognitif unsur esensial (walaupun tidak dominan) merupakan tahapan dimana orang mendiskusikan dan memperdebatkan ide- ide mereka tentang prioritas, masalah- masalah dan solusi-solusi. Aspek kognitif, Melalui aspek thinking dilakukan oleh para partisipan dalam proses politik merasionalkan pendapatnya yang berpijak pada “Power (kekuatan-Kekasaan) dan Interests (kepentingan-kepentingan)”.
  • 4. 2. Aktivitas Kolektif: kontribusi dari para individu yang membetuk kolektivitas pengetahuan atau pengetahuan yang terorganisir mengenai masalah-masalah kebijakan. 3. Aplikasi disiplin intelektual: reflektif, creative, imajinatif, dan self-critical dan eksploratory. 4. Berkenaan dengan Masalah publik: problem memiliki dampak pada komunitas, berbagi kepentingan dimana individu merupakan bagian dari masyarakat.
  • 5. Buatlah Analisis Kebijakan lebih awal sebelum dipaksakan kepadamu * Prof. Kholb DO : X X DO Critical Point To Better & Differently EXPERIEN LEAR T N Operasional Area REFLEC Thingking Area X T Critical Point @design created by:Siskamto.sw.Uninus.2010
  • 6. 2 aliran besar Polecy Analisis (yang umum diketahui)  Analisis kebijakan dari perspektif akademik  Analisis kebijakan dari perspektif terapan SWOT BLUE SPIRAL OCEAN DINA= BSC SNOW MIC BALL
  • 7. A da 4 demi sedikit Habis sedikit lilin yang menyala, meleleh.
  • 8. Yang pertama berkata: “Aku adalah Perubahan” Namun manusia tak mampu berubah, maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
  • 9. Lilin Kedua berkata: “Aku adalah Iman” Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku, Utnuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
  • 10. Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “ Aku adalah Cinta Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
  • 11. Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata: “Jangan takut, janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya: Akulah HARAPAN”
  • 12. Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita....
  • 13. Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita.... semoga dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Cinta, dan Perubahan dengan HARAPAN-nya!!!
  • 14. Komponen dalam proses kebijakan 1. Determinants of policy: Faktor penyebab yang dipandang bertanggung jawab terhdap munculnya kebijakan. Meliputi kekuatan lingkungan (faktor makro) seperti tingkat perkembangan ekonomi dan budaya politik faktor yang lebih jelas/kecil/mikro seperti opini publik, konflik partai, pemilihan umum, tekanan kelompok kepentingan, pemberitaan media
  • 15. 2. Policy contents: isi kebijakan mencakup tujuan dan keinginan- keinginan, definisi masalah, dan instrumen yang digunakan untuk melaksanakan kebijakan 3. Policy Impact: konsekuensi yang diinginkan dan yang tidak diinginkan dari suatu kebijakan
  • 16. Analisis kebijakan dari perspektif akademik * Memfokuskan pada hubungan antara policy determinant dan policy content/  menjelaskan/menerangkan hakekat, karakteristik dan profil kebijakan;  berusaha menjelaskan kebijakan publik yang bisa diterapkan dalam waktu dan ruang yang berbeda (comparative);  berusaha menjelaskan hal-hal yang spesifik yang diidentifikasikan melalui ‘general theories”;  tidak berusaha merubah kebijakan tetapi lebih menekankan pada usaha menjelaskan untuk memahami suatu kebijakan;
  • 17. Lanjutan  analis melakukan analisis dan penelitiannya secara independent (tidak dikontrak/dipesan, kalaupun ia dikontrak maka jarang kejadiannya);  riset yang dilakukan mencakup ukuran waktu yang panjang dan komprehensif;  analis (sebagai ilmuwan sosial) melihat dirinya sebagai non-partian (independent). atau clients  Karena proses analisis tersebut seringkali dilakukan dalam situasi yang tidak stabil, maka biasanya perlu dilakukan dengan waktu cepat.  Cenderung tidak obyektif karena dilakukan untuk kemudian hasilnya diberikan kepada clients sesuai dengan kepentingan dan nilai-nilai clients tersebut
  • 18. Analisis Kebijakan Dari perspektif Terapan:  memfokuskan pada hubusssngan antara policy content dan policy impact.  Mencoba menjawab sejumlah pertanyaan: (1) apakah kebijkan tersebut berjalan sebagaimana mestinya? Apakah kebijakan berjalan secara efisien? Apakah ada alternatif lain yang lebih baik.  Memfokuskan pada isi kebijakan tertentu dan masalah kebijakan dengan tujuan mengevaluasi dampak kebijakan.  Pendekatan yang dilakukan sifatnya kontekstual, berkenaan dengan kebijakan tertentu dqlam suatu kondisi tertentu (tidak terlalu berkutat pada’wilayah’ teori.  Tujuan dilakukan evaluasi adalah untuk memperbaiki dan merubah sehingga melibatkan aspek politik (yang biasanya tidak dilakukan dalam analisis kebijakan akademik).  Biasanya diklakukan berdasarkan kontrak dengan policy makers
  • 19. Ketertarikan Para Analis Kebijakan  Ketertarikan untuk memahami kebijakan (analysis of policy)  Ketertarikan untuk memperbaiki kualitas policy (analysis for policy)  Ketertarikan untuk kedua aktivitas tersebut
  • 20. Adakah Perbedaan antara “Analysis of” dan “Analysis for” Policy ?  Merupakan persoalan “keinginan untuk memahami policy lebih jauh (analysis of), dan Ketertarikan untuk memperbaiki kualitas kebijakan (analysis for )  Policy berkenaan dengan “ends” (hasil atau akibat suatu tindakan) dan “means” (cara memnghasilkan suatu hasil atau akibat)  Bagi sebagian penulis, tidak tertarik pada perbedaan keduanya (“analysis of” dan “analysis for” policy).
  • 21. Analysis of policy  Studies of policy content:  (1) para analis berusaha menggambarkan dan menjelaskan asal muasal (genesis) dan perkembangan suatu kebijakan,  (2) melakukan investigasi terhadap sebuah kasus atau lebih dengan maksud untuk melacak bagaimana sebuah policy dimunculkan, bagaimana policy tersebut diimplementasikan dan apa akibat/hasil/dampak dari kebijakan tersebut. Pada umumnya karya akademik dari studi policy content mengkonsentrasikan pada single policies atau single policy areas seperti kebijakan sosial, kebijakan lingkungan, kebijakan luar negeri  Studies of policy output (pada umumnya sama dengan studies of policy content) tetapi berusaha untuk menjelaskan mengapa tingkat belanja atau penyediaan pelayanan berbeda-beda dari waktu ke waktu, antara negara yang satu dengan negara lainnya, atau antara pemerintah yang satu dengan pemerintah lainnya  Studies of the policy process (studi proses kebijakan), memfokuskan pada bagaimana keputusan-keputusan kebijakan dibuat dan bagaimana kebijakan dibentuk dalam suatu tindakan.
  • 22. Analysis for Policy  Evaluation: menandai garis batas antara analysis of policy dan analysis for policy. Studi evaluasi mengacu pada studi dampak karena is berkenaan dengan dampak kebijakan (bersifat deskriptif atau preskriptif).  Information for policy making: data dikumpulkan untuk membantu policy maker mengambil keputusan (sering bersifat pragmatis berkenaan dengan “apa yang telahd dan tengah terjadi” yang berusaha untuk meyakinkan bahwa kebijakan dan pelaksanaanya “didasarkan pada bukti-bukti nyata”  Process advocacy: para analist berusaha memperbaiki sifat sistem pembuatan keputusan melalui realokasi fungsi-fungsi dan tugas, dan melalui usaha untuk memperbaiki basis untuk membuat pilihan kebijakan melalui pengembangan sistem perencanaan dan pendekatan-pendekatan baru untuk menentukan pilihan—sub bidang administrasi negera/publik.  Policy advocacy: para analis mengajukan pilihan-pilihan dan gagasan-ggasan tertentu dalam proses kebijakan, baik secara individu maupun bersama-sama dengan kelompok lain melaui kelompok penekan.
  • 23. Pentingnya Komprehensivitas Pengetahuan dalam analisis  Mungkinkah pengetahuan yang diciptakan para analists sempurna? Lengkap? Komprehensif dan selalu tepat?  Komprehensivitas pengetahuan dalam analisis penting karena akan menentukan tingkat keakuratan analisis guna menyediakan pengetahuan  Ketersediaan pengetahuan akan mempengaruhi efektivitas pembuatan kebijakan
  • 24. Metodologi Analisis kebijakan  Mencakup sistem standar, aturan dan prosedur untuk menciptakan, menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.  Merupakan aktivitas intelektual dan praktis (logic of inquiry) yakni pengetahuan untuk memecahkan masalah (problem solving).  Dengan demikian, Metodologi analisis kebijakan merupakan unsur utama yang digunakan untuk memecahkan masalah publik.
  • 25. Basis ilmu pengetahuan untuk Metodologi analisis kebijakan  Metodologi analisis kebijakan di ambil dari berbagai disiplin dan terintegrasi termasuk ilmu politik, sosiologi, psikologi, ekonomi, filsafat dan lain-lain.
  • 26. Sifat dan manfaat analisis  Deskriptif: mencari pengetahuan tentang sebab dan akibat kebijakan publik  Normatif: value-critical untuk (a) masa lalu,  (b) sekarang dan (c) yang akan datang; mencakup analisis terhadap nilai-nilai yang saling berbenturan (kebebasan) menuntut pertimbangan moral/penerapan etika.  Analisis kebijakan berusaha menciptakan pengetahuan yang memperbaiki efisiensi pilihan dari berbagai alternatif kebijakan (misal, dengan cara cost benefit analysis dan pertimbangan etika lainnya)
  • 27. tujuan analisis, plausibly true beliefs & beliefs that are certainly true  Tujuan metodologi analisis kebijakan adalah untuk menciptkan, menilai secara kritis dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Implikasinya adalah:  Pengetahuan mengacu pada plausibly true beliefs yang berbeda dari beliefs that are certainly true, atau kebenaran dengan probabilitas statistik.  Plausibly true beliefs : terdapat probabilitas kebenaran yang secara logika bisa diterima.  Contoh: peningkatan upah minimum regional bisa meningkatkan angka pengangguran. (tapi penganguran tidak dipengaruhi satusatunya oleg ‘peninkatan upah minimum’)