SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
TEORI STRUKTUR MODAL
SIGIT SANJAYA 1309464
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
1. PENDAHULUAN
Struktur modal merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang
dengan modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh
perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Tujuan mempelajarinya:
untuk menyelidiki pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Jika
berpengaruh, maka perusahaan perlu mempertahankan struktur modalnya
mendekati struktur modal optimal. Struktur modal optimal adalah struktur modal
yang bisa memaksimallkan nilai perusahaan dan meminimalkan biaya modal
perusahaan. Modal yang digunakan perusahaan selalu mempunyai biaya. Baik
bersifat eksplisit (tampak), maupun implisit (tidak tampak). Bagi dana yang
berbentuk hutang, biaya dana mudah diidentifikasi, yaitu biaya bunganya,
sedangkan bagi dana yang berbentuk modal sendiri, biaya dananya tidak tampak.
Meskipun demikian, tidak berarti biaya dananya lebih murah dari hutang, biaya
dana dalam bentuk dana modal sendiri merupakan tingkat keuntungan yang
diharapkan investor sebelum mereka menyerahkan dananya ke perusahaan.
Tingkat keuntungan ini belum tentu lebih kecil apabila dibandingkan dengan
bunga pinjaman.
Pembicaraan dalam bab ini dimulai dari keadaan yang ekstrem, yaitu pada
kondisi pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak. Tentu saja kondisi ini
tidak pernah dijumpai dalam dunia yang nyata’’. Tetapi pembahasan sengaja
dimulai dari kondisi tersebut kemudian diperlonggar satu demi satu asumsi-
asumsi yang mendasarinya.
2. STRUKTUR PASAR MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA
PAJAK
Pasar Modal sempurna adalah pasar modal yang sangat kompetitif. Dalam
pasar tersebut antara lain tidak dikenal biaya kebangkrutan, tidak ada biaya
transaksi, bunga simpanan pinjaman sama yang berlaku untuk semua pihak.
Sebagai tambahan, tidak ada pajak penghasilan (income tax).
Asumsi lain yang digunakan teori ini
1. Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya dianggap konstan. Ini berarti
bahwa perusahaan tidak merubah keputusan investasinya
2. Semua laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagikan sebagai
dividen, berarti kita tidak memasukkan kerumitan faktor kebijakan dividen
3. Hutang yang digunakan bersifat permanen. Ini berarti hutang yang jatuh
tempo akan diperpanjang lagi.
4. Pergantian struktur hutang dilakukan secara langsung, apabila perusahaan
menambah hutang, maka modal sendiri dikurangi, begitupun sebaliknya
Biaya modal dan nilai perusahaan dari asumsi tersebut:
• Ke = e/E
• Kd = I/D
• Ko = Ke (E/V) + Kd (D/V)
• Ko = EBIT / V
• V = E + D
Keterangan:
• Ke = biaya modal sendiri (saham biasa)
• Kd = biaya modal hutang jangka panjang
• Ko = biaya modal perusahaan (WACC)
• e = Laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (EPS)
• E = Nilai pasar modal sendiri
• I = Bunga hutang jangka panjang
• D = Nilai pasar hutang jangka panjang
V = Nilai perusahaan
A. PENDEKATAN TRADISIONAL
 Nilai perusahaan atau biaya modal perusahaan dapat dirobah dengan jalan
merubah struktur modal perusahaan (D/E)
 Pendapat ini dominan sampai dengan awal tahun 1950an.
 Pendekatan ini dapat dijelaskan dengan soal dan perhitungan berikut:
Misalkan PT. A mempunyai 100% modal sendiri, dan diharapkan
memperoleh laba bersih setiap tahunnya sebesar Rp. 10 juta. Jika tingkat
keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal adalah 20%, maka nilai
perusahaan dan biaya modal perusahaan bisa dihitung sebagai berikut:
Keterangan PT. A Tanpa Hutang
Laba Bersih operasi (E) 10 Juta
Bunga (I) -
Laba tersedia untuk
pemilik saham (e)
10 Juta
Biaya modal sendiri (Ke) 0,20
Nilai modal sendiri (E) 50 Juta
Nilai pasar hutang (D) -
Nilai perusahaan (V) 50 Juta
Biaya Modal Perusahaan
(Ko) = 0,20 (50/50) + 0
(0/50)
0,2
Keadaan perusahaan berubah menjadi lebih baik setelah perusahaan
menggunakan hutang karena nilai perusahaan meningkat (atau biaya modal
perusahaan menurun). Jika misalkan perusahaan sebelum menggunakan hutang
mempunyai jumlah lembar saham sebanyak 1.000 lembar, maka harga sahamnya
adalah Rp. 50.000 per lembar. Setelah perusahaan mengganti sebagian saham
dengan hutang (yang diganti sebesar Rp. 25 juta atau 500 lembar saham), maka
nilai sahamnya menjadi Rp. 27,27 juta/500 = Rp. 54.540
B. PENDEKATAN MODIGLIANI-MILER (MM)
Dalam artikel mereka, dua orang ekonom Modigliani dan Miller (MM)
berpendapat bahwa pendekatan tradisional tidak benar. MM menunjukkan
kemungkinan munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga saham yang
tidak menggunakan hutang maupun menggunakan hutang, akhirnya sama. Proses
arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai investasi yang
memerlukan dana yang lebih sedikit tetapi memberikan penghasilan bersih yang
sama dengan risiko yang sama pula. Dalam contoh di atas, pemodal bisa
memperoleh keuntungan yang sama tetapi dengan investasi yang lebih kecil,
apabila memiliki saham PT. A yang tidak memiliki hutang.
Arif memiliki 20% saham PT. A yang menggunakan hutang. Maka nilai
kekayaannya 0,2 x Rp. 27,27 juta= Rp. 5,45 juta. Sekarang misalkan PT. B identik
dengan PT. A yang tidak mempunyai hutang. Proses arbitrase yang akan
dilakukan:
1. Jual saham PT. A, memperoleh dana sebesar Rp. 5,45 juta.
2. Beli saham PT. B sebesar 20%, maka:
Beli saham PT. B sebesar 20%, maka 0,2 x 50 Juta = Rp. 10 Juta. Dengan
demikian Arief dapat menghemat investasi senilai Rp. 0,45 juta. Pada waktu Arief
memiliki 20% saham PT. A yang menggunakan hutang, ia mengharapkan untuk
memperoleh keuntungan sebesar 0,2 x Rp. 6 juta = Rp. 1, 2 juta. Pada waktu ia
memiliki 20% saham PT. B dan mempunyai hutang sebesar Rp. 10 juta, maka
keuntungan yang diharapkan adalah:
Keuntungan dari saham PT B= 0,2 x Rp. 10 juta = Rp. 20 juta, dikurangi
bunga yang dibayar sebesar = 0,16 x Rp. 5 juta= Rp 0,8 juta, maka keuntungan
bersih = Rp 1,2 juta.
3. PASAR MODAL SEMPURNA DAN ADA PAJAK
Dalam Keadaan ada pajak, MM berpendapat bahwa keputusan pendanaan
menjadi relevan. Hal ini disebabkan oleh karena pada umumnya bunga yang
dibayarkan (karena mengandung hutang) bisa dipergunakan untuk mengurangi
penghasilan yang dikenakan pajak.
PT. A PT. B
Laba Operasi Rp. 10 Juta Rp. 10 Juta
Bunga Rp. 4 Juta
Laba sebelum pajak Rp. 10 Juta Rp. 6 Juta
Pajak (misal: 25%) Rp. 2,5 Juta Rp. 1,5 Juta
Laba setelah pajak Rp. 7,5 Juta Rp. 4,5 Juta
• Bila diasumsikan hutang bersifat permanen, maka PT. akan memperoleh
manfaat penghematan pajak setiap tahun Rp 1,00 juta. Selanjutnya
berapa nilai manfaat ini ?
• Nilai penghematan pajak dapat dihitung dengan cara sbb:
Penghematan pajak
PV Penghematan pajak = -----------------------
(1 + r )
dimana, PV = present value dan r adalah tingkat bunga yang relevan
biasanya sama dengan kd (biaya hutang) karena penghematan tersebut diperoleh
karena menggunakan hutang.
Misal Ke PT A (tidak menggunakan hutang) 20%, dan
Kd = 16%, maka nilai PT A dapat dihitung sebagai berikut :
Vu = Rp 7,50 juta/ 0,20
= Rp 37,50 juta
PV penghematan pajak = Rp 1 juta/0,16
= Rp 6,25 juta
Maka nilai perusahaan yang menggunakan hutang (VL) dalam hal ini PT B
adalah:
VL = Rp 37,50 juta + Rp 6,25 juta
= Rp 43,75 juta.
• Untuk PT A,
• Nilai modal sendiri (E) = Rp 37,5 juta
• Nilai Perusahaan (V) = Rp 37,5 juta
• Biaya modal sendiri (Ke) = 20%
• Biaya modal perusahaan (Ko) = 20%
Untuk PT B
• Nilai hutang (D) = Rp 4,00/0,16 = Rp 25,00 juta
• Nilai perusahaan (VL) = Rp 43,75 juta
• Nilai modal sendiri (E) = Rp 43,75 – Rp 25 = Rp 18,75 juta
• Biaya modal sendiri (Ke) = Rp 4,5 / Rp 18,75 = 0,24
• Biaya hutang (Kd) = 0,16
• Biaya hutang setelah pajak {kd(1-t)} = 0,16(1-0,25) = 0,12
• Biaya modal perusahaan (Ko) = Laba operasi (1-t)/V
= 10 (1-0,25)/43,75 = 0,1714
4. TEORI TRADE OFF
Jika memang Asumsi: Pasar modal sempurna dan ada pajak maka biaya
modal perusahaan semakin kecil dengan bertambahnya proporsi hutang yang
digunakan. Mengapa tidak ada perusahaan yang menggunakan 100% hutang?
Hal ini disebabkan karena asumsi pasar modal sempurna dalam riilnya tidak ada.
Kemudian adanya biaya kebangkrutan (Financial distress) dan biaya keagenan
(agency Cost). Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu,
dimana penghematan pajak (tax shield) dari tambahan hutang sama dengan
biaya kesulitan keuangan (financial distress). Biaya kesulitan keuangan
(financial distress) adalah biaya kebangkrutan dan biaya keagenan.
Makin besar penggunaan utang, maka semakin besar keuntungan
penggunaan utang yang berasal dari penghematan pajak, tapi biaya kebangkrutan
dan biaya keagenan juga akan semakin besar.
Pada kondisi awal, manfaat penggunaan utang> biayanya, jika utang terus
ditambah, akhirnya manfaat penggunaan hutang < biayanya.
5. PECKING ORDER THEORY
Pecking order theory yang dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984)
menggunakan dasar pemikiran bahwa tidak ada suatu target debt to equity ratio
tertentu dan tentang hirarkhi sumber dana yang paling disukai oleh perusahaan.
Esensi teori ini adalah adanya dua jenis modal external financing dan internal
financing. Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan yang profitable umumnya
menggunakan utang dalam jumlah yang sedikit.
Hal tersebut bukan disebabkan karena perusahaan mempunyai target debt
ratio yang rendah, tetapi karena mereka memerlukan external financing yang
sedikit. Perusahaan yang kurang profitable akan cenderung menggunakan utang
yang lebih besar karena dua alasan, yaitu; (1)dana internal tidak mencukupi, dan
(2) utang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar BisnisMemilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnisyunisarosa
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangRyan Gamof
 
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasTanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasRandiarsa Saputra
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemMeri Dwi
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Judianto Nugroho
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iyalifadli98
 
Time value of money
Time value of moneyTime value of money
Time value of moneyPT Lion Air
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanFox Broadcasting
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Leo Dhunt
 
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangPerencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangNinnasi Muttaqiin
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaNugroho Adi
 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okWirodat Az
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangFirdha Aryati
 

Was ist angesagt? (20)

Manajemen Kas
Manajemen Kas Manajemen Kas
Manajemen Kas
 
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar BisnisMemilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
 
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasTanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
Time value of money
Time value of moneyTime value of money
Time value of money
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
 
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangPerencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
 
Piutang wesel
Piutang weselPiutang wesel
Piutang wesel
 
Presentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutangPresentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutang
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biaya
 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt ok
 
Nilai saham
Nilai sahamNilai saham
Nilai saham
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 

Ähnlich wie Teori struktur modal

Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)
Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)
Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)Aminullah Assagaf
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4MahendraDicky
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03AuroraSiahaan
 
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03SalsadilaJannati
 
Aminullah assagaf p13 manj keu 2 (11 juni 2020)
Aminullah assagaf p13 manj keu 2 (11 juni 2020)Aminullah assagaf p13 manj keu 2 (11 juni 2020)
Aminullah assagaf p13 manj keu 2 (11 juni 2020)Aminullah Assagaf
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Salsabila P A
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Salsabila P A
 
9.struktur modal 2
9.struktur modal 29.struktur modal 2
9.struktur modal 2Yoyo Sudaryo
 
bab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxbab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxPerundanganDJKI1
 
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxEKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxArdianS7
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04DeaIvana1
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialMang Engkus
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03AuroraSiahaan
 
Cost of capital modal bag1
Cost of capital modal bag1Cost of capital modal bag1
Cost of capital modal bag1apapanya
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Nurmansyah Arif W
 

Ähnlich wie Teori struktur modal (20)

biaya modal
biaya modalbiaya modal
biaya modal
 
Pertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerja
Pertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerjaPertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerja
Pertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerja
 
Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)
Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)
Aminullah assagaf p12 manj keu 2 (6 juni 2020)
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
 
Kapitalisasi
KapitalisasiKapitalisasi
Kapitalisasi
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
 
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
 
Aminullah assagaf p13 manj keu 2 (11 juni 2020)
Aminullah assagaf p13 manj keu 2 (11 juni 2020)Aminullah assagaf p13 manj keu 2 (11 juni 2020)
Aminullah assagaf p13 manj keu 2 (11 juni 2020)
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
9.struktur modal 2
9.struktur modal 29.struktur modal 2
9.struktur modal 2
 
bab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxbab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptx
 
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxEKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
 
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
 
Struktur modal
Struktur modalStruktur modal
Struktur modal
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
 
Cost of capital modal bag1
Cost of capital modal bag1Cost of capital modal bag1
Cost of capital modal bag1
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
 

Mehr von Sigit Sanjaya

The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...
The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...
The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...Sigit Sanjaya
 
Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)
Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)
Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)Sigit Sanjaya
 
Segmenting, Targeting and Positioning
Segmenting, Targeting and PositioningSegmenting, Targeting and Positioning
Segmenting, Targeting and PositioningSigit Sanjaya
 
Global marketing information systems and research
Global marketing information systems and researchGlobal marketing information systems and research
Global marketing information systems and researchSigit Sanjaya
 
Social and Culture Environment
Social and Culture EnvironmentSocial and Culture Environment
Social and Culture EnvironmentSigit Sanjaya
 
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintahAlternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintahSigit Sanjaya
 
Mengimplementasikan strategi samudra biru
Mengimplementasikan strategi samudra biruMengimplementasikan strategi samudra biru
Mengimplementasikan strategi samudra biruSigit Sanjaya
 
Database dan manajemen database
Database dan manajemen databaseDatabase dan manajemen database
Database dan manajemen databaseSigit Sanjaya
 
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE Sigit Sanjaya
 
Berperilaku menurut adat minang
Berperilaku menurut adat minangBerperilaku menurut adat minang
Berperilaku menurut adat minangSigit Sanjaya
 
Manajemen sdm dalam konteks global
Manajemen sdm dalam konteks globalManajemen sdm dalam konteks global
Manajemen sdm dalam konteks globalSigit Sanjaya
 
Antitrust, ekonomi, hukum dan politik
Antitrust, ekonomi, hukum dan politikAntitrust, ekonomi, hukum dan politik
Antitrust, ekonomi, hukum dan politikSigit Sanjaya
 

Mehr von Sigit Sanjaya (13)

The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...
The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...
The Effect of Information Technology and Total Quality Management on Organiza...
 
Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)
Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)
Panduan penulisan jurnal ilmiah (artikel)
 
Segmenting, Targeting and Positioning
Segmenting, Targeting and PositioningSegmenting, Targeting and Positioning
Segmenting, Targeting and Positioning
 
Pricing decisions
Pricing decisionsPricing decisions
Pricing decisions
 
Global marketing information systems and research
Global marketing information systems and researchGlobal marketing information systems and research
Global marketing information systems and research
 
Social and Culture Environment
Social and Culture EnvironmentSocial and Culture Environment
Social and Culture Environment
 
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintahAlternatif alternatif pembiayaan pemerintah
Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah
 
Mengimplementasikan strategi samudra biru
Mengimplementasikan strategi samudra biruMengimplementasikan strategi samudra biru
Mengimplementasikan strategi samudra biru
 
Database dan manajemen database
Database dan manajemen databaseDatabase dan manajemen database
Database dan manajemen database
 
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dengan IFE dan EFE
 
Berperilaku menurut adat minang
Berperilaku menurut adat minangBerperilaku menurut adat minang
Berperilaku menurut adat minang
 
Manajemen sdm dalam konteks global
Manajemen sdm dalam konteks globalManajemen sdm dalam konteks global
Manajemen sdm dalam konteks global
 
Antitrust, ekonomi, hukum dan politik
Antitrust, ekonomi, hukum dan politikAntitrust, ekonomi, hukum dan politik
Antitrust, ekonomi, hukum dan politik
 

Kürzlich hochgeladen

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 

Kürzlich hochgeladen (12)

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 

Teori struktur modal

  • 1. TEORI STRUKTUR MODAL SIGIT SANJAYA 1309464 MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014
  • 2. 1. PENDAHULUAN Struktur modal merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Tujuan mempelajarinya: untuk menyelidiki pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Jika berpengaruh, maka perusahaan perlu mempertahankan struktur modalnya mendekati struktur modal optimal. Struktur modal optimal adalah struktur modal yang bisa memaksimallkan nilai perusahaan dan meminimalkan biaya modal perusahaan. Modal yang digunakan perusahaan selalu mempunyai biaya. Baik bersifat eksplisit (tampak), maupun implisit (tidak tampak). Bagi dana yang berbentuk hutang, biaya dana mudah diidentifikasi, yaitu biaya bunganya, sedangkan bagi dana yang berbentuk modal sendiri, biaya dananya tidak tampak. Meskipun demikian, tidak berarti biaya dananya lebih murah dari hutang, biaya dana dalam bentuk dana modal sendiri merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan investor sebelum mereka menyerahkan dananya ke perusahaan. Tingkat keuntungan ini belum tentu lebih kecil apabila dibandingkan dengan bunga pinjaman. Pembicaraan dalam bab ini dimulai dari keadaan yang ekstrem, yaitu pada kondisi pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak. Tentu saja kondisi ini tidak pernah dijumpai dalam dunia yang nyata’’. Tetapi pembahasan sengaja dimulai dari kondisi tersebut kemudian diperlonggar satu demi satu asumsi- asumsi yang mendasarinya.
  • 3. 2. STRUKTUR PASAR MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA PAJAK Pasar Modal sempurna adalah pasar modal yang sangat kompetitif. Dalam pasar tersebut antara lain tidak dikenal biaya kebangkrutan, tidak ada biaya transaksi, bunga simpanan pinjaman sama yang berlaku untuk semua pihak. Sebagai tambahan, tidak ada pajak penghasilan (income tax). Asumsi lain yang digunakan teori ini 1. Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya dianggap konstan. Ini berarti bahwa perusahaan tidak merubah keputusan investasinya 2. Semua laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagikan sebagai dividen, berarti kita tidak memasukkan kerumitan faktor kebijakan dividen 3. Hutang yang digunakan bersifat permanen. Ini berarti hutang yang jatuh tempo akan diperpanjang lagi. 4. Pergantian struktur hutang dilakukan secara langsung, apabila perusahaan menambah hutang, maka modal sendiri dikurangi, begitupun sebaliknya Biaya modal dan nilai perusahaan dari asumsi tersebut: • Ke = e/E • Kd = I/D • Ko = Ke (E/V) + Kd (D/V) • Ko = EBIT / V • V = E + D
  • 4. Keterangan: • Ke = biaya modal sendiri (saham biasa) • Kd = biaya modal hutang jangka panjang • Ko = biaya modal perusahaan (WACC) • e = Laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (EPS) • E = Nilai pasar modal sendiri • I = Bunga hutang jangka panjang • D = Nilai pasar hutang jangka panjang V = Nilai perusahaan A. PENDEKATAN TRADISIONAL  Nilai perusahaan atau biaya modal perusahaan dapat dirobah dengan jalan merubah struktur modal perusahaan (D/E)  Pendapat ini dominan sampai dengan awal tahun 1950an.  Pendekatan ini dapat dijelaskan dengan soal dan perhitungan berikut: Misalkan PT. A mempunyai 100% modal sendiri, dan diharapkan memperoleh laba bersih setiap tahunnya sebesar Rp. 10 juta. Jika tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal adalah 20%, maka nilai perusahaan dan biaya modal perusahaan bisa dihitung sebagai berikut:
  • 5. Keterangan PT. A Tanpa Hutang Laba Bersih operasi (E) 10 Juta Bunga (I) - Laba tersedia untuk pemilik saham (e) 10 Juta Biaya modal sendiri (Ke) 0,20 Nilai modal sendiri (E) 50 Juta Nilai pasar hutang (D) - Nilai perusahaan (V) 50 Juta Biaya Modal Perusahaan (Ko) = 0,20 (50/50) + 0 (0/50) 0,2 Keadaan perusahaan berubah menjadi lebih baik setelah perusahaan menggunakan hutang karena nilai perusahaan meningkat (atau biaya modal perusahaan menurun). Jika misalkan perusahaan sebelum menggunakan hutang mempunyai jumlah lembar saham sebanyak 1.000 lembar, maka harga sahamnya adalah Rp. 50.000 per lembar. Setelah perusahaan mengganti sebagian saham dengan hutang (yang diganti sebesar Rp. 25 juta atau 500 lembar saham), maka nilai sahamnya menjadi Rp. 27,27 juta/500 = Rp. 54.540
  • 6. B. PENDEKATAN MODIGLIANI-MILER (MM) Dalam artikel mereka, dua orang ekonom Modigliani dan Miller (MM) berpendapat bahwa pendekatan tradisional tidak benar. MM menunjukkan kemungkinan munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga saham yang tidak menggunakan hutang maupun menggunakan hutang, akhirnya sama. Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit tetapi memberikan penghasilan bersih yang sama dengan risiko yang sama pula. Dalam contoh di atas, pemodal bisa memperoleh keuntungan yang sama tetapi dengan investasi yang lebih kecil, apabila memiliki saham PT. A yang tidak memiliki hutang. Arif memiliki 20% saham PT. A yang menggunakan hutang. Maka nilai kekayaannya 0,2 x Rp. 27,27 juta= Rp. 5,45 juta. Sekarang misalkan PT. B identik dengan PT. A yang tidak mempunyai hutang. Proses arbitrase yang akan dilakukan: 1. Jual saham PT. A, memperoleh dana sebesar Rp. 5,45 juta. 2. Beli saham PT. B sebesar 20%, maka: Beli saham PT. B sebesar 20%, maka 0,2 x 50 Juta = Rp. 10 Juta. Dengan demikian Arief dapat menghemat investasi senilai Rp. 0,45 juta. Pada waktu Arief memiliki 20% saham PT. A yang menggunakan hutang, ia mengharapkan untuk memperoleh keuntungan sebesar 0,2 x Rp. 6 juta = Rp. 1, 2 juta. Pada waktu ia memiliki 20% saham PT. B dan mempunyai hutang sebesar Rp. 10 juta, maka keuntungan yang diharapkan adalah:
  • 7. Keuntungan dari saham PT B= 0,2 x Rp. 10 juta = Rp. 20 juta, dikurangi bunga yang dibayar sebesar = 0,16 x Rp. 5 juta= Rp 0,8 juta, maka keuntungan bersih = Rp 1,2 juta. 3. PASAR MODAL SEMPURNA DAN ADA PAJAK Dalam Keadaan ada pajak, MM berpendapat bahwa keputusan pendanaan menjadi relevan. Hal ini disebabkan oleh karena pada umumnya bunga yang dibayarkan (karena mengandung hutang) bisa dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak. PT. A PT. B Laba Operasi Rp. 10 Juta Rp. 10 Juta Bunga Rp. 4 Juta Laba sebelum pajak Rp. 10 Juta Rp. 6 Juta Pajak (misal: 25%) Rp. 2,5 Juta Rp. 1,5 Juta Laba setelah pajak Rp. 7,5 Juta Rp. 4,5 Juta
  • 8. • Bila diasumsikan hutang bersifat permanen, maka PT. akan memperoleh manfaat penghematan pajak setiap tahun Rp 1,00 juta. Selanjutnya berapa nilai manfaat ini ? • Nilai penghematan pajak dapat dihitung dengan cara sbb: Penghematan pajak PV Penghematan pajak = ----------------------- (1 + r ) dimana, PV = present value dan r adalah tingkat bunga yang relevan biasanya sama dengan kd (biaya hutang) karena penghematan tersebut diperoleh karena menggunakan hutang. Misal Ke PT A (tidak menggunakan hutang) 20%, dan Kd = 16%, maka nilai PT A dapat dihitung sebagai berikut : Vu = Rp 7,50 juta/ 0,20 = Rp 37,50 juta PV penghematan pajak = Rp 1 juta/0,16 = Rp 6,25 juta Maka nilai perusahaan yang menggunakan hutang (VL) dalam hal ini PT B adalah: VL = Rp 37,50 juta + Rp 6,25 juta = Rp 43,75 juta.
  • 9. • Untuk PT A, • Nilai modal sendiri (E) = Rp 37,5 juta • Nilai Perusahaan (V) = Rp 37,5 juta • Biaya modal sendiri (Ke) = 20% • Biaya modal perusahaan (Ko) = 20% Untuk PT B • Nilai hutang (D) = Rp 4,00/0,16 = Rp 25,00 juta • Nilai perusahaan (VL) = Rp 43,75 juta • Nilai modal sendiri (E) = Rp 43,75 – Rp 25 = Rp 18,75 juta • Biaya modal sendiri (Ke) = Rp 4,5 / Rp 18,75 = 0,24 • Biaya hutang (Kd) = 0,16 • Biaya hutang setelah pajak {kd(1-t)} = 0,16(1-0,25) = 0,12 • Biaya modal perusahaan (Ko) = Laba operasi (1-t)/V = 10 (1-0,25)/43,75 = 0,1714 4. TEORI TRADE OFF Jika memang Asumsi: Pasar modal sempurna dan ada pajak maka biaya modal perusahaan semakin kecil dengan bertambahnya proporsi hutang yang
  • 10. digunakan. Mengapa tidak ada perusahaan yang menggunakan 100% hutang? Hal ini disebabkan karena asumsi pasar modal sempurna dalam riilnya tidak ada. Kemudian adanya biaya kebangkrutan (Financial distress) dan biaya keagenan (agency Cost). Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shield) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya kebangkrutan dan biaya keagenan. Makin besar penggunaan utang, maka semakin besar keuntungan penggunaan utang yang berasal dari penghematan pajak, tapi biaya kebangkrutan dan biaya keagenan juga akan semakin besar. Pada kondisi awal, manfaat penggunaan utang> biayanya, jika utang terus ditambah, akhirnya manfaat penggunaan hutang < biayanya. 5. PECKING ORDER THEORY Pecking order theory yang dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) menggunakan dasar pemikiran bahwa tidak ada suatu target debt to equity ratio tertentu dan tentang hirarkhi sumber dana yang paling disukai oleh perusahaan. Esensi teori ini adalah adanya dua jenis modal external financing dan internal financing. Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan yang profitable umumnya menggunakan utang dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan disebabkan karena perusahaan mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena mereka memerlukan external financing yang
  • 11. sedikit. Perusahaan yang kurang profitable akan cenderung menggunakan utang yang lebih besar karena dua alasan, yaitu; (1)dana internal tidak mencukupi, dan (2) utang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai.