2. A. Pengertian Pancasila
pengertian pancasila dibagi menjadi dua sbb:
– Pengertian Pancasila secara Etimologis
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa
Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu :Panca dan Sila. Panca
artinya lima, sila artinya batu sendi, alas, dasar , peraturan tingkah laku yang baik/senonoh.
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari Pancasila yang memiliki arti secara harfiah dasar
yang memiliki lima unsur.
– Pengertian Pancasila secara Historis
Pembahasan historis Pancasila dibatasi pada tinjauan terhadap perkembangan rumusan
Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan keluarnya Instruksi Presiden RI No.12
Tahun 1968Pembatasan ini didasarkan pada dua pengandaian, yakni:
a.Telah tentang dasar negara Indonesia merdeka baru dimulai pada tanggal 29 Mei 1945, saat
dilaksanakan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI);
b.Sesudah Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 tersebut, kerancuan pendapat tentang
rumusan Pancasila dapat dianggap tidak ada lagi.
3. B. PENGERTIAN SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila ini adalah “Sumber Rohani” yang mengandung arti dan makna
perlunya diberlakukan Kewajiban Asasi Manusia Saling Asih, Saling Asah,
Saling Asuh, karena Tuhan Yang Maha Esa itu bersifat Maha Belas Kasih. Sila ini
menghendaki agar para agamawan bersatu dalam wadah/lembaga untuk
menebarkan dan mensuburkan watak berbelas kasih satu sama lain antara
semua warga Republik Indonesia secara menyeluruh dan mereata, oleh karena
Tuhan menurunkan Agama-agama itu walaupun berlain-lain coraknya semua
agama itu bertitik-temu pada ajarannya “Berbelas kasihanlah antara sesama
manusia” yang berasal dari satu Bapak (Adam) dan satu Ibu (Hawa) BHINEKA
(beraneka-rupa), tetapi TUNGGAL IKA (sama seajaran). Sila pertama dari dasar
negara Indonesia berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila tersebut
merupakan sila yang paling mendasar bagi sila-sila lainnya. Masalah
ketuhanan dan kepercayaan seseorang tidak dapat diganggu gugat karena
merupakan hal yang paling hakiki yang dimiliki manusia. Ketuhanan dan
kepercayaan adalah sesuatu yang sangat sakral dan memiliki makna yang
sangat mendalam. Setiap manusia pasti memiliki kepercayaannya masing-
masing, yang jika dia memiliki iman atau keyakinan yang kuat atas apa yang
dipercayainya maka akan tetap ia pertahankan apa pun yang terjadi. Sehingga,
tidak pantas jika kita menganggu atau mengusik kepercayaan orang lain. Kita
wajib menghormati dan menghargai kepercayaan orang lain, sehingga orang
lain pun akan mnghormati dan menghargai kepercayaan yang yang kita anut.
Dengan adanya sikap saling menghormati dan menghargai kepercayaan
masing-masing tersebut, maka akan tercipta kedamaian dan ketentraman.
4. C. MAKNA DAN ARTI SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Makna sila ini adalah:
1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara
pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang
berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya
kepada orang lain.
5. • Arti sila ini adalah :
1. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama)
yaitu Tuhan yang Maha Esa
2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan
beribadah menurut agamanya.
3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
4. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan
beragama.
5. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan
dalam beribadah menurut agamanya masing-masing.
6. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan
iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
6. D. INTI SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi
menjiwai keempat sila lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha
Esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah sebagai
pengenjawantahan tujuan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang
Maha Esa. Oleh karena itu segala hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara,
moral penyelenggaraan negara, politik negara, pemerintahan
negara, hukum dan peraturan perundang-undanganan negara,
kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa.
7. E. BUTIR-BUTIR SILA PERTAMA
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi mnusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.