SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
ANJURAN

BERWIRAUSAHA
DALAM

ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Sebagai manusia yang dibekali akal fikiran, daya pikir yang dimiliki adalah sumber
awal kreasi dan temuan baru serta__yang terpenting__ujung tombak kemajuan suatu
umat. Dalam pandangan Baghdadi (1994), memang pemikiranlah yang
secara sunnatullah mampu membangkitkan suatu umat sebab potensi bangkit dimiliki
manusia manapun secara universal.
Disini Allah berfirman dalam Surat ar-Raâ’d:11,
“ … Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...”
Menurut Al-Baghdadi, ayat ini bersifat umum (‘aam), yakni siapa saja dapat
mencapai kemajuan dan kejayaan bila mereka telah mengubah sebab-sebab
kemundurannya. Mengubah keadaan agar bangkit biasanya diawali dengan merumuskan
konsepsi kebangkitan. [1]
Kita sebaiknya berfikir tentang keadaan negara kita saat ini, pengangguran
telah oversupply, ada yang mengatakan pemerintah tidak menyediakan lapangan
pekerjaan yang cukup, apakah sumber daya alam yang luas tidak cukup sebagai lapangan
pekerjaan? disisi lain mengatakan kesejahteraan tidak merata, apakah kesejahteraan itu
diberikan, dibagi-bagikan begitu saja?. Tentu kita juga akan bertanya siapakah yang
bertanggung jawab atas semua ini? pemerintahkah, atau kitakah?
Sebenarnya banyak perumpamaan yang Allah berikan sebagai i’tibar,
penuntun langkah hidup kita. Akan tetapi seringkali kita kurang memperhatikan ciptaanciptaan-Nya. Padahal pada ciptaan Allah itu terdapat suatu pelajaran yang sangat
berharga bagi hidup kita. Mungkin Ilmu pengetahuan kita seringkali tidak sampai di
dalam memahami tanda-tanda kekuasaan Allah.
Seekor ayam yang berkokok di pagi hari, kemudian keluar dan mengepakngepakan sayapnya, sang jantan berkokok keras, menyambut sang surya yang tersenyum
di ufuk timur. Mereka pergi pagi dan pulang menjelang malam dengan gelembung
tembolok dileher yang sudah penuh dengan makanan. kemudian beristirahat sampai
menjelang pagi dan kembali berkokok, mengepakan sayap, menyiapkan cakar-cakar
untuk mengorek makanan di tanah dan rerumputan. Itulah seekor ayam, tanpa beban ia
bekerja mencari makan.[2]
Manusia dengan bekal akal fikirannya mestinya mampu menemukan bagaimana
ia harus memenuhi kebutuhan hidupnya yang terus berkembang, tindakan dan proses apa
yang harus dilakukan untuk semua itu. Sedangkan berusaha bagi mereka merupakan
sebuah keharusan.
Sabda Nabi SAW :
“
Sesungguhnya
Allah
mewajibkan
atas
kamu
berusaha,
maka
berusahalah…” (HR. at-Thabrani)
Untuk itu manusia perlu bekerja keras, membangun jaringan kerja, membentuk
tim, dan berbagi di dalam pekerjaan dan hasil-hasilnya. Semua ini dilakukan dalam
rangka memenuhi sunnatullah. Manusia akan rugi dunia-akhirat manakala tidak
memanfaatkan kehidupan di dunia ini dengan sebaik-baiknya.
Manusia juga harus mampu hidup dalam keteraturan, kepedulian, kedisiplinan
dan saling memperkuat. Dan sudah sewajarnya manusia yang beriman dan berakal dapat
hidup lebih baik daripada makhluk Allah lainnya. Kita pun seharusnya mampu
menunjukkan kerja keras, disiplin, saling berbagi, dan saling memperkuat dalam rangka
mencari ridha Allah.[3]
Berlatarbelakang dari bagaimana tanggung jawab manusia sebagai khalifah dalam
menjaga dan melestarikan bumi dimana ia berada saat ini, maka penulisan makalah ini
kami beri judul “Anjuran Berwirausaha Dalam Islam”.
B.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan mengantarkan kita pada pembahasan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Apakah kewajiban manusia sebagai khalifah di muka bumi ini ?
2. Adakah kewajiban tersebut berhubungan dengan anjuran berwirausaha bagi seorang
muslim ?
3. Dalam hal apa sajakah Islam menganjurkan umatnya untuk berwirausaha ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui :
1. Kewajiban manusia sebagai khalifah di muka bumi ini
2. Kewajiban yang berhubungan dengan anjuran berwirausaha bagi seorang muslim
3. Hal-hal di dalam Islam yang menganjurkan umatnya untuk berwirausaha
1.

BAB II
PEMBAHASAN
Kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Allah memilih manusia sebagai wakil Allah di muka bumi atau khalifatullah fil

ardhi. Dalam kedudukan inilah manusia bertanggungjawab atas seluruh alam semesta.
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
(Q.S. Al-Baqoroh (2) : 30).
Betulkah manusia lebih penting daripada dunianya ? Apakah matahari,
tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan tak ada gunanya kalau tidak ada manusia ?
Manusia memang lebih unggul dibanding makhluk lainnya. Namun, tanpa
makhluk lainnya, kehidupan manusia pun tidak akan ada artinya. Kenyataannya, zaman
ilmu pengetahuan dan teknologi tidak sepenuhnya menjamin keselamatan dan
kesejahteraan manusia. Sebaliknya, manusia terancam hidupnya oleh kepandaiannya.
Dengan kerakusan dan kesombongannya, kehidupan manusia makin cepat dalam
kebinasaan. Semua ini dikarenakan manusia hanya menggunakan akal dan hawa
nafsunya,

dan

tidak

mengambil

pelajaran

dari

firman-firman

Allah.

Manusia memiliki keunggulan akal, hati dan nafsu dibanding makhluk lain, namun tanpa
bimbingan Allah dan rasul-Nya, manusia bisa lebih sesat daripada binatang, sebagaimana
dinyatakan Allah,
" Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayatayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."
(Q.S.Al-A’raf (7) : 179).
Karena itu, marilah kita mengubah cara berpikir kita. Yakni, merubah cara
pandang yang mentahtakan manusia di atas alam. Sebab meskipun manusia sebagai
khalifatullah, namun manusia hanyalah sebagai pemegang amanat Allah.
Kita perlu merubah perilaku dan mengedepankan akhlak lingkungan. Yakni
janganlah mementingkan diri sendiri, tetapi taatlah kepada hukum alam dan
mengutamakan kemaslahatan umum.
Kalau mau menguasai alam, kita pun harus tunduk kepadanya. Kita harus
berkawan dengan lingkungan dan menghargai semua jasa-jasa alam kepada kita. Dengan
demikian, kita wajib menempatkan diri sebagai bagian dari lingkungan. Bukan sebagai
penguasa mutlak, sebab yang berkuasa mutlak adalah Allah, sehingga kita pun harus
tunduk pada kehendak Allah. Kita bukanlah raja bagi alam semesta. Ketahuilah raja
sesungguhnya adalah Allah SWT.
Ingatlah, Allah menciptakan alam semesta ini dengan seimbang. Namun oleh
sebab manusia berbuat sewenang-wenang, tidak taat hukum, dan mementingkan diri
sendiri, alam menumpahkan amarah dengan berbagai bencana.
"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?" (Q.S. Al Mulk(67):3)
Allah menyatakan keadaan orang-orang kafir dan taqwa dalam surat Al Mulk,
ayat 4-11 yang artinya :
“Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam Keadaan
payah.”
“ Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan
Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi
mereka siksa neraka yang menyala-nyala.”
“ Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. dan
Itulah seburuk-buruk tempat kembali.”
“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang
mengerikan, sedang neraka itu menggelegak”
“ Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali
dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu)
bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia)
seorang pemberi peringatan?"
“ Mereka menjawab: "Benar ada", Sesungguhnya telah datang kepada Kami seorang
pemberi peringatan, Maka Kami mendustakan(nya) dan Kami katakan: "Allah tidak
menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar".
“ Dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan
itu) niscaya tidaklah Kami Termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".
“ Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni
neraka yang menyala-nyala.”
Marilah kita melaksanakan kewajiban sebagai "wakil Tuhan" di muka bumi
dengan mengolah dan memanfaatkan bumi dengan sebaik-baiknya, agar bumi yang kita
tempati ini memberikan kemakmuran, kesejahteraan dan kenyamanan dalam hidup kita
semua.[4]
2.

Antara kewajiban manusia sebagai khalifah dengan anjuran berwirausaha.

Dikatakan bahwa setiap orang wajib mencari rezeki yang telah disebarkan
Tuhan. Tidak akan sempurna ibadah seseorang manakala tidak bekerja di dalam dunia.
Dengan kewajiban ini, Allah menunjukkan bahwa jika manusia tidak mencari rezeki,
maka ia tidak akan menemukannya. Jika tidak menanam, maka kita tidak akan memanen.
Dan janganlah merasa bahwa apa yang diperoleh di dunia ini semata-mata karena usaha
kita, sebab sesungguhnya Allah Maha Menghendaki dan Berkuasa atas makhlukNya.[5]
Para Nabi adalah orang paling tunduk dan patuh dengan ketentuan Allah SWT.
Sebagai contoh, Nabi 'Isa bekerja sebagai tukang kayu dan para sahabatnya ada yang
bekerja sebagai tukang membuat tenda. Mereka bekerja dengan semangat yang tinggi,
sebab di kalangan Bani Israil diajarkan bahwa "menganggur adalah sebuah kejahatan,"
sehingga pekerjaan remeh apapun tetap dikerjakan sepanjang tidak melanggar syari'at
Allah.
Setiap manusia, sekalipun seorang Nabi tidak mengharapkan rezeki turun
begitu saja dari langit. Dengan tindakan ini, para Rasul menyadarkan manusia bahwa
barangsiapa yang tidak bekerja jangan berharap apapun dan jangan menuntut upah.[6]
Bahkan telah banyak disebutkan tentang keteladanan Rasul SAW dalam
bekerja, sejak kecil beliau telah terlatih sebagai seorang yang mandiri, dan tidak dapat
disanggah lagi bahwa beliau merupakan pekerja yang tekun dan jujur.
Rasulullah SAW bersabda :
"Mencari rezeki yang halal, wajib bagi setiap orang Islam."
“Sesungguhnya makanan yang paling baik bagimu adalah yang diperoleh dari hasil
usahamu, dan sesungguhnya makan yang terbaik bagi anak-anakmu adalah dari hasil
usahamu (HR. Ibnu Majah)."
Lukman al Hakim telah menasehati anaknya : "Wahai anakku, cukuplah dirimu dari
fakir dengan usaha yang halal. Sesungguhnya orang yang fakir akan ditimpa tiga hal :
perbudakan dalam agamanya, kelemahan dalam akalnya dan kehilangan harga dirinya."
Umar ra berkata :"Janganlah salah seorang diantaramu menganggur seraya berkata
Wahai Allah berilah kami rezeki. Padahal kamu sekalian mengetahui bahwa langit tidak
menurunkan hujan emas dan perak."
Ibnu Mas'ud juga berkata :"Sesungguhnya saya benci melihat seorang laki-laki
menganggur, tidak pada urusan dunianya dan tidak pada urusan akhiratnya."
Ucapan orang-orang salih ini menunjukkan bahwa agama memerintahkan agar
orang bekerja keras guna menjaga agama dan harga dirinya. Para salafussalih
menganggapnya sebagai bencana dan kebodohan manakala kaum muslimin malas, tidak
mau berusaha dan bekerja mendapatkan rezeki yang halal.
Kesempurnaan ibadah dicapai manakala kerja sebagai ibadah menjadi landasan
kita semua. Jika kaum muslimin tidak memperhatikan masalah-masalah seperti pertanian,
peternakan, perdagangan, kesehatan, industri dan sarana parasarana dunia lainnya, maka
kaum muslim akan berada dalam kelemahan baik keluarga, masyarakat, agama maupun
bangsa dan Negara. Karena akidah kaum muslimin lemah, akan tergelincir ke dalam
kemaksiatan dan kekufuruan.
Oleh karena itu, kaum muslimin harus memperkuat agama dan iman serta
meningkatkan harkat dan martabat hidup keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Allah
berfirman :
"Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (Q.S. Hud:6).[7]
Dalam pembahasan sebelumnya telah dipaparkan, dimana manusia diciptakan
di bumi sebagai wakil Tuhan untuk merawat dan memakmurkannya, sebenarnya hal
demikian demi keberlangsungan hidup mereka sendiri yaitu upaya memperoleh
kesejahtaraan dan mempertahankannya.
Untuk sebuah kesejahteraan, di dalamnya sangat diperhitungkan tentang
seberapa usaha manusia untuk mencapainya, tentunya didukung oleh usaha yang terus
menerus serta tekun dan fikiran yang positif dan optimis serta do’a.
Dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa seseorang hanya akan memperoleh
hasil prestasi sesuai usaha yang dilakukan.
Dan bahwasanya tidaklah seorang akan memperoleh melainkan dari apa yang telah
diusahakan. Dan ia nanti akan melihat hasil dari apa yang diusahakan . (QS.An-Najm
39-40)
Juga dalam al-Quran Surat Al-Isra` dinyatakan :
Katakanlah : "Tiap-tiap orang hendaknya berbuat menurut keadaannya masingmasing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.
(Termasuk dalam pengertian Keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh alam sekitarnya.)
Dalam ayat Al-Quran telah dinyatakan secara tegas agar umat manusia bekerja
dengan sepenuh kemampuan, serta agar bekerja sesuai pokok profesi masing-masing,
yang pada akhirnya akan menjadi manusia yang berbeda dengan manusia yang tidak
bekerja.
Pada hadits lain dijelaskan, bahwa pekerjaan paling baik bukan terletak pada
nama dan jenis pekerjaannya, bukan pula pada jumlah gaji atau penghasilannya, tetapi
asalkan itu pekerjaan oleh tangan atau usaha sendiri. Dan dengan cara itu ia menghidupi
dirinya sendiri. Jadi, yang dimaksud dengan pekerjaan yang paling baik disini mengarah
kepada keutamaan (fadliah) dari usaha atas dasar kekuatan dari tangan sendiri. [8]
Di sinilah mungkin dapat difahami, bahwa manusia sebagai khalifah yang
dipercaya oleh tuhan untuk merawat bumi ini dengan mengolah dan memakmurkannya
mempunyai kewajiban untuk mengusahakan bagaimana kemakmuran dapat dicapai,
di antara usaha yang diharapkan adalah dengan bekerja dan sebaik-baik pekerjaan adalah
dengan berwirausaha.
“ Tiada seorang makan makanan yang lebih baik dari pada seorang yang makan dari
hasil usaha tangannya sendiri.[9]

3.

Anjuran berwirausaha dalam agama Islam

Nabi Muhammad SAW mengalami kehidupan seperti manusia umumnya,
yakni bekerja mencari nafkah. Bahkan sejak muda beliau telah bekerja guna menghidupi
dirinya dengan menggembala domba dan berdagang. Apa yang dilakukan Nabi SAW
sama sekali tidak mengurangi kemuliaannya, justru sebaliknya menjadi teladan bagi kita
semua bahwa setiap orang berkewajiban mencari nafkah. Semua ini adalah untuk
memanfaatkan tenaga dan pikiran yang telah dikaruniakan Allah.
Dengan bekerja, orang mendapatkan upah. Upah ini dapat dipergunakan untuk
mencukupi kebutuhan keluarga. Disamping itu untuk menjaga harga diri manusia. Olah
karenanya Allah menghargai setiap orang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tidak peduli hasil yang diperoleh sedikit atau banyak, Allah SWT
menetapkannya sebagai kebajikan asalkan usahanya dilakukan dengan cara halal.
Di dalam kisah kenabian Muhammad SAW disebutkan bahwasanya suatu hari
Rasulullah SAW sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya. Tampak dari serambi
masjid, seorang pemuda yang gagah perkasa sedang berangkat kerja, padahal hari masih
sangat pagi. Seorang sahabat berkata,
" Aduh sayangnya pemuda ini. Kalau saja kemudaannya digunakan untuk jihad di jalan
Allah pasti lebih baik."
Rasulullah kemudian besabda :
"Janganlah berkata begitu. Sesungguhnya orang yang bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dari meminta-minta dan mencukupkan diri dari orang lain, maka ia
jihad fi sabilillah. Dan barangsiapa yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup
kedua orangtuanya yang lemah atau sanak keturunannya yang lemah, agar dapat
mencukupi kebutuhan mereka; maka ia pun jihad fi sabilillah. Dan barangsiapa yang
bekerja untuk membangga-banggakan diri dan menumpuk-numpuk kekayaan, maka ia
berada di jalan syetan." (HR. Thabrani dari Ka'ab)
Melalui sabda ini Rasulullah SAW memberikan penghargaan kepada setiap
orang yang mau bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga, sesuai dengan syari'at
Islam, tidak untuk membangga-banggakan diri dengan kemewahan atau menumpuknumpuk kekayaan dengan menggunakan segala cara, maka ia adalah seorang mujahid fi
sabilillah. Sebaliknya orang yang bekerja hanya untuk menumpuk-numpuk kekayaan,
tanpa zakat, infak, sedekah dan dipergunakan untuk menuruti hawa nafsu atau
egosentrisme sendiri, digolongkan dalam jalan syetan.[10]
Kita bisa mengambil I’tibar dari beberapa Nass Al-Quran dan Hadits,
dimana Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan pekerjaan di dalam berbagai
bidang, diantara yang disebutkan sebagai berikut :
1.
Bidang Agribisnis
a. Pertanian dan Perkebunan
“ Tiada seorang muslim yang menabur benih atau menanam tanaman,lalu seekor
burung seorang manusia atau seekor hewan ikut makan dari sebagian dari hasil
tanamannya, melainkan akan dinilai sebagai sedekah baginya.” (HR. Bukhori)
Sektor agribisnis yang kedua terdapat tiga kategori dalam sektor perkebunan ini yaitu
perkebunan buah, bunga atau tanaman hias, obat-obatan, bahkan perkebunan murbei
untuk ulat sutra bisa dilakukan.
Buah-buahan merupakan salah satu unsur makanan yang selalu dibutuhkan orang,
dikonsumsi untuk memenuhi standar gizi. Hampir setiap orang baik masyarakat kecil
maupun kalangan elit, selalu memerlukan buah untuk pelengkap makanan pokok.
b. Peternakan
Usaha dibidang peternakan penuh dengan dinamika dan penuh dengan tantangan
sehingga perlu penanganan khusus, karena yang dihadapi adalah makhluk hidup yang
bergerak dan tentu mempunyai kekhasan masing-masing.
Dalam Al-Qur'an banyak ditemukan ayat-ayat yang mengisyaratkan umat Islam untuk
beternak, diantaranya dalam Surat Thoha: 54:
“ Makan dan Gembalakanlah binatang ternakmu! Sesungguhnya dalam hal itu,
terdapat ayat-ayat bagi yang mempunyai pikiran."
c. Perikanan
Kebutuhan protein dalam tubuh manusia salah satunya dapat terpenuhi dengan
mengkonsumsi ikan. Kandungan protein yang cukup tinggi menjadikan ikan sebagai
pilihan utama menu makanan sehari-hari bagi masyarakat.
Dalam ayat Al Qur'an mengisyaratkan agar umat Islam menggali dan memanfaatkan
lautan, untuk memperoleh rizki darinya, sebagaimana dengan firmannya dalam Al Qur'an
Surat An-Nahl : 14:
"Dan Dialah (Allah) yang memudahkan lautan supaya kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar, dan kamu keluarkan darinya hiasan (mutiara) yang
kami pakai, dan kamu lihat kapal-kapal berlayar padanya, agar kamu memperoleh rizki
(karunianya) dan agar kamu bersyukur." [11]
2.
Bidang Produksi
a. Seruan Pengadaan pangan Berkualitas
“ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan…” (al-Baqoroh : 168)
b. Seruan Pengadaan Pakaian Berkualitas
“ Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan…” (al-A’raf : 26)
3.
Bidang Jasa
a. Jasa Transportasi
“Dan ia (binatang itu) mengangkat beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak
sanggup sampai kepadanya melainkan dengan kesukaran-kesukaran yang memayahkan
diri. Sesungguhnya, Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan (Dia
telah menciptakan) kuda, bighal, dan Khimar agar kamu menungganginya…” (anNahl 7-8)
b. Pencerdasan Umat
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu’min itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang
untuk memeperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan memberi peringatan
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.”(at-Taubah : 122)
c.
Kedokteran dan Pengobatan
“…Dari perut itu keluarlah minuman (madu) yang bermacam macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.” (An-nahl : 69)
4.
Perdagangan
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (al-Baqarah :
275) [12]
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Burdah bin Niyar, Rasulullah SAW bersabda :
“Seutama-utama usaha penghasilan itu ialah jual beli yang jujur, dan penghasilan
yang didapat dari pekerjaan tangan sendiri. (H.R. Ahmad dan Atthabrani)
Meriwayatkan pula Albaihaqi dari hadits Mu’adz RA, bahwa Rasulullah
bersabda :
“Sesungguhnya sebaik-baik hasil usaha, ialah kasab usaha pedagang, yang bila
bicara tidak dusta, dan bila dipercayai tidak khiyanat, dan bila janji tidak cedera
(menyalahi), dan bila membeli tidak mencela, dan bila menjual tidak memuji-muji
barangnya, dan bila berhutang tidak memperlambat, dan bila menagih hutang tidak
mempersukar.”
Sedangkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim juga Ibn Majah bahwa Ibn
Umar RA berkata, Nabi SAW bersabda :
“ Pedagang yang amanat, yang jujur (benar) yang muslim, kelak dihari kiamat akan
berkumpul dengan Syuhada` (orang-orang yang mati syahid)[13]
Marilah kita berdo’a semoga kita diberikan hidayah untuk memahami dan
mengambil I’tibar dari ayat-ayat Nya, dan kita diberi ma’unah untuk
mengerjakan tugas dan kewajiban kita, serta mengamalkan setiap ilmu yang kita terima
di dunia ini, Amin.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan Anjuran Berwirausaha Dalam Islam dapat kami simpulkan sebagai
berikut :
1. Kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi diantaranya
manusia harus berkawan dengan lingkungan dan menghargai semua jasa-jasa
alam. Manusia wajib menempatkan diri sebagai bagian dari lingkungan. Manusia
berkewajiban sebagai "wakil Tuhan" di muka bumi dengan mengolah dan memanfaatkan
bumi dengan sebaik-baiknya, agar bumi memberikan kemakmuran, kesejahteraan dan
kenyamanan dalam hidup manusia.
2. Antara kewajiban manusia sebagai khalifah dengan anjuran berwirausaha adalah
manusia sebagai khalifah yang dipercaya oleh Tuhan untuk merawat bumi ini dengan
mengolah dan memakmurkannya mempunyai kewajiban untuk mengusahakan bagaimana
kemakmuran dapat dicapai, di antara usaha yang diharapkan adalah dengan bekerja dan
sebaik-baik pekerjaan adalah dengan berwirausaha.
3. Anjuran berwirausaha dalam agama Islam diantaranya bidang agribisnis yang
meliputi pertanian dan perkebunan, peternakan, perikanan, bidang produksi yang
meliputi pengadaan pangan berkualitas, pengadaan pakaian berkualitas, bidang jasa yang
meliputi jasa transportasi, pencerdasan umat, kedokteran dan
pengobatan, bidang perdagangan.
B.
Saran
Hendaknya manusia benar-benar menjaga amanah yang diberikan Tuhan untuk
menjaga alam dan lingkungannya demi kelestariannya dan senantiasa selalu beikhtiar dan
berwirausaha demi mencukupi kebutuhan hidupnya dalam rangka beribadat kepada-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Malaibary, Zain Ad-Din. Irsyad Al-‘Ibad-Terj.Salim Bahreisy. Dar As-Saggaf : Surabaya.
tt
Rasjid, Sudrajat. Kewirausahaan Santri (Bimbingan Santri Mandiri). Jakarta : Citrayuda. 2005
Yusnanto, M. Ismail. Menggagas Bisnis Islami. Jakarta : Gema Insani. 2002
http://id.shvoong.com/humanities/1796716-motivasi-hidup/
http://irawanqq.blogspot.com/2009/07/untuk-menjadi-wirausaha-yang-sukses.html
http://menujucahayaterang.blogspot.com/2009/06/
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/anjuran-berwirausaha-dalamislam.html
[1] M. Ismail Yusnanto & M.Karebet, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta : Gema Insani,
2002), hal.34
[2] http://id.shvoong.com/humanities/1796716-motivasi-hidup/
[3] http://menujucahayaterang.blogspot.com/2009/06/
[4] http://menujucahayaterang.blogspot.com/2009/06/kewajiban-manusia-sebagaikhalifah.html
[5] http://menujucahayaterang.blogspot.com/2009/06/kewajiban-bekerja.html
[6] Ibid.
[7] Ibid.
[8] Sudrajat
Rasjid.dkk., Kewirausahaan
Santri
(Bimbingan
Santri
Mandiri), (Jakarta:Citrayuda, 2005), 43
[9] HR. Ahmad, Bukhori. lihat bab Al-Kasb dalam Irsyad Al-‘Ibad
[10] http://menujucahayaterang.blogspot.com/2009/06/kewajiban-mencari-rizqi-yanghalal.html
[11] http://irawanqq.blogspot.com/2009/07/untuk-menjadi-wirausaha-yangsukses.html15/10/09
[12] M. Ismail Yusnanto & M.Karebet, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta : Gema
Insani, 2002), hal.35-36
[13] Zain Ad-Din Al-Malaibary, Irsyad Al-‘Ibad-Terj.Salim Bahreisy, (Dar AsSaggaf:Surabaya,tt), 499-500

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

3. hari akhir fix
3. hari akhir fix3. hari akhir fix
3. hari akhir fixSigitSurya3
 
BAB1 SEM1 PAI SMA KELAS X
BAB1 SEM1 PAI SMA KELAS XBAB1 SEM1 PAI SMA KELAS X
BAB1 SEM1 PAI SMA KELAS Xhusadariefmo
 
Tujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusiaTujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusiajafarsodiq
 
Hakikat Manusia Menurut Islam Document
Hakikat Manusia Menurut Islam DocumentHakikat Manusia Menurut Islam Document
Hakikat Manusia Menurut Islam DocumentRanihana Kun
 
1.al qur'an tentang manusia sebagai kholifah
1.al qur'an tentang manusia sebagai kholifah1.al qur'an tentang manusia sebagai kholifah
1.al qur'an tentang manusia sebagai kholifahadulcharli
 
IMAN KEPADA QADHA' DAN QADAR KELAS 9 SMP MUHAMMADIYAH
IMAN KEPADA QADHA' DAN QADAR KELAS 9 SMP MUHAMMADIYAHIMAN KEPADA QADHA' DAN QADAR KELAS 9 SMP MUHAMMADIYAH
IMAN KEPADA QADHA' DAN QADAR KELAS 9 SMP MUHAMMADIYAHTqRahman
 
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamRanihana Kun
 
Hayatun nisya putri xii ips 2
Hayatun nisya putri xii ips 2Hayatun nisya putri xii ips 2
Hayatun nisya putri xii ips 2Paarief Udin
 
Fithrah manusia berjiwa merdeka
Fithrah manusia berjiwa merdekaFithrah manusia berjiwa merdeka
Fithrah manusia berjiwa merdekalutfifauzan
 
99 nama baginda nabi muhammad
99 nama baginda nabi muhammad99 nama baginda nabi muhammad
99 nama baginda nabi muhammadArya Dinpanggah
 
Surga dan neraka 2
Surga dan neraka 2Surga dan neraka 2
Surga dan neraka 2rexydwiakbar
 
Dahsyatnya Neraka Indahnya Surga
Dahsyatnya Neraka Indahnya SurgaDahsyatnya Neraka Indahnya Surga
Dahsyatnya Neraka Indahnya SurgaLBB Primagama
 

Was ist angesagt? (19)

3. hari akhir fix
3. hari akhir fix3. hari akhir fix
3. hari akhir fix
 
3. hari akhir fix
3. hari akhir fix3. hari akhir fix
3. hari akhir fix
 
BAB1 SEM1 PAI SMA KELAS X
BAB1 SEM1 PAI SMA KELAS XBAB1 SEM1 PAI SMA KELAS X
BAB1 SEM1 PAI SMA KELAS X
 
Makalah agama-
Makalah agama-Makalah agama-
Makalah agama-
 
Tujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusiaTujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusia
 
Tujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusiaTujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusia
 
MUHASABAH
MUHASABAH MUHASABAH
MUHASABAH
 
Hakikat Manusia Menurut Islam Document
Hakikat Manusia Menurut Islam DocumentHakikat Manusia Menurut Islam Document
Hakikat Manusia Menurut Islam Document
 
1.al qur'an tentang manusia sebagai kholifah
1.al qur'an tentang manusia sebagai kholifah1.al qur'an tentang manusia sebagai kholifah
1.al qur'an tentang manusia sebagai kholifah
 
IMAN KEPADA QADHA' DAN QADAR KELAS 9 SMP MUHAMMADIYAH
IMAN KEPADA QADHA' DAN QADAR KELAS 9 SMP MUHAMMADIYAHIMAN KEPADA QADHA' DAN QADAR KELAS 9 SMP MUHAMMADIYAH
IMAN KEPADA QADHA' DAN QADAR KELAS 9 SMP MUHAMMADIYAH
 
Perjalanan panjang manusia
Perjalanan panjang manusiaPerjalanan panjang manusia
Perjalanan panjang manusia
 
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Hayatun nisya putri xii ips 2
Hayatun nisya putri xii ips 2Hayatun nisya putri xii ips 2
Hayatun nisya putri xii ips 2
 
Fithrah manusia berjiwa merdeka
Fithrah manusia berjiwa merdekaFithrah manusia berjiwa merdeka
Fithrah manusia berjiwa merdeka
 
Ketika jeruk teriak
Ketika jeruk teriakKetika jeruk teriak
Ketika jeruk teriak
 
99 nama baginda nabi muhammad
99 nama baginda nabi muhammad99 nama baginda nabi muhammad
99 nama baginda nabi muhammad
 
Surga dan neraka 2
Surga dan neraka 2Surga dan neraka 2
Surga dan neraka 2
 
Agama , haris
Agama , harisAgama , haris
Agama , haris
 
Dahsyatnya Neraka Indahnya Surga
Dahsyatnya Neraka Indahnya SurgaDahsyatnya Neraka Indahnya Surga
Dahsyatnya Neraka Indahnya Surga
 

Andere mochten auch

Mmi1212 kl factsheet
Mmi1212 kl factsheetMmi1212 kl factsheet
Mmi1212 kl factsheetMalay Ken
 
Cambodian biz owners and entrepreneurs at the mmi seminar
Cambodian biz owners and entrepreneurs at the mmi seminarCambodian biz owners and entrepreneurs at the mmi seminar
Cambodian biz owners and entrepreneurs at the mmi seminarMalay Ken
 
Beauty of creation 7
Beauty of creation 7Beauty of creation 7
Beauty of creation 7nikolaus21
 

Andere mochten auch (6)

Mmi1212 kl factsheet
Mmi1212 kl factsheetMmi1212 kl factsheet
Mmi1212 kl factsheet
 
Ugc examcenter
Ugc examcenterUgc examcenter
Ugc examcenter
 
Rackbank ppt
Rackbank pptRackbank ppt
Rackbank ppt
 
Cambodian biz owners and entrepreneurs at the mmi seminar
Cambodian biz owners and entrepreneurs at the mmi seminarCambodian biz owners and entrepreneurs at the mmi seminar
Cambodian biz owners and entrepreneurs at the mmi seminar
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
Beauty of creation 7
Beauty of creation 7Beauty of creation 7
Beauty of creation 7
 

Ähnlich wie Anjuranberwirausahadalamislam 130728124646-phpapp01(1)

Empat butir mutiara indah dalam surat al qashash 77
Empat butir mutiara indah dalam surat al qashash 77Empat butir mutiara indah dalam surat al qashash 77
Empat butir mutiara indah dalam surat al qashash 77yuniarkowahyu
 
Sirrul latif (rahasia - rahasia ) yang halus
Sirrul latif (rahasia - rahasia ) yang halusSirrul latif (rahasia - rahasia ) yang halus
Sirrul latif (rahasia - rahasia ) yang halusNur Fuanto
 
Hakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islamHakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islamAsmida Herawati
 
Khalifah allah
Khalifah allahKhalifah allah
Khalifah allahancciran
 
akhlaq pd alam
akhlaq pd alamakhlaq pd alam
akhlaq pd alambisow enow
 
Materi i jalan menuju iman
Materi i   jalan menuju imanMateri i   jalan menuju iman
Materi i jalan menuju imanpermadina
 
Bab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan TugasnyaBab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan Tugasnyawildiaekafutikha
 
Bab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan TugasnyaBab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan Tugasnyawildiaekafutikha
 
kepentingan penjagaan alam sekitar menurut islam
kepentingan penjagaan alam sekitar menurut islamkepentingan penjagaan alam sekitar menurut islam
kepentingan penjagaan alam sekitar menurut islamCuna Mohd Zubir
 
PERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptx
PERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptxPERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptx
PERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptxAlTechnology
 
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.pptkuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.pptKalmaAlmira
 
Tawazun
TawazunTawazun
Tawazunfixzi
 
Kejadian Manusia
Kejadian ManusiaKejadian Manusia
Kejadian ManusiaBiani Mawal
 
Kejadian manusia menurut al-Qur'an
Kejadian manusia menurut al-Qur'anKejadian manusia menurut al-Qur'an
Kejadian manusia menurut al-Qur'anBiani Mawal
 
Sistem Khalifah
Sistem Khalifah Sistem Khalifah
Sistem Khalifah m10ehebat
 

Ähnlich wie Anjuranberwirausahadalamislam 130728124646-phpapp01(1) (20)

Empat butir mutiara indah dalam surat al qashash 77
Empat butir mutiara indah dalam surat al qashash 77Empat butir mutiara indah dalam surat al qashash 77
Empat butir mutiara indah dalam surat al qashash 77
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
Sirrul latif (rahasia - rahasia ) yang halus
Sirrul latif (rahasia - rahasia ) yang halusSirrul latif (rahasia - rahasia ) yang halus
Sirrul latif (rahasia - rahasia ) yang halus
 
Hakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islamHakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islam
 
Khalifah allah
Khalifah allahKhalifah allah
Khalifah allah
 
akhlaq pd alam
akhlaq pd alamakhlaq pd alam
akhlaq pd alam
 
Materi i jalan menuju iman
Materi i   jalan menuju imanMateri i   jalan menuju iman
Materi i jalan menuju iman
 
BAB 3.pptx
BAB 3.pptxBAB 3.pptx
BAB 3.pptx
 
Bab 1
Bab 1 Bab 1
Bab 1
 
Bab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan TugasnyaBab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan Tugasnya
 
Bab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan TugasnyaBab 1 Manusia dan Tugasnya
Bab 1 Manusia dan Tugasnya
 
kepentingan penjagaan alam sekitar menurut islam
kepentingan penjagaan alam sekitar menurut islamkepentingan penjagaan alam sekitar menurut islam
kepentingan penjagaan alam sekitar menurut islam
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
PERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptx
PERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptxPERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptx
PERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptx
 
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.pptkuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
 
Tawazun
TawazunTawazun
Tawazun
 
Kejadian Manusia
Kejadian ManusiaKejadian Manusia
Kejadian Manusia
 
Kejadian manusia menurut al-Qur'an
Kejadian manusia menurut al-Qur'anKejadian manusia menurut al-Qur'an
Kejadian manusia menurut al-Qur'an
 
Sistem Khalifah
Sistem Khalifah Sistem Khalifah
Sistem Khalifah
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Anjuranberwirausahadalamislam 130728124646-phpapp01(1)

  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang dibekali akal fikiran, daya pikir yang dimiliki adalah sumber awal kreasi dan temuan baru serta__yang terpenting__ujung tombak kemajuan suatu umat. Dalam pandangan Baghdadi (1994), memang pemikiranlah yang secara sunnatullah mampu membangkitkan suatu umat sebab potensi bangkit dimiliki manusia manapun secara universal. Disini Allah berfirman dalam Surat ar-Raâ’d:11, “ … Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” Menurut Al-Baghdadi, ayat ini bersifat umum (‘aam), yakni siapa saja dapat mencapai kemajuan dan kejayaan bila mereka telah mengubah sebab-sebab kemundurannya. Mengubah keadaan agar bangkit biasanya diawali dengan merumuskan konsepsi kebangkitan. [1] Kita sebaiknya berfikir tentang keadaan negara kita saat ini, pengangguran telah oversupply, ada yang mengatakan pemerintah tidak menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup, apakah sumber daya alam yang luas tidak cukup sebagai lapangan pekerjaan? disisi lain mengatakan kesejahteraan tidak merata, apakah kesejahteraan itu diberikan, dibagi-bagikan begitu saja?. Tentu kita juga akan bertanya siapakah yang bertanggung jawab atas semua ini? pemerintahkah, atau kitakah? Sebenarnya banyak perumpamaan yang Allah berikan sebagai i’tibar, penuntun langkah hidup kita. Akan tetapi seringkali kita kurang memperhatikan ciptaanciptaan-Nya. Padahal pada ciptaan Allah itu terdapat suatu pelajaran yang sangat berharga bagi hidup kita. Mungkin Ilmu pengetahuan kita seringkali tidak sampai di dalam memahami tanda-tanda kekuasaan Allah. Seekor ayam yang berkokok di pagi hari, kemudian keluar dan mengepakngepakan sayapnya, sang jantan berkokok keras, menyambut sang surya yang tersenyum di ufuk timur. Mereka pergi pagi dan pulang menjelang malam dengan gelembung tembolok dileher yang sudah penuh dengan makanan. kemudian beristirahat sampai menjelang pagi dan kembali berkokok, mengepakan sayap, menyiapkan cakar-cakar untuk mengorek makanan di tanah dan rerumputan. Itulah seekor ayam, tanpa beban ia bekerja mencari makan.[2]
  • 3. Manusia dengan bekal akal fikirannya mestinya mampu menemukan bagaimana ia harus memenuhi kebutuhan hidupnya yang terus berkembang, tindakan dan proses apa yang harus dilakukan untuk semua itu. Sedangkan berusaha bagi mereka merupakan sebuah keharusan. Sabda Nabi SAW : “ Sesungguhnya Allah mewajibkan atas kamu berusaha, maka berusahalah…” (HR. at-Thabrani) Untuk itu manusia perlu bekerja keras, membangun jaringan kerja, membentuk tim, dan berbagi di dalam pekerjaan dan hasil-hasilnya. Semua ini dilakukan dalam rangka memenuhi sunnatullah. Manusia akan rugi dunia-akhirat manakala tidak memanfaatkan kehidupan di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Manusia juga harus mampu hidup dalam keteraturan, kepedulian, kedisiplinan dan saling memperkuat. Dan sudah sewajarnya manusia yang beriman dan berakal dapat hidup lebih baik daripada makhluk Allah lainnya. Kita pun seharusnya mampu menunjukkan kerja keras, disiplin, saling berbagi, dan saling memperkuat dalam rangka mencari ridha Allah.[3] Berlatarbelakang dari bagaimana tanggung jawab manusia sebagai khalifah dalam menjaga dan melestarikan bumi dimana ia berada saat ini, maka penulisan makalah ini kami beri judul “Anjuran Berwirausaha Dalam Islam”. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan mengantarkan kita pada pembahasan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apakah kewajiban manusia sebagai khalifah di muka bumi ini ? 2. Adakah kewajiban tersebut berhubungan dengan anjuran berwirausaha bagi seorang muslim ? 3. Dalam hal apa sajakah Islam menganjurkan umatnya untuk berwirausaha ? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui : 1. Kewajiban manusia sebagai khalifah di muka bumi ini 2. Kewajiban yang berhubungan dengan anjuran berwirausaha bagi seorang muslim 3. Hal-hal di dalam Islam yang menganjurkan umatnya untuk berwirausaha
  • 4. 1. BAB II PEMBAHASAN Kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi. Allah memilih manusia sebagai wakil Allah di muka bumi atau khalifatullah fil ardhi. Dalam kedudukan inilah manusia bertanggungjawab atas seluruh alam semesta. "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Q.S. Al-Baqoroh (2) : 30). Betulkah manusia lebih penting daripada dunianya ? Apakah matahari, tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan tak ada gunanya kalau tidak ada manusia ? Manusia memang lebih unggul dibanding makhluk lainnya. Namun, tanpa makhluk lainnya, kehidupan manusia pun tidak akan ada artinya. Kenyataannya, zaman ilmu pengetahuan dan teknologi tidak sepenuhnya menjamin keselamatan dan kesejahteraan manusia. Sebaliknya, manusia terancam hidupnya oleh kepandaiannya. Dengan kerakusan dan kesombongannya, kehidupan manusia makin cepat dalam kebinasaan. Semua ini dikarenakan manusia hanya menggunakan akal dan hawa nafsunya, dan tidak mengambil pelajaran dari firman-firman Allah. Manusia memiliki keunggulan akal, hati dan nafsu dibanding makhluk lain, namun tanpa bimbingan Allah dan rasul-Nya, manusia bisa lebih sesat daripada binatang, sebagaimana dinyatakan Allah, " Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayatayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Q.S.Al-A’raf (7) : 179). Karena itu, marilah kita mengubah cara berpikir kita. Yakni, merubah cara pandang yang mentahtakan manusia di atas alam. Sebab meskipun manusia sebagai khalifatullah, namun manusia hanyalah sebagai pemegang amanat Allah.
  • 5. Kita perlu merubah perilaku dan mengedepankan akhlak lingkungan. Yakni janganlah mementingkan diri sendiri, tetapi taatlah kepada hukum alam dan mengutamakan kemaslahatan umum. Kalau mau menguasai alam, kita pun harus tunduk kepadanya. Kita harus berkawan dengan lingkungan dan menghargai semua jasa-jasa alam kepada kita. Dengan demikian, kita wajib menempatkan diri sebagai bagian dari lingkungan. Bukan sebagai penguasa mutlak, sebab yang berkuasa mutlak adalah Allah, sehingga kita pun harus tunduk pada kehendak Allah. Kita bukanlah raja bagi alam semesta. Ketahuilah raja sesungguhnya adalah Allah SWT. Ingatlah, Allah menciptakan alam semesta ini dengan seimbang. Namun oleh sebab manusia berbuat sewenang-wenang, tidak taat hukum, dan mementingkan diri sendiri, alam menumpahkan amarah dengan berbagai bencana. "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?" (Q.S. Al Mulk(67):3) Allah menyatakan keadaan orang-orang kafir dan taqwa dalam surat Al Mulk, ayat 4-11 yang artinya : “Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam Keadaan payah.” “ Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” “ Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali.” “Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak” “ Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" “ Mereka menjawab: "Benar ada", Sesungguhnya telah datang kepada Kami seorang pemberi peringatan, Maka Kami mendustakan(nya) dan Kami katakan: "Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar".
  • 6. “ Dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah Kami Termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". “ Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” Marilah kita melaksanakan kewajiban sebagai "wakil Tuhan" di muka bumi dengan mengolah dan memanfaatkan bumi dengan sebaik-baiknya, agar bumi yang kita tempati ini memberikan kemakmuran, kesejahteraan dan kenyamanan dalam hidup kita semua.[4] 2. Antara kewajiban manusia sebagai khalifah dengan anjuran berwirausaha. Dikatakan bahwa setiap orang wajib mencari rezeki yang telah disebarkan Tuhan. Tidak akan sempurna ibadah seseorang manakala tidak bekerja di dalam dunia. Dengan kewajiban ini, Allah menunjukkan bahwa jika manusia tidak mencari rezeki, maka ia tidak akan menemukannya. Jika tidak menanam, maka kita tidak akan memanen. Dan janganlah merasa bahwa apa yang diperoleh di dunia ini semata-mata karena usaha kita, sebab sesungguhnya Allah Maha Menghendaki dan Berkuasa atas makhlukNya.[5] Para Nabi adalah orang paling tunduk dan patuh dengan ketentuan Allah SWT. Sebagai contoh, Nabi 'Isa bekerja sebagai tukang kayu dan para sahabatnya ada yang bekerja sebagai tukang membuat tenda. Mereka bekerja dengan semangat yang tinggi, sebab di kalangan Bani Israil diajarkan bahwa "menganggur adalah sebuah kejahatan," sehingga pekerjaan remeh apapun tetap dikerjakan sepanjang tidak melanggar syari'at Allah. Setiap manusia, sekalipun seorang Nabi tidak mengharapkan rezeki turun begitu saja dari langit. Dengan tindakan ini, para Rasul menyadarkan manusia bahwa barangsiapa yang tidak bekerja jangan berharap apapun dan jangan menuntut upah.[6] Bahkan telah banyak disebutkan tentang keteladanan Rasul SAW dalam bekerja, sejak kecil beliau telah terlatih sebagai seorang yang mandiri, dan tidak dapat disanggah lagi bahwa beliau merupakan pekerja yang tekun dan jujur. Rasulullah SAW bersabda : "Mencari rezeki yang halal, wajib bagi setiap orang Islam." “Sesungguhnya makanan yang paling baik bagimu adalah yang diperoleh dari hasil usahamu, dan sesungguhnya makan yang terbaik bagi anak-anakmu adalah dari hasil usahamu (HR. Ibnu Majah)."
  • 7. Lukman al Hakim telah menasehati anaknya : "Wahai anakku, cukuplah dirimu dari fakir dengan usaha yang halal. Sesungguhnya orang yang fakir akan ditimpa tiga hal : perbudakan dalam agamanya, kelemahan dalam akalnya dan kehilangan harga dirinya." Umar ra berkata :"Janganlah salah seorang diantaramu menganggur seraya berkata Wahai Allah berilah kami rezeki. Padahal kamu sekalian mengetahui bahwa langit tidak menurunkan hujan emas dan perak." Ibnu Mas'ud juga berkata :"Sesungguhnya saya benci melihat seorang laki-laki menganggur, tidak pada urusan dunianya dan tidak pada urusan akhiratnya." Ucapan orang-orang salih ini menunjukkan bahwa agama memerintahkan agar orang bekerja keras guna menjaga agama dan harga dirinya. Para salafussalih menganggapnya sebagai bencana dan kebodohan manakala kaum muslimin malas, tidak mau berusaha dan bekerja mendapatkan rezeki yang halal. Kesempurnaan ibadah dicapai manakala kerja sebagai ibadah menjadi landasan kita semua. Jika kaum muslimin tidak memperhatikan masalah-masalah seperti pertanian, peternakan, perdagangan, kesehatan, industri dan sarana parasarana dunia lainnya, maka kaum muslim akan berada dalam kelemahan baik keluarga, masyarakat, agama maupun bangsa dan Negara. Karena akidah kaum muslimin lemah, akan tergelincir ke dalam kemaksiatan dan kekufuruan. Oleh karena itu, kaum muslimin harus memperkuat agama dan iman serta meningkatkan harkat dan martabat hidup keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Allah berfirman : "Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (Q.S. Hud:6).[7] Dalam pembahasan sebelumnya telah dipaparkan, dimana manusia diciptakan di bumi sebagai wakil Tuhan untuk merawat dan memakmurkannya, sebenarnya hal demikian demi keberlangsungan hidup mereka sendiri yaitu upaya memperoleh kesejahtaraan dan mempertahankannya. Untuk sebuah kesejahteraan, di dalamnya sangat diperhitungkan tentang seberapa usaha manusia untuk mencapainya, tentunya didukung oleh usaha yang terus menerus serta tekun dan fikiran yang positif dan optimis serta do’a.
  • 8. Dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa seseorang hanya akan memperoleh hasil prestasi sesuai usaha yang dilakukan. Dan bahwasanya tidaklah seorang akan memperoleh melainkan dari apa yang telah diusahakan. Dan ia nanti akan melihat hasil dari apa yang diusahakan . (QS.An-Najm 39-40) Juga dalam al-Quran Surat Al-Isra` dinyatakan : Katakanlah : "Tiap-tiap orang hendaknya berbuat menurut keadaannya masingmasing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya. (Termasuk dalam pengertian Keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh alam sekitarnya.) Dalam ayat Al-Quran telah dinyatakan secara tegas agar umat manusia bekerja dengan sepenuh kemampuan, serta agar bekerja sesuai pokok profesi masing-masing, yang pada akhirnya akan menjadi manusia yang berbeda dengan manusia yang tidak bekerja. Pada hadits lain dijelaskan, bahwa pekerjaan paling baik bukan terletak pada nama dan jenis pekerjaannya, bukan pula pada jumlah gaji atau penghasilannya, tetapi asalkan itu pekerjaan oleh tangan atau usaha sendiri. Dan dengan cara itu ia menghidupi dirinya sendiri. Jadi, yang dimaksud dengan pekerjaan yang paling baik disini mengarah kepada keutamaan (fadliah) dari usaha atas dasar kekuatan dari tangan sendiri. [8] Di sinilah mungkin dapat difahami, bahwa manusia sebagai khalifah yang dipercaya oleh tuhan untuk merawat bumi ini dengan mengolah dan memakmurkannya mempunyai kewajiban untuk mengusahakan bagaimana kemakmuran dapat dicapai, di antara usaha yang diharapkan adalah dengan bekerja dan sebaik-baik pekerjaan adalah dengan berwirausaha. “ Tiada seorang makan makanan yang lebih baik dari pada seorang yang makan dari hasil usaha tangannya sendiri.[9] 3. Anjuran berwirausaha dalam agama Islam Nabi Muhammad SAW mengalami kehidupan seperti manusia umumnya, yakni bekerja mencari nafkah. Bahkan sejak muda beliau telah bekerja guna menghidupi dirinya dengan menggembala domba dan berdagang. Apa yang dilakukan Nabi SAW sama sekali tidak mengurangi kemuliaannya, justru sebaliknya menjadi teladan bagi kita semua bahwa setiap orang berkewajiban mencari nafkah. Semua ini adalah untuk memanfaatkan tenaga dan pikiran yang telah dikaruniakan Allah.
  • 9. Dengan bekerja, orang mendapatkan upah. Upah ini dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Disamping itu untuk menjaga harga diri manusia. Olah karenanya Allah menghargai setiap orang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak peduli hasil yang diperoleh sedikit atau banyak, Allah SWT menetapkannya sebagai kebajikan asalkan usahanya dilakukan dengan cara halal. Di dalam kisah kenabian Muhammad SAW disebutkan bahwasanya suatu hari Rasulullah SAW sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya. Tampak dari serambi masjid, seorang pemuda yang gagah perkasa sedang berangkat kerja, padahal hari masih sangat pagi. Seorang sahabat berkata, " Aduh sayangnya pemuda ini. Kalau saja kemudaannya digunakan untuk jihad di jalan Allah pasti lebih baik." Rasulullah kemudian besabda : "Janganlah berkata begitu. Sesungguhnya orang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dari meminta-minta dan mencukupkan diri dari orang lain, maka ia jihad fi sabilillah. Dan barangsiapa yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup kedua orangtuanya yang lemah atau sanak keturunannya yang lemah, agar dapat mencukupi kebutuhan mereka; maka ia pun jihad fi sabilillah. Dan barangsiapa yang bekerja untuk membangga-banggakan diri dan menumpuk-numpuk kekayaan, maka ia berada di jalan syetan." (HR. Thabrani dari Ka'ab) Melalui sabda ini Rasulullah SAW memberikan penghargaan kepada setiap orang yang mau bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga, sesuai dengan syari'at Islam, tidak untuk membangga-banggakan diri dengan kemewahan atau menumpuknumpuk kekayaan dengan menggunakan segala cara, maka ia adalah seorang mujahid fi sabilillah. Sebaliknya orang yang bekerja hanya untuk menumpuk-numpuk kekayaan, tanpa zakat, infak, sedekah dan dipergunakan untuk menuruti hawa nafsu atau egosentrisme sendiri, digolongkan dalam jalan syetan.[10] Kita bisa mengambil I’tibar dari beberapa Nass Al-Quran dan Hadits, dimana Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan pekerjaan di dalam berbagai bidang, diantara yang disebutkan sebagai berikut : 1. Bidang Agribisnis a. Pertanian dan Perkebunan “ Tiada seorang muslim yang menabur benih atau menanam tanaman,lalu seekor burung seorang manusia atau seekor hewan ikut makan dari sebagian dari hasil tanamannya, melainkan akan dinilai sebagai sedekah baginya.” (HR. Bukhori)
  • 10. Sektor agribisnis yang kedua terdapat tiga kategori dalam sektor perkebunan ini yaitu perkebunan buah, bunga atau tanaman hias, obat-obatan, bahkan perkebunan murbei untuk ulat sutra bisa dilakukan. Buah-buahan merupakan salah satu unsur makanan yang selalu dibutuhkan orang, dikonsumsi untuk memenuhi standar gizi. Hampir setiap orang baik masyarakat kecil maupun kalangan elit, selalu memerlukan buah untuk pelengkap makanan pokok. b. Peternakan Usaha dibidang peternakan penuh dengan dinamika dan penuh dengan tantangan sehingga perlu penanganan khusus, karena yang dihadapi adalah makhluk hidup yang bergerak dan tentu mempunyai kekhasan masing-masing. Dalam Al-Qur'an banyak ditemukan ayat-ayat yang mengisyaratkan umat Islam untuk beternak, diantaranya dalam Surat Thoha: 54: “ Makan dan Gembalakanlah binatang ternakmu! Sesungguhnya dalam hal itu, terdapat ayat-ayat bagi yang mempunyai pikiran." c. Perikanan Kebutuhan protein dalam tubuh manusia salah satunya dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi ikan. Kandungan protein yang cukup tinggi menjadikan ikan sebagai pilihan utama menu makanan sehari-hari bagi masyarakat. Dalam ayat Al Qur'an mengisyaratkan agar umat Islam menggali dan memanfaatkan lautan, untuk memperoleh rizki darinya, sebagaimana dengan firmannya dalam Al Qur'an Surat An-Nahl : 14: "Dan Dialah (Allah) yang memudahkan lautan supaya kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar, dan kamu keluarkan darinya hiasan (mutiara) yang kami pakai, dan kamu lihat kapal-kapal berlayar padanya, agar kamu memperoleh rizki (karunianya) dan agar kamu bersyukur." [11] 2. Bidang Produksi a. Seruan Pengadaan pangan Berkualitas “ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan…” (al-Baqoroh : 168) b. Seruan Pengadaan Pakaian Berkualitas “ Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan…” (al-A’raf : 26) 3. Bidang Jasa a. Jasa Transportasi “Dan ia (binatang itu) mengangkat beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya melainkan dengan kesukaran-kesukaran yang memayahkan diri. Sesungguhnya, Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan (Dia telah menciptakan) kuda, bighal, dan Khimar agar kamu menungganginya…” (anNahl 7-8)
  • 11. b. Pencerdasan Umat “Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memeperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan memberi peringatan kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”(at-Taubah : 122) c. Kedokteran dan Pengobatan “…Dari perut itu keluarlah minuman (madu) yang bermacam macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-nahl : 69) 4. Perdagangan “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (al-Baqarah : 275) [12] Dalam hadits yang diriwayatkan dari Burdah bin Niyar, Rasulullah SAW bersabda : “Seutama-utama usaha penghasilan itu ialah jual beli yang jujur, dan penghasilan yang didapat dari pekerjaan tangan sendiri. (H.R. Ahmad dan Atthabrani) Meriwayatkan pula Albaihaqi dari hadits Mu’adz RA, bahwa Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya sebaik-baik hasil usaha, ialah kasab usaha pedagang, yang bila bicara tidak dusta, dan bila dipercayai tidak khiyanat, dan bila janji tidak cedera (menyalahi), dan bila membeli tidak mencela, dan bila menjual tidak memuji-muji barangnya, dan bila berhutang tidak memperlambat, dan bila menagih hutang tidak mempersukar.” Sedangkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim juga Ibn Majah bahwa Ibn Umar RA berkata, Nabi SAW bersabda : “ Pedagang yang amanat, yang jujur (benar) yang muslim, kelak dihari kiamat akan berkumpul dengan Syuhada` (orang-orang yang mati syahid)[13] Marilah kita berdo’a semoga kita diberikan hidayah untuk memahami dan mengambil I’tibar dari ayat-ayat Nya, dan kita diberi ma’unah untuk mengerjakan tugas dan kewajiban kita, serta mengamalkan setiap ilmu yang kita terima di dunia ini, Amin.
  • 12. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan Anjuran Berwirausaha Dalam Islam dapat kami simpulkan sebagai berikut : 1. Kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi diantaranya manusia harus berkawan dengan lingkungan dan menghargai semua jasa-jasa alam. Manusia wajib menempatkan diri sebagai bagian dari lingkungan. Manusia berkewajiban sebagai "wakil Tuhan" di muka bumi dengan mengolah dan memanfaatkan bumi dengan sebaik-baiknya, agar bumi memberikan kemakmuran, kesejahteraan dan kenyamanan dalam hidup manusia. 2. Antara kewajiban manusia sebagai khalifah dengan anjuran berwirausaha adalah manusia sebagai khalifah yang dipercaya oleh Tuhan untuk merawat bumi ini dengan mengolah dan memakmurkannya mempunyai kewajiban untuk mengusahakan bagaimana kemakmuran dapat dicapai, di antara usaha yang diharapkan adalah dengan bekerja dan sebaik-baik pekerjaan adalah dengan berwirausaha. 3. Anjuran berwirausaha dalam agama Islam diantaranya bidang agribisnis yang meliputi pertanian dan perkebunan, peternakan, perikanan, bidang produksi yang meliputi pengadaan pangan berkualitas, pengadaan pakaian berkualitas, bidang jasa yang meliputi jasa transportasi, pencerdasan umat, kedokteran dan pengobatan, bidang perdagangan. B. Saran Hendaknya manusia benar-benar menjaga amanah yang diberikan Tuhan untuk menjaga alam dan lingkungannya demi kelestariannya dan senantiasa selalu beikhtiar dan berwirausaha demi mencukupi kebutuhan hidupnya dalam rangka beribadat kepada-Nya.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Al-Malaibary, Zain Ad-Din. Irsyad Al-‘Ibad-Terj.Salim Bahreisy. Dar As-Saggaf : Surabaya. tt Rasjid, Sudrajat. Kewirausahaan Santri (Bimbingan Santri Mandiri). Jakarta : Citrayuda. 2005 Yusnanto, M. Ismail. Menggagas Bisnis Islami. Jakarta : Gema Insani. 2002 http://id.shvoong.com/humanities/1796716-motivasi-hidup/ http://irawanqq.blogspot.com/2009/07/untuk-menjadi-wirausaha-yang-sukses.html http://menujucahayaterang.blogspot.com/2009/06/ http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/anjuran-berwirausaha-dalamislam.html [1] M. Ismail Yusnanto & M.Karebet, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta : Gema Insani, 2002), hal.34 [2] http://id.shvoong.com/humanities/1796716-motivasi-hidup/ [3] http://menujucahayaterang.blogspot.com/2009/06/ [4] http://menujucahayaterang.blogspot.com/2009/06/kewajiban-manusia-sebagaikhalifah.html [5] http://menujucahayaterang.blogspot.com/2009/06/kewajiban-bekerja.html [6] Ibid. [7] Ibid. [8] Sudrajat Rasjid.dkk., Kewirausahaan Santri (Bimbingan Santri Mandiri), (Jakarta:Citrayuda, 2005), 43 [9] HR. Ahmad, Bukhori. lihat bab Al-Kasb dalam Irsyad Al-‘Ibad [10] http://menujucahayaterang.blogspot.com/2009/06/kewajiban-mencari-rizqi-yanghalal.html [11] http://irawanqq.blogspot.com/2009/07/untuk-menjadi-wirausaha-yangsukses.html15/10/09 [12] M. Ismail Yusnanto & M.Karebet, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta : Gema Insani, 2002), hal.35-36 [13] Zain Ad-Din Al-Malaibary, Irsyad Al-‘Ibad-Terj.Salim Bahreisy, (Dar AsSaggaf:Surabaya,tt), 499-500