1. http://ophiestrezz13.blogspot.com/2012/10/penalaran-deduktif-daninduktif.html
Penalaran Deduktif
Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduktif / deduksi adalah merupakan suatu
proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada,
menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dari
pengalaman-pengalaman hidup kita, kita sudah membentuk bermacam-macam
proposisi, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Proposisi baru itu tidak
lain dari kesimpulan kita mengenai suatu fenomena yang telah kita identifikasi dengan
mempertalikannya dengan proposisi yang umum. Dalam penalaran deduktif, penulis
tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta. Yang perlu baginya adalah suatu proposisi
umum dan suatu proposisi yang mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian
dengan suatu proposisi umum tadi. Bila identifikasi yang dilakukannya itu benar, dan
kalau proposisinya itu juga benar, maka dapat diharapkan suatu kesimpulan yang
benar.
Uraian mengenai proses berpikir deduktif ialah seperti silogisme kategorial, entimem,
rantai deduksi, silogisme alternatif, silogisme hipotesis dan sebagainya.
Contoh penalaran deduktif :
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme
disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta
lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat
dan 1 kesimpulan.
Contoh :
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula
silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama
diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
2. http://nobodylovingme.blogspot.com/2013/04/pengertian-makna-contohpenalaran.html
Pengertian, Makna & Contoh Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif
Dasar penalaran logika dibagi menjadi dua jenis yakni penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Kali ini saya akanmembahas tentang penalaran deduktif yang kadang disebut logika deduktif,
penalaran ini membangun atau mengevaluasi argumen secara deduktif. Dimana, argumen ini
dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis
dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau
salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan
konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Jadi, ciri penalaran deduktif adalah :
– Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
– Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam
premis.
B. Variabel pada penalaran deduktif
1. Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat
simpulan disebut term minor.
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional
hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak
konsekuen.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan.
Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
C. Contoh Kalimat Deduktif
3. Premis 1 : Setiap mamalia punya sebuah jantung
Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
Referensi : http://heleninfo.wordpress.com/2012/10/22/pengertian-penalaran-deduktif/
http://taskactivity.tumblr.com/post/45831547193/deduktif
DEDUKTIF
1.
Pengertian Deduksi
Kata deduksi berasal dari kata Latin deducere (de yang berarti ‘dari’, dan kata decure yang berarti
‘menghantar’,’memimpin’). Dengan demikian katadeduksi yang diturunkan dari kata itu berarti
‘menghantar dari sesuatu hal ke sesatu hal yang lain’. Sebagai suatu istilah dari penalaran, deduksi
merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada,
menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Uraian mengenai proses berfikir
deduktif akan dilangsungkan melalu beberapa corak berpikir deduktif, yaitu : silogisme kategorial,
silogisme hipotesis, silogisme disjungtif atau silogisme alternatif, entimem, rantai deduksi, dan teknik
pengujuan kebenaran atas tiap corak penalaran deduktif itu.
2.
Silogisme Kategorial
Yang dimaksud dengan silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan
dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang
merupakan prosposisi yang ketiga. Secara khusus silogisme kategorial dapat dibatasi sebagai suatu
argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga proposisi katergorial, yang
disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu. Tiap-tiap
term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, misalnya :
1. Semua buruh adalah manusia pekerja.
2. Semua tukang batu adalah buruh.
3. Jadi, semua tukang batu adalah manusia pekerja.
Dalam rangkaian pernyataan di atas terdapat tiga proposisi a + b + c. Dalam rangkaian silogisme
kategorial hanya terdapat tiga term, dan tiap term muncul dalam dua proposisi.
3.
Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif yang
mengandung hipotese. Silogisme hipotetis bertolak dari suatu pendirian, bahwa ada kemungkinan apa
4. yang disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi. Premis mayornya mengandung pernyataan
yang bersifat hipotesis. Oleh karena sebab itu rumus proposisi mayor dari silogisme ini adalah:
Jika P, maka Q
Contoh silogisme hipotesis :
Premis mayor : Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal.
Premis minor : Hujan tidak turun.
Konklusi
: Sebab itu panen akan gagal.
Dalam kenyataan, yaitu bila kita menghadapi persoalan, maka kita dapat mempergunakan pola
penalaran di atas.
4.
Silogisme Alternatif
Jenis silogisme yang ketiga adalah silogisme alternatif atau disebut jugasilogisme disjungtif. Silogisme ini
dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi yang mengandung
kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Sebaliknya porposisi minornya adalah proposisi
kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Sebagai contoh berikut :
Premis mayor : Ayah ada dikantor atau dirumah
Premis minor : Ayah ada dikantor
Konklusi
: Sebab itu, ayah tidak ada dirumah.
Atau
Premis mayor : Ayah ada dikantor atau dirumah
Premis minor : Ayah tidak ada dikantor
Konklusi
: Sebab itu, ayah ada dirumah.
Secara praktis kita juga sering bertindak seperti itu. Untuk menetapkan sesuatu atau menemukan
sesuatu secara sistematis kita bertindak sesuai denga pola silogisme alternatif itu.
5.
Entimem
5. Silogisme sebagai suatu cara untuk menyatakan pikiran tampaknya bersifat artifisial. Dalam kehidupan
sehari-hari biasanya silogisme itu muncul hanya dengan dua proposisi, salah satunya dihilangkan.
Walaupun dihilangkan, proposisi itu tetap dianggap ada dalam pikiran, dan dianggap diketahui pula oleh
orang lain. Bentuk semacam ini dinamakan entimem yang berarti ‘simpan dalam ingatan’ dalam bahasa
yunani. Dalam tulisan-tulisan bentuk inilah yang dipergunakan, dan bukan bentuk yang formal seperti
silogisme.
Misalnya sebuah silogisme asli akan dinyatakan oleh seorang pengasuh ruangan olahraga dalam sebuah
harian sebagai berikut:
Premis mayor : Siapa saja yang dipilih mengikuti pertandingan Thomas Cup adalah Seorang pemain
kawakan.
Premis minor : Rudy Hartono terpilih untuk mengikuti pertandingan Thomas Cup.
Konklusi
: Sebab itu Rudy Hartono adalah seorang pemain (bulu tangkis) kawakan.
Bila pengasuh ruangan olahraga menulis seperti diatas, dan semua gaya tulisannya sehari-hari mengikuti
corak tersebut, maka akan dirasakan bahwa tulisannya terlalu kaku. Sebab itu ia akan mengambil bentuk
lain, yaitu entimem. Bentuk itu akan berbunyi, “Rudy hartono adalah seorang pemain bulu tangkis
kawakan, karena terpilih untuk mengikuti pertandingan Thomas Cup.”
Persoalan dala sebuah argumentasi adalah bagai mana mengemukakan dan menganalisa kebenaran
atau menunjukkan kekeliruan penalaran orang lain. Bagaimana harus memperlihatkan hubungan antara
proposisi-proposisi yang terdapat dibalik tulisannya itu. Tetapi ia juga harus merumuskan penalarannya
itu dalam bahasa yang baik. Sebab itu, bentuk penalaran seperti bermacam-macam silogisme sebagai
yang dikemukakan di atas harus dikuasai untuk mampu menguji kebenaran dan kesahihan kesimpulan
yang diturunkannya. Namun sesudah itu ia juga berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran itu
dalam bentuk bahasa yang baik, dalam hal ini ia harus memilih entimem yang sesuai dengan kebenaran
yang ingin disampaikannya itu.
Sumber:
Web: http://aadanwde.wordpress.com:
Buku: Keraf,Gorys. 2001. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.