1. Penatalaksanaan Medik
a.
Perawatan
Pasien thypoid perlu dirawat di Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan, observasi dan
diberikan pengobatan yakni :
Isolasi pasien.
Desinfeksi pakaian.
Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah,
anoreksia dan lain-lain.
Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat
total), kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri kemudian berjalan
diruangan.
b. Diet
Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak
boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas
sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Jika
kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan biasa.
c. Obat
Obat anti mikroba yang sering digunakan :
Cloramphenicol
Cloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan thypoid.
Dosis untuk anak : 50 – 100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari bebas
panas/minimal 14 hari.
Kotrimaksasol
Dosis untuk anak : 8 – 20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas panas/minimal
10 hari.
Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Cloramphenicol juga diterapi dengan ampicillin
100 mg/kg BB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis.
2. Pengobatan demam tifoid terdiri atas tiga bagian yaitu : perawatan, diet dan obat-obatan.
1. Perawatan
Pasien dengan demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi, observasi dan
pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau
kurang lebih selama 14 hari. Mobilisasi pasien harus dilakukan secara bertahap, sesuai
dengan pulihnya kekuatan pasien.
Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah pada waktuwaktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus. Defekasi
dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi obstipasi dan retensi air
kemih.
1. Diet
Dimasa lampau, pasien dengan demam tifoid diberi bubur saring, kemudian bubur kasar dan
akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Karena ada pendapat bahwa usus
perlu diistirahatkan. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini
dapat diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid.
1. Obat
Obat-obat antimikroba yang sering dipergunakan ialah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kloramfenikol
Thiamfenikol
Ko-trimoksazol
Ampisillin dan Amoksisilin
Sefalosporin generasi ketiga
Fluorokinolon.
Obat-obat simptomatik :
1. Antipiretika (tidak perlu diberikan secara rutin).
2. Kortikosteroid (tapering off Selama 5 hari).
3. Vitamin B komp. Dan C sangat diperlukan untuk menjaga kesegaran dan kekuatan
badan serta berperan dalam kestabilan pembuluh darah kapiler.
4. . Secara Fisik
5. a. Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
6.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan
pula
7.
apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejangkejang.
8.
Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan
otak,
9.
karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak
akan
10. berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup
dapat terjadi
3. 11. berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
12. b. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
13. c. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
14. d. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang
akan
15. berakibat rusaknya sel – sel otak.
16. e. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya
17. Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan),
air buah
18. atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya
suhu tubuh
19. memperoleh gantinya.
20. f. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
21. g. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan
22. suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini
dapat
23. terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres.
Jangan
24. menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan
panas
25. tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi
26. (keracunan).
27. h. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku.
28. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan
tubuh akan
29. menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan
30. menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur
suhu tubuh
31. lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah
tepi di
32. kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit
terbuka
33. sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
34. 2. Obat-obatan Antipiretik
35. Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus.
36. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat
37. enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi
normal
38. yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi
pengeluaran
39. panas tidak ada lagi.
40.
Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penyakit ini tidak
menular ke orang lain). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari bebas panas.
Istirahat total ini untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus. Makanan yang
dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat. Sayuran dengan serat
kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-benar dijaga
4. makanannya untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan.
Pengobatan yang diberikan untuk pasien febris typoid
adalah antibiotika golonganChloramphenicol dengan dosis 3-4 x 500 mg/hari; pada
anak dosisnya adalah 50-100 mg/kg berat badan/hari. Jika hasilnya kurang
memuaskan dapat memberikan obat seperti :
41. § Tiamfenikol, dosis dewasa 3 x 500 mg/hari, dosis anak: 30-50 mg/kg berat
badan/hari.
42. § Ampisilin, dosis dewasa 4 x 500 mg, dosis anak 4 x 500-100 mg/kg berat
badan/hari.
43. § Kotrimoksasol ( sulfametoksasol 400 mg + trimetoprim 80 mg ) diberikan dengan
dosis 2 x 2 tablet/hari.
44.
Dan untuk pencegahan agar tidak terjangkit penyakit febris typoid perlu
memperhatikan beberpa hal sebagai berikut :
45. § Harus menyediakan air yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang
higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang
sudah tercemar. Apabila menggunakan air yang harus dimasak terlebih dahulu maka
dimasaknya harus 1000C.
46. § Menjaga kebersihan tempat pembuangan sampah.
47. § Upayakan tinja dibuang pada tempatnya dan jangan pernah membuangnya secara
sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri
Salmonella typhi.
48. § Bila di rumah banyak lalat, basmilah hingga tuntas.
49. § Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan ( gizi yang cukup, tidur cukup dan teratur,
olah raga secara teratur 3-4 kali seminggu). Hindarilah makanan yang tidak bersih.
Belilah makanan yang masih panas sehingga menjamin kebersihannya. Jangan banyak
jajan makanan/minuman di luar rumah.