Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan infeksi jantung seperti perikarditis, endokarditis, dan miokarditis. Perikarditis adalah peradangan perikardium yang disebabkan infeksi virus atau bakteri, dan menyebabkan nyeri dada. Endokarditis adalah infeksi katup jantung yang umumnya disebabkan streptokokus dan staphylokokus, menimbulkan demam dan emboli. Penatalaksanaan meliputi antibiotik dan perik
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis) AKPER PEMKAB MUNA
1. TUGAS : MAKALAH KMB II
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN INFEKSI JANTUNG
(PERIKARDITIS, ENDOKARDITIS DAN
MIOKARDITIS)
Di Susun Oleh :
Kelompok II
1. J A S R I N
2. W A N A N I
3.
4.
5.
6.
AKADEMI KEPERAWATAN
2. PEMERINTAH KABUPATEN
MUNA
2011/201
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“ASKEP ASMA BRONKILA”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran KMB II.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Raha, Februari 2012
Penulis
4. A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung. Sebenarnya apa sih itu?Penyakit jantung adalah
penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah, dalam hal ini adalah
jantung dan urat-urat darah. Jika orang mendengar ia kena penyakit
jantung, biasanya kebanyakan orang akan berpikir orang tersebut sakit
jantung atau jantungnya sakit. Namun sebenarnya, jenis-jenis penyakit
jantung itu sendiri bervariasi, seperti : jantung koroner, tekanan darah
tinggi, serangan jantung, stroke, sakit di dada (anginan) dan penyakit
jantungrematik.
Olehnya itu kami sebagai mahasiswa yang tentunya masih membutuhkan
banyak ilmu ingin membahas masalah masalah yang menyerang janting
khususnya gangguan-gangguan yan g berhubungan dengan infeksi pada
sistem kardiovaskuler.
B. Rumusan Masalah
Infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis) merupakan
kasus infeksi yang menyerang pada sistem kardiovaskuler, oleh yaitu kami
akan membahas secara rinci mengenai konsep medik samapi tindakan
keperawatan apakah yang dilakukan dalam mengatasi masalah infeksi
tersebut.
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan harapan bisa memberikan manfaat yang
berarti khususnya bagi teman-teman mahasiswa dan mahasiswi
AKADEMI KEPERAWATAN pemerintah kabupaten muna mengenai
infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis).
5.
6. BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN INFEKSI
JANTUNG (PERIKARDITIS, ENDOKARDITIS DAN
MIOKARDITIS)
PERIKADITIS
Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium viseral atau
kedua- duanya. Terbagi atas perikarditis akut dan kronik.
Perikarditis Akut
Etiologi
Infeksi virus, infeksi bakteri spesifik atau non-spesifik, uremia, trauma, sindrom
pasca infark miokard, sindrom pasca perikardiotomi, neoplasma dan idiopatik.
Manifestasi klinis
Trias klasiknya adalah nyeri dada substernal atau parasternal yang kadang-
kadang menjalar ke bahu, pericardial friction rub dan kelainan EKG yang khas.
Dari pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan pembesaran jantung, peningkatan
tekanan vena, hepatomegali, edema kaki dan mungkin tanda-tanda tamponade.
Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan EKG ditemukan elevasi segmen ST, depresi segmen PR dan
sinus takikardia. Setelah beberapa waktu dapat ditemukan inversi gelombang T.
sebagai komplikasi dapat ditemukan aritmia supraventrikular, termasuk vibrilasi
atrium.
Foto thoraks tampak normal bila efusi perikard hanya sedikit, tetapi bila banyak
dapat terlihat bayangan jantung membesar seperti botol air.
Adanya inflamasi dapat diketahui dari peningkatan LED dan leukositosis.
Pemeriksaan
lain dilakukan atas dasar indikasi bila terdapat kecurigaan mengenai etiologinya,
misalnya test tuberkulin.
Komplikasi efusi perikardial
Penatalaksanaan
Terapi bergantung dari penyebabnya. Misalnya diberikan salisilat atau obat anti-
inflamasi non-steroid lain bila penyebabnya virus atau idiopatik. Bila gejala
tidak membaik, dapat diberikan kortikosteroid. Sebagian besar kasus sembuh
sendiri dalam beberapa minggu.
7. Sebagian kambuh kembali, hanya sedikit yang menjadi kronik dan jarang yang
menjadi perikarditis konstriktif bila berasal dari virus atau idiopatik.Perikarditis
Kronik Konstriktif
Terjadi penebalan difus perikardium akibat inflamasi yang terjadi sebelumnya
sehingga luas ruangan jantung berkurang. Akibatnya curah jantung berkurang
dan tekanan pengisian berkurang.
Etiologi
Merupakan kelanjutan dari perikarditis akut
Manifestasi klinis
Keluhan berupa rasa lelah, lemah, dispnea saat bekerja, orptopnea dan keluhan
gagal jantung lainnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan peningkatan tekanan
vena jugularis, bunyi jantung melemah, dapat terdengar perikardial knock, pulsus
paradoksus, hepatosplenomegali, ikterus, ascites dan edema.
Pemeriksaan penunjang
EKG memperlihatkan penurunan voltase pada lead di ektremitas. Foto thoraks
menunjukkan klasifikasi perikardium, kadang dapat terlihat kardiomegali.
Dengan Ekokardigrafi dapat dideteksi penebalan yang terjadi namun sulit. Untuk
memastikan diagnosis dapat dilakukan kateterisasi jantung kiri dan kanan.
Penatalaksanaan
Perikardioektomi adalah satu-satunya pengobatan yang dapat dilakukan.
ENDOKARDITIS
Endokarditis infektif atau endokarditis bakterial adalah penyakit infeksi oleh
mikroorganisme pada endokard atau katub jantung.
Etiologi
Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit ini paling banyak adalah
streptococcus viridans untuk endokarditis subakut dan stapilococcus aureus
untuk endokarditis infektif akut. Etiologi lain adalah streptococcus faecalis,
streptokok dan stafilokok lain, bakteri gram negatif aerob dan anaerob, jamur,
virus dan kandida.
Faktor predisposisi adalah kelainan katub jantung, terutama penyakit jantung
rematik, katub aorta bikuspid, prolaps kartu mitral dengan regurgitas, katub
buatan, katub yang floppy pada sindrom marfan, tindakan bedah gigi atau
orofaring yang baru, tindakan pembedahan pada saluran urogenital atau saluran
8. nafas, pecandu narkotik intravena, kelainan katub bawaan, luka bakar,
hemodialisa, penggunaan kateter vena sentral dan pemberian nutrisi parenteral
yang lama.
Manifestasi klinis
Endokarditis infektif akut lebih sering terjadi pada jantung normal. Penyakit
timbul mendadak. Tanda-tanda infeksi lebih menonjol seperti panas yang tinggi
dan menggigil, jarang ditemukan jari tabuh dan janeway lesions (bercak
kemerahan pada telapak tangan dan kaki). Terdapat tanda-tanda pada mata
berupa ptekia kanjungtiva, perdarahan retina, kebutaan, tanda-tanda endoftalmitis
dan panoftalmitis. Emboli biasanya lebih sering terjadi dan umumnya
menyangkut pada arteri yang lebih besar sehingga menimbulkan infark atau
abses paru dan sebagainya. Bising jantung baru atau perubahan bising jantung
dapat terjadi.
Endokarditis infektif subakut hampir selalu mengenai jantung abnormal. Gejala
timbul lebih kurang 2 minggu setelah masa inkubasi. Keluhan umum yang sering
dirasa adalah demam tidak terlalu tinggi, letih, lesu, banyak keringat malam,
nafsu makan berkurang, berat badan menurun, sakit kepala dan sakit sendi. Bila
terjadi emboli akan timbul keluhan seperti paralisis, sakit dada, hematuria, sakit
perut, buta mendadak, sakit pada jari tangan dan sakit pada kulit.
Demam berlangsung terus-menerus, remiten, intemiten atau sama sekali tidak
teratur, dengan puncak panas 38 – 400
C dan terjadi pada sore atau malam hari.
Sering disertai menggigil pada suhu badan yang tinggi, diikuti keringat banyak.
Anemia, pembesaran hati dan limfa dapat terjadi. Gejala emboli dan vaskuler
dapat terjadi berupa ptekia pada mukusa tenggorokan, mata dan juga pada semua
bagian kulit, terutama pada dada. Bagian tengah ptekia biasanya lebih pucat dan
dapat terjadi pada retina yang disebut Roth’s spot.
Emboli yang timbul di bawah kuku jari tangan dan kaki berbentuk linear berupa
bercak kemerahan, disebut splinter hemorrhage. Lesi yang lebih spesifik (ada
yang mengatakan patognomonik) adalah Osler’s nodes, yaitu penonjolan kulit
berwarna kebiruan/kemerahan yang memiliki sifat khas berupa rasa nyeri,
terdapat pada kulit tangan (tenar dan hipotenar) dan kaki, terutama pada ujung
jari. Emboli besar dapat menimbulkan gangguan syaraf sentral dan psikiatri,
IMA, aneurisma mikotik, sesak nafas, glomerulonefritis, gagal ginjal, serta infark
ginjal. Tanda-tanda kelainan jantung penting untuk menentukan adanya kelainan
katub dan kelainan bawaan. Tanda yang lain adalah sesak nafas, takikardi,
aritmia, sianosis atau jari tabuh. Pada stadium akhir terjadi gagal jantung dan
lebih sering terjadi pada insufisiensi mitral dan aorta.
Komplikasi
Pada semua organ adalah dapat terjadi komplikasi bila terjadi emboli yang
infektif. Komplikasi gagal jantung yang sering ditemukan adalah gagal jantung
9. sedang sampai berat, dan pada endokarditis akut sering disebabkan oleh ruptur
aorta dan otot papilaris. Emboli arteri sering terjadi pada otak, paru, arteri
koronaria, limfa, ginjal, anggota gerak, usus, mata dan lain-lain.
Aneurisma nekrotik dapat terjadi pada endokarditis infektif. Gangguan neurologi
yang terjadi dapat berupa gangguan kesadaran, gangguan jiwa (psikotik) dan
meningoensefalitis steril.
Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat leukositosis (neutrofilia), anemia
normositik normokrom, peningkatan LED, immunoglobulin serum meningkat,
uji fraksi gamaglobulin positif, total hemolitik komplemen dan komplemen C
dalam serum menurun, serta kadar bilirubin darah yang sedikit meningkat. Pada
pemeriksaan urin di dapatkan proteinuria dan mikrohematuria.
Pembiakan darah dilakukan 1 – 3 minggu untuk mencari mikroorganisme yang
mungkin berkembang biak agak lama. Darah diambil tiap hari berturut-turut
selama 2 – 5 hari sebanyak 10 ml, sebelum diberikan aktibiotik. Bila antibiotik
telah diberikan, hentikan selama 3 – 7 hari. Paling kurang 2 kali pembiakan
harus memberikan hasil yang sama.
Pada hasil yang positif dilakukan uji resistensi terhadap antibiotik.
Foto thoraks dilakukan untuk mencari tanda-tanda gagal jantung kongestif
sebagai komplikasi yang sering, adanya bercak infiltrat kecil multiple pada
penyalahguna narkotik intravena dan kalsifikasi katub.
EKG diperlukan untuk mencari infark tersembunyi yang disebabkan emboli atau
vegetasi pada arteri koronaria dan gangguan hantaran yang disebabkan
endokarditis.
Ekokardiografi perlu untuk melihat vegetasi pada katub aorta, terutama vegetasi
yang besar (> 5 mm), melihat dilatasi atau hipertropi atrium atau ventrikel yang
progresif, mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis dan melihat
penutupan katub mitral yang lebih dini.
Penatalaksanaan
Pengobatan akan berhasil baik bila dimulai sedini mungkin, obat tepat (terutama
sesuai dengan uji resistensi) dan waktu yang cukup.
Pengobatan empiris untuk endokarditis akut adalah dengan Nafsilin 2 g/4 jam,
Ampisilin 2 g/4 jam dan Gentamisin 1,5 mg/kgBB/8 jam. Sedangkan untuk
endokarditis sub akut cukup dengan Ampisilin dan Gentamisin.
10. Resiko mortalitas dan morbiditas tinggi pada tindakan bedah yang terlalu awal,
tetapi bila pembedahan terlambat dilakukan klien dapat meninggal karena
hemodinamik yang buruk atau komplikasi berat. Indikasi bedah adalah gagal
jantung yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, septikemia yang tidak
berespon dengan pengobatan antibiotik, emboli multipel, endokarditis relaps,
endokarditis pada katub buatan, perluasan infeksi perikardial, endokarditis pada
lesi jantung bawaan dan endokarditis karena jamur.
Prognosis
Klien tanpa komplikasi yang berat dengan pemakaian antibiotik yang adekuat,
prognosis umumnya baik. Prognosis buruk bila ditemukan mikroorganisme yang
resisten terhadap antibiotik, payah jantung, pengobatan terlambat, bakteremia,
infeksi terjadi setelah pemasangan, klien geriatri tanpa disertai demam dan
keadaan umum yang buruk.
MIOKARDITIS
Miokarditis adalah peradangan pada miokardium yang dapat disebabkan oleh
virus atau infeksi bakteri, reaksi hipersensitifitas atau terjadi dengan endokarditis
atau perikarditis.
Gejala penyakit bersifat non-spesifik antara lain menggigil, demam, anoreksia,
nyeri dada, dyspnea dan disritmia. Bila terjadi effusi perikardial akibat
perikarditis maka dapat menimbulkan bahaya terjadinya tamponade perikardial
(kompresi). Tindakan terapeutik menggunakan antibiotik dan tirah baring.
Steroid digunakan untuk keadaan peradangan akut, sedangkan digitalis untuk
mengatasi disritmia atau kegagalan jantung.
11. BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Data subjektif , meliputi :
Kelelahan, kelemahan, riwayat demam reumatik, penyakit jantung kongenital,
IMA, bedah jantung, palpitasi, sinkop, riwayat penyakit penyakit/kegagalan
ginjal, penurunan rekwensi atau jumlah urine, nyeri pada dada yang tidak hilang
dengan nitrogliserin, nafas pendek dan memburuk pada malam hari, riwayat
infeksi virus, dalam penanganan gigi, program terapi immunosupresi, SLE, dan
lain sebagainya.
Data objektif , meliputi :
Takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktifitas, disritmia,
pembesaran jantung, friction rub, murmur diastolik, mitral stenosis/insufisiensi,
trikuspid stenosis/insufisiensi, gallop, edema, peningkatan tekanan vena
jugularis, ptekia konjungtiva atau membran mukosa, hemorrhage splinter, nodus
osler, lesi janeway, urine pekat gelap, perilaku distraksi, batuk, ronkhi,
pernafasan dangkal, demam, dan lain sebagainya.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang mucul pada infeksi jantung
(perikarditis, endokarditis dan miokarditis) yaitu :
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium atau perikardium.
2. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel
otot miokard.
3. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengn
akumulasi cairan dalam kantung perikardia (perikarditis)
4. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
embolisasi trombus/vegetasi katub sekunder terhadap endokarditis.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium atau perikardium ;
efek-efek sistemik dari infeksi ; iskemik jaringan (miokardium) ditandai
dengan nyeri dada, penyebaran ke leher/punggung, nyeri sendi, nyeri
meningkat dengan inspirasi dalam, gerakan/aktifitas, posisi, demam,
menggigil
Kriteria hasil : Rencana tindakan :
Mengidentifikasi metode yang
memberi penghilangan
Melaporkan nyeri hilang/terkontrol
Kaji keluhan nyeri dada,
perhatikan awitan dan faktor
pemberat atau penurun.
12. Mendemonstrasikan penggunaan
ketrampilan relaksasi dan aktifitas
pengalih sesuai indikasi untuk
situasi individual
Perhatikan petunjuk non-verbal
dari ketidaknyamanan
Berikan lingkungan yang tenang
dan tindakan kenyamanan,
misalnya perubahan posisi,
masase punggung, dukungan
emosional
Berikan aktifitas hiburan yang
tepat
Berikan obat-obatan sesuai
indikasi
Berikan oksigen suplemen sesuai
indikasi
2. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot
miokard ;
pembatasan pengisian jantung/kontraksi ventrikel/penurunan curah jantung ;
toksin dari organisme penginfeksi ditandai dengan keluhan
kelemahan/keletihan/dispnea dengan aktifitas, perubahan dalam tanda vital
karena aktifitas, adanya tanda-tanda gagal jantung kronik.
Kriteria hasil : Rencana tindakan :
Klien
melaporkan/menunjukkan
peningkatan yang dapat
diukur dalam toleransi
aktifitas
Klien mendemonstrasikan
penurunan tanda fisiologis
intolerans
Klien mengungkapkan
pemahaman tentang
pembatasan terapeutik yang
diperlukan
Kaji respon klien terhadap aktifitas
Pantau frekwensi/irama jantung,
tekanan darah dan frekwensi
pernafasan sebelum/setelah
aktifitas dan selama diperlukan
Pertahankan tirah baring selama
periode demam dan sesuai indikasi
Rencanakan perawatan dengan
periode istirahat/tidur tanpa
gangguan
Bantu klien dalam program latihan
progresif bertahap sesegera
mungkin untuk turun dari tempat
tidur, mencatat respon dan tanda
vital serta toleransi klien pada
peningkatan aktifitas
Evaluasi respon emosional
terhadap situasi dan berikan
dukungan
Berikan oksigen suplemen
13. 3. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengn
akumulasi cairan dalam kantung perikardia (perikarditis) ; stenosis/insufisiensi
katub ; degenerasi otot jantung (miokarditis)
Kriteria hasil : Rencana tindakan :
Klien melaporkan atau
menunjukkan penurunan
episode dispnea, angina dan
disritmia
Klien mengidentifikasi perilaku
untuk menurunkan beban kerja
jantung
Pantau frekwensi dan irama
jantung
Dorong tirah baring dalam posisi
semi fowler
Berikan tindakan kenyamanan
Anjurkan penggunaan teknik
manajemen stress
Pantau vital sign
Evaluasi keluhan yang dialami
klien
Berikan oksigenasi supplemen
Berikan obat-obatan sesuai
dengan indikasi
Bantu dalam perikardiosentesis
darurat
Siapkan klien untuk
pembedahan, bila diindikasikan
4. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
embolisasi trombus/vegetasi katub sekunder terhadap endokarditis
Kriteria hasil : Rencana tindakan :
o Klien mempertahankan atau
mendemonstrasikan perfusi
jaringan adekuat secara individual,
misalnya mental normal, tanda
vital stabil, kulit hangat dan
kering, nadi perifer adekuat,
masukan dan haluaran seimbang
o Evaluasi status mental klien dan
keluarga
o Kaji nyeri dada yang timbul
o Observasi ekstremitas te rhadap
edema, eritema, nyeri tekan
o Observasi hematuria disertai
dengan nyeri punggung/ pinggang
dan oliguria
o Tingkatkan tirah baring
o Anjurkan latihan aktif dan bantu
dengan rentang gerak sesuai
toleransi
o Berikan/lepaskan stoking
antiembolisme sesuai indikasi
o Berikan antikoagulan.
14. BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan dari isi pembahasan dalam makalah ini, maka
kami dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium
viseral atau kedua- duanya. Terbagi atas perikarditis akut dan kronik.
2. Endokarditis infektif atau endokarditis bakterial adalah penyakit infeksi
oleh mikroorganisme pada endokard atau katub jantung.
3. Miokarditis adalah peradangan pada miokardium yang dapat
disebabkan oleh virus atau infeksi bakteri, reaksi hipersensitifitas atau
terjadi dengan endokarditis atau perikarditis.
B. Saran
Not coment...........!!!!
THE......END........................................!!!
15. DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta :
AGC.
Crockett, A. (1997) “Penanganan Asma dalam Penyakit Primer”, Jakarta :
Hipocrates.
Crompton, G. (1980) “Diagnosis and Management of Respiratory Disease”,
Blacwell Scientific Publication.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan
Keperawatan”, Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (1997) “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”, Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo (1997) “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik”, Volume 1,
Jakarta : EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit”, Jakarta : EGC.
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium UPF Ilmu Kesehatan Anak, Pedoman Diagnosis dan Terapi, Fakultas Kedokteran UNAIR
Surabaya, 1998
Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1997.
Rahman M, Petunjuk Tentang Penyakit, Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium, Kelompok Minat
Penulisan Ilmiah Kedokteran Salemba, Jakarta, 1986.
Sacharian, Rosa M, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta ,
1993.
Sutjinigsih (1995), Tumbuh kembang Anak, Penerbit EGC, Jakarta.