Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan pada remaja dan faktor-faktor risikonya. Kehamilan remaja memiliki risiko komplikasi kehamilan dan persalinan yang lebih tinggi karena faktor biologis dan sosial ekonomi. Faktor biologis meliputi tubuh ibu yang belum matang dan kecil. Faktor sosial ekonomi meliputi dukungan sosial dan ekonomi yang kurang. Komplikasi umum kehamilan remaja adalah
1. KEHAMILAN REMAJA
Dr. Retno Budiati Farid, SpOGK
Dibawakan pada acara Simposium Kesehatan Reproduksi
Bagian Obgin Subdivisi Fetomaternal
PMCC-Makassar, 10 Desember 2005
Sekitar 1 milyar manusia – hampir 1 diantara 6 manusia di bumi ini – adalah remaja; 85%
diantaranya hidup di negara berkembang. Banyak sekali remaja yang sudah aktif secara
seksual (meski tidak selalu atas pilihan sendiri), dan di berbagai daerah atau wilayah, kira-kira
separuh dari mereka sudah menikah. Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan
risiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja
berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi
Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat disembuhkan. Secara global, 40% dari semua
kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun. Perkiraan terakhir
adalah, setiap hari 7000 remaja terinfeksi HIV. Risiko kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang saling berhubungan, misalnya tuntunan untuk kawin muda dan hubungan seksual,
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan gender, kekerasan seksual dan
pengaruh media massa maupun gaya hidup yang populer.
Kehamilan merupakan saat yang menyenangkan dan dinanti-nantikan tetapi juga menjadi saat
kegelisahan dan keprihatinan.
Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi, dengan tidak memandang usia. Tetapi
pada remaja, morbiditas dan mortalitas dapat menjadi lebih besar terutama di wilayah di
pelayanan medis masih sangat kurang.
Sebagian besar faktor risiko yang dialami pada kehamilan remaja adalah faktor sosial ekonomi
terutama karena sebagian besar merupakan suatu kehamilan yang tidak direncanakan.
Definisi
Kehamilan remaja atau kehamilan pada usia belasan tahun umumnya mengacu pada
kehamilan pada wanita usia 19 tahun. Walaupun semua wanita di bawah 20 tahun adalah usia
belasan tahun, ada perbedaan biologi yang signifikan antara wanita usia 16 tahun ke bawah
2. dengan 17 tahun ke atas, karena kedua kelompok wanita ini berada pada tahap berbeda
dalam pertumbuhan dan pematangan.
Faktor-faktor risiko
Beberapa faktor risiko terdapat pada kehamilan remaja; dapat diklasifikasikan dalam 2
kelompok: faktor sosial ekonomi dan faktor biologi.
Secara umum, sebagian besar remaja secara psikologis belum dewasa dan belum punya
penghasilan. Sebagian masih sekolah dan tinggal bersama orang tua. Menikah dan
membangun sebuah keluarga belum terpikirkan. Sebagian besar kehamilan pada usia remaja
di luar perkawinan, atau hubungan yang belum stabil. Kebanyakan merupaka kehamilan
karena ‘kecelakaan’ atau tak dikehendaki. Mereka berisiko kehilangan-kehilangan dukungan
sosial dan ekonomi dan kadang kehilangan tempat tinggal, terutama jika mereka melarikan diri
dari rumah. ‘Antenatal care’ biasanya terlambat atau tidak sama sekali. Semua kondisi ini
merupakan faktor risiko terhadap hasil luaran yang kurang baik.
Secara biologis, sebagian remaja masih dalam tahap pertumbuhan fisik, dan bisa terjadi
kompetisi dengan janin mereka dalam masalah gizi. Secara teori, fisik ibu yang masih kecil
dan belum dewasa dapat berefek saat persalinan berkenaan dengan ukuran panggul yang
masih kecil. Gaya hidup sebagian remaja yaitu merokok, mengkonsumsi alkohol, kekerasan,
dan cenderung terjangkit penyakit menular seksual. Bagaimanapun, faktor-faktor ini dapat
dipengaruhi latar belakang budaya dan etnis, juga berhubungan dengan defisiensi nutrisi,
terutama asupan besi. Pemberian obat-obatan yang tak aman untuk kehamilan juga dapat
terjadi karena ketidak acuhan baik terhadap kehamilan ataupun pengaruhnya terhadap
pertumbuhan janin. Faktor-faktor risiko ini dapat terjadi bersamaan. Dalam suatu studi,
walaupun ‘Klinik Kehamilan Remaja’ tersedia, ada keterlambatan antara saat diagnosis
kehamilan dengan ‘obstetric care’, 50% dari mereka menderita PMS. Secara keseluruhan,
kehamilan pada usia remaja memiliki kondisi yang secara signifikan berkonsekuensi terhadap
kehamilannya.
3. Komplikasi antenatal
Dalam sebuah penelitian, didapatkan primipara , 19 tahun dibandingkan primipara usia 20-24
tahun, tidak meningkatkan hasil luaran yang kurang baik. 12 tahun kemudian, kehamilan
remaja secara signifikan meningkatkan insiden anemia, infeksi saluran kemih dan hipertensi
dalam kehamilan. Tak ada perbedaan timbulnya pre-eklampsia, eklampsia atau perdarahan
antepartum, sedangkan kejadian perpanjangan masa kehamilan secara signifikan berkurang.
Sebuah penelitian di Hongkong telah menunjukkan ibu-ibu usia ≤ 19 tahun dibandingkan
dengan yang lebih tua usianya, tidak meningkatkan komplikasi kehamilan kecuali persalinan
preterm. Didapatkan juga insiden yang sama pada perdarahan antepartum dan pre-eklampsia,
tetapi ketuban pecah dini dan DM pada kehamilan lebih rendah pada ibu-ibu remaja.
Persalinan preterm
Satu komplikasi mayor yang hampir secara konsisten ditemukan adalah timbulnya kelahiran
preterm. Penelitian dari Swedia melaporkan bahwa rata-rata kelahiran preterm dengan usia
kehamilan , 32 minggu berhubungan terbalik dengan umur ibu: 5,9% pada usia 13-15 tahun,
2,5% pada usia 16-17 tahun, 1,7% pada usia 18-19 tahun dan 1,1% pada usia 20-24 tahun.
Faktor risiko lain misalnya merokok, penyalahgunaan obat-obatan, defisiensi gizi, PHS,
vaginitis, anemia, pre-eklampsia dan tekanan psikososial. Faktor risiko dasar yang tak kalah
penting adalah derajat pertumbuhan atau kematangan remaja tersebut. Sebuah penelitian di
Hongkong menemukan bahwa kejadian kelahiran preterm berhubungan terbalik dengan tinggi
badan ibu. Fisik yang belum matang dan tubuh yang pendek dapat menjelaskan kejadian
kelahiran preterm.
Persalinan dengan alat dan operasi seksi sesarea
Pada sebuah tinjauan 12 tahun di UK, ibu usia ≤ 19 tahun dibandingkan dengan usia 20-24
tahun, kelompok pertama hanya setengahnya yang seksio sesarea (6,3% vs 11,3%)
dibandingkan kelompok kedua, tetapi persalinan dengan alat dua kali lipat (11,7% vs 5,0%).
Sebuah penelitian di AS, tak ada perbedaan signifikan pada persalinan, sementara walaupun
lebih pendek pada nullipara , 15 tahun penggunaan oksitosin lebih sedikit, dan tak ada
4. perbedaan angka ekstraksi forsep, dibandingkan dengan usia 20-29 tahun. Di Hongkong, usia
19 tahun, persalinan dengan alat dan seksio sesarea memiliki angka lebih rendah dibanding
yang lebih tua pada rumah sakit yang sama. Penemuan yang sama diperoleh pada remaja
nullipara, kejadian persalinan dengan alat dan seksio sesarea menurun dibandingkan dengan
nullipara usia 20-24 tahun.
Komplikasi dan kematian perinatal
Sukanich dkk melaporkan tak ada peningkatan morbiditas dan mortalitas perinatal dilaporkan
pada kehamilan remaj, adalah dihubungkan dengan tinggi badan. Sebagian besar ririko
mortalitas neonatal disebabkan tingginya kejadian kelahiran preterm pada kehamilan remaja.
Hal ini meliputi kelahiran preterm, pertumbuhan janin terhambat, berat lahir kurang, kematian
perinatal, persalinan dengan tindakan, dan seksio sesarea. Meskipun demikian, sebagian dari
komplikasi ini, seperti eklampsia, dapat dipengaruhi oleh etnis, juga dipengaruhi oleh gaya
hidup remaja tersebut.
Kesimpulan
Beberapa alasan penting untuk mengurangi kehamilan remaja:
•
Remaja pada umumnya kurang memperhatian anak-anaknya
•
Kehamilan pada remaja lebih berbahaya dan traumatis
•
Banyak kehamilan remaja yang berakhir dengan abortus
•
Secara langsung kehamilan remaja meningkatkan angka pertumbuhan penduduk
•
Yang terpenting adalah sebagian besar kehamilan remaja tidak dikehendaki