More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
Asuhan keperawatan pada klien kalazion
1. Asuhan Keperawatan pada Klien Kalazion
Pengertian
Kalazion adalah suatu lipogranuloma yang terjadi akibat sumbatan pada kelenjar Meibom,
menyebabkan terbentuknya suatu nodul pada palpebra yang bersifat keras dan tidak nyeri.
Etiologi
Kalazion dapat muncul secara spontan akibat sumbatan pada orifisium kelenjar atau karena
adanya hordeolum. Kalazion dikaitkan dengan seborrhea, blefaritis kronik, dan akne rosasea.
Higiene yang buruk pada palpebra dan faktor stress juga sering dikaitkan dengan terjadinya
kalazion.
Patofisiologi
Produk-produk hasil pemecahan lipid (lemak), mungkin dari enzim-enzim bakteri yang berupa
asam lemak bebas, mengalami kebocoran dari jalur sekresinya memasuki jaringan di sekitarnya
dan merangsang terbentuknya respon inflamasi. Massa yang terbentuk dari jaringan granulasi
dan sel-sel radang ini membentuk kalazion. Hal ini dapat membedakan kalazion dari hordeolum,
yang merupakan reaksi radang akut dengan leukosit PMN dan nekrosis disertai pembentukan
pus. Namun demikian, hordeolum dapat menyebabkan terbentuknya kalazion..
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan nodul tunggal yang tidak lunak yang terdapat di dalam
palpebra, berbeda dari hordeolum yang terdapat lebih superfisial. Pada pembalikan kelopak
mata mungkin dapat ditemukan pembesaran kelenjarMeibom dan penebalan kronis pada
kelenjar yang berkaitan
Manifestasi klinik
Benjolan pada kelopak yang terjadi dalam beberapa minggu, keras, tidak hiperemis, tidak nyeri
tekan, pseudoptosis, kadang- kadang terjadi perubahan bentuk bola mata akibat tekanan
sehingga terjadi kelainan refraksi. Konjungtiva pada daerah tersebut merah dan
meninggi(kapita)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan histopatologi dilakukan bila kalazion terjadi berulang kali sehingga dicurigai
keganasan.
Komplikasi
Drainase marginal kalazion dapat menyebabkan terbentuknya tonjolan, trikiasis, dan hilangnya
bulu mata. Diperlukan biopsi untuk menyingkirkan adalnya kalazion yang rekuren/berulang.
Ingatkan petugas patologi anatomi untuk memperhatikan adanya tanda-tanda karsinoma sel
sebasea. Pada penderita kalazion dapat terjadi astigmatisma jika massa palpebra mencapai
bagian kornea. Kalazion yang didrainase secar tidak sempurna dapat megakibatkan timbulnya
massa besar terdiri dari jaringan granuloma yang jatuh ke konjungtiva atau kulit.
2. Pengobatan
1. Pengobatan pada kalazion adalah dengan memberikan kompres hangat, antibiotic setempat
dan sistemik. Untuk mengurangkan gejala dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau
dilakukan ekstirpasi kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti insisi pada kalazion internum.
2. Terlebih dahulu mata ditetes dengan anesthesia topical pantokain. Obat anesthesia infilratif
disuntikkan di bawah kulit di depan kalazion. Kalazion dijepit dengan klem kalazion dan
kemudian klem dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak
lurus margopalpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas
dan diberi salep mata.
3. Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan drain kalau perlu
diberi antibiotic local dan sistemik. Analgetika dan sedative diberikan bila sangat diperlukan
untuk rasa sakit
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada mata b.d proses penyakt yang ditandai dengan
adanya ekspresi meringis dan kegusaran hati.
2. Gangguan interaksi social ; menarik diri b.d tidak menerima kondisi matanya yang
ditandai dengan mengurung diri di kamar dan merasa malu dengan kondisi matanya.
3. Gangguan persepsi penglihatan b.d kelainan lapang pandang yang ditandai dengan
adanya kesalahan dalam menafsirkan sesuatu.
4. Resiko injury b.d penurunan ketajaman penglihatan yang ditandai dengan seringnya
menabrak benda- benda ketika melangkah.
5. Ansietas b.d kurang pengetahuan dan tindakan operasi yang akan dilakukan yang
ditandai dengan adanya keraguan dan munculnya pertanyaan dari pasien.
Daftar Pustaka
Arif Mansyur, dkk. 2000 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Jakarta: FKUI
Brunner & Suddarh. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal -Bedah. Edisi 8. Volume 3.
Jakarta: EGC Kedokteran
Doenges, Marilynn E, dkk. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk
Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC Kedokteran