Aplikasi imunologi dalam bidang kebidanan meliputi:
1) Perkembangan sistem kekebalan janin dan transfer antibodi dari ibu ke janin untuk melindungi janin yang belum memiliki sistem kekebalan yang matang
2) Peranan sel-sel imun seperti sel NK di rahim untuk menerima keberadaan janin selama kehamilan
3) Pengaruh hipersensitivitas ibu terhadap janin pada kehamilan awal yang dapat menyebabkan abortus
1. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmatnya kepada kita semua, serta telah memberikan kita kesehatan
sehingga bisa menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik.
Didalam makalah ini saya telah menyusun beberapa pengetahuan tentang
aplikasi imunologi pada bidang kebidanan. Dengan kemampuan yang di miliki,
saya telah mengambil dari beberapa sumber untuk menyelesaikan makalah ini.
Saya sadar jika makalah ini belum cukup sempurna tetapi kami berharap
supaya makalah ini bisa menambah wawasan bagi yang membacanya.Untuk
ketidak sempurnaan itu kami juga membutuhkan kritik dan saran dari pembaca.
Raha, 18 November 2013
PENYUSUN
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
1
2. DAFTAR ISI
Kata pengantar ..............................................................................................1
Daftar Isi………………………………………………………….………….2
BAB I :PENDAHULUAN
Latar Belakang
..........................................................................................3
Rumusan masalah
Tujuan Makalah
....................................................................................3
...........................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
Pengertianimunologi……………………………………..…………………4
AplikasiImunologiPadaBidangkebidanan………………….…………….6
BAB III :PENUTUP
Kesimpulan
Saran
.
.........................................................................................14
..........................................................................................15
Daftar pustaka ...........................................................................................16
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
2
3. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang
mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua
organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum
baik dalam keadaan sehat maupun sakit, malfungsi sistem imun pada gangguan
imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan
allograft), karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen
sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai
penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi
beberapa
subdisiplin.Sehingga
imunologi
penerapannya
dalam
kebidanansangat diperlukan karna dalam sistem imunologi berkaitan pada
kehamilan, bayi dan anak maupun janin .Oleh karena itu dalam makalah ini
akan membahas mengenai aplikasi imunologi dalam bidang kebidanan
1.2 Rumusan Masalah
1. PengertianImunologi ?
2. Bagaimanakah penerapan imunologi dalam bidang kebidanan ?
1.3 Tujuan Umum
Memahami penerapan imunologi dalam bidang kebidanan.
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
3
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Imunologi
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imunitas tubuh
manusia
maupun
hewan,
merupakan
disiplin
ilmu
yang
dalam
perkembangannya berakar dari pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi.
Disfungsi sistem imun yang berperanan dalam patogenesis berbagai penyakit
semakin banyak diketahui, misalnya AIDS atau Sindrom defisiensi imun
didapat.
Dalam 20 terakhir ini terlihat perkembangan yang sangat pesat
dalam bidang imunologi seluler dan molekuler. Penemuan-penemuan
berbagai molekul yang berperanan dalam inflamasi dan respons imun
seperti mediator, sitokin dan lain sebagainya telah dapat menjelaskan
berbagai mekanisme respon imun/inflamasi. Pengetahuan imunologi yang
maju telah dapat dikembangkan untuk menerangkan patogenesis serta
menegakkan diagnosis berbagai penyakit yang sebelumnya masih kabur.
Kemajuan dicapai dalam pengembangan berbagai vaksin dan obat-obat yang
digunakan dalam memperbaiki fungsi sistem imun dalam memerangi infeksi
dan keganasan, atau sebaliknya digunakan untuk menekan inflamasi dan
fungsi sistem imun yang berlebihan pada penyakit hipersensitivitas.
Pemikiran lain yang timbul dari kemajuan dalam bidang imunologi
yaitu terapi gen. Dengan menyisipkan gen yang defisien atau tidak ditemukan
dalam tubuh, diharapkan akan dapat memberikan responnya terutama dalam
menanggulangi penyakit defisiensi imun.
Yang dimaksudkan dengan ” sistem imun ialah semua mekanisme
yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai
perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam
lingkungan hidup”. Berbagai bahan organik dan anorganik, baik yang hidup
maupun yang mati asal hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, virus, parasit,
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
4
5. berbagai debu dalam polusi, uap, asap dan lain-lain iritan, ditemukan dalam
lingkungan hidup sehingga setiap saat bahan-bahan tersebut dapat masuk ke
dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit bahkan kerusakan jaringan.
Selain itu, sel tubuh yang menjadi tua dan sel yang bermutasi menjadi ganas,
merupakan bahan yang tidak diingini dan perlu disingkirkan. Kemampuan
tubuh untuk menyingkirkan bahan asing yang masuk ke dalam tubuh
tergantung dari kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul
asing atau antigen yang terdapat pada permukaan bahan asing tersebut dan
kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan
antigen. Kemampuan ini dimiliki oleh komponen-komponen sistem imun
yang terdapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya tersebar di seluruh
tubuh, misalnya di dalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, timus, sistem
saluran nafas, saluran cerna dan organ-organ lain. Sel-sel yang terdapat dalam
jaringan ini berasal dari sel induk dalam sumsum tulang yang berdiferensiasi
menjadi berbagai jenis sel, kemudian beredar dalam tubuh melalui darah,
sistem limfatik, serta organ limfoid yang terdiri dari timus dan sumsum tulang
(organ limfoid primer ), dan limpa, kelenjar limfe dan mukosa ( organ limfoid
sekunder ), dan dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai
dengan sifat dan fungsi masing-masing.
Pembagian Sistem Imun
Terdapat 2 sistem imun yaitu sistem imun nonspesifik dan spesifik
yang mempunyai kerja sama yang erat dan yang satu tidak dapat dipisahkan
dari yang lain, sistem imun ini semuanya terdiri dari bermacam-macam sel
leukosit ( sel darah putih ).
Sistem imun nonspesifik, disebut demikian karena telah ada dan
berfungsi sejak lahir dan merupakan pertahanan tubuh terdepan
dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, serta dapat
memberikan respon langsung terhadap antigen. Sel-selnya terdiri
dari sel makrofag, sel NK ( Natural Killer ) dan sel mediator.
Sistem imun spesifik, membutuhkan waktu untuk mengenal antigen
terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responnya atau dengan
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
5
6. kata lain sistem ini dapat menghancurkan benda asing yang berbahaya
bagi tubuh yang sudah dikenal sebelumnya ( spesifik ). Sel-selnya
terdiri dari sel-sel limfosit T dan B.
Sistem imun spesifik terdiri dari sel limfosit , merupakan kunci
pengontrol sistem imun. Sebetulnya sistem ini dapat bekerja sendiri
tanpa bantuan sistem imun nonspesifik. Terdapat 2 macam yaitu:
sistem imun spesifik humoral ( sel B ), menghasilkan antibodi yang
berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler virus dan
bakteri, sedangkan sistem imun spesifik seluler ( sel T ) untuk
pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur,
parasit dan keganasan.
2.2. imonologi dalam kebidanan
Kebidanan adalah bagian integral dari sistem kesehatan dan
berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan
kode etik bidan dimana dalam memberikan pelayanannya meyakini bahwa
kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal dan bukan
merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi
sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian.
Fungsi kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan ibu dan
janin/bayinya, bermitra dengan perempuan, menghormati martabat dan
memberdayakan segala potensi yang ada padanya.
Dalam memberikan pelayanan dan asuhan kebidanan memiliki
tujuan untuk menjamin keselamatan ibu dan bayinya sepanjang siklus
reproduksi, mewujudkan keluarga bahagia dan kesehatan ibu masa hamil,
persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta program keluarga berencana.
Disinalah kaitannya dengan pengaplikasian imunologi dalam bidang
kebidanan, dimana dalam menjaga kondisi kesehatan tentunya semua
manusia membutuhkan sistem imun yang baik untuk memberikan kekebalan
yang baik pula dari berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan
penyakit.
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
6
7. Beberapaaplikasiimunologidalamhal
yang
berkaitandalambidangkebidananyaitu :
a. Imunologi Pada Janin
Perkembangan Imunologi janin
Pada kehamilan dimana antibodi yang dihasilkan janin jauh
sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari minggu
ke 20 kehamilan, respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat.
Respon janin dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan
ukurannya tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan
pasif yang menetap sampai beberapa minggu. Proses kelahiran sendiri, mulai
dari pecahnya kantong amnion yang tersegel dan seterusnya akan membuat
janin terpajan dengan mikroorganisme baru. Candida alicans, gonococcus dan
herpes virus dapat dijumpai pada vagina. Pada kasus infeksi herpes yang
diketahui, pelahiran pervaginaan tidak diperbolehkan. Begitu lahir, bayi
cenderung
akan
bertemu
dengan
Staphylococcus
aureus,
suatu
mikroorganisme dimana resisten bayi tehadapnya sangat kecil.
Untuk mengimbangi status imunologi yang belum berkembang
dengan baik pada bayi baru lahir, maka pengawasan antenatal yang cermat,
pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi atau terapi untuk
mengatasi infeksi, teknik-teknik melahirkan yang aseptik tanpa memasukkan
mikroorganisme dan perawatan yang cermat dengan memperhatikan segala
aspek dalam penanganan bayi baru lahir, semuanya ini merupakan tindakan
yang sangat penting.
Sistem Imun Pasif pada Janin
Dalam perkembangannya, Janin dapat terlindung dari lingkungan
yang berbahaya selama dalam kandungan. Umumnya kuman patogen atau
bibit penyakit tidak dapat menembus barier plasenta. Bayi yang baru lahir,
tanpa adanya antibodi, akan sangat mudah terinfeksi. Bayi yang mature telah
memperoleh antigen dan imunitas pasif dari ibu terhadap jenis-jenis tertentu
dalam waktu 6 minggu atau lebih sebelum dilahirkan. Namun demikian, bayi
yang meninggalkan lingkungan yang steril untuk kemudian secara tiba-tiba
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
7
8. bertemu dengan banyak mikroorganisme dan antigen lainnya. Diperlukan
waktu beberapa minggu sebelum imunitas aktif terbentuk.
Proses penyaluran imun pasif dari maternal: Sistem imun janin
diperkuat oleh penyaluran imunoglobulin menembus plasenta dari ibu kepada
janinnya melalui aliran darah yang membawa antibodi serta penyaluran
melalui air susu. Profil imunoglobulin yang disalurkan melalui plasenta dan
disekresikan melalui air susu bergantung pada mekanisme transportasi spesif
ik untuk berbagai kelas imunoglobulin. IgG ibu menembus plasenta ke dalam
sirkulasi janin melalui mekanisme aktif spesifik, yang efektif dari sekitar usia
gestasi 20 minggu, tetapi aktivitasnya meningkat pesat sejak usia gestasi 34
minggu. Ibu akan menghasilkan respons imun terhadap antigen yang ia temui
dengan
menghasilkan IgG, yang
dapat
melewati
plasenta.
Bahkan
kadar IgG ibu rendah, IgG akan tetap di salurkan melalui plasenta. Hal ini
berarti janin akan mendapat imunisasi pasif terhadap patogen yang besar
ditemukan di lingkungan setelah lahir. Imunitas pasif ini memberikan
perlindungan temporer penting pascanatal sampai sistem bayi sendiri matang
dan menghasilkan sendiri antibodi.
b. Sel-Sel Imun Di Uterus
Uterus sebagai organ tempat kehamilan akan berlangsung tentu
memiliki peranan penting dalam proses penerimaan embrio. Lapisan
endometrium dapat dianggap sebagai jaringan limfoid tersier setelah jaringan
limfoid primer pada sumsum tulang dan timus serta jaringan limfoid sekunder
pada kelenjar getah bening, limpa, dan Gut Associated Lymphoid Tissue
(GALT). Hal ini disebabkan leukosit ditemukan jumlahnya cukup banyak
baik pada daerah stroma maupun epitel Dari lapisan endometrium. sejumlah
sel leukosit didapatkan baik secara tersebar maupun berkelompok
bersebelahan dengan kelenjar endometrium pada stratum fungsional akan
sangat berbeda pada setiap fase dari siklus haid. Yang paling menonjol adalah
perubahan pada jumlah sel NK. Jumlah sel NK akan meningkat secara
bermakna pascaovulasi dan jumlahnya akan tetap banyak pada lapisan
desidua saat usia kehamilan dini.
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
8
9. c. Hipotesis Mengenai Keberhasilan Kehamilan Terkait Dengan
Respons Imun
Dalam kehamilan jaringan plasentalah yang akan langsung
mengadakan kontak dengan sistem sistem imun maternal. Hal ini disebabkan
ole karena sel-sel trofoblas akan menginvasi hingga ke pembuluh darah
maternal. Respons imun yang terjadi ternyata tidak sesuai dengan hukum
transplantasi dimana seharusnya terjadi reaksi penolakan, karena sel-sel
trofoblas yang berasal dari janin seharusnya juga memiliki HLA paternal.
Namun, ada hal-hal yang harus dipertimbangkan bahwa sel-sel trofoblas itu
berbeda dengan sel-sel somatik lainnya. Oleh karena itu, respons imun yang
ditimbulkannya tentu akan sangat berbeda.
1. Hipotesis Mengenai Ekspresi HLA-G Di Sel-Sel Trofoblas
Sel-sel sinsisiotrofoblas yang merupakan lapisan terluar dari
jaringan janin dan akan berkontak dengan sistem imun maternal ternyata
tidak mengekspresikan HLA-LA dan HLA-B dan hanya sedikit
mengekspresikan HLA-C. Sebaliknya, sel-sel sinsisiotrofoblas tersebut
mengekspresikan salah satu HLA nonklasik, yaitu HLA-G.
HLA-G tampaknya berinteraksi dengan KIR seperti layaknya jenisjenis HLA yang lain dan akan menekan aktivitas sitotoksitas dari sel NK.
Diperkirakan inhibisi terhadap aktivit6as sel NK tersebut akan memicu
toleransi sistem imun maternal pada embrio. HLA-G yang bersifat
monomorfik tampaknya menunjukkan bahwa inhibisi terhadap sel NK
berlaku secara umum tidak terkait dengan genom paternalnya. HLA-G dapat
ditemukan dalam 2 bentuk, yaitu yang ada pada permukaan sel dan yang
bersifat solubel (sHLA-G).
2. Hipotesis Mengenai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) Dan Reseptor
Lapisan endometrium uterus tampaknya menghasilkan suatu
molekul yang bersifat hidrosoluber, yang disebut sebagai Leukimia Inhibitor
Factor (LIF) salama siklus haid terkait dengan kadar progesteron. Sementara
di sisi lain blastokista juga akan menghasilkan LIF-reseptor. Selama periode
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
9
10. implantasi lapisan desidua bersama dengan limfosit-limfosit Th2 akan
menghasilkan LIF, dan sel-sel sinsiotrofoblas akan menghasilkan reseptor
LIF. Diperkirakan ekspresi LIF pada desidua san reseptor LIF pada
blastokista akan memfasilitasi proses implantasi. Selain itu, interaksi antara
LIF dan reseptornya juga terbukti dapat memicu pertumbuhan dan
diferensiasi sel-sel trofoblas.
3. Hipotesisi Mengenai Indoleamine 2,3-Dioksigenase (IDO)
IDO adalah suatu protein enzimatik yang berfungsi untuk
katabolisme tripofan. Enzim tersebut telah dibuktikan dapat dihasilkan oleh
sel-sel sinsiotrofoblas. Diperkirakan IDO yang dihasilkan oleh sel-sel
sinsiotrofoblas akan merusak triptofan pada lapisan desidua yang dibutuhkan
oleh proliferasi sel-sel imun di lapisan desidua sehingga dapat memicu
toleransi dari sel-sel imun maternal terhadap embrio.
4. Hipoteis mengenai keseimbangan Th1-Th2
Sel helper (CD4+) naïve (Th0) saat mengenali antigen yang
dipresentasikan oleh APC dapat berdiferensiasi menjadi Th1 apabila
mendapat sinyal serupa IL-12 dan IFN, atau menjadi Th2 apabila mendapat
sinyal serupa IL-4. Pada penelitian-penelitian sebelumnya ditunjukkan bahwa
dominasi sitokin-sitokin proinflamasi yang dihasilkan oleh Th1 akan
berkolerasi dengan peningkatan kejadian keguguran. Oleh karena itu, yang
dianggap sebagai sitokin yang akan mempertahankan kehamilan adalah
sitokin-sitokin yang dihasilkan ole sel-sel imun saja, tetapi juga oleh sel-sel
trofoblas.
5. Hipotesis Mengenai Makrofag Supresor
Tampaknya ada jenis makrofag lain selain makrofag yang telah
dikenal secara klasik akan teraktivasi setelah terstimulasi oleh IFN atau
lipoposakarida (LPS), dan kemudian akan menghasilkan sitokin-sitokin
proinflamasi. Makrofag supresor ini diperkirakan akan menjaga rahim tetap
sebagai tempat yang bersifat immuno-privileged, dengan cara menghasilkan
sitokin-sitokin yang bersifat non-imflamasi seperti IL-10 atau antagonis
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
10
11. reseptor IL-1 dan juga menghasilkan turunan oksigen bebas yang minimal
atau tidak sama sekali.
6. Hipotesis Mengenai Hormon
Beberapa jenis sitokin dan hormone telah terbukti dapat dihasilkan
oleh plasenta. Hormon yang cukup penting yang dihasilkan oleh plasenta
adalah progesteron, di mana pada beberapa penelitian menunjukkan
progesteron terbukti akan memicu produksi LIF pada emdometrium, dan juga
akan memodulasi sistem imun maternal sehingga keseimbangan Th1 dan Th2
akan bergerak ke arah dominasi th2. selain progesteron tampaknya hormone
pertumbuhan juga akan memegang peranan dalam mmemodulasi sistem
imun, meski saat ini baru terbukti pada spesies Roden. Dalam masa
kehamilan plasenta akan menghasilkan placental Growth Hormone (pGH)
yang memiliki perbedaan 13 asam amino dibandingkan dengan Growth
Hormone (GH) yang dihasilakn oleh hipofisis. pGH akan menggantikan GH
dalam sirkulasi maternal pada trimester kedua dan diperkirakan dapat pula
memodulasi sistem imun maternal.
7. Hipotesis Mengenai Cd95 Dan Ligannya (Cd95l)
Interaksi antara CD95L dan ligannya yaitu CD95 telah lama
dikenal dalam bidang imunologi yang berperan untuk memicu reaksi
apoptosis.Mekanisme interaksi CD95-CD95L umumnya digunakan untuk
menjelaskan pengaturan pergantian sel, pemusnahan sel sel tumor, respons
antiviral, dan yang terpenting adalah untuk melindungi organ organ tertentu
dari aktifitas sel sel imun , contohnya pada organ organ yang harus dilindungi
seperti
mata
dan
testis(organ
organ
yang
bersifat
immune
privileged).Mekanismenya adalah sel sel imun memiliki ekspresi CD95,
sehungga apabila sel sel imun mengadakan kontak akan terjadi interaksi
CD95-CD95L yang akan memicu apoptosis sel sel imun tersebut sehingga
organ organ tersebut akan dilindungi.
Dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa
sel sel trofoblas Mampu menghasilkan CD95 dan dalam medium kultur
mampu memicu apoptosis pada sel sel limfosit T yang mengekspresikan
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
11
12. CD95L.Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa sel sel trofoblas
mampu memicu apoptosis sel sel imun maternal apabila sel sel imun
mencoba untuk melakukan kontak dengan sel sel trofoblas.
8. Hipotesis Mengenai Aneksin II
Aneksin II adalah anggota keluarga dari glikoprotein yang dapat
berikatan dengan fosfolipid bermuatan negatif.Aneksin adalah membrane
associated protein yang umunya dihasilkan baik oleh sel sel normal maupun
sel sel tumor.Namun, telah dibuktikan plasenta juga mampu untuk
menhasilkan aneksin.Dalam suatu penelitian telah dibuktikan bahwa
aneksinII dapat menghambat poliferasi sel sel limfosit dan juga menghambat
produksi antibody IgG ataupun IgM oleh sel sel imun maternal.Oleh karena
itu, molekul ini ditengarai juga memiliki peran dalam hal memicu toleransi
sistem imun maternal pada embrio.
9. Hipotesis Mengenai Rendahnya Aktifitas Komplemen
Dalam system imun innate, komplemen memegang peranan yang cukup
penting dalam menghasilkan sel sel tumor atau asing dengan cara bekerjasama
dengan antibodi.Antibodi akan mengenali antigen asing pada permukaan sel
tersebut dan selanjutnya antibodi akan bergabung dengan komplemen untuk
menghasilkan Membrane Attack Complex (MAC) yang mampu melubangi
permukaan sel yang memiliki antigen asing tersebut sehingga sel tersebut akan
mengalami kehancuran.Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat
mekanisme penghancuran tersebut, diantaranya adalah Membrane Complement
Protein (MCP) yang akan menduduki tempat berikatannya antibodi dengan
komplemen sehingga tidak dapat terjadi interaksi antara antibodi dan komplemen
atau terdapatnya peningkatan Decary Accelerating Factor(DAF), Dimana factor
tersebut dapat meningkatkan tingkat penghancuran complement.
10. Hipotesis Mengenai Penyembunyian Antigen Trofoblas
Hipotesis ini masih bersifat spekulatif.Diperkirakan antigen antigen
paternal pada permukaan sel trofoblas dikamuflase oleh suatu blocking antibodi
dan materi materi fibrin atau lapisan sialomusin.Selain itu ada pula teori mengenai
antigen paternal pada sel sel trofoblas, sehingga antibodi tersebut tidak dapat
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
12
13. mengaktivasi sistem imun lainnya.Hal-hal tersebut
akan menyembunyikan
ekspresi antigen paternal pada janin sehingga dapat memicu reaksi toleransi dari
sistem imun maternal.
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
13
14. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem imun adalah suatu organisasi yang terdiri atas sel sel dan
molekul molekul yang memiliki peranan khusus dalam menciptakan
suatu system pertahanan tubuh terhadap infeksi atau benda asing.
2. Penerapan sel imun diuterus adalah Uterus sebagai organ tempat
kehamilan akan berlangsung tentu memiliki peranan penting dalam
proses penerimaan embrio. Lapisan endometrium dapat dianggap
sebagai jaringan limfoid tersier setelah jaringan limfoid primer pada
sumsum tulang dan timus serta jaringan limfoid sekunder pada
kelenjar getah bening, limpa, dan Gut Associated Lymphoid Tissue
(GALT). Hal ini disebabkan leukosit ditemukan jumlahnya cukup
banyak baik pada daerah stroma maupun epitel.
3. Beberapa Hipotesis Mengenai Keberhasilan Kehamilan Terkait
Dengan Respons Imun yaitu :
1. Hipotesis mengenai ekspresi HLA-G di sel-sel trofoblas
2. Hipotesis mengenai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) dan reseptor
3. Hipotesis mengenai Indoleamine 2,3-dioksigenase (IDO)
4. Hipotesis mengenai keseimbangan Th1-Th2
5. Hipotesis Mengenai Makrofag Supresor
6. Hipotesis Mengenai Hormon
7. Hipotesis mengenai cd95 dan ligannya (cd95l)
8. Hipotesis mengenai aneksin ii
9. Hipotesis mengenai rendahnya aktifitas komplemen
10. Hipotesis mengenai penyembunyian antigen trofoblas
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
14
16. DAFTAR PUSTAKA
Klein J, Sato A.The HLA system.N Engl J Med. 2000;343:702-9
Prawirohardjo, Sarwono(2008).ilmu kebidanan.Jakarta:Penerbit PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Chaouat G.Fetal-Maternal immunological relationship.Encyclopedia of Life
Sciences.2001:1-7
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
16
17. TugasMikrobiologi
Dosen : La Haino, s,pd.,M.pd
“AplikasiImunologiPadaBidangK
ebidanan “
DisusunOleh :
Nama :MudmainnaAksan
NIS : PSW.B.2013.IB.0075
Kelas : IB
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA
RAHA
TAHUN
2013/2014
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan
17