SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
KATA PENGANTAR
Assalamu „alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahhirabbil‟alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada junjungan Nabi Agung Muhammad
SAW yang selalu kita nantikan syafa‟atnya di Akhir kelak nanti. Amien..
Penulis berucap Syukur kepada Allah atas limpahan Nikmat sehat-Nya, baik fisik maupun akal
pikiran, sehingga penulis berhasil menyelesaikan pembuatan makalah, sebagai tugas dari mata
kulia.
Tentunya makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu, penulis
mengharapkan kritik-kritik dan saran dari pembaca untuk lebih baiknya makalah ini. Demikian,
dan jika terdapat banyak kesalahan penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhirul kalam......
Wassalamua‟laikum Wr.Wb
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Shalat Merupakan salah satu ibadah yang paling mulia dan paling dicintai oleh Allah. Bahkan,
Nabi saw. Sendiri telah menegaskan tentang kedudukan shalat dalam agama, yaitu, dalam sabda
beliau yang berbunyi : “Shalat merupakan tiang agama.” Nabi sendiri disuruh Allah untuk
melakukan Shalat lima waktu pada saat Isra‟ Mi‟raj. itu merupakan perintah langsung dari Allah
untuk Nabi dan wajib disampaikan kepada umat-Nya.
Shalat merupakan rukun islam yang kedua setelah manusia mengucapkan dua kalimat Syahadat,
dari kelima rukun islam tersebut, yang harus dilakukan oleh manusia setiap hari adalah Shalat.
Seperti yang dikatakan Rasulullah bahwa Shalat merupakan tiang agama, berarti apabila kita
lalai menjalankan sholat satu kali pun, kita bisa meninggalkan ajaran agama kita, dan itu kita
berarti melanggar ajaran agama. Melanggar suatu apapun itu merupakan perbuatan dosa, apalagi
melanggar ajaran-ajaran agama kita. Sesibuki apapun kita, kita harus melaksanakan sholat,
apabila kita meninggalkannya maka sholatnya harus diQadha‟ atau dibayar pada hari yang
lainnya. Dan apabila kita melakukan suatu perjalanan yang jauh, maka sholatnya harus di Jama‟,
dengan sholat jama‟ dapat meringankan perjalanan kita karena dilakukan dengan masing-masing
dua rakaat.
Disini kami pemakalah akan membahas tentang yang telah disampaikan diatas, yaitu hadits
tentang shalat, shalat wajib dan sunnah :Tata cara Shalat, shalat berjama‟ah, shalat jama‟, shalat
qasar, shalat sunnah, dan shalat jenazah.
Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua agar kita semua
dapat menjalankan shalat dengan khusyu‟.
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan bagaimana tata cara shalat beserta hadits yang mendukungnya!
2. Bagaimana cara shalat berjama‟ah beserta hadits yang mendukungnya!
3. Bagaimana cara shalat jama‟ beserta hadits yang mendukungnya!
4. Bagaimana cara shalat Qasar beserta hadits yang mendukungnya!
5. Apa saja yang ada dalam shalat sunnah itu? dan jelaskan hadits yang mendukungnya!
6. Bagaimana cara mensholati jenazah? Dan jelaskan hadits yang mendukungnya!
C. Tujuan
Kami sebagai Pemakalah akan membahas Hadits tentang Shalat Wajib dan Sunnah :
1. Untuk menjelaskan bagaimana tata cara shalat beserta hadits yang mendukungnya.
2. Untuk menjelaskan bagaimana cara shalat berjama‟ah beserta hadits yang mendukungnya!
3. Untuk menjelaskan bagaimana cara shalat jama‟ beserta hadits yang mendukungnya!
4. Untuk menjelaskan bagaimana cara shalat Qasar beserta hadits yang mendukungnya!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tata Cara Shalat
Tata cara shalat sudah diatur oleh syari‟at islam secara baik lagi sempurna. Misalnya, tentang
syarat rukun shalat, dan bagaimana pelaksanaan shalat itu sendiri.
Tata cara pelaksanaan shalat dapat diketahui dengan hadits berikut ini:
‫ش‬ ٌ‫ا‬ ْ‫يب‬ ‫ف‬ ‫س‬ ٓ‫ػ‬ ُ ٌ‫سب‬ ٓ ‫يذث‬ ‫ؼ‬ ‫س‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ٓ ‫اث‬ ‫ِذّذ‬ ٓ ‫ث‬ ً‫ي‬ ‫م‬ ‫ػ‬ ٓ ‫ث‬ ‫جذاهلل‬ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ٜ‫ٚس‬
‫ضٛء‬ ٛ ٌ‫ا‬ ‫الح‬‫ظ‬ ٌ‫ا‬ ‫زبح‬ ‫ف‬ ِ :‫بي‬ ‫ل‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ْ‫ا‬ ٗ‫ي‬ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ ‫يخ‬ ‫ف‬ ٕ ‫ذ‬ ٌ‫ا‬
.َ ‫ال‬‫س‬ ٌ‫ا‬ ‫ٍٙب‬ ‫ي‬ ٍ ‫ذ‬ ‫ٚر‬ ‫يش‬ ‫ج‬ ‫ى‬ ‫ز‬ ٌ‫ا‬ ‫ّٙب‬ ‫ذشي‬ ‫ٚر‬
“Telah mengkhabarkan kepada kami Sa‟id bin Salim dari Sofyan Ats-Tsauri dari Abdillah bin
Uqail dari Muhamad bin Hanafiyah dari ayahnya, bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Kunci
pembuka shalat adalah wudlu‟, permulaan shalat adalah takbir, dan penutup shalat adalah
salam.”
ٗ ٔ‫ا‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ٓ ‫ث‬ ‫ػخ‬ ‫ب‬ ‫سف‬ ٖ‫جذ‬ ٓ‫ػ‬ ٗ‫ي‬ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ ‫الد‬‫خ‬ ٓ ‫ث‬ ‫ذي‬ ‫ي‬ ٓ ‫ث‬ ٍٝ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ‫ِذّذ‬ ٓ ‫ث‬ ُ‫ي‬ ٘‫شا‬ ‫اث‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬
ً ٌ‫ا‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫سّغ‬ ‫ضبء‬ ٛ‫ز‬ ‫ي‬ ٍ ‫ف‬ ‫الح‬‫ظ‬ ٌ‫ا‬ ٝ ٌ‫ا‬ ُ ‫و‬ ‫ادذ‬ َ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ارا‬ :‫مٛي‬ ‫ي‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ٖ
‫شئ‬ ٗ‫ؼ‬ِ ٓ‫ى‬ ‫ي‬ ُ ٌ ْ‫ٚا‬ ٗ ‫ث‬ ‫شأ‬ ‫ال‬ ْ‫مشا‬ ٌ‫ا‬ ِٓ ‫شئ‬ ٗ‫ؼ‬ِ ْ‫ب‬ ‫و‬ ْ‫ب‬ ‫ف‬ ‫جش‬ ‫ى‬ ‫ي‬ ٌ ُ ‫ص‬ ٝ ٌ ‫ؼب‬ ‫ر‬ ‫اهلل‬ ‫أِش‬ ‫ّب‬ ‫و‬
ٓ‫ئ‬ ّ‫ط‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ُ‫م‬ ‫ي‬ ٌ ُ ‫ص‬ ‫ؼب‬ ‫ساو‬ ٓ‫ئ‬ ّ‫ط‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫غ‬ ‫يشو‬ ٌ ُ ‫ص‬ ٖ‫جش‬ ‫ى‬ ‫ي‬ ٌٚ ‫اهلل‬ ‫يذّذ‬ ٍ ‫ف‬ ْ‫مشا‬ ٌ‫ا‬ ِٓ
‫غ‬ ‫يشف‬ ٌ ُ ‫ص‬ ‫جذا‬ ‫سب‬ ٓ‫ئ‬ ّ‫ط‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫سجذ‬ ‫ي‬ ٌ ُ ‫ص‬ ‫ّب‬ ‫ئ‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫سب‬ ٌ ‫جب‬ ٓ‫ؼ‬ّ‫ط‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫ٍس‬ ‫يج‬ ٍ ‫ف‬ ٗ‫س‬ ‫سأ‬
.ٗ ‫ر‬ ‫ال‬‫ط‬ ِٓ ‫مض‬ ٕ ‫ي‬ ‫ّب‬ ٔ ‫ب‬ ‫ف‬ ٖ‫٘ز‬ ِٓ ‫مس‬ ٔ ّٓ ‫ف‬
“Telah mengkhabarkan kepada kami Ibrahim bin Muhamad dari Ali bin yahya bin Khalad dari
ayahnya dari kakeknya yang bernama Rifa‟ah bin Malik, bahwa dia telah mendengar Rasulullah
saw. Bersabda: “Apabila salah seorang diantara kamu akan mengerjakan shalat, hendaklah dia
berwudlu‟ lebih dahulu sebagaimana yang telah diperintahkan Allah. Lalu dia bertakbir,
kemudian bila dia menghafal sebagian dari ayat-ayat Al-qur‟an, hendaklah membacanya. Bila
tidak menghafalnya, hendaklah dia membaca hamdalah (memuji kepada Allah) dan bertakbir.
Lalu ruku‟ hingga sempurna didalam ruku‟. Kemudian berdiri (I‟tidal) hingga sempurna didalam
berdiri. Lalu bersujud hingga sempurna didalam sujud, kemudian mengangkat kepala (bangkit),
lalu duduk hingga sempurna didalam duduk. Barang siapa mengurangi sedikit saja dari tatacara
ini, berarti dia telah mengurangi pelaksanaan shalat.”
Penjelasan Hadits
Rasulullah telah menjelaskan tentang tatacara pelaksanaan shalat, sebagaimana yang sudah
lazim dilakukan. Sabda Rasulullah: “Bila menghafal sebagian dari ayat-ayat Al-Qur‟an,
hendaklah membacanya. Dan bila tidak menghafal, hendaklah membaca hamdalah,” adalah
sebagai perintah pada permulaan islam, ketika Al-Qur‟an belum banyak diturunkan, dan belum
ada aturan bahwa didalam surat harus membaca Surat Al-fatihah, atau dalam keadaan darurat.
Misalnya ada orang awam masuk islam, kemudian dia akan melaksanakan shalat, tetapi belum
hafal bacaan Surat Al-fatihah, maka dia diperbolehkan membaca sembarang ayat Al-Qur‟an
yang sudah dihafalnya, atau membaca hamdalah saja dalam pelaksanaan shalat, sebagai ganti
bacaan Surat Al-fatihah. Tentu saja dia harus terus menerus belajar membaca Surat Al-fatihah
hingga hafal.
Bila tidak dipahami demikian, maka akan memunculkan permasalahan. Sebab hadits diatas
bertentangan dengan hadis-hadis lain yang menerangkan, bahwa shalat tidak akan sah tanpa
disertai bacaan surat Al-fatihah. Namun boleh jadi yang dimaksud pada hadis diatas adalah Surat
Alfatihah, hingga dapat dipahami bahwa shalat dengan hanya membaca Surat Al-fatihah saja
sudah sah. Tetapi bila lafal sebagian dari ayat-ayat Al-Qur‟an dimaksudkan sebagai surat-surat
pendek dalam Al-Qur‟an, kemudian dibaca sesudah surat Al-fatihah, maka lebih utama. Sebab
telah kita maklumi bahwa membaca salah satu surat atau ayat Al-Qur‟an didalam shalat sesudah
bacaan Surat Al-Fatihah hukumnya sunnah.
Berikut ini ada Hadis tentang Tatacara Shalat yang dilakukan Nabi Muhammad saw:
‫ق‬ ‫ِذّذ‬ ٓ ‫ث‬ ُ‫ي‬ ٘‫شا‬ ‫اث‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ٓ‫ػ‬ ‫الد‬‫خ‬ ٓ ‫ث‬ ٝ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫ي‬ ٓ ‫اث‬ ٍٝ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ْ‫ال‬‫ػج‬ ٓ ‫ث‬ ‫ِذّذ‬ ٝ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ‫اي‬
‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ِٓ ‫جب‬ ‫شي‬ ‫ل‬ ‫سجذ‬ ّ ٌ‫ا‬ ٝ ‫ف‬ ٍٝ ‫ظ‬ ‫ي‬ ٌ ً‫سج‬ ‫جبء‬ :‫بي‬ ‫ل‬ ‫غ‬ ‫ساف‬ ٓ ‫ث‬ ‫بػخ‬ ‫سف‬
ٍٝ ‫ط‬ ٝ‫ج‬ ٕ ٌ‫ا‬ ٌٗ ‫مبي‬ ‫ف‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ٝ‫ج‬ ٕ ٌ‫ا‬ ٍٝ ‫ػ‬ ٍُ ‫س‬ ‫ف‬ ‫جبء‬ ُ ‫ص‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬
‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ٕٝ ٍّ ‫ؼ‬ ‫ػ‬ :‫مبي‬ ‫ف‬ .ً‫ظ‬ ‫ر‬ ُ ٌ ‫ه‬ ٔ‫ب‬ ‫ف‬ ‫ه‬ ‫الر‬‫ط‬ ‫اػذ‬ :ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ‫يف‬ ‫و‬
‫برا‬ ‫ف‬ ‫مشأ‬ ‫ر‬ ْ‫ا‬ ‫اهلل‬ ‫شبء‬ ‫ِٚب‬ ْ‫مشا‬ ٌ‫ا‬ َ‫ب‬ ‫ث‬ ‫شأ‬ ‫ال‬ ُ ‫ص‬ ‫جش‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ‫ٍخ‬ ‫ج‬ ‫م‬ ٌ‫ا‬ ٝ ٌ‫ا‬ ‫ٛجٙذ‬ ‫ر‬ ‫بي:ارا‬ ‫ل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫ا‬
‫جه‬ ٍ ‫ط‬ ُ ‫بل‬ ‫ف‬ ‫ؼذ‬ ‫سف‬ ‫برا‬ ‫ف‬ ‫ظٙشن‬ ‫ٚاِذد‬ ‫سٚػه‬ ٓ‫ى‬ ِ ٚ ‫يه‬ ‫ز‬ ‫ج‬ ‫سو‬ ٍٝ ‫ػ‬ ‫يه‬ ‫ز‬ ‫ساد‬ ً‫ؼ‬ ‫بج‬ ‫ف‬ ‫ؼذ‬ ‫سو‬
‫ؼذ‬ ‫سف‬ ‫برا‬ ‫ف‬ ‫سجٛد‬ ٌ‫ا‬ ٓ‫ى‬ ّ ‫ف‬ ‫سجذد‬ ‫برا‬ ‫ف‬ ‫ٍٙب‬ ‫ط‬ ‫فب‬ ِ ٝ ٌ‫ا‬ َ‫ؼظب‬ ٌ‫ا‬ ‫غ‬‫شج‬ ‫ر‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫سه‬ ‫سأ‬ ‫غ‬ ‫ٚاسف‬
ً‫ؼ‬ ‫اف‬ ُ ‫ص‬ ٜ‫سش‬ ‫ي‬ ٌ‫ا‬ ‫خزن‬ ‫ف‬ ٍٝ ‫ػ‬ ‫ٍس‬ ‫بج‬ ‫ئٓ.ف‬ ّ‫ط‬ ‫ر‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫سجذح‬ ٚ ‫ؼخ‬ ‫سو‬ ً ‫و‬ ٝ ‫ف‬ ‫ه‬ ٌ‫ر‬
“Telah mengkhabarkan kepada kami Ibrahim bin Muhammad, dia telah berkata: Telah
mengkhabarkan kepadaku Muhammad bin Ajlan dari Ali bin Yahnya dari Khalad dari Rifa‟ah
bin Rafi‟, dia telah berkata: “Ada seorang laki-laki mengerjakan shalat didalam masjid,
berdekatan dengan Rasulullah saw. Setelah selesai shalat, lelaki itu datang menghadap
Rasulullah saw. Sambil mengucapkan salam kepada beliau. Kemudian Rasulullah bersabda:
“Ulangi Shalatmu!. Sebab sesungguhnya kamu belum melaksanakan shalat.” Kemudian lelaki itu
segera berdiri, lalu melaksanakan shalat seperti apa yang dia lakukan sebelumnya.
Rasulullah bersabda lagi: “Ulangi Shalatmu. Sebab sesungguhnya kamu belum melaksanakan
shalat.” Lelaku itu kemudian berkata: “Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku bagaimana
seharusnya aku melaksanakan shalat.” Rasulullah kemudian bersabda: “Jika engkau menghadap
kiblat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah Surat Al-Fatihah dan apa yang engkau hafal dari
sebagian ayat-ayat Al-Qur‟an. Apabila engkau ruku‟, maka luruskanlah punggungmu. Apabila
engkau bangkit dari ruku‟, maka luruskanlah tulang punggungmu dan tegakkanlah kepalamu,
hingga tulang-tulangmu kembali pada tempat semula. Apabila engkau sujud, maka tekanlah
sujudmu. Dan apabila engkau bangkit dari sujud, maka duduklah diatas telapak kaki kirimu.
Kemudian lakukanlah hal seperti itu pada setiap rakaat, dan lakukanlah sujud (yang kedua),
sehingga engkau tumakninah.”
Penjelasan Hadis
Rasulullah telah mengajarkan tatacara shalat yang sempurna, setelah sebelumnya beliau
menyaksikan ada seorang lelaki yang melakukan shalat secara sembarangan didekat beliau.
Rasulullah mengajarkan tatacara shalat setelah lelaki itu meminta kepada beliau untuk
mengajarkannya. Ini sebagai bukti betapa bijaknya Rasulullah dalam menuntun umatnya ke arah
kesempunaan ibadah.
B. Shalat Berjamaah
Shalat jamaah sangat dianjurkan oleh agama, pahala yang didapat dua puluh tujuh derajat
lebih besar dari pada shalat seorang diri.
Dari Riwayat Malik, Abi Zinad, A‟raj, dan Abi Hurairah Berkata:
ٍٝ ‫ط‬ ٝ‫ج‬ ٕ ٌ‫ا‬ ْ‫ا‬ ٕٗ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٝ‫ض‬ ‫س‬ ‫شح‬ ‫٘شي‬ ٝ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ ‫شط‬ ‫االػ‬ ٓ‫ػ‬ ‫بد‬ ٔ‫ض‬ ٌ‫ا‬ ٝ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬
.‫جضءا‬ ٓ ‫ششي‬ ‫ٚػ‬ ‫خّس‬ ‫ث‬ ٖ‫ٚدذ‬ ُ ‫و‬ ‫ادذ‬ ‫الح‬‫ط‬ ِٓ ً‫ض‬ ‫اف‬ ‫جّبػخ‬ ٌ‫ا‬ ‫الح‬‫ط‬ :‫بي‬ ‫ل‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬
“Telah menghkabarkan kepada kami Malik dari Abi Zinad dari A‟raj dari Abu Hurairah
radhiyallahu „anhu, bahwa Nabi saw. Telah bersabda: “Shalat berjamaah yang dilakukan salah
seorang diantara kamu lebih utama dari pada shalat sendirian, pahalanya berlipat dua puluh lima
kali.”
Dari Hadis lain juga mengatakan:
ٓ‫ػ‬ ‫غ‬ ‫بف‬ ٔ ٓ‫ػ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ْ‫ا‬ ‫ّٕٙب‬ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٝ‫ض‬ ‫س‬ ‫ػّش‬ ٓ ‫اث‬
‫د‬ ‫جّبػخ‬ ٌ‫ا‬ ‫الح‬‫ط‬ :‫بي‬ ‫ل‬ ٍُ ‫س‬ ٚ.‫دسجخ‬ ٓ ‫ششي‬ ‫ٚػ‬ ‫جغ‬ ‫س‬ ‫ث‬ ‫فشد‬ ٌ‫ا‬ ٍٝ ‫ػ‬ ً‫ض‬ ‫ف‬
“Telah dikhabarkan kepada kami Malik dari Nafi‟ dari Ibnu Umar Radhiyallahu an‟huma, bahwa
Rasulullah saw. Telah bersabda: “Shalat berjamaah lebih utama dari pada shalat seorang diri, dua
puluh derajat kali lipat.”
Penjelasan Hadis
Dari dua Hadis diatas Rasulullah menegaskan tentang pentingnya shalat berjamaah. Serta
keistimewaan yang terkandung didalamnya. Shalat jamaah adalah sunnah Rasul yang sangat
terkenal, mengandung hikmah yang besar, serta dapat mempersatukan kaum muslimin dalam
pandangan dan gerak langkah, hingga diantara mereka tergalang kebersamaan dan rasa
solidaritas.
Dalam menyikapi perihal hukum shalat jamaah, ada perbedaan pendapat dikalangan para
Ulama‟. Menurut Mayoritas Jumhur Ulama shalat jamaah hukumnya buka fardu „ain, hanya saja
apakah sunnah ataukah fardlu kifayah, dikalangan mereka masih terjadi perbedaan pendapat.
Dalam riwayat lain diterangkan bahwa Rasulullah berniat akan membakar rumah mereka
ketika meninggalkan shalat isya‟. Sedangkan riwayat yang lain lagi menerangkan, ketika
meninggalkan seluruh shalat lima waktu secara mutlak juga akan dibakar rumahnya. Menurut
pendapat yang terpilih shalat jamaah hukumnya fardlu kifayah bukan fardlu „ain. Dan ini
merupakan banyak dukungan dari para Ulama.
Berikut ini ada Hadits tentang Pahala Jamaah Shalat isya‟ dan subuh:
:‫بي‬ ‫ل‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ْ‫ا‬ ‫ٍخ‬ ِ‫دش‬ ٓ ‫ث‬ ّٓ‫شد‬ ٌ‫ا‬ ‫جذ‬ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬
‫ؼش‬ ٌ‫ا‬ ‫شٙٛد‬ ٓ‫ي‬ ‫م‬ ‫ٕبف‬ ّ ٌ‫ا‬ ٓ‫ي‬ ‫ٚث‬ ‫ٕب‬ ٕ ‫ي‬ ‫ذٛ٘زا.ث‬ ٔٚ‫ا‬ ‫ّٙب‬ ٔٛ‫ؼ‬‫ي‬ ‫زط‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫جخ‬ ‫ظ‬ ٌ‫ٚا‬ ‫اء‬
“Telah Mengkhabarkan kepada kami Malik dari Abdurrahman bin Harmalah, bahwa Rasulullah
saw. Telah Bersabda: “Perbedaan mencolok antara kami dengan orang-orang munafik adalah
menghadiri shalat jamaah isya‟ dan subuh. Mereka sangat keberatan menghadiri dua shalat
jamaah tersebut.” Atau “mereka tidak sanggup melakukan kedua shalat jamaah itu.” Atau:
“Mereka ogah menuju tempat pelaksanaan shalat jamaah tersebut.”
Penjelasan Hadis
Penyebutan shalat isya‟ dan subuh secara khusus pada hadis diatas, karena biasanya pada
pelaksanaan shalat tersebut kebanyakan mata manusia sudah atau masih ngantuk, hingga merasa
malas untuk melaksanakan shalat jamaah. Oleh karena itu, bagi mereka yang melaksanakannya,
maka Allah akan menyediakan pahala yang besar. Bahkan keberadaan shalat jamaah isya‟ dan
subuh dijadikan pembeda antara orang munafik dengan orang islam yang sejati.
Rukun atau Fardlu shalat:
1. Niat.
2. Takbiratul ikhram.
3. Berdiri tegak bagi yang mampu ketika shalat fardlu.
4. Membaca al-fatihah pada tiap rakaat.
5. Ruku‟.
6. I‟tidal.
7. Sujud dua kali untuk tiap rakaat.
8. Duduk diantara dua sujud.
9. Tuma‟ninah pada setiap ruku‟, sujud, duduk diantara dua sujud dan i‟tidal sekalipun pada
shalat sunnah.
10. Tasyahud Akhir.
11. Membaca shalawat Nabi.
12. Duduk untuk tasyahud, shalawat dan salam.
13. Mengucapkan salam.
14. Tertib.
C. Shalat Jama’
Shalat jama‟ adalah melaksanakan atau menggabungkan shalat wajib dalam satu waktu.
Shalat jama‟ dilaksanakan pada waktu bepergian dalam jarak tempuh 90 km. pada shalat jama‟,
yang bisa dijamakkan adalah shalat dzuhur, ashar, magrib dan isya‟, sedangkan subuh tidak bisa
dijama‟kkan.
Dalam riwayat hadis shahih muslim mengatakan:
ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ً‫ػج‬ ‫ارا‬ :ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫جي‬ ٕ ٌ‫ا‬ ٓ‫ػ‬ ٕٗ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ‫ضي‬ ‫س‬ ‫ٍه‬ ٌ‫ِب‬ ٓ ‫ث‬ ‫س‬ ٔ‫ا‬ ٓ‫ػ‬
.‫فك‬ ‫ش‬ ٌ‫ا‬ ‫يت‬ ‫غ‬ ‫ي‬ ٓ‫ي‬ ‫د‬ ‫شبء‬ ‫ؼ‬ ٌ‫ا‬ ٓ‫ي‬ ‫ٚث‬ ‫ّٕٙب‬ ‫ي‬ ‫ث‬ ‫غ‬ّ‫ج‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫غشة‬ ّ ٌ‫ؤخشا‬ ‫ي‬ ‫فش‬ ‫س‬ ٌ‫ا‬
“Anas bin Malik r.a berkata: “Apabila Nabi bergegas dalam perjalanan, beliau akhirkan shalat
zhuhur ke awal waktu shalat Asar, lalu beliau menjama‟ keduanya. Dan belian akhirkan shalat
maghrib, sehingga beliau menjama‟kan dengan shalat isya‟ ketika mega merah telah hilang.
Penjelasan Hadis
Saat memasuki shalat dzuhur, lalu masih dalam perjalanan maka shalatnya bisa dijama‟ diawal
waktu shalat asar. Dan ketika waktu maghrib datang menjama‟kannya shalat isya‟ ketika mega
merah telah hilang.
D. Shalat Qasar
Yang dimaksud dengan mengqasar sholat adalah meringkas shalat. Shalat yang bisa diringkas
hanya shalat dengan jumlah empat rakaat. Sementara maghrib dan subuh tidak bisa diqasarkan.
Bila menqasar shalat, bisa dilakukan dengan dua rakaat saja, untuk memudahkan seorang
Musafir.
Berikut ini ada Hadis tentang Mengqasar shalat:
‫ب‬ ‫ل‬ ‫ّٕٙب‬ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٝ‫ض‬ ‫س‬ ‫ػّش‬ ٓ ‫ث‬ ‫جذاهلل‬ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ‫غشة‬ ّ ٌ‫ؤخشا‬ ‫ي‬ ‫يش‬ ‫س‬ ٌ‫ا‬ ٗ ٍ‫ارااػج‬ ‫ص‬ ٝ‫ج‬ ٕ ٌ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫ساي‬ :‫ي‬
ُ ‫ص‬ ٓ ‫ؼخي‬ ‫سو‬ ‫يٙب‬ ٍ ‫ظ‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫شبء‬ ‫ؼ‬ ٌ‫ا‬ ُ‫ي‬ ‫م‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫جش‬ ٍ ‫ي‬ ٍُ ‫ل‬ ُ ‫ص‬ ٍُ ‫س‬ ‫ي‬ ُ ‫ص‬ ‫ب‬ ‫الص‬ ‫ص‬ ‫يٙب‬ ٍ ‫ظ‬ ‫ي‬ ‫ف‬
.ً‫ي‬ ٌ‫ا‬ ‫جٛف‬ ِٓ َٛ‫م‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫شبء‬ ‫ؼ‬ ٌ‫ا‬ ‫ؼذ‬ ‫ث‬ ‫جخ‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫ٚال‬ ٍُ ‫س‬ ‫ي‬
“Dari Abdullah bin Umar r.a berkata: Saya melihat Nabi saw. Apabila tergesa-gesa dalam
perjalanan beliau akhirkan maghrib. Beliau shalat tiga rakaat kemudian salam. Beliau diam
sejenak sampai masuk isya‟ lalu beliau shalat dua rakaat kemudian salam, dan beliau tidak
membaca tasbih setelah isya‟ sampai beliau bangun jauh ditengah malam.”
Penjelasan Hadis
Dari Hadis diatas dapat dijelaskan bahwa apabila kita tergesa-gesa dalam perjalanan pada saat
waktu maghrib, maka kita harus mengqasar shalat maghrib dan isya‟. Maghrib dilakukan dengan
tiga rakaat, sedangkan isya‟ dengan dua rakaat.
Dari Hadis lain Riwayat Abu Hurairah disitu Rasulullah memberi pesan kepada Umatnya,
bahwa:
ْ‫ا‬ ‫ش‬ ‫االخ‬ َٛ‫ي‬ ٌ‫ٚا‬ ‫بهلل‬ ‫ث‬ ِٓ‫ؤ‬ ‫ر‬ ‫شاح‬ِ‫ال‬ ً‫ذ‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫ص‬ ٝ‫ج‬ ٕ ٌ‫ا‬ :‫بي‬ ‫ل‬ ٕٗ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٝ‫ض‬ ‫س‬ ‫شح‬ ‫٘شي‬ ٝ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬
َٛ ‫ي‬ ‫يشح‬ ‫س‬ ِ ‫ش‬ ‫سبف‬ ‫ر‬ .‫دشِخ‬ ‫ِؼٙب‬ ‫يس‬ ٌ ‫ٍخ‬ ‫ي‬ ٌٚ
“Dari Abu Hurairah r.a berkata: Nabi saw. Bersabda: “Tidak halal bagi seseorang wanita yang
beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian perjalanan sehari semalam tanpa ada
muhrim (seorang yang haram dinikah atau menikah).”
Penjelasan Hadis
Dari Hadis diatas dapat dijelaskan bahwa Apabila seseorang bepergian, terutama wanita,
maka wanita itu harus didampingi muhrimnya. Seperti: ayahnya, atau saudaranya. Sehingga
wanita tersebut terhindar dari bahaya.
E. Shalat Sunnah
‫ه‬ ٌ ‫سأ‬ ‫ا‬ :‫ٍذ‬ ‫م‬ ‫جي.ص.ف‬ ٕ ٌ‫ا‬ ٝ ٌ ‫بي‬ ‫ل‬ .‫بي‬ ‫ل‬ ٕٗ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٝ‫ض‬ ‫س‬ ‫ٍّي‬ ‫س‬ ‫األ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ٓ ‫ث‬ ‫ؼخ‬ ‫سث‬ ٓ‫ػ‬
‫بِشاف‬ ‫ل‬ ,‫ه‬ ٌ‫ر‬ ٛ٘ :‫ٍذ‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ه؟‬ ٌ ‫ر‬ ‫يش‬ ‫غ‬ ٚ‫ا‬ :‫مبي‬ ‫ف‬ ‫ٕخ‬ ‫ج‬ ٌ‫ا‬ ٝ ‫ف‬ ‫زه‬ ‫ل‬ ‫سه‬ ‫ف‬ ٔ ٍٝ ‫ػ‬ ٕٝ ‫ػ‬ ‫ب‬ ‫ي:ف‬
.‫سجٛد‬ ٌ‫ا‬ ‫ضشح‬ ‫ى‬ ‫ث‬
“Dari Rabi‟ah bin Malik al Aslamiy r.a, dia berkata: Nabi saw. Bersabda kepada saya:
Mohonlah! Lalu saya berkata: saya memohon kepada engkau untuk menemanimu didalam surga.
Lalu beliau bertanya: Apa lagi selain itu? Lalu saya menjawab: Hanya itu saja. Beliau bersabda:
bantulah aku agar terkabul permohonan untuk dirimu dengan banyak sujud (H.R Muslim).
Penjelasan Hadis
Hadis ini menjelaskan “banyak sujud” itu dengan banyak shalat sunnah, dia menjadikan Hadis
itu sebagai dalil shalat sunnah. Seakan-akan dia mengalihkan pengertian hakekat sujud selain
shalat karena tidak mau memisahkan sujud saja tanpa shalat. Dan sujud itu meskipun bertepatan
dengan shalat fardlu (seperti sujud tilawah dalam shalat). Akan tetapi penetapan sujud pada
shalat itu pasti bagi setiap orang islam. Hanya saja Nabi saw. Memberikan petunjuk dengan
suatu cara yang khusus yaitu shalat sunnah itu, agar dengan banyak shalat sunnah itu bisa
tercapai maksudnya.
Dalam hadis tersebut terkandung dalil yang menunjukkan kesempurnaan iman dan ketinggian
cita-citanya untuk mencapai tuntutan yang lebih mulia dan derajat yang paling tinggi dan
memelihara diri dari pengaruh negatif dunia dan syahwat. Dan hadis itu juga menunjukkan
bahwa shalat itu adalah amal yang lebih utama dari lainnya dalam usaha semacam itu, karena
beliau (Nabi saw) memberikan petunjuk, tidak akan mencapai maksud kecuali dengan banyak-
banyak shalat. Disamping menunjukkan bahwa permohonannya itu termasuk permohonan yang
paling mulia.
Dalil hikmah Shalat sunnah:
‫جذ‬ ‫ز‬ ‫و‬ ‫ّٙب‬ ‫ار‬ ْ‫ب‬ ‫و‬ ْ‫ب‬ ‫ف‬ ٗ ‫ر‬ ‫ال‬‫ط‬ ‫يبِخ‬ ‫م‬ ٌ‫ا‬ َٛ ‫ي‬ ‫جذ‬ ‫ؼ‬ ٌ‫ا‬ ٗ ‫ث‬ ‫ست‬ ‫ذب‬ ‫ي‬ ‫ِب‬ ‫اٚي‬ .‫.ص‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫بي‬ ‫ل‬
‫طٛع‬ ‫ر‬ ِٓ ٜ‫جذ‬ ‫ؼ‬ ٌ ْٚ‫جذ‬ ‫ر‬ ً٘ ‫ظشٚا‬ ٔ‫ا‬ :ٗ‫ز‬ ‫ى‬ ‫ئ‬ ‫ال‬ّ ٌ ‫اهلل‬ ‫بي‬ ‫ل‬ ‫ّٙب‬ ‫ار‬ ٕٓ ‫ى‬ ‫ي‬ ُ ٌ ْ‫ٚا‬ ,‫بِخ‬ ‫ر‬ ٌٗ
‫زي‬ ‫و‬ ‫بح‬ ‫ضو‬ ٌ‫ا‬ ُ ‫ص‬ ٗ‫ز‬ ‫ض‬ ‫شي‬ ‫ف‬ ‫ٙب‬ ‫ث‬ ٍْٛ ّ‫ى‬ ‫ز‬ ‫ه.ف‬ ٌ‫ر‬ ‫ست‬ ‫د‬ ٍٝ ‫ػ‬ ‫ّبي‬‫األػ‬ ‫ؤخز‬ ‫ر‬ ُ ‫ص‬ ‫ن‬
“Rasulullah saw. Telah bersabda: Adapun yang pertama kali dihisap dari amal hamba itu pada
hari kiamat kelak ialah shalatnya. Jika dia sudah menyempurnakan shalat itu, maka ditulis
sempurna baginya, dan jika dia belum menyempurnakan shalatnya, maka Allah berfirman
kepada malaikatnya: “Perhatikanlah olehmu, apakah kamu menjumpai amal sunnahnya? (kalau
ada), maka kamu tambahkan shalat fardlunya itu dengan shalat sunnahnya, kemudian zakatnya,
demikian juga, kemudian amal-amalnya itu diambil sesuai dengan itu.”
Hadis tersebut sebagai dalil yang menunjukkan hikmah shalat sunnah. Mengenai lafal menurut
riwayat Muslim, bahwa beliau (Nabi saw) tidak shalat setelah terbit fajar kecuali dua rakaat,
maka hadis itu dijadikan dalil oleh orang yang berpendapat makruh shalat sunnah setelah terbit
fajar.
F. Shalat Jenazah
ٖ‫جش‬ ‫اخ‬ ‫يه‬ ‫ز‬ ‫ػ‬ ٓ ‫ث‬ ‫ذبسس‬ ٌ‫ا‬ ٓ ‫ث‬ ‫يه‬ ‫ز‬ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ,‫يه‬ ‫ز‬ ‫ػ‬ ٓ ‫شث‬ ‫جبث‬ ٓ ‫ث‬ ‫جذاهلل‬ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬
ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ْ‫ا‬ ‫يه‬ ‫ز‬ ‫ػ‬ ٓ ‫شث‬ ‫ث‬ ‫جب‬ ٓ‫ػ‬ ‫ذ‬ ‫ث‬ ‫ب‬ ‫ص‬ ٓ ‫ث‬ ‫جذاهلل‬ ‫ػ‬ ‫ؼٛد‬ ‫ي‬ ‫جبء‬
‫ظبح‬ ‫ف‬ ‫ٍت‬ ‫غ‬ ‫ذ‬ ‫ل‬ ٖ‫ٛجذ‬ ‫ف‬ ‫ة‬ ,ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫غ‬‫زشج‬ ‫س‬ ‫ب‬ ‫ف‬ ٗ‫ج‬ ‫ج‬ ‫ي‬ ٍُ ‫ف‬ ٖ
ٓٙ‫ز‬ ‫ى‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫يه‬ ‫ز‬ ‫ػ‬ ٓ ‫اث‬ ً‫ؼ‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ٓ‫ي‬ ‫ى‬ ‫ٚث‬ ‫سٛح‬ ٕ ٌ‫ا‬ ‫ظبح‬ ‫ف‬ ‫يغ‬ ‫شث‬ ٌ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ث‬ ‫آ‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫يه‬ ٍ ‫ػ‬ ‫ٕب‬ ‫ج‬ ٍ ‫غ‬ :‫بي‬ ‫ٚل‬
‫ِٚب‬ :‫بي‬ ‫ل‬ ,‫يخ‬ ‫بو‬ ‫ث‬ ٓ‫ي‬ ‫ى‬ ‫ج‬ ‫ر‬ ‫ال‬ ‫ف‬ ‫ٚجت‬ ‫برا‬ ‫ف‬ ,ٓٙ‫دػ‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫مبي‬ ‫ف‬
.‫ِبد‬ ‫ارا‬ :‫ي‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫اهلل؟‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫ٛجٛة‬ ٌ‫ا‬
“Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Abdillah bin Jabir bin Atik bin Harits bin Atik,
dia meriwayatkan dari Jabir bin Atik: Sesungguhnya Rasulullah saw. Datang menjenguk
Abdullah bin Tsabit, kemudian beliau mendapatinya sudah sakit sangat parah. Lalu Rasulullah
memanggilnya, tetapi dia dapat menjawab. Kemudian mengucapkan Istirja‟ (innalillah), lantas
bersabda: “Kami telah tertinggal untuk mengejarmu, wahai Abu Rabi‟. Lantas terdengar kaum
wanita berteriak dan menangis. Ibnu Atik kemudian menyuruh mereka diam. Lalu Rasulullah
bersabda: “Biarkanlah mereka itu. Hanya saja apabila sudah benar-benar terjadi kematian, jangan
sampai ada seorang pun menangis.” Lantas Ibnu Atik berkata: “Apakah yang dimaksud Al-
Wujud itu, ya Rasulullah?” jawab Rasulullah: “Kalau sudah benar-benar meninggal.”
Penjelasan Hadis
Menangis yang hanya mengeluarkan air mata, tidak diikuti dengan jeritan dan suara keras
adalah diperbolehkan, baik sesudah meninggalnya seseorang yang ditangisi maupun sebelumnya.
Lain halnya dengan pendapat orang yang berpandangan kepada pengertian Lahiriah hadis
tersebut, mereka hanya membolehkan menangis sebelum seseorang meninggal. Sedangkan
sesudah meninggal, maka tidak diperbolehkan. Tetapi pendapat ini lemah. Dikatakan lemah
karena bertentangan dengan hadis yang menyatakan bahwa ketika Rasulullah saw.
Mengeluarkan air mata karena melihat anak shalih seorang putrinya sedang sakaratul maut, maka
Sa‟d bin Ubaidah bertanya: “Ya Rasulullah, mengapa engkau menangis?” rasulullah menjawab:
“Ini adalah rahmat yang dijadikan oleh Allah dalam hati hamba-hamba-Nya yang penyayang.”
Rasulullah memberitahukan kepada Sa‟d bin Ubaidah, bahwa menangis yang hanya sekedar
mengeluarkan air mata adalah tidak haram dan tidak makruh. Bahkan air mata tersebut
merupakan rahmat dan keutamaan. Sedangkan yang diharamkan adalah memanggil-manggil si
mayit, menyebut-nyebut kebaikannya, dan menampari pipi sendiri sambil menangis. Hal ini
diperkuat dengan sabda Rasulullah saw yang menegaskan: “Sesungguhnya Allah tidak menyiksa
seseorang karena air mata, dan tidak pula karena sedihnya hati.
ٕٗ ‫ى‬ ٌٚ ‫ىزة‬ ‫ي‬ ُ ٌ ٗ ٔ‫ا‬ ‫اِب‬ :‫ٕٙب‬ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٝ‫ض‬ ‫س‬ ٗ‫ش‬ ‫ػبئ‬ ‫ذ‬ ٌ‫مب‬ ‫ف‬ ٝ‫ذ‬ ٌ‫ا‬ ‫ىبء‬ ‫ج‬ ‫ث‬ ‫ؼزة‬ ‫ي‬ ٌ ‫يذ‬ ّ ٌ‫ا‬ ْ‫ا‬
‫يٙب‬ ٍ ‫ػ‬ ٝ‫ى‬ ‫ج‬ ‫ي‬ ٝ٘ٚ ‫خ‬ ‫ٙٛدي‬ ‫ي‬ ٍٝ ‫ػ‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫ِش‬ ‫ّب‬ ٔ‫ا‬ ٝ‫س‬ ٔٚ‫أ‬ ‫اخطأ‬
.‫ب‬٘‫جش‬ ‫ل‬ ٝ ‫ف‬ ‫ة‬ ‫ؼز‬ ‫ز‬ ٌ ‫ٙب‬ ٔ‫ٚا‬ ‫يٙب‬ ٍ ‫ػ‬ ْٛ‫ى‬ ‫ج‬ ‫ي‬ ٌ ُٙ ٔ‫ا‬ :‫مبي‬ ‫ف‬ ‫ٍٙب‬٘‫ا‬
“Telah mengkhabarkan kepada kami Malik bin Anas dari Abdullah bin Abi Bakar dari ayahnya
dari Amrah: Sesungguhnya dia mendengar Aisyah berkata tatkala kepadanya diingatkan bahwa
Abdullah bin Umar telah berkata: “Sesungguhnya mayit akan disiksa karena tangisan orang yang
masih hidup.” Lantas Aisyah berkata: “Ketahuilah, Sesungguhnya Ibnu Umar Tidak Berdusta.
Akan tetapi dia keliru dan lupa. Sebab Rasulullah pernah melewati jenazah seorang perempuan
Yahudi yang ditangisi oleh keluarganaya, lalu beliau berkata: “Sesungguhnya mereka menangisi
perempuan itu, lantaran si perempuan tersebut akan disiksa didalam kuburnya.”
ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ْ‫ا‬ ‫يخ‬ ‫ػط‬ َ‫ا‬ ٓ‫ػ‬ ٓ ‫يشي‬ ‫س‬ ٓ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ ٝ ٔ ‫يب‬ ‫ز‬ ‫سخ‬ ٌ‫ا‬ ‫ٛة‬ ‫اي‬ ٓ‫ػ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬
‫ّبء‬ ‫ث‬ ‫ه‬ ٌ ‫ر‬ ِٓ ‫ضش‬ ‫اٚاو‬ ‫سب‬ ّ‫اٚخ‬ ‫ب‬ ‫ص‬ ‫ال‬ ‫ص‬ ‫ٕٙب‬ ٍ ‫س‬ ‫اغ‬ :ٗ‫ز‬ ٕ ‫اث‬ ً‫س‬ ‫غ‬ ٝ ‫ف‬ ٓٙ ٌ ‫بي‬ ‫ل‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬
‫سذ‬ ٚ.‫فٛسا‬ ‫و‬ ِٓ ‫ئب‬ ‫ي‬ ‫ش‬ ٚ‫ا‬ ‫ٛسا‬ ‫بف‬ ‫و‬ ‫يشح‬ ‫االخ‬ ٝ ‫ف‬ ٍٓ ‫ؼ‬ ‫ٚاج‬ ‫س‬
“Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Ayub As-Sikhtiyani dari Ibnu Sirin dari Umi
Athiyah: Sesungguhnya Rasulullah saw Bersabda kepada mereka (kaum wanita) ketika
memandikan putrinya: “Mandikanlah dia tiga kali atau lima kali atau lebih banyak lagi. Jika
kamu sekalian memandang perlu, maka mandikanlah dengan air dan daun bidara. Dan pada kali
yang terakhir, gunakanlah kapur barus atau sesuatu yang serupa dengan kapur barus.”
Penjelasan Hadis
Dalam hadis ini dapat diambil kesimpulan, bahwa memandikan mayit, mengkafani, menyolati,
dan mengebumikannya hukumnya adalah fardlu kifayah. Artinya, apabila ada sebagian orang
yang telah melakukannya, maka gugurlah hukum fardhu terhadap yang lain. Tetapi jika tidak ada
seorangpun yang melakukannya, maka semua orang yang berada dalam kampung tersebut
berdosa.
Memandikan mayit sebanyak tiga kali atau lima kali atau lebih banyak lagi hukumnya adalah
sunnah, karena melebihi yang telah difardhukan. Dalam memandikan mayit disunnahkan dalam
bilangan ganjil, sebagaimana yang dipahami dari hadis diatas. Sebab dalam hadis lain Rasulullah
juga bersabda: “Sesungguhnya Allah adalah witir (Esa), dia menyukai yang witir (yang ganjil).”
Yang dimaksud adalah Esa dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Karena itu, dia menyukai hal-
hal yang serupa bilangannya dengan keadaan diri-Nya dalam hal keganjilannya.
‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ْ‫ا‬ ٜ‫خذس‬ ٌ‫ا‬ ‫يذ‬ ‫ؼ‬‫س‬ ٝ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ ّٓ‫شد‬ ٌ‫ا‬ ‫جذ‬ ‫ػ‬ ٝ ‫اث‬ ٓ ‫ث‬ ‫ؼخ‬ ‫ي‬ ‫سث‬ ٓ‫ػ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬
‫ب‬٘ٚ‫ضٚس‬ ‫ف‬ ‫جٛس‬ ‫م‬ ٌ‫ا‬ ‫بسح‬ ‫صي‬ ٓ‫ػ‬ ُ‫ى‬ ‫ز‬ ‫ي‬ ٙ ٔٚ :‫بي‬ ‫ل‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ .‫٘جشا‬ ‫ٛا‬ ٌٛ‫م‬ ‫ر‬ ‫ٚال‬
“Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Rabi‟ah bin Abi Abdirrahman dari Abi Sa‟id Al-
Khudri: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Aku dahulu telah melarang kamu sekalian
menziarahi kubur, tetapi sekarang berziarahlah. Dan janganlah kamu mengeluarkan ratapan.”
Dalam riwayat lain ditegaskan: “Maka sekarang berziarah kuburlah kalian, karena
sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan kepada kehidupan akhirat,”
Tujuan utama dari ziarah kubur adalah mengambil pelajaran dari apa yang telah menimpa
diri orang lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak atau belum dikenal. Betapapun
kuatnya mereka dan banyaknya harta yang mereka miliki serta pengaruh yang kuat, semua itu
tidak dapat memelihara diri mereka dari kematian. Dengan demikian, hati orang yang berziarah
kubur akan menjadi sadar dari kesesatannya dan mau bertaubat, serta mudah bagi yang berharta
untuk menyedekahkan dari sebagian dari hartanya dan bertambah rajin dalam beribadah kepada
Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rukun atau Fardlu shalat:
1. Niat.
2. Takbiratul ikhram.
3. Berdiri tegak bagi yang mampu ketika shalat fardlu.
4. Membaca al-fatihah pada tiap rakaat.
5. Ruku‟.
6. I‟tidal.
7. Sujud dua kali untuk tiap rakaat.
8. Duduk diantara dua sujud.
9. Tuma‟ninah pada setiap ruku‟, sujud, duduk diantara dua sujud dan i‟tidal sekalipun pada
shalat sunnah.
10. Tasyahud Akhir.
11. Membaca shalawat Nabi.
12. Duduk untuk tasyahud, shalawat dan salam.
13. Mengucapkan salam.
14. Tertib.
B. SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
 Mahalli, Ahmad Mudjab, Hadis-hadis Ahkam Riwata Asy-syafi‟i, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2003)
Al-albani, Muhammad nashirudin, Ringkasan Shahih Muslim (Jakarta: Gema Insani,
2003)
 Az-zubaidi, Zaenuddin Ahmad, dan Zuhri, Muhammad, Terjemah Hadis Shahih Bukhari
Jilid I (Semarang: CV. Toha Putra, 1986)
 Muhammad, Abu Bakar, Terjemahan Subulus Salam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1991)
http://abusalma.wordpress.com/2006/12/04/shalat-jama%E2%80%99-dan-qashar/
diakses tgl 09-092012 09:39
MAKALAH
SHALAT WAJIB DAN SUNAT
DISUSUN OLEH :
SITTI RAHMA

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Adzan & iqomah (4 Madzhab)
Adzan & iqomah (4 Madzhab)Adzan & iqomah (4 Madzhab)
Adzan & iqomah (4 Madzhab)
Muhammad Jamhuri
 
Slide adzan dan iqamah
Slide adzan dan iqamahSlide adzan dan iqamah
Slide adzan dan iqamah
Jusuf AN
 
Fiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwi
Fiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwiFiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwi
Fiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwi
nailisepti
 

Was ist angesagt? (19)

Adzan & iqomah (4 Madzhab)
Adzan & iqomah (4 Madzhab)Adzan & iqomah (4 Madzhab)
Adzan & iqomah (4 Madzhab)
 
Makalah shalat 2
Makalah shalat 2Makalah shalat 2
Makalah shalat 2
 
Fiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai MadzhabFiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Adzan dan Iqamah
Adzan dan IqamahAdzan dan Iqamah
Adzan dan Iqamah
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Sholat 4 madzhab
Sholat 4 madzhabSholat 4 madzhab
Sholat 4 madzhab
 
2. sholat lima waktu dan sujud sahwi
2. sholat lima waktu dan sujud sahwi2. sholat lima waktu dan sujud sahwi
2. sholat lima waktu dan sujud sahwi
 
Adzan dan iqomat
Adzan dan iqomatAdzan dan iqomat
Adzan dan iqomat
 
Slide adzan dan iqamah
Slide adzan dan iqamahSlide adzan dan iqamah
Slide adzan dan iqamah
 
Makalah sholat
Makalah sholatMakalah sholat
Makalah sholat
 
7. sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
7. sholat sunnat muakad dan ghairu muakad7. sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
7. sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
 
Cr008 tata cara shalat rasul utk lelaki perempuan
Cr008  tata cara shalat rasul utk lelaki perempuanCr008  tata cara shalat rasul utk lelaki perempuan
Cr008 tata cara shalat rasul utk lelaki perempuan
 
6. sholat jama qashar
6. sholat jama qashar6. sholat jama qashar
6. sholat jama qashar
 
Sholat
SholatSholat
Sholat
 
Gusdifa PM Ahkam Sholat
Gusdifa PM Ahkam SholatGusdifa PM Ahkam Sholat
Gusdifa PM Ahkam Sholat
 
Fiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwi
Fiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwiFiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwi
Fiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwi
 
Melihat sholat nabi
Melihat sholat nabiMelihat sholat nabi
Melihat sholat nabi
 
Fiqih shalat
Fiqih shalatFiqih shalat
Fiqih shalat
 

Andere mochten auch

Guía didáctica power point
Guía didáctica power pointGuía didáctica power point
Guía didáctica power point
danny3136
 
UnderTheBoardwalk
UnderTheBoardwalkUnderTheBoardwalk
UnderTheBoardwalk
parkernani
 
Consider oral cancer if you experience prolonged sore spot
Consider oral cancer if you experience prolonged sore spotConsider oral cancer if you experience prolonged sore spot
Consider oral cancer if you experience prolonged sore spot
Bao Tran
 
Lembar Persiapan Mengajar (LPM)
Lembar Persiapan Mengajar (LPM)Lembar Persiapan Mengajar (LPM)
Lembar Persiapan Mengajar (LPM)
farrahhanyfauziah
 

Andere mochten auch (20)

Grietas.
Grietas.Grietas.
Grietas.
 
MARCHING BAND MUSICIANS ARE AT VERY HIGH RISK FOR HEARING LOSS
MARCHING BAND MUSICIANS ARE AT VERY HIGH RISK FOR HEARING LOSS  MARCHING BAND MUSICIANS ARE AT VERY HIGH RISK FOR HEARING LOSS
MARCHING BAND MUSICIANS ARE AT VERY HIGH RISK FOR HEARING LOSS
 
Guía didáctica power point
Guía didáctica power pointGuía didáctica power point
Guía didáctica power point
 
First day of spring piano+violin
First day of spring piano+violinFirst day of spring piano+violin
First day of spring piano+violin
 
Invitation piano+violin
Invitation piano+violinInvitation piano+violin
Invitation piano+violin
 
Maria Power Colegio Agustinos
Maria Power Colegio AgustinosMaria Power Colegio Agustinos
Maria Power Colegio Agustinos
 
Uk tribes
Uk tribesUk tribes
Uk tribes
 
UnderTheBoardwalk
UnderTheBoardwalkUnderTheBoardwalk
UnderTheBoardwalk
 
que rico
que ricoque rico
que rico
 
Barroc
BarrocBarroc
Barroc
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 
Monosit atau makrofag mencakup 2
Monosit atau makrofag mencakup 2Monosit atau makrofag mencakup 2
Monosit atau makrofag mencakup 2
 
Moodboard
MoodboardMoodboard
Moodboard
 
Long Tail
Long TailLong Tail
Long Tail
 
Electiva vi
Electiva viElectiva vi
Electiva vi
 
All My Children WYD: Special 1
All My Children WYD: Special 1All My Children WYD: Special 1
All My Children WYD: Special 1
 
Ingenieria en Matenimiento
Ingenieria en MatenimientoIngenieria en Matenimiento
Ingenieria en Matenimiento
 
Jazz
JazzJazz
Jazz
 
Consider oral cancer if you experience prolonged sore spot
Consider oral cancer if you experience prolonged sore spotConsider oral cancer if you experience prolonged sore spot
Consider oral cancer if you experience prolonged sore spot
 
Lembar Persiapan Mengajar (LPM)
Lembar Persiapan Mengajar (LPM)Lembar Persiapan Mengajar (LPM)
Lembar Persiapan Mengajar (LPM)
 

Ähnlich wie Makalah shalat

Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Hendri Syahrial
 
Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8
Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8
Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8
YISC Al-Azhar
 
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salamId sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
SMPN4Cianjur
 
Menjadi imam shalat jamaah
Menjadi imam shalat jamaahMenjadi imam shalat jamaah
Menjadi imam shalat jamaah
Novia Sumanti
 

Ähnlich wie Makalah shalat (20)

Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
 
Tumakninah
TumakninahTumakninah
Tumakninah
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Cr008 tata cara shalat rasul utk lelaki perempuan
Cr008  tata cara shalat rasul utk lelaki perempuanCr008  tata cara shalat rasul utk lelaki perempuan
Cr008 tata cara shalat rasul utk lelaki perempuan
 
Shalat dan khutbah jumat
Shalat dan khutbah jumatShalat dan khutbah jumat
Shalat dan khutbah jumat
 
Shalat sunnah tasbih
Shalat sunnah tasbihShalat sunnah tasbih
Shalat sunnah tasbih
 
Tata sholat tahajjud
Tata sholat tahajjudTata sholat tahajjud
Tata sholat tahajjud
 
Tata sholat tahajjud
Tata sholat tahajjudTata sholat tahajjud
Tata sholat tahajjud
 
Tata cara shalat.pptx
Tata cara shalat.pptxTata cara shalat.pptx
Tata cara shalat.pptx
 
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
 
Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8
Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8
Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8
 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
 
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salamId sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
 
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salamId sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
 
Hukum solat tasbih
Hukum solat tasbihHukum solat tasbih
Hukum solat tasbih
 
Sujud Tilawah, Sahwi & Syukur
Sujud Tilawah, Sahwi & SyukurSujud Tilawah, Sahwi & Syukur
Sujud Tilawah, Sahwi & Syukur
 
tata cara shala tarawih dan witir
tata cara shala tarawih dan witirtata cara shala tarawih dan witir
tata cara shala tarawih dan witir
 
tata cara shalat tarawih dan witir
tata cara shalat tarawih dan witirtata cara shalat tarawih dan witir
tata cara shalat tarawih dan witir
 
Tata Cara Sholat Tahajjud
Tata Cara Sholat TahajjudTata Cara Sholat Tahajjud
Tata Cara Sholat Tahajjud
 
Menjadi imam shalat jamaah
Menjadi imam shalat jamaahMenjadi imam shalat jamaah
Menjadi imam shalat jamaah
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Kürzlich hochgeladen

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Kürzlich hochgeladen (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Makalah shalat

  • 1. KATA PENGANTAR Assalamu „alaikum Wr.Wb Alhamdulillahhirabbil‟alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa‟atnya di Akhir kelak nanti. Amien.. Penulis berucap Syukur kepada Allah atas limpahan Nikmat sehat-Nya, baik fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis berhasil menyelesaikan pembuatan makalah, sebagai tugas dari mata kulia. Tentunya makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu, penulis mengharapkan kritik-kritik dan saran dari pembaca untuk lebih baiknya makalah ini. Demikian, dan jika terdapat banyak kesalahan penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhirul kalam...... Wassalamua‟laikum Wr.Wb
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Shalat Merupakan salah satu ibadah yang paling mulia dan paling dicintai oleh Allah. Bahkan, Nabi saw. Sendiri telah menegaskan tentang kedudukan shalat dalam agama, yaitu, dalam sabda beliau yang berbunyi : “Shalat merupakan tiang agama.” Nabi sendiri disuruh Allah untuk melakukan Shalat lima waktu pada saat Isra‟ Mi‟raj. itu merupakan perintah langsung dari Allah untuk Nabi dan wajib disampaikan kepada umat-Nya. Shalat merupakan rukun islam yang kedua setelah manusia mengucapkan dua kalimat Syahadat, dari kelima rukun islam tersebut, yang harus dilakukan oleh manusia setiap hari adalah Shalat. Seperti yang dikatakan Rasulullah bahwa Shalat merupakan tiang agama, berarti apabila kita lalai menjalankan sholat satu kali pun, kita bisa meninggalkan ajaran agama kita, dan itu kita berarti melanggar ajaran agama. Melanggar suatu apapun itu merupakan perbuatan dosa, apalagi melanggar ajaran-ajaran agama kita. Sesibuki apapun kita, kita harus melaksanakan sholat, apabila kita meninggalkannya maka sholatnya harus diQadha‟ atau dibayar pada hari yang lainnya. Dan apabila kita melakukan suatu perjalanan yang jauh, maka sholatnya harus di Jama‟, dengan sholat jama‟ dapat meringankan perjalanan kita karena dilakukan dengan masing-masing dua rakaat. Disini kami pemakalah akan membahas tentang yang telah disampaikan diatas, yaitu hadits tentang shalat, shalat wajib dan sunnah :Tata cara Shalat, shalat berjama‟ah, shalat jama‟, shalat qasar, shalat sunnah, dan shalat jenazah. Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua agar kita semua dapat menjalankan shalat dengan khusyu‟. B. Rumusan masalah 1. Jelaskan bagaimana tata cara shalat beserta hadits yang mendukungnya! 2. Bagaimana cara shalat berjama‟ah beserta hadits yang mendukungnya! 3. Bagaimana cara shalat jama‟ beserta hadits yang mendukungnya! 4. Bagaimana cara shalat Qasar beserta hadits yang mendukungnya! 5. Apa saja yang ada dalam shalat sunnah itu? dan jelaskan hadits yang mendukungnya! 6. Bagaimana cara mensholati jenazah? Dan jelaskan hadits yang mendukungnya! C. Tujuan Kami sebagai Pemakalah akan membahas Hadits tentang Shalat Wajib dan Sunnah : 1. Untuk menjelaskan bagaimana tata cara shalat beserta hadits yang mendukungnya. 2. Untuk menjelaskan bagaimana cara shalat berjama‟ah beserta hadits yang mendukungnya! 3. Untuk menjelaskan bagaimana cara shalat jama‟ beserta hadits yang mendukungnya! 4. Untuk menjelaskan bagaimana cara shalat Qasar beserta hadits yang mendukungnya!
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Tata Cara Shalat Tata cara shalat sudah diatur oleh syari‟at islam secara baik lagi sempurna. Misalnya, tentang syarat rukun shalat, dan bagaimana pelaksanaan shalat itu sendiri. Tata cara pelaksanaan shalat dapat diketahui dengan hadits berikut ini: ‫ش‬ ٌ‫ا‬ ْ‫يب‬ ‫ف‬ ‫س‬ ٓ‫ػ‬ ُ ٌ‫سب‬ ٓ ‫يذث‬ ‫ؼ‬ ‫س‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ٓ ‫اث‬ ‫ِذّذ‬ ٓ ‫ث‬ ً‫ي‬ ‫م‬ ‫ػ‬ ٓ ‫ث‬ ‫جذاهلل‬ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ٜ‫ٚس‬ ‫ضٛء‬ ٛ ٌ‫ا‬ ‫الح‬‫ظ‬ ٌ‫ا‬ ‫زبح‬ ‫ف‬ ِ :‫بي‬ ‫ل‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ْ‫ا‬ ٗ‫ي‬ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ ‫يخ‬ ‫ف‬ ٕ ‫ذ‬ ٌ‫ا‬ .َ ‫ال‬‫س‬ ٌ‫ا‬ ‫ٍٙب‬ ‫ي‬ ٍ ‫ذ‬ ‫ٚر‬ ‫يش‬ ‫ج‬ ‫ى‬ ‫ز‬ ٌ‫ا‬ ‫ّٙب‬ ‫ذشي‬ ‫ٚر‬ “Telah mengkhabarkan kepada kami Sa‟id bin Salim dari Sofyan Ats-Tsauri dari Abdillah bin Uqail dari Muhamad bin Hanafiyah dari ayahnya, bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Kunci pembuka shalat adalah wudlu‟, permulaan shalat adalah takbir, dan penutup shalat adalah salam.” ٗ ٔ‫ا‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ٓ ‫ث‬ ‫ػخ‬ ‫ب‬ ‫سف‬ ٖ‫جذ‬ ٓ‫ػ‬ ٗ‫ي‬ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ ‫الد‬‫خ‬ ٓ ‫ث‬ ‫ذي‬ ‫ي‬ ٓ ‫ث‬ ٍٝ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ‫ِذّذ‬ ٓ ‫ث‬ ُ‫ي‬ ٘‫شا‬ ‫اث‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ً ٌ‫ا‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫سّغ‬ ‫ضبء‬ ٛ‫ز‬ ‫ي‬ ٍ ‫ف‬ ‫الح‬‫ظ‬ ٌ‫ا‬ ٝ ٌ‫ا‬ ُ ‫و‬ ‫ادذ‬ َ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ارا‬ :‫مٛي‬ ‫ي‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ٖ ‫شئ‬ ٗ‫ؼ‬ِ ٓ‫ى‬ ‫ي‬ ُ ٌ ْ‫ٚا‬ ٗ ‫ث‬ ‫شأ‬ ‫ال‬ ْ‫مشا‬ ٌ‫ا‬ ِٓ ‫شئ‬ ٗ‫ؼ‬ِ ْ‫ب‬ ‫و‬ ْ‫ب‬ ‫ف‬ ‫جش‬ ‫ى‬ ‫ي‬ ٌ ُ ‫ص‬ ٝ ٌ ‫ؼب‬ ‫ر‬ ‫اهلل‬ ‫أِش‬ ‫ّب‬ ‫و‬ ٓ‫ئ‬ ّ‫ط‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ُ‫م‬ ‫ي‬ ٌ ُ ‫ص‬ ‫ؼب‬ ‫ساو‬ ٓ‫ئ‬ ّ‫ط‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫غ‬ ‫يشو‬ ٌ ُ ‫ص‬ ٖ‫جش‬ ‫ى‬ ‫ي‬ ٌٚ ‫اهلل‬ ‫يذّذ‬ ٍ ‫ف‬ ْ‫مشا‬ ٌ‫ا‬ ِٓ ‫غ‬ ‫يشف‬ ٌ ُ ‫ص‬ ‫جذا‬ ‫سب‬ ٓ‫ئ‬ ّ‫ط‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫سجذ‬ ‫ي‬ ٌ ُ ‫ص‬ ‫ّب‬ ‫ئ‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫سب‬ ٌ ‫جب‬ ٓ‫ؼ‬ّ‫ط‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫ٍس‬ ‫يج‬ ٍ ‫ف‬ ٗ‫س‬ ‫سأ‬ .ٗ ‫ر‬ ‫ال‬‫ط‬ ِٓ ‫مض‬ ٕ ‫ي‬ ‫ّب‬ ٔ ‫ب‬ ‫ف‬ ٖ‫٘ز‬ ِٓ ‫مس‬ ٔ ّٓ ‫ف‬ “Telah mengkhabarkan kepada kami Ibrahim bin Muhamad dari Ali bin yahya bin Khalad dari ayahnya dari kakeknya yang bernama Rifa‟ah bin Malik, bahwa dia telah mendengar Rasulullah saw. Bersabda: “Apabila salah seorang diantara kamu akan mengerjakan shalat, hendaklah dia berwudlu‟ lebih dahulu sebagaimana yang telah diperintahkan Allah. Lalu dia bertakbir, kemudian bila dia menghafal sebagian dari ayat-ayat Al-qur‟an, hendaklah membacanya. Bila tidak menghafalnya, hendaklah dia membaca hamdalah (memuji kepada Allah) dan bertakbir. Lalu ruku‟ hingga sempurna didalam ruku‟. Kemudian berdiri (I‟tidal) hingga sempurna didalam berdiri. Lalu bersujud hingga sempurna didalam sujud, kemudian mengangkat kepala (bangkit), lalu duduk hingga sempurna didalam duduk. Barang siapa mengurangi sedikit saja dari tatacara ini, berarti dia telah mengurangi pelaksanaan shalat.” Penjelasan Hadits Rasulullah telah menjelaskan tentang tatacara pelaksanaan shalat, sebagaimana yang sudah lazim dilakukan. Sabda Rasulullah: “Bila menghafal sebagian dari ayat-ayat Al-Qur‟an, hendaklah membacanya. Dan bila tidak menghafal, hendaklah membaca hamdalah,” adalah sebagai perintah pada permulaan islam, ketika Al-Qur‟an belum banyak diturunkan, dan belum
  • 4. ada aturan bahwa didalam surat harus membaca Surat Al-fatihah, atau dalam keadaan darurat. Misalnya ada orang awam masuk islam, kemudian dia akan melaksanakan shalat, tetapi belum hafal bacaan Surat Al-fatihah, maka dia diperbolehkan membaca sembarang ayat Al-Qur‟an yang sudah dihafalnya, atau membaca hamdalah saja dalam pelaksanaan shalat, sebagai ganti bacaan Surat Al-fatihah. Tentu saja dia harus terus menerus belajar membaca Surat Al-fatihah hingga hafal. Bila tidak dipahami demikian, maka akan memunculkan permasalahan. Sebab hadits diatas bertentangan dengan hadis-hadis lain yang menerangkan, bahwa shalat tidak akan sah tanpa disertai bacaan surat Al-fatihah. Namun boleh jadi yang dimaksud pada hadis diatas adalah Surat Alfatihah, hingga dapat dipahami bahwa shalat dengan hanya membaca Surat Al-fatihah saja sudah sah. Tetapi bila lafal sebagian dari ayat-ayat Al-Qur‟an dimaksudkan sebagai surat-surat pendek dalam Al-Qur‟an, kemudian dibaca sesudah surat Al-fatihah, maka lebih utama. Sebab telah kita maklumi bahwa membaca salah satu surat atau ayat Al-Qur‟an didalam shalat sesudah bacaan Surat Al-Fatihah hukumnya sunnah. Berikut ini ada Hadis tentang Tatacara Shalat yang dilakukan Nabi Muhammad saw: ‫ق‬ ‫ِذّذ‬ ٓ ‫ث‬ ُ‫ي‬ ٘‫شا‬ ‫اث‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ٓ‫ػ‬ ‫الد‬‫خ‬ ٓ ‫ث‬ ٝ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫ي‬ ٓ ‫اث‬ ٍٝ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ْ‫ال‬‫ػج‬ ٓ ‫ث‬ ‫ِذّذ‬ ٝ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ‫اي‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ِٓ ‫جب‬ ‫شي‬ ‫ل‬ ‫سجذ‬ ّ ٌ‫ا‬ ٝ ‫ف‬ ٍٝ ‫ظ‬ ‫ي‬ ٌ ً‫سج‬ ‫جبء‬ :‫بي‬ ‫ل‬ ‫غ‬ ‫ساف‬ ٓ ‫ث‬ ‫بػخ‬ ‫سف‬ ٍٝ ‫ط‬ ٝ‫ج‬ ٕ ٌ‫ا‬ ٌٗ ‫مبي‬ ‫ف‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ٝ‫ج‬ ٕ ٌ‫ا‬ ٍٝ ‫ػ‬ ٍُ ‫س‬ ‫ف‬ ‫جبء‬ ُ ‫ص‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ٕٝ ٍّ ‫ؼ‬ ‫ػ‬ :‫مبي‬ ‫ف‬ .ً‫ظ‬ ‫ر‬ ُ ٌ ‫ه‬ ٔ‫ب‬ ‫ف‬ ‫ه‬ ‫الر‬‫ط‬ ‫اػذ‬ :ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ‫يف‬ ‫و‬ ‫برا‬ ‫ف‬ ‫مشأ‬ ‫ر‬ ْ‫ا‬ ‫اهلل‬ ‫شبء‬ ‫ِٚب‬ ْ‫مشا‬ ٌ‫ا‬ َ‫ب‬ ‫ث‬ ‫شأ‬ ‫ال‬ ُ ‫ص‬ ‫جش‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ‫ٍخ‬ ‫ج‬ ‫م‬ ٌ‫ا‬ ٝ ٌ‫ا‬ ‫ٛجٙذ‬ ‫ر‬ ‫بي:ارا‬ ‫ل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫ا‬ ‫جه‬ ٍ ‫ط‬ ُ ‫بل‬ ‫ف‬ ‫ؼذ‬ ‫سف‬ ‫برا‬ ‫ف‬ ‫ظٙشن‬ ‫ٚاِذد‬ ‫سٚػه‬ ٓ‫ى‬ ِ ٚ ‫يه‬ ‫ز‬ ‫ج‬ ‫سو‬ ٍٝ ‫ػ‬ ‫يه‬ ‫ز‬ ‫ساد‬ ً‫ؼ‬ ‫بج‬ ‫ف‬ ‫ؼذ‬ ‫سو‬ ‫ؼذ‬ ‫سف‬ ‫برا‬ ‫ف‬ ‫سجٛد‬ ٌ‫ا‬ ٓ‫ى‬ ّ ‫ف‬ ‫سجذد‬ ‫برا‬ ‫ف‬ ‫ٍٙب‬ ‫ط‬ ‫فب‬ ِ ٝ ٌ‫ا‬ َ‫ؼظب‬ ٌ‫ا‬ ‫غ‬‫شج‬ ‫ر‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫سه‬ ‫سأ‬ ‫غ‬ ‫ٚاسف‬ ً‫ؼ‬ ‫اف‬ ُ ‫ص‬ ٜ‫سش‬ ‫ي‬ ٌ‫ا‬ ‫خزن‬ ‫ف‬ ٍٝ ‫ػ‬ ‫ٍس‬ ‫بج‬ ‫ئٓ.ف‬ ّ‫ط‬ ‫ر‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫سجذح‬ ٚ ‫ؼخ‬ ‫سو‬ ً ‫و‬ ٝ ‫ف‬ ‫ه‬ ٌ‫ر‬ “Telah mengkhabarkan kepada kami Ibrahim bin Muhammad, dia telah berkata: Telah mengkhabarkan kepadaku Muhammad bin Ajlan dari Ali bin Yahnya dari Khalad dari Rifa‟ah bin Rafi‟, dia telah berkata: “Ada seorang laki-laki mengerjakan shalat didalam masjid, berdekatan dengan Rasulullah saw. Setelah selesai shalat, lelaki itu datang menghadap Rasulullah saw. Sambil mengucapkan salam kepada beliau. Kemudian Rasulullah bersabda: “Ulangi Shalatmu!. Sebab sesungguhnya kamu belum melaksanakan shalat.” Kemudian lelaki itu segera berdiri, lalu melaksanakan shalat seperti apa yang dia lakukan sebelumnya. Rasulullah bersabda lagi: “Ulangi Shalatmu. Sebab sesungguhnya kamu belum melaksanakan shalat.” Lelaku itu kemudian berkata: “Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku bagaimana seharusnya aku melaksanakan shalat.” Rasulullah kemudian bersabda: “Jika engkau menghadap kiblat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah Surat Al-Fatihah dan apa yang engkau hafal dari sebagian ayat-ayat Al-Qur‟an. Apabila engkau ruku‟, maka luruskanlah punggungmu. Apabila
  • 5. engkau bangkit dari ruku‟, maka luruskanlah tulang punggungmu dan tegakkanlah kepalamu, hingga tulang-tulangmu kembali pada tempat semula. Apabila engkau sujud, maka tekanlah sujudmu. Dan apabila engkau bangkit dari sujud, maka duduklah diatas telapak kaki kirimu. Kemudian lakukanlah hal seperti itu pada setiap rakaat, dan lakukanlah sujud (yang kedua), sehingga engkau tumakninah.” Penjelasan Hadis Rasulullah telah mengajarkan tatacara shalat yang sempurna, setelah sebelumnya beliau menyaksikan ada seorang lelaki yang melakukan shalat secara sembarangan didekat beliau. Rasulullah mengajarkan tatacara shalat setelah lelaki itu meminta kepada beliau untuk mengajarkannya. Ini sebagai bukti betapa bijaknya Rasulullah dalam menuntun umatnya ke arah kesempunaan ibadah. B. Shalat Berjamaah Shalat jamaah sangat dianjurkan oleh agama, pahala yang didapat dua puluh tujuh derajat lebih besar dari pada shalat seorang diri. Dari Riwayat Malik, Abi Zinad, A‟raj, dan Abi Hurairah Berkata: ٍٝ ‫ط‬ ٝ‫ج‬ ٕ ٌ‫ا‬ ْ‫ا‬ ٕٗ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٝ‫ض‬ ‫س‬ ‫شح‬ ‫٘شي‬ ٝ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ ‫شط‬ ‫االػ‬ ٓ‫ػ‬ ‫بد‬ ٔ‫ض‬ ٌ‫ا‬ ٝ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ .‫جضءا‬ ٓ ‫ششي‬ ‫ٚػ‬ ‫خّس‬ ‫ث‬ ٖ‫ٚدذ‬ ُ ‫و‬ ‫ادذ‬ ‫الح‬‫ط‬ ِٓ ً‫ض‬ ‫اف‬ ‫جّبػخ‬ ٌ‫ا‬ ‫الح‬‫ط‬ :‫بي‬ ‫ل‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ “Telah menghkabarkan kepada kami Malik dari Abi Zinad dari A‟raj dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, bahwa Nabi saw. Telah bersabda: “Shalat berjamaah yang dilakukan salah seorang diantara kamu lebih utama dari pada shalat sendirian, pahalanya berlipat dua puluh lima kali.” Dari Hadis lain juga mengatakan: ٓ‫ػ‬ ‫غ‬ ‫بف‬ ٔ ٓ‫ػ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ْ‫ا‬ ‫ّٕٙب‬ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٝ‫ض‬ ‫س‬ ‫ػّش‬ ٓ ‫اث‬ ‫د‬ ‫جّبػخ‬ ٌ‫ا‬ ‫الح‬‫ط‬ :‫بي‬ ‫ل‬ ٍُ ‫س‬ ٚ.‫دسجخ‬ ٓ ‫ششي‬ ‫ٚػ‬ ‫جغ‬ ‫س‬ ‫ث‬ ‫فشد‬ ٌ‫ا‬ ٍٝ ‫ػ‬ ً‫ض‬ ‫ف‬ “Telah dikhabarkan kepada kami Malik dari Nafi‟ dari Ibnu Umar Radhiyallahu an‟huma, bahwa Rasulullah saw. Telah bersabda: “Shalat berjamaah lebih utama dari pada shalat seorang diri, dua puluh derajat kali lipat.” Penjelasan Hadis Dari dua Hadis diatas Rasulullah menegaskan tentang pentingnya shalat berjamaah. Serta keistimewaan yang terkandung didalamnya. Shalat jamaah adalah sunnah Rasul yang sangat terkenal, mengandung hikmah yang besar, serta dapat mempersatukan kaum muslimin dalam pandangan dan gerak langkah, hingga diantara mereka tergalang kebersamaan dan rasa solidaritas. Dalam menyikapi perihal hukum shalat jamaah, ada perbedaan pendapat dikalangan para Ulama‟. Menurut Mayoritas Jumhur Ulama shalat jamaah hukumnya buka fardu „ain, hanya saja apakah sunnah ataukah fardlu kifayah, dikalangan mereka masih terjadi perbedaan pendapat.
  • 6. Dalam riwayat lain diterangkan bahwa Rasulullah berniat akan membakar rumah mereka ketika meninggalkan shalat isya‟. Sedangkan riwayat yang lain lagi menerangkan, ketika meninggalkan seluruh shalat lima waktu secara mutlak juga akan dibakar rumahnya. Menurut pendapat yang terpilih shalat jamaah hukumnya fardlu kifayah bukan fardlu „ain. Dan ini merupakan banyak dukungan dari para Ulama. Berikut ini ada Hadits tentang Pahala Jamaah Shalat isya‟ dan subuh: :‫بي‬ ‫ل‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ْ‫ا‬ ‫ٍخ‬ ِ‫دش‬ ٓ ‫ث‬ ّٓ‫شد‬ ٌ‫ا‬ ‫جذ‬ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ‫ؼش‬ ٌ‫ا‬ ‫شٙٛد‬ ٓ‫ي‬ ‫م‬ ‫ٕبف‬ ّ ٌ‫ا‬ ٓ‫ي‬ ‫ٚث‬ ‫ٕب‬ ٕ ‫ي‬ ‫ذٛ٘زا.ث‬ ٔٚ‫ا‬ ‫ّٙب‬ ٔٛ‫ؼ‬‫ي‬ ‫زط‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫جخ‬ ‫ظ‬ ٌ‫ٚا‬ ‫اء‬ “Telah Mengkhabarkan kepada kami Malik dari Abdurrahman bin Harmalah, bahwa Rasulullah saw. Telah Bersabda: “Perbedaan mencolok antara kami dengan orang-orang munafik adalah menghadiri shalat jamaah isya‟ dan subuh. Mereka sangat keberatan menghadiri dua shalat jamaah tersebut.” Atau “mereka tidak sanggup melakukan kedua shalat jamaah itu.” Atau: “Mereka ogah menuju tempat pelaksanaan shalat jamaah tersebut.” Penjelasan Hadis Penyebutan shalat isya‟ dan subuh secara khusus pada hadis diatas, karena biasanya pada pelaksanaan shalat tersebut kebanyakan mata manusia sudah atau masih ngantuk, hingga merasa malas untuk melaksanakan shalat jamaah. Oleh karena itu, bagi mereka yang melaksanakannya, maka Allah akan menyediakan pahala yang besar. Bahkan keberadaan shalat jamaah isya‟ dan subuh dijadikan pembeda antara orang munafik dengan orang islam yang sejati. Rukun atau Fardlu shalat: 1. Niat. 2. Takbiratul ikhram. 3. Berdiri tegak bagi yang mampu ketika shalat fardlu. 4. Membaca al-fatihah pada tiap rakaat. 5. Ruku‟. 6. I‟tidal. 7. Sujud dua kali untuk tiap rakaat. 8. Duduk diantara dua sujud. 9. Tuma‟ninah pada setiap ruku‟, sujud, duduk diantara dua sujud dan i‟tidal sekalipun pada shalat sunnah. 10. Tasyahud Akhir. 11. Membaca shalawat Nabi. 12. Duduk untuk tasyahud, shalawat dan salam. 13. Mengucapkan salam. 14. Tertib.
  • 7. C. Shalat Jama’ Shalat jama‟ adalah melaksanakan atau menggabungkan shalat wajib dalam satu waktu. Shalat jama‟ dilaksanakan pada waktu bepergian dalam jarak tempuh 90 km. pada shalat jama‟, yang bisa dijamakkan adalah shalat dzuhur, ashar, magrib dan isya‟, sedangkan subuh tidak bisa dijama‟kkan. Dalam riwayat hadis shahih muslim mengatakan: ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ً‫ػج‬ ‫ارا‬ :ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫جي‬ ٕ ٌ‫ا‬ ٓ‫ػ‬ ٕٗ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ‫ضي‬ ‫س‬ ‫ٍه‬ ٌ‫ِب‬ ٓ ‫ث‬ ‫س‬ ٔ‫ا‬ ٓ‫ػ‬ .‫فك‬ ‫ش‬ ٌ‫ا‬ ‫يت‬ ‫غ‬ ‫ي‬ ٓ‫ي‬ ‫د‬ ‫شبء‬ ‫ؼ‬ ٌ‫ا‬ ٓ‫ي‬ ‫ٚث‬ ‫ّٕٙب‬ ‫ي‬ ‫ث‬ ‫غ‬ّ‫ج‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫غشة‬ ّ ٌ‫ؤخشا‬ ‫ي‬ ‫فش‬ ‫س‬ ٌ‫ا‬ “Anas bin Malik r.a berkata: “Apabila Nabi bergegas dalam perjalanan, beliau akhirkan shalat zhuhur ke awal waktu shalat Asar, lalu beliau menjama‟ keduanya. Dan belian akhirkan shalat maghrib, sehingga beliau menjama‟kan dengan shalat isya‟ ketika mega merah telah hilang. Penjelasan Hadis Saat memasuki shalat dzuhur, lalu masih dalam perjalanan maka shalatnya bisa dijama‟ diawal waktu shalat asar. Dan ketika waktu maghrib datang menjama‟kannya shalat isya‟ ketika mega merah telah hilang. D. Shalat Qasar Yang dimaksud dengan mengqasar sholat adalah meringkas shalat. Shalat yang bisa diringkas hanya shalat dengan jumlah empat rakaat. Sementara maghrib dan subuh tidak bisa diqasarkan. Bila menqasar shalat, bisa dilakukan dengan dua rakaat saja, untuk memudahkan seorang Musafir. Berikut ini ada Hadis tentang Mengqasar shalat: ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ّٕٙب‬ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٝ‫ض‬ ‫س‬ ‫ػّش‬ ٓ ‫ث‬ ‫جذاهلل‬ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ‫غشة‬ ّ ٌ‫ؤخشا‬ ‫ي‬ ‫يش‬ ‫س‬ ٌ‫ا‬ ٗ ٍ‫ارااػج‬ ‫ص‬ ٝ‫ج‬ ٕ ٌ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫ساي‬ :‫ي‬ ُ ‫ص‬ ٓ ‫ؼخي‬ ‫سو‬ ‫يٙب‬ ٍ ‫ظ‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫شبء‬ ‫ؼ‬ ٌ‫ا‬ ُ‫ي‬ ‫م‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫جش‬ ٍ ‫ي‬ ٍُ ‫ل‬ ُ ‫ص‬ ٍُ ‫س‬ ‫ي‬ ُ ‫ص‬ ‫ب‬ ‫الص‬ ‫ص‬ ‫يٙب‬ ٍ ‫ظ‬ ‫ي‬ ‫ف‬ .ً‫ي‬ ٌ‫ا‬ ‫جٛف‬ ِٓ َٛ‫م‬ ‫ي‬ ٝ‫ز‬ ‫د‬ ‫شبء‬ ‫ؼ‬ ٌ‫ا‬ ‫ؼذ‬ ‫ث‬ ‫جخ‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫ٚال‬ ٍُ ‫س‬ ‫ي‬ “Dari Abdullah bin Umar r.a berkata: Saya melihat Nabi saw. Apabila tergesa-gesa dalam perjalanan beliau akhirkan maghrib. Beliau shalat tiga rakaat kemudian salam. Beliau diam sejenak sampai masuk isya‟ lalu beliau shalat dua rakaat kemudian salam, dan beliau tidak membaca tasbih setelah isya‟ sampai beliau bangun jauh ditengah malam.” Penjelasan Hadis Dari Hadis diatas dapat dijelaskan bahwa apabila kita tergesa-gesa dalam perjalanan pada saat waktu maghrib, maka kita harus mengqasar shalat maghrib dan isya‟. Maghrib dilakukan dengan tiga rakaat, sedangkan isya‟ dengan dua rakaat. Dari Hadis lain Riwayat Abu Hurairah disitu Rasulullah memberi pesan kepada Umatnya, bahwa: ْ‫ا‬ ‫ش‬ ‫االخ‬ َٛ‫ي‬ ٌ‫ٚا‬ ‫بهلل‬ ‫ث‬ ِٓ‫ؤ‬ ‫ر‬ ‫شاح‬ِ‫ال‬ ً‫ذ‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫ص‬ ٝ‫ج‬ ٕ ٌ‫ا‬ :‫بي‬ ‫ل‬ ٕٗ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٝ‫ض‬ ‫س‬ ‫شح‬ ‫٘شي‬ ٝ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ َٛ ‫ي‬ ‫يشح‬ ‫س‬ ِ ‫ش‬ ‫سبف‬ ‫ر‬ .‫دشِخ‬ ‫ِؼٙب‬ ‫يس‬ ٌ ‫ٍخ‬ ‫ي‬ ٌٚ
  • 8. “Dari Abu Hurairah r.a berkata: Nabi saw. Bersabda: “Tidak halal bagi seseorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian perjalanan sehari semalam tanpa ada muhrim (seorang yang haram dinikah atau menikah).” Penjelasan Hadis Dari Hadis diatas dapat dijelaskan bahwa Apabila seseorang bepergian, terutama wanita, maka wanita itu harus didampingi muhrimnya. Seperti: ayahnya, atau saudaranya. Sehingga wanita tersebut terhindar dari bahaya. E. Shalat Sunnah ‫ه‬ ٌ ‫سأ‬ ‫ا‬ :‫ٍذ‬ ‫م‬ ‫جي.ص.ف‬ ٕ ٌ‫ا‬ ٝ ٌ ‫بي‬ ‫ل‬ .‫بي‬ ‫ل‬ ٕٗ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٝ‫ض‬ ‫س‬ ‫ٍّي‬ ‫س‬ ‫األ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ٓ ‫ث‬ ‫ؼخ‬ ‫سث‬ ٓ‫ػ‬ ‫بِشاف‬ ‫ل‬ ,‫ه‬ ٌ‫ر‬ ٛ٘ :‫ٍذ‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ه؟‬ ٌ ‫ر‬ ‫يش‬ ‫غ‬ ٚ‫ا‬ :‫مبي‬ ‫ف‬ ‫ٕخ‬ ‫ج‬ ٌ‫ا‬ ٝ ‫ف‬ ‫زه‬ ‫ل‬ ‫سه‬ ‫ف‬ ٔ ٍٝ ‫ػ‬ ٕٝ ‫ػ‬ ‫ب‬ ‫ي:ف‬ .‫سجٛد‬ ٌ‫ا‬ ‫ضشح‬ ‫ى‬ ‫ث‬ “Dari Rabi‟ah bin Malik al Aslamiy r.a, dia berkata: Nabi saw. Bersabda kepada saya: Mohonlah! Lalu saya berkata: saya memohon kepada engkau untuk menemanimu didalam surga. Lalu beliau bertanya: Apa lagi selain itu? Lalu saya menjawab: Hanya itu saja. Beliau bersabda: bantulah aku agar terkabul permohonan untuk dirimu dengan banyak sujud (H.R Muslim). Penjelasan Hadis Hadis ini menjelaskan “banyak sujud” itu dengan banyak shalat sunnah, dia menjadikan Hadis itu sebagai dalil shalat sunnah. Seakan-akan dia mengalihkan pengertian hakekat sujud selain shalat karena tidak mau memisahkan sujud saja tanpa shalat. Dan sujud itu meskipun bertepatan dengan shalat fardlu (seperti sujud tilawah dalam shalat). Akan tetapi penetapan sujud pada shalat itu pasti bagi setiap orang islam. Hanya saja Nabi saw. Memberikan petunjuk dengan suatu cara yang khusus yaitu shalat sunnah itu, agar dengan banyak shalat sunnah itu bisa tercapai maksudnya. Dalam hadis tersebut terkandung dalil yang menunjukkan kesempurnaan iman dan ketinggian cita-citanya untuk mencapai tuntutan yang lebih mulia dan derajat yang paling tinggi dan memelihara diri dari pengaruh negatif dunia dan syahwat. Dan hadis itu juga menunjukkan bahwa shalat itu adalah amal yang lebih utama dari lainnya dalam usaha semacam itu, karena beliau (Nabi saw) memberikan petunjuk, tidak akan mencapai maksud kecuali dengan banyak- banyak shalat. Disamping menunjukkan bahwa permohonannya itu termasuk permohonan yang paling mulia. Dalil hikmah Shalat sunnah: ‫جذ‬ ‫ز‬ ‫و‬ ‫ّٙب‬ ‫ار‬ ْ‫ب‬ ‫و‬ ْ‫ب‬ ‫ف‬ ٗ ‫ر‬ ‫ال‬‫ط‬ ‫يبِخ‬ ‫م‬ ٌ‫ا‬ َٛ ‫ي‬ ‫جذ‬ ‫ؼ‬ ٌ‫ا‬ ٗ ‫ث‬ ‫ست‬ ‫ذب‬ ‫ي‬ ‫ِب‬ ‫اٚي‬ .‫.ص‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫بي‬ ‫ل‬ ‫طٛع‬ ‫ر‬ ِٓ ٜ‫جذ‬ ‫ؼ‬ ٌ ْٚ‫جذ‬ ‫ر‬ ً٘ ‫ظشٚا‬ ٔ‫ا‬ :ٗ‫ز‬ ‫ى‬ ‫ئ‬ ‫ال‬ّ ٌ ‫اهلل‬ ‫بي‬ ‫ل‬ ‫ّٙب‬ ‫ار‬ ٕٓ ‫ى‬ ‫ي‬ ُ ٌ ْ‫ٚا‬ ,‫بِخ‬ ‫ر‬ ٌٗ ‫زي‬ ‫و‬ ‫بح‬ ‫ضو‬ ٌ‫ا‬ ُ ‫ص‬ ٗ‫ز‬ ‫ض‬ ‫شي‬ ‫ف‬ ‫ٙب‬ ‫ث‬ ٍْٛ ّ‫ى‬ ‫ز‬ ‫ه.ف‬ ٌ‫ر‬ ‫ست‬ ‫د‬ ٍٝ ‫ػ‬ ‫ّبي‬‫األػ‬ ‫ؤخز‬ ‫ر‬ ُ ‫ص‬ ‫ن‬ “Rasulullah saw. Telah bersabda: Adapun yang pertama kali dihisap dari amal hamba itu pada hari kiamat kelak ialah shalatnya. Jika dia sudah menyempurnakan shalat itu, maka ditulis
  • 9. sempurna baginya, dan jika dia belum menyempurnakan shalatnya, maka Allah berfirman kepada malaikatnya: “Perhatikanlah olehmu, apakah kamu menjumpai amal sunnahnya? (kalau ada), maka kamu tambahkan shalat fardlunya itu dengan shalat sunnahnya, kemudian zakatnya, demikian juga, kemudian amal-amalnya itu diambil sesuai dengan itu.” Hadis tersebut sebagai dalil yang menunjukkan hikmah shalat sunnah. Mengenai lafal menurut riwayat Muslim, bahwa beliau (Nabi saw) tidak shalat setelah terbit fajar kecuali dua rakaat, maka hadis itu dijadikan dalil oleh orang yang berpendapat makruh shalat sunnah setelah terbit fajar. F. Shalat Jenazah ٖ‫جش‬ ‫اخ‬ ‫يه‬ ‫ز‬ ‫ػ‬ ٓ ‫ث‬ ‫ذبسس‬ ٌ‫ا‬ ٓ ‫ث‬ ‫يه‬ ‫ز‬ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ,‫يه‬ ‫ز‬ ‫ػ‬ ٓ ‫شث‬ ‫جبث‬ ٓ ‫ث‬ ‫جذاهلل‬ ‫ػ‬ ٓ‫ػ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ْ‫ا‬ ‫يه‬ ‫ز‬ ‫ػ‬ ٓ ‫شث‬ ‫ث‬ ‫جب‬ ٓ‫ػ‬ ‫ذ‬ ‫ث‬ ‫ب‬ ‫ص‬ ٓ ‫ث‬ ‫جذاهلل‬ ‫ػ‬ ‫ؼٛد‬ ‫ي‬ ‫جبء‬ ‫ظبح‬ ‫ف‬ ‫ٍت‬ ‫غ‬ ‫ذ‬ ‫ل‬ ٖ‫ٛجذ‬ ‫ف‬ ‫ة‬ ,ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫غ‬‫زشج‬ ‫س‬ ‫ب‬ ‫ف‬ ٗ‫ج‬ ‫ج‬ ‫ي‬ ٍُ ‫ف‬ ٖ ٓٙ‫ز‬ ‫ى‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫يه‬ ‫ز‬ ‫ػ‬ ٓ ‫اث‬ ً‫ؼ‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ٓ‫ي‬ ‫ى‬ ‫ٚث‬ ‫سٛح‬ ٕ ٌ‫ا‬ ‫ظبح‬ ‫ف‬ ‫يغ‬ ‫شث‬ ٌ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ث‬ ‫آ‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫يه‬ ٍ ‫ػ‬ ‫ٕب‬ ‫ج‬ ٍ ‫غ‬ :‫بي‬ ‫ٚل‬ ‫ِٚب‬ :‫بي‬ ‫ل‬ ,‫يخ‬ ‫بو‬ ‫ث‬ ٓ‫ي‬ ‫ى‬ ‫ج‬ ‫ر‬ ‫ال‬ ‫ف‬ ‫ٚجت‬ ‫برا‬ ‫ف‬ ,ٓٙ‫دػ‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫مبي‬ ‫ف‬ .‫ِبد‬ ‫ارا‬ :‫ي‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫اهلل؟‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫ٛجٛة‬ ٌ‫ا‬ “Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Abdillah bin Jabir bin Atik bin Harits bin Atik, dia meriwayatkan dari Jabir bin Atik: Sesungguhnya Rasulullah saw. Datang menjenguk Abdullah bin Tsabit, kemudian beliau mendapatinya sudah sakit sangat parah. Lalu Rasulullah memanggilnya, tetapi dia dapat menjawab. Kemudian mengucapkan Istirja‟ (innalillah), lantas bersabda: “Kami telah tertinggal untuk mengejarmu, wahai Abu Rabi‟. Lantas terdengar kaum wanita berteriak dan menangis. Ibnu Atik kemudian menyuruh mereka diam. Lalu Rasulullah bersabda: “Biarkanlah mereka itu. Hanya saja apabila sudah benar-benar terjadi kematian, jangan sampai ada seorang pun menangis.” Lantas Ibnu Atik berkata: “Apakah yang dimaksud Al- Wujud itu, ya Rasulullah?” jawab Rasulullah: “Kalau sudah benar-benar meninggal.” Penjelasan Hadis Menangis yang hanya mengeluarkan air mata, tidak diikuti dengan jeritan dan suara keras adalah diperbolehkan, baik sesudah meninggalnya seseorang yang ditangisi maupun sebelumnya. Lain halnya dengan pendapat orang yang berpandangan kepada pengertian Lahiriah hadis tersebut, mereka hanya membolehkan menangis sebelum seseorang meninggal. Sedangkan sesudah meninggal, maka tidak diperbolehkan. Tetapi pendapat ini lemah. Dikatakan lemah karena bertentangan dengan hadis yang menyatakan bahwa ketika Rasulullah saw. Mengeluarkan air mata karena melihat anak shalih seorang putrinya sedang sakaratul maut, maka Sa‟d bin Ubaidah bertanya: “Ya Rasulullah, mengapa engkau menangis?” rasulullah menjawab: “Ini adalah rahmat yang dijadikan oleh Allah dalam hati hamba-hamba-Nya yang penyayang.”
  • 10. Rasulullah memberitahukan kepada Sa‟d bin Ubaidah, bahwa menangis yang hanya sekedar mengeluarkan air mata adalah tidak haram dan tidak makruh. Bahkan air mata tersebut merupakan rahmat dan keutamaan. Sedangkan yang diharamkan adalah memanggil-manggil si mayit, menyebut-nyebut kebaikannya, dan menampari pipi sendiri sambil menangis. Hal ini diperkuat dengan sabda Rasulullah saw yang menegaskan: “Sesungguhnya Allah tidak menyiksa seseorang karena air mata, dan tidak pula karena sedihnya hati. ٕٗ ‫ى‬ ٌٚ ‫ىزة‬ ‫ي‬ ُ ٌ ٗ ٔ‫ا‬ ‫اِب‬ :‫ٕٙب‬ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٝ‫ض‬ ‫س‬ ٗ‫ش‬ ‫ػبئ‬ ‫ذ‬ ٌ‫مب‬ ‫ف‬ ٝ‫ذ‬ ٌ‫ا‬ ‫ىبء‬ ‫ج‬ ‫ث‬ ‫ؼزة‬ ‫ي‬ ٌ ‫يذ‬ ّ ٌ‫ا‬ ْ‫ا‬ ‫يٙب‬ ٍ ‫ػ‬ ٝ‫ى‬ ‫ج‬ ‫ي‬ ٝ٘ٚ ‫خ‬ ‫ٙٛدي‬ ‫ي‬ ٍٝ ‫ػ‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ‫ِش‬ ‫ّب‬ ٔ‫ا‬ ٝ‫س‬ ٔٚ‫أ‬ ‫اخطأ‬ .‫ب‬٘‫جش‬ ‫ل‬ ٝ ‫ف‬ ‫ة‬ ‫ؼز‬ ‫ز‬ ٌ ‫ٙب‬ ٔ‫ٚا‬ ‫يٙب‬ ٍ ‫ػ‬ ْٛ‫ى‬ ‫ج‬ ‫ي‬ ٌ ُٙ ٔ‫ا‬ :‫مبي‬ ‫ف‬ ‫ٍٙب‬٘‫ا‬ “Telah mengkhabarkan kepada kami Malik bin Anas dari Abdullah bin Abi Bakar dari ayahnya dari Amrah: Sesungguhnya dia mendengar Aisyah berkata tatkala kepadanya diingatkan bahwa Abdullah bin Umar telah berkata: “Sesungguhnya mayit akan disiksa karena tangisan orang yang masih hidup.” Lantas Aisyah berkata: “Ketahuilah, Sesungguhnya Ibnu Umar Tidak Berdusta. Akan tetapi dia keliru dan lupa. Sebab Rasulullah pernah melewati jenazah seorang perempuan Yahudi yang ditangisi oleh keluarganaya, lalu beliau berkata: “Sesungguhnya mereka menangisi perempuan itu, lantaran si perempuan tersebut akan disiksa didalam kuburnya.” ٍٝ ‫ط‬ ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ْ‫ا‬ ‫يخ‬ ‫ػط‬ َ‫ا‬ ٓ‫ػ‬ ٓ ‫يشي‬ ‫س‬ ٓ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ ٝ ٔ ‫يب‬ ‫ز‬ ‫سخ‬ ٌ‫ا‬ ‫ٛة‬ ‫اي‬ ٓ‫ػ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ‫ّبء‬ ‫ث‬ ‫ه‬ ٌ ‫ر‬ ِٓ ‫ضش‬ ‫اٚاو‬ ‫سب‬ ّ‫اٚخ‬ ‫ب‬ ‫ص‬ ‫ال‬ ‫ص‬ ‫ٕٙب‬ ٍ ‫س‬ ‫اغ‬ :ٗ‫ز‬ ٕ ‫اث‬ ً‫س‬ ‫غ‬ ٝ ‫ف‬ ٓٙ ٌ ‫بي‬ ‫ل‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ‫سذ‬ ٚ.‫فٛسا‬ ‫و‬ ِٓ ‫ئب‬ ‫ي‬ ‫ش‬ ٚ‫ا‬ ‫ٛسا‬ ‫بف‬ ‫و‬ ‫يشح‬ ‫االخ‬ ٝ ‫ف‬ ٍٓ ‫ؼ‬ ‫ٚاج‬ ‫س‬ “Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Ayub As-Sikhtiyani dari Ibnu Sirin dari Umi Athiyah: Sesungguhnya Rasulullah saw Bersabda kepada mereka (kaum wanita) ketika memandikan putrinya: “Mandikanlah dia tiga kali atau lima kali atau lebih banyak lagi. Jika kamu sekalian memandang perlu, maka mandikanlah dengan air dan daun bidara. Dan pada kali yang terakhir, gunakanlah kapur barus atau sesuatu yang serupa dengan kapur barus.” Penjelasan Hadis Dalam hadis ini dapat diambil kesimpulan, bahwa memandikan mayit, mengkafani, menyolati, dan mengebumikannya hukumnya adalah fardlu kifayah. Artinya, apabila ada sebagian orang yang telah melakukannya, maka gugurlah hukum fardhu terhadap yang lain. Tetapi jika tidak ada seorangpun yang melakukannya, maka semua orang yang berada dalam kampung tersebut berdosa. Memandikan mayit sebanyak tiga kali atau lima kali atau lebih banyak lagi hukumnya adalah sunnah, karena melebihi yang telah difardhukan. Dalam memandikan mayit disunnahkan dalam bilangan ganjil, sebagaimana yang dipahami dari hadis diatas. Sebab dalam hadis lain Rasulullah juga bersabda: “Sesungguhnya Allah adalah witir (Esa), dia menyukai yang witir (yang ganjil).”
  • 11. Yang dimaksud adalah Esa dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Karena itu, dia menyukai hal- hal yang serupa bilangannya dengan keadaan diri-Nya dalam hal keganjilannya. ‫اهلل‬ ‫سٛي‬ ‫س‬ ْ‫ا‬ ٜ‫خذس‬ ٌ‫ا‬ ‫يذ‬ ‫ؼ‬‫س‬ ٝ ‫اث‬ ٓ‫ػ‬ ّٓ‫شد‬ ٌ‫ا‬ ‫جذ‬ ‫ػ‬ ٝ ‫اث‬ ٓ ‫ث‬ ‫ؼخ‬ ‫ي‬ ‫سث‬ ٓ‫ػ‬ ‫ه‬ ٌ ‫ِب‬ ‫ب‬ ٔ‫جش‬ ‫اخ‬ ‫ب‬٘ٚ‫ضٚس‬ ‫ف‬ ‫جٛس‬ ‫م‬ ٌ‫ا‬ ‫بسح‬ ‫صي‬ ٓ‫ػ‬ ُ‫ى‬ ‫ز‬ ‫ي‬ ٙ ٔٚ :‫بي‬ ‫ل‬ ٍُ ‫س‬ ٚ ٗ‫ي‬ ٍ ‫ػ‬ ‫اهلل‬ ٍٝ ‫ط‬ .‫٘جشا‬ ‫ٛا‬ ٌٛ‫م‬ ‫ر‬ ‫ٚال‬ “Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Rabi‟ah bin Abi Abdirrahman dari Abi Sa‟id Al- Khudri: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Aku dahulu telah melarang kamu sekalian menziarahi kubur, tetapi sekarang berziarahlah. Dan janganlah kamu mengeluarkan ratapan.” Dalam riwayat lain ditegaskan: “Maka sekarang berziarah kuburlah kalian, karena sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan kepada kehidupan akhirat,” Tujuan utama dari ziarah kubur adalah mengambil pelajaran dari apa yang telah menimpa diri orang lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak atau belum dikenal. Betapapun kuatnya mereka dan banyaknya harta yang mereka miliki serta pengaruh yang kuat, semua itu tidak dapat memelihara diri mereka dari kematian. Dengan demikian, hati orang yang berziarah kubur akan menjadi sadar dari kesesatannya dan mau bertaubat, serta mudah bagi yang berharta untuk menyedekahkan dari sebagian dari hartanya dan bertambah rajin dalam beribadah kepada Allah SWT.
  • 12. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Rukun atau Fardlu shalat: 1. Niat. 2. Takbiratul ikhram. 3. Berdiri tegak bagi yang mampu ketika shalat fardlu. 4. Membaca al-fatihah pada tiap rakaat. 5. Ruku‟. 6. I‟tidal. 7. Sujud dua kali untuk tiap rakaat. 8. Duduk diantara dua sujud. 9. Tuma‟ninah pada setiap ruku‟, sujud, duduk diantara dua sujud dan i‟tidal sekalipun pada shalat sunnah. 10. Tasyahud Akhir. 11. Membaca shalawat Nabi. 12. Duduk untuk tasyahud, shalawat dan salam. 13. Mengucapkan salam. 14. Tertib. B. SARAN Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA  Mahalli, Ahmad Mudjab, Hadis-hadis Ahkam Riwata Asy-syafi‟i, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) Al-albani, Muhammad nashirudin, Ringkasan Shahih Muslim (Jakarta: Gema Insani, 2003)  Az-zubaidi, Zaenuddin Ahmad, dan Zuhri, Muhammad, Terjemah Hadis Shahih Bukhari Jilid I (Semarang: CV. Toha Putra, 1986)  Muhammad, Abu Bakar, Terjemahan Subulus Salam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1991) http://abusalma.wordpress.com/2006/12/04/shalat-jama%E2%80%99-dan-qashar/ diakses tgl 09-092012 09:39
  • 14. MAKALAH SHALAT WAJIB DAN SUNAT DISUSUN OLEH : SITTI RAHMA