SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 12
PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
Dalam sistem pendidikan nasional, kita mengenal tiga komponen utama, yakni (1) 
peserta didik, (2) guru, dan (3) kurikulum. Dalam proses belajar mengajar, ketiga komponen 
tersebut terdapat hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Tanpa 
peserta didik, guru tidak akan dapat melaksanakan proses pembelajaran. Tanpa guru para siswa 
juga tidak akan dapat secara optimal belajar. Tanpa kurikulum, guru pun tidak akan mempunyai 
bahan ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik. 
Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting di samping guru dan fasilitas. 
Dengan kurikulum jelaslah gambaran tentang tujuan yang akan dicapai, bahan pembelajaran 
yang akan diolah, program pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta kegiatan pembelajaran 
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Kurikulum memberikan pedoman kepada guru 
untuk menyusun dan melaksanakan program pembelajaran. Gambaran tentang tinggi mutu 
keluaran juga dapat diperkirakan dari kurikulum yang dilaksanakan. 
Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa 
kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pembelajaran. Dan 
dalam makalah ini akan kita bahas secara lebih rinci apa itu kurikulum. 
B. RUMUSAN MASALAH 
Dalam makalah ini hanyalah membahas tentang pengertian kurikulum, macam 
macam kurikulum, konsep kurikulum dan kedudukannya dalam pendidikan.
PEMBAHASAN 
A. KONSEP KURIKULUM 
1. Pengertian kurikulum 
Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan 
pandangan yang beragam. Menurut pandangan klasik, kurikulum dipandang sebagai rencana 
pelajaran disuatu sekolah atau juga merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus 
disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Pandangan yang muncul sejak zaman Yunani kuno 
ini, dalam lingkungan tertentu masih diakui hingga kini, sebagaimana pendapat Robert S. Zais 
(1976:7), “a recesourse of subject matters to be mastered”. Menurut pendapat ini, kurikulum 
identik dengan bidang studi. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, 
itulah kurikulum. 
Sedangkan dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu 
pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh 
Caswel dan Campbell. 
Pengertian kurikulum menurut para ahli akan dijelaskan satu persatu dibawah ini: 
a) George A. Beauchamp (1986) 
Mengemukakan bahwa : “ A Curriculun is a written document which may contain many 
ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given 
school”. 
Maksudnya Sebuah Kurikulum adalah dokumen tertulis yang dapat berisi banyak bahan, 
tetapi pada dasarnya merupakan rencana untuk pendidikan murid selama pendaftaran mereka di 
sekolah diberikan 
b) Caswel dan Campbell (1935) 
mengatakan bahwa kurikulum … to be composed of all the experiences children have 
under the guidance of teachers. Maksudnya bahwa kurikulum ialah terdiri dari semua 
pengalaman anak-anak di bawah bimbingan guru. 
c) Ronald C. Doll (1974) 
mengatakan bahwa : “ …the curriculum has changed from content of courses study and 
list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or
direction of school.Maksudnya kurikulum adalah perubahan dari isi program studi dan daftar 
subyek dan kursus untuk semua pengalaman yang ditawarkan kepada pelajar di bawah naungan 
atau arah sekolah. 
d) Mauritz Johnson (1967) 
Menurutnya, kurikulum hanya berkenaan dengan serangkaian terstruktur hasil 
pembelajaran tertentu, hasil yang dicapai dari hasil belajar siswa. 
e) Mc Donald (1967) 
Memandang kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran, yang terdiri dari 
empat komponen, yaitu: mengajar (kegiatan professional guru terhadap murid), belajar (kegiatan 
responsi siswa terhadap guru), pembelajaran (interaksi antara guru murid pada proses belajar 
mengajar) dan kurikulum (pedoman proses belajar mengajar). 
f) Bauchamp (1968) 
Menekankan kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran. Ia menegaskan 
bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis dan sekaligus merupakan rencana pendidikan yang 
given di sekolah. Tetapi, kurikulum tidak hanya dinilai dari segi dokumen dan rencana 
pendidikan, karena ia harus memiliki fungsi operasional kegaiatan belajar mengajar, dan menjadi 
pedoman bagi pengajar maupun pelajar. 
g) Hilda Taba (1962) 
Berpendapat, kurikulum tidak hanya terletak pada pelaksanaanya, tetapi pada keluasan 
cakupannya, terutama pada isi, metode dan tujuannya, terutama tujuan jangka panjang, karena 
justeru kurikulum terletak pada tujuannya yang umum dan jangka panjang itu, sedangkan 
imlementasinya yang sempit termasuk pada pengajaran, yang keduanya harus kontinum. 
h) Hamid Hasan (1988) 
Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan mengemukakan 
bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu: 
1. kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, 
khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan. 
2. kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai 
suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu. 
3. kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai 
suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran. 
4. kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai 
suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan 
perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
i) Purwadi (2003) 
Purwadi memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai 
ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam 
melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional 
yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni 
kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan 
kurikulum. 
Dalam Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat 
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Rumusan ini lebih spesifik mengandung 
pokok – pokok pikiran, sebagai berikut: 
1. Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan; 
2. Kurikulum merupakan pengaturan, yang sistematis dan terstruktur; 
3. Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran bidang pengajaran tertentu; 
4. Kurikulum mengandung cara, metode dan strategi pengajaran; 
5. Kurikulum merupakan pedoman kegiatan belajar mengajar; 
6. Kurikulum, dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan; 
7. Kurikulum merupakan suatu alat pendidikan. 
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam 
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: 
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan 
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk 
mencapai tujuan pendidikan tertentu”. 
Dan dinyatakan didalamnya, bahwa: “Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan 
pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan 
kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu 
pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing 
satuan pendidikan. 
Dari sekian banyaknya pengertian kurikulum menurut para ahli, dapat disimpulkan 
bahwa yang dimaksud dengan Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh 
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan 
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. 
2. Macam-Macam Kurikulum dan perkembangannya
a) Rencana Pelajaran 1947 
Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rencana Pelajaran 1947. Ketika 
itu penyebutannya lebih populer menggunakan learn plan (rencana pelajaran) ketimbang istilah 
curriculum dalam bahasa Inggris. Rencana Pelajaran 1947 bersifat politis, yang tidak mau lagi 
melihat dunia pendidikan masih menerapkan kurikulum Belanda, yang orientasi pendidikan dan 
pengajarannya ditujukan untuk kepentingan kolonialis Belanda. Asas pendidikan ditetapkan 
Pancasila. Situasi perpolitikan dengan gejolak perang revolusi, maka Rencana Pelajaran 1947, 
baru diterapkan pada tahun 1950. Oleh karena itu Rencana Pelajaran 1947 sering juga disebut 
kurikulum 1950. Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal 
pokok, yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya. 
Rencana Pelajaran 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan 
bermasyarakat, daripada pendidikan pikiran. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian 
sehari-hari, perhatian terhadap kesenian, dan pendidikan jasmani. 
b) Rencana Pelajaran Teruai 1952 
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran 
Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata 
pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. 
Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau. Di 
penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. 
Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata 
pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, 
emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih 
menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis. 
c) Kurikulum 1968 
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang 
dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. 
Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan 
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Djauzak menyebut 
Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,”
katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual 
di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap 
jenjang pendidikan. 
d) Kurikulum 1975 
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. 
“Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO 
(management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur 
Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam 
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan 
pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: 
petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan 
belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis 
rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. 
e) Kurikulum 1984 (CBSA) 
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan 
proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang 
disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, 
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa 
Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 
1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 
1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta sekarang Universitas Negeri Jakarta periode 1984- 
1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang 
diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, 
banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang 
kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak 
lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan. 
f) Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum 
sebelumnya. Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran 
beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal 
disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, 
keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga 
mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma 
menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran 
Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi. 
g) Kurikulum 2004 (KBK) 
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai 
berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila 
dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional 
masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu 
lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman 
dan kompetensi siswa. Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau 
Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. 
Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum. 
h) KTSP 2006 
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 
Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi 
pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. 
Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan 
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini 
disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan 
kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan 
oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti 
silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah 
koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR)
3. Konsep Kurikulum 
Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan 
sebagai bidang studi. 
a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi: 
Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid 
di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga 
dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan 
belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai 
dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan 
pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup 
lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara. 
b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem: 
Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, 
sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur 
personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, 
mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya 
suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum 
agar tetap dinamis. 
c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi: 
Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli 
pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu 
tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum 
mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai 
kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan 
memperkuat bidang studi kurikulum. 
Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk: 
(1) mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah- istilah teknis, 
(2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan 
baru, 
(3) melakukan penelitian inferensial dan prediktif,
(4) mengembangkan subsubteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan model-model 
kurikulum. 
Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun 
bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan. 
B. KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN 
Tugas utama seorang guru adalah membimbing, mengajar, serta melatih peserta didik 
secara professional sehingga dapat mengantarkan peserta didiknya kepada pencapaian tujuan 
pendidikan. Sehingga untuk melaksanakan tugas tersebut guru harus berpedoman pada suatu alat 
yang disebut kurikulum. 
Kurikulum bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu dalam 
pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar). Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi 
pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan 
dari pendidikan atau pembelajaran. 
Setiap praktik pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, apakah 
berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi, kemampuan sosial, ataupun 
kemampuan bekerja. Untuk menyampaikan bahan pelajaran, ataupun mengembangkan 
kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan metode penyampaian serta alat-alat bantu tertentu. 
Untuk menilai hasil dan proses pendidikan, juga diperlukan cara-cara dan alat-alat penilaian 
tertentu pula. Keempat hal tersebut, yaitu tujuan, bahan ajar, metode-alat, dan penilaian 
merupakan komponen-komponen utama kurikulum. Dengan berpedoman pada kurikulum, 
interaksi pendidikan antara guru dan siswa berlangsung. Interaksi ini tidak berlangsung dalam 
ruang hampa, tetapi selalu terjadi dalam lingkungan tertentu, yang mencakup antara lain 
lingkungan fisik, alam, sosial budaya, ekonomi, politik, dan religi. 
Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan 
tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Kurikulum merupakan suatu 
bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber 
konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum 
berbagai institusi pendidikan. 
Kedudukan Kurikulum ini bersifat sentral, karena mengarahkan segala bentuk aktifitas 
pendidikan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dalam Kontek ini kurikulum bermakna 
sebagai alat untuk mencapai tujuan.
PENUTUP 
A. KESIMPULAN 
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan 
bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan 
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk 
mencapai tujuan pendidikan tertentu”. 
Jadi, Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga 
penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta 
pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. 
Menurut perkembangannya kurikulum terdiri atas: 
a) Rencana Pelajaran 1947 
b) Rencana Pelajaran Teruai 1952 
c) Kurikulum 1968 
d) Kurikulum 1975 
e) Kurikulum 1984 (CBSA) 
f) Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 
g) Kurikulum 2004 (KBK) 
h) KTSP 2006 
Ada tiga konsep tentang kurikulum sebagai berikut: 
a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi: 
b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem: 
c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi: 
Kedudukan Kurikulum ini bersifat sentral, karena mengarahkan segala bentuk aktifitas 
pendidikan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dalam Kontek ini kurikulum bermakna 
sebagai alat untuk mencapai tujuan.
B. KRITIK DAN SARAN 
Demikianlah isi dari makalah kami ini. Dan kami sangat menyadari bahwa dalam 
penulisan maupun penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk 
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca 
demi perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi selanjutnya. 
Akhirnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata-kata, dan 
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini kami ucapkan 
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA 
sumber: http://vandha.wordpress.com/kail-pendidikan/artikel-dan-makalah/konsep-kurikulum/ 
sumber: http://penjual-mimpi.blogspot.com/2010/01/konsep-kurikulum.html 
sumber: http://mybatik.wordpress.com/2009/01/29/teori-dan-konsep-kurikulum/ 
sumber: http://rahmanjampea.blogdetik.com/2010/04/09/kedudukan-kurikulum-dalam-pendidikan/ 
sumber: http://tugasguru.blogspot.com/2010/11/rpp_19.html 
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulumOön Sadam
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaranayu
 
Modul kurikulum dan pengembangan materi pembelajaran final
Modul kurikulum dan pengembangan materi pembelajaran finalModul kurikulum dan pengembangan materi pembelajaran final
Modul kurikulum dan pengembangan materi pembelajaran finalzulfawardi S.Pd.I., MA
 
Komponen komponen kurikulum
Komponen komponen kurikulumKomponen komponen kurikulum
Komponen komponen kurikulumchytra Daud
 
Tugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulumTugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulumreza ediya
 
Buku 1 makalah pengembangan kurikulum mpl
Buku 1 makalah pengembangan kurikulum mplBuku 1 makalah pengembangan kurikulum mpl
Buku 1 makalah pengembangan kurikulum mplMOHAMMAD YASIN, M.Pd
 
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulumPpt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulumNikmah Nurvicalesti
 
Kurikulum dan Pembelajaran
Kurikulum dan Pembelajaran Kurikulum dan Pembelajaran
Kurikulum dan Pembelajaran Sri Widayati
 
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulumAdministrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulumAnisa Fitriani
 
DEFINISI, SEJARAH KOMPONEN, DAN KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN
DEFINISI, SEJARAH KOMPONEN, DAN KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKANDEFINISI, SEJARAH KOMPONEN, DAN KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN
DEFINISI, SEJARAH KOMPONEN, DAN KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKANDasrieny Pratiwi
 
Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)
Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)
Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)yusafat simorangkir
 
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulumAdministrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulumAnggraeni Novita Sari
 
Ppt analisis pengembangam kurikulum
Ppt analisis pengembangam kurikulumPpt analisis pengembangam kurikulum
Ppt analisis pengembangam kurikulumaditya rizal
 
prinsip dan landasan pengembangan kurikulum
prinsip dan landasan pengembangan kurikulumprinsip dan landasan pengembangan kurikulum
prinsip dan landasan pengembangan kurikulumErma Yafi
 
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaranPower point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaranNdah Nabilla
 

Was ist angesagt? (20)

Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulum
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Modul kurikulum dan pengembangan materi pembelajaran final
Modul kurikulum dan pengembangan materi pembelajaran finalModul kurikulum dan pengembangan materi pembelajaran final
Modul kurikulum dan pengembangan materi pembelajaran final
 
Kurikulum
KurikulumKurikulum
Kurikulum
 
Komponen komponen kurikulum
Komponen komponen kurikulumKomponen komponen kurikulum
Komponen komponen kurikulum
 
Tugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulumTugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulum
 
Buku 1 makalah pengembangan kurikulum mpl
Buku 1 makalah pengembangan kurikulum mplBuku 1 makalah pengembangan kurikulum mpl
Buku 1 makalah pengembangan kurikulum mpl
 
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulumPpt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
 
Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran
Pengembangan Kurikulum Dan PembelajaranPengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran
Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum
 
Kurikulum dan Pembelajaran
Kurikulum dan Pembelajaran Kurikulum dan Pembelajaran
Kurikulum dan Pembelajaran
 
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulumAdministrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
 
DEFINISI, SEJARAH KOMPONEN, DAN KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN
DEFINISI, SEJARAH KOMPONEN, DAN KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKANDEFINISI, SEJARAH KOMPONEN, DAN KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN
DEFINISI, SEJARAH KOMPONEN, DAN KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN
 
Pengantar kurikulum
Pengantar kurikulumPengantar kurikulum
Pengantar kurikulum
 
Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)
Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)
Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)
 
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulumAdministrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
 
Pengantar kurikulum
Pengantar kurikulumPengantar kurikulum
Pengantar kurikulum
 
Ppt analisis pengembangam kurikulum
Ppt analisis pengembangam kurikulumPpt analisis pengembangam kurikulum
Ppt analisis pengembangam kurikulum
 
prinsip dan landasan pengembangan kurikulum
prinsip dan landasan pengembangan kurikulumprinsip dan landasan pengembangan kurikulum
prinsip dan landasan pengembangan kurikulum
 
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaranPower point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
 

Andere mochten auch

Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranNhachachie Ncie
 
Uas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulumUas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulumYudi Hamdani
 
Pengertian dan kedudukan kurikulum pmptk 2015
Pengertian dan kedudukan kurikulum pmptk 2015Pengertian dan kedudukan kurikulum pmptk 2015
Pengertian dan kedudukan kurikulum pmptk 2015sadirun
 
Makalah Penentuan nilai dan grade
Makalah Penentuan nilai dan grade Makalah Penentuan nilai dan grade
Makalah Penentuan nilai dan grade ria angriani
 
Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir
Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhirKedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir
Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhirmuhamad khanif
 
Fisiologi hewan membran sel
Fisiologi hewan membran selFisiologi hewan membran sel
Fisiologi hewan membran selHaningCAc
 
Model kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnyaModel kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnyaRisma Amalia
 
PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...
PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...
PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...67676767676767
 
Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)Tjoetnyak Izzatie
 
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar MengajarMATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar MengajarSTKIP Bina Bangsa Getsempena
 
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANMEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANTika Nafisah
 

Andere mochten auch (12)

Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Uas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulumUas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulum
 
Pengertian dan kedudukan kurikulum pmptk 2015
Pengertian dan kedudukan kurikulum pmptk 2015Pengertian dan kedudukan kurikulum pmptk 2015
Pengertian dan kedudukan kurikulum pmptk 2015
 
Makalah Penentuan nilai dan grade
Makalah Penentuan nilai dan grade Makalah Penentuan nilai dan grade
Makalah Penentuan nilai dan grade
 
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalahSejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
 
Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir
Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhirKedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir
Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir
 
Fisiologi hewan membran sel
Fisiologi hewan membran selFisiologi hewan membran sel
Fisiologi hewan membran sel
 
Model kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnyaModel kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnya
 
PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...
PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...
PPT,Pengertian dan Kedudukan Kurikulum,Kelompok 1,PBI F,5,STAIN JURAI SIWO ME...
 
Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)
 
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar MengajarMATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
 
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANMEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
 

Ähnlich wie Kurikulum Pendidikan

Modul pengembangan bahan ajar
Modul pengembangan bahan ajarModul pengembangan bahan ajar
Modul pengembangan bahan ajarRian Jrs Tewur
 
Format laporan ppl m-1
Format laporan ppl m-1Format laporan ppl m-1
Format laporan ppl m-1Jafargaming
 
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesiaPpt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesiaShofy Fyah
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxsaputrip233
 
Sejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di Indonesia
Sejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di IndonesiaSejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di Indonesia
Sejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di IndonesiaT. Astari
 
Pengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iiiPengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iiihartoni tastie
 
Power point ict
Power point ictPower point ict
Power point ictayusisca
 
Power point ict
Power point ictPower point ict
Power point ictayusisca
 
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VIKRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VITa'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 
Ilmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IIlmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IFauzi Din
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelompherdisaksul
 
sejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasda
sejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasdasejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasda
sejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasdaMusaAlquddusi
 
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiasejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiaokiarisaputra
 

Ähnlich wie Kurikulum Pendidikan (20)

Modul pengembangan bahan ajar
Modul pengembangan bahan ajarModul pengembangan bahan ajar
Modul pengembangan bahan ajar
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Format laporan ppl m-1
Format laporan ppl m-1Format laporan ppl m-1
Format laporan ppl m-1
 
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesiaPpt pengembangan kurikulum mi di indonesia
Ppt pengembangan kurikulum mi di indonesia
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
 
Sejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di Indonesia
Sejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di IndonesiaSejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di Indonesia
Sejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di Indonesia
 
Pengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iiiPengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iii
 
Power point ict
Power point ictPower point ict
Power point ict
 
Power point ict
Power point ictPower point ict
Power point ict
 
Kurikulum
KurikulumKurikulum
Kurikulum
 
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VIKRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
 
Ilmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IIlmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam I
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelomp
 
sejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasda
sejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasdasejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasda
sejarah kurikulum.pptxassaadssdasdsasdsadasda
 
Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994
 
Ktsp dan kbk
Ktsp dan kbkKtsp dan kbk
Ktsp dan kbk
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
kurikulum pai 1
kurikulum pai  1kurikulum pai  1
kurikulum pai 1
 
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiasejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
 

Mehr von Ayu Febriyanti

Silabus mat 7_smp_segiempat_dan_segitiga
Silabus mat 7_smp_segiempat_dan_segitigaSilabus mat 7_smp_segiempat_dan_segitiga
Silabus mat 7_smp_segiempat_dan_segitigaAyu Febriyanti
 
Desain kalender kreatif
Desain kalender kreatifDesain kalender kreatif
Desain kalender kreatifAyu Febriyanti
 
Aplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAyu Febriyanti
 
Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati
Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hatiProposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati
Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hatiAyu Febriyanti
 
bidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruang
bidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruangbidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruang
bidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruangAyu Febriyanti
 
Makalah kurikulum belanda
Makalah kurikulum belandaMakalah kurikulum belanda
Makalah kurikulum belandaAyu Febriyanti
 
contoh statistika lanjutan
contoh statistika lanjutan contoh statistika lanjutan
contoh statistika lanjutan Ayu Febriyanti
 
Kajian pustaka discovery learning
Kajian pustaka discovery learningKajian pustaka discovery learning
Kajian pustaka discovery learningAyu Febriyanti
 
Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013
Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013
Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013Ayu Febriyanti
 

Mehr von Ayu Febriyanti (10)

Silabus mat 7_smp_segiempat_dan_segitiga
Silabus mat 7_smp_segiempat_dan_segitigaSilabus mat 7_smp_segiempat_dan_segitiga
Silabus mat 7_smp_segiempat_dan_segitiga
 
Desain kalender kreatif
Desain kalender kreatifDesain kalender kreatif
Desain kalender kreatif
 
Aplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariat
 
Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati
Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hatiProposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati
Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati
 
bidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruang
bidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruangbidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruang
bidang lengkung dan garis lengkung di dalam ruang
 
Makalah kurikulum belanda
Makalah kurikulum belandaMakalah kurikulum belanda
Makalah kurikulum belanda
 
contoh statistika lanjutan
contoh statistika lanjutan contoh statistika lanjutan
contoh statistika lanjutan
 
Kajian pustaka discovery learning
Kajian pustaka discovery learningKajian pustaka discovery learning
Kajian pustaka discovery learning
 
Lks reflekksi
Lks reflekksiLks reflekksi
Lks reflekksi
 
Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013
Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013
Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013
 

Kürzlich hochgeladen

KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesiasdn4mangkujayan
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxAdrimanMulya
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptxAbidinMaulana
 

Kürzlich hochgeladen (11)

KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 

Kurikulum Pendidikan

  • 1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sistem pendidikan nasional, kita mengenal tiga komponen utama, yakni (1) peserta didik, (2) guru, dan (3) kurikulum. Dalam proses belajar mengajar, ketiga komponen tersebut terdapat hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Tanpa peserta didik, guru tidak akan dapat melaksanakan proses pembelajaran. Tanpa guru para siswa juga tidak akan dapat secara optimal belajar. Tanpa kurikulum, guru pun tidak akan mempunyai bahan ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik. Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting di samping guru dan fasilitas. Dengan kurikulum jelaslah gambaran tentang tujuan yang akan dicapai, bahan pembelajaran yang akan diolah, program pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Kurikulum memberikan pedoman kepada guru untuk menyusun dan melaksanakan program pembelajaran. Gambaran tentang tinggi mutu keluaran juga dapat diperkirakan dari kurikulum yang dilaksanakan. Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pembelajaran. Dan dalam makalah ini akan kita bahas secara lebih rinci apa itu kurikulum. B. RUMUSAN MASALAH Dalam makalah ini hanyalah membahas tentang pengertian kurikulum, macam macam kurikulum, konsep kurikulum dan kedudukannya dalam pendidikan.
  • 2. PEMBAHASAN A. KONSEP KURIKULUM 1. Pengertian kurikulum Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan pandangan yang beragam. Menurut pandangan klasik, kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran disuatu sekolah atau juga merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Pandangan yang muncul sejak zaman Yunani kuno ini, dalam lingkungan tertentu masih diakui hingga kini, sebagaimana pendapat Robert S. Zais (1976:7), “a recesourse of subject matters to be mastered”. Menurut pendapat ini, kurikulum identik dengan bidang studi. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum. Sedangkan dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell. Pengertian kurikulum menurut para ahli akan dijelaskan satu persatu dibawah ini: a) George A. Beauchamp (1986) Mengemukakan bahwa : “ A Curriculun is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school”. Maksudnya Sebuah Kurikulum adalah dokumen tertulis yang dapat berisi banyak bahan, tetapi pada dasarnya merupakan rencana untuk pendidikan murid selama pendaftaran mereka di sekolah diberikan b) Caswel dan Campbell (1935) mengatakan bahwa kurikulum … to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers. Maksudnya bahwa kurikulum ialah terdiri dari semua pengalaman anak-anak di bawah bimbingan guru. c) Ronald C. Doll (1974) mengatakan bahwa : “ …the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or
  • 3. direction of school.Maksudnya kurikulum adalah perubahan dari isi program studi dan daftar subyek dan kursus untuk semua pengalaman yang ditawarkan kepada pelajar di bawah naungan atau arah sekolah. d) Mauritz Johnson (1967) Menurutnya, kurikulum hanya berkenaan dengan serangkaian terstruktur hasil pembelajaran tertentu, hasil yang dicapai dari hasil belajar siswa. e) Mc Donald (1967) Memandang kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran, yang terdiri dari empat komponen, yaitu: mengajar (kegiatan professional guru terhadap murid), belajar (kegiatan responsi siswa terhadap guru), pembelajaran (interaksi antara guru murid pada proses belajar mengajar) dan kurikulum (pedoman proses belajar mengajar). f) Bauchamp (1968) Menekankan kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran. Ia menegaskan bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis dan sekaligus merupakan rencana pendidikan yang given di sekolah. Tetapi, kurikulum tidak hanya dinilai dari segi dokumen dan rencana pendidikan, karena ia harus memiliki fungsi operasional kegaiatan belajar mengajar, dan menjadi pedoman bagi pengajar maupun pelajar. g) Hilda Taba (1962) Berpendapat, kurikulum tidak hanya terletak pada pelaksanaanya, tetapi pada keluasan cakupannya, terutama pada isi, metode dan tujuannya, terutama tujuan jangka panjang, karena justeru kurikulum terletak pada tujuannya yang umum dan jangka panjang itu, sedangkan imlementasinya yang sempit termasuk pada pengajaran, yang keduanya harus kontinum. h) Hamid Hasan (1988) Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu: 1. kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan. 2. kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu. 3. kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran. 4. kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
  • 4. i) Purwadi (2003) Purwadi memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum. Dalam Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Rumusan ini lebih spesifik mengandung pokok – pokok pikiran, sebagai berikut: 1. Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan; 2. Kurikulum merupakan pengaturan, yang sistematis dan terstruktur; 3. Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran bidang pengajaran tertentu; 4. Kurikulum mengandung cara, metode dan strategi pengajaran; 5. Kurikulum merupakan pedoman kegiatan belajar mengajar; 6. Kurikulum, dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan; 7. Kurikulum merupakan suatu alat pendidikan. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Dan dinyatakan didalamnya, bahwa: “Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Dari sekian banyaknya pengertian kurikulum menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. 2. Macam-Macam Kurikulum dan perkembangannya
  • 5. a) Rencana Pelajaran 1947 Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rencana Pelajaran 1947. Ketika itu penyebutannya lebih populer menggunakan learn plan (rencana pelajaran) ketimbang istilah curriculum dalam bahasa Inggris. Rencana Pelajaran 1947 bersifat politis, yang tidak mau lagi melihat dunia pendidikan masih menerapkan kurikulum Belanda, yang orientasi pendidikan dan pengajarannya ditujukan untuk kepentingan kolonialis Belanda. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Situasi perpolitikan dengan gejolak perang revolusi, maka Rencana Pelajaran 1947, baru diterapkan pada tahun 1950. Oleh karena itu Rencana Pelajaran 1947 sering juga disebut kurikulum 1950. Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya. Rencana Pelajaran 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan bermasyarakat, daripada pendidikan pikiran. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian, dan pendidikan jasmani. b) Rencana Pelajaran Teruai 1952 Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau. Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis. c) Kurikulum 1968 Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,”
  • 6. katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. d) Kurikulum 1975 Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. e) Kurikulum 1984 (CBSA) Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta sekarang Universitas Negeri Jakarta periode 1984- 1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan. f) Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
  • 7. Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi. g) Kurikulum 2004 (KBK) Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa. Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum. h) KTSP 2006 Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR)
  • 8. 3. Konsep Kurikulum Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi. a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi: Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara. b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem: Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis. c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi: Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk: (1) mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah- istilah teknis, (2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan baru, (3) melakukan penelitian inferensial dan prediktif,
  • 9. (4) mengembangkan subsubteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan model-model kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan. B. KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN Tugas utama seorang guru adalah membimbing, mengajar, serta melatih peserta didik secara professional sehingga dapat mengantarkan peserta didiknya kepada pencapaian tujuan pendidikan. Sehingga untuk melaksanakan tugas tersebut guru harus berpedoman pada suatu alat yang disebut kurikulum. Kurikulum bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu dalam pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar). Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pembelajaran. Setiap praktik pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, apakah berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi, kemampuan sosial, ataupun kemampuan bekerja. Untuk menyampaikan bahan pelajaran, ataupun mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan metode penyampaian serta alat-alat bantu tertentu. Untuk menilai hasil dan proses pendidikan, juga diperlukan cara-cara dan alat-alat penilaian tertentu pula. Keempat hal tersebut, yaitu tujuan, bahan ajar, metode-alat, dan penilaian merupakan komponen-komponen utama kurikulum. Dengan berpedoman pada kurikulum, interaksi pendidikan antara guru dan siswa berlangsung. Interaksi ini tidak berlangsung dalam ruang hampa, tetapi selalu terjadi dalam lingkungan tertentu, yang mencakup antara lain lingkungan fisik, alam, sosial budaya, ekonomi, politik, dan religi. Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan. Kedudukan Kurikulum ini bersifat sentral, karena mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dalam Kontek ini kurikulum bermakna sebagai alat untuk mencapai tujuan.
  • 10. PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Jadi, Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Menurut perkembangannya kurikulum terdiri atas: a) Rencana Pelajaran 1947 b) Rencana Pelajaran Teruai 1952 c) Kurikulum 1968 d) Kurikulum 1975 e) Kurikulum 1984 (CBSA) f) Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 g) Kurikulum 2004 (KBK) h) KTSP 2006 Ada tiga konsep tentang kurikulum sebagai berikut: a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi: b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem: c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi: Kedudukan Kurikulum ini bersifat sentral, karena mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dalam Kontek ini kurikulum bermakna sebagai alat untuk mencapai tujuan.
  • 11. B. KRITIK DAN SARAN Demikianlah isi dari makalah kami ini. Dan kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi selanjutnya. Akhirnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata-kata, dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini kami ucapkan terima kasih.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA sumber: http://vandha.wordpress.com/kail-pendidikan/artikel-dan-makalah/konsep-kurikulum/ sumber: http://penjual-mimpi.blogspot.com/2010/01/konsep-kurikulum.html sumber: http://mybatik.wordpress.com/2009/01/29/teori-dan-konsep-kurikulum/ sumber: http://rahmanjampea.blogdetik.com/2010/04/09/kedudukan-kurikulum-dalam-pendidikan/ sumber: http://tugasguru.blogspot.com/2010/11/rpp_19.html sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum