SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 4
Penatalaksanaan Medik
a.

Perawatan
Pasien thypoid perlu dirawat di Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan, observasi dan
diberikan pengobatan yakni :
Isolasi pasien.
Desinfeksi pakaian.
Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah,
anoreksia dan lain-lain.
Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat
total), kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri kemudian berjalan
diruangan.
b. Diet
Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak
boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas
sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Jika
kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan biasa.
c. Obat
Obat anti mikroba yang sering digunakan :
Cloramphenicol
Cloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan thypoid.
Dosis untuk anak : 50 – 100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari bebas
panas/minimal 14 hari.
Kotrimaksasol
Dosis untuk anak : 8 – 20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas panas/minimal
10 hari.
Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Cloramphenicol juga diterapi dengan ampicillin
100 mg/kg BB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis.
Pengobatan demam tifoid terdiri atas tiga bagian yaitu : perawatan, diet dan obat-obatan.
1. Perawatan
Pasien dengan demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi, observasi dan
pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau
kurang lebih selama 14 hari. Mobilisasi pasien harus dilakukan secara bertahap, sesuai
dengan pulihnya kekuatan pasien.
Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah pada waktuwaktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus. Defekasi
dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi obstipasi dan retensi air
kemih.
1. Diet
Dimasa lampau, pasien dengan demam tifoid diberi bubur saring, kemudian bubur kasar dan
akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Karena ada pendapat bahwa usus
perlu diistirahatkan. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini
dapat diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid.
1. Obat
Obat-obat antimikroba yang sering dipergunakan ialah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kloramfenikol
Thiamfenikol
Ko-trimoksazol
Ampisillin dan Amoksisilin
Sefalosporin generasi ketiga
Fluorokinolon.

Obat-obat simptomatik :
1. Antipiretika (tidak perlu diberikan secara rutin).
2. Kortikosteroid (tapering off Selama 5 hari).
3. Vitamin B komp. Dan C sangat diperlukan untuk menjaga kesegaran dan kekuatan
badan serta berperan dalam kestabilan pembuluh darah kapiler.
4. . Secara Fisik
5. a. Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
6.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan
pula
7.
apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejangkejang.
8.
Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan
otak,
9.
karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak
akan
10. berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup
dapat terjadi
11. berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
12. b. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
13. c. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
14. d. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang
akan
15. berakibat rusaknya sel – sel otak.
16. e. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya
17. Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan),
air buah
18. atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya
suhu tubuh
19. memperoleh gantinya.
20. f. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
21. g. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan
22. suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini
dapat
23. terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres.
Jangan
24. menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan
panas
25. tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi
26. (keracunan).
27. h. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku.
28. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan
tubuh akan
29. menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan
30. menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur
suhu tubuh
31. lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah
tepi di
32. kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit
terbuka
33. sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
34. 2. Obat-obatan Antipiretik
35. Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus.
36. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat
37. enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi
normal
38. yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi
pengeluaran
39. panas tidak ada lagi.
40.
Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penyakit ini tidak
menular ke orang lain). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari bebas panas.
Istirahat total ini untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus. Makanan yang
dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat. Sayuran dengan serat
kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-benar dijaga
makanannya untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan.
Pengobatan yang diberikan untuk pasien febris typoid
adalah antibiotika golonganChloramphenicol dengan dosis 3-4 x 500 mg/hari; pada
anak dosisnya adalah 50-100 mg/kg berat badan/hari. Jika hasilnya kurang
memuaskan dapat memberikan obat seperti :
41. § Tiamfenikol, dosis dewasa 3 x 500 mg/hari, dosis anak: 30-50 mg/kg berat
badan/hari.
42. § Ampisilin, dosis dewasa 4 x 500 mg, dosis anak 4 x 500-100 mg/kg berat
badan/hari.
43. § Kotrimoksasol ( sulfametoksasol 400 mg + trimetoprim 80 mg ) diberikan dengan
dosis 2 x 2 tablet/hari.
44.
Dan untuk pencegahan agar tidak terjangkit penyakit febris typoid perlu
memperhatikan beberpa hal sebagai berikut :
45. § Harus menyediakan air yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang
higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang
sudah tercemar. Apabila menggunakan air yang harus dimasak terlebih dahulu maka
dimasaknya harus 1000C.
46. § Menjaga kebersihan tempat pembuangan sampah.
47. § Upayakan tinja dibuang pada tempatnya dan jangan pernah membuangnya secara
sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri
Salmonella typhi.
48. § Bila di rumah banyak lalat, basmilah hingga tuntas.
49. § Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan ( gizi yang cukup, tidur cukup dan teratur,
olah raga secara teratur 3-4 kali seminggu). Hindarilah makanan yang tidak bersih.
Belilah makanan yang masih panas sehingga menjamin kebersihannya. Jangan banyak
jajan makanan/minuman di luar rumah.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitRahayoe Ningtyas
 
Prosedur Perawatan Infus
Prosedur Perawatan InfusProsedur Perawatan Infus
Prosedur Perawatan Infuspjj_kemenkes
 
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaanModul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaanUwes Chaeruman
 
Memotong Kuku Pasien
Memotong Kuku PasienMemotong Kuku Pasien
Memotong Kuku Pasienpjj_kemenkes
 
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolitPemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolitAnggerRizkaVirgianti
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infuspjj_kemenkes
 
Melepaskan Keteter
Melepaskan KeteterMelepaskan Keteter
Melepaskan Keteterpjj_kemenkes
 
Diagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusDiagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusRirinisahawaitun
 
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanLatihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanSarwan Hadi
 
Leaflet gizi ibu post partum
Leaflet gizi ibu post partumLeaflet gizi ibu post partum
Leaflet gizi ibu post partumaskep33
 
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Okta-Shi Sama
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBSmoharip1
 
DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN pjj_kemenkes
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitRahayoe Ningtyas
 

Was ist angesagt? (20)

Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
 
Prosedur Perawatan Infus
Prosedur Perawatan InfusProsedur Perawatan Infus
Prosedur Perawatan Infus
 
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaanModul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
 
Memotong Kuku Pasien
Memotong Kuku PasienMemotong Kuku Pasien
Memotong Kuku Pasien
 
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolitPemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infus
 
Melepaskan Keteter
Melepaskan KeteterMelepaskan Keteter
Melepaskan Keteter
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitas
 
Ketenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi giziKetenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi gizi
 
Diagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusDiagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasus
 
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanLatihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
 
SDKI,SLKI dan SIKI
SDKI,SLKI dan SIKISDKI,SLKI dan SIKI
SDKI,SLKI dan SIKI
 
Leaflet gizi ibu post partum
Leaflet gizi ibu post partumLeaflet gizi ibu post partum
Leaflet gizi ibu post partum
 
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
 
ews-ppt-pptx
 ews-ppt-pptx ews-ppt-pptx
ews-ppt-pptx
 

Ähnlich wie Penatalaksanaan medik (20)

Jtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babii
Jtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babiiJtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babii
Jtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babii
 
Askep marasmus
Askep marasmusAskep marasmus
Askep marasmus
 
SOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxSOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docx
 
Askep marasmus
Askep marasmusAskep marasmus
Askep marasmus
 
askep typus abdominalis
askep typus abdominalisaskep typus abdominalis
askep typus abdominalis
 
Leaflet diare sis.
Leaflet diare sis.Leaflet diare sis.
Leaflet diare sis.
 
Leaflet diare
Leaflet diareLeaflet diare
Leaflet diare
 
Er
ErEr
Er
 
Asuhan kebidanan dengan ikterus
Asuhan kebidanan dengan ikterusAsuhan kebidanan dengan ikterus
Asuhan kebidanan dengan ikterus
 
MATERI TENTANG KELUHAN PADA ANAK ANAK DAN BALITA
MATERI TENTANG KELUHAN PADA ANAK ANAK DAN BALITAMATERI TENTANG KELUHAN PADA ANAK ANAK DAN BALITA
MATERI TENTANG KELUHAN PADA ANAK ANAK DAN BALITA
 
Pemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diarePemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diare
 
Pemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diarePemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diare
 
Hiperemesis
HiperemesisHiperemesis
Hiperemesis
 
Leaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diaderLeaflet demam dan diader
Leaflet demam dan diader
 
Typhoid
TyphoidTyphoid
Typhoid
 
pp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptxpp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptx
 
PBL MODUL BATUK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL BATUK BLOK RESPIRASIPBL MODUL BATUK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL BATUK BLOK RESPIRASI
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
Penatalaksana Kegawatdaruratan Masa Nifas
Penatalaksana Kegawatdaruratan Masa NifasPenatalaksana Kegawatdaruratan Masa Nifas
Penatalaksana Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Penatalaksanaan medik

  • 1. Penatalaksanaan Medik a. Perawatan Pasien thypoid perlu dirawat di Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan, observasi dan diberikan pengobatan yakni : Isolasi pasien. Desinfeksi pakaian. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia dan lain-lain. Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri kemudian berjalan diruangan. b. Diet Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan biasa. c. Obat Obat anti mikroba yang sering digunakan : Cloramphenicol Cloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan thypoid. Dosis untuk anak : 50 – 100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari bebas panas/minimal 14 hari. Kotrimaksasol Dosis untuk anak : 8 – 20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas panas/minimal 10 hari. Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Cloramphenicol juga diterapi dengan ampicillin 100 mg/kg BB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis.
  • 2. Pengobatan demam tifoid terdiri atas tiga bagian yaitu : perawatan, diet dan obat-obatan. 1. Perawatan Pasien dengan demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi, observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Mobilisasi pasien harus dilakukan secara bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien. Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah pada waktuwaktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi obstipasi dan retensi air kemih. 1. Diet Dimasa lampau, pasien dengan demam tifoid diberi bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Karena ada pendapat bahwa usus perlu diistirahatkan. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini dapat diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid. 1. Obat Obat-obat antimikroba yang sering dipergunakan ialah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kloramfenikol Thiamfenikol Ko-trimoksazol Ampisillin dan Amoksisilin Sefalosporin generasi ketiga Fluorokinolon. Obat-obat simptomatik : 1. Antipiretika (tidak perlu diberikan secara rutin). 2. Kortikosteroid (tapering off Selama 5 hari). 3. Vitamin B komp. Dan C sangat diperlukan untuk menjaga kesegaran dan kekuatan badan serta berperan dalam kestabilan pembuluh darah kapiler. 4. . Secara Fisik 5. a. Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam. 6. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula 7. apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejangkejang. 8. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, 9. karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan 10. berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi
  • 3. 11. berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu. 12. b. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan 13. c. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan 14. d. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan 15. berakibat rusaknya sel – sel otak. 16. e. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya 17. Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah 18. atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh 19. memperoleh gantinya. 20. f. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang 21. g. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan 22. suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat 23. terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan 24. menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas 25. tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi 26. (keracunan). 27. h. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. 28. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan 29. menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan 30. menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh 31. lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di 32. kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka 33. sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh. 34. 2. Obat-obatan Antipiretik 35. Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. 36. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat 37. enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal 38. yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran 39. panas tidak ada lagi. 40. Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penyakit ini tidak menular ke orang lain). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari bebas panas. Istirahat total ini untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus. Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat. Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-benar dijaga
  • 4. makanannya untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan. Pengobatan yang diberikan untuk pasien febris typoid adalah antibiotika golonganChloramphenicol dengan dosis 3-4 x 500 mg/hari; pada anak dosisnya adalah 50-100 mg/kg berat badan/hari. Jika hasilnya kurang memuaskan dapat memberikan obat seperti : 41. § Tiamfenikol, dosis dewasa 3 x 500 mg/hari, dosis anak: 30-50 mg/kg berat badan/hari. 42. § Ampisilin, dosis dewasa 4 x 500 mg, dosis anak 4 x 500-100 mg/kg berat badan/hari. 43. § Kotrimoksasol ( sulfametoksasol 400 mg + trimetoprim 80 mg ) diberikan dengan dosis 2 x 2 tablet/hari. 44. Dan untuk pencegahan agar tidak terjangkit penyakit febris typoid perlu memperhatikan beberpa hal sebagai berikut : 45. § Harus menyediakan air yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang sudah tercemar. Apabila menggunakan air yang harus dimasak terlebih dahulu maka dimasaknya harus 1000C. 46. § Menjaga kebersihan tempat pembuangan sampah. 47. § Upayakan tinja dibuang pada tempatnya dan jangan pernah membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri Salmonella typhi. 48. § Bila di rumah banyak lalat, basmilah hingga tuntas. 49. § Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan ( gizi yang cukup, tidur cukup dan teratur, olah raga secara teratur 3-4 kali seminggu). Hindarilah makanan yang tidak bersih. Belilah makanan yang masih panas sehingga menjamin kebersihannya. Jangan banyak jajan makanan/minuman di luar rumah.