Dokumen tersebut membahas tentang alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi dan cara menentukan tarif overhead. Terdapat tiga metode alokasi biaya departemen pendukung yaitu metode alokasi langsung, berurutan, dan timbal balik. Dokumen juga membahas tentang alokasi biaya bersama (joint cost) untuk produk patungan dan pentingnya alokasi biaya tersebut.
1. PENENTUAN BIAYA PER UNIT
A. Alokasi Biaya Departemen Pendukung
Alokasi berarti cara membagi sekelompok biaya dan membebankannya pada berbagai
sub unit. Hal yang perlu ditekankan adalah alokasi tidak mempengaruhi biaya total. Biaya total
tidak berkurang atau meningkat dengan adanya alokasi. Meskipun demikian, jumlah biaya yang
dibebankan pada subunit dapat dipengaruhi oleh prosedur alokasi yang dipilih.Karena alokasi
biaya dapat mempengaruhi harga penawaran, profitabilitas setiap produk, dan perilaku
manajer, maka alokasi biaya merupakan suatu hal yang penting.
Biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama yang terjadi ketika sumber daya yang
sama digunakan dalam output disebut sebagai biaya bersama. Cara biaya bersama dibebankan
pada departemen akan dijelaskan dalam bab ini. Berdasarkan fungsinya, perusahaan memiliki
dua kategori departemen, departemen produksi dan departemen pendukung.Departemen
produksi bertanggungjawab pada pembuatan produk atau jasa yang langsung dijual kepada
konsumen.Sedangkan departemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung yang
diperlukan oleh departemen produksi.Departemen ini tidak berhubungan langsung dengan
konsumen.Setelah departemen produksi dan pendukung diidentifikasi, biaya overhead yang
muncul di tiap departemen dapat ditentukan.Overhead yang tidak dapat dibebankan dengan
mudah pada departemen produksi dan pendukung dibebankan pada departemen umum.Biaya
overhead ini hanya dibebankan pada satu departemen saja.
Setelah perusahaan dibagi dalam departemen dan semua biaya overhead ditelusuri ke
tiap departemen, biaya departemen pendukung diberikan pada departemen produksi dan tarif
overhead dibuat untuk menentukan biaya produk.Tarif overhead departemen adalah penting
karena tiap departemen produksi mengerjakan banyak produk.Jika dalam suatu departemen
produksi hanya terdapat satu produk, semua biaya jasa yang dialokasikan ke departemen
tersebut adalah milik produk tersebut. Tarif overhead ditentukan terlebih dahulu dihitung
dengan menjumlahkan estimasi total overhead suatu departemen dan membaginya dengan
estimasi dasar pengalokasian yang sesuai.
2. Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung.Oleh sebab itu, biaya departemen
pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi.Faktor penyebab adalah variabel
atau aktivitas dalam departmen produksi yang menyebabkan timbulnya biaya jasa
pendukung.Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung, dilakukan
identifikasi faktor penyebab yang sesuai. Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan
biaya produk yang lebih akurat. Selain itu, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat
mengontrol konsumsi pendukung secara lebih baik.
Tujuan alokasi adalah:
1. Memperoleh harga yang disepakati bersama.
2. Menghitung profitabilitas lini produk.
3. Memperkirakan pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian.
4. Menilai persediaan.
5. Memotivasi para manajer.
Biaya departemen pendukung sering dialokasikan ke departemen lain melalui penggunaan tarif
pembebanan. Tarif pembebanan dapat dibedakan menjadi dua, tarif pembebanan tunggal dan
tarif pembebanan ganda.Suatu tarif tunggal mengkombinasikan biaya variabel dan tetap
departemen pendukung untuk menghasilkan tarif pembebanan.Namun, penggunaan tarif
tunggal mengakibatkan biaya tetap diperlakukan seakan-akan biaya tersebut merupakan biaya
variabel.Jumlah tambahan yang dibebankan adalah akibat dari perlakuan terhadap biaya tetap
yang seakan-akan menjadi biaya variabel. Dalam tarif perhitungan ganda, masalah ini akan
dihilangkan. Ketika tarif ganda digunakan, suatu tarif terpisah dihitung untuk tiap jenis sumber
daya berdasarkan pada faktor penyebab.Kemudian, penggunaan aktual tiap jenis faktor
penyebab dikalikan dengan tarif yang sesuai untuk mendapatkan jumlah biaya departemen
pendukung yang dialokasikan.
3. Biaya yang seharusnya dialokasikan adalah biaya yang dianggarkan, bukan biaya aktual.Hal ini
dilakukan agar efisiensi atau ketidakefisiensian departemen pendukung tidak diserap oleh
departemen produksi.Para manajer departemen produksi, tidak memiliki pengendalian atas
tingkat efisiensi yang dicapai manajer departemen pendukung.Dengan mengalokasikan biaya
yang dianggarkan (bukan biaya aktual), tidak ada ketidakefisiensian atau efisiensi yang
ditransfer dari satu departemen ke departemen lainnya.
Terdapat tiga metode alokasi biaya departemen pendukung,
metode alokasi langsung,
Ketika perusahaan mengalokasikan biaya departemen pendukung hanya ke departemen
produksi, mereka menggunakan metode alokasi langsung.Metode alokasi langsung
adalah metode yang paling sederhana dan paling langsung untuk mengalokasikan biaya
departemen pendukung.Biaya jasa variabel dialokasikan secara langsung ke departemen
produksi sesuai proporsi penggunaan jasa departemen tersebut.Biaya tetap juga
dialokasikan secara langsung ke departemen produksi tetapi sesuai proporsi kapasitas
normal atau praktis departemen produksi.
metode alokasi berurutan, dan
Metode alokasi berurutan, mengakui adanya interaksi antar departemen
pendukung.Akan tetapi, metode berurutan tidak sepenuhnya mengakui interaksi
tersebut. Alokasi biaya dilakukan dengan cara menurun, mengikuti prosedur rangking
yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Urutannya biasanya dilakukan dengan
mengurutkan departemen pendukung sesuai jumlah pelayanan terbanyak hingga
tersedikit.Tingkat pelayanannya diukur dengan biaya langsung tiap departemen
pendukung.Departemen dengan biaya tertinggi dianggap sebagai pemberi layanan
terbanyak.
metode alokasi timbal balik.
Metode alokasi timbal balik (reciprokal) mengakui semua interaksi antar departemen
pendukung. Dalam metode alokasi timbal balik ini, pemakaian suatu departemen
pendukung oleh departemen menentukan biaya total tiap departemen pendukung yang
4. biaya totalnya mencerminkan interaksi antar departemen pendukung. Kemudian, biaya
total departemen pendukung didefinisikan sebagai jumlah biaya langsung departemen
ditambah proporsi jasa yang diterima dari departemen pendukung lainnya.
Setelah mengalokasikan semua biaya pendukung ke departemen produksi, tarif overhead
dapat dihitung untuk tiap departemen. Tarif ini dihitung dengan menambahkan biaya
departemen pendukung yang dialokasikan dengan biaya overhead yang secara langsung dapat
ditelusuri ke departemen produksi dan membagi jumlah total ini dengan beberapa ukuran
aktivitas, seperti jam tenaga kerja lansung atau jam mesin.
B. Alokasi joint Costing
Produk patungan adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara simultan dengan
proses yang sama hingga pada titik pemisahan. Proses produksi patungan menghasilkan output
dua produk atau lebih, dimana produk patungan utama memiliki nilai penjualan yang relatif
signifikan. Produk sampingannya memiliki nilai penjualan yang relatif lebih sedikit.Biaya
patungan harus dialokasikan ke setiap produk untuk tujuan pelaporan keuangan.Beberapa
metode telah dikembangkan untuk mengalokasikan biaya patungan, termasuk metode unit
fisik, nilai-penjualan-saat-pemisahan, dan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan.Produk
sampingan umumnya tidak dialokasikan ke biaya produk patungan. Penjualan produk
sampingan dimasukkan dalam “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi atau diperlakukan
sebagai kredit untuk barang dalam proses produk utama.
Pentingnya alokasi joint cost
Joint cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sejak pertama kali bahan baku diolah sampai
saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Berikut ini dipaparkan beberapa
manfaat dilakukannya alokasi joint cost
Biaya bersama dapat digunakan untuk menentukan nilai persediaan atau perhitungan
harga pokok produk untuk pelaporan eksternal menurut standar akuntansi keuangan.
Biaya bersama bermanfaat untuk kepentingan perhitungan asuransi.
Biaya bersama bermanfaat dalam penentuan nilai persediaan untuk keperluan asuransi
Tapi disatu sisi kadang kala juga ditemui beberapa masalah dalam menghadapi pengalokasian
joint cost. Masalah pokok yang di hadapi dalam pengalokasian biaya produk bersama adalah
5. karena sifatnya yang invisibel artinya biaya produk bersama tidak bisa diidentifikasi secara
sfesifikasi kepada setiap produk yang dihasilkan secara simultan dalam suatu proses produksi.
Oleh karena itu diperlukan metode alokasi yang tepat untuk dijadikan sebagai dasar untuk
mengalokasikan biaya bersama (joint cost) kepada masing-masing produk. Terdapat tiga
alternatif penekatan yang bisa digunakan sebagai dasar dalam pengalokasian biaya bersama
kepada setiap jenis produk yang dihasilkan yaitu :
Pendekatan harga jual/harga pasar
Pendekatan satuan atau unit produksi
Pendekatan harga pokok perunit