SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 83
KELEMBAGAAN
DAN PERAN MASYARAKAT
DALAM PENATAAN RUANG
RDTR-PZ
Diklat Penyusunan RDTR dan PZ
Modul Tahun 2012
Disampaikan oleh:
Ir. Renyansih
Balai Diklat PU Wil. I Medan, 27Mei – 1 Juni 2013
 Kelembagaan Penataan Ruang
 Hubungan antara BKPRN dengan BKPRD
 Penjelasan BKPRD
 Tugas-tugas BKPRD Provinsi dan Kabupaten
Kota
 Pemberdayaan Kelembagaan BKPRD di
Kabupaten/Kota
2
UU No. 26 Tahun
2007
Tentang Penataan Ruang
Pasal 9
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
dilaksanakan oleh
Seorang Menteri
keppres No. 4
tahun 2009:
BKPRN
Anggota: 15 Menteri
Departemen/Lembaga
Pemerintah Non
Departemen diketuai
Menko Perekonomian
3
Ketua / merangkap anggota : Menteri Koordinator Bid.
Perekonomian;
Wakil Ketua I / merangkap anggota : Menteri Pekerjaan
Umum;
Wakil Ketua II / merangkap anggota : Menteri Dalam Negeri;
Sekretaris /merangkap anggota : Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
 1. Menteri Pertahanan;
 2. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral;
 3. Menteri Perindustrian;
 4. Menteri Pertanian;
 5. Menteri Kehutanan;
 6. Menteri Perhubungan;
 7. Menteri Kelautan dan Perikanan;
 8. Menteri Negara Lingkungan Hidup;
 9. Kepala Badan Pertanahan Nasional;
 10. Wakil Sekretaris Kabinet.
4
Ketua/merangkap anggota : Menteri Pekerjaan Umum;
Wakil Ketua I/merangkap anggota : Deputi MenKo Bid. Perekonomian Bid.
Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, KemenKo Perekonomian;
Wakil Ketua II/merangkap anggota : Deputi Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Bid. Pengemb. Reg. dan Otonomi Daerah, Bappenas;
Wakil Ketua III/merangkap anggota : Direktur Jenderal Bina Pembangunan
Daerah, DDN;
Sekretaris /merangkap anggota : Direktur Jenderal Penataan Ruang, Dep. PU;
1. Dirjen. Pemerintahan Umum, DDN;
2. Dirjen Strategi Pertahanan, DepHan;
3. Kepala Badan Geologi, Dep.ESDM;
4. Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri, Dep.Ind
5. Dirjen Pengelolaan Lahan dan Air,
DepTan;
6. Dirjen Pengelolaan Hutan dan
Konservasi Alam, DepHut;
7. Dirjen Planologi Kehutanan,
Departemen Kehutanan;
8. Sekretaris Jenderal Departemen
Perhubungan;
9. Dirjen Kelautan, Pesisir, dan
Pulau-pulau Kecil, DKP;
10.Dirjen Hukum dan Perjanjian
Internasional, Dep. Luar Negeri;
11.Deputi Meneg. Lingkungan Hidup
Bid. Tata Lingkungan, Kemeneg.
LH;
12.Deputi Kepala BPN Bidang
Pengaturan dan Penataan, BPN;
13.Deputi Sekretaris Kabinet Bidang
Hukum, Sekretariat Kabinet;
14.Deputi Kepala Bakosurtanal Bid.
Pemetaan Dasar, Bakosurtanal;
15.Deputi Kepala LAPAN, Bidang
Penginderaan Jauh, LAPAN.
5
BKPRN Instansi Pusat
Provinsi Provinsi
Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota
BKPRD Prov.
BKPRD
Kab/Kota
BKPRD
Kab/Kota
BKPRD
Kab/Kota
BKPRD
Kab/Kota
6
Otonomi Daerah &
Prinsip Good
Governance
PENATAAN
RUANG
DAERAH
Tujuan Penataan Ruang
• Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat dan
menjaga keutuhan NKRI
• Pemanfaatan ruang
yang berkualitas
• Penataan ruang
berwawasan lingkungan
Sinergi antar pelaku
Revitalisasi kebijakan,
sistem dan kelembagaan
Integrasi perencanaan
pemanfaatan ruang dan
perencanaan
pembangunan
Sinkronisasi
pemanfaatan ruang
PENATAAN RUANG
DAERAH YANG EFEKTIF
Sinkronisasi
pengendalian
pemanfaatan ruang
7
Keputusan
Menteri Dalam
Negeri Nomor 50
th 2009 tentang
Pedoman
Koordinasi
Penataan Ruang
Daerah
BKPRD
Provinsi
a. Sekretariat BKPRD
Provinsi; dan
b. Kelompok Kerja.
Menyelesaikan
permasalahan
penataan ruang
yang menjadi
kewajiban di lintas
kabupaten/kota
Keputusan Menteri
Dalam Negeri
Nomor 50 th 2009
tentang Pedoman
Koordinasi
Penataan Ruang
Daerah
BKPRD
Kabupate
n/Kota
BKPRD Kabupaten/Kota
dibantu:
a. Sekretariat BKPRD
Kabupaten/Kota; dan
b. Kelompok Kerja.
Menyelesaikan
permasalahan
penataan ruang
yang menjadi
kewajiban di
wilayah
kabupaten/kota
BKPRD Provinsi dibantu
8
BKPRD Provinsi dalam
melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1), dapat:
a. menggunakan tenaga ahli
yang diperlukan;
b. membentuk Tim Teknis
untuk menangan
penyelesaian masalah-
masalah yang bersifat
khusus; dan
c. meminta bahan yang
diperlukan dari SKPD
Provinsi.
BKPRD Kabupaten/Kota
dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal 14 ayat (1), dapat :
a. menggunakan tenaga
ahli yang diperlukan;
b. membentuk Tim Teknis
untuk menangani
penyelesaian masalah-
masalah yang bersifat
khusus; dan
c. meminta bahan yang
diperlukan dari SKPD
Kabupaten/Kota.
9
BKPRD Provinsi
dalam melaksanakan
tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
4, dibantu:
a. Sekretariat BKPRD
Provinsi; dan
b. Kelompok Kerja.
BKPRD
Kabupaten/Kota dalam
melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal 14, dibantu:
a. Sekretariat BKPRD
Kabupaten/Kota; dan
b. Kelompok Kerja.
10
1. Mendorong pembentukan dan pelaksanaan program BKPRD Provinsi dan
Kab./Kota
2. Penataan kelembagaan BKPRD
3. Sinkronisasi produk penataan ruang melalui evaluasi raperda Provinsi
dan Kab./Kota
4. Rapat koordinasi BKPRD Provinsi dan Kab./Kota se-indonesia
5. Fasilitasi dan koordinasi permasalahan penataan ruang provinsi dan lintas
kab./Kota
6. Penyusunan rencana Kawasan Strategis Provinsi
7. Mendorong penyusunan pergub sebagai petunjuk pelaksanaan perda :
1. Pergub tentang pedoman perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang Provinsi
2. Pergub tentang pengelolaan kawasan lindung
3. Pergub tentang pengelolaan kawasan rawan bencana
4. Mendorong penyusunan pergub-pergub lain melalui inisiatif instansi yang
relevan,
misalnya pergub tentang telekomunikasi dapat dimotori oleh dinas
perhubungan
dan lain-lain.
11
TUGAS POKJA SEKRETARIAT BKPRD
1. menyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD Provinsi;
2. memfasilitasi terselenggaranya jadwal kerja kegiatan BKPRD Provinsi;
3. menyiapkan dan mengembangkan informasi Tata Ruang Provinsi;
4. menerima pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan terjadinya pelanggaran dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
TUGAS POKJA PERENCANAAN BKPRD
 memberikan masukan kepada BKPRD Provinsi dalam rangka perumusan kebijakan penataan ruang Provinsi;
 mengkoordinasikan penyusunan Rencana Tata Ruang yang menjadi wewenang dan tanggungjawab Provinsi;
 mengkoordinasikan dan melakukan fasilitasi serta supervisi penyusunan Rencana Tata Ruang yang menjadi
wewenang dan tanggungjawab Pemerintah Kabupaten/Kota;
 mengkoordinasikan penyusunan RTRW Provinsi dalam rangka sinkronisasi RTRW Provinsi yang berbatasan;
 menginvetarisasi dan mengkaji masalah-masalah yang timbul dalam perencanaan serta memberikan alternatif
pemecahannya;
TUGAS POKJA PENGENDALIAN BKPRD
 memberikan masukan kepada BKPRD Provinsi dalam rangka perumusan kebijakan pemanfaatan dan
pengendalian ruang Provinsi;
 mengkoordinasikan pengawasan (pemantauan, evaluasi, dan pelaporan) terhadap Rencana Tata Ruang;
 mengkoordinasikan penertiban dan perizinan pemanfaatan ruang Provinsi;
 menginvetarisasi dan mengkaji masalah-masalah yang timbul dalam pemanfaatan dan pengendalian ruang;
12
Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut
BKPRD adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk
mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang di Provinsi dan di Kabupaten/Kota dan
mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Gubernur dan
Bupati/Walikota dalam koordinasi penataan ruang di daerah.
a. Penanggung jawab : Gubernur dan Wakil
Gubernur;
b. Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi;
c. Sekretaris : Kepala Bappeda Provinsi;
d. Anggota : SKPD terkait penataan ruang yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
daerah.
BKPRD Provinsi - pertemuan paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 3 (tiga) bulan untuk menghasilkan
rekomendasi alternatif kebijakan penataan ruang.
13
Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi
a. Perencanaan tata ruang
1.mengoordinasikan dan merumuskan penyusunan rencana tata ruang
provinsi;
2.memaduserasikan rencana pembangunan jangka panjang dan
menengah dengan rencana tata ruang provinsi serta
mempertimbangkan pengarus-utamaan pembangunan berkelanjutan
melalui instrumen KajianLingkungan Hidup Strategis (KLHS);
3.mengintegrasikan, memaduserasikan, dan mengharmonisasikan
rencana tata ruang provinsi dengan rencana tata ruang wilayah
nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, rencana tata ruang
kawasan strategis nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi yang
berbatasan, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dalam
provinsi yang bersangkutan;
4.mengoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang provinsi kepada BKPRN dalam
rangka memperoleh persetujuan substansi teknis;
14
Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi
a. Perencanaan tata ruang ….lanjutan
5. mengoordinasikan pelaksanaan evaluasi rancangan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang provinsi kepada Menteri
Dalam Negeri;
6. mengoordinasikan proses penetapan rencana tata ruang
provinsi;
7. mensinergikan penyusunan rencana tata ruang kabupaten/kota
dengan provinsi dan antar kabupaten/kota yang berbatasan;
8. melakukan fasilitasi dan supervisi penyusunan rencana tata
ruang yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam provinsi yang bersangkutan;
9. melakukan fasilitasi pelaksanaan konsultasi substansi teknis
rencana tata ruang kabupaten/kota;
10.memberikan masukan kepada Gubernur untuk dijadikan bahan
rekomendasi atas rancangan peraturan daerah tentang rencana
15
Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi
a. Perencanaan tata ruang ….lanjutan
11.memberikan rekomendasi kepada Gubernur dalam proses
penetapan rancangan peraturan daerah menjadi peraturan
daerah tentang rencana tata ruang kabupaten/kota;
12.melakukan fasilitasi pelaksanaan konsultasi substansi teknis
rencana tata ruang kabupaten/kota ke BKPRN;
13.melakukan fasilitasi pelaksanaan evaluasi rencana tata ruang
kabupaten/kota;
14.melakukan fasilitasi proses penetapan rencana tata ruang
kabupaten/kota; dan
15.mengoptimalkan peran masyarakat dalam perencanaan tata
ruang.
16
Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi
b. Pemanfaatan Ruang
1.mengoordinasikan penanganan dan penyelesaian permasalahan
dalam pemanfaatan ruang baik di provinsi maupun di
kabupaten/kota, dan memberikan pengarahan serta saran
pemecahannya;
2.memberikan rekomendasi guna memecahkan permasalahan
pemanfaatan ruang provinsi dan permasalahan pemanfaatan ruang
yang tidak dapat diselesaikan kabupaten/kota;
3.memberikan informasi dan akses kepada pengguna ruang terkait
rencana tata ruang provinsi;
4.menjaga akuntabilitas publik sebagai bentuk layanan pada jajaran
pemerintah, swasta, dan masyarakat;
5.melakukan fasilitasi pelaksanaan kerjasama penataan ruang antar
provinsi; dan
6.mengoptimalkan peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang.
17
Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi
c. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
1.mengoordinasikan penetapan arahan peraturan zonasi sistem
provinsi;
2.memberikan rekomendasi perizinan pemanfaatan ruang provinsi
dan kabupaten/kota;
3.melakukan fasilitasi dalam pelaksanaan penetapan insentif dan
disinsentif dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang provinsi
dan/atau lintas provinsi serta lintas kabupaten/kota;
4.melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan penyelenggaraan penataan ruang;
5.melakukan fasilitasi pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang
untuk menjaga konsistensi pemanfaatan ruang dengan rencana
tata ruang;
6.mengoptimalkan peran masyarakat dalam pengendalian
pemanfaatan ruang; dan
18
Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah [BKPRD] Provinsi
merumuskan berbagai kebijakan
penyelenggaraan penataan ruang propinsi
mengkoordinasikan penyusunan RTRWP
mengkoordinasikan penyusunan Rencana
Rinci Tata Ruang Kawasan
mengintegrasikan dan memaduserasikan
RTRWP dengan RTRW kab/kota, RTRWN,
RTRW Kawasan Tertentu dan RTRWP yang
berbatasan
memaduserasikan RPJM dan tahunan yang
dilakukan pemerintah provinsi, masyarakat
dan dunia usaha dengan Rencana Tata
Ruang
1
2
3
4
5
melaksanakan kegiatan pengawasan yang
meliputi pelaporan, evaluasi dan pemantauan
penyelenggaraan pemanfaatan ruang
6
memberikan rekomendasi penertiban
terhadap pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang
7
memberikan rekomendasi perizinan tata
ruang provinsi
8
mengoptimalkan peran serta masyarakat
dalam perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang
9
Cek bandingkan dg
Permendagri 50/2009
19
mengembangkan informasi penataan ruang
propinsi untuk kepentingan pengguna ruang
di jajaran pemerintah, masyarakat dan
swasta
10
mensosialisasikan dan menyebarluaskan
informasi penataan ruang propinsi.
11
mengkoordinasikan penanganan dan
penyelesaian masalah atau konflik yang
timbul dalam penyelenggaraan penataan
ruang baik di propinsi maupun di
Kabupaten/Kota, dan memberikan
pengarahan serta saran pemecahannya
12
memberikan rekomendasi guna
memecahkan masalah atau konflik
pemanfaatan ruang propinsi dan masalah
atau konflik pemanfaatan ruang yang tidak
dapat diselesaikan Kabupaten/Kota
13
melaksanakan fasilitasi, supervisi dan
koordinasi dengan Dinas/Instansi Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat
dan dunia usaha berkaitan dengan
penyelenggaraan penataan ruang
14
menterpadukan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang dengan Kabupaten/Kota
dan Provinsi sekitarnya.
15
melakukan evaluasi tahunan atas kinerja
penataan ruang provinsi
16
menjabarkan petunjuk Gubernur berkenaan
dengan pelaksanaan fungsi dan kewajiban
Koordinasi Penyelenggaraan Penataan
Ruang Provinsi
17
Cek bandingkan dg Permendagri 50/2009
20
Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut
BKPRD adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk
mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang di Provinsi dan di Kabupaten/Kota dan
mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Gubernur dan
Bupati/Walikota dalam koordinasi penataan ruang di daerah.
BKPRD Kab/Kota - pertemuan paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 3 (tiga) bulan untuk menghasilkan
rekomendasi alternatif kebijakan penataan ruang.
a. Penanggung jawab : Bupati dan Wakil Bupati; atau
Walikota dan Wakil Walikota;
a. Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota;
b. Sekretaris : Kepala Bappeda Kabupaten/Kota;
c. Anggota : SKPD terkait penataan ruang yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan daerah.
21
susunan keanggotaan BKPRD kab/kota :
penanggung jawab : bupati/walikota
ketua : wakil bupati/walikota
ketua harian : sekretaris daerah
sekretaris : kepala bappeda
wakil sekretaris : kepala dinas yang mengurusi tata ruang
anggota : disesuaikan dengan tingkat kebutuhan
dan potensi daerah
bupati/walikota membentuk dan
menugaskan BKPRD untuk
melaksanakan tugas koordinasi
penataan ruang daerah kab/kota
Cek bandingkan dg
Permendagri 50/2009
22
Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Kab/Kota
a. Perencanaan tata ruang
1. mengoordinasikan dan merumuskan penyusunan rencana tata
ruang kabupaten/kota;
2. memaduserasikan rencana pembangunan jangka panjang dan
menengah dengan rencana tata ruang kabupaten/kota serta
mempertimbangkan pengarus-utamaan pembangunan
berkelanjutan melalui instrumen KajianLingkungan Hidup Strategis
(KLHS);
3. mengintegrasikan, memaduserasikan, dan mengharmonisasikan
rencana tata ruang kabupaten/kota dengan rencana tata ruang
wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, rencana tata
ruang kawasan strategis nasional, rencana tata ruang wilayah
provinsi, rencana tata ruang kawasan strategis provinsi, dan
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;
23
Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Kab/Kota
a. Perencanaan tata ruang ….lanjutan
4. mensinergikan penyusunan rencana tata ruang kabupaten/kota
dengan provinsi dan antar kabupaten/kota yang berbatasan;
5. mengoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang kabupaten/kota kepada BKPRD
Provinsi dan BKPRN;
6. mengoordinasikan pelaksanaan evaluasi rencana tata ruang
kabupaten/kota ke provinsi;
7. mengoordinasikan proses penetapan rencana tata ruang
kabupaten/kota; dan
8. mengoptimalkan peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang.
24
Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Kab/Kota
b. Pemanfaatan Ruang
1. mengoordinasikan penanganan dan penyelesaian permasalahan
dalam pemanfaatan ruang baik di kabupaten/kota, dan
memberikan pengarahan serta saran pemecahannya;
2. memberikan rekomendasi guna memecahkan permasalahan
dalam pemanfaatan ruang kabupaten/kota;
3. memberikan informasi dan akses kepada pengguna ruang terkait
rencana tata ruang kabupaten/kota;
4. menjaga akuntabilitas publik sebagai bentuk layanan pada
jajaran pemerintah, swasta, dan masyarakat;
5. melakukan fasilitasi pelaksanaan kerjasama penataan ruang
antar kabupaten/kota; dan
6. mengoptimalkan peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang.
25
Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi
c. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
1.mengoordinasikan penetapan peraturan zonasi sistem
kabupaten/kota;
2.memberikan rekomendasi perizinan pemanfaatan ruang
kabupaten/kota;
3.melakukan identifikasi dalam pelaksanaan insentif dan disinsentif
dalampelaksanaan pemanfaatan ruang kabupaten/kota dengan
provinsi dan dengan kabupaten/kota terkait;
4.melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan penyelenggaraan penataan ruang;
5.melakukan fasilitasi pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang
untuk menjaga konsistensi pemanfaatan ruang dengan rencana
tata ruang; dan
6.mengoptimalkan peran masyarakat dalam pengendalian
pemanfaatan ruang.
26
5
6
1
2
3
4
tugas badan koordinasi penataan ruang
daerah [BKPRD] kab/kota
merumuskan berbagai kebijakan
penyelenggaraan penataan ruang kab/kota
dengan memperhatikan kebijakan penataan
ruang nasional dan provinsi
mengkoordinasikan penyusunan RTRW
kab/kota
mengkoordinasikan penyusunan Rencana
Rinci Tata Ruang dan Rencana Tata Ruang
Kawasan sebagai jabaran lebih lanjut RTRW
kab/kota
mengintegrasikan dan memaduserasikan
penyusunan RTRW kab/kota dengan dengan
RTRWP, RTRW Kawasan yang telah
ditetapkan propinsi dan RTRW Kab/kota yang
berbatasan
memaduserasikan RPJM dan tahunan yang
dilakukan pemerintah kab/kota, masyarakat
dan dunia usaha dengan Rencana Tata
Ruang
Mengoptimalkan penyelenggaraan
penertiban, pengawasan (pemantauan,
evaluasi dan pelaporan) dan perijinan
pemanfaatan ruang
7
8memberikan rekomendasi penertiban
terhadap pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang
melaksanakan kegiatan pengawasan yang
meliputi pelaporan, evaluasi, dan pemantauan
penyelenggaraan pemanfaatan ruang
Cek dg Permendagri
50/2009
27
13
11
12
9
10
memberikan rekomendasi perijinan tata
ruang kab/kota
mengoptimalkan peran serta masyarakat
dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
mengembangkan data dan informasi
penataan ruang kab/kota untuk kepentingan
pengguna ruang dijajaran pemerintah,
masyarakat dan swasta
mensosialisasikan dan menyebarluaskan
informasi penataan ruang kab/kota
mengkoordinasikan penanganan dan
penyelesaian masalah yang timbul dalam
penyelenggaraan penataan ruang kab/kota
dan memberikan pengarahan serta saran
pemecahannya
14
15
16
melaksanakan fasilitasi, supervisi kepada
Dinas/Instansi, masyarakat dan dunia usaha
berkaitan dengan penataan ruang
menterpadukan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang kab/kota dengan
kab/kota yang berbatasan
melakukan evaluasi tahunan atas kinerja
penataan ruang kab/kota
17
18
menjabarkan petunjuk bupati/walikota
berkenaan dengan pelaksanaan fungsi dan
kewajiban Koordinasi Penyelenggaraan
Penataan Ruang Kab/Kota
menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
BKPRD kab/kota secara berkala kepada
bupati/walikota
Cek dg Permendagri
50/200928
5
6
1
2
3
4
Salah satu upaya pemberdayaan BKPRD Kabupaten/Kota adalah dengan
meningkatkan kemampuan BKPRD kab/kota dalam melaksanakan tugasnya:
Mampu merumuskan berbagai kebijakan
penyelenggaraan penataan ruang kab/kota
dengan memperhatikan kebijakan penataan
ruang provinsi dan nasional
Mampu mengkoordinasikan penyusunan
RTRW kab/kota
Mampu mengkoordinasikan penyusunan
Rencana Rinci Tata Ruang dan Rencana
Tata Ruang Kawasan sebagai jabaran
lebih lanjut RTRW kab/kota
Mampu mengintegrasikan dan memaduserasi
kan penyusunan RTRW kab/kota dengan
RTRWP, RTRW Kawasan yg telah ditetapkan
propinsi & RTRW Kab/kota yang berbatasan
Mampu memaduserasikan RPJM & Rencana
Tahunan yang dilakukan pemerintah kab/kota,
masyarakat dan dunia usaha dengan RT RW
Mampu mengoptimalkan penyelenggaraan
pengawasan (pemantauan, evaluasi dan
pelaporan), penertiban, dan perijinan
pemanfaatan ruang
7
8Mampu memberikan rekomendasi penertiban
terhadap pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang
Mampu melaksanakan kegiatan pengawasan
yang meliputi pelaporan, evaluasi, dan
pemantauan penyelenggaraan pemanfaatan
ruang
Cek bandingkan dg Permendagri
29
13
11
12
9
10
Mampu memberikan rekomendasi perijinan
tata ruang kab/kota
Mampu mengoptimalkan peran masyarakat
dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
Mampu mengembangkan data dan informasi
penataan ruang kab/kota untuk kepentingan
pengguna ruang dijajaran pemerintah,
masyarakat dan swasta
Mampu mensosialisasikan dan menyebar-
luaskan informasi penataan ruang kab/kota
Mampu mengkoordinasikan penanganan dan
penyelesaian masalah yang timbul dalam
penyelenggaraan penataan ruang kab/kota
dan memberikan pengarahan serta saran
pemecahannya
14
15
16
Mampu melaksanakan fasilitasi, supervisi
kepada Dinas/Instansi, masyarakat & dunia
usaha berkaitan dengan penataan ruang
Mampu menterpadukan perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, & pengendalian
pemanfaatan ruang kab/kota dengan
kab/kota yang berbatasan
Mampu melakukan evaluasi tahunan atas
kinerja penataan ruang kab/kota
17
18
Mampu menjabarkan petunjuk walikota/ bu-
pati berkenaan dengan pelaksanaan fungsi
dan kewajiban Koordinasi Penyelenggaraan
Penataan Ruang Kab/Kota
Mampu menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas BKPRD kab/kota secara berkala
kepada bupati/walikota
Cek bandingkan dg Permendagri
50/2009
30
31
Peraturan perundang-undangan yang
melandasi peran masyarakat dalam penataan
ruang:
 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
 UU 26/2007 tentang Penataan Ruang.
 PP 68/2010 tentang Bentuk Dan Tata Cara
Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang jo.
PP 69/1996 tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewaijban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.
(Cek konsiderans PP 68/2010 MEMUTUSKAN: Peran Masyarakat
Dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang)
 Keputusan Mendagri 9/1998 tentang Peran
Serta Masyarakat dalam Perencanaan Tata
Ruang di Daerah.
32
Pengertian
Peran serta masyarakat
(berdasarkan PP 69/1996 dan
Permendagri 9/1998)
didefinisikan sebagai “berbagai
kegiatan masyarakat, yang
timbul atas kehendak dan
keinginan sendiri di tengah
masyarakat, untuk berminat
dan bergerak dalam
penyelenggaraan penataan
ruang”
Peran masyarakat (PP 68/2010) adalah
partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan
tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Permen PU No. 06/PRT/M/2007
Tgl 16 Maret 2007 tentang
PEDOMAN UMUM RTBL :
Peran masyarakat adalah
keterlibatan masyarakat secara
sukarela di dalam proses
perumusan kebijakan dan
pelaksanaan
keputusan dan/atau kebijakan
yang berdampak langsung
terhadap
kehidupan masyarakat pada
setiap tahap kegiatan
pembangunan
33
Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang PEDOMAN UMUM RTBL Tgl 16
Maret 2007
a. Mengetahui rencana tata ruang;
b. Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat PR;
c. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang
timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang
sesuai dengan rtr;
d. Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang thdp
pembangunan yang tidak sesuai dengan rtr di wilayahnya;
e. Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian
pembangunan yang tidak sesuai dengan rtr kepada pejabat
berwenang, dan
f. Mengajukan gugatan ganti kerugian kpd pem dan/atau
pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak
sesuai dengan rtr menimbulkan kerugian 34
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT
UU No. 26/2007 Ps 60
Dalam Penataan Ruang, setiap orang berhak untuk:
a. Menaati RTR yang telah ditetapkan;
b. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin
pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang;
c. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan
d. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan
dinyatakan sebagai milik umum.
35
Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang
wajib:
Ps 61
Pasal 65
 Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh
pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat
 Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan
antara lain melalui:
a. partisipasi dalam penyusunan RTR
b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang
c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang
36
Pasal 55
Untuk menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan PR
dilakukan pengawasan terhadap kinerja tur, bin, dan lak PR
Pengawasan dilakukan dengan melibatkan peran masyarakat
(dengan menyampaikan laporan/pengaduan)
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 139
(1) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan
atau tertulis dalam rangka penyiapan atau
pembahasan rancangan Perda.
37
1. Pemanfaatan ruang perkotaan oleh pemerintah
 Program penyediaan ruang terbuka hijau
 Program penataan bangunan, misal revitalisasi,
konservasi
 Program penyediaan dan perbaikan perumahan dan
permukiman, misalnya kasiba, lisiba, rumah susun,
rumah sederhana, KIP, relokasi permukiman
 Program penyediaan dan pengelolaan air bersih
 Program penyehatan lingkungan permukiman, misal
jamban, IPAL, TPA, TPS, drainase
 Program pembangunan dan pemeliharaan jalan.
38
Pemanfaatan ruang kawasan perkotaan dilakukan oleh
berbagai pelaku pembangunan: pemerintah, swasta, atau
masyarakat, melalui beragam kegiatan pemanfaatan ruang.
Sebagai contoh:
39
2. Pemanfaatan ruang perkotaan oleh swasta
 Pembangunan (kompleks) perumahan
 Pembangunan sarana komersial, misalnya
toko, ruko, mal, hotel, resor, lapangan golf
 Pembangunan (kompleks) industri.
3. Pemanfaatan ruang perkotaan oleh masyarakat
 Pembangunan rumah
 Pembangunan sarana komersial, misalnya
warung, toko, ruko.
1. Menjamin hak masyarakat dan swasta dalam
pemanfaatan ruang perkotaan yang dilakukan oleh
pihak lain, baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah.
2. Memberikan kesempatan dan akses kepada
masyarakat dan swasta dalam perumusan dan
penetapan keputusan/kebijakan yang terkait dengan
pemanfaatan ruang perkotaan yang memberikan
dampak dan/atau manfaat.
3. Mencegah terjadinya penyimpangan pemanfaatan
ruang dari rencana tata ruang yang telah ditetapkan
melalui pengawasan dan pengendalian pemanfaatan
ruang oleh masyarakat dan swasta.
40
Tujuan Pelibatan Masyarakat Dan Swasta
Dalam Pemanfaatan Ruang Perkotaan
1. Menempatkan masyarakat sebagai pelaku yang sangat
menentukan dalam proses pemanfaatan ruang;
2. Memposisikan pemerintah sebagai fasilitator dalam
proses pemanfaatan ruang;
3. Menghormati hak yang dimiliki masyarakat serta
menghargai kearifan lokal dan keberagaman sosial
budayanya;
4. Menjunjung tinggi keterbukaan dengan semangat tetap
menegakkan etika;
5. Memperhatikan perkembangan teknologi dan bersikap
profesional.
41
Prinsip-Prinsip Dasar Pelibatan Masyarakat
a. Mengawasi dan mengontrol kebijakan pemerintah agar
sejalan dengan aspirasi masyarakat, swasta.
b. Menyiapkan konsepsi pelibatan masyarakat dan swasta
untuk disampaikan kepada pemerintah agar
ditindaklanjuti.
c. Melembagakan mekanisme pengawasan publik yang
lebih transparan dan akuntabel.
d. Memberikan masukan, saran agar kebijakan yang ada
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa
mengorbankan kepentingan masyarakat.
e. Melakukan sosialisasi kebijakan pemanfaatan ruang
perkotaan yang transparan dan akuntabel.
f. Melakukan sosialiasi untuk meningkatkan pemahaman
dan kesadaran masyarakat dan swasta akan manfaat
kebijakan penataan ruang dan pemanfaatan ruang
perkotaan yang partisipatif.
42
Berbagai peran yang dapat dimiliki, meskipun
tidak terbatas pada peran itu saja:
Ps 9 antara lain disebutkan, peran serta masyarakat
dalam proses perencanaan RUTR kabupaten/kota;
pemberian masukan dalam penentuan arah
pengembangan wilayah yang akan dicapai dan
pemberian informasi, saran, pertimbangan, atau
pendapat dalam penyusunan strategi pelaksanaan
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota.
Ps 47, Peran serta masyarakat dalam perencanaan
dapat dilaksanakan dalam bentuk kerjasama dalam
penelitian dan pengembangan dengan dan/atau
bantuan tenaga ahli kepada Bappeda
kabupaten/kota
43
Permendagri No.9/1998
Perencanaan Tata Ruang Pemanfaatan Ruang Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
a. masukan mengenai:
1. persiapan penyusunan rencana
tata ruang;
2. penentuan arah pengembangan
wilayah atau kawasan;
3. pengidentifikasian potensi dan
masalah pembangunan wilayah
atau kawasan;
4. perumusan konsepsi rencana tata
ruang; dan/atau
5. penetapan rencana tata ruang.
b. kerja sama dengan Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau sesama
unsur masyarakat dalam
perencanaan tata ruang.
a. masukan mengenai kebijakan
pemanfaatan ruang;
b. kerja sama dengan Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau sesama
unsur masyarakat dalam pemanfaatan
ruang;
c. kegiatan memanfaatkan ruang yang
sesuai dengan kearifan lokal dan
rencana tata ruang yang telah
ditetapkan;
d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan
keserasian dalam pemanfaatan ruang
darat, ruang laut, ruang udara, dan
ruang di dalam bumi dengan
memperhatikan kearifan lokal serta
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. kegiatan menjaga kepentingan
pertahanan dan keamanan serta
memelihara dan meningkatkan
kelestarian fungsi lingkungan hidup
dan sumber daya alam; dan
f. kegiatan investasi dalam
pemanfaatan ruang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
a. masukan terkait arahan dan/atau
peraturan zonasi, perizinan,
pemberian insentif dan disinsentif
serta pengenaan sanksi;
b. keikutsertaan dalam memantau dan
mengawasi pelaksanaan rencana
tata ruang yang telah ditetapkan;
c. pelaporan kepada instansi dan/atau
pejabat yang berwenang dalam hal
menemukan dugaan penyimpangan
atau pelanggaran kegiatan
pemanfaatan ruang yang melanggar
rencana tata ruang yang telah
ditetapkan; dan
d. pengajuan keberatan terhadap
keputusan pejabat yang berwenang
terhadap pembangunan yang
dianggap tidak sesuai dengan
rencana tata ruang.
44
Bentuk peran serta masyarakat dalam penataan
ruang
PP 68/2010
TUR  NO peran masyarakat
BINWAS  Pemerintah dan pemerintah daerah
standar pelayanan minimal
45
Tugas dan Tanggung Jawab
PP 68/2010
 Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (1) antara lain:
a. sosialisasi peraturan perundang-undangan dan
pedoman bidang penataan ruang;
b. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi
pelaksanaan penataan ruang;
c. pengembangan sistem informasi dan komunikasi
penataan ruang;
d. penyebarluasan informasi penataan ruang
kepada masyarakat; dan
e. pengembangan kesadaran dan tanggung jawab
masyarakat.
46
BIN – PP 68/2010
Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (1) dilakukan terhadap
1. kinerja pelaksanaan standar pelayanan minimal
dan
2. pelibatan peran masyarakat dalam perencanaan
tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
47
WAS – PP 68/2010
membangun sistem informasi dan komunikasi
penyelenggaraan penataan ruangCek:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Perencanaan
Tata Ruang
Pemanfaatan
Ruang
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang
Pemberian masukan
untuk
menentukan arah
pengembangan wilayah
Pemanfaatan ruang
daratan dan ruang udara
Pengawasan
terhadappemanfaatan
ruang
Identifikasi potensi dan
masalah pembangunan
termasuk bantuan
untuk memperjelas hak
atas ruang
Bahan pemikiran dan
pertimbangan berkenaan
dengan bentuk dan
pola pemanfaatan
perdesaan dan
perkotaan
Bantuan pemikiran atau
pertimbangan untuk
penertiban kegiatan
pemanfaatan ruang dan
peningkatan kualitas
penataan ruang
Pemberian masukan
dalam merumuskan
perencanaan tata ruang
Penyelenggaraan
kegiatan pembangunan
berdasarkan tata ruang
yang telah ditetapkan 48
Bentuk peran serta masyarakat dalam penataan
ruang
PP 69/96
Pemberian masukan dalam
merumuskan perencanaan
tata ruang
Penyelenggaraan kegiatan
pembangunanberdasarkan
kegiatan tata ruang yang telah
ditetapkan
Pemberian informasi, saran,
pertimbangan atau pendapat
dalam penyusunan strategi
pelaksanaan pemanfaatan
ruang
Pengaturan pemanfaatan tanah, air,
udara dan sumber daya alam untuk
tercapainya pemanfaatan ruang
yang berkualitas
Pengajuan keberatan
terhadap rancangan rencana
tata ruang
Perubahan atau konversi
pemanfaatan ruang sesuai
Rencana Tata Ruang
Kerja sama penelitian
dan pengembangan
Bantuan Tenaga ahli
Kegiatan menjaga, memeliharadan
meningkatkan kelestarian
lingkungan
49
Bentuk peran serta masyarakat dalam penataan ruang.......
lanjutan
Sumber: Warta Kebijakan CIFOR, No. 6 Agustus 2002
Peran Masyarakat
50
Pasal 17
(1) Pengembangan kesadaran dan tanggung
jawab masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 huruf h merupakan upaya untuk
menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran
dan tanggung jawab masyarakat dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
(2) Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab
masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan melalui:
a. penyuluhan bidang penataan ruang;
b. pemberian ceramah, diskusi umum, dan debat publik;
c. pembentukan kelompok masyarakat peduli tata ruang;
dan
d. penyediaan unit pengaduan.
PP no. 15 tahun 2010 – Penyelenggaraan Penataan Ruang
Kearifan Lokal
51
 Kearifan lokal merupakan entitas yang sangat
menentukan harkat dan martabat manusia dalam
komunitasnya (Geertz, 2007). Bentuk kearifan lokal
dapat dikategorikan ke dalam dua aspek, yaitu yang
berwujud nyata (tangible) dan yang tak berwujud
(intangible). Sedangkan jenis kearifan lokal meliputi
kelembagaan, nilai-nilai adat, serta tata cara dan
prosedur, termasuk dalam pemanfaatan ruang (tanah
ulayat). Dalam kaitannya dengan penataan ruang,
kearifan lokal dapat menjadi landasan dalam
penyelenggaraan penataan ruang karena beberapa
nilai yang terkandung dalam kearifan lokal terbukti
masih relevan diaplikasikan hingga sekarang, baik
dalam aspek pengaturan, pembinaan, pelaksanaan,
serta aspek pengawasan dalam penyelenggaran
penataan ruang.
HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI PENATAAN
RUANG
Makalah pada Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future :
Harmonisasi
Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota”
Oleh:
Ir. Imam S. Ernawi, MCM., MSc.
Direktur Jenderal Penataan Ruang - Kementerian Pekerjaan Umum
52
 Dalam upaya mengharmonisasikan, menjaga,
dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal
dalam konteks penataan ruang, pemerintah
perlu melakukan beberapa upaya pada berbagai
aspek pada tingkatan penyelenggaraan penataan
ruang. Selain itu, karena keterkaitan yang erat
antara potensi budaya dan penyelenggaraan
penataan ruang, diperlukan upaya untuk
mengakomodasi nilai budaya lokal/adat
istiadat ke dalam hukum positif, yaitu ke dalam
regulasi penataan ruang, yaitu melalui proses
adopsi, adaptasi, dan asimilasi.
 Kata Kunci: kearifan lokal, regulasi, penataan
ruang, dan pusaka (heritage)
Kearifan Lokallanjutan…..
HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI PENATAAN
RUANG
Makalah pada Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future :
Harmonisasi
Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota”
Oleh:
Ir. Imam S. Ernawi, MCM., MSc.
Direktur Jenderal Penataan Ruang - Kementerian Pekerjaan Umum
1. Mengembalikan fungsi dan sifat demokratis yang
sebenarnya;
2. Sistem kerja yang accountable;
3. Mekanisme kerja yang transparan;
4. Kemampuan bekerjasama dengan berbagai
kalangan masyarakat;
5. Kepedulian besar terhadap penduduk miskin dikota
dengan cara mengentaskan mereka dari
kemiskinan dan memberdayakan mereka disektor
ekonomi, dan;
6. Kepedulian yang besar terhadap lingkungan hidup
dalam rangka komitmen yang besar terhadap
sustainable development.
Mitlin dan Satterthwaite (1996)
Sumber: Problem Partisipasi Masyarakat Dalam Penataan Ruang Di Era Otonomi Daerah -RM Kurniawan
Desiarto
53
Visi good governance dituntut mampu
mewujudkan enam aspek kehidupan kota
Rencana Akses Jalan Masuk ke
Permukiman
Lokasi Permukiman Nelayan
Lokasi Permukiman Nelayan
Lokasi Permukiman Nelayan
Normalisasi sungai Mensapa oleh Pemda Kab. Nunukan
Peningkatan jalan existing sepanjang 700 meter oleh Pemda Kab.
Nunukan. Jalan ini tersambung dengan jalan yang dibangun oleh
Kedeputian kawasan
Tapak pembangunan
75 unit rumah
Jalan akses sepanjang 1.285 Meter dibangun oleh Kedeputian
Pengembangan kawasan
RENCANA RINCI PENATAAN
KAWASAN MENSAPA (100 HA)
RUMAH TERBANGUN SEBANYAK 75 UNIT
1. Penggagas Awal
2. Penetapan Lokasi Kawasan dgn SK Bupati
3. Pembebasan Lahan (28 HA)
4. Pembangunan Rumah Nelayan 25 Unit
5. Penyediaan Tempat Penampungan Air Hujan
75 Unit
6. Peningkatan Jalan Existing 700 Meter
7. Normalisasi Sungai
8. Penyusunan DED Kanal (pelaks. Fisik 2007)
9. Penetapan Kelembagaan Pengelola dengan SK
Bupati
10. Penetapan calon penghuni 75 KK
11. Penetapan Rencana Rinci Penataan Kawasan
(100 HA) dengan SK Bupati
PERAN MASING-MASING PIHAK
dalam PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN KAWASAN NELAYAN
KABUPATEN NUNUKAN
PEMKAB. NUNUKAN
(PELAKU UTAMA)
DUKUNGAN KEDEPUTIAN BIDANG
PENGEMBANGAN KAWASAN
(MENPERA)
1. Fasilitasi rapat koordinasi dengan
sektor terkait di Pusat (MENPERA,
DKP, DEP. PU)
2. Penyusunan Rencana Rinci
Penataan Kawasan seluas 100 HA
3. Bantuan Teknis dari Aspek
Pengelolaan kawasan
4. Penyusunan DED Prasarana
Lokal/Sekunder Kawasan berupa
jalan Akses 2.000 Meter
5. Pembangunan Jalan Akses
sepanjang 1.285 Meter dengan
ROW 20 Meter.
1. Pembangunan 50 Unit Rumah panggung Untuk
Nelayan
PERAN MASING-MASING PIHAK
dalam PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN KAWASAN NELAYAN
KABUPATEN NUNUKAN
DUKUNGAN KEDEPUTIAN BIDANG
PERUMAHAN FORMAL (MENPERA)
PERAN DEPARTEMEN KELAUTAN
DAN PERIKANAN (DKP)
1. Pembangunan Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN)
berupa pematangan lahan untuk
tapak fasilitas pelabuhan dan
pengadaan tiang pancang untuk
dermaga
2. Paket pemberdayaan dengan
pembangunan bagan untuk
kelompok nelayan (pelaks. 2007)
DUKUNGAN DIT. JENDERAL
CIPTA KARYA – DEP. PU
(Satker Propinsi Kaltim )
1. Pembangunan Jalan Lingkungan
berupa jalan konstruksi kayu
(Jeramba/gertak)
Pengguliran & Penataan
Keserasian Lingkungan
/Bangunan
TATA ORGANISASI PENGELOLAAN KAWASAN NELAYAN
Lembaga Pengembangan Permukiman Nelayan (LP2N)
B K M
Pengelola
Lingkungan
SAR
Kelompok
Nelayan
Kelompok Home
Industry
Koperasi /Lembaga Ekonomi
Keamanan
Lingkungan
MASYARAKAT WARGA PESISIR / PEMUKIMAN NELAYAN
Penanganan
Fasum
Pogram Kerja:
Manajemen Organisasi
Kualitas penangkapan ikan
Pengelolaan hasil perikanan
Pemasaran
Pogram Kerja:
Manajemen Usaha
Kualitas Produksi
Pemasaran
Kebersihan &
Kesehatan
Lingkungan
Pemukiman
Balai Pertemuan/
Rumah Ibadah dan
Gedung Pendidikan
Air Bersih
Sanitasi
PengelolaanLimbah
Program Kerja
• Manajemen Balakar
• Pencegahan Kebagaran
• Penanganan Kebakaran
• Penanganan Bencana
Memperkuat modal kerja
Membantu pengembangan investasi skala kecil, individu / kelompok
Memperbesar ukuran motor dan kapal
Mengembangkan usaha budidaya perikanan
Mengembangkan usaha perdagangan dan pengolahan ikan
Membangun kelompok dan lembaga ekonomi masyarakat pesisir
Mengembangkan jaringan pasar
Pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM
Kelurahan
RW
RT I
LURAH
Pengembangan
Perumahan
Keamanan
Pemkab
Nunukan
Konsultan
Pendamping
Unit Pengelola Keuangan
(UPK)
1. Calon pemilik diusulkan oleh BKM Mansapa sebagai
pengelola kawasan
2. Bupati Menetapkan calon pemilik
3. Dicicil dapat dengan pengembalian harian
4. Hasil pencicilan akan dipakai untuk membangun
rumah baru dan pengelolaan lingkungan oleh BKM
KEPEMILIKAN RUMAH
RENCANA PEMBANGUNAN PERUMAHAN KAWASAN
PERBATASAN DI ENTIKONG – KALIMANTAN BARAT
Foto Pembuatan Pembangunan Jalan
Akses Kawasan Entikong sepanjang
600 meter
Foto PEMATANGAN LAHAN
seluas 3 HA terdiri dari 3 layer
Layer 2
Layer 3
Layer 1
1. Penggagas Awal
2. Penetapan Lokasi Kawasan dgn SK Bupati
3. Pembebasan Lahan Tahap I (12 HA)
4. Pembangunan Rumah Tipe 36 termasuk jalan
lingkungan
5. Penyediaan Air Bersih
6. Pemberian subsidi sebesar Rp 2 juta untuk
setiap keluarga pembeli
7. Penetapan kelembagaan pengelola kawasan
8. Penetapan Rencana Rinci Penataan Kawasan
(60 HA) dengan SK BUpati
PERAN MASING-MASING PIHAK
dalam PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN
ENTIKONG KAB. SANGGAU - KALBAR
PEMKAB. SANGGAU
(PELAKU UTAMA)
DUKUNGAN KEDEPUTIAN BIDANG
PENGEMBANGAN KAWASAN
(MENPERA)
1. Fasilitasi rapat koordinasi dengan
sektor terkait di Pusat (MENPERA,
DPU)
2. Penyusunan Rencana Rinci
Penataan Kawasan seluas 60 HA
3. Bantuan Teknis dari Aspek
Pengelolaan kawasan
4. Penyusunan DED Prasarana
Lokal/Sekunder Kawasan berupa
jalan Akses 2.700 Meter
5. Pembangunan Jalan Akses
sepanjang 600 Meter dengan ROW
20 Meter.
6. Pematangan Lahan seluas 3 HA
DUKUNGAN KEDEPUTIAN PEMBIAYAAN (MENPERA)
Fasilitasi pembiayaan
BRI bersedia memberi kredit (proses akad kredit kurang dari 1 bulan
KEPALA LPKP
FUNGSI
TEKNIS
FUNGSI
PENGHUNIAN
FUNGSI
ADMINISTRASI
KEUANGAN
SEKRETARIS
BIDANG PELAKSANA
ADMINISTRASI
KEUANGAN
•SEKSI
ADMINISTRASI
•SEKSI
KEUANGAN
BIDANG PELAKSANA
TEKNIS
•SEKSI PSU
•SEKSI
BANGUNAN &
EKSTERIOR
BIDANG PELAKSANA
PENGHUNIAN
•SEKSI
PENGHUNIAN
•SEKSI
PELAYANAN
TIM
PEMBINA
DI KABUPATEN :
INSTANSI /
DINAS-DINAS
TERKAIT DI
KAB.SANGGAU
LEMBAGA
PELAKSANA
DI LAPANGAN :
KECAMATAN
ENTIKONG &
PENGHUNI
KAWASAN
PERUMAHAN
KETUA LKM
(LEMBAGA KESWADAYAAN MASYARAKAT)
BUPATI
Kegiatan pengembangan kawasan dapat terlaksana secara
baik karena
a. Kementerian Negara Perumahan Rakyat;
b. Pemerintah Daerah (Propinsi dan Kab/Kota),
c. Sektoral terkait (Depkeu, Bappenas, Dep.PU, DKP, BPN,
Dephub, Dephan, Dep. Perdagangan,dlsb);
d. Badan Usaha Pemerintah/Swasta (Pengembang, Perbankan,
Lembaga Pembiayaan KPR, dlsb), dan
e. Masyarakat (Kelompok/Individual).
2. Pemerintah Daerah (Kab) berperan sebagai ujung
tombak pengembangan kawasan perumahan
1. Koordinasi dan Sinergi lintas sektor terjalin dengan
baik, antara lain:
3. Adanya perhatian/keberpihakan yang cukup besar
Pemerintah Daerah (Kab) dan Pengembang serta
lembaga pembiayaan untuk penyediaan perumahan bagi
warganya terutama yang MBR
4. Pengelolaan oleh masyarakat/BKM dapat berjalan
berkesinambungan bila sektor terkait/sektor yang
ditunjang melaksanakan pemberdayaan ekonomi MBR.
PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT
1. Pengertian Pembangunan berbasis peran
masyarakat (community-based development)
adalah pembangunan dengan orientasi yang
optimal pada pendayagunaan masyarakat, baik
secara langsung maupun tidak langsung,
masyarakat diberikan kesempatan aktif
beraspirasi dan berkontribusi untuk merumuskan
program-program bangunan dan lingkungan
yang sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
Proses penyusunan Dokumen RTBL harus
melibatkan peran aktif masyarakat dalam setiap
tahap kegiatan.
69
Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL
70
2. Manfaat
a. Memupuk pemahaman dan kesadaran masyarakat akan
hak, kewajiban, dan peranannya di dalam proses
pembangunan, sehingga tumbuh rasa memiliki dan
tanggung jawab yang kuat terhadap hasil-hasilnya.
b. Meminimalkan konflik, sehingga mempercepat proses
kegiatan secara keseluruhan, serta terbangunnya suatu
ikatan di masyarakat.
c. Efisiensi dan efektivitas. Keputusan yang diambil akan
bersifat efisien dan efektif jika sesuai dengan kondisi yang
ada, baik kebutuhan, keinginan, maupun sumber daya di
masyarakat.
d. Memberdayakan masyarakat setempat, terutama dalam
hal membentuk dan membangun kepercayaan diri,
kemampuan bermasyarakat dan bekerja sama.
Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL
PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT
71
3. Prinsip Utama
a. Berdasarkan kesepakatan dan hasil kerjasama
Kesepakatan yang dicapai adalah hasil dialog dan negosiasi berbagai
pihak yang terlibat atau pun pihak yang terkena dampak perencanaan.
b. Sesuai dengan aspirasi publik
Perencanaan disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan dan kondisi
yang ada di masyarakat.
c. Kejelasan tanggung jawab
i . Adanya sistem monitoring, evaluasi dan pelaporan yang transparan dan terbuka bagi
publik.
i i . Terbuka kemungkinan untuk mengajukan keberatan dan gugatan melalui instansi yang
berwenang menangani gugatan kepada pemilik, pengelola, dan/atau pengguna atas
penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungannya.
d. Kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam proses
pembangunan.
Setiap anggota masyarakat atau pemangku kepentingan (stakeholders),
terutama yang akan terkena dampak langsung dari suatu kegiatan
pembangunan, memiliki akses dan kesempatan yang sama untuk
berkiprah.
Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL
PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT
72
4. Tahapan Perencanaan Partisipatif
a. Persiapan: pengenalan program yang akan dilakukan kepada
masyarakat terkait, pembentukan kelompok, pendefinisian pihak terkait,
penentuan pendekatan pihak terkait, dan penyusunan strategi
pengumpulan informasi.
b. Identifikasi aspirasi dan analisis permasalahan: penyusunan tujuan,
kebutuhan, dan kepentingan semua pihak, pelibatan seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders), penciptaan dan sosialisasi mekanisme, serta
analisis kebutuhan dan sumber daya pengembangan kawasan.
c. Analisis perilaku lingkungan: terutama mengenai interaksi kawasan
perkotaan yang sudah memiliki struktur kota yang solid pada kawasan
perencanaan.
d. Rencana pengembangan: pedoman utama, arahan pengembangan,
kepentingan prioritas, identifikasi hambatan, identifikasi sumber daya, dan
visi pengembangan kawasan.
e. Strategi pengembangan dan publikasi: perencanaan tahapan,
monitoring dan evaluasi, persetujuan legal, strategi kerja sama dengan
wakil-wakil komunitas, penyebaran informasi dan publikasi program.
f. Penerapan rencana: publikasi rencana pelaksanaan, adaptasi
Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL
PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT
73
a. Tenaga kerja, yaitu kontribusi masyarakat sebagai
pekerja didalam proses penataan lingkungan/kawasan.
b. Sebagai inisiator program, yaitu masyarakat
mengajukan usulan awal mengenai kemungkinan
penataan bangunan dan lingkungan setempat.
c. Berbagi biaya, yaitu masyarakat berbagi tanggung
jawab terhadap pembiayaan kegiatan penataan.
d. Berdasarkan kontrak, yaitu masyarakat terikat kontrak
untuk melaksanakan suatu/seluruh program kegiatan
penataan.
e. Pengambilan keputusan pada seluruh proses, yaitu
melibatkan masyarakat di dalam proses pengambilan
keputusan sejak awal proyek, sehingga hasilnya sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL
PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT
5. Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat
74
a. Persiapan: sosialisasi kepada masyarakat, identifikasi
organisasi masyarakat setempat, dan penunjukan organisasi
masyarakat setempat.
b. Perencanaan Tahunan: penyusunan visi-misi kegiatan,
partisipasi swadaya masyarakat dalam pendanaan suatu
kegiatan.
c. Perancangan: partisipasi dalam memberikan masukan dan
pengambilan keputusan perancangan lingkungan/kawasan.
d. Pelelangan: partisipasi masyarakat dan swasta dalam
pembangunan fisik.
e. Pelaksanaan: partisipasi masyarakat sebagai tenaga kerja
dan partisipasi (bantuan) masyarakat dalam pengadaan bahan
bangunan.
f. Monitoring dan Evaluasi: partisipasi dalam pelaksanaan
monitoring dan evaluasi kegiatan.
Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL
PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT
6. Proses Partisipasi Masyarakat
iv. Prinsip-prinsip Penataan Intensitas Pemanfaatan
Lahan
75(4) Dari Sisi Pemangku Kepentingan, melalui kepentingan bersama
antarpelaku kota, yaitu:
a) Penetapan berbagai insentif-disinsentif pembangunan untuk
mencapai keseimbangan distribusi Intensitas Pemanfaatan Lahan
bagi keuntungan bersama dari berbagai pihak (pengelola,
pemerintah daerah setempat, pengembang, pemilik lahan dan
masyarakat umum);
b) Diperlukan nilai besaran elemen yang tepat (misalnya KDB)
yang membantu pembentukan ruang terbuka sebagai tempat
interaksi sosial manusia penggunanya;
c) Penentuan berbagai insentif-disinsentif pembangunan, baik
berupa Insentif Luas Bangunan maupun Insentif Langsung yang
diarahkan kompensasinya untuk dapat terkait dengan penyediaan
berbagai fasilitas bagi kepentingan publik, seperti jalur pejalan
kaki, arkade, ruang terbuka umum, atau pun fasilitas bersama;
d) Penentuan mekanisme pengendalian atas pemberian insentif,
khususnya dalam mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan
penggunaan fasilitas yang disediakan pada masa pemakaiannya,
misalnya arkade yang diubah peruntukannya kembali menjadi
Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL
KAWASAN NELAYAN SUKU BAJO ”DARAT”
DI Kab. BOALEMO, Prov. GORONTALO
RUMAH SAKIT TANI DAN
NELAYAN BOALEMO
LINGKUNGAN KAWASAN NELAYAN SUKU BAJO ”DARAT”
JEMUR IKAN DI TEPI JALAN
JALAN AKSES MENUJU DESA TOROSIAJE (SUKU BAJO ”LAUT”)
KEC. POPAYATO, KAB. POHUWATO, PROV. GORONTALO
(Juli 2006)
Ruang
Serbaguna
Losmen/
penginapan
Jalan Lingkungan
Rumah/Kantor
Kepala Desa
Peta tata guna LAHAN DI ATAS AIR
yang dipasang di rumah/kantor Kades
Puskesmas Keliling Air
Penampung Air Bersih
Masjid ”Nurul Iman”
Koperasi Pengumpul Ikan
bantuan DKP
Lingkungan yang
Asri dan Bersih
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Perumahan
Kawasan Khusus
Tahun 2006
1) Permenpera No. 14 Tahun 2006 tentang
Penyelenggaraan Perumahan Kawasan Khusus
2) Permenpera No. 15 Tahun 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelenggaraan Pengembangan
Kawasan Nelayan
3) Permenpera No. 16 Tahun 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelenggaraan Pengembangan
Perumahan Kawasan Industri
4) Permenpera No. 17 Tahun 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelenggaraan Pengembangan
Perumahan Kawasan Perbatasan
83

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Prosedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiProsedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiArdi Susanto
 
Lampiran keputusan kepala desa bhuana jaya
Lampiran keputusan kepala desa bhuana jayaLampiran keputusan kepala desa bhuana jaya
Lampiran keputusan kepala desa bhuana jayaSuwondo Chan
 
Paparan fgd 1
Paparan fgd 1Paparan fgd 1
Paparan fgd 1genarizqi
 
Standar Drafting Keputusan Bupati
Standar Drafting Keputusan BupatiStandar Drafting Keputusan Bupati
Standar Drafting Keputusan BupatiArdi Susanto
 
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...
Peraturan Pemerintah Nomor  15 Tahun  2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...Peraturan Pemerintah Nomor  15 Tahun  2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...Oswar Mungkasa
 
Posisi rencana induk dan rencana detail kspn
Posisi rencana induk dan rencana detail kspnPosisi rencana induk dan rencana detail kspn
Posisi rencana induk dan rencana detail kspnFitri Indra Wardhono
 
Paparan Kelurahan Usulan Lokasi PLPBK Metropolis Kota Surakarta
Paparan Kelurahan Usulan Lokasi PLPBK Metropolis Kota SurakartaPaparan Kelurahan Usulan Lokasi PLPBK Metropolis Kota Surakarta
Paparan Kelurahan Usulan Lokasi PLPBK Metropolis Kota SurakartaBagus ardian
 
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017 Achmad Wahid
 
01 pengelolaan-tanah kas desa-tanah bengkok
01 pengelolaan-tanah kas desa-tanah bengkok01 pengelolaan-tanah kas desa-tanah bengkok
01 pengelolaan-tanah kas desa-tanah bengkokSumardi Arahbani
 
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...Deki Zulkarnain
 
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Andes Asmuni
 
Prinsip Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Prinsip Penyusunan Strategi Sanitasi KotaPrinsip Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Prinsip Penyusunan Strategi Sanitasi Kotainfosanitasi
 
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di DaerahPemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerahushfia
 
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek VitalTugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek VitalRadenMas Ahmad Spaer
 
Surat pengantar panduan pelatihan kader teknik desa
Surat pengantar panduan pelatihan kader teknik desaSurat pengantar panduan pelatihan kader teknik desa
Surat pengantar panduan pelatihan kader teknik desabaladaka surade
 

Was ist angesagt? (16)

Prosedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiProsedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupati
 
Lampiran keputusan kepala desa bhuana jaya
Lampiran keputusan kepala desa bhuana jayaLampiran keputusan kepala desa bhuana jaya
Lampiran keputusan kepala desa bhuana jaya
 
Paparan fgd 1
Paparan fgd 1Paparan fgd 1
Paparan fgd 1
 
Standar Drafting Keputusan Bupati
Standar Drafting Keputusan BupatiStandar Drafting Keputusan Bupati
Standar Drafting Keputusan Bupati
 
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...
Peraturan Pemerintah Nomor  15 Tahun  2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...Peraturan Pemerintah Nomor  15 Tahun  2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...
 
Posisi rencana induk dan rencana detail kspn
Posisi rencana induk dan rencana detail kspnPosisi rencana induk dan rencana detail kspn
Posisi rencana induk dan rencana detail kspn
 
Perkembangan Politik Di Daerah
Perkembangan Politik Di DaerahPerkembangan Politik Di Daerah
Perkembangan Politik Di Daerah
 
Paparan Kelurahan Usulan Lokasi PLPBK Metropolis Kota Surakarta
Paparan Kelurahan Usulan Lokasi PLPBK Metropolis Kota SurakartaPaparan Kelurahan Usulan Lokasi PLPBK Metropolis Kota Surakarta
Paparan Kelurahan Usulan Lokasi PLPBK Metropolis Kota Surakarta
 
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017
 
01 pengelolaan-tanah kas desa-tanah bengkok
01 pengelolaan-tanah kas desa-tanah bengkok01 pengelolaan-tanah kas desa-tanah bengkok
01 pengelolaan-tanah kas desa-tanah bengkok
 
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
 
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
 
Prinsip Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Prinsip Penyusunan Strategi Sanitasi KotaPrinsip Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Prinsip Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
 
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di DaerahPemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
 
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek VitalTugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
 
Surat pengantar panduan pelatihan kader teknik desa
Surat pengantar panduan pelatihan kader teknik desaSurat pengantar panduan pelatihan kader teknik desa
Surat pengantar panduan pelatihan kader teknik desa
 

Andere mochten auch

03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasiKharistya Amaru
 
Kelembagaan P3A tahun 2014 bappeda
Kelembagaan P3A tahun 2014 bappedaKelembagaan P3A tahun 2014 bappeda
Kelembagaan P3A tahun 2014 bappedaSigit Pramulia
 
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang IrigasiPeraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang IrigasiPenataan Ruang
 
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airPerencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airIren Doke
 
Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)
Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)
Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)Pemdes Wlahar Wetan
 
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang IrigasiPeraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasiinfosanitasi
 
Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014
Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014
Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014sirmessi
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 4
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 4Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 4
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 4infosanitasi
 
Permen pu13 2012 aset irigasiPermen PU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pe...
Permen pu13 2012 aset irigasiPermen PU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pe...Permen pu13 2012 aset irigasiPermen PU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pe...
Permen pu13 2012 aset irigasiPermen PU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pe...Penataan Ruang
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
 
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014wahyu kurniawan
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2infosanitasi
 
Irigasi, bendung dan bangunan air
Irigasi, bendung dan bangunan airIrigasi, bendung dan bangunan air
Irigasi, bendung dan bangunan airabufaiza
 
Kajian Evaluasi Kelembagaan BUMDes
Kajian Evaluasi Kelembagaan BUMDesKajian Evaluasi Kelembagaan BUMDes
Kajian Evaluasi Kelembagaan BUMDesIrwantoro Toro
 
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2Joy Irman
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1infosanitasi
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"E Sanjani
 

Andere mochten auch (20)

03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
 
Kelembagaan GP3A
Kelembagaan GP3AKelembagaan GP3A
Kelembagaan GP3A
 
Kelembagaan P3A tahun 2014 bappeda
Kelembagaan P3A tahun 2014 bappedaKelembagaan P3A tahun 2014 bappeda
Kelembagaan P3A tahun 2014 bappeda
 
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang IrigasiPeraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
 
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airPerencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
 
Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)
Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)
Sk nomor 2 tahun 2016 (bendaharawan desa)
 
Pengelolaan keuangan desa
Pengelolaan keuangan desaPengelolaan keuangan desa
Pengelolaan keuangan desa
 
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang IrigasiPeraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
 
Juknis upja&ldm
Juknis upja&ldmJuknis upja&ldm
Juknis upja&ldm
 
Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014
Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014
Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 4
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 4Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 4
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 4
 
Permen pu13 2012 aset irigasiPermen PU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pe...
Permen pu13 2012 aset irigasiPermen PU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pe...Permen pu13 2012 aset irigasiPermen PU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pe...
Permen pu13 2012 aset irigasiPermen PU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pe...
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
 
Irigasi, bendung dan bangunan air
Irigasi, bendung dan bangunan airIrigasi, bendung dan bangunan air
Irigasi, bendung dan bangunan air
 
Kajian Evaluasi Kelembagaan BUMDes
Kajian Evaluasi Kelembagaan BUMDesKajian Evaluasi Kelembagaan BUMDes
Kajian Evaluasi Kelembagaan BUMDes
 
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
 

Ähnlich wie Kelembagaan+peran masy dlm pr

Permendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerah
Permendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerahPermendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerah
Permendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerahjamestravolta
 
Paparan Narasumber_Kemendagri_Tata Cara dan Prosedur Evaluasi RTRW Provinsi K...
Paparan Narasumber_Kemendagri_Tata Cara dan Prosedur Evaluasi RTRW Provinsi K...Paparan Narasumber_Kemendagri_Tata Cara dan Prosedur Evaluasi RTRW Provinsi K...
Paparan Narasumber_Kemendagri_Tata Cara dan Prosedur Evaluasi RTRW Provinsi K...noorekasari
 
Ir. yerry-yanuar-jawa-barat-menyongsong-sdgs
Ir. yerry-yanuar-jawa-barat-menyongsong-sdgsIr. yerry-yanuar-jawa-barat-menyongsong-sdgs
Ir. yerry-yanuar-jawa-barat-menyongsong-sdgsmuzakir tombolotutu
 
Ir.-Yerry-Yanuar-MM-Jawa-Barat-Menyongsong-SDGs.ppt
Ir.-Yerry-Yanuar-MM-Jawa-Barat-Menyongsong-SDGs.pptIr.-Yerry-Yanuar-MM-Jawa-Barat-Menyongsong-SDGs.ppt
Ir.-Yerry-Yanuar-MM-Jawa-Barat-Menyongsong-SDGs.pptOmOecoep1
 
Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013davidfirdha
 
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Sigit Pramulia
 
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangSinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangOswar Mungkasa
 
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruangsinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruangoswar mungkasa
 
Model Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
Model Perda Pengendalian Kawasan KumuhModel Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
Model Perda Pengendalian Kawasan KumuhBagus ardian
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxYettiAnita
 
Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM
Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEMKonsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM
Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEMFitri Indra Wardhono
 
Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...
Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...
Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...Dadang Solihin
 
G_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptx
G_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptxG_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptx
G_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptxzulfadly11
 
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...Deki Zulkarnain
 
19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub
19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub
19112014 Paparan Pedoman RKA KemenhubDwi Suprayitno
 
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...Deki Zulkarnain
 
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptxRTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptxjisajisajis
 

Ähnlich wie Kelembagaan+peran masy dlm pr (20)

Permendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerah
Permendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerahPermendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerah
Permendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerah
 
Paparan Narasumber_Kemendagri_Tata Cara dan Prosedur Evaluasi RTRW Provinsi K...
Paparan Narasumber_Kemendagri_Tata Cara dan Prosedur Evaluasi RTRW Provinsi K...Paparan Narasumber_Kemendagri_Tata Cara dan Prosedur Evaluasi RTRW Provinsi K...
Paparan Narasumber_Kemendagri_Tata Cara dan Prosedur Evaluasi RTRW Provinsi K...
 
Ir. yerry-yanuar-jawa-barat-menyongsong-sdgs
Ir. yerry-yanuar-jawa-barat-menyongsong-sdgsIr. yerry-yanuar-jawa-barat-menyongsong-sdgs
Ir. yerry-yanuar-jawa-barat-menyongsong-sdgs
 
Ir.-Yerry-Yanuar-MM-Jawa-Barat-Menyongsong-SDGs.ppt
Ir.-Yerry-Yanuar-MM-Jawa-Barat-Menyongsong-SDGs.pptIr.-Yerry-Yanuar-MM-Jawa-Barat-Menyongsong-SDGs.ppt
Ir.-Yerry-Yanuar-MM-Jawa-Barat-Menyongsong-SDGs.ppt
 
Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013
 
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
 
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangSinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
 
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruangsinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
 
Permen 8 2015_sotk
Permen 8 2015_sotkPermen 8 2015_sotk
Permen 8 2015_sotk
 
Model Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
Model Perda Pengendalian Kawasan KumuhModel Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
Model Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptx
 
Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM
Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEMKonsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM
Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM
 
Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...
Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...
Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...
 
G_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptx
G_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptxG_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptx
G_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptx
 
PP8 2008-penyusunan rpjmd
PP8 2008-penyusunan rpjmdPP8 2008-penyusunan rpjmd
PP8 2008-penyusunan rpjmd
 
Mendagri 28 2008
Mendagri 28 2008Mendagri 28 2008
Mendagri 28 2008
 
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...
 
19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub
19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub
19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub
 
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan...
 
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptxRTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
 

Mehr von Sigit Pramulia

Lahan pangan berkelanjutan di mebidangro
Lahan pangan berkelanjutan di mebidangroLahan pangan berkelanjutan di mebidangro
Lahan pangan berkelanjutan di mebidangroSigit Pramulia
 
Success story bupati deli serdang
Success story bupati deli serdangSuccess story bupati deli serdang
Success story bupati deli serdangSigit Pramulia
 
Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis
 Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis
Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisisSigit Pramulia
 
Ekspose Pidato Pd Tim Verifikasi Lppd 7 5 09
Ekspose Pidato Pd Tim Verifikasi Lppd 7 5 09Ekspose Pidato Pd Tim Verifikasi Lppd 7 5 09
Ekspose Pidato Pd Tim Verifikasi Lppd 7 5 09Sigit Pramulia
 
Rencana Kawasan Perkotaan
Rencana Kawasan PerkotaanRencana Kawasan Perkotaan
Rencana Kawasan PerkotaanSigit Pramulia
 
Pengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanPengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanSigit Pramulia
 
Penyempurnaan Akuntansi
Penyempurnaan AkuntansiPenyempurnaan Akuntansi
Penyempurnaan AkuntansiSigit Pramulia
 

Mehr von Sigit Pramulia (9)

Lahan pangan berkelanjutan di mebidangro
Lahan pangan berkelanjutan di mebidangroLahan pangan berkelanjutan di mebidangro
Lahan pangan berkelanjutan di mebidangro
 
Success story bupati deli serdang
Success story bupati deli serdangSuccess story bupati deli serdang
Success story bupati deli serdang
 
Rtr pulau sumatera
Rtr pulau sumateraRtr pulau sumatera
Rtr pulau sumatera
 
Elastisitas Pasar
Elastisitas PasarElastisitas Pasar
Elastisitas Pasar
 
Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis
 Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis
Ekonomika pembangunan dari krisis ke krisis
 
Ekspose Pidato Pd Tim Verifikasi Lppd 7 5 09
Ekspose Pidato Pd Tim Verifikasi Lppd 7 5 09Ekspose Pidato Pd Tim Verifikasi Lppd 7 5 09
Ekspose Pidato Pd Tim Verifikasi Lppd 7 5 09
 
Rencana Kawasan Perkotaan
Rencana Kawasan PerkotaanRencana Kawasan Perkotaan
Rencana Kawasan Perkotaan
 
Pengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanPengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan Perkotaan
 
Penyempurnaan Akuntansi
Penyempurnaan AkuntansiPenyempurnaan Akuntansi
Penyempurnaan Akuntansi
 

Kelembagaan+peran masy dlm pr

  • 1. KELEMBAGAAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG RDTR-PZ Diklat Penyusunan RDTR dan PZ Modul Tahun 2012 Disampaikan oleh: Ir. Renyansih Balai Diklat PU Wil. I Medan, 27Mei – 1 Juni 2013
  • 2.  Kelembagaan Penataan Ruang  Hubungan antara BKPRN dengan BKPRD  Penjelasan BKPRD  Tugas-tugas BKPRD Provinsi dan Kabupaten Kota  Pemberdayaan Kelembagaan BKPRD di Kabupaten/Kota 2
  • 3. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Pasal 9 Penyelenggaraan Penataan Ruang dilaksanakan oleh Seorang Menteri keppres No. 4 tahun 2009: BKPRN Anggota: 15 Menteri Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen diketuai Menko Perekonomian 3
  • 4. Ketua / merangkap anggota : Menteri Koordinator Bid. Perekonomian; Wakil Ketua I / merangkap anggota : Menteri Pekerjaan Umum; Wakil Ketua II / merangkap anggota : Menteri Dalam Negeri; Sekretaris /merangkap anggota : Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional  1. Menteri Pertahanan;  2. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral;  3. Menteri Perindustrian;  4. Menteri Pertanian;  5. Menteri Kehutanan;  6. Menteri Perhubungan;  7. Menteri Kelautan dan Perikanan;  8. Menteri Negara Lingkungan Hidup;  9. Kepala Badan Pertanahan Nasional;  10. Wakil Sekretaris Kabinet. 4
  • 5. Ketua/merangkap anggota : Menteri Pekerjaan Umum; Wakil Ketua I/merangkap anggota : Deputi MenKo Bid. Perekonomian Bid. Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, KemenKo Perekonomian; Wakil Ketua II/merangkap anggota : Deputi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bid. Pengemb. Reg. dan Otonomi Daerah, Bappenas; Wakil Ketua III/merangkap anggota : Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, DDN; Sekretaris /merangkap anggota : Direktur Jenderal Penataan Ruang, Dep. PU; 1. Dirjen. Pemerintahan Umum, DDN; 2. Dirjen Strategi Pertahanan, DepHan; 3. Kepala Badan Geologi, Dep.ESDM; 4. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Dep.Ind 5. Dirjen Pengelolaan Lahan dan Air, DepTan; 6. Dirjen Pengelolaan Hutan dan Konservasi Alam, DepHut; 7. Dirjen Planologi Kehutanan, Departemen Kehutanan; 8. Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan; 9. Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil, DKP; 10.Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional, Dep. Luar Negeri; 11.Deputi Meneg. Lingkungan Hidup Bid. Tata Lingkungan, Kemeneg. LH; 12.Deputi Kepala BPN Bidang Pengaturan dan Penataan, BPN; 13.Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum, Sekretariat Kabinet; 14.Deputi Kepala Bakosurtanal Bid. Pemetaan Dasar, Bakosurtanal; 15.Deputi Kepala LAPAN, Bidang Penginderaan Jauh, LAPAN. 5
  • 6. BKPRN Instansi Pusat Provinsi Provinsi Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota BKPRD Prov. BKPRD Kab/Kota BKPRD Kab/Kota BKPRD Kab/Kota BKPRD Kab/Kota 6
  • 7. Otonomi Daerah & Prinsip Good Governance PENATAAN RUANG DAERAH Tujuan Penataan Ruang • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga keutuhan NKRI • Pemanfaatan ruang yang berkualitas • Penataan ruang berwawasan lingkungan Sinergi antar pelaku Revitalisasi kebijakan, sistem dan kelembagaan Integrasi perencanaan pemanfaatan ruang dan perencanaan pembangunan Sinkronisasi pemanfaatan ruang PENATAAN RUANG DAERAH YANG EFEKTIF Sinkronisasi pengendalian pemanfaatan ruang 7
  • 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 th 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRD Provinsi a. Sekretariat BKPRD Provinsi; dan b. Kelompok Kerja. Menyelesaikan permasalahan penataan ruang yang menjadi kewajiban di lintas kabupaten/kota Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 th 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRD Kabupate n/Kota BKPRD Kabupaten/Kota dibantu: a. Sekretariat BKPRD Kabupaten/Kota; dan b. Kelompok Kerja. Menyelesaikan permasalahan penataan ruang yang menjadi kewajiban di wilayah kabupaten/kota BKPRD Provinsi dibantu 8
  • 9. BKPRD Provinsi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), dapat: a. menggunakan tenaga ahli yang diperlukan; b. membentuk Tim Teknis untuk menangan penyelesaian masalah- masalah yang bersifat khusus; dan c. meminta bahan yang diperlukan dari SKPD Provinsi. BKPRD Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), dapat : a. menggunakan tenaga ahli yang diperlukan; b. membentuk Tim Teknis untuk menangani penyelesaian masalah- masalah yang bersifat khusus; dan c. meminta bahan yang diperlukan dari SKPD Kabupaten/Kota. 9
  • 10. BKPRD Provinsi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dibantu: a. Sekretariat BKPRD Provinsi; dan b. Kelompok Kerja. BKPRD Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, dibantu: a. Sekretariat BKPRD Kabupaten/Kota; dan b. Kelompok Kerja. 10
  • 11. 1. Mendorong pembentukan dan pelaksanaan program BKPRD Provinsi dan Kab./Kota 2. Penataan kelembagaan BKPRD 3. Sinkronisasi produk penataan ruang melalui evaluasi raperda Provinsi dan Kab./Kota 4. Rapat koordinasi BKPRD Provinsi dan Kab./Kota se-indonesia 5. Fasilitasi dan koordinasi permasalahan penataan ruang provinsi dan lintas kab./Kota 6. Penyusunan rencana Kawasan Strategis Provinsi 7. Mendorong penyusunan pergub sebagai petunjuk pelaksanaan perda : 1. Pergub tentang pedoman perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang Provinsi 2. Pergub tentang pengelolaan kawasan lindung 3. Pergub tentang pengelolaan kawasan rawan bencana 4. Mendorong penyusunan pergub-pergub lain melalui inisiatif instansi yang relevan, misalnya pergub tentang telekomunikasi dapat dimotori oleh dinas perhubungan dan lain-lain. 11
  • 12. TUGAS POKJA SEKRETARIAT BKPRD 1. menyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD Provinsi; 2. memfasilitasi terselenggaranya jadwal kerja kegiatan BKPRD Provinsi; 3. menyiapkan dan mengembangkan informasi Tata Ruang Provinsi; 4. menerima pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan terjadinya pelanggaran dalam penyelenggaraan penataan ruang. TUGAS POKJA PERENCANAAN BKPRD  memberikan masukan kepada BKPRD Provinsi dalam rangka perumusan kebijakan penataan ruang Provinsi;  mengkoordinasikan penyusunan Rencana Tata Ruang yang menjadi wewenang dan tanggungjawab Provinsi;  mengkoordinasikan dan melakukan fasilitasi serta supervisi penyusunan Rencana Tata Ruang yang menjadi wewenang dan tanggungjawab Pemerintah Kabupaten/Kota;  mengkoordinasikan penyusunan RTRW Provinsi dalam rangka sinkronisasi RTRW Provinsi yang berbatasan;  menginvetarisasi dan mengkaji masalah-masalah yang timbul dalam perencanaan serta memberikan alternatif pemecahannya; TUGAS POKJA PENGENDALIAN BKPRD  memberikan masukan kepada BKPRD Provinsi dalam rangka perumusan kebijakan pemanfaatan dan pengendalian ruang Provinsi;  mengkoordinasikan pengawasan (pemantauan, evaluasi, dan pelaporan) terhadap Rencana Tata Ruang;  mengkoordinasikan penertiban dan perizinan pemanfaatan ruang Provinsi;  menginvetarisasi dan mengkaji masalah-masalah yang timbul dalam pemanfaatan dan pengendalian ruang; 12
  • 13. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRD adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Provinsi dan di Kabupaten/Kota dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam koordinasi penataan ruang di daerah. a. Penanggung jawab : Gubernur dan Wakil Gubernur; b. Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi; c. Sekretaris : Kepala Bappeda Provinsi; d. Anggota : SKPD terkait penataan ruang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah. BKPRD Provinsi - pertemuan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif kebijakan penataan ruang. 13
  • 14. Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi a. Perencanaan tata ruang 1.mengoordinasikan dan merumuskan penyusunan rencana tata ruang provinsi; 2.memaduserasikan rencana pembangunan jangka panjang dan menengah dengan rencana tata ruang provinsi serta mempertimbangkan pengarus-utamaan pembangunan berkelanjutan melalui instrumen KajianLingkungan Hidup Strategis (KLHS); 3.mengintegrasikan, memaduserasikan, dan mengharmonisasikan rencana tata ruang provinsi dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, rencana tata ruang kawasan strategis nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi yang berbatasan, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dalam provinsi yang bersangkutan; 4.mengoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang provinsi kepada BKPRN dalam rangka memperoleh persetujuan substansi teknis; 14
  • 15. Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi a. Perencanaan tata ruang ….lanjutan 5. mengoordinasikan pelaksanaan evaluasi rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang provinsi kepada Menteri Dalam Negeri; 6. mengoordinasikan proses penetapan rencana tata ruang provinsi; 7. mensinergikan penyusunan rencana tata ruang kabupaten/kota dengan provinsi dan antar kabupaten/kota yang berbatasan; 8. melakukan fasilitasi dan supervisi penyusunan rencana tata ruang yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota dalam provinsi yang bersangkutan; 9. melakukan fasilitasi pelaksanaan konsultasi substansi teknis rencana tata ruang kabupaten/kota; 10.memberikan masukan kepada Gubernur untuk dijadikan bahan rekomendasi atas rancangan peraturan daerah tentang rencana 15
  • 16. Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi a. Perencanaan tata ruang ….lanjutan 11.memberikan rekomendasi kepada Gubernur dalam proses penetapan rancangan peraturan daerah menjadi peraturan daerah tentang rencana tata ruang kabupaten/kota; 12.melakukan fasilitasi pelaksanaan konsultasi substansi teknis rencana tata ruang kabupaten/kota ke BKPRN; 13.melakukan fasilitasi pelaksanaan evaluasi rencana tata ruang kabupaten/kota; 14.melakukan fasilitasi proses penetapan rencana tata ruang kabupaten/kota; dan 15.mengoptimalkan peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang. 16
  • 17. Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi b. Pemanfaatan Ruang 1.mengoordinasikan penanganan dan penyelesaian permasalahan dalam pemanfaatan ruang baik di provinsi maupun di kabupaten/kota, dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya; 2.memberikan rekomendasi guna memecahkan permasalahan pemanfaatan ruang provinsi dan permasalahan pemanfaatan ruang yang tidak dapat diselesaikan kabupaten/kota; 3.memberikan informasi dan akses kepada pengguna ruang terkait rencana tata ruang provinsi; 4.menjaga akuntabilitas publik sebagai bentuk layanan pada jajaran pemerintah, swasta, dan masyarakat; 5.melakukan fasilitasi pelaksanaan kerjasama penataan ruang antar provinsi; dan 6.mengoptimalkan peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang. 17
  • 18. Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi c. Pengendalian Pemanfaatan Ruang 1.mengoordinasikan penetapan arahan peraturan zonasi sistem provinsi; 2.memberikan rekomendasi perizinan pemanfaatan ruang provinsi dan kabupaten/kota; 3.melakukan fasilitasi dalam pelaksanaan penetapan insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang provinsi dan/atau lintas provinsi serta lintas kabupaten/kota; 4.melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan penataan ruang; 5.melakukan fasilitasi pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjaga konsistensi pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang; 6.mengoptimalkan peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang; dan 18
  • 19. Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi merumuskan berbagai kebijakan penyelenggaraan penataan ruang propinsi mengkoordinasikan penyusunan RTRWP mengkoordinasikan penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan mengintegrasikan dan memaduserasikan RTRWP dengan RTRW kab/kota, RTRWN, RTRW Kawasan Tertentu dan RTRWP yang berbatasan memaduserasikan RPJM dan tahunan yang dilakukan pemerintah provinsi, masyarakat dan dunia usaha dengan Rencana Tata Ruang 1 2 3 4 5 melaksanakan kegiatan pengawasan yang meliputi pelaporan, evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan pemanfaatan ruang 6 memberikan rekomendasi penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang 7 memberikan rekomendasi perizinan tata ruang provinsi 8 mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang 9 Cek bandingkan dg Permendagri 50/2009 19
  • 20. mengembangkan informasi penataan ruang propinsi untuk kepentingan pengguna ruang di jajaran pemerintah, masyarakat dan swasta 10 mensosialisasikan dan menyebarluaskan informasi penataan ruang propinsi. 11 mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian masalah atau konflik yang timbul dalam penyelenggaraan penataan ruang baik di propinsi maupun di Kabupaten/Kota, dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya 12 memberikan rekomendasi guna memecahkan masalah atau konflik pemanfaatan ruang propinsi dan masalah atau konflik pemanfaatan ruang yang tidak dapat diselesaikan Kabupaten/Kota 13 melaksanakan fasilitasi, supervisi dan koordinasi dengan Dinas/Instansi Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat dan dunia usaha berkaitan dengan penyelenggaraan penataan ruang 14 menterpadukan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang dengan Kabupaten/Kota dan Provinsi sekitarnya. 15 melakukan evaluasi tahunan atas kinerja penataan ruang provinsi 16 menjabarkan petunjuk Gubernur berkenaan dengan pelaksanaan fungsi dan kewajiban Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang Provinsi 17 Cek bandingkan dg Permendagri 50/2009 20
  • 21. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRD adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Provinsi dan di Kabupaten/Kota dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam koordinasi penataan ruang di daerah. BKPRD Kab/Kota - pertemuan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif kebijakan penataan ruang. a. Penanggung jawab : Bupati dan Wakil Bupati; atau Walikota dan Wakil Walikota; a. Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota; b. Sekretaris : Kepala Bappeda Kabupaten/Kota; c. Anggota : SKPD terkait penataan ruang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah. 21
  • 22. susunan keanggotaan BKPRD kab/kota : penanggung jawab : bupati/walikota ketua : wakil bupati/walikota ketua harian : sekretaris daerah sekretaris : kepala bappeda wakil sekretaris : kepala dinas yang mengurusi tata ruang anggota : disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan potensi daerah bupati/walikota membentuk dan menugaskan BKPRD untuk melaksanakan tugas koordinasi penataan ruang daerah kab/kota Cek bandingkan dg Permendagri 50/2009 22
  • 23. Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Kab/Kota a. Perencanaan tata ruang 1. mengoordinasikan dan merumuskan penyusunan rencana tata ruang kabupaten/kota; 2. memaduserasikan rencana pembangunan jangka panjang dan menengah dengan rencana tata ruang kabupaten/kota serta mempertimbangkan pengarus-utamaan pembangunan berkelanjutan melalui instrumen KajianLingkungan Hidup Strategis (KLHS); 3. mengintegrasikan, memaduserasikan, dan mengharmonisasikan rencana tata ruang kabupaten/kota dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, rencana tata ruang kawasan strategis nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, rencana tata ruang kawasan strategis provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan; 23
  • 24. Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Kab/Kota a. Perencanaan tata ruang ….lanjutan 4. mensinergikan penyusunan rencana tata ruang kabupaten/kota dengan provinsi dan antar kabupaten/kota yang berbatasan; 5. mengoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang kabupaten/kota kepada BKPRD Provinsi dan BKPRN; 6. mengoordinasikan pelaksanaan evaluasi rencana tata ruang kabupaten/kota ke provinsi; 7. mengoordinasikan proses penetapan rencana tata ruang kabupaten/kota; dan 8. mengoptimalkan peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang. 24
  • 25. Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Kab/Kota b. Pemanfaatan Ruang 1. mengoordinasikan penanganan dan penyelesaian permasalahan dalam pemanfaatan ruang baik di kabupaten/kota, dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya; 2. memberikan rekomendasi guna memecahkan permasalahan dalam pemanfaatan ruang kabupaten/kota; 3. memberikan informasi dan akses kepada pengguna ruang terkait rencana tata ruang kabupaten/kota; 4. menjaga akuntabilitas publik sebagai bentuk layanan pada jajaran pemerintah, swasta, dan masyarakat; 5. melakukan fasilitasi pelaksanaan kerjasama penataan ruang antar kabupaten/kota; dan 6. mengoptimalkan peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang. 25
  • 26. Tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah [BKPRD] Provinsi c. Pengendalian Pemanfaatan Ruang 1.mengoordinasikan penetapan peraturan zonasi sistem kabupaten/kota; 2.memberikan rekomendasi perizinan pemanfaatan ruang kabupaten/kota; 3.melakukan identifikasi dalam pelaksanaan insentif dan disinsentif dalampelaksanaan pemanfaatan ruang kabupaten/kota dengan provinsi dan dengan kabupaten/kota terkait; 4.melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan penataan ruang; 5.melakukan fasilitasi pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjaga konsistensi pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang; dan 6.mengoptimalkan peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang. 26
  • 27. 5 6 1 2 3 4 tugas badan koordinasi penataan ruang daerah [BKPRD] kab/kota merumuskan berbagai kebijakan penyelenggaraan penataan ruang kab/kota dengan memperhatikan kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi mengkoordinasikan penyusunan RTRW kab/kota mengkoordinasikan penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang dan Rencana Tata Ruang Kawasan sebagai jabaran lebih lanjut RTRW kab/kota mengintegrasikan dan memaduserasikan penyusunan RTRW kab/kota dengan dengan RTRWP, RTRW Kawasan yang telah ditetapkan propinsi dan RTRW Kab/kota yang berbatasan memaduserasikan RPJM dan tahunan yang dilakukan pemerintah kab/kota, masyarakat dan dunia usaha dengan Rencana Tata Ruang Mengoptimalkan penyelenggaraan penertiban, pengawasan (pemantauan, evaluasi dan pelaporan) dan perijinan pemanfaatan ruang 7 8memberikan rekomendasi penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang melaksanakan kegiatan pengawasan yang meliputi pelaporan, evaluasi, dan pemantauan penyelenggaraan pemanfaatan ruang Cek dg Permendagri 50/2009 27
  • 28. 13 11 12 9 10 memberikan rekomendasi perijinan tata ruang kab/kota mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang mengembangkan data dan informasi penataan ruang kab/kota untuk kepentingan pengguna ruang dijajaran pemerintah, masyarakat dan swasta mensosialisasikan dan menyebarluaskan informasi penataan ruang kab/kota mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam penyelenggaraan penataan ruang kab/kota dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya 14 15 16 melaksanakan fasilitasi, supervisi kepada Dinas/Instansi, masyarakat dan dunia usaha berkaitan dengan penataan ruang menterpadukan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang kab/kota dengan kab/kota yang berbatasan melakukan evaluasi tahunan atas kinerja penataan ruang kab/kota 17 18 menjabarkan petunjuk bupati/walikota berkenaan dengan pelaksanaan fungsi dan kewajiban Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang Kab/Kota menyampaikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD kab/kota secara berkala kepada bupati/walikota Cek dg Permendagri 50/200928
  • 29. 5 6 1 2 3 4 Salah satu upaya pemberdayaan BKPRD Kabupaten/Kota adalah dengan meningkatkan kemampuan BKPRD kab/kota dalam melaksanakan tugasnya: Mampu merumuskan berbagai kebijakan penyelenggaraan penataan ruang kab/kota dengan memperhatikan kebijakan penataan ruang provinsi dan nasional Mampu mengkoordinasikan penyusunan RTRW kab/kota Mampu mengkoordinasikan penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang dan Rencana Tata Ruang Kawasan sebagai jabaran lebih lanjut RTRW kab/kota Mampu mengintegrasikan dan memaduserasi kan penyusunan RTRW kab/kota dengan RTRWP, RTRW Kawasan yg telah ditetapkan propinsi & RTRW Kab/kota yang berbatasan Mampu memaduserasikan RPJM & Rencana Tahunan yang dilakukan pemerintah kab/kota, masyarakat dan dunia usaha dengan RT RW Mampu mengoptimalkan penyelenggaraan pengawasan (pemantauan, evaluasi dan pelaporan), penertiban, dan perijinan pemanfaatan ruang 7 8Mampu memberikan rekomendasi penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang Mampu melaksanakan kegiatan pengawasan yang meliputi pelaporan, evaluasi, dan pemantauan penyelenggaraan pemanfaatan ruang Cek bandingkan dg Permendagri 29
  • 30. 13 11 12 9 10 Mampu memberikan rekomendasi perijinan tata ruang kab/kota Mampu mengoptimalkan peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang Mampu mengembangkan data dan informasi penataan ruang kab/kota untuk kepentingan pengguna ruang dijajaran pemerintah, masyarakat dan swasta Mampu mensosialisasikan dan menyebar- luaskan informasi penataan ruang kab/kota Mampu mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam penyelenggaraan penataan ruang kab/kota dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya 14 15 16 Mampu melaksanakan fasilitasi, supervisi kepada Dinas/Instansi, masyarakat & dunia usaha berkaitan dengan penataan ruang Mampu menterpadukan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, & pengendalian pemanfaatan ruang kab/kota dengan kab/kota yang berbatasan Mampu melakukan evaluasi tahunan atas kinerja penataan ruang kab/kota 17 18 Mampu menjabarkan petunjuk walikota/ bu- pati berkenaan dengan pelaksanaan fungsi dan kewajiban Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang Kab/Kota Mampu menyampaikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD kab/kota secara berkala kepada bupati/walikota Cek bandingkan dg Permendagri 50/2009 30
  • 31. 31 Peraturan perundang-undangan yang melandasi peran masyarakat dalam penataan ruang:  UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah  UU 26/2007 tentang Penataan Ruang.  PP 68/2010 tentang Bentuk Dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang jo. PP 69/1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewaijban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. (Cek konsiderans PP 68/2010 MEMUTUSKAN: Peran Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang)  Keputusan Mendagri 9/1998 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang di Daerah.
  • 32. 32 Pengertian Peran serta masyarakat (berdasarkan PP 69/1996 dan Permendagri 9/1998) didefinisikan sebagai “berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat, untuk berminat dan bergerak dalam penyelenggaraan penataan ruang” Peran masyarakat (PP 68/2010) adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tgl 16 Maret 2007 tentang PEDOMAN UMUM RTBL : Peran masyarakat adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela di dalam proses perumusan kebijakan dan pelaksanaan keputusan dan/atau kebijakan yang berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat pada setiap tahap kegiatan pembangunan
  • 33. 33 Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang PEDOMAN UMUM RTBL Tgl 16 Maret 2007
  • 34. a. Mengetahui rencana tata ruang; b. Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat PR; c. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rtr; d. Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang thdp pembangunan yang tidak sesuai dengan rtr di wilayahnya; e. Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rtr kepada pejabat berwenang, dan f. Mengajukan gugatan ganti kerugian kpd pem dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rtr menimbulkan kerugian 34 HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT UU No. 26/2007 Ps 60 Dalam Penataan Ruang, setiap orang berhak untuk:
  • 35. a. Menaati RTR yang telah ditetapkan; b. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; c. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan d. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum. 35 Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib: Ps 61
  • 36. Pasal 65  Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat  Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan antara lain melalui: a. partisipasi dalam penyusunan RTR b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang 36 Pasal 55 Untuk menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan PR dilakukan pengawasan terhadap kinerja tur, bin, dan lak PR Pengawasan dilakukan dengan melibatkan peran masyarakat (dengan menyampaikan laporan/pengaduan)
  • 37. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 139 (1) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan rancangan Perda. 37
  • 38. 1. Pemanfaatan ruang perkotaan oleh pemerintah  Program penyediaan ruang terbuka hijau  Program penataan bangunan, misal revitalisasi, konservasi  Program penyediaan dan perbaikan perumahan dan permukiman, misalnya kasiba, lisiba, rumah susun, rumah sederhana, KIP, relokasi permukiman  Program penyediaan dan pengelolaan air bersih  Program penyehatan lingkungan permukiman, misal jamban, IPAL, TPA, TPS, drainase  Program pembangunan dan pemeliharaan jalan. 38 Pemanfaatan ruang kawasan perkotaan dilakukan oleh berbagai pelaku pembangunan: pemerintah, swasta, atau masyarakat, melalui beragam kegiatan pemanfaatan ruang. Sebagai contoh:
  • 39. 39 2. Pemanfaatan ruang perkotaan oleh swasta  Pembangunan (kompleks) perumahan  Pembangunan sarana komersial, misalnya toko, ruko, mal, hotel, resor, lapangan golf  Pembangunan (kompleks) industri. 3. Pemanfaatan ruang perkotaan oleh masyarakat  Pembangunan rumah  Pembangunan sarana komersial, misalnya warung, toko, ruko.
  • 40. 1. Menjamin hak masyarakat dan swasta dalam pemanfaatan ruang perkotaan yang dilakukan oleh pihak lain, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. 2. Memberikan kesempatan dan akses kepada masyarakat dan swasta dalam perumusan dan penetapan keputusan/kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan ruang perkotaan yang memberikan dampak dan/atau manfaat. 3. Mencegah terjadinya penyimpangan pemanfaatan ruang dari rencana tata ruang yang telah ditetapkan melalui pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang oleh masyarakat dan swasta. 40 Tujuan Pelibatan Masyarakat Dan Swasta Dalam Pemanfaatan Ruang Perkotaan
  • 41. 1. Menempatkan masyarakat sebagai pelaku yang sangat menentukan dalam proses pemanfaatan ruang; 2. Memposisikan pemerintah sebagai fasilitator dalam proses pemanfaatan ruang; 3. Menghormati hak yang dimiliki masyarakat serta menghargai kearifan lokal dan keberagaman sosial budayanya; 4. Menjunjung tinggi keterbukaan dengan semangat tetap menegakkan etika; 5. Memperhatikan perkembangan teknologi dan bersikap profesional. 41 Prinsip-Prinsip Dasar Pelibatan Masyarakat
  • 42. a. Mengawasi dan mengontrol kebijakan pemerintah agar sejalan dengan aspirasi masyarakat, swasta. b. Menyiapkan konsepsi pelibatan masyarakat dan swasta untuk disampaikan kepada pemerintah agar ditindaklanjuti. c. Melembagakan mekanisme pengawasan publik yang lebih transparan dan akuntabel. d. Memberikan masukan, saran agar kebijakan yang ada dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat. e. Melakukan sosialisasi kebijakan pemanfaatan ruang perkotaan yang transparan dan akuntabel. f. Melakukan sosialiasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dan swasta akan manfaat kebijakan penataan ruang dan pemanfaatan ruang perkotaan yang partisipatif. 42 Berbagai peran yang dapat dimiliki, meskipun tidak terbatas pada peran itu saja:
  • 43. Ps 9 antara lain disebutkan, peran serta masyarakat dalam proses perencanaan RUTR kabupaten/kota; pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan wilayah yang akan dicapai dan pemberian informasi, saran, pertimbangan, atau pendapat dalam penyusunan strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Ps 47, Peran serta masyarakat dalam perencanaan dapat dilaksanakan dalam bentuk kerjasama dalam penelitian dan pengembangan dengan dan/atau bantuan tenaga ahli kepada Bappeda kabupaten/kota 43 Permendagri No.9/1998
  • 44. Perencanaan Tata Ruang Pemanfaatan Ruang Pengendalian Pemanfaatan Ruang a. masukan mengenai: 1. persiapan penyusunan rencana tata ruang; 2. penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan; 3. pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau kawasan; 4. perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau 5. penetapan rencana tata ruang. b. kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang. a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang; b. kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang; c. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan; d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. a. masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi; b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang yang telah ditetapkan; c. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan d. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang. 44 Bentuk peran serta masyarakat dalam penataan ruang PP 68/2010
  • 45. TUR  NO peran masyarakat BINWAS  Pemerintah dan pemerintah daerah standar pelayanan minimal 45 Tugas dan Tanggung Jawab PP 68/2010
  • 46.  Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) antara lain: a. sosialisasi peraturan perundang-undangan dan pedoman bidang penataan ruang; b. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan penataan ruang; c. pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang; d. penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat; dan e. pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat. 46 BIN – PP 68/2010
  • 47. Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) dilakukan terhadap 1. kinerja pelaksanaan standar pelayanan minimal dan 2. pelibatan peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 47 WAS – PP 68/2010 membangun sistem informasi dan komunikasi penyelenggaraan penataan ruangCek: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
  • 48. Perencanaan Tata Ruang Pemanfaatan Ruang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pemberian masukan untuk menentukan arah pengembangan wilayah Pemanfaatan ruang daratan dan ruang udara Pengawasan terhadappemanfaatan ruang Identifikasi potensi dan masalah pembangunan termasuk bantuan untuk memperjelas hak atas ruang Bahan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan bentuk dan pola pemanfaatan perdesaan dan perkotaan Bantuan pemikiran atau pertimbangan untuk penertiban kegiatan pemanfaatan ruang dan peningkatan kualitas penataan ruang Pemberian masukan dalam merumuskan perencanaan tata ruang Penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan tata ruang yang telah ditetapkan 48 Bentuk peran serta masyarakat dalam penataan ruang PP 69/96
  • 49. Pemberian masukan dalam merumuskan perencanaan tata ruang Penyelenggaraan kegiatan pembangunanberdasarkan kegiatan tata ruang yang telah ditetapkan Pemberian informasi, saran, pertimbangan atau pendapat dalam penyusunan strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang Pengaturan pemanfaatan tanah, air, udara dan sumber daya alam untuk tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas Pengajuan keberatan terhadap rancangan rencana tata ruang Perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai Rencana Tata Ruang Kerja sama penelitian dan pengembangan Bantuan Tenaga ahli Kegiatan menjaga, memeliharadan meningkatkan kelestarian lingkungan 49 Bentuk peran serta masyarakat dalam penataan ruang....... lanjutan Sumber: Warta Kebijakan CIFOR, No. 6 Agustus 2002
  • 50. Peran Masyarakat 50 Pasal 17 (1) Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf h merupakan upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang. (2) Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui: a. penyuluhan bidang penataan ruang; b. pemberian ceramah, diskusi umum, dan debat publik; c. pembentukan kelompok masyarakat peduli tata ruang; dan d. penyediaan unit pengaduan. PP no. 15 tahun 2010 – Penyelenggaraan Penataan Ruang
  • 51. Kearifan Lokal 51  Kearifan lokal merupakan entitas yang sangat menentukan harkat dan martabat manusia dalam komunitasnya (Geertz, 2007). Bentuk kearifan lokal dapat dikategorikan ke dalam dua aspek, yaitu yang berwujud nyata (tangible) dan yang tak berwujud (intangible). Sedangkan jenis kearifan lokal meliputi kelembagaan, nilai-nilai adat, serta tata cara dan prosedur, termasuk dalam pemanfaatan ruang (tanah ulayat). Dalam kaitannya dengan penataan ruang, kearifan lokal dapat menjadi landasan dalam penyelenggaraan penataan ruang karena beberapa nilai yang terkandung dalam kearifan lokal terbukti masih relevan diaplikasikan hingga sekarang, baik dalam aspek pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, serta aspek pengawasan dalam penyelenggaran penataan ruang. HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI PENATAAN RUANG Makalah pada Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future : Harmonisasi Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota” Oleh: Ir. Imam S. Ernawi, MCM., MSc. Direktur Jenderal Penataan Ruang - Kementerian Pekerjaan Umum
  • 52. 52  Dalam upaya mengharmonisasikan, menjaga, dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dalam konteks penataan ruang, pemerintah perlu melakukan beberapa upaya pada berbagai aspek pada tingkatan penyelenggaraan penataan ruang. Selain itu, karena keterkaitan yang erat antara potensi budaya dan penyelenggaraan penataan ruang, diperlukan upaya untuk mengakomodasi nilai budaya lokal/adat istiadat ke dalam hukum positif, yaitu ke dalam regulasi penataan ruang, yaitu melalui proses adopsi, adaptasi, dan asimilasi.  Kata Kunci: kearifan lokal, regulasi, penataan ruang, dan pusaka (heritage) Kearifan Lokallanjutan….. HARMONISASI KEARIFAN LOKAL DALAM REGULASI PENATAAN RUANG Makalah pada Seminar Nasional “Urban Culture, Urban Future : Harmonisasi Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota” Oleh: Ir. Imam S. Ernawi, MCM., MSc. Direktur Jenderal Penataan Ruang - Kementerian Pekerjaan Umum
  • 53. 1. Mengembalikan fungsi dan sifat demokratis yang sebenarnya; 2. Sistem kerja yang accountable; 3. Mekanisme kerja yang transparan; 4. Kemampuan bekerjasama dengan berbagai kalangan masyarakat; 5. Kepedulian besar terhadap penduduk miskin dikota dengan cara mengentaskan mereka dari kemiskinan dan memberdayakan mereka disektor ekonomi, dan; 6. Kepedulian yang besar terhadap lingkungan hidup dalam rangka komitmen yang besar terhadap sustainable development. Mitlin dan Satterthwaite (1996) Sumber: Problem Partisipasi Masyarakat Dalam Penataan Ruang Di Era Otonomi Daerah -RM Kurniawan Desiarto 53 Visi good governance dituntut mampu mewujudkan enam aspek kehidupan kota
  • 54.
  • 55. Rencana Akses Jalan Masuk ke Permukiman Lokasi Permukiman Nelayan Lokasi Permukiman Nelayan Lokasi Permukiman Nelayan
  • 56. Normalisasi sungai Mensapa oleh Pemda Kab. Nunukan Peningkatan jalan existing sepanjang 700 meter oleh Pemda Kab. Nunukan. Jalan ini tersambung dengan jalan yang dibangun oleh Kedeputian kawasan Tapak pembangunan 75 unit rumah Jalan akses sepanjang 1.285 Meter dibangun oleh Kedeputian Pengembangan kawasan RENCANA RINCI PENATAAN KAWASAN MENSAPA (100 HA)
  • 58. 1. Penggagas Awal 2. Penetapan Lokasi Kawasan dgn SK Bupati 3. Pembebasan Lahan (28 HA) 4. Pembangunan Rumah Nelayan 25 Unit 5. Penyediaan Tempat Penampungan Air Hujan 75 Unit 6. Peningkatan Jalan Existing 700 Meter 7. Normalisasi Sungai 8. Penyusunan DED Kanal (pelaks. Fisik 2007) 9. Penetapan Kelembagaan Pengelola dengan SK Bupati 10. Penetapan calon penghuni 75 KK 11. Penetapan Rencana Rinci Penataan Kawasan (100 HA) dengan SK Bupati PERAN MASING-MASING PIHAK dalam PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN KAWASAN NELAYAN KABUPATEN NUNUKAN PEMKAB. NUNUKAN (PELAKU UTAMA) DUKUNGAN KEDEPUTIAN BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN (MENPERA) 1. Fasilitasi rapat koordinasi dengan sektor terkait di Pusat (MENPERA, DKP, DEP. PU) 2. Penyusunan Rencana Rinci Penataan Kawasan seluas 100 HA 3. Bantuan Teknis dari Aspek Pengelolaan kawasan 4. Penyusunan DED Prasarana Lokal/Sekunder Kawasan berupa jalan Akses 2.000 Meter 5. Pembangunan Jalan Akses sepanjang 1.285 Meter dengan ROW 20 Meter.
  • 59. 1. Pembangunan 50 Unit Rumah panggung Untuk Nelayan PERAN MASING-MASING PIHAK dalam PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN KAWASAN NELAYAN KABUPATEN NUNUKAN DUKUNGAN KEDEPUTIAN BIDANG PERUMAHAN FORMAL (MENPERA) PERAN DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN (DKP) 1. Pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) berupa pematangan lahan untuk tapak fasilitas pelabuhan dan pengadaan tiang pancang untuk dermaga 2. Paket pemberdayaan dengan pembangunan bagan untuk kelompok nelayan (pelaks. 2007) DUKUNGAN DIT. JENDERAL CIPTA KARYA – DEP. PU (Satker Propinsi Kaltim ) 1. Pembangunan Jalan Lingkungan berupa jalan konstruksi kayu (Jeramba/gertak)
  • 60. Pengguliran & Penataan Keserasian Lingkungan /Bangunan TATA ORGANISASI PENGELOLAAN KAWASAN NELAYAN Lembaga Pengembangan Permukiman Nelayan (LP2N) B K M Pengelola Lingkungan SAR Kelompok Nelayan Kelompok Home Industry Koperasi /Lembaga Ekonomi Keamanan Lingkungan MASYARAKAT WARGA PESISIR / PEMUKIMAN NELAYAN Penanganan Fasum Pogram Kerja: Manajemen Organisasi Kualitas penangkapan ikan Pengelolaan hasil perikanan Pemasaran Pogram Kerja: Manajemen Usaha Kualitas Produksi Pemasaran Kebersihan & Kesehatan Lingkungan Pemukiman Balai Pertemuan/ Rumah Ibadah dan Gedung Pendidikan Air Bersih Sanitasi PengelolaanLimbah Program Kerja • Manajemen Balakar • Pencegahan Kebagaran • Penanganan Kebakaran • Penanganan Bencana Memperkuat modal kerja Membantu pengembangan investasi skala kecil, individu / kelompok Memperbesar ukuran motor dan kapal Mengembangkan usaha budidaya perikanan Mengembangkan usaha perdagangan dan pengolahan ikan Membangun kelompok dan lembaga ekonomi masyarakat pesisir Mengembangkan jaringan pasar Pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM Kelurahan RW RT I LURAH Pengembangan Perumahan Keamanan Pemkab Nunukan Konsultan Pendamping Unit Pengelola Keuangan (UPK)
  • 61. 1. Calon pemilik diusulkan oleh BKM Mansapa sebagai pengelola kawasan 2. Bupati Menetapkan calon pemilik 3. Dicicil dapat dengan pengembalian harian 4. Hasil pencicilan akan dipakai untuk membangun rumah baru dan pengelolaan lingkungan oleh BKM KEPEMILIKAN RUMAH
  • 62. RENCANA PEMBANGUNAN PERUMAHAN KAWASAN PERBATASAN DI ENTIKONG – KALIMANTAN BARAT
  • 63. Foto Pembuatan Pembangunan Jalan Akses Kawasan Entikong sepanjang 600 meter
  • 64. Foto PEMATANGAN LAHAN seluas 3 HA terdiri dari 3 layer Layer 2 Layer 3 Layer 1
  • 65.
  • 66. 1. Penggagas Awal 2. Penetapan Lokasi Kawasan dgn SK Bupati 3. Pembebasan Lahan Tahap I (12 HA) 4. Pembangunan Rumah Tipe 36 termasuk jalan lingkungan 5. Penyediaan Air Bersih 6. Pemberian subsidi sebesar Rp 2 juta untuk setiap keluarga pembeli 7. Penetapan kelembagaan pengelola kawasan 8. Penetapan Rencana Rinci Penataan Kawasan (60 HA) dengan SK BUpati PERAN MASING-MASING PIHAK dalam PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN ENTIKONG KAB. SANGGAU - KALBAR PEMKAB. SANGGAU (PELAKU UTAMA) DUKUNGAN KEDEPUTIAN BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN (MENPERA) 1. Fasilitasi rapat koordinasi dengan sektor terkait di Pusat (MENPERA, DPU) 2. Penyusunan Rencana Rinci Penataan Kawasan seluas 60 HA 3. Bantuan Teknis dari Aspek Pengelolaan kawasan 4. Penyusunan DED Prasarana Lokal/Sekunder Kawasan berupa jalan Akses 2.700 Meter 5. Pembangunan Jalan Akses sepanjang 600 Meter dengan ROW 20 Meter. 6. Pematangan Lahan seluas 3 HA DUKUNGAN KEDEPUTIAN PEMBIAYAAN (MENPERA) Fasilitasi pembiayaan BRI bersedia memberi kredit (proses akad kredit kurang dari 1 bulan
  • 67. KEPALA LPKP FUNGSI TEKNIS FUNGSI PENGHUNIAN FUNGSI ADMINISTRASI KEUANGAN SEKRETARIS BIDANG PELAKSANA ADMINISTRASI KEUANGAN •SEKSI ADMINISTRASI •SEKSI KEUANGAN BIDANG PELAKSANA TEKNIS •SEKSI PSU •SEKSI BANGUNAN & EKSTERIOR BIDANG PELAKSANA PENGHUNIAN •SEKSI PENGHUNIAN •SEKSI PELAYANAN TIM PEMBINA DI KABUPATEN : INSTANSI / DINAS-DINAS TERKAIT DI KAB.SANGGAU LEMBAGA PELAKSANA DI LAPANGAN : KECAMATAN ENTIKONG & PENGHUNI KAWASAN PERUMAHAN KETUA LKM (LEMBAGA KESWADAYAAN MASYARAKAT) BUPATI
  • 68. Kegiatan pengembangan kawasan dapat terlaksana secara baik karena a. Kementerian Negara Perumahan Rakyat; b. Pemerintah Daerah (Propinsi dan Kab/Kota), c. Sektoral terkait (Depkeu, Bappenas, Dep.PU, DKP, BPN, Dephub, Dephan, Dep. Perdagangan,dlsb); d. Badan Usaha Pemerintah/Swasta (Pengembang, Perbankan, Lembaga Pembiayaan KPR, dlsb), dan e. Masyarakat (Kelompok/Individual). 2. Pemerintah Daerah (Kab) berperan sebagai ujung tombak pengembangan kawasan perumahan 1. Koordinasi dan Sinergi lintas sektor terjalin dengan baik, antara lain: 3. Adanya perhatian/keberpihakan yang cukup besar Pemerintah Daerah (Kab) dan Pengembang serta lembaga pembiayaan untuk penyediaan perumahan bagi warganya terutama yang MBR 4. Pengelolaan oleh masyarakat/BKM dapat berjalan berkesinambungan bila sektor terkait/sektor yang ditunjang melaksanakan pemberdayaan ekonomi MBR.
  • 69. PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT 1. Pengertian Pembangunan berbasis peran masyarakat (community-based development) adalah pembangunan dengan orientasi yang optimal pada pendayagunaan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, masyarakat diberikan kesempatan aktif beraspirasi dan berkontribusi untuk merumuskan program-program bangunan dan lingkungan yang sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Proses penyusunan Dokumen RTBL harus melibatkan peran aktif masyarakat dalam setiap tahap kegiatan. 69 Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL
  • 70. 70 2. Manfaat a. Memupuk pemahaman dan kesadaran masyarakat akan hak, kewajiban, dan peranannya di dalam proses pembangunan, sehingga tumbuh rasa memiliki dan tanggung jawab yang kuat terhadap hasil-hasilnya. b. Meminimalkan konflik, sehingga mempercepat proses kegiatan secara keseluruhan, serta terbangunnya suatu ikatan di masyarakat. c. Efisiensi dan efektivitas. Keputusan yang diambil akan bersifat efisien dan efektif jika sesuai dengan kondisi yang ada, baik kebutuhan, keinginan, maupun sumber daya di masyarakat. d. Memberdayakan masyarakat setempat, terutama dalam hal membentuk dan membangun kepercayaan diri, kemampuan bermasyarakat dan bekerja sama. Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT
  • 71. 71 3. Prinsip Utama a. Berdasarkan kesepakatan dan hasil kerjasama Kesepakatan yang dicapai adalah hasil dialog dan negosiasi berbagai pihak yang terlibat atau pun pihak yang terkena dampak perencanaan. b. Sesuai dengan aspirasi publik Perencanaan disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan dan kondisi yang ada di masyarakat. c. Kejelasan tanggung jawab i . Adanya sistem monitoring, evaluasi dan pelaporan yang transparan dan terbuka bagi publik. i i . Terbuka kemungkinan untuk mengajukan keberatan dan gugatan melalui instansi yang berwenang menangani gugatan kepada pemilik, pengelola, dan/atau pengguna atas penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungannya. d. Kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam proses pembangunan. Setiap anggota masyarakat atau pemangku kepentingan (stakeholders), terutama yang akan terkena dampak langsung dari suatu kegiatan pembangunan, memiliki akses dan kesempatan yang sama untuk berkiprah. Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT
  • 72. 72 4. Tahapan Perencanaan Partisipatif a. Persiapan: pengenalan program yang akan dilakukan kepada masyarakat terkait, pembentukan kelompok, pendefinisian pihak terkait, penentuan pendekatan pihak terkait, dan penyusunan strategi pengumpulan informasi. b. Identifikasi aspirasi dan analisis permasalahan: penyusunan tujuan, kebutuhan, dan kepentingan semua pihak, pelibatan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), penciptaan dan sosialisasi mekanisme, serta analisis kebutuhan dan sumber daya pengembangan kawasan. c. Analisis perilaku lingkungan: terutama mengenai interaksi kawasan perkotaan yang sudah memiliki struktur kota yang solid pada kawasan perencanaan. d. Rencana pengembangan: pedoman utama, arahan pengembangan, kepentingan prioritas, identifikasi hambatan, identifikasi sumber daya, dan visi pengembangan kawasan. e. Strategi pengembangan dan publikasi: perencanaan tahapan, monitoring dan evaluasi, persetujuan legal, strategi kerja sama dengan wakil-wakil komunitas, penyebaran informasi dan publikasi program. f. Penerapan rencana: publikasi rencana pelaksanaan, adaptasi Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT
  • 73. 73 a. Tenaga kerja, yaitu kontribusi masyarakat sebagai pekerja didalam proses penataan lingkungan/kawasan. b. Sebagai inisiator program, yaitu masyarakat mengajukan usulan awal mengenai kemungkinan penataan bangunan dan lingkungan setempat. c. Berbagi biaya, yaitu masyarakat berbagi tanggung jawab terhadap pembiayaan kegiatan penataan. d. Berdasarkan kontrak, yaitu masyarakat terikat kontrak untuk melaksanakan suatu/seluruh program kegiatan penataan. e. Pengambilan keputusan pada seluruh proses, yaitu melibatkan masyarakat di dalam proses pengambilan keputusan sejak awal proyek, sehingga hasilnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT 5. Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat
  • 74. 74 a. Persiapan: sosialisasi kepada masyarakat, identifikasi organisasi masyarakat setempat, dan penunjukan organisasi masyarakat setempat. b. Perencanaan Tahunan: penyusunan visi-misi kegiatan, partisipasi swadaya masyarakat dalam pendanaan suatu kegiatan. c. Perancangan: partisipasi dalam memberikan masukan dan pengambilan keputusan perancangan lingkungan/kawasan. d. Pelelangan: partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan fisik. e. Pelaksanaan: partisipasi masyarakat sebagai tenaga kerja dan partisipasi (bantuan) masyarakat dalam pengadaan bahan bangunan. f. Monitoring dan Evaluasi: partisipasi dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan. Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT 6. Proses Partisipasi Masyarakat
  • 75. iv. Prinsip-prinsip Penataan Intensitas Pemanfaatan Lahan 75(4) Dari Sisi Pemangku Kepentingan, melalui kepentingan bersama antarpelaku kota, yaitu: a) Penetapan berbagai insentif-disinsentif pembangunan untuk mencapai keseimbangan distribusi Intensitas Pemanfaatan Lahan bagi keuntungan bersama dari berbagai pihak (pengelola, pemerintah daerah setempat, pengembang, pemilik lahan dan masyarakat umum); b) Diperlukan nilai besaran elemen yang tepat (misalnya KDB) yang membantu pembentukan ruang terbuka sebagai tempat interaksi sosial manusia penggunanya; c) Penentuan berbagai insentif-disinsentif pembangunan, baik berupa Insentif Luas Bangunan maupun Insentif Langsung yang diarahkan kompensasinya untuk dapat terkait dengan penyediaan berbagai fasilitas bagi kepentingan publik, seperti jalur pejalan kaki, arkade, ruang terbuka umum, atau pun fasilitas bersama; d) Penentuan mekanisme pengendalian atas pemberian insentif, khususnya dalam mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan penggunaan fasilitas yang disediakan pada masa pemakaiannya, misalnya arkade yang diubah peruntukannya kembali menjadi Permen PU no 6 Tahun 2007 - RTBL
  • 76. KAWASAN NELAYAN SUKU BAJO ”DARAT” DI Kab. BOALEMO, Prov. GORONTALO
  • 77. RUMAH SAKIT TANI DAN NELAYAN BOALEMO LINGKUNGAN KAWASAN NELAYAN SUKU BAJO ”DARAT” JEMUR IKAN DI TEPI JALAN
  • 78. JALAN AKSES MENUJU DESA TOROSIAJE (SUKU BAJO ”LAUT”) KEC. POPAYATO, KAB. POHUWATO, PROV. GORONTALO (Juli 2006)
  • 79. Ruang Serbaguna Losmen/ penginapan Jalan Lingkungan Rumah/Kantor Kepala Desa Peta tata guna LAHAN DI ATAS AIR yang dipasang di rumah/kantor Kades
  • 80. Puskesmas Keliling Air Penampung Air Bersih Masjid ”Nurul Iman” Koperasi Pengumpul Ikan bantuan DKP
  • 82. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Perumahan Kawasan Khusus Tahun 2006 1) Permenpera No. 14 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Perumahan Kawasan Khusus 2) Permenpera No. 15 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pengembangan Kawasan Nelayan 3) Permenpera No. 16 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pengembangan Perumahan Kawasan Industri 4) Permenpera No. 17 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pengembangan Perumahan Kawasan Perbatasan
  • 83. 83