SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 24
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI TANAMAN
ACARA II
PEMBELAHAN SEL
Oleh:
Shafira Sal Shabilla
NIM A0B018010
Rombongan 1
PJ Asisten: 1. Nurbaitia Rahmi
2. Afthonah
3. Birawata Sungging
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan setiap organisme tergantung dari
perbanyakan (reproduksi atau pembelahan) sel-sel penyusunnya. Sel sebagai unit
fungsional dan struktural mempunyai tanggung jawab dalam proses tersebut.
Setiap kali pembelahan akan diikuti dengan pembagian organel-orgnel dan
kromosom dari sel induk. Pada praktikum acara 2 yang akan dilakukan adalah
pembelahan mitosis yang terdapat pada bawang merah (Allium cepa)
Pada dasarnya pembelahan sel dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
pembelahan sel secara langsung dan secara tidak langsung. Pembelahan sel secara
langsung jika proses pembelahan tidak didahului dengan pembentukan gelendong
pembelahan dan penampakan kromosom. Adapun pembelahan sel secara tidak
langsung jika proses pembelahan didahului dengan pembentukan gelendong
pembelahan dan penampakan kromosom. Pembelahan sel secara langsung disebut
amitosis, sedangkan pembelahan secara tidak langsung meliputi pembelahan
mitosis dan pembelahan meiosis.
Adapun yang melatarbelakangi sehingga praktikum pembelahan sel
dilakukan adalah untuk mengetahui dan melihat secara langsung bagaimana
proses pembelahan mitosis itu terjadi pada akar bawang merah melalui empat
tahap yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Untuk membuktikan teori
yang sudah ada, maka praktikum ini perlu dilakukan.
B. Tujuan
Praktikum acara 2 tentang pembelahan sel bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian pembelahan sel
2. Mengetahui tahap pembelahan mitosis pada sel tumbuhan
3. Mengetahui fase-fase yang paling banyak dijumpai pada akar bawang merah
(Allium cepa)
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sel adalah satuan kehidupan terkecil. Sifat terpenting sel adalah
kemampuan untuk tumbuh dan membelah diri yang menghasilkan molekul-
molekul seluler baru dan memperbanyak diri. Di dalam sel terdapat kromosom
yang merupakan pembawa sifat keturunan. Kehidupan sel somatis melalui dua
fase, yaitu interfase dan fase pembelahan (Suryo,
Komponen utama dari suatu sel adalah kromatin yang mengandung DNA.
Kromatin terdiri atas serat-serat yang berwarna terang dengan diameter 15 sampai
20 nanometer yang membentang dari satu sisi ke sisi lain pada inti sel. Jika suatu
sel membelah, maka pilinan serat DNA kromatin akan merapat dan memadat,
sehingga menjadi lebih pendek dan tebal. Pada tahap seperti inilah kromatin
berubah menjadi kromosom, yang berasal dari kata chroma yang berarti warna
dan soma yang berarti badan (Piliang, 2011)
Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel (cell
cycle), kehidupan sel yang dimulai dari saat pertama kali ia terbentuk dari sel
induk yang membelah hingga pembelahannya sendiri menjadi dua sel.
Meneruskan materi genetic yang identik ke sel anakan merupakan fungsi krusial
pembelahan sel (Campbell, 2008)
Siklus sel adalah periode dari permulaan satu pembelahan menuju ke
permulaan yang lainnya, sedangkan reproduksi seluler adalah proses perputaran
dari pertumbuhan mitosis dan pembelahan sel. Siklus sel terdiri dari interfase dan
mitosis. Intefase itu sendiri terdiri dari tiga fase (G1, S, dan G2). Sedangkan
mitosis terdiri dari 5 fase yaitu profase, prometafase, metafase, anafase, dan
telofase. Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel
kedua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti
oleh sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini
menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang sama, serta bertujuan untuk mempertahankan pasangan
kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut. Proses
mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang
hidup terutama sel-sel yang tumbuh (ujung akar dan ujung batang) (Novel et al.,
2010)
Tahap profase, serat-serat promatin terkupas lebih rapat, terkondensasi
menjadi kromosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya nukleus
lenyap, setiap kromosom terduplikasi menjadi dua kromatid identik tersambung
pada sentromernya. Tahap prometafase, selaput nukleus terfragmentasi,
mikrotubulus mengulur dari masing-masing kedua kromatid pada setiap
kromosom kini memiliki kinetokor, struktur protein terspesialisasi yang terletak
pada sentromer. Tahap metafase merupakan tahap mitosis yang paling lama,
seringkali sekitar 20 menit. Sentrosom terletak bersebarangan kutub. Kromosom
berjejer pada lempeng mutafase, bidang khayal yang berada di lempeng
pertengahan jarak antara kedua kutub gelendong. Lalu, pada tahap anafase,
anafase merupakan tahap paling pendek, seringkali berlangsung hanya beberapa
menit. Anafase dimulai dengan protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan
kedua kromatid dari setiap pasangan memisah secara tiba-tiba. Setiap kromatid
menjadi utuh sebagai kromosom. Kedua kromosom anakannya yang bebas mulai
menuju ujung-ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus memendek. Karena
mikrotubulus memendek ini melekat ke wilayah sentromer. Kromosom bergerak
ke sentromer terlebih dahulu (dengan kecepatan sekitar 1mm/menit). Pada akhir
anafase, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang sama dan lengkap.
Pada tahap telofase, dua nukleus anakan terbentuk dalam sel. Selaput nukleus
muncul dari fragmen-fragmen selaput nukleus sel induk dan bagian-bagian lain
dari sistem endomembran, nukleus muncul kembali. Kromosom menjadi kurang
terkondensasi pada tahap ini kromosom-kromosom telah sampai di masing-
masing ujung kutub yang berbeda. Ini pembelahan satu nukleus menjadi dua
nukleus secara genetik telah selesai pada tahap ini (Campbell, 2008)
Pembelahan sitoplasma biasanya sudah berlangsung cukup jauh pada akhir
telofase, sehingga kedua sel anakan muncul tak lama setelah mitosis berakhir pada
sel hewan, sitokinesis melibatkan pembentukan lekukan penyibbakan yang
membagi sel menjadi dua (Lowis, 2012)
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki
peranan ekonomis yang penting di Indonesia. Usaha taninya memiliki keunggulan
komparatif (Suminah, 2010). Bawang merah digunakan sebagai bumbu penyedap
makanan sehari-hari dan juga bisa dipakai sebagai obat tradisional atau bahan
untuk industri makanan yang saat ini terus berkembang (Muhammad, 2016)
Allium umumnya merupakan herba biennial, memiliki batang semu yang
tersusun dari pelepah-pelepah daun. Daun tesusun berseling, tumbuh dari batang
sejati berbentuk pipih atau cawan. Daun yang lebih tua terletak di sebelah luar dan
membungkus daun yang lebih muda. Helai berwarna hijau untuk fotosintesis,
sedang pelepah berwarna merah, kuning atau putih serta menebal dan membentuk
umbi lapis untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi lapis Allium sativum
berbeda dengan umbi bawang lain. Umpi lapis bawang ini merupakan kumpulan
siung yang membentuk satu rumpun. Satu rumpun terdiri lebih dari 3-13 siung,
yang disatukan oleh pelepah tipis seperti kulit. Setiap siung juga dibungkus oleh
pelepah yang sama, sehingga terjaga dari kekeringan (Anggarwulan, 2009)
Pemotongan akar bawang untuk membuat pengamatan kromosom
dilakukan pada waktu-waktu tertentu agar dapat ditemukan fase mitosis bawang
merah. Pada penelitian ini kromosom dapat terlihat jelas pada pemotongan akar
pukul 07.30-09.00. kromosom teramati pada fase profase, metafase, dan anafase.
Perendaman akar dengan etidium bromida selama 6 dan 12 jam menyebabkan
terjadinya kerusakan kromosom yaitu kromosom tampak terpotong-potong,
terbentuk mikronuklei, ‘tunas’ nukleus dan jembatan kromosom (Imaniar, 2014)
Akar bawang merah digunakan karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu
komposisi dinding selnya relatif mudah ditembus oleh larutan fiksatif dan
pewarna serta jumlah kromosomnya yang tidak terlalu banyak sehingga masing-
masing fase yang sedang berlangsung lebih mudah untuk dilakukan. Bawang
merah (Allium ascalonicum) memiliki jumlah kromosom 2n=16. Hal ini sangat
membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena jumlahnya
yang tidak terlalu banyak, memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup
mudah untuk dibuat preparatnya (Stack, 2008)
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum pembelahan sel antara lain:
mikroskop, silet, cawan petri, tabung reaksi, gelas ukur, pipet. Bahan yang
digunakan pada praktikum acara 2 adalah akar bawang merah (Allium
ascalonicum), alkohol absolut, alkohol 70%, aquades, Aceto carmine, dan asam
cuka glasial.
A. Prosedur Kerja
Langkah-langkah kerja dalam melakukan percobaan pembelahan sel,
antara lain:
1. Alkohol absolut 2,5 cc + asam cuka glasial 2,5 cc direndam dalam larutan
fiksatif.
2. Bahan diberi warna dengan Aceto carmine.
2. Bahan akar bawang merah sebanyak 3 hingga 5 dimasukkan kedalam larutan
Aceto carmine.
3. Bahan dalam larutan pewarna harus dipanaskan hingga bahan bergerak ke
bawah.
4. Bahan dituangkan ke dalam cawan petri.
5. Satu akar bawang merah diambil.
6. Akar bawang merah diletakkan pada gelas objek.
7. Tudung akar dipotong sepanjang 1mm, tudung akar digunakan sebagai
preparat.
8. Preparat disiapkan dengan metode remasan.
9. Preparat ditutup dengan cover glass dan dilewatkan di atas api bunsen selama 3
kali.
10. Preparat diamati di bawah mikroskop.
11. Tahapan yang terjadi pada pembelahan dicari.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No. Fase
Pembelahan
Gambar Foto Keterangan
1. Profase a. sentromer
b. kromosom
c. sentrosom
d. benang
spindel mulai
terbentuk
e. membran
nukleus
2. Metafase a. sentrosom
pada salah satu
kutub
b. spindle
c. kromosom
d. bidang
equator
3. Anafase a. sentrosom
b. spindel
c. kromosom
anakan/kromatid
memisah
menuju kutub
berlawanan
4. Telofase a. pembentukan
nukleus
b. pembentukan
selubung
nukleus
c. alur
pembelahan
d. sel anakan
B. Pembahasan
Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel (cell
cycle), kehidupan sel yang dimulai dari saat pertama kali ia terbentuk dari sel
induk yang membelah hingga pembelahannya sendiri menjadi dua sel.
Meneruskan materi genetic yang identik ke sel anakan merupakan fungsi krusial
pembelahan sel (Campbell, 2008)
Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua pembelahan yaitu
pembelahan inti atau kariokenesis dan pembelahan sitoplasma atau sitokinesis.
Mitosis terjadi pada sel-sel somatic, menghasilkan dua sel anak yang memiliki
jumlah kromosom sama dengan induknya. (Hartati, 2010)
Pembelahan sel dapat dikatakan sebagai suatu proses yang menyangkut
terbentuknya sel-sel anak baru dari induknya. Pada sel somatis (sel jaringan
tubuh), akan terjadi suatu pembelahan sel induk menjadi dau sel anak yang
komponen-komponennya sama dan identik dengan sel induk. Peristiwa
pembelahan sel somatis semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis adalah
pembelahan sel dimana berlangsung pembelahan dan pembagian nukleus beserta
kromosom-kromosom yang terdapat di dalamnya (Suryo, 2010)
Proses mitosis terjadi dalam empat stadium secara berturut-turut yaitu fase
profase, metafase, anafase, dan telofase. Tahap profase tejadi kondensasi
kromosom menjadi lebih pendek dan tebal. Nucleolus mulai tidak tampak,
membran inti menghilang. Tiap kromosom membelah memanjang, bahkan
kromosom ini disebut kromatid. Tahap metafase, kromosom menempatkan diri
pada bidang ekuator (tengah) sel. Pada tahap anafase, kedua buah kromatid
memisahkan diri dan ditarik benang gelendong ke tiap kutub sel berlawanan. Pada
tahap telofase di setiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang serupa. Benang-
benang gelendong lenyap dan membrane inti terbentuk kembali. Plasma sel
terbagi menjadi dua bagian dan terbentuk dinding pemisah di tengah-tengah sel
(Hartati, 2010)
Terdapat beberapa tahapan dalam proses mitosis, yaitu profase,
metafase,anafase, dan telofase. Dalam siklus sel terjadi empat fase, yaitu fase G1
(first gap), fase S (sintesis DNA), fase G2 (second gap), dan fase M (mitosis).
Fase G1, fase S, dan fase G2 dinamakan interfase. Fase M merupakan fase
pembelahan (Mubarok, 2014)
Interfase merupakan fase yang paling panjang dari siklus sel karena terdiri
atas tiga fase, yaitu fase G1, fase S, dan fase G2. Pada fase G1, terjadi proses
transkripsi RNA, tRNA, mRNA, dan sintesis berbagai jenis protein. Pada fase S,
terjadi replikasi dan duplikasi DNA. Pada fase ini terjadi pembentukan penyusun
sitoplasma berbagai organel dan molekul makro (Campbell et al ,. 2010)
1. Profase
Tahap profase adalah tahap awal
dimulainya pembelahan. Profase ditandai dengan
menghilangnya membran inti sel da benang
kromatin mulai mengalami penebalan dan
pemendekan membentuk kromosom. Kromosom
membentuk pasangan dari hasil duplikasinya
membentuk kromatid.
Membran inti yang menghilang akan diikuti dengan terbentuknya benang
gelendong yang berasal dari mikrotubula di sitoplasma. Benang spindel ini akan
membentang dari kutub-kutub pembelahan sel dan memegang dari setiap
kromosom. Bagian sentromer yang berikatan dengan spindel ini dinamakan
kinektor yang merupakan bagian dari protein sentromer. Benang spindel akan
berusaha untuk menarik kromosom menuju bidang pembelahan (bidang ekuator).
2. Metafase
Pada tahap metafase, pasangan
kromatid bergerak ke arah pembelahan.
Kromatid terbentuk bergerak ke arah kutub
yang berlawanan, namun tetap berikatan
dengan benang spindel. Kromatid akan
membentuk garis hitam di sepanjang bidang
pembelahan. Setelah kromatid tiba di bidang pembelahan, kinektor akan memisah.
3. Anafase
Pada tahap anafase, sentromer mulai
berpisah dan bergerak ke arah berlawanan menuju
kutub masing-masing. Benang spindel
menggerakan kedua kromosom yang berpisah ini
menuju kutub berlawanan meninggalkan bidang
pembelahan. Tahap ini diakhiri jika setiap
kromosom yang berpisah telah mencapai kutub masing-masing.
4. Telofase
Tahap telofase diawali dengan
berhentinya gerakan kromosom menuju kutub
pembelahan. Pada tahap ini, keadaan sel
kembali normal. Membran inti kembali
terbentuk dan benang spindel akan menghilang
menjadi mikrotubula biasa. Pada bidang
pembelahan akan terjadi pnebalan plasma yang dilanjutkan dengan proses
sitokinesis atau pembelahan sitoplasma sel.
(Mubarok, 2014)
Mitosis berlangsung dalam beberapa fase, ialah interfase, profase,
metafase, dan telofase.
 Interfase: sel siap untuk membelah, tetapi belum memperlihatkan kegiatan
membelah. Inti sel nampak keruh, lambat laun nampak benang-benang
kromatin yang halus.
 Profase: benang-benang kromatin makin menjadi pendek sehingga menjadi
tebal. Terbentuklah kromosom-kromosom. Tiap kromosom lalu membelah
memanjang dan anakan kromosom ini dinamakan kromatid. Dinding inti
mulai menghilang. Sentriol (bentuk seperti bintang dalam sitoplasma) juga
membelah.
 Metafase: kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang tengah dari sel.
 Anafase: sentromer membelah dan kedua buah kromatid memisahkan diri dan
bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatidd hasil
pembelahan itu memiliki sifat keturunan yang sama. Mulai saat ini kromatid-
kromatid itu berlaku sebagai kromosom baru.
 Telofase: di tiap kutub sel terbentuk stel kromosom yang identik. Serabut
gelondong inti lenyap dan dinding inti terbentuk lagi, kemudian plasma sel
terbagi menjadi dua bagian
(Crowder, 2009)
Pembelahan amitosis tidak didahului dengan pembentukan gelendong
pembelahan dan peleburan inti. Pada pembelahan ini setiap sel membelah menjadi
dua (pembelahan biner). Pembelahan inti diikuti dengan pembagian sitoplasma.
Sel-sel anakan mempunyai ukuran dan struktur genetik yang serupa. Pembelahan
ini diawali dengan penggandaan DNA yang diikuti pembelahan kromosom
sehingga terbentuk dua benang kromosom yang identik. Selanjutnya, terbentuk
membran pemisah yang terbentang di antara kedua kromosom tersebut.
Pembelahan amitosis merupakan pembelahan yang umum terjadi pada semua tipe
pembelahan (Mubarok, 2014)
Proses pembelahan sel terbagi menjadi dua yakni mitorik dan amitotik.
Mitiotik merupakan pembelahan sel melalui beberapa tahapan sedangkan amitotik
merupakan pembelahan sel secara langsung tanpa melalui tahapan-tahapan pada
pembelahan sel mitotik (Fukkui, 2008)
Amitosis adalah pembelahan inti secara langsung diikuti dengan
pembelahan sitoplasma. Proses pembelahan pada sel prokariotik berbeda dengan
pembelahan sel pada eukariotik. Proses pembelahan demikian yang dinamakan
amitosis (Walker, 2008:78)
Aceto carmine adalah pewarna sehingga jelas fungsinya untuk memberi
pigmen pada sel-sel akar bawang agar mudah untuk diamati. Pewarnaan
dilakukan dengan mewarnainya dengan pewarna yang sesuai akan tampak
kromosom-kromosom dalam sel-sel yang membelah diri (Muhlisyah et al., 2014)
Aceto carmine berfungsi untuk mewarnai kromosom agar tampak jelas
ketika pengamatan fase-fase mitosis di bawah mikroskop. Aceto carmine
merupakan pewarna yang dibuat dengan menggunakan bubuk carmine dan asam
asetat 99%. Pewarnaan kromosom dapat dilakukan dengan merendam cuplikan
akarr pada larutan aceto carmine 2% selama 24 jam pada suhu kamar. Cara ini
dapat menghasilkan pewarnaan yang baik dan jelas untuk pengamatan bentuk dan
ukuran kromosom (Ningsih, 2011)
Proses yang menghaasilkan keseimbangan konsentrasi antara larutan dan
residu padat dikenal dengan istilah maserasi, atau dapat pula digesti serta
ultrasonic ekstraksi. Maserasi merupakan metode penyarian senyawa kimia secara
sederhana dengan cara merendam simplisia atau organ tumbuhan pada suhu
kamar dengan menggunakan pelarut yang sesuai sehingga bahan menjadi lunak
dan larut. Preparat maserasi selalu digunakan pada batang-batang tumbuhan
karena batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel. Pemilihan maserasi
sebagai metode dalam pembuatan sediaan, karena metode maserasi menggunakan
cara dan alat yang sederhana. Jadi, metode maserasi ini memang lebih cocok jika
digunakan pada sel atau jaringan tumbuhan jika dibandingkan dengan sel atau
jaringan pada hewan (Damayanti, 2012)
Percobaan mengamati pembelahan mitosis pada akar bawang merah
(Allium cepa) langkah pertama yang kami lakukan adalah merendam alkohol
absolut 2,5 cc + asam cuka glasial 2,5 cc dalam larutan fiksatif. Selanjutnya bahan
diberi warna dengan Aceto carmine. Bahan akar bawang merah sebanyak 3 hingga
5 dimasukkan kedalam larutan Aceto carmine. Bahan dalam larutan pewarna
harus dipanaskan hingga bahan bergerak ke bawah. Bahan dituangkan ke dalam
cawan petri. Selanjutnya mengambil satu akar bawang merah. Akar bawang
merah diletakkan pada gelas objek. Tudung akar dipotong sepanjang 1mm, tudung
akar digunakan sebagai preparat. Selanjutnya preparat disiapkan dengan metode
remasan. Preparat ditutup dengan cover glass dan dilewatkan di atas api bunsen
selama 3 kali. Tahap terakhir preparat diamati di bawah mikroskop kemudian
tahapan yang terjadi pada pembelahan dicari.
Menurut literatur, metode yang dilakukan untuk melakukan pengamatan
tersebut adalah dengan metode fiksasi dan pewarnaan sederhana. Bagian tanaman
yang digunakan dalam praktikum adalah sel-sel ujung akar bawang merah (Allium
ascalonicum). Akar bawang merah yang digunakan telah terlebih dahulu
ditumbuhkan sekitar 3 hari sebelum pengamatan pada wadah yang diberi kapas
basah. Sebaiknya digunakan akar yang tidak terlalu panjang, karena akar yang
panjang akan mempunyai ukuran sel yang semakin kecil sehingga sulit untuk
diamati. Kemudian akar bawang merah tersebut dicuci dengan air sampai bersih
agar terhindar dari kotoran. Setelah itu ujung akarnya dipotong sepanjang ±1 cm,
dimasukkan ke dalam larutan Hydroxychinolin dan disimpan selama 1 jam di
ruangan gelap dengan suhu 20°C. Fungsi larutan Hydroxychinolin adalah untuk
menghambat laju mitosis ke tahap anafase, sehingga dapat diamati pada metafase
saja dan juga untuk menebalkan dinding sel agar terlihat lebih jelas ketika
dilakukan pengamatan. Setelah itu, ujung akar bawang merah difiksasi dengan
larutan asam asetat 45% adalah untuk membantu dalam melunakkan dinding sel
sehingga zat pewarna (aceto carmine) dapat sepat masuk dan menyerap lebih
kuat, menghilangkan bahan-bahan yang akan mengganggu dalam pengamatan
kromosom dan mematikan aktivitas sel. Lalu dilakukan maserasi antara larutan
HCl dengan asam asetat. Larutan HCl berfungsi untuk melunakkan dinding sel
atau jaringan. Konsentrasi HCl dapat ditingkatkan dan perendaman dapat
dilakukan lebih lama untuk tanaman yang lebih keras. Setelah itu ujung akar
bawang merah diwarnai ole larutan aceto carmine agar pengamatan lebih mudah
dilakukan. Kemudian preparat ujung akar bawang merah diletakkkan di kaca
preparat, ditutup dengan cover galss, ditekan supaya hancur, dilewatkan di atas
api bunsen selama beberapa detik danbarulah daat diamati dengan mikroskop
proses pembelahan sel yang sedang terjadi pada preparat tersebut (Stack, 2008)
Akar bawang merah digunakan karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu
komposisi dinding selnya relatif mudah ditembus oleh larutan fiksatif dan
pewarna serta jumlah kromosomnya yang tidak terlalu banyak sehingga masing-
masing fase yang sedang berlangsung lebih mudah untuk dilakukan. Bawang
merah (Allium ascalonicum) memiliki jumlah kromosom 2n=16. Hal ini sangat
membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena jumlahnya
yang tidak terlalu banyak, memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup
mudah untuk dibuat preparatnya (Stack, 2008)
Pada saat diamati di bawah mikroskop kami tidak menemukan semua
tahapan mitosis, yang terlihat di bawah mikroskop hanya pada tahapan profase.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kami tidak menemukan empat tahap proses
pembelahan sel secara mitosis mungkin pada saat pemotongan akar bawang itu
tidak diteliti, cara pewarnaan pada kaca preparat yang salah atau terlalu banyak
memberi zat pewarna. Untuk fase profase banyak dijumpai hampir di seluruh
gambar yang didapat oleh semua praktikan, dengan ciri-ciri utamanya adalah inti
sel yang melebar dan sel membesar. Seperti yang diungkapkan oleh Kusuma
(2013) bahwa, nukleus membesar dan kemudian kromosom bergerak menuju
bagian tengah sel.
Pada tahap metafase kami tidak menemukan, sedangkan menurut Kusuma
(2013) bahwa, kromosom yang telah menjadi dua kromatid bergerak menuju
bidang equator. Benang-benang spindel melekat pada sentromer setiap kromosom.
Anafase merupakan tahap pemisahan kromatid ini diawali dari membelahnya
sentromer yang kemudian ditarik oleh benang spindel ke kutub yang berlawanan
(Kusuma, 2013). Sedangkan yang didapat dari praktikum, tidak terlihat.
Tahap telofase merupakan tahap yang paling mudah ditemukan, jika
dilihat darri bentukan sel yang terbentuk. Sel yang akan membelah membentuk
angka dan besar yang bentuknya sama besar. Sel membelah menjadi dua,
sehingga terbentuk dua sel anakan yang identik dan memiliki kromosom yang
sama dengan induknya (Kusuma, 2013)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan acara 2 tentang “pembelahan sel” dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua pembelahan yaitu
pembelahan inti atau kariokenesis dan pembelahan sitoplasma atau sitokinesis.
2. Tahap-tahap dalam pembelahan mitosis adalah profase, metafase, anafase, dan
telofase.
2. Fase yang paling banyak dijumpai pada akar bawang merah adalah tahap
profase.
B. Saran
Adapun saran untuk praktikan sebaiknya lebih teliti lagi dalam melakukan
percobaan pembelahan mitosis pada akar bawang merah, supaya mendapatkan
tahap-tahap mitosis yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Anggarwulan, Eka dkk. 2009. Karyotipe Kromosom pada Tanaman Bawang
Budidaya (Genus Allium; Familia Amaryllidaceae). BioSMART. 1 (2) : 13-
19
Campbell, dkk. 2008. Biologi Edisi ke 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Crowder. 2009. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Damayanti,A., dan Fitriani, E. A., 2012, Pemungutan Minyak Atsiri Mawar (Rose
Oil) dengan Metode Maserasi, J. Bahan Alam Terbarukan. 1 (2)
Fukkui, K. 2008. Plannt Chromosomes at Mitosis. LISA:cec. Press Inc
Hartati. 2010. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar: Jurusan Ilmu Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Makassar
Imaniar, Eka Fibayani dan Made Pharmawati. 2014. Kerusakan Kromosom
Bawang Merah (Allium cepa L.) Akibat Perendaman Dengan Etidium
Bromida. Jurnal Simbiosis II (2) : 173-182
Kusuma, Dinastutui Anggraeni. 2013. Indeks Mitosis Ujung Akar Kecambah dan
Anatomi Batang serta Daun Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum)
Di Bawah Pemaparan Medan Magnet 0,2 mT. Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, Bandar
Lampung.
Lowis, Jenny. 2012. Chromosomes: The missing uilkyoung people’s
understanding of mitosis, meiosis and fertilitation. Journal of Biological
Education. 4(34)
Mubarok, Syahrul. 2014. Pembelahan Sel. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Muhammad, H dkk. 2016. Pengaruh Pemberian Sulfur dan Blotong terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah pada Tanah Inseptisol. J. Hort.
13(2): 95-104
Muhlisyah, Nurul dkk. 2014. Preparasi Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu
(Passiflora edulis) Varietas Edulis Sulawesi Selatan. Biogenesis Jurnal
Ilmiah Biologi. 2 (1) : 48-55
Ningsih, Hardian. 2011. Studi Kromosom Tanaman Mata Kucing (Dimocarpus
malesianus Leenh.) dalam Upaya Peningkatan Kualitas Buah. Skripsi.
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
Suminah, dkk. 2010. Induksi Poliploidi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) d
dengan Pemberian Kolkisin. Biodiversitas. 3 (1) : 174-190
Suryo. 2009. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Stack, S. M., and D. E. Comings. 2008. The cromosomes and DNA of Allium
cepa. CHROMOSOMA. 70 (161) : 181
Walker, R. 2008. Gen Dan DNA. Jakarta: Erlangga
BIODATA PRAKTIKAN
Nama : Shafira Sal Shabilla
NIM : A0B018010
Jurusan : Perencanaan Sumberdaya Lahan
Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 12 Februari 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Golongan Darah : B

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan Mikroskop
Rohma Vnitha
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
UNESA
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
UNESA
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Biology Education
 

Was ist angesagt? (20)

Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
 
Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan Mikroskop
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
 
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan SachPraktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 

Ähnlich wie Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman

Praktikum v pembelahan kromosom (mawar)
Praktikum  v pembelahan kromosom (mawar)Praktikum  v pembelahan kromosom (mawar)
Praktikum v pembelahan kromosom (mawar)
aris trea
 
Ilmu alam dasar
Ilmu alam dasar Ilmu alam dasar
Ilmu alam dasar
Ayra Auliya
 
laporan genetika mitosis
laporan genetika mitosislaporan genetika mitosis
laporan genetika mitosis
Kris Wu
 

Ähnlich wie Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman (20)

Pembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.pptPembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
 
Analisis-Mitosis
Analisis-MitosisAnalisis-Mitosis
Analisis-Mitosis
 
Praktikum v pembelahan kromosom (mawar)
Praktikum  v pembelahan kromosom (mawar)Praktikum  v pembelahan kromosom (mawar)
Praktikum v pembelahan kromosom (mawar)
 
Praktikum v pembelahan kromosom (mawar)
Praktikum  v pembelahan kromosom (mawar)Praktikum  v pembelahan kromosom (mawar)
Praktikum v pembelahan kromosom (mawar)
 
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
 
Bab ix lap mitosis
Bab ix lap mitosisBab ix lap mitosis
Bab ix lap mitosis
 
2. Biologi pertemuan dua bioogi dasar ke dua
2. Biologi pertemuan dua bioogi dasar ke dua2. Biologi pertemuan dua bioogi dasar ke dua
2. Biologi pertemuan dua bioogi dasar ke dua
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan sel
 
SEL DAN ORGANEL.pptx
SEL DAN ORGANEL.pptxSEL DAN ORGANEL.pptx
SEL DAN ORGANEL.pptx
 
Makalah pembelahan sel
Makalah pembelahan selMakalah pembelahan sel
Makalah pembelahan sel
 
Ilmu alam dasar
Ilmu alam dasar Ilmu alam dasar
Ilmu alam dasar
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Sel tumbuhan dan jaringan tumbuhan 1
Sel tumbuhan dan jaringan tumbuhan 1Sel tumbuhan dan jaringan tumbuhan 1
Sel tumbuhan dan jaringan tumbuhan 1
 
Biosel
BioselBiosel
Biosel
 
Makalah Biokimia Sel
Makalah Biokimia SelMakalah Biokimia Sel
Makalah Biokimia Sel
 
Mitosis akar bawang.pptx
Mitosis akar bawang.pptxMitosis akar bawang.pptx
Mitosis akar bawang.pptx
 
Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...
Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...
Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...
 
laporan genetika mitosis
laporan genetika mitosislaporan genetika mitosis
laporan genetika mitosis
 
Makalah biologi sell
Makalah biologi sellMakalah biologi sell
Makalah biologi sell
 
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
 

Kürzlich hochgeladen

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 

Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TANAMAN ACARA II PEMBELAHAN SEL Oleh: Shafira Sal Shabilla NIM A0B018010 Rombongan 1 PJ Asisten: 1. Nurbaitia Rahmi 2. Afthonah 3. Birawata Sungging KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2018
  • 2. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan setiap organisme tergantung dari perbanyakan (reproduksi atau pembelahan) sel-sel penyusunnya. Sel sebagai unit fungsional dan struktural mempunyai tanggung jawab dalam proses tersebut. Setiap kali pembelahan akan diikuti dengan pembagian organel-orgnel dan kromosom dari sel induk. Pada praktikum acara 2 yang akan dilakukan adalah pembelahan mitosis yang terdapat pada bawang merah (Allium cepa) Pada dasarnya pembelahan sel dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pembelahan sel secara langsung dan secara tidak langsung. Pembelahan sel secara langsung jika proses pembelahan tidak didahului dengan pembentukan gelendong pembelahan dan penampakan kromosom. Adapun pembelahan sel secara tidak langsung jika proses pembelahan didahului dengan pembentukan gelendong pembelahan dan penampakan kromosom. Pembelahan sel secara langsung disebut amitosis, sedangkan pembelahan secara tidak langsung meliputi pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis. Adapun yang melatarbelakangi sehingga praktikum pembelahan sel dilakukan adalah untuk mengetahui dan melihat secara langsung bagaimana proses pembelahan mitosis itu terjadi pada akar bawang merah melalui empat tahap yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Untuk membuktikan teori yang sudah ada, maka praktikum ini perlu dilakukan.
  • 3. B. Tujuan Praktikum acara 2 tentang pembelahan sel bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengertian pembelahan sel 2. Mengetahui tahap pembelahan mitosis pada sel tumbuhan 3. Mengetahui fase-fase yang paling banyak dijumpai pada akar bawang merah (Allium cepa)
  • 4. II. TINJAUAN PUSTAKA Sel adalah satuan kehidupan terkecil. Sifat terpenting sel adalah kemampuan untuk tumbuh dan membelah diri yang menghasilkan molekul- molekul seluler baru dan memperbanyak diri. Di dalam sel terdapat kromosom yang merupakan pembawa sifat keturunan. Kehidupan sel somatis melalui dua fase, yaitu interfase dan fase pembelahan (Suryo, Komponen utama dari suatu sel adalah kromatin yang mengandung DNA. Kromatin terdiri atas serat-serat yang berwarna terang dengan diameter 15 sampai 20 nanometer yang membentang dari satu sisi ke sisi lain pada inti sel. Jika suatu sel membelah, maka pilinan serat DNA kromatin akan merapat dan memadat, sehingga menjadi lebih pendek dan tebal. Pada tahap seperti inilah kromatin berubah menjadi kromosom, yang berasal dari kata chroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan (Piliang, 2011) Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel (cell cycle), kehidupan sel yang dimulai dari saat pertama kali ia terbentuk dari sel induk yang membelah hingga pembelahannya sendiri menjadi dua sel. Meneruskan materi genetic yang identik ke sel anakan merupakan fungsi krusial pembelahan sel (Campbell, 2008) Siklus sel adalah periode dari permulaan satu pembelahan menuju ke permulaan yang lainnya, sedangkan reproduksi seluler adalah proses perputaran dari pertumbuhan mitosis dan pembelahan sel. Siklus sel terdiri dari interfase dan mitosis. Intefase itu sendiri terdiri dari tiga fase (G1, S, dan G2). Sedangkan
  • 5. mitosis terdiri dari 5 fase yaitu profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase. Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel kedua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti oleh sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang sama, serta bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut. Proses mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang tumbuh (ujung akar dan ujung batang) (Novel et al., 2010) Tahap profase, serat-serat promatin terkupas lebih rapat, terkondensasi menjadi kromosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya nukleus lenyap, setiap kromosom terduplikasi menjadi dua kromatid identik tersambung pada sentromernya. Tahap prometafase, selaput nukleus terfragmentasi, mikrotubulus mengulur dari masing-masing kedua kromatid pada setiap kromosom kini memiliki kinetokor, struktur protein terspesialisasi yang terletak pada sentromer. Tahap metafase merupakan tahap mitosis yang paling lama, seringkali sekitar 20 menit. Sentrosom terletak bersebarangan kutub. Kromosom berjejer pada lempeng mutafase, bidang khayal yang berada di lempeng pertengahan jarak antara kedua kutub gelendong. Lalu, pada tahap anafase, anafase merupakan tahap paling pendek, seringkali berlangsung hanya beberapa menit. Anafase dimulai dengan protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan kedua kromatid dari setiap pasangan memisah secara tiba-tiba. Setiap kromatid
  • 6. menjadi utuh sebagai kromosom. Kedua kromosom anakannya yang bebas mulai menuju ujung-ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus memendek. Karena mikrotubulus memendek ini melekat ke wilayah sentromer. Kromosom bergerak ke sentromer terlebih dahulu (dengan kecepatan sekitar 1mm/menit). Pada akhir anafase, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang sama dan lengkap. Pada tahap telofase, dua nukleus anakan terbentuk dalam sel. Selaput nukleus muncul dari fragmen-fragmen selaput nukleus sel induk dan bagian-bagian lain dari sistem endomembran, nukleus muncul kembali. Kromosom menjadi kurang terkondensasi pada tahap ini kromosom-kromosom telah sampai di masing- masing ujung kutub yang berbeda. Ini pembelahan satu nukleus menjadi dua nukleus secara genetik telah selesai pada tahap ini (Campbell, 2008) Pembelahan sitoplasma biasanya sudah berlangsung cukup jauh pada akhir telofase, sehingga kedua sel anakan muncul tak lama setelah mitosis berakhir pada sel hewan, sitokinesis melibatkan pembentukan lekukan penyibbakan yang membagi sel menjadi dua (Lowis, 2012) Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki peranan ekonomis yang penting di Indonesia. Usaha taninya memiliki keunggulan komparatif (Suminah, 2010). Bawang merah digunakan sebagai bumbu penyedap makanan sehari-hari dan juga bisa dipakai sebagai obat tradisional atau bahan untuk industri makanan yang saat ini terus berkembang (Muhammad, 2016) Allium umumnya merupakan herba biennial, memiliki batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun. Daun tesusun berseling, tumbuh dari batang sejati berbentuk pipih atau cawan. Daun yang lebih tua terletak di sebelah luar dan
  • 7. membungkus daun yang lebih muda. Helai berwarna hijau untuk fotosintesis, sedang pelepah berwarna merah, kuning atau putih serta menebal dan membentuk umbi lapis untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi lapis Allium sativum berbeda dengan umbi bawang lain. Umpi lapis bawang ini merupakan kumpulan siung yang membentuk satu rumpun. Satu rumpun terdiri lebih dari 3-13 siung, yang disatukan oleh pelepah tipis seperti kulit. Setiap siung juga dibungkus oleh pelepah yang sama, sehingga terjaga dari kekeringan (Anggarwulan, 2009) Pemotongan akar bawang untuk membuat pengamatan kromosom dilakukan pada waktu-waktu tertentu agar dapat ditemukan fase mitosis bawang merah. Pada penelitian ini kromosom dapat terlihat jelas pada pemotongan akar pukul 07.30-09.00. kromosom teramati pada fase profase, metafase, dan anafase. Perendaman akar dengan etidium bromida selama 6 dan 12 jam menyebabkan terjadinya kerusakan kromosom yaitu kromosom tampak terpotong-potong, terbentuk mikronuklei, ‘tunas’ nukleus dan jembatan kromosom (Imaniar, 2014) Akar bawang merah digunakan karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu komposisi dinding selnya relatif mudah ditembus oleh larutan fiksatif dan pewarna serta jumlah kromosomnya yang tidak terlalu banyak sehingga masing- masing fase yang sedang berlangsung lebih mudah untuk dilakukan. Bawang merah (Allium ascalonicum) memiliki jumlah kromosom 2n=16. Hal ini sangat membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak, memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya (Stack, 2008)
  • 8. III. METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada praktikum pembelahan sel antara lain: mikroskop, silet, cawan petri, tabung reaksi, gelas ukur, pipet. Bahan yang digunakan pada praktikum acara 2 adalah akar bawang merah (Allium ascalonicum), alkohol absolut, alkohol 70%, aquades, Aceto carmine, dan asam cuka glasial. A. Prosedur Kerja Langkah-langkah kerja dalam melakukan percobaan pembelahan sel, antara lain: 1. Alkohol absolut 2,5 cc + asam cuka glasial 2,5 cc direndam dalam larutan fiksatif. 2. Bahan diberi warna dengan Aceto carmine. 2. Bahan akar bawang merah sebanyak 3 hingga 5 dimasukkan kedalam larutan Aceto carmine. 3. Bahan dalam larutan pewarna harus dipanaskan hingga bahan bergerak ke bawah. 4. Bahan dituangkan ke dalam cawan petri. 5. Satu akar bawang merah diambil. 6. Akar bawang merah diletakkan pada gelas objek.
  • 9. 7. Tudung akar dipotong sepanjang 1mm, tudung akar digunakan sebagai preparat. 8. Preparat disiapkan dengan metode remasan. 9. Preparat ditutup dengan cover glass dan dilewatkan di atas api bunsen selama 3 kali. 10. Preparat diamati di bawah mikroskop. 11. Tahapan yang terjadi pada pembelahan dicari.
  • 10. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil No. Fase Pembelahan Gambar Foto Keterangan 1. Profase a. sentromer b. kromosom c. sentrosom d. benang spindel mulai terbentuk e. membran nukleus 2. Metafase a. sentrosom pada salah satu kutub b. spindle c. kromosom d. bidang equator 3. Anafase a. sentrosom b. spindel c. kromosom anakan/kromatid memisah menuju kutub berlawanan
  • 11. 4. Telofase a. pembentukan nukleus b. pembentukan selubung nukleus c. alur pembelahan d. sel anakan B. Pembahasan Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel (cell cycle), kehidupan sel yang dimulai dari saat pertama kali ia terbentuk dari sel induk yang membelah hingga pembelahannya sendiri menjadi dua sel. Meneruskan materi genetic yang identik ke sel anakan merupakan fungsi krusial pembelahan sel (Campbell, 2008) Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua pembelahan yaitu pembelahan inti atau kariokenesis dan pembelahan sitoplasma atau sitokinesis. Mitosis terjadi pada sel-sel somatic, menghasilkan dua sel anak yang memiliki jumlah kromosom sama dengan induknya. (Hartati, 2010) Pembelahan sel dapat dikatakan sebagai suatu proses yang menyangkut terbentuknya sel-sel anak baru dari induknya. Pada sel somatis (sel jaringan tubuh), akan terjadi suatu pembelahan sel induk menjadi dau sel anak yang komponen-komponennya sama dan identik dengan sel induk. Peristiwa pembelahan sel somatis semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis adalah
  • 12. pembelahan sel dimana berlangsung pembelahan dan pembagian nukleus beserta kromosom-kromosom yang terdapat di dalamnya (Suryo, 2010) Proses mitosis terjadi dalam empat stadium secara berturut-turut yaitu fase profase, metafase, anafase, dan telofase. Tahap profase tejadi kondensasi kromosom menjadi lebih pendek dan tebal. Nucleolus mulai tidak tampak, membran inti menghilang. Tiap kromosom membelah memanjang, bahkan kromosom ini disebut kromatid. Tahap metafase, kromosom menempatkan diri pada bidang ekuator (tengah) sel. Pada tahap anafase, kedua buah kromatid memisahkan diri dan ditarik benang gelendong ke tiap kutub sel berlawanan. Pada tahap telofase di setiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang serupa. Benang- benang gelendong lenyap dan membrane inti terbentuk kembali. Plasma sel terbagi menjadi dua bagian dan terbentuk dinding pemisah di tengah-tengah sel (Hartati, 2010) Terdapat beberapa tahapan dalam proses mitosis, yaitu profase, metafase,anafase, dan telofase. Dalam siklus sel terjadi empat fase, yaitu fase G1 (first gap), fase S (sintesis DNA), fase G2 (second gap), dan fase M (mitosis). Fase G1, fase S, dan fase G2 dinamakan interfase. Fase M merupakan fase pembelahan (Mubarok, 2014) Interfase merupakan fase yang paling panjang dari siklus sel karena terdiri atas tiga fase, yaitu fase G1, fase S, dan fase G2. Pada fase G1, terjadi proses transkripsi RNA, tRNA, mRNA, dan sintesis berbagai jenis protein. Pada fase S, terjadi replikasi dan duplikasi DNA. Pada fase ini terjadi pembentukan penyusun sitoplasma berbagai organel dan molekul makro (Campbell et al ,. 2010)
  • 13. 1. Profase Tahap profase adalah tahap awal dimulainya pembelahan. Profase ditandai dengan menghilangnya membran inti sel da benang kromatin mulai mengalami penebalan dan pemendekan membentuk kromosom. Kromosom membentuk pasangan dari hasil duplikasinya membentuk kromatid. Membran inti yang menghilang akan diikuti dengan terbentuknya benang gelendong yang berasal dari mikrotubula di sitoplasma. Benang spindel ini akan membentang dari kutub-kutub pembelahan sel dan memegang dari setiap kromosom. Bagian sentromer yang berikatan dengan spindel ini dinamakan kinektor yang merupakan bagian dari protein sentromer. Benang spindel akan berusaha untuk menarik kromosom menuju bidang pembelahan (bidang ekuator). 2. Metafase Pada tahap metafase, pasangan kromatid bergerak ke arah pembelahan. Kromatid terbentuk bergerak ke arah kutub yang berlawanan, namun tetap berikatan dengan benang spindel. Kromatid akan membentuk garis hitam di sepanjang bidang
  • 14. pembelahan. Setelah kromatid tiba di bidang pembelahan, kinektor akan memisah. 3. Anafase Pada tahap anafase, sentromer mulai berpisah dan bergerak ke arah berlawanan menuju kutub masing-masing. Benang spindel menggerakan kedua kromosom yang berpisah ini menuju kutub berlawanan meninggalkan bidang pembelahan. Tahap ini diakhiri jika setiap kromosom yang berpisah telah mencapai kutub masing-masing. 4. Telofase Tahap telofase diawali dengan berhentinya gerakan kromosom menuju kutub pembelahan. Pada tahap ini, keadaan sel kembali normal. Membran inti kembali terbentuk dan benang spindel akan menghilang menjadi mikrotubula biasa. Pada bidang pembelahan akan terjadi pnebalan plasma yang dilanjutkan dengan proses sitokinesis atau pembelahan sitoplasma sel. (Mubarok, 2014)
  • 15. Mitosis berlangsung dalam beberapa fase, ialah interfase, profase, metafase, dan telofase.  Interfase: sel siap untuk membelah, tetapi belum memperlihatkan kegiatan membelah. Inti sel nampak keruh, lambat laun nampak benang-benang kromatin yang halus.  Profase: benang-benang kromatin makin menjadi pendek sehingga menjadi tebal. Terbentuklah kromosom-kromosom. Tiap kromosom lalu membelah memanjang dan anakan kromosom ini dinamakan kromatid. Dinding inti mulai menghilang. Sentriol (bentuk seperti bintang dalam sitoplasma) juga membelah.  Metafase: kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang tengah dari sel.  Anafase: sentromer membelah dan kedua buah kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatidd hasil pembelahan itu memiliki sifat keturunan yang sama. Mulai saat ini kromatid- kromatid itu berlaku sebagai kromosom baru.  Telofase: di tiap kutub sel terbentuk stel kromosom yang identik. Serabut gelondong inti lenyap dan dinding inti terbentuk lagi, kemudian plasma sel terbagi menjadi dua bagian (Crowder, 2009) Pembelahan amitosis tidak didahului dengan pembentukan gelendong pembelahan dan peleburan inti. Pada pembelahan ini setiap sel membelah menjadi dua (pembelahan biner). Pembelahan inti diikuti dengan pembagian sitoplasma.
  • 16. Sel-sel anakan mempunyai ukuran dan struktur genetik yang serupa. Pembelahan ini diawali dengan penggandaan DNA yang diikuti pembelahan kromosom sehingga terbentuk dua benang kromosom yang identik. Selanjutnya, terbentuk membran pemisah yang terbentang di antara kedua kromosom tersebut. Pembelahan amitosis merupakan pembelahan yang umum terjadi pada semua tipe pembelahan (Mubarok, 2014) Proses pembelahan sel terbagi menjadi dua yakni mitorik dan amitotik. Mitiotik merupakan pembelahan sel melalui beberapa tahapan sedangkan amitotik merupakan pembelahan sel secara langsung tanpa melalui tahapan-tahapan pada pembelahan sel mitotik (Fukkui, 2008) Amitosis adalah pembelahan inti secara langsung diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Proses pembelahan pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada eukariotik. Proses pembelahan demikian yang dinamakan amitosis (Walker, 2008:78) Aceto carmine adalah pewarna sehingga jelas fungsinya untuk memberi pigmen pada sel-sel akar bawang agar mudah untuk diamati. Pewarnaan dilakukan dengan mewarnainya dengan pewarna yang sesuai akan tampak kromosom-kromosom dalam sel-sel yang membelah diri (Muhlisyah et al., 2014) Aceto carmine berfungsi untuk mewarnai kromosom agar tampak jelas ketika pengamatan fase-fase mitosis di bawah mikroskop. Aceto carmine merupakan pewarna yang dibuat dengan menggunakan bubuk carmine dan asam asetat 99%. Pewarnaan kromosom dapat dilakukan dengan merendam cuplikan
  • 17. akarr pada larutan aceto carmine 2% selama 24 jam pada suhu kamar. Cara ini dapat menghasilkan pewarnaan yang baik dan jelas untuk pengamatan bentuk dan ukuran kromosom (Ningsih, 2011) Proses yang menghaasilkan keseimbangan konsentrasi antara larutan dan residu padat dikenal dengan istilah maserasi, atau dapat pula digesti serta ultrasonic ekstraksi. Maserasi merupakan metode penyarian senyawa kimia secara sederhana dengan cara merendam simplisia atau organ tumbuhan pada suhu kamar dengan menggunakan pelarut yang sesuai sehingga bahan menjadi lunak dan larut. Preparat maserasi selalu digunakan pada batang-batang tumbuhan karena batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel. Pemilihan maserasi sebagai metode dalam pembuatan sediaan, karena metode maserasi menggunakan cara dan alat yang sederhana. Jadi, metode maserasi ini memang lebih cocok jika digunakan pada sel atau jaringan tumbuhan jika dibandingkan dengan sel atau jaringan pada hewan (Damayanti, 2012) Percobaan mengamati pembelahan mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa) langkah pertama yang kami lakukan adalah merendam alkohol absolut 2,5 cc + asam cuka glasial 2,5 cc dalam larutan fiksatif. Selanjutnya bahan diberi warna dengan Aceto carmine. Bahan akar bawang merah sebanyak 3 hingga 5 dimasukkan kedalam larutan Aceto carmine. Bahan dalam larutan pewarna harus dipanaskan hingga bahan bergerak ke bawah. Bahan dituangkan ke dalam cawan petri. Selanjutnya mengambil satu akar bawang merah. Akar bawang merah diletakkan pada gelas objek. Tudung akar dipotong sepanjang 1mm, tudung akar digunakan sebagai preparat. Selanjutnya preparat disiapkan dengan metode
  • 18. remasan. Preparat ditutup dengan cover glass dan dilewatkan di atas api bunsen selama 3 kali. Tahap terakhir preparat diamati di bawah mikroskop kemudian tahapan yang terjadi pada pembelahan dicari. Menurut literatur, metode yang dilakukan untuk melakukan pengamatan tersebut adalah dengan metode fiksasi dan pewarnaan sederhana. Bagian tanaman yang digunakan dalam praktikum adalah sel-sel ujung akar bawang merah (Allium ascalonicum). Akar bawang merah yang digunakan telah terlebih dahulu ditumbuhkan sekitar 3 hari sebelum pengamatan pada wadah yang diberi kapas basah. Sebaiknya digunakan akar yang tidak terlalu panjang, karena akar yang panjang akan mempunyai ukuran sel yang semakin kecil sehingga sulit untuk diamati. Kemudian akar bawang merah tersebut dicuci dengan air sampai bersih agar terhindar dari kotoran. Setelah itu ujung akarnya dipotong sepanjang ±1 cm, dimasukkan ke dalam larutan Hydroxychinolin dan disimpan selama 1 jam di ruangan gelap dengan suhu 20°C. Fungsi larutan Hydroxychinolin adalah untuk menghambat laju mitosis ke tahap anafase, sehingga dapat diamati pada metafase saja dan juga untuk menebalkan dinding sel agar terlihat lebih jelas ketika dilakukan pengamatan. Setelah itu, ujung akar bawang merah difiksasi dengan larutan asam asetat 45% adalah untuk membantu dalam melunakkan dinding sel sehingga zat pewarna (aceto carmine) dapat sepat masuk dan menyerap lebih kuat, menghilangkan bahan-bahan yang akan mengganggu dalam pengamatan kromosom dan mematikan aktivitas sel. Lalu dilakukan maserasi antara larutan HCl dengan asam asetat. Larutan HCl berfungsi untuk melunakkan dinding sel atau jaringan. Konsentrasi HCl dapat ditingkatkan dan perendaman dapat
  • 19. dilakukan lebih lama untuk tanaman yang lebih keras. Setelah itu ujung akar bawang merah diwarnai ole larutan aceto carmine agar pengamatan lebih mudah dilakukan. Kemudian preparat ujung akar bawang merah diletakkkan di kaca preparat, ditutup dengan cover galss, ditekan supaya hancur, dilewatkan di atas api bunsen selama beberapa detik danbarulah daat diamati dengan mikroskop proses pembelahan sel yang sedang terjadi pada preparat tersebut (Stack, 2008) Akar bawang merah digunakan karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu komposisi dinding selnya relatif mudah ditembus oleh larutan fiksatif dan pewarna serta jumlah kromosomnya yang tidak terlalu banyak sehingga masing- masing fase yang sedang berlangsung lebih mudah untuk dilakukan. Bawang merah (Allium ascalonicum) memiliki jumlah kromosom 2n=16. Hal ini sangat membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak, memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya (Stack, 2008) Pada saat diamati di bawah mikroskop kami tidak menemukan semua tahapan mitosis, yang terlihat di bawah mikroskop hanya pada tahapan profase. Faktor-faktor yang mempengaruhi kami tidak menemukan empat tahap proses pembelahan sel secara mitosis mungkin pada saat pemotongan akar bawang itu tidak diteliti, cara pewarnaan pada kaca preparat yang salah atau terlalu banyak memberi zat pewarna. Untuk fase profase banyak dijumpai hampir di seluruh gambar yang didapat oleh semua praktikan, dengan ciri-ciri utamanya adalah inti sel yang melebar dan sel membesar. Seperti yang diungkapkan oleh Kusuma
  • 20. (2013) bahwa, nukleus membesar dan kemudian kromosom bergerak menuju bagian tengah sel. Pada tahap metafase kami tidak menemukan, sedangkan menurut Kusuma (2013) bahwa, kromosom yang telah menjadi dua kromatid bergerak menuju bidang equator. Benang-benang spindel melekat pada sentromer setiap kromosom. Anafase merupakan tahap pemisahan kromatid ini diawali dari membelahnya sentromer yang kemudian ditarik oleh benang spindel ke kutub yang berlawanan (Kusuma, 2013). Sedangkan yang didapat dari praktikum, tidak terlihat. Tahap telofase merupakan tahap yang paling mudah ditemukan, jika dilihat darri bentukan sel yang terbentuk. Sel yang akan membelah membentuk angka dan besar yang bentuknya sama besar. Sel membelah menjadi dua, sehingga terbentuk dua sel anakan yang identik dan memiliki kromosom yang sama dengan induknya (Kusuma, 2013)
  • 21. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan tujuan acara 2 tentang “pembelahan sel” dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua pembelahan yaitu pembelahan inti atau kariokenesis dan pembelahan sitoplasma atau sitokinesis. 2. Tahap-tahap dalam pembelahan mitosis adalah profase, metafase, anafase, dan telofase. 2. Fase yang paling banyak dijumpai pada akar bawang merah adalah tahap profase. B. Saran Adapun saran untuk praktikan sebaiknya lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan pembelahan mitosis pada akar bawang merah, supaya mendapatkan tahap-tahap mitosis yang sempurna.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Anggarwulan, Eka dkk. 2009. Karyotipe Kromosom pada Tanaman Bawang Budidaya (Genus Allium; Familia Amaryllidaceae). BioSMART. 1 (2) : 13- 19 Campbell, dkk. 2008. Biologi Edisi ke 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga Crowder. 2009. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Damayanti,A., dan Fitriani, E. A., 2012, Pemungutan Minyak Atsiri Mawar (Rose Oil) dengan Metode Maserasi, J. Bahan Alam Terbarukan. 1 (2) Fukkui, K. 2008. Plannt Chromosomes at Mitosis. LISA:cec. Press Inc Hartati. 2010. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar: Jurusan Ilmu Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Makassar Imaniar, Eka Fibayani dan Made Pharmawati. 2014. Kerusakan Kromosom Bawang Merah (Allium cepa L.) Akibat Perendaman Dengan Etidium Bromida. Jurnal Simbiosis II (2) : 173-182 Kusuma, Dinastutui Anggraeni. 2013. Indeks Mitosis Ujung Akar Kecambah dan Anatomi Batang serta Daun Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum) Di Bawah Pemaparan Medan Magnet 0,2 mT. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, Bandar Lampung.
  • 23. Lowis, Jenny. 2012. Chromosomes: The missing uilkyoung people’s understanding of mitosis, meiosis and fertilitation. Journal of Biological Education. 4(34) Mubarok, Syahrul. 2014. Pembelahan Sel. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Muhammad, H dkk. 2016. Pengaruh Pemberian Sulfur dan Blotong terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah pada Tanah Inseptisol. J. Hort. 13(2): 95-104 Muhlisyah, Nurul dkk. 2014. Preparasi Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas Edulis Sulawesi Selatan. Biogenesis Jurnal Ilmiah Biologi. 2 (1) : 48-55 Ningsih, Hardian. 2011. Studi Kromosom Tanaman Mata Kucing (Dimocarpus malesianus Leenh.) dalam Upaya Peningkatan Kualitas Buah. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Suminah, dkk. 2010. Induksi Poliploidi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) d dengan Pemberian Kolkisin. Biodiversitas. 3 (1) : 174-190 Suryo. 2009. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Stack, S. M., and D. E. Comings. 2008. The cromosomes and DNA of Allium cepa. CHROMOSOMA. 70 (161) : 181 Walker, R. 2008. Gen Dan DNA. Jakarta: Erlangga
  • 24. BIODATA PRAKTIKAN Nama : Shafira Sal Shabilla NIM : A0B018010 Jurusan : Perencanaan Sumberdaya Lahan Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 12 Februari 2001 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Golongan Darah : B