Dokumen tersebut membahas tentang kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif. Dibahas empat kriteria keabsahan data yaitu kredibilitas, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Juga disebutkan sepuluh teknik pemeriksaan keabsahan data mulai dari perpanjangan keikutsertaan, triangulasi, pengecekan sejawat, hingga audit keabsahan data.
4. A.
ALASAN DAN ACUAN
Banyaknya kelemahan penggunaan ukuran
validitas dan reliabilitas dari tinjauan
kacamata nonkualitatif mengharuskan
pembaharuan konsep keabsahan data untuk
penelitian kualitatif.
Misal:
5. Misal:
Validitas eksternal= generalisasi labor tidak
dapat disamakan dengan generalisasi dalam
masyarakat
validitas internal=variasi yang terjadi pada
variabel terikat dapat ditandai sejauh variasi
pada variabel bebas dapat dikontrol
Reliabilitas=pengetesannya dilakukan melalui
pengukuran butir-butir ganjil-genap, tes-retes, dsb.
Konsep keabsahan data yang berangkat dari konsep
kesahihan(validitas) dan keandalan (reabilitas) dalam penelitian
nonkualitatif meniscayakan pembaharuan konsep keabsahan data
untuk penelitan kualitatif.
“dasar kepercayaan yang berbeda mengarah pada tuntutan
pengetahuan dan kriteria yang berbeda” Lincoln dan Guba
(1981:294)
6. B.
KRITERIA KEABSAHAN DATA
1. derajat kepercayaan (credibility)
Mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti
2. keteralihan (transferability)
Mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan kontes. Untuk itu
peneliti harus menyediakan data deskriptif secukupnya (makadari itu peneliti harus
melakukan penelitian kecil untuk memastikan usaha memverifikasi tersebut)
3. kebergantungan (dependability)
Dalam ranah nonkualitatif jika dilakukan replikasi studi dan hasilnya secara
esensial sama, maka dikatakan reliabilitasnya tercapai. Dalam penelitian
kualitatif, sangat sulit mencari kondisi yang benar-benar sama sehingga
konsep kebergantungan berlaku, yakni memperhatikan reliabilitas
ditambah faktor-faktor lain yang bersangkutan. Kebergantungan terletak
pada data, bukan pada orang yang menjadi subjek penelitian itu.
4. kepastian (confirmability)
memastikan ciri penyidik memang sesuai dengan yang ada pada penyidik
7. TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
Tabel 4. Ikhtisar Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
C.
Kriteria
Teknik pemeriksaan
kredibilitas
1. Perpanjangan keikutsertaan
2. Ketekunan pengamatan
3. Triangulasi
4. Pengecekan sejawat
5. Kecukupan referensial
6. Kajian kasus negatif
7. Pengecekan anggota
keterangan
8. Uraian rinci
kebergantungan
9. Audit kebergantungan
kepastian
10. Audit kepastian
8. 1. Perpanjangan keikutsertaan
Keikutsertan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data
Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan
Memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda(faktor-faktor kontekstual
dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek)
2. Ketekunan pengamatan
Mengamati dengan teliti, rinci serta berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang
menonjol.
Menelaah secara rinci sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah
satu/seluruh faktor ang ditelaah sudah dipahami
3. Triangulasi
Teknik yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk
pengecekan/pembanding
4 macam triangulasi menurut Denzin (1978): sumber, metode, penyidik, dan teori.
9. 4. Pengecekan sejawat
Mengekspos hasil sementara/akhir dalam bentuk diskusi analitik dengan rekanrekan sejawat
Guna: mempertahankan sikap terbuka dan jujur peneliti; kesempatan menjajaki dan
menguji hipotesis peneliti;
Belum ada formula pasti untuk tatacara penyelenggaraan diskusi, namun sebagai
syarat kelancaran diskusi yang perlu diperhatikan adalah:rekan sejawat memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang sama dalam bidang yang dipersoalkan(isi dan
metodologi) dengan peneliti. Jangan terlalu tua atau muda untuk menjaga suasana
diskusi.. Beritahukan pada para peserta bahwa mereka adalah pengkritik yang tajam
daripada pengagum hasil penelitian. Peneliti menyadari peranan dan cara analisis
peserta diskusi.
5. Kecukupan referensial
Alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan
evaluasi (Eisner, 1975)
6. Kajian kasus negatif
Mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan
informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding
7. Pengecekan anggota
Pengecekan data, kategori analitis, penafsiran dan kesimpulan oleh para anggota
yang terlibat dalam penelitian
10. 8. Uraian rinci
Menguraikan hasil penelitian dengan teliti dan cermat
9. Auditing
Konsep untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data (proses maupun
hasil)
Sebelum auditing harus tersedia catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan
hasil studi.
Kasifikasi catatan pelaksanaan proses menurut Halpern:
Data mentah
Data reduksi dan hasil kajian
Rekonstruksi data dan hasil sintesis
Proses penyelenggaraan
Bahan terkait maksud dan keinginan
Berkas instrumen
Prosesnya: praentry-penetapan yang dapat diaudit-kesepakatan formalpenentuan keabsahan data
11.
Praentry
Pertemuan auditor dengan auditi (meneruskan, mengubah atau membatalkan usulan
auditing)->auditi menentukan jenis audit yang akan diselenggarakan->menjelaskan
secara rinci cara pencatatan yang telah diadakan selama penelitian>meneruskan, meneruskan dengan perubahan atau menghentikan samasekali.
penetapan yang dapat diaudit
kesepakatan formal
Auditor dan auditi mengadakan persetujuan tertulis tentang apa yang telah dicapai.
penentuan keabsahan data
Auditor menelaah proses yang dilakukan auditi terhadap kriteria keabsahan
datanya (kredibilitas;keterangan;kebergantungan;kepastian)
Closure
Auditor memberikan umpan balik pada auditi dan berunding dengan
auditi lalu menuliskan laporan hasil pemeriksaannya.
Selesai..
Last 1