Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Bulan terbelah menjadi dua pada masa Nabi Muhammad sebagai mukjizat untuk membuktikan kenabianNya kepada orang-orang kafir dari Quraisy. Kisah tersebut dicontoh dalam Al-Quran dan hadits. Penolakan orang-orang kafir terhadap mukjizat ini menunjukkan kekeraskepalaan mereka meski telah melihat tanda-tanda kebesaran Allah.
1. MISTERI TERBELAHNYA BULAN
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allah berfirman:
"Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)"
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah
seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas
memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya
mempresentasikan di Univ.Cardif, Inggris bagian barat dan para peserta yang hadir bermacam-
macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah
seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri
dan bertanya,
"Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi "Telah dekat hari qiamat dan bulan pun
telah terbelah" mengandung mukjizat secara ilmiah ?
Maka saya menjawabnya:
Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa
diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan,
maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam
sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.
Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang
melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka
tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu.
Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah
shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah SWT benar-benar Maha berkuasa atas segala
sesuatu.
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu
adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata,
"Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu
kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?"
Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ?"
Mereka menjawab: "Coba belahlah bulan, ..."
2. Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah
memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun
mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya.
Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar,
"Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!"
Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir"orang yang ada
disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun
pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Maka orang-orang Quraisy pun
bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan
ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang
musyrik pun bertanya,
"Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?"
Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi
dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!! !"
Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu,
Allah menurunkan ayat-Nya:
Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan jika mereka (orang-orang
musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, "Ini adalah sihir yang
terus-menerus", dan mereka mendustakan (nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-
tiap urusan telah ada ketetapannya…… (sampai akhir surat Al-Qamar).
Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr.
Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan
memperkenalkan diri seraya berkata,
"Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku
menambahkan?"
Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: "Dipersilahkan dengan senang hati."
Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka
salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang
mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah.
Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku
buka ternyata Al-Qamar.
Dan aku pun membacanya: "Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah......."
Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah
kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu???
Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri
dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat
keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.
3. Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara
presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun
menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa.
Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan,
dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta
dollar.
Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana
begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?"
Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS
di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami
pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar
untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.
Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal
taruhannya?"
Mereka menjawab, "Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala,
kemudian menyatu kembali.!!!
Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?"
Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di
permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk
menelitinya, dan mereka mengatakan,
"Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu
kembali".
Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari
kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad
sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS
untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan
kebenaran muslimin !!!!
Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... (aku pun bergumam), "Maka, aku pun membuka
kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku
menerima dan masuk Islam.
Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq
Forwarded by, M. Isrok
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
ISLAM ADALAH AGAMA RAHMATAN LIL'AALAMIIN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
6. In the name of Allah, most Gracious,Most merciful
The cleaving asunder of the Moon:
This miracle is confirmed by both the Qur’an and the Sunnah. The Qur’an states: “The hour [of judgment]
is nigh and the moon is cleft asunder“ ( this is from Sura 54 “ the moon” “al qamar” Ayah 1
As to the Sunnah, all the jurists, commentators and Traditionalists are agreed that the moon was cleft
asunder when Muhammad (PBUH) entreated Allah to respond to the disbelieves among Quraish, who asked
the Prophet to do that to prove his truthfulness that he was indeed a Messenger of Allah. The miracle is
confirmed by the following verse, which exposes the disbelieves obstinacy and insistence that he was no
more than a magician. The Qur’an says: “ But if they see a sign, they turn away, and say: This is [but]
transient magic. They reject [the warning] and follow their [own] Iusts, but every matter has its appointed
time Had there been no cleavage of the moon, the Qur’an should not have censured and denounced the
disbelievers’ rejection of Allah’s signs.
That was a great miracle which is not less in manifestation than the parting of the sea by the staff of Moses.
It was actually greater in effect, because the cleavage of the moon entailed no effect on the earth nor did it
imbalance the Divine law of gravity between the moon and other planets.
It was strange on the part of Quraish to ask the Prophet for more convincing miracles other than this great
impressive one. They insisted that “We shall not believe in the until those cause a spring to gush forth for
us from the earth, or [until] thou have a garden of date trees and wines, and cause rivers to gush forth in
their midst. Carrying abundant water, or thou cause the sky to fall in pieces, as thou sayest [will happen]
against us, or thou bring God and angels before [us] face to face, or thou have a house adorned with
gold, or thou mount a ladder right into the skies, No, shall not even believe in the mounting until thou
send down to us a book that we could read. Say Glory to my Lord. Am I aught but a man. – an Apostle.”
[17:90-93]
The disbelievers challenged the Prophet to ascend to the heavens, and when this took place the Prophet was
taken up to the heavens and then returned to his own place, Allah concealed the incident; and this was due
to two reasons0. Firstly, they were expected to deny the ascension, and as Allah assures, “If We had sent
unto thee a written [Message] on parchment, so that they could touch it with their hands. The
unbelievers would have been sure to say: This is nothing but obvious magic” He also says: “Even if We
opened out to them a gate form heaven, and they were to continue [all day] ascending therein, they would
only say: our eyes have been intoxicated. Nay we have been bewitched by sorcery.” This was exactly what
happened later. When the Prophet told them of the journey be made during the night from the Sacred
Mosque to the Farthest Mosque [Al Masjid al – Aqsa] and his return to his chambre the same night, they did
not believe him, although he not tell them the whole story.
The second reason for concealing the Prophet’s ascent to heavens from the disbelieves was that the purpose
of the journey was to calm and eamfon the Prophet spiritually after all the difficulties and injury he had
received at Makkah. He had to be prepared for the second stage of propagating the Call at Madinab.
Alluding to the journey from Makkah to Jerusalem, Allah says it was made “in order that We might show
him some of Our signs. And as regards the ascension to heavens, “ for truly did he see of the signs of his
Lord the greatest”