1. •
RIB 2 × 1 sebanyak 20 course dengan skala stitch cam (SC)
10
−
10
Plain sepihak sebanyak 20 course
−
Pada saat melakukan pergantian rajutan maka semua
jarum belakang harus dilepas dari jeratan benang
−
cam
10
10
•
Atur posisi raising cam belakang menjadi tidak aktif
semua
−
Diagram
−
Diagram proses
Diagram
10
cam
−
Diagram proses
10
•
RIB 2 × 2 sebanyak 20 course dengan skala stitch cam (SC)
10
−
Diagram
−
Diagram proses
10
10
C1
Diagram jeratan
cam
10
10
−
10
10
C2
10
•
Plain bundar sebanyak 40 course
Atur posisi raising cam belakang kanan dan raising
cam depan kiri menjadi tidak aktif
−
•
−
Diagram
−
Rib 1×1 sebanyak 20 course
−
Diagram
cam
Diagram proses
−
10
−
−
•
10
10
10
C2
Diagram proses
10
cam
10
C1
Diagram jeratan
10
10
Diagram jeratan
Plain bundar sebanyak 40 course
−
Atur posisi raising cam belakang kanan dan raising cam
depan kiri menjadi tidak aktif
−
Diagram
cam
Diagram proses
−
RIB 2 × 3 sebanyak 20 course dengan skala stitch cam
(SC) 10
−
−
C2
•
10
10
10
10
C1
Diagram
−
Diagram proses
10
10
10
cam
10
Diagram jeratan
Bagian belakang
2. kanannya 2 dan jeratan kirinya 3 atau sebaliknya jika jeratan
kirinya 2 maka jeratan kanannya 3.
Knit
1
Tuck
Pemversetan untuk membantu pembentukan jeratan
Pada rajutan rib selain 1×1, maka pada awal pemancingan harus
dilakuakan pemversetan yaitu pergeseran kedudukan nedle bed
depan terhadap needle bed belakang. Tujuan dari pemversetan
ini adalah untuk membentuk rib 1×1 pada awal jeratan sehingga
pada antara course awal dengan course selanjutnya dapat saling
mengait, sehingga kain yang dihasilkan akan rapat. Sebaliknya
jika tidak diverset maka kain yang terbentuk akan tetap seperti rib
yang diinginkan tetapi ketika ditarik kearah panjang maka
jeratannya akan lepas dan yang tersisa hanya jeratan rib 1×1
Cara melakukan pemversettan:
1.
Memverset (menggeser) needle bed depan ke kanan atau
kekiri beberapa kali sehingga menghasilkan susunan jarum
seperti pada rib 1×1. sebagai contoh pada rib 2×3 dilakukan
pergeseran 2×:
Welt
: jeratan lama lepas dari jarum dan terjerat oleh
lengkung yang baru. Knit sering digunakan untuk
membuat kain rajut yang polos tanpa desain struktur
: jeratan lama belum lepas dari jarum, sedangkan
benang baru telah dibentuk lengkung yang baru.
Tuck digunakan untuk memberi efek struktur pada
kain rajut.
: jarum diam pada tempatnya tidak disuapi benang
dan jeratan lama masih pada jarum sehingga pada
kain rajut akan tampak seperti lubang
atas
maks
3
7
4
2
5
2.
Membuat jeratan awal pada mesin 1 kali course
Ganti warna benang dengan warna yang lain
−
Memasang sisir, kawat pemegang, dan bandul
Mengembalikan needle bed ke posisi semula (sebelum di
verset)
Membuat jeratan plain bundar 2 tour (raising cam kanan
depan dan kiri belakang distel aktif)
Diagram
−
Diagram proses
10
−
2
Pengaruh penyettingan skala SC
Penyettingan skala SC berpengaruh pada
panjang jeratan sehingga mempengaruhi
jumlah Course per Inchi (CPI) dan kerapatan
(daya tembus) kain rajut.
Mekanisme terjadinya perubahan panjang
a jeratan :
Pada skala SC bagian depan terdapat tombol
c yang dapat diatur. Perubahan pengaturan ini
(bagian belakang). Jika
b brpengaruh pada SC pada angka skala yang
pada skala disetting
d kecil maka SC akan naik. Dan sebaliknya jika
diste pada angka yang besar maka SC akan
turun.
Pada settingan normal panjang jeratan sama dengan jarak
a-b.
Jika panjang jeratan dijadikan lebih pendek maka SC harus
naik sehingga jarak (panjang jeratannya menjadi a-c.
Jika panjang jeratan ingin lebih panjang maka SC
diturunkan sehigga jaraknya menjadi a-d.
cam
10
3
C1
C1
Diagram jeratan
C2 C2
•
−
Full cardigan sebanyak 30 course
•
Atur posisi stitch cam belakang kiri menjadi skala 3
(semula depan kanan SC =3)
• Ganti warna benang dengan warna yang lain
Diagram cam
Diagram proses
3
−
10
10
3
Terbentuknya rajutan tururnan rib (1×2, 2×2, 2×3)
Seperti gambar diatas pada pembuatan rajutan turunan rib tidak
semua jarum digunakan, tetapi semua RC diaktifkan. pada saat
cam digerakkan ke kanan atau ke kiri maka jarum pada needle
bed depan ( jarum-jarum ganjil) akan membentuk jeratan kanan
dan jarum pada needle bed belakang (jarum-jarum ganjil) akan
membentuk jeratan kiri. Tetapi karena tidak semua jarum
diaktifkan maka jeratan hanya terjadi pada jarum yang aktif saja.
Pada jarum depan yang tidak aktif atau jarum belakang yang aktif
pada permukaan kainnya akan menghasilkan jeratan kiri dan
sebaliknya pada jarum depan yang aktif atau jarum belakang
yang tidak aktif akan menghasilkan jeratan kanan. Perbandingan
antara jumlah jeratan kanan dan jeratan kiri ini yang menentukan
jenis rajutan sebagi contoh jika rib 2×3 maka jumlah jeratan
8
Atur posisi stitch cam depan kanan menjadi skala 3
10
5.
6
1
Course 1
Course 2 9
Turun
(tuck) Turun
(knit) Turun
maks cardigan sebanyak 30 course
maks
maks
• Half
•
•
3.
4.
atas
maks
3
C1
Diagram jeratan
C2
3. •
Motif tuck zigzag sebanyak 56 course
•
Kedudukan V bed (needle bed) dibuat tidak sejajar sehingga
setai jarum saling menyilang
•
•
•
Susunan jarum dirubah menjadi seperti diagram proses
−
Skala SC dirubah sesuai diagram cam
Buat 7 × zigzag dengan ketentuan : verset 1× tiap course
sebanyak 4 course ke arah kanan kemudian ganti arah
verset ke kiri sebanyak 4 course (ulangi sampai 7×)
−
Diagram cam
Diagram proses
3
10
10 C1
3
C2
C3
Gambar mekanisme terbentuknya “tuck”
C4
Diagram jeratan
•
Rib 6×2 sebanyak 20 course
•
•
Semua jarum belakang tetap diaktifkan
•
Ganti benang dengan warna yang berbeda
−
Pada jarum depan 6 jarum pertama diaktifkan, kemudian 2
jarum selanjutnya tidak diaktifkan sehingga jeratan yang
terkait pada kedua jarum tersebut harus dipindahkan ke
jarum belakangnya.
Diagram cam
Diagram proses
10
10
−
10
10
Diagram jeratan
−