Dokumen tersebut membahas tentang pernikahan yang berpusat pada Kristus, di mana suami istri saling menumbuhkan kemiripan dengan Kristus dan bukan hanya untuk kebahagiaan pribadi. Dokumen juga memberikan contoh pernikahan Akwila dan Priskila yang bekerja sama dengan Paulus untuk menyebarkan Injil.
2. EFESUS 4:14-15
“Sehingga kita bukan lagi anak-
anak, yang diombang-ambingkan
oleh rupa-rupa angin pengajaran,
oleh permainan palsu manusia
dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan, tetapi dengan teguh
berpegang kepada kebenaran di
dalam kasih kita bertumbuh di
dalam segala hal ke arah Dia,
Kristus, yang adalah Kepala.
Hal yang sering dilupakan (bahkan diabaikan) dalam
kehidupan pernikahan Kristen adalah dua pribadi yang telah
menjadi satu bertumbuh bersama serupa (ke arah) Kristus.
3. PERNIKAHAN YANG BERPUSAT
PADA KRISTUS
1. Pernikahan tidak hanya untuk hidup bersama, tetapi
bertumbuh bersama serupa Kristus (Ef. 4:14-15).
2. Pernikahan bukan soal pemuasan “ego” (self-
centered), tetapi “self-sacrifice” (Ef. 5:23-33).
3. Pernikahan bukan sekedar mencapai kebahagiaan
(self-happiness), tetapi memuliakan Allah (Glorify God)
4. Pernikahan bukan sekedar soal pemuasan seksual,
tetapi keintiman dengan pasangan (intimacy / unity) –
Kej. 2:24.
5. Pernikahan itu bukan hanya soal kasih (love gift),
tetapi juga soal kebenaran dan kekudusan.
6. Pernikahan itu bukan soal pendapat suami atau isteri,
tetapi apa nasihat firman Tuhan.
4. KONTRAS DENGAN ANANIAS DAN SAFIRA
Akwila dan Priskila adalah sepasang suami-istri Kristen pada abad
pertama Masehi. Dalam Perjanjian Baru namanya selalu disebutkan
bersama-sama. Mereka bertemu dengan Paulus dari Tarsus dan
sama-sama bekerja sebagai tukang kemah. Kemudian mereka
bersama-sama Paulus berkeliling mengabarkan Injil dan menjadi
sahabat-sahabat dekat yang sangat dihormati Paulus - Marie Noël
Keller, Priscilla and Aquila: Paul's Coworkers in Christ Jesus.