SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PEMBANGUNAN DAERAH
MELALUI PENGEMBANGAN WILAYAH1

Oleh :
DR. Ir. Dedi M. Masykur Riyadi
2

1. Perencanaan pembangunan wilayah ditujukan untuk mengupayakan keserasian dan
keseimbangan pembangunan antar daerah sesuai dengan potensi alamnya dan
memanfaatkan potensi tersebut secara efisien, tertib dan aman.
2. Untuk itu, berdasarkan UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang telah
disusun Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang ditetapkan melalui
Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 1997 sebagai acuan perencanaan
pembangunan nasional. RTRWN berfungsi sebagai pedoman untuk :
a. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah nasional
b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar
wilayah serta keserasian antar sektor pembangunan
c. Pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh pemerintah dan atau
masyarakat
d. Penataan ruang wilayah propinsi dan kabupaten/kota.
3. Pada prinsipnya, pendekatan pembagian ruang dapat dilakukan berdasarkan fungsi,
kegiatan dan aspek administrasi.
4. Berdasarkan fungsi, ruang dibagi atas kawasan lindung, yaitu kawasan yang dapat
menjamin kelestarian lingkungan; dan kawasan budidaya, yaitu kawasan yang
pemanfaatannya dioptimasikan bagi kegiatan budidaya. Berdasarkan kegiatannya,
ruang dibagi atas dominasi kegiatan perkotaan, perdesaan dan tertentu. Termasuk
dalam kawasan tertentu antara lain adalah kawasan cepat/berpotensi tumbuh,
kawasan kritis lingkungan, kawasan perbatasan, kawasan sangat tertinggal, dan
kawasan strategis. Sedangkan berdasarkan administrasi, ruang dibagi atas ruang
wilayah nasional, propinsi, dan kabupaten/kota.
5. Pada intinya, ruang harus dilihat sebagai satu kesatuan yang digunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat yang perlu dipelihara kelestariannya. Untuk itu
diperlukan pendekatan wilayah sebagai strategi pengembangan ruang yang
mengatur hubungan yang harmonis antara sumber daya alam, buatan, dan manusia
agar kinerja ruang meningkat untuk kesejahteraan masyarakat.
6. Krisis moneter yang kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi sejak dua tahun
yang lalu telah semakin membuka berbagai masalah ketimpangan pembangunan
antar daerah. Masalah tersebut antara lain adalah :
1
Disampaikan pada Acara Diseminasi dan Diskusi Program-Program Pengembangan
Wilayah dan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Daerah, Hotel Novotel, Bogor, 15-16 Mei 2000.
2
Kepala Biro Kewilayahan, Deputi Regional dan Sumberdaya Alam, Bappenas. 2
· Kurang berkembangnya propinsi-propinsi di Kawasan Timur Indonesia,
sementara di kawasan- kawasan cepat berkembang seperti pantai Utara Jawa
dan pantai Timur Sumatera terjadi polarisasi penduduk dengan berbagai
implikasi ekonomi dan sosialnya.
· Di kawasan-kawasan yang cepat berkembang tersebut kemudian berkembang
berbagai masalah lingkungan
· Di sisi lain, terdapat variasi yang besar pada kemampuan perangkat pemerintah
daerah dalam beradaptasi dengan perubahan-perubahan kekuatan pasar dan
global serta sistem nilai sosial yang berkembang cepat.
· Kegagalan-kegagalan implementasi berbagai program pembangunan sering
disebabkan oleh karena lemahnya koordinasi antar institusi baik di tingkat pusat,
daerah maupun antar pusat dan daerah, dan kurang fleksibelnya perencanaan
yang sering bersifat top-down.
Berbagai masalah ketimpangan ini secara parsial telah disadari sebagai kegagalan
pendekatan pembangunan selama ini yang dinilai sering sentralistis dan kurang
memperhatikan kondisi dan aspirasi daerah setempat dimana pembangunan
dlaksanakan.
7. Sejalan dengan proses demokratisasi yang semakin berkembang, tuntutan
desentralisasi juga semakin besar. Berbagai dinamika dan perubahan yang terjadi
di masyarakat menuntut perlunya reformasi dalam konsepsi dan operasionalisasi
pembangunan daerah yang kemudian harus diformulasian ke dalam bentuk strategi
dan kebijaksanaan yang memuat keseimbangan antara kepentingan persatuan dan
kesatuan bangsa ( unity), dan kepentingan keanekaragaman ( diversity). Untuk itu,
pendekatan kewilayahan yang memperhatikan hubungan harmonis antara unsurunsur pembentuk ruang (sumber daya alam, sumber daya buatan, dan sumber daya
manusia) perlu diperhatikan dalam berbagai aspek pembangunan.
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH
8. Berbagai pengalaman pembangunan daerah beberapa negara berkembang
menunjukkan baik kegagalan maupun keberhasilan pengembangan wilayah yang
dapat menjadi pelajaran kita dalam mengembangkan strategi pengembangan
wilayah bagi Indonesia. Kebijaksanaan pembangunan wilayah di Brazil misalnya
yang menggunakan konsep “growth poles” telah menunjukkan kegagalan konsep
tersebut. Dengan adanya agglomerasi ekonomi dan peningkatan sumber daya
manusia yang pesat, kawasan Utara Brazil berkembang pesat sebagai pusat
kegiatan eksplorasi pertambangan dan bisnis perkebunan yang memacu
pertumbuhan investasi swasta dan tekhnologi ke wilayah tersebut. Pertumbuhan
ekonomi yang pesat ini berdampak pada semakin tertinggalnya pembangunan di
wilayah Selatan yang kemudian berdampak pada kesenjangan ekonomi dan sosial
antar dua wilayah tersebut yang terus berlangsung hingga sekarang.
9. Kebijaksanaan pembangunan daerah di India yang didominasi oleh besarnya
bantuan pusat kepada daerah telah mempengaruhi keberhasilan pembangunan 3
daerah di India. Kebijaksanaan tersebut cenderung mengarahkan investasi
pemerintah, nasionalisasi perbankan, dan alokasi subsidi ke daerah-daerah
tertinggal telah mendorong pertumbuhan daerah tersebut dan meningkatkan
pendapatan penduduk daerah tersebut.
10. Berdasarkan berbagai pengalaman baik di dalam negeri maupun internasional,
serta berkembangnya kebijaksanaan pembangunan daerah seperti telah
diterbitkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan di Daerah dan UU No.
25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah, beberapa pemikiran yang dapat dikembangkan untuk strategi
pengembangan wilayah di masa mendatang antara lain adalah :
a. Alokasi sumber daya yang lebih seimbang
Berbagai deregulasi di sektor riil dan moneter telah dilakukan Pemerintah dalam
rangka efisiensi di segala bidang. Namun dari berbagai studi yang dilakukan
ternyata upaya tersebut masih cenderung menguntungkan Jawa dan kawasankawasan cepat berkembang lainnya. Seperti misalnya penambahan infrastruktur
besar-besaran dan pengembangan pertanian di wilayah padat penduduk seperti
Jawa telah menarik investasi modal swasta, serta terjadinya peningkatan
kemampuan tekhnologi dan manajemen hanya di kawasan-kawasan tersebut.
UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan
Daerah telah membuka kewenangan yang semakin besar bagi pemerintah
daerah dalam merencanakan dan menggunakan sumber-sumber keuangannya.
Untuk itu, perlu pula dilakukan reformasi fiskal yang mendukung alokasi sumber
daya yang lebih baik terutama ke kawasan-kawasan yang belum berkembang,
termasuk diantaranya reformasi di bidang perpajakan. Deregulasi sektor riil juga
perlu memperhatikan perkembangan kemampuan daerah.
b. Peningkatan sumber daya manusia di daerah
Pembangunan selama ini telah menurunkan angka buta huruf, meningkatkan taraf
pendidikan dan kesehatan masyarakat di daerah. Namun demikian, kualitas
manusia di kawasan-kawasan tertinggal umumnya masih di bawah rata-rata
kualitas nasional. Untuk itu, pendekatan pembangunan sektoral yang telah
meningkatkan standard kualitas manusia Indonesia sampai pada taraf tertentu,
pada masa mendatang perlu diikuti oleh pendekatan pembangunan yang lebih
memperhatikan kondisi dan aspirasi wilayah, bukan oleh pendekatan yang
bersifat uniform. Strategi pembangunan manusia di masa mendatang harus
mampu mengidentifikasi jenis pendidikan dan pelatihan yang dapat
menempatkan tenaga kerja dan lulusan terdidik dalam pasar peluang kerja yang
senantiasa menuntut adanya peningkatan keahlian.
c. Pengembangan kelembagaan dan aparat daerah
Struktur kelembagaan dan aparat pemerintah daerah selama ini mencerminkan
sistem pemerintahan berjenjang. Walaupun propinsi dan kabupaten juga
berfungsi sebagai daerah otonom, yang mempunyai kewenangan dalam
mengatur daerahny sendiri, namun dalam berbagai implementasi pelaksanaan
pembangunan selama ini daerah lebih kepada “menunggu” petunjuk dari Pusat.
Proses pengambilan keputusan yang demikian kemudian berkembang 4
menjadikan aparat daerah lebih melayani aparat Pusat daripada melayani
masyarakat daerahnya.
Dalam era demokratisasi yang semakin berkembang seperti sekarang ini, yang
ditunjang oleh berbagai peraturan perundangan mengenai desentralisasi yang
lebih lengkap, pemerintah daerah dituntut untuk lebih mampu melaksanakan
kewenangan yang semakin besar dalam menata pembangunan daerahnya.
Semakin lengkapnya perangkat peraturan dan perundang-undangan mengenai
penataan ruang di setiap propinsi dan kabupaten/kota dapat menjadi acuan
aparat daerah dalam untuk mengelola berbagai unsur ruang (seperti sumber
daya alam, manusia dan buatan) secara optimal, serta mengembangkan konsep
pembangunan yang berkelanjutan.
d. Pelayanan masyarakat yang efisien
Untuk kepentingan stabilitas ekonomi dan politik selama ini pemerintah
memegang kendali yang lebih besar terhadap sumber-sumber penerimaan dan
berbagai kebijaksanaan pelayanan masyarakat. Hal ini dilakukan mengingat
kebutuhan dasar masih sangat kurang, resiko investasi masih sangat besar, dan
tingkat pendidikan rata-rata manusia di daerah masih rendah.
Dengan semakin meningkatnya kemampuan kelembagaan dan kualitas aparat di
daerah, sudah masanya sekarang untuk memperbesar kewenangan daerah
dalam menata pembangunan di daerah. Keterlibatan pihak swasta sebagai mitra
kerja sekaligus sebagai pelaku pembangunan perlu diperbesar, sejalan dengan
kewenangan daerah yang semakin besar dalam merencanakan dan
melaksanakan pembangunan daerahnya. Hal ini ditujukan agar pelayanan
kepada masyarakat menjadi lebih efisien dan efektif.
11. Ada tiga indikator keberhasilan pengembangan wilayah yang dapat dilihat sebagai
kesuksesan pembangunan daerah. Indikator pertama adalah produktivitas, yang
dapat diukur dari perkembangan kinerja suatu institusi beserta aparatnya. Indikator
kedua adalah efisiensi, yang terkait dengan meningkatnya kemampuan
tekhnologi/sistem dan kualitas sumber daya manusia dalam pelaksanaan
pembangunan. Terakhir adalah partisipasi masyarakat, yang dapat menjamin
kesinambungan pelaksanaan suatu program di suatu wilayah.
12. Ketiga indikator keberhasilan tersebut terkait erat dengan faktor-faktor yang menjadi
ciri suatu wilayah dan membedakannya dengan wilayah lainnya seperti kondisi politik
dan sosial, struktur kelembagaan, komitmen aparat dan masyarakat, dan tingkat
kemampuan/pendidikan aparat dan masyarakat. Pada akhirnya, keberhasilan
pengembangan suatu wilayah bergantung pula pada kemampuan berkoordinasi,
mengakomodasikan dan memfasilitasi semua kepentingan, serta kreativitas yang
inovatif untuk terlaksananya pembangunan yang aspiratif dan berkelanjutan.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Strategi Pembangunan Wilayah
Strategi Pembangunan WilayahStrategi Pembangunan Wilayah
Strategi Pembangunan Wilayah
Sri Wahyuni
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Sari Faizah
 

Was ist angesagt? (20)

Keterkaitan RPJMD dan RPJMN
Keterkaitan RPJMD dan RPJMNKeterkaitan RPJMD dan RPJMN
Keterkaitan RPJMD dan RPJMN
 
Keterkaitan RPJMN, Renstra K/L dan RKP
Keterkaitan RPJMN, Renstra K/L dan RKPKeterkaitan RPJMN, Renstra K/L dan RKP
Keterkaitan RPJMN, Renstra K/L dan RKP
 
Perencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi Masyarakat
Perencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi MasyarakatPerencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi Masyarakat
Perencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi Masyarakat
 
Optimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan Upaya
Optimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan UpayaOptimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan Upaya
Optimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan Upaya
 
Strategi Pembangunan Wilayah
Strategi Pembangunan WilayahStrategi Pembangunan Wilayah
Strategi Pembangunan Wilayah
 
Optimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart Government
Optimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart GovernmentOptimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart Government
Optimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart Government
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
 
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan DaerahPenyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
 
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015
 
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan DaerahPenyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
 
Manajemen Pembangunan Indonesia
Manajemen Pembangunan IndonesiaManajemen Pembangunan Indonesia
Manajemen Pembangunan Indonesia
 
Makalah pembangunan ekonomi daerah
Makalah pembangunan ekonomi daerahMakalah pembangunan ekonomi daerah
Makalah pembangunan ekonomi daerah
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi  MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
 
Mendaratkan Pengembangan Potensi Lokal ke Tataran Internasional
Mendaratkan Pengembangan Potensi Lokal  ke Tataran Internasional Mendaratkan Pengembangan Potensi Lokal  ke Tataran Internasional
Mendaratkan Pengembangan Potensi Lokal ke Tataran Internasional
 
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan DaerahMonitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
 
Sistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Sistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan DaerahSistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Sistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
 

Andere mochten auch

2 do primaria
2 do primaria2 do primaria
2 do primaria
CEDAM9C
 
1 ro primaria
1 ro primaria1 ro primaria
1 ro primaria
CEDAM9C
 
71772449 pertemuan-10-kebijakan-pembangunan-ekonomi
71772449 pertemuan-10-kebijakan-pembangunan-ekonomi71772449 pertemuan-10-kebijakan-pembangunan-ekonomi
71772449 pertemuan-10-kebijakan-pembangunan-ekonomi
Operator Warnet Vast Raha
 
4 to primaria
4 to primaria4 to primaria
4 to primaria
CEDAM9C
 
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
Operator Warnet Vast Raha
 
Image & Text PowerPoint
Image & Text PowerPointImage & Text PowerPoint
Image & Text PowerPoint
Anne
 
Лучшие практики в области СХД для хранения и резервного копирования СУБД Oracle
Лучшие практики в области СХД для хранения и резервного копирования СУБД OracleЛучшие практики в области СХД для хранения и резервного копирования СУБД Oracle
Лучшие практики в области СХД для хранения и резервного копирования СУБД Oracle
Andrey Akulov
 

Andere mochten auch (20)

75616789 proyek-pembangunan
75616789 proyek-pembangunan75616789 proyek-pembangunan
75616789 proyek-pembangunan
 
JohnCorleyResume
JohnCorleyResumeJohnCorleyResume
JohnCorleyResume
 
Trabajo excel
Trabajo excelTrabajo excel
Trabajo excel
 
6125368 pembangunan-manusia
6125368 pembangunan-manusia6125368 pembangunan-manusia
6125368 pembangunan-manusia
 
2 do primaria
2 do primaria2 do primaria
2 do primaria
 
1 ro primaria
1 ro primaria1 ro primaria
1 ro primaria
 
TC Transcript
TC TranscriptTC Transcript
TC Transcript
 
71772449 pertemuan-10-kebijakan-pembangunan-ekonomi
71772449 pertemuan-10-kebijakan-pembangunan-ekonomi71772449 pertemuan-10-kebijakan-pembangunan-ekonomi
71772449 pertemuan-10-kebijakan-pembangunan-ekonomi
 
4 to primaria
4 to primaria4 to primaria
4 to primaria
 
95655473 pembangunan-masjid
95655473 pembangunan-masjid95655473 pembangunan-masjid
95655473 pembangunan-masjid
 
Animal
AnimalAnimal
Animal
 
75571068 pembangunan-berkelanjutan
75571068 pembangunan-berkelanjutan75571068 pembangunan-berkelanjutan
75571068 pembangunan-berkelanjutan
 
85813505 pendidikan-pembangunan
85813505 pendidikan-pembangunan85813505 pendidikan-pembangunan
85813505 pendidikan-pembangunan
 
28868485 pembangunan-berwawasan-lingkungan
28868485 pembangunan-berwawasan-lingkungan28868485 pembangunan-berwawasan-lingkungan
28868485 pembangunan-berwawasan-lingkungan
 
M. Toha Mts-Mu TPI
M. Toha Mts-Mu TPIM. Toha Mts-Mu TPI
M. Toha Mts-Mu TPI
 
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
136980210 pembangunan-bangunan-gedung-negara-perpres-no-73-2011-pdf
 
Especificaciones técnicas butacas_-estadio
Especificaciones técnicas butacas_-estadioEspecificaciones técnicas butacas_-estadio
Especificaciones técnicas butacas_-estadio
 
Image & Text PowerPoint
Image & Text PowerPointImage & Text PowerPoint
Image & Text PowerPoint
 
Виды педагогических технологий
Виды педагогических технологийВиды педагогических технологий
Виды педагогических технологий
 
Лучшие практики в области СХД для хранения и резервного копирования СУБД Oracle
Лучшие практики в области СХД для хранения и резервного копирования СУБД OracleЛучшие практики в области СХД для хранения и резервного копирования СУБД Oracle
Лучшие практики в области СХД для хранения и резервного копирования СУБД Oracle
 

Ähnlich wie 30769259 pembangunan-daerah

Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahPpt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
mohamad amsanudin
 
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisiPengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Sugeng Budiharsono
 
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desaMakalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Operator Warnet Vast Raha
 

Ähnlich wie 30769259 pembangunan-daerah (20)

Tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerahTugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
 
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahPpt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptxppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
 
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisiPengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
Msp03sosped
Msp03sospedMsp03sosped
Msp03sosped
 
Msp03sosped
Msp03sospedMsp03sosped
Msp03sosped
 
Pembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak imanPembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak iman
 
Ipi10757
Ipi10757Ipi10757
Ipi10757
 
(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah
 
Presentation7.pptx.pembangunan ekonomi daera hpptx
Presentation7.pptx.pembangunan ekonomi daera hpptxPresentation7.pptx.pembangunan ekonomi daera hpptx
Presentation7.pptx.pembangunan ekonomi daera hpptx
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
 
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desaMakalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
 
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desaMakalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
 
Tugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdf
Tugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdfTugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdf
Tugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdf
 
NITA EKA WAHYUNI ( 21102001 ) IP REG..pdf
NITA EKA WAHYUNI ( 21102001 ) IP REG..pdfNITA EKA WAHYUNI ( 21102001 ) IP REG..pdf
NITA EKA WAHYUNI ( 21102001 ) IP REG..pdf
 
PPT TEORI PEMBANGUNAN_JEREMIE TAN RAMBE _21102068.pptx
PPT TEORI PEMBANGUNAN_JEREMIE TAN RAMBE _21102068.pptxPPT TEORI PEMBANGUNAN_JEREMIE TAN RAMBE _21102068.pptx
PPT TEORI PEMBANGUNAN_JEREMIE TAN RAMBE _21102068.pptx
 
ppt raull teori pembangunan.pptx
ppt raull teori pembangunan.pptxppt raull teori pembangunan.pptx
ppt raull teori pembangunan.pptx
 
6a49f_GOOD__GOVERNANCE__NEW_.ppt
6a49f_GOOD__GOVERNANCE__NEW_.ppt6a49f_GOOD__GOVERNANCE__NEW_.ppt
6a49f_GOOD__GOVERNANCE__NEW_.ppt
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

30769259 pembangunan-daerah

  • 1. PEMBANGUNAN DAERAH MELALUI PENGEMBANGAN WILAYAH1 Oleh : DR. Ir. Dedi M. Masykur Riyadi 2 1. Perencanaan pembangunan wilayah ditujukan untuk mengupayakan keserasian dan keseimbangan pembangunan antar daerah sesuai dengan potensi alamnya dan memanfaatkan potensi tersebut secara efisien, tertib dan aman. 2. Untuk itu, berdasarkan UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang telah disusun Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 1997 sebagai acuan perencanaan pembangunan nasional. RTRWN berfungsi sebagai pedoman untuk : a. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah nasional b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar wilayah serta keserasian antar sektor pembangunan c. Pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh pemerintah dan atau masyarakat d. Penataan ruang wilayah propinsi dan kabupaten/kota. 3. Pada prinsipnya, pendekatan pembagian ruang dapat dilakukan berdasarkan fungsi, kegiatan dan aspek administrasi. 4. Berdasarkan fungsi, ruang dibagi atas kawasan lindung, yaitu kawasan yang dapat menjamin kelestarian lingkungan; dan kawasan budidaya, yaitu kawasan yang pemanfaatannya dioptimasikan bagi kegiatan budidaya. Berdasarkan kegiatannya, ruang dibagi atas dominasi kegiatan perkotaan, perdesaan dan tertentu. Termasuk dalam kawasan tertentu antara lain adalah kawasan cepat/berpotensi tumbuh, kawasan kritis lingkungan, kawasan perbatasan, kawasan sangat tertinggal, dan kawasan strategis. Sedangkan berdasarkan administrasi, ruang dibagi atas ruang wilayah nasional, propinsi, dan kabupaten/kota. 5. Pada intinya, ruang harus dilihat sebagai satu kesatuan yang digunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat yang perlu dipelihara kelestariannya. Untuk itu diperlukan pendekatan wilayah sebagai strategi pengembangan ruang yang mengatur hubungan yang harmonis antara sumber daya alam, buatan, dan manusia agar kinerja ruang meningkat untuk kesejahteraan masyarakat. 6. Krisis moneter yang kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi sejak dua tahun yang lalu telah semakin membuka berbagai masalah ketimpangan pembangunan
  • 2. antar daerah. Masalah tersebut antara lain adalah : 1 Disampaikan pada Acara Diseminasi dan Diskusi Program-Program Pengembangan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Daerah, Hotel Novotel, Bogor, 15-16 Mei 2000. 2 Kepala Biro Kewilayahan, Deputi Regional dan Sumberdaya Alam, Bappenas. 2 · Kurang berkembangnya propinsi-propinsi di Kawasan Timur Indonesia, sementara di kawasan- kawasan cepat berkembang seperti pantai Utara Jawa dan pantai Timur Sumatera terjadi polarisasi penduduk dengan berbagai implikasi ekonomi dan sosialnya. · Di kawasan-kawasan yang cepat berkembang tersebut kemudian berkembang berbagai masalah lingkungan · Di sisi lain, terdapat variasi yang besar pada kemampuan perangkat pemerintah daerah dalam beradaptasi dengan perubahan-perubahan kekuatan pasar dan global serta sistem nilai sosial yang berkembang cepat. · Kegagalan-kegagalan implementasi berbagai program pembangunan sering disebabkan oleh karena lemahnya koordinasi antar institusi baik di tingkat pusat, daerah maupun antar pusat dan daerah, dan kurang fleksibelnya perencanaan yang sering bersifat top-down. Berbagai masalah ketimpangan ini secara parsial telah disadari sebagai kegagalan pendekatan pembangunan selama ini yang dinilai sering sentralistis dan kurang memperhatikan kondisi dan aspirasi daerah setempat dimana pembangunan dlaksanakan. 7. Sejalan dengan proses demokratisasi yang semakin berkembang, tuntutan desentralisasi juga semakin besar. Berbagai dinamika dan perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut perlunya reformasi dalam konsepsi dan operasionalisasi pembangunan daerah yang kemudian harus diformulasian ke dalam bentuk strategi dan kebijaksanaan yang memuat keseimbangan antara kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa ( unity), dan kepentingan keanekaragaman ( diversity). Untuk itu, pendekatan kewilayahan yang memperhatikan hubungan harmonis antara unsurunsur pembentuk ruang (sumber daya alam, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia) perlu diperhatikan dalam berbagai aspek pembangunan. STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH 8. Berbagai pengalaman pembangunan daerah beberapa negara berkembang menunjukkan baik kegagalan maupun keberhasilan pengembangan wilayah yang dapat menjadi pelajaran kita dalam mengembangkan strategi pengembangan wilayah bagi Indonesia. Kebijaksanaan pembangunan wilayah di Brazil misalnya yang menggunakan konsep “growth poles” telah menunjukkan kegagalan konsep
  • 3. tersebut. Dengan adanya agglomerasi ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia yang pesat, kawasan Utara Brazil berkembang pesat sebagai pusat kegiatan eksplorasi pertambangan dan bisnis perkebunan yang memacu pertumbuhan investasi swasta dan tekhnologi ke wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang pesat ini berdampak pada semakin tertinggalnya pembangunan di wilayah Selatan yang kemudian berdampak pada kesenjangan ekonomi dan sosial antar dua wilayah tersebut yang terus berlangsung hingga sekarang. 9. Kebijaksanaan pembangunan daerah di India yang didominasi oleh besarnya bantuan pusat kepada daerah telah mempengaruhi keberhasilan pembangunan 3 daerah di India. Kebijaksanaan tersebut cenderung mengarahkan investasi pemerintah, nasionalisasi perbankan, dan alokasi subsidi ke daerah-daerah tertinggal telah mendorong pertumbuhan daerah tersebut dan meningkatkan pendapatan penduduk daerah tersebut. 10. Berdasarkan berbagai pengalaman baik di dalam negeri maupun internasional, serta berkembangnya kebijaksanaan pembangunan daerah seperti telah diterbitkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan di Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, beberapa pemikiran yang dapat dikembangkan untuk strategi pengembangan wilayah di masa mendatang antara lain adalah : a. Alokasi sumber daya yang lebih seimbang Berbagai deregulasi di sektor riil dan moneter telah dilakukan Pemerintah dalam rangka efisiensi di segala bidang. Namun dari berbagai studi yang dilakukan ternyata upaya tersebut masih cenderung menguntungkan Jawa dan kawasankawasan cepat berkembang lainnya. Seperti misalnya penambahan infrastruktur besar-besaran dan pengembangan pertanian di wilayah padat penduduk seperti Jawa telah menarik investasi modal swasta, serta terjadinya peningkatan kemampuan tekhnologi dan manajemen hanya di kawasan-kawasan tersebut. UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah telah membuka kewenangan yang semakin besar bagi pemerintah daerah dalam merencanakan dan menggunakan sumber-sumber keuangannya. Untuk itu, perlu pula dilakukan reformasi fiskal yang mendukung alokasi sumber daya yang lebih baik terutama ke kawasan-kawasan yang belum berkembang, termasuk diantaranya reformasi di bidang perpajakan. Deregulasi sektor riil juga perlu memperhatikan perkembangan kemampuan daerah. b. Peningkatan sumber daya manusia di daerah Pembangunan selama ini telah menurunkan angka buta huruf, meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat di daerah. Namun demikian, kualitas manusia di kawasan-kawasan tertinggal umumnya masih di bawah rata-rata kualitas nasional. Untuk itu, pendekatan pembangunan sektoral yang telah meningkatkan standard kualitas manusia Indonesia sampai pada taraf tertentu, pada masa mendatang perlu diikuti oleh pendekatan pembangunan yang lebih memperhatikan kondisi dan aspirasi wilayah, bukan oleh pendekatan yang
  • 4. bersifat uniform. Strategi pembangunan manusia di masa mendatang harus mampu mengidentifikasi jenis pendidikan dan pelatihan yang dapat menempatkan tenaga kerja dan lulusan terdidik dalam pasar peluang kerja yang senantiasa menuntut adanya peningkatan keahlian. c. Pengembangan kelembagaan dan aparat daerah Struktur kelembagaan dan aparat pemerintah daerah selama ini mencerminkan sistem pemerintahan berjenjang. Walaupun propinsi dan kabupaten juga berfungsi sebagai daerah otonom, yang mempunyai kewenangan dalam mengatur daerahny sendiri, namun dalam berbagai implementasi pelaksanaan pembangunan selama ini daerah lebih kepada “menunggu” petunjuk dari Pusat. Proses pengambilan keputusan yang demikian kemudian berkembang 4 menjadikan aparat daerah lebih melayani aparat Pusat daripada melayani masyarakat daerahnya. Dalam era demokratisasi yang semakin berkembang seperti sekarang ini, yang ditunjang oleh berbagai peraturan perundangan mengenai desentralisasi yang lebih lengkap, pemerintah daerah dituntut untuk lebih mampu melaksanakan kewenangan yang semakin besar dalam menata pembangunan daerahnya. Semakin lengkapnya perangkat peraturan dan perundang-undangan mengenai penataan ruang di setiap propinsi dan kabupaten/kota dapat menjadi acuan aparat daerah dalam untuk mengelola berbagai unsur ruang (seperti sumber daya alam, manusia dan buatan) secara optimal, serta mengembangkan konsep pembangunan yang berkelanjutan. d. Pelayanan masyarakat yang efisien Untuk kepentingan stabilitas ekonomi dan politik selama ini pemerintah memegang kendali yang lebih besar terhadap sumber-sumber penerimaan dan berbagai kebijaksanaan pelayanan masyarakat. Hal ini dilakukan mengingat kebutuhan dasar masih sangat kurang, resiko investasi masih sangat besar, dan tingkat pendidikan rata-rata manusia di daerah masih rendah. Dengan semakin meningkatnya kemampuan kelembagaan dan kualitas aparat di daerah, sudah masanya sekarang untuk memperbesar kewenangan daerah dalam menata pembangunan di daerah. Keterlibatan pihak swasta sebagai mitra kerja sekaligus sebagai pelaku pembangunan perlu diperbesar, sejalan dengan kewenangan daerah yang semakin besar dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerahnya. Hal ini ditujukan agar pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih efisien dan efektif. 11. Ada tiga indikator keberhasilan pengembangan wilayah yang dapat dilihat sebagai kesuksesan pembangunan daerah. Indikator pertama adalah produktivitas, yang dapat diukur dari perkembangan kinerja suatu institusi beserta aparatnya. Indikator kedua adalah efisiensi, yang terkait dengan meningkatnya kemampuan tekhnologi/sistem dan kualitas sumber daya manusia dalam pelaksanaan pembangunan. Terakhir adalah partisipasi masyarakat, yang dapat menjamin kesinambungan pelaksanaan suatu program di suatu wilayah.
  • 5. 12. Ketiga indikator keberhasilan tersebut terkait erat dengan faktor-faktor yang menjadi ciri suatu wilayah dan membedakannya dengan wilayah lainnya seperti kondisi politik dan sosial, struktur kelembagaan, komitmen aparat dan masyarakat, dan tingkat kemampuan/pendidikan aparat dan masyarakat. Pada akhirnya, keberhasilan pengembangan suatu wilayah bergantung pula pada kemampuan berkoordinasi, mengakomodasikan dan memfasilitasi semua kepentingan, serta kreativitas yang inovatif untuk terlaksananya pembangunan yang aspiratif dan berkelanjutan.