1. 2. KELAMIN
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI KELAMIN
1.
Anatomi Dan Fisiologi Laki - laki
Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki
1) Testis
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan
panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar2.5 cm. Testis berada didalam skrotum
bersama epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat dibawah penis. Dinding
pada rongga yang memisahkan testis dengan epididimis disebut tunika vaginalis.
Tunika vaginalis dibentuk dari peritoneum intraabdomen yang bermigrasi ke
dalam skrotum primitive selama perkembangan genetalia interna pria, setelah
migrasi ke dalam skrotum, saluran tempat turunnya testis (prosesus vaginalis)
akan menutup.
16
2. 2) Epididimis
Merupakan suatu struktur berbentuk koma yang menahan batas
posterolateral testis. Epididimis dibentuk oleh saluran yang berlekuk-lekuk secara
tidak teratur yang disebut duktus epididimis. Panjang duktus epididimis sekitar
600 cm. Duktus ini berawal dari puncak testis (kepala epididimis) dan berjalan
berliku-liku, kemudian berakhir pada ekor epididimis yang kemudian menjadi vas
deferens. Epididimis merupakan tempat terjadinya maturasi akhir sperma.
3) Scrotum
Skrotum pada dasarnya merupakan kantung kulit khusus yang melindungi
testis dan epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis.
Spermatozoa sangat sensitive terhadap suhu karena testis dan epididimis berada di
luar rongga tubuh, suhu di dalam testis biasanya lebih rendah daripada suhu di
dalam abdomen.
4) Vas Deferens
Vas deferens merupakan lanjutan langsung dari epididimis. Panjangnya 45
cm yang berawal dari ujung bawah epididimis, naik disepanjang aspek posterior
testis dalam bentuk gulungan-gulungan bebas, kemudian meninggalkan bagian
belakang testis, duktus ini melewati korda spermatika menuju abdomen.
5) Vesicula Seminalis
Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada
dasar kandung kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki
panjang 5 cm dan menempel lebih erat pada kandung kemih daripada pada
rectum. Pasokan darah ke vas deferens dan vesikula seminalis berasal dari arteri
vesikulkaris inferior. Arteri ini berjalan bersama vas deferens menuju skrotum
beranastomosis dengan arteri testikukar, sedangkan aliran limfatik berjalan
menuju ke nodus iliaka interna dan eksterna. Vesikula seminalis memproduksi
sekitar 50-60 % dari total volume cairan semen. Komponen penting pada semen
yang berasal dari vesukula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin.
17
3. 6) Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat merupakan organ
dengan sebagian strukturnya
merupakan kelenjar dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5
cm. Organ ini mengililingi uretra pria, yang terfiksasi kuat oleh lapisan jaringan
ikat di belakang simpisis pubis. Lobus media prostat secara histologis sebagai
zona transisional berbentuk baji, mengelilingi uretrra dan memisahkannya dengan
duktus ejakulatorius. Saat terjadi hipertropi, lobus media dapat menyumbat aliran
urin. Hipertropi lobus media banyak terjadi pada pria usia lanjut.
7)
Penis
Penis berada di antara kedua pangkal paha pria. Penis mulai dari arcus
pubis menonjol ke depan berbentuk bulat panjang. Dari pangkal ke ujung
berbentuk cendawan dengan kepala penis seperti kepala cendawan tetapi bagian
ujungnya agak meruncing ke depan.
Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ada dua
permukaan yaitu permukaan posterior penis teraba lunak (dekat uretra) dan
permukaan dorsal. Jaringan erektil penis tersusun dalam tiga kolom longitudinal,
yaitu sepasang korpus kavernosum dan sebuah korpus spongiousum di bagian
tengah. Ujung penis disebut glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil
dan berlanjut ke korpus spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat,
yang dapat ditarik ke proksimal disebut prepusium (kulit luar), prepusium ini
dibuang saat dilkukan pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai
penetrasi. Penetrasi pada wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat
serviks uterus.
Fisiologi Saluran Reproduksi Laki-laki
Fungsi paling penting dari penis selain untuk aktivitas seksual adalah
sebagai alat untuk penghantaran sperma dari testis menuju saluran reproduksi wanita
ketika ejakulasi terjadi.
Fungsi Penis adalah sebagai alat untuk menghantarkan spermatozoa
melalui saluran yang ada di dalamnya, dan sebagai alat aktivitas seksual seorang pria.
18
4. Seluruh anatomi penis yang disebutkan tersebut, berkoordinasi dengan
sistem saraf pusat (otak) dengan menggunakan hormon, dalam menjalankan fungsinya
sebagai :
1. Alat aktivitas seksual,
2. Alat pengantar sperma dan spermatozoa di dalamnya ke alat reproduksi wanita,
dan
3. Alat berkemih (membuang sekret tubuh berupa urine).
2. Anatomi & Fisiologi Saluran Reproduksi Wanita
Terdiri alat/organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul.
Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi,
pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan/ dipengaruhi oleh hormon-hormon
gondaotropin /steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis –
adrenal – ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi
oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen, dsb.
19
5. Genitalia Eksterna
1. Vulva : Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum),
terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen,
vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding
vagina.
2. Mons pubis / mons veneris
a. Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
b. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
3. Labia mayora
a. Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang,
banyak mengandung pleksus vena.
b. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
4. Labia minora
a. Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai
folikel rambut.
b. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut
saraf.
5. Clitoris
a. Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior
vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding
anterior vagina.
b. Homolog embriologik dengan penis pada pria.
c. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris.
d. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat
6. Vestibulum
a. Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas
lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital.
b. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum,
introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan
duktus Skene kanan-kiri.
c. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
20
6. 7. Introitus / orificium vagina
a. Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup
lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa
robekan.
b. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah
menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis,
septum atau fimbriae.
c. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk
lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya
berbentuk fimbriae).
d. Bentuk himen postpartum disebut parous.
e. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek
yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
8. Vagina
a. Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi
cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian
kaudal ventral.
b. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran :
fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri.
c. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis.
Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada
haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah
dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu
fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix
uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah
sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina,
21
7. 9. Perineum
a. Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas
otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan
diafragma
urogenitalis
(m.perinealis
transversus
profunda,
m.constrictor urethra).
b. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
Genetalia Interna
1. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum
(serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan
nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
Terdiri dari fundus, corpus, isthmus dan serviks uteri.
2. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri
dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen
dan glikosamin) dan elastin.
Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri
(dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina)
dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri
internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium
externum
bulat
kecil,
setelah
pernah/riwayat
melahirkan
(primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang.
22
8. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang
mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan
berbagai garam, peptida dan air. Keteb
3. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat
pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan
muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke
dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta
dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri,
menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormonhormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior,
fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus
bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.
4. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum
cardinale,
ligamentum
ovarii,
ligamentum
sacrouterina
propium,
ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum
rectouterina.
5. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna,
serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
6. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri.
Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai
jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal
dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta
pars infundibulum dengan fimbria.
23
9. Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter
uterotuba pengendali transfer gamet.
Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula /
infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga
terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada
ujungnya,
melekat
dengan
permukaan
ovarium.Fimbriae
berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
7. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga
peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai
jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf.
Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel
menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan
terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum),
sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka
interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).
Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan
fimbriae.
Fimbriae
“menangkap”
ovum
yang
dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi
dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
24
10. B. PENYAKIT – PENYAKIT PADA KELAMIN
1. Sifilis
A. Pengertian
Sifilis merupakan penyakit infeksi kronik sistemik vaskuler yang
disebabkan oleh treponema pallidum/spiroketa, dikarakteristikkan dalam tingkat
atau tahapan yang berbeda-beda.
B. Etiologi
Bentuk dari treponema pallidum adalah spiral dengan panjang antara 6-15
um, lebar 0,15 um dan terdiri atas 8-24 lekukan, gerakannya berupa rotasi.
Penularan penyakit ini dapat melalui :
a. Berhubungan dengan orang yang terinfeksi dan hubungan seksual yang tidak
aman.
b. Transfusi darah
c. Plasenta (ibu yang terinfeksi ke janin)
C. Patofisiologi
a. Fase
Inkubasi
Pada fase ini treponema pallidum memasuki membran mukosa/menembus
25
11. kulit, beberapa pathogen masuk menuju daerah limpa nodus dan memproduksi
lesi yangakan timbul pada tahap primer.
b. Fase
Primer
(10-90
hari,
rata-rata
21
hari)
Pada stadium ini muncul lesi yang tidak nyeri keras dan tak bernanah yang
disebut chancre. Chancre tumbuh pada vagina, serviks, skrotum dan rectum.
Sebagai reaksi kompensasi maka terdapat limpa denopati pada seluruh tubuh.
Jika pada titik ini tidak diobati maka chancre akan hilang tetapi T Pallidum
akan berkembang dibawah kulit
c. Fase
Sekunder
Stadium ini akan muncul lesi merah kecoklatan yang menyeluruh pada tubuh
(akan pecah 2-6 minggu). Karena tahap ini Treponema Pallidum sudah
memasuki aliran darah maka penderita akan mengalami sakit kepala demam,
nyeri
sendi,
kaku
kuduk,
kelainan
kulit
(berupa
macula,
papula,
papulskuamosa, pustule).
d. Fase
Laten
Pada stadium ini tidak ditemukan tanda-tanda klinis dan hanya diketahui hasil
serologi yang positif. Keadaan ini umumnya ditemukan pada pemeriksaan
donor darah atau pemeriksaan kehamilan. Wanita hamil pada stadium ini
dapat mengeluarkan penyakitnya pada janin sehingga diperlukan pemeriksaan
pada ayah dan ibu bila ada riwayat kontak dengan penderita sifilis.
e. Fase
Tersier
Pada stadium ini tidak menular tetapi mengakibatkan kerusakan pada
penderita dengan adanya kelainan khas berupa guma, lesi yang lunak, tuli,
penyakit jantung, serangan koma, dan meninggal bila tidak diobati.
D. Pemeriksaan Penunkang
Untuk menentukan diagnosis sifilis maka dilakukan pemeriksaan
klinik, serologi atau pemeriksaan dengan mengunakan mikroskop lapangan
gelap (darkfield microscope).Pada kasus tidak bergejala diagnosis didasarkan
pada uji serologis treponema dan non protonema. Uji non protonema seperti
Venereal Disease Research Laboratory ( VDRL ). Untuk mengetahui antibodi
dalam tubuh terhadap masuknya Treponema pallidum.
26
12. Hasil uji kuantitatif uji VDRL cenderung berkorelasi dengan aktifitas
penyakit sehingga amat membantu dalam skrining, titer naik bila penyakit
aktif (gagal pengobatan atau reinfeksi) dan turun bila pengobatan cukup.
Kelainan sifilis primer yaitu chancre harus dibedakan dari berbagai penyakit
yang ditularkan melalui hubungan kelamin yaitu chancroid, granuloma
inguinale, limfogranuloma
venerium, verrucae acuminata, skabies, dan
keganasan ( kanker ).
2. Gonorhoe
Pengertian
Gonorhea adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria Gonorhea
yang pada umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga
secara langsung dengan eksudat yang infektif. (Dr.Soedarto, Penyakitpenyakit Infeksi di Indonesia,1990,Hal.74)
Etiologi
Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang
bersifat patogen.Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan
mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita
yang belum pubertas.
Patofisiologi
Neisseria gonorrhea
Kontak seksual
( Anus, orogenital, genital )
Infeksi mukosa
Faring
Uretra,
Rectum (saluran anus)
(neonates)
konjungtifa
Infeksi meivas
27
13. (prostat, vasdeferens, epididymis dan testis)
(kelenjar skena, bartholini, endometrium, tuba valopi, ovarium)
Gonorhoe
Pemeriksaan Penunjang
a. Sediaan langsung
b. Kultur (biakkan)
•
Media transport (media stuart dan media transgraf)
•
Media pertumbuhan (media Thayer – Martin)
c. Tes definitive
•
Tes oksidasi
•
Tes fermentasi
d. Tes beta – laktamse
e. Tes Thomson
Pengobatan
Medikamentosa
Walaupun semua
gonokokus
sebelumnya
sangansensitif
terhadap penicilin, banyak „strain‟ yang sekarang relatif
resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin masih
tetap merupakan pengobatan pilihan.
Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit
ditambah 1 gr probonesid per- oral sebelum penyuntikan
penicillin merupakan pengobatan yang memadai.
Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang
resisten dan penderita yang peka terhadap penicillin. Dosis: 2
gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita.
28
14. 3. AIDS (Acquired Immune Deviciency Syndrome)
Pengertian
AIDS( Acquired Immune Deviciency Syndrome) adalah kumpulan gejalah
penyakit menurunnya sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang
disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Penyakit
ini
dicirikan
dengan
timbulnya
berbagai
penyakit
infeksi,bakteri,jamur,parasit dan virus yang bersifat oportunistik/keganasan
seperti sarkoma kaposi dan linfoma primer diotak(kapita selekta kedokteran,
jilid 2;media Aesculopius)
Acquired Immune Deviciency Syndrome(AIDS) adalah suatau penyakit
infeksi retrovirus yang ditandai oleh imunosupresi berat yang menyebabkan
terjadinya infeksi oportunistik,ngoplasma sekunder dan kelainan neurologik.
Etiologi
HIV merupakan retrovirus
penyebab defisiensi imun. HIV ditemukan
mantognier dkk pada tahun 1983.
AIDS disebabkan terutama oleh retrovirus RNA HIV – I tetapi HIV – 2 Juga
dapat menyebabkan AIDS dan terutama dijumpai di afrika barat.
Patofisiologi
Cara penularan ada 3 yaitu :
1. Hubungan seksusl, dengan resiko penularan 0,1 – 1 % tiap hubungan
seksual melelui semen dan sektet vagina.
2. Melalui darah yaitu :
-
Tranfusi yang mengandung HIV,resiko penularan 90- 98%
-
Tertusuk jarum yang mengandung HIN,resiko penularan 0,03 %
-
Terdapat mukosa yang mengandung HIV,resiko penularan 0,005 %
3. Transmisi dari ke anak yaitu :
-
Selama kehamilan melalui plasenta
-
Saat persalinan , resiko penularan 50%
-
Melalui air susu ibu (ASI) 14%
Setelah masuk tubuh, virus menuju ke kelenjar limfe dan berada dalam sel
denrik selama beberapa hari. Kemudian terjadi sindrom retreviral akut
29
15. seperti flu(serupa infeksi mononucleosis)disertai viremia hebat dengan
keterlibatan berbagai kelenjar limfe. Pada tubuh
timbul respon imun
humoramaupun seluler. Sindrom ini akan hilang sendiri setelah 1-3
minggu. Kadar virus yang tinggi dalam darah diturunkan oleh system
imun tubuh.
Proses ini berlangsung berminggu-minggu sampai terjadi keseimbangan
antara pembentukan vurus baru dan upaya eliminasi oleh respon imun.
Titik keseimbangan yang disebut set point ini penting karena menuju
AIDS akan berlangsung lebih cepat.
Serekonfersi (perubahan antibody menjadi positif) terjadi 1-3 bulan
setelah infeksi,tetapi perna juga dilaporkan sampai 8 bulan. Kemudian
pasien akan memasuki masa tanpa gejalah. Dalam masa itu terjjadi
penurunan terhadap jumlah CD4(jumlah normal 800-1000/mmᵌ
)yang
terjadi setelah replikasi persistem HIV dengan kadar RNA virus relative
konstan.
CD4 adalah reseptor pada linfosit T4 yang target sel utama HIV. Pada
awalnya penurunan jumlah CD4 sekitar 30- 60 /mmᵌ
/tahun sehingga bila
tanpa pengobatan rata-rata masa infeksi HIV sampai menjadi AIDS adalah
8-10 tahun. Dimana jumlah CD4 akan mencapai kurang dari 200/mmᵌ
.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis laboratorium dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Cara langsung yaitu isolasi virus dari sampel dengan mikrosop elekktron
da deteksi antigen virus melalui polymerase chain reakction(PCR) untuk :
-
Tes HIV pada bayi karena zat anti pada dari ibu masih ada pada
bayi sehingga menghambat serologis.
-
Menetapkan status infeksi pada individu seronegatif
-
Tes pada kelompok resiko tinggi sebelum terjadi serokonversi
-
Ter korvermasi untuk HIV-2 sebab sensitivitas ELISA untuk
2. HIVCara tidak langsung yaitu melihat respon zat anti spesifik,tes
misalnya:
30
16. -
Elisa,sensituvitsa tinggi(98,1 – 100%),biasanya memberikan hasil
positif 2-3 bulan sesudah infeksi. Hasil positif harus dikomfirmasi
dengan pemeriksaan wastren blot.
-
Wastern blot (spesifitsas tinggi 99,6- 100%),namun pemeriksaan
ini cukup sulit,mahal dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
Mutlak diperlukan untuk komvirmasi hasil pemeriksaan ELISA
positif.
-
Immunofloorescent assay (IFA)
-
Radio immunopraecipitation assay(RIPA)
Pengobatan
1. Mediakomentosa
Dapat dicapai dengan diagnosis dini,pemberian zidovidin,pengobatan
komplikasi,serta penggunaan antibiotik sebagai propilaksisecara luas.
Khususnya untuk pneumonia karna P. corinii
a. Infeksi dini
Zidovudin (zidu)
menghambat replikasi HIV dengan kerja
enzim revorse transcriptase
Dosis zidovulin 500-600 mg/hari,pemberian 100 mg/4 jam sewaktu
penderita terjaga
Efek samping antara lain anemia
dan neotropenia, gangguan
gastroinstestinal dan penggunaan dapat terjadi miopat dan masuknya
virus dengan strain yanglah berkurang sensitvitasnya
Didonosis (DDI)
digunakan bila penderita tidak toleren
terhadap ZDU, dosis 2 x 100 mg/ 12 jam (BB < 60 kg) atau 2 x 125
mg/ 12 jam (BB >60kg)
b. Propilaksis
Indikasi
pemberian
propilaksis
untuk
pneumocystis
corinii
pneumonia(PCP) ialah bila CD4 <200/mmᵌ terdapat kandidosis oral
,
yang berlangsung lebih dari 2 minggu atau perna mengalami infeksi
PCP dimasa lalu,sedangkan propilaksis pada reberclosis diberikan tes
PPD 5 mm dengan idurasi.
31
17. c. Stadium lanjud
Umumnya infeksi oportunistik yang mengancam jiwa,diperlukan
penaganan
multidispliner,diberikan
ZDU
dengan
dosis
awal
1000mg/hari dalam 4-5 kali pemberian (BB 70 kg)
d. Pada fase terminal
Yakni penyakit sudah tidak teratasi,pengobatan yang diberikan hanya
simtomatik dengan tujuan pasien merasa cukup enak, bebas dari rasa
mual dan sesak mengatasi infeksi yang ada dan mengurangi rasa
cemas.
2. Non Mediakomentosa
Karena belim ditemukan vaksin,maka upaya pencegahan dapat dilakukan
menurunkan insiden penyakit ini adalah :
-
Pendidikan kepda kelompok yang berisiko terkena AIDS
-
Anjurkan bagi yang telah terinfeksi virus ini untuk tidak
menyumbangkan darah,organ atau cairan semen dan mengubah
kebiasaan seksualnya guna mencegah terjadinya penularan.
-
Skrining drah donor terhadap adanya antibody HIV.
4. Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH )
Pengertian
Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang kemudian
mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai
bedah.(Jong,
Wim
de,
1998).
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat,
disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat
meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan
penyumbatan uretra pars prostatika (Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr.
Sutomo, 1994 : 193).
Etiologi
32
18. Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti.
Tetapi hanya 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya Benigne Prostat
Hypertropi yaitu testis dan usia lanjut.
Patofisiologi
Menurut Mansjoer Arif tahun 2000 pembesaran prostat terjadi secara
perlahan-lahan pada traktus urinarius.Pada tahap awal terjadi pembesaran
prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi
uretra daerah prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasi dengan
kontraksi
lebih
kuat.
Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan
serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat sebagai balok-balok
yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat dari dalam vesika dengan sitoskopi,
mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat detrusor sehingga
terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila
besar disebut diverkel. Fase penebalan detrusor adalah fase kompensasi yang
apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami
dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi
urin total yang berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan
urin.
2. Radiologis
Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct Scanning,
cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras dilakukan
apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara trans
abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal Ultra Sonografi), selain
untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula
menentukan volume buli-buli, mengukut sisa urine dan keadaan patologi
lain seperti difertikel, tumor dan batu (Syamsuhidayat dan Wim De Jong,
1997).
33
19. 3. Prostatektomi
Retro
Pubis
Pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak
dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui
insisi pada anterior kapsula prostat.
4. Prostatektomi
Parineal
Yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum.
Pengobatan
1. Non Operatif
Pembesaran hormon estrogen & progesterone
Massase prostat, anjurkan sering masturbasi
Anjurkan tidak minum banyak pada waktu yang pendek
Cegah minum obat antikolinergik, antihistamin & dengostan
Pemasangan kateter.
2. Operatif
Indikasi : terjadi pelebaran kandung kemih dan urine sisa 750 ml
TUR (Trans Uretral Resection)
STP (Suprobic Transersal Prostatectomy)
Retropubic Extravesical Prostatectomy)
Prostatectomy Perineal.
5. Infeksi Saluran Kencing ( ISK )
Pengertian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah
suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih.(Agus
Tessy, 2001).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri
pada saluran kemih.(Enggram, Barbara, 1998).
Etiologi
Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
a. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
b. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
34
20. c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci.
Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif
b. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baik
d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e. Adanya hambatan pada aliran urin
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik
dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung
dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama
terjadinya ISK, asending dan hematogen. Secara asending yaitu :
-
masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor
anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek
daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor
tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam
traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya
dekubitus yang terinfeksi.
-
Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Secara hematogen yaitu: sering terjadi pada pasien yang system imunnya
rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada
beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga
mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine
yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat
jaringan parut, dan lain-lain.
Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
35
21. -
Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting
adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih
-
Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB
sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan
patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
-
Mikroskopis
-
Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari
urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap
sebagai criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
-
Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit
(tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif:
maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess
positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal
menjadi nitrit.
-
Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)
-
Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal,
klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
-
Tes- tes tambahan:
Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan
ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah
infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu,
massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate.
Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur
urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab
kambuhnya infeksi yang resisten.
36
22. Pengobatan
Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas :
-
Terapi antibiotika dosis tunggal
-
Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari
-
Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu
-
Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian
antimicrobial
jangka
panjang
menurunkan
resiko
kekambuhan infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri
persisten di awal infeksi, factor kausatif (mis: batu, abses), jika muncul
salah satu, harus segera ditangani. Setelah penanganan dan sterilisasi
urin, terapi preventif dosis rendah.
Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin),
trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang
ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten
terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt
digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.
Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya:
Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan
Interansi obat
Efek samping obat
Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya
melalui ginjal.
37
23. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ
terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada
orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi.
Kelamin dibagi menjadi dua yaitu : kelamin perempuan dan laki - laki
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, olehh karena itu dibrutuhkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun
38