SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 25
Tugas individu 
MAKALAH TENTANG 
HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU 
Oleh : 
SITTI NURHAWANI 
SEKOLAH T I NGGI I LMU KESEHAT AN AMANAH 
MAKASSAR KELAS RAHA 
2013 
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas limpahan 
rahmat dan karunianya maka makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang 
telah direncanakan. Makalah yang berjudul “Hubungan Filsafat Dengan Ilmu”. 
Dalam penulisan makalah ini penulis, mengucapkan terima kasih karena 
tidak terlepas dari kerja sama yang baik dari berbagai pihak yang telah membantu 
selesainya makalah ini. 
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan 
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dapat penulis 
terima dengan senang hati guna penyempurnaan penulis selanjutnya. Tersirat 
sedikit harapan penulis, kiranya makalah sederhana ini bisa bermanfaat sambil 
menambah khasanah pengetahuan para pembaca. Amin. 
Raha, Desember 2013 
Penulis 
BAB I 
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Hubungan Filsafat 
Dengan Ilmu. Penulis mengangkat tema tersebut karena penulis menyadari bahwa 
masih banyak dari kita yang tidak menyadari secara sepenuhnya jika dalam dunia 
pendidikan pun kita sebenarnya telah berfilsafat. Berfilsafat itu tidak hanya 
menguasai agama hingga ke akar-akarnya. Bahkan oleh anak-anak yang belum 
mengenyam pendidikan pun sesungguhnya telah berfilsafat dengan bagaimana 
mereka mempertanyakan sesuatu dan menelaah untuk dapat memahaminya. 
Penulis mencoba untuk membahas dan memaparkan tentang pengertian dan 
hubungan di antara filsafat dan ilmu. 
1.2 Rumusan Masalah 
1. Bagaimana pengertian filsafat dan ilmu secara menyeluruh…? 
2. Apakah terdapat hubungan dan perbedaan antara filsafat dengan 
ilmu…? 
3. Bagaimana filsafat dapat mempengaruhi perkembangan ilmu…? 
1.3 Tujuan Masalah 
Penulis menyusun makalah yang bertemakan Hubungan Filsafat Dengan 
Ilmu ini adalah agar penulis dapat lebih mengetahui bagaimana sebenarnya 
pengertian dari keduanya secara menyeluruh, juga agar penulis dapat mengetahui 
bagaimana hubungan dan perbedaan di antara keduanya, dan bagaimana filsafat 
tersebut dapat mempengaruhi perkembangan ilmu, serta agar dapat membagi ilmu 
pengetahuan dengan rekan-rekan yang lainnya.
1.4 Manfaat 
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada 
Semua pihak, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan 
filsafat dengan ilmu serta diharapkan sebagai acuan dalam pembelajaran mata 
kuliah filsafat. 
BAB II 
KAJIAN TEORI
 Defenisi filsafat secara umum 
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang 
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang di cita-citakan. Filsafat juga 
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan 
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan 
menyeluruh dalam segala hubungan. 
Ada pula yang mengatakan filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena 
kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan di jabarkan dalam konsep 
mendasar. 
Filsafat tidak di dalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan 
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari 
solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi 
tertentu. 
 Defenisi ilmu secara umum 
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan 
Meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam 
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu 
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian 
ilmu- ilmu diperoleh dari keterbatasannya. 
Defenisi ilmu bergantung pada cara kerja indra masing-masing individu 
dalam menyerap pengetahuan dan juga cara berpikir setiap individu dalam
memproses pengetahuan yang diperolehnya. Selain itu, defenisi ilmu bisa 
berlandaskan aktifitas yang dilakukan ilmu itu sendiri. 
Pendapat para tokoh 
 Pengertian filsafat menurut para tokoh 
a. Pudjo Sumedi AS., Drs. M.Ed. dan Mustakim, S.Pd.MM. 
Istilah dari filsafat berasal dari bahasa yunani: “Philosophia”. Seiring 
perkembangan zaman akhirnya di kenal juga dalam berbagai bahasa, 
seperti: “philosophic” dalam kebudayaan bangsa jerman, belanda, dan 
perancis: “Philosophy” Dalam bahasa inggris: “Philosophia” dalam 
bahasa latin: dan “falsafah” dalam bahasa arab. 
b. Plato (428-348 SM) 
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan 
kebenaran yang asli. Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala 
yang ada. 
c. Aristoteles (384-322 SM) 
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang 
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, 
ekonomi, politik, dan estetika. Dan kewajiban filsafat adalah menyelidiki 
sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu 
umum sekali. Tugas penyelidikan telah di bagi sekarang oleh filsafat 
dengan ilmu. 
d. Rene Descartes
Pelopor filsafat modern dan pelopor pembaruan dalam abad ke-17 yang 
terkenal dengan ucapannya: “cogito ergo sum” (karena berpikir, maka 
saya ada) sebagai landasan filsafatnya. Berfilsafat berarti berpangkal pada 
suatu kebenaran yang fundamental atau pengalaman yang asasi. 
e. Al Farabi 
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana 
hakikat yang sebenarnya. 
f. Cicero (106-43 SM) 
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni” (the mother of all the arts) ia 
juga mendefenisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan) 
g. Johann Gotlick Fickte (1762-1814) 
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu 
umum, yang jadi dasar segala ilmu). Ilmu membicarakan sesuatu bidang 
atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh 
jenis ilmu untuk mencari kebenaran dari seluruh kenyataan. 
h. Paul Nartorp (1854-1924) 
Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan 
kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang 
sama) 
i. Imanuel Kant (1724-1804) 
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari 
segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat persoalan yaitu:
 Apakah yang dapat kita kerjakan ? (jawabannya metafisika) 
 Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (Jawabannya etika) 
 Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya agama) 
 Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya antropologi) 
j. Notonegoro 
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang 
mutlak, yang tetap tidak berubah, yang disebut hakekat. 
k. Prof. Dr. N. Driyarkara S.j. 
Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, dengan mengenyampikan 
pendapat-pendapat dan pendirian-pendirian yang diterima saja dengan 
mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain 
pandangan dan sikap praktis. Pandangan diarahkan kepada sebab-sebab 
yang terakhir atau sebab pertama (filsafat causes), dan tidak diarahkan 
kepada sebab yang terdekat (secondary causes), sepanjang kemungkinan 
yang ada pada budi nurani manusia sesuai kemampaunnya. 
l. Harold H. Titus (1979) 
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan 
dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu 
proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang 
dijunjung tinggi. 
m. Prof. Mr, Muhammad Yamin
Filsafat adalah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui 
kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialaminya 
kesungguhan. 
n. Prof. Dr. Ismaun, M.pd. 
Filsafat adalah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan 
qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis, 
fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan 
menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau 
ksbenaran yang sejati). 
o. Bertrand Russel 
Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teknologi dan 
sains. Sebagaimana teknologi, filsafat berisikan pemikiran-pemikiran 
mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitive tentangnya, 
sampai begitu jauh, tidak bias di pastikan: namun seperti sains, filsafat 
lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun 
otoritas wahyu. 
 Pengertian ilmu menurut para tokoh 
a. Prof. Dr. Mohammad Hatta 
Tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum 
kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun 
menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya 
dari dalam.
b. Prof. Dr. A. Baiquni (guru besar universitas Gadjah Mada) 
Science merupakan general consensus dari masyarakat yang terdiri dari 
para scientist. 
c. Prof. Dr. M. J. Langerveld (Guru Besar pada Universitas di Utrecht- 
Belanda) 
Pengetahuan adalah kesatuan objek yang mengetahui dan objek yang di 
ketahui. Suatu kesatuan dalam objek itu dipandang oleh subjek untuk 
diketahuinya. 
d. Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag 
Ilmu adalah yang empiris, rasional, umum, dan sistematik, serta ke-empatnya 
serentak. 
e. Karl Pearson 
Ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten 
tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana. 
f. Ashley Montagu 
Ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari 
pengamatan, studi, dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip 
tentang hal yang sedang di kaji. 
g. Harsojo 
Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu 
pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu 
dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada 
prinsipnya yang dapat di amati oleh panca indera manusia. Lebih lanjut
ilmu didefenisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengizinkan 
kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: 
“jika…,maka”. 
h. Afanasyef 
Ilmu adalah segala yang diketahui manusia tentang alam, masyarakat dan 
pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, 
yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman 
praktis. 
i. Communality, The Liang Gie 1991 
Ilmu adalah sekumpulan proposisi sistematis yang terkandung dalam 
pernyataan-pernyataan yang benar dengan ciri pokok yang bersifat 
general, rasional, objektif, maupun di uji kebenarannya (verifikasi 
objektif), dan mampu menjadi milik umum. 
j. J. Haberer 1972 
Ilmu adalah suatu hasil aktivitas manusia yang merupakan kumpulan teori, 
metode dan praktek dan menjadi pranata dalam masyarakat 
k. J.D. Bernal 1977 
Ilmu adalah xuatu pranata atau metode yang membentuk keyakinan 
mengenai alam semesta dan manusia. 
l. E. Cantote 1977
Ilmu adalah suatu hasil aktivitas manusia yang mempunyai makna dan 
metode. 1977-1992 
BAB III
PEMBAHASAN 
3.1 Pengertian Filsafat dan Ilmu 
 Pengertia Filsafat 
Filsafat dapat dijabarkan dari perkataan “philosopia”. Kata “philos” berarti 
cinta dan kata “sopos” berarti kebijaksanaan atau pengetahuan yang mendalam. 
Perkataan ini berasal dari bahasa yunani yang berarti: “cinta akan kebijaksanaan” 
(love of wisdom). Sesuai tradisi, Pythagoras dan Socrates-lah yang mula-mula 
menyebut diri “philosophus”, yaitu sebagai protes terhadap kaum “sophis”, kaum 
terpelajar pada waktu yang menamakan mereka itu hanyalah semu belaka. 
Sebagai protes terhadap kesombongan mereka itu, maka Socrates lebih suka 
menyebut dirinya “pencinta kebijaksanaan”, artinya orang yang ingin mengetahui 
pengetahuan yang luhur (Sophia) itu. Mengingat keluhuran pengetahuan yang 
dikejarnya maka ia tak mau berkata bahwa ia mempunyai, memiliki, atau 
menguasai. Oleh karena luas dan dalamnya filsafat itu, maka perang tidak akan 
dapat menguasai dengan sempurna dan orang tidak akan pernah mengatakan 
selesai belajar. Sudut praktis yang sesungguhnya mengenai arti dan nilai hidup, 
serta arti dan nilai manusia itu. Dengan demikian, dapat diberikan defenisi filsafat 
sebagai berikut: 
Filsafat adalah pengetahuan yang mempelajari sebab-sebab yang pertama atau 
prinsip-prinsip yang tertinggi dari segala sesuatu yang dicapai oleh akal budi 
manusia. Dari defenisi tersebut, jelas yang menjadi objek materialnya 
(lapangannya) ialah segala sesuatu yang dipermasalahkan filsafat. Sedangkan 
objek formalnya (sudut pandangannya) ialah mencapai sebab-sebab yang terdalam
dari segala sesuatu, sampai kepada penyebab yang tidak disebabkan, ada yang 
disebabkan, ada yang mutlak ada, yaitu penyebab pertama (causa prima) ialah 
allah itu sendiri. Mengenai “ada” yang tidak mutlak adalah segala ciptaan tuhan, 
sewaktu-waktu bisa punah di muka bumi ini, apabila sudah ada saatnya sesuai 
dengan hukum alam atau nukum allah (sunnatullah). 
Cabang-cabang Filsafat 
Epistemologi yaitu menyoroti dari sudut sebab pertama, gejala pengetahuan 
dan kesadaran manusia. Kritik ilmu adalah cabang filsafat yang menyebutkan diri 
dengan teori pembagian ilmu, metode yang digunakan dalam ilmu, tentang dasar 
kepastian dan jenis keterangan yang diberikan yang tidak termaksud bidang ilmu 
pengetahuan melainkan meruupakan tugas filsafat. 
Ontologi, sering disebut metafisika umum atau filsafat pertama adalah 
filsafat tentang seluruh kenyataan atau segala sesuatu sejauh itu “ada”. Teologi 
metafisik, membicarakan filsafat ke-tuhan-an atau logos (ilmu) tentang theos 
(Tuhan) menurut ajaran dan kepercayaan. Kosmologi, membicarakan tentang 
kosmos atau alam semesta hal ihwal dan evolusinya. Filsuf yang berperan antara 
lain Pitagoras, Plato, dan Ptolemeus. 
Antropologi, berkaitan dengan filsafat manusia mempelajari manusia 
sebagai manusia, menguraikan apa atau siapa manusia menurut adanya yang 
terdalam, sejauh bias diketahui mulai dengan akal budinya yang murni. Etika, atau 
filsafat moral adalah bidang filsafat yang mempelajari tindakan manusia. Etika 
dibedakan dari semua cabang filsafat lain karena tidak mempersoalkan keadaan
manusia, melainkan bagaimana manusia seharusnya bertindak dalam kaitannya 
dalam tujuan hidupnya. 
Estetika, sering disebut juga filsafat keindahan (seni), adalah cabang 
filsafat yang berbicara tentang pengalaman, bentuknya hakikat keindahan yang 
bersifat jasmani dan rohani. Sejarah filsafat, sejarah filsafat adalah cabang filsafat 
yang mengajarkan jawaban para pemikir besar, tema yang dianggap paling 
penting dalam periode tertentu, dan aliran besar yang menguasai pemikiran 
selama satu zaman atau suatu bagian dunia tertentu. 
Adanya bidang kajian khusus atau cabang-cabang khusus filsafat yang 
terdiri dari cabang-cabang atau bagian-bagian pokok filsafat, misalnya filsafat 
tentang: Bahasa, Sejarah, Kebudayaan, Hukum, Ekonomi, Administrasi, Politik, 
Ilmu-ilmu pengetahuan: ilmu matematika, ilmu alam, ilmu teknik, agama dan 
lain-lain. 
Dengan demikian dapatlah kita simpulkan sebagai berikut: Objek filsafat 
ialah segala sesuatu yang ada, sudut pandangannya ialah sebab-sebab yang 
terdalam. Sifat filsafat ialah sifat-sifat ilmu pengetahuan. Metode filsafat ialah 
metode perenungan (contemplation) yang spekulatif. Jalan filsafat dalam usaha 
mencari atau menemukan jawaban atas segala pertanyaan hidup dan kehidupan 
manusia adalah dengan berdasarkan kekuatan pikiran manusia atau budi nurani 
(rasio) dan tidak berdasarkan dan tidak berdasarkan kepada wahyu allah atau 
pertolongan istimewa dari agama Tuhan.
 Pengertian ilmu 
Ilmu berasal dari bahasa arab ’alima/ya’ lamu bararti tahu atau mengetahui. 
Pengertian ilmu berdasarkan kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan suatu 
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat 
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo,1998). Mulyadi 
Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains 
menurutnya tidak berbeda terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains 
lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu 
melampauinya pada bidang-bidang nonfisik, seperti metafisika. 
Dalam ensiklopedia Indonesia, kita temukan pengertian sebagai berikut: 
“Ilmu adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing sesuai 
pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, 
hingga menjadi kesatuan. Suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing 
didapatkan sebagai hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara 
teliti dengan memakai metode-metodetertentu”. 
Menurut Prof. Dr. Mohammad Hatta: “Tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan 
yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang 
sama tabiatnya maupun menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut 
bangunnya dari dalam”. 
Sejalan dengan perkembangan zaman, meningkatnya kebutuhan hidup 
manusia dan semakin berkembangnya kehidupan modern maka semakin terasalah 
kebutuhan untuk menjawab segala tantangan yang dihadapi manusia. Dalam 
keadaan yang demikian, lahirlah apa yang disebut ilmu-ilmu pengetahuan khusus.
Momentum pemisahan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan khusus itu 
bermula disekitar abad pertengahan, pada saat lahirnya zaman Renaissance 
(misalnya ilmu fisika dan ilmu matematika). Bentuk ilmu yang lain (ilmu 
pengetahuan) bertujuan membantu manusia dalam mempermudah pelaksanaan 
kehidupannya atau untuk mensejahterahkan manusia. Disegi lain, dapat pula 
bertujuan menyusahkan atau menghancurkan manusia, apabla ilmu dan teknologi 
itu dipergunakan untuk tujuan perang dengan menciptakan senjata mutakhir. 
3.2 Hubungan dan Perbedaan Filsafat Dengan Ilmu 
3.2.1. Hubungan filsafat dengan ilmud 
Pada awalnya yang pertama muikatancul adalah filsafat dan ilmu-ilmu 
khusus merupakan bagian dari filsafat. Sehingga di katakana bahwa filsafat 
merupakan induk atau ibu dari semua ilmu (mother scientiarum). Karena objek 
material filsafat bersifat umum yaitu seluruh kenyataan, pada hal ilmu-ilmu 
membutuhkan objek khusus. Hal ini menyebabkan terpisahnya ilmu dan filsafat. 
Meskipun pada perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri dari 
filsafat, ini tidak berarti hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi 
terputus. Dengan ciri kekhususan yang dimiliki setiap ilmu, hal ini menimbulkan 
batas-batas yang tegas diantara masing-masing ilmu. Dengan kata lain tidak ada 
bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Disinilah 
filsafat berusaha untuk menyatu padukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat 
adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yang di 
dasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas.
Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah 
filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila 
pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu ini dapat 
menyediakan bagi filsafat untuk sejumlah bahan yang berupa fakta-fakta yang 
sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafati yang tepat sehingga sejalan 
dengan pengetahuan ilmiah. (Siswomihardjo, 2003). 
Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai 
induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang 
juga mengalami spesialisasi. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup 
keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat 
hukum dan filsafat ilmu. Filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat 
yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu. Dalam 
konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat yang sangat relevan untuk 
dikaji dan didalami (Bakhtiar, 2005). 
Hubungan filsafat dengan ilmu dapat diartikan sebagai berikut: Filsafat 
mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu objeknya 
terbatas, khusus lapangannya saja. Filsafat hendak memberikan pengetahuan, 
insight/pemahaman lebih dalam dengan menunjukan sebab-sebab yang terakhir. 
Sedangkan ilmu juga menunjukan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam. 
Dengan satu kalimat dapat dikatakan: Ilmu mengatakan “bagaimana” barang-barang 
itu (to know… technical know how, managerial know how…, secondary 
causes, and proximate explanation). Filsafat mengatakan “apa” baran-barang itu
(to know ‘what’ and ‘why’…, first causes, highest principles, and ultimate 
explanation). 
Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, 
mempersatukan dan mengkoordinasikannya. Lapangan filsafat mungkin sama 
dengan lapangan ilmu, tetapi sudut pandangnya berlainan. Jadi, merupakan dua 
pengetahuan yang tersendiri. Keduanya (filsafat dan ilmu) penting, serta saling 
melengkapi, juga saling menghormati dan mengakui batas-batas dan sifatnya 
masing-masing. Inilah yang sering dilupakan sehingga ada ilmuwan yang ingin 
menjadi tuan tanah atas kavling pengetahuan lain. Misalnya, apabila ada seorang 
dokter berkata, “setiap saya mengoperasi seorang pasien belum pernah saya 
melihat jiwanya. Jadi manusia itu tidak memiliki jiwa”. Maka dokter itu 
menginjak kelapangan lain dari lapangan ilmu ke lapangan filsafat, sehingga 
kesimpulannya tidak benar. 
Untuk melihat hubungan antara filsafat dan ilmu, ada baiknya kita lihat 
pada perbandingan antara ilmu dengan filsafat dalam bagan di bawah ini, 
(disarikan dari Drs. Agraha Suhandi, 1992). 
Filsafat ilmu 
 Segi-segi yang dipelajari dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang 
pasti. 
 Objek penelitian yang terbatas. 
 Tidak menilai objek dari suatu sistem nilai tertentu. 
 Bertugas memberikan jawaban. 
 Mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban.
 Mencari prinsip-prinsip umum, tidak membatasi segi pandangannya 
bahkan cenderung memandang segala sesuatu secara umum dan 
keseluruhan-keseluruhan yang ada. 
 Menilai objek renungan dengan suatu makna, misalkan religi, kesusilaan, 
keadilan dll. 
 Bertugas mengintegrasikan ilmu- ilmu. 
Kita telah mengadakan perenungan tentang pengertian yang sedalam-dalamnya 
dari sumber atau wadah kebenaran (obyektivitas) yaitu ilmu dan 
filsafat. Berikutnya bagaimana hubungannya keduanya dengan agama, sebagai 
berikut: 
1. Ketiganya baik ilmu, filsafat, maupun agama merupakan sumber atau 
wadah kebenaran (obyektivitas) atau bentuk pengetahuan. 
2. Dalam pencarian kebenaran (obyektivitas) ketiga bentuk pengetahuan 
itu masing-masing mempunyai metode, sistem dan mengolah 
obyeknya sampai akhir. 
3. Ilmu bertujuan mencari kebenaran mikrokosmos (manusia), makro-kosmos 
(alam) dan eksistensi Tuhan/Allah. 
Agama bertujuan untuk kebahagiaan umat manusia dunia akhirat dengan 
menunjukan kebenaran asasi dan mutlak itu, baik mengenai mikro-kosmos 
(manusia), makro-kosmos (alam), maupun Tuhan/Allah itu sendiri. 
3.2.2. Perbedaan Filsafat dengan Ilmu 
Selain memiliki hubungan, filsafat dan ilmu juga memilki perbedaan. 
Perbedaan tersebut dapat di lihat dari berbagai objek, yakni:
Objek material (lapangan) 
Filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada 
(realita) sedangkan objek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus 
dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing 
secara kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak 
dalam disiplin tertentu. 
Objek formal (sudut pandang) 
Filsafat itu bersifat nonfragmentaris, karena mencari pengertian dari segala 
sesuatu yang ada secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat 
fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, objek formal itu bersifat 
teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri 
dengan realita. 
Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya 
spekulasi, kritis dan pengawasan, sedangkan ilmu harus diadakan riset lewat 
pendekatan trial dan eror. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan 
pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainya. Filsafat memuat 
pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas 
sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, 
yang di mulai dari tidak tahu menjadi tahu. 
Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan 
mendalam sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukan sebab-sebab 
yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder (secondary 
cause). Filsafat = berpikir kritis atau selalu mempertanyakan segala hal tanpa ada
eksperimen. Sedangkan ilmu selalu dengan eksperimen untuk menemukan 
jawaban dari pertanyaannya. 
3.3 Pengaruh Filsafat Terhadap Ilmu 
Bagaimana filsafat dapat mempengaruhi perkembangan ilmu…? 
Ada beberapa alasan yang mengacu pada pertanyaan ini, yakni untuk 
mendapatkan ilmu, seseorang hendaknya berada atau ikut andil dalam proses 
mengenyam ilmu dalam dunia pendidikan. Dalam proses belajar mengajar dalam 
dunia pendidikan ini sangat kontras dengan “proses berfikir”. 
Ketika seorang siswa bertanya kepada gurunya tentang bagaimana proses 
terjadinya tetesan-tetesan air yang jatuh dari langit yang telah di kenal oleh semua 
orang dengan sebutan hujan. Kenapa ikan hanya bisa berenang didalam air denga 
sirip-sirip kecil mereka…? Sementara burung dengan kedua sayapnya mampu 
terbang tinggi di angkasa…?. Kedua pertanyaan ini sangat kontras dengan cara 
dan proses berpikir mereka. Lalu seorang guru tersebut akan mulai berpikir untuk 
menemukan jawaban dari petrtanyaan-pertanyaan siswanya. 
Dari sini, guru tersebut akan mencoba teori yang berhubungan dengan 
pertanyaan-pertanyaan itu dan menghubungkannya dengan kekuasaan yang maha 
Esa, lalu mengajak para siswanya untuk berpikir mengenai hal itu secara logika. 
Nah, secara tidak langsung mereka telah berfilsafat. Sesuai dengan pengertian 
dasar filsafat yakni “berpikir untuk mencari kebenaran”. Jadi, walaupun mereka 
tidak menyadari bahwa mereka telah terjun dalam berpikir secara filsafat, tetapi 
sesungguhnya mereka telah berfilsafat.
Begitu pula dengan sistem pengajaran dalam dunia pendidikan yang 
sekarang berbeda dengan sistem pengajaran dimasa yang lalu. Inilah bukti bahwa 
ilmu telah mengalami perkembangan yang signifikan. Jika dimasa yang lalu guru 
di tuntut untuk lebuh aktif dalam mengajari para siswanya, sehingga pertanyaan 
yang diajukan oleh para siswa terfokus pada jawaban guru tersebut. Dapat 
dikatakan bahwa setiap pertanyaan tersebut mutlak akan di jawab oleh guru. 
Tetapi sistem pengajaran dizaman sekarang telah sangat berbeda dan 
mengalami perkembangan. Pihak-pihak yang berperan penting dalam dunia 
pendidikan telah berpikir kefilsafatan sehingga muncul la ide-ide baru yang lebih 
efektif dalam proses belajar mengajar di dunia pendidikan sekarang. Jika di masa 
yang lalu guru mutlak menjawab segala pertanyaan siswa, di zaman sekarang 
siswa di tuntut untuk lebih aktif. Jika ada siswa yang mengajukan pertanyaan, 
maka guru akan mengembalikan pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain lagi 
untuk menjawabnya. Jika tidak ada satupun dari seluruh siswa yang dapat 
menjawab, maka barulah guru tersebut mengambil alih pertanyaan tersebut 
kemudian menjawabnya, tetapi tetap dituntut untuk memancing pendapat para 
siswanya untuk lebih mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Di sinilah 
proses berpikir secara filsafat dapat kita temukan lagi. Jadi dari pemaparan diatas 
dapat disimpulkan bahwa filsafat telah memberikan pengaruh yang cukup besar 
terhadap perkembangan ilmu dalam dunia pendidikan.
BAB IV 
PENUTUP 
4.1 Kesimpulan 
Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai sifat-sifat ilmu 
pengetahuan. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak termaksud ruang lingkup 
ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu, tetapi 
objeknya tidak terbatas. Filsafat dapat mempengaruhi ilmu, karena dalam 
memperoleh ilmu tersebut seseorang dengan sendirinya, tanpa di rencanakan 
sebelumnya akan mulai untuk berfilsafat. Walaupun mungkin tidak semua orang 
menyadari bahwa saat berpikir dan menanyakan sesuatu, ataupun saat berpikir dan 
menjawab sesuatu mereka sebenarnya sedang berfilsafat. Mengenai pendapat para 
tokoh yang diantaranya adalah plato, Rene descartes dan yang lainnya menyadari 
bahwa berpikir itu adalah sesuatu yang sangat berharga, serta meyakini bahwa 
berfilsafat berarti berpangkal kepada suatu kebenaran yang hakiki. Juga seperti 
yang dikatakan oleh Maurice Marieau Ponty “Jasa dari filsafat terletak dalam 
sumber penyelidikannya, yakni eksistensi dan dengan sumber itu kita bisa berpikir 
tentang manusia”. Lalu, mengenai hubungan filsafat dengan ilmu, yakni penting 
adanya, serta saling melengkapi, juga saling menghormati dan mengakui batas-batas 
dan sifatnya masing-masing. Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu 
yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasinya.
DAFTAR PUSTAKA 
Salam, Burhanuddi. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: PT. Rineka 
Cipta. 2000. 
Adib, Mohammad. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010. 
Diperoleh dari http://www.google.com

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (17)

Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafat
 
Filsafat ipa
Filsafat ipaFilsafat ipa
Filsafat ipa
 
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
 
Sap filsafat umum imam mex 2012
Sap filsafat umum imam mex 2012Sap filsafat umum imam mex 2012
Sap filsafat umum imam mex 2012
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafat
 
Sejarah fisika 1
Sejarah fisika 1Sejarah fisika 1
Sejarah fisika 1
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafat
 
5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh
 
Filsafat ipa pertemuan_ib_ok
Filsafat ipa pertemuan_ib_okFilsafat ipa pertemuan_ib_ok
Filsafat ipa pertemuan_ib_ok
 
Filsafat dan etika komunikasi
Filsafat dan etika komunikasi Filsafat dan etika komunikasi
Filsafat dan etika komunikasi
 
Filsafat Etika Komunikasi 2
Filsafat Etika Komunikasi 2Filsafat Etika Komunikasi 2
Filsafat Etika Komunikasi 2
 
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmuModul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
 

Andere mochten auch

Curtis Raatz Cover Letter general 2015
Curtis Raatz Cover Letter general 2015Curtis Raatz Cover Letter general 2015
Curtis Raatz Cover Letter general 2015
Curtis Raatz
 
Brett Berwick CV- 130416
Brett Berwick CV- 130416Brett Berwick CV- 130416
Brett Berwick CV- 130416
Brett Berwick
 
It’s time to grammar and vocabulary
It’s time to grammar and vocabularyIt’s time to grammar and vocabulary
It’s time to grammar and vocabulary
Devi Susanty
 
SUSAN GARRIGAN REFERENCES
SUSAN GARRIGAN REFERENCESSUSAN GARRIGAN REFERENCES
SUSAN GARRIGAN REFERENCES
Susan Garrigan
 
Social skills for those with autism
Social skills for those with autism Social skills for those with autism
Social skills for those with autism
abagirl
 
Checklist for Autism in Toddlers (Chat)
Checklist for Autism in Toddlers (Chat)Checklist for Autism in Toddlers (Chat)
Checklist for Autism in Toddlers (Chat)
Breona Smith
 
SERVICE MASTER AWARDS AND ACHIEVEMENTS
SERVICE MASTER AWARDS AND ACHIEVEMENTSSERVICE MASTER AWARDS AND ACHIEVEMENTS
SERVICE MASTER AWARDS AND ACHIEVEMENTS
Susan Garrigan
 

Andere mochten auch (18)

Curtis Raatz Cover Letter general 2015
Curtis Raatz Cover Letter general 2015Curtis Raatz Cover Letter general 2015
Curtis Raatz Cover Letter general 2015
 
Brett Berwick CV- 130416
Brett Berwick CV- 130416Brett Berwick CV- 130416
Brett Berwick CV- 130416
 
It’s time to grammar and vocabulary
It’s time to grammar and vocabularyIt’s time to grammar and vocabulary
It’s time to grammar and vocabulary
 
Hard engineering
Hard engineeringHard engineering
Hard engineering
 
Sk
SkSk
Sk
 
SUSAN GARRIGAN REFERENCES
SUSAN GARRIGAN REFERENCESSUSAN GARRIGAN REFERENCES
SUSAN GARRIGAN REFERENCES
 
Tugas dinda kalista
Tugas dinda kalistaTugas dinda kalista
Tugas dinda kalista
 
River regime of the colorado river
River regime of the colorado riverRiver regime of the colorado river
River regime of the colorado river
 
Social skills for those with autism
Social skills for those with autism Social skills for those with autism
Social skills for those with autism
 
Checklist for Autism in Toddlers (Chat)
Checklist for Autism in Toddlers (Chat)Checklist for Autism in Toddlers (Chat)
Checklist for Autism in Toddlers (Chat)
 
Mathew Duck General Cover Letter May 2016
Mathew Duck General Cover Letter May 2016Mathew Duck General Cover Letter May 2016
Mathew Duck General Cover Letter May 2016
 
Assess and diagnois
Assess and diagnoisAssess and diagnois
Assess and diagnois
 
SERVICE MASTER AWARDS AND ACHIEVEMENTS
SERVICE MASTER AWARDS AND ACHIEVEMENTSSERVICE MASTER AWARDS AND ACHIEVEMENTS
SERVICE MASTER AWARDS AND ACHIEVEMENTS
 
Socialization Within Schools
Socialization Within SchoolsSocialization Within Schools
Socialization Within Schools
 
SHARIEF Resume 1
SHARIEF Resume 1SHARIEF Resume 1
SHARIEF Resume 1
 
Class i orthodontics Dentistry
Class  i orthodontics DentistryClass  i orthodontics Dentistry
Class i orthodontics Dentistry
 
Láminas tema 6 ECP
Láminas tema 6 ECPLáminas tema 6 ECP
Láminas tema 6 ECP
 
Subjectivity and sentiment analysis of arabic trends and challenges
Subjectivity and sentiment analysis of arabic trends and challengesSubjectivity and sentiment analysis of arabic trends and challenges
Subjectivity and sentiment analysis of arabic trends and challenges
 

Ähnlich wie Makalah filsafat

Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Warnet Raha
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Septian Muna Barakati
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Ria Widia
 
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdfHUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
Roida1
 

Ähnlich wie Makalah filsafat (20)

Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfTUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, msTugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
 
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanMakalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
 
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docxTUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
 
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docxTUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
TUGAS MANDIRI FKI AHMAD NOR MUZAKI 1.docx
 
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxArtikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
 
Historis filsafat
Historis filsafatHistoris filsafat
Historis filsafat
 
Filsafat umum
Filsafat umumFilsafat umum
Filsafat umum
 
FALSAFAH KESATUAN ILMU RISKA AMI.docx
FALSAFAH KESATUAN ILMU RISKA AMI.docxFALSAFAH KESATUAN ILMU RISKA AMI.docx
FALSAFAH KESATUAN ILMU RISKA AMI.docx
 
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdfHUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
 

Mehr von Septian Muna Barakati

Mehr von Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Kürzlich hochgeladen

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 

Makalah filsafat

  • 1. Tugas individu MAKALAH TENTANG HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU Oleh : SITTI NURHAWANI SEKOLAH T I NGGI I LMU KESEHAT AN AMANAH MAKASSAR KELAS RAHA 2013 KATA PENGANTAR
  • 2. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas limpahan rahmat dan karunianya maka makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah direncanakan. Makalah yang berjudul “Hubungan Filsafat Dengan Ilmu”. Dalam penulisan makalah ini penulis, mengucapkan terima kasih karena tidak terlepas dari kerja sama yang baik dari berbagai pihak yang telah membantu selesainya makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dapat penulis terima dengan senang hati guna penyempurnaan penulis selanjutnya. Tersirat sedikit harapan penulis, kiranya makalah sederhana ini bisa bermanfaat sambil menambah khasanah pengetahuan para pembaca. Amin. Raha, Desember 2013 Penulis BAB I PENDAHULUAN
  • 3. 1.1 Latar Belakang Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Hubungan Filsafat Dengan Ilmu. Penulis mengangkat tema tersebut karena penulis menyadari bahwa masih banyak dari kita yang tidak menyadari secara sepenuhnya jika dalam dunia pendidikan pun kita sebenarnya telah berfilsafat. Berfilsafat itu tidak hanya menguasai agama hingga ke akar-akarnya. Bahkan oleh anak-anak yang belum mengenyam pendidikan pun sesungguhnya telah berfilsafat dengan bagaimana mereka mempertanyakan sesuatu dan menelaah untuk dapat memahaminya. Penulis mencoba untuk membahas dan memaparkan tentang pengertian dan hubungan di antara filsafat dan ilmu. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian filsafat dan ilmu secara menyeluruh…? 2. Apakah terdapat hubungan dan perbedaan antara filsafat dengan ilmu…? 3. Bagaimana filsafat dapat mempengaruhi perkembangan ilmu…? 1.3 Tujuan Masalah Penulis menyusun makalah yang bertemakan Hubungan Filsafat Dengan Ilmu ini adalah agar penulis dapat lebih mengetahui bagaimana sebenarnya pengertian dari keduanya secara menyeluruh, juga agar penulis dapat mengetahui bagaimana hubungan dan perbedaan di antara keduanya, dan bagaimana filsafat tersebut dapat mempengaruhi perkembangan ilmu, serta agar dapat membagi ilmu pengetahuan dengan rekan-rekan yang lainnya.
  • 4. 1.4 Manfaat Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada Semua pihak, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan filsafat dengan ilmu serta diharapkan sebagai acuan dalam pembelajaran mata kuliah filsafat. BAB II KAJIAN TEORI
  • 5.  Defenisi filsafat secara umum Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang di cita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dalam segala hubungan. Ada pula yang mengatakan filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan di jabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak di dalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.  Defenisi ilmu secara umum Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan Meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu- ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Defenisi ilmu bergantung pada cara kerja indra masing-masing individu dalam menyerap pengetahuan dan juga cara berpikir setiap individu dalam
  • 6. memproses pengetahuan yang diperolehnya. Selain itu, defenisi ilmu bisa berlandaskan aktifitas yang dilakukan ilmu itu sendiri. Pendapat para tokoh  Pengertian filsafat menurut para tokoh a. Pudjo Sumedi AS., Drs. M.Ed. dan Mustakim, S.Pd.MM. Istilah dari filsafat berasal dari bahasa yunani: “Philosophia”. Seiring perkembangan zaman akhirnya di kenal juga dalam berbagai bahasa, seperti: “philosophic” dalam kebudayaan bangsa jerman, belanda, dan perancis: “Philosophy” Dalam bahasa inggris: “Philosophia” dalam bahasa latin: dan “falsafah” dalam bahasa arab. b. Plato (428-348 SM) Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada. c. Aristoteles (384-322 SM) Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Dan kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan telah di bagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu. d. Rene Descartes
  • 7. Pelopor filsafat modern dan pelopor pembaruan dalam abad ke-17 yang terkenal dengan ucapannya: “cogito ergo sum” (karena berpikir, maka saya ada) sebagai landasan filsafatnya. Berfilsafat berarti berpangkal pada suatu kebenaran yang fundamental atau pengalaman yang asasi. e. Al Farabi Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. f. Cicero (106-43 SM) Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni” (the mother of all the arts) ia juga mendefenisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan) g. Johann Gotlick Fickte (1762-1814) Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu). Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu untuk mencari kebenaran dari seluruh kenyataan. h. Paul Nartorp (1854-1924) Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama) i. Imanuel Kant (1724-1804) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat persoalan yaitu:
  • 8.  Apakah yang dapat kita kerjakan ? (jawabannya metafisika)  Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (Jawabannya etika)  Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya agama)  Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya antropologi) j. Notonegoro Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah, yang disebut hakekat. k. Prof. Dr. N. Driyarkara S.j. Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, dengan mengenyampikan pendapat-pendapat dan pendirian-pendirian yang diterima saja dengan mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis. Pandangan diarahkan kepada sebab-sebab yang terakhir atau sebab pertama (filsafat causes), dan tidak diarahkan kepada sebab yang terdekat (secondary causes), sepanjang kemungkinan yang ada pada budi nurani manusia sesuai kemampaunnya. l. Harold H. Titus (1979) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi. m. Prof. Mr, Muhammad Yamin
  • 9. Filsafat adalah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan. n. Prof. Dr. Ismaun, M.pd. Filsafat adalah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau ksbenaran yang sejati). o. Bertrand Russel Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teknologi dan sains. Sebagaimana teknologi, filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitive tentangnya, sampai begitu jauh, tidak bias di pastikan: namun seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.  Pengertian ilmu menurut para tokoh a. Prof. Dr. Mohammad Hatta Tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
  • 10. b. Prof. Dr. A. Baiquni (guru besar universitas Gadjah Mada) Science merupakan general consensus dari masyarakat yang terdiri dari para scientist. c. Prof. Dr. M. J. Langerveld (Guru Besar pada Universitas di Utrecht- Belanda) Pengetahuan adalah kesatuan objek yang mengetahui dan objek yang di ketahui. Suatu kesatuan dalam objek itu dipandang oleh subjek untuk diketahuinya. d. Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag Ilmu adalah yang empiris, rasional, umum, dan sistematik, serta ke-empatnya serentak. e. Karl Pearson Ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana. f. Ashley Montagu Ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi, dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang di kaji. g. Harsojo Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya yang dapat di amati oleh panca indera manusia. Lebih lanjut
  • 11. ilmu didefenisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika…,maka”. h. Afanasyef Ilmu adalah segala yang diketahui manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis. i. Communality, The Liang Gie 1991 Ilmu adalah sekumpulan proposisi sistematis yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang benar dengan ciri pokok yang bersifat general, rasional, objektif, maupun di uji kebenarannya (verifikasi objektif), dan mampu menjadi milik umum. j. J. Haberer 1972 Ilmu adalah suatu hasil aktivitas manusia yang merupakan kumpulan teori, metode dan praktek dan menjadi pranata dalam masyarakat k. J.D. Bernal 1977 Ilmu adalah xuatu pranata atau metode yang membentuk keyakinan mengenai alam semesta dan manusia. l. E. Cantote 1977
  • 12. Ilmu adalah suatu hasil aktivitas manusia yang mempunyai makna dan metode. 1977-1992 BAB III
  • 13. PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Filsafat dan Ilmu  Pengertia Filsafat Filsafat dapat dijabarkan dari perkataan “philosopia”. Kata “philos” berarti cinta dan kata “sopos” berarti kebijaksanaan atau pengetahuan yang mendalam. Perkataan ini berasal dari bahasa yunani yang berarti: “cinta akan kebijaksanaan” (love of wisdom). Sesuai tradisi, Pythagoras dan Socrates-lah yang mula-mula menyebut diri “philosophus”, yaitu sebagai protes terhadap kaum “sophis”, kaum terpelajar pada waktu yang menamakan mereka itu hanyalah semu belaka. Sebagai protes terhadap kesombongan mereka itu, maka Socrates lebih suka menyebut dirinya “pencinta kebijaksanaan”, artinya orang yang ingin mengetahui pengetahuan yang luhur (Sophia) itu. Mengingat keluhuran pengetahuan yang dikejarnya maka ia tak mau berkata bahwa ia mempunyai, memiliki, atau menguasai. Oleh karena luas dan dalamnya filsafat itu, maka perang tidak akan dapat menguasai dengan sempurna dan orang tidak akan pernah mengatakan selesai belajar. Sudut praktis yang sesungguhnya mengenai arti dan nilai hidup, serta arti dan nilai manusia itu. Dengan demikian, dapat diberikan defenisi filsafat sebagai berikut: Filsafat adalah pengetahuan yang mempelajari sebab-sebab yang pertama atau prinsip-prinsip yang tertinggi dari segala sesuatu yang dicapai oleh akal budi manusia. Dari defenisi tersebut, jelas yang menjadi objek materialnya (lapangannya) ialah segala sesuatu yang dipermasalahkan filsafat. Sedangkan objek formalnya (sudut pandangannya) ialah mencapai sebab-sebab yang terdalam
  • 14. dari segala sesuatu, sampai kepada penyebab yang tidak disebabkan, ada yang disebabkan, ada yang mutlak ada, yaitu penyebab pertama (causa prima) ialah allah itu sendiri. Mengenai “ada” yang tidak mutlak adalah segala ciptaan tuhan, sewaktu-waktu bisa punah di muka bumi ini, apabila sudah ada saatnya sesuai dengan hukum alam atau nukum allah (sunnatullah). Cabang-cabang Filsafat Epistemologi yaitu menyoroti dari sudut sebab pertama, gejala pengetahuan dan kesadaran manusia. Kritik ilmu adalah cabang filsafat yang menyebutkan diri dengan teori pembagian ilmu, metode yang digunakan dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan jenis keterangan yang diberikan yang tidak termaksud bidang ilmu pengetahuan melainkan meruupakan tugas filsafat. Ontologi, sering disebut metafisika umum atau filsafat pertama adalah filsafat tentang seluruh kenyataan atau segala sesuatu sejauh itu “ada”. Teologi metafisik, membicarakan filsafat ke-tuhan-an atau logos (ilmu) tentang theos (Tuhan) menurut ajaran dan kepercayaan. Kosmologi, membicarakan tentang kosmos atau alam semesta hal ihwal dan evolusinya. Filsuf yang berperan antara lain Pitagoras, Plato, dan Ptolemeus. Antropologi, berkaitan dengan filsafat manusia mempelajari manusia sebagai manusia, menguraikan apa atau siapa manusia menurut adanya yang terdalam, sejauh bias diketahui mulai dengan akal budinya yang murni. Etika, atau filsafat moral adalah bidang filsafat yang mempelajari tindakan manusia. Etika dibedakan dari semua cabang filsafat lain karena tidak mempersoalkan keadaan
  • 15. manusia, melainkan bagaimana manusia seharusnya bertindak dalam kaitannya dalam tujuan hidupnya. Estetika, sering disebut juga filsafat keindahan (seni), adalah cabang filsafat yang berbicara tentang pengalaman, bentuknya hakikat keindahan yang bersifat jasmani dan rohani. Sejarah filsafat, sejarah filsafat adalah cabang filsafat yang mengajarkan jawaban para pemikir besar, tema yang dianggap paling penting dalam periode tertentu, dan aliran besar yang menguasai pemikiran selama satu zaman atau suatu bagian dunia tertentu. Adanya bidang kajian khusus atau cabang-cabang khusus filsafat yang terdiri dari cabang-cabang atau bagian-bagian pokok filsafat, misalnya filsafat tentang: Bahasa, Sejarah, Kebudayaan, Hukum, Ekonomi, Administrasi, Politik, Ilmu-ilmu pengetahuan: ilmu matematika, ilmu alam, ilmu teknik, agama dan lain-lain. Dengan demikian dapatlah kita simpulkan sebagai berikut: Objek filsafat ialah segala sesuatu yang ada, sudut pandangannya ialah sebab-sebab yang terdalam. Sifat filsafat ialah sifat-sifat ilmu pengetahuan. Metode filsafat ialah metode perenungan (contemplation) yang spekulatif. Jalan filsafat dalam usaha mencari atau menemukan jawaban atas segala pertanyaan hidup dan kehidupan manusia adalah dengan berdasarkan kekuatan pikiran manusia atau budi nurani (rasio) dan tidak berdasarkan dan tidak berdasarkan kepada wahyu allah atau pertolongan istimewa dari agama Tuhan.
  • 16.  Pengertian ilmu Ilmu berasal dari bahasa arab ’alima/ya’ lamu bararti tahu atau mengetahui. Pengertian ilmu berdasarkan kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo,1998). Mulyadi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang nonfisik, seperti metafisika. Dalam ensiklopedia Indonesia, kita temukan pengertian sebagai berikut: “Ilmu adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing sesuai pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, hingga menjadi kesatuan. Suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai metode-metodetertentu”. Menurut Prof. Dr. Mohammad Hatta: “Tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya maupun menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunnya dari dalam”. Sejalan dengan perkembangan zaman, meningkatnya kebutuhan hidup manusia dan semakin berkembangnya kehidupan modern maka semakin terasalah kebutuhan untuk menjawab segala tantangan yang dihadapi manusia. Dalam keadaan yang demikian, lahirlah apa yang disebut ilmu-ilmu pengetahuan khusus.
  • 17. Momentum pemisahan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan khusus itu bermula disekitar abad pertengahan, pada saat lahirnya zaman Renaissance (misalnya ilmu fisika dan ilmu matematika). Bentuk ilmu yang lain (ilmu pengetahuan) bertujuan membantu manusia dalam mempermudah pelaksanaan kehidupannya atau untuk mensejahterahkan manusia. Disegi lain, dapat pula bertujuan menyusahkan atau menghancurkan manusia, apabla ilmu dan teknologi itu dipergunakan untuk tujuan perang dengan menciptakan senjata mutakhir. 3.2 Hubungan dan Perbedaan Filsafat Dengan Ilmu 3.2.1. Hubungan filsafat dengan ilmud Pada awalnya yang pertama muikatancul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus merupakan bagian dari filsafat. Sehingga di katakana bahwa filsafat merupakan induk atau ibu dari semua ilmu (mother scientiarum). Karena objek material filsafat bersifat umum yaitu seluruh kenyataan, pada hal ilmu-ilmu membutuhkan objek khusus. Hal ini menyebabkan terpisahnya ilmu dan filsafat. Meskipun pada perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, ini tidak berarti hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus. Dengan ciri kekhususan yang dimiliki setiap ilmu, hal ini menimbulkan batas-batas yang tegas diantara masing-masing ilmu. Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Disinilah filsafat berusaha untuk menyatu padukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yang di dasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas.
  • 18. Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu ini dapat menyediakan bagi filsafat untuk sejumlah bahan yang berupa fakta-fakta yang sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafati yang tepat sehingga sejalan dengan pengetahuan ilmiah. (Siswomihardjo, 2003). Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hukum dan filsafat ilmu. Filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat yang sangat relevan untuk dikaji dan didalami (Bakhtiar, 2005). Hubungan filsafat dengan ilmu dapat diartikan sebagai berikut: Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu objeknya terbatas, khusus lapangannya saja. Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam dengan menunjukan sebab-sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam. Dengan satu kalimat dapat dikatakan: Ilmu mengatakan “bagaimana” barang-barang itu (to know… technical know how, managerial know how…, secondary causes, and proximate explanation). Filsafat mengatakan “apa” baran-barang itu
  • 19. (to know ‘what’ and ‘why’…, first causes, highest principles, and ultimate explanation). Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu, tetapi sudut pandangnya berlainan. Jadi, merupakan dua pengetahuan yang tersendiri. Keduanya (filsafat dan ilmu) penting, serta saling melengkapi, juga saling menghormati dan mengakui batas-batas dan sifatnya masing-masing. Inilah yang sering dilupakan sehingga ada ilmuwan yang ingin menjadi tuan tanah atas kavling pengetahuan lain. Misalnya, apabila ada seorang dokter berkata, “setiap saya mengoperasi seorang pasien belum pernah saya melihat jiwanya. Jadi manusia itu tidak memiliki jiwa”. Maka dokter itu menginjak kelapangan lain dari lapangan ilmu ke lapangan filsafat, sehingga kesimpulannya tidak benar. Untuk melihat hubungan antara filsafat dan ilmu, ada baiknya kita lihat pada perbandingan antara ilmu dengan filsafat dalam bagan di bawah ini, (disarikan dari Drs. Agraha Suhandi, 1992). Filsafat ilmu  Segi-segi yang dipelajari dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.  Objek penelitian yang terbatas.  Tidak menilai objek dari suatu sistem nilai tertentu.  Bertugas memberikan jawaban.  Mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban.
  • 20.  Mencari prinsip-prinsip umum, tidak membatasi segi pandangannya bahkan cenderung memandang segala sesuatu secara umum dan keseluruhan-keseluruhan yang ada.  Menilai objek renungan dengan suatu makna, misalkan religi, kesusilaan, keadilan dll.  Bertugas mengintegrasikan ilmu- ilmu. Kita telah mengadakan perenungan tentang pengertian yang sedalam-dalamnya dari sumber atau wadah kebenaran (obyektivitas) yaitu ilmu dan filsafat. Berikutnya bagaimana hubungannya keduanya dengan agama, sebagai berikut: 1. Ketiganya baik ilmu, filsafat, maupun agama merupakan sumber atau wadah kebenaran (obyektivitas) atau bentuk pengetahuan. 2. Dalam pencarian kebenaran (obyektivitas) ketiga bentuk pengetahuan itu masing-masing mempunyai metode, sistem dan mengolah obyeknya sampai akhir. 3. Ilmu bertujuan mencari kebenaran mikrokosmos (manusia), makro-kosmos (alam) dan eksistensi Tuhan/Allah. Agama bertujuan untuk kebahagiaan umat manusia dunia akhirat dengan menunjukan kebenaran asasi dan mutlak itu, baik mengenai mikro-kosmos (manusia), makro-kosmos (alam), maupun Tuhan/Allah itu sendiri. 3.2.2. Perbedaan Filsafat dengan Ilmu Selain memiliki hubungan, filsafat dan ilmu juga memilki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat di lihat dari berbagai objek, yakni:
  • 21. Objek material (lapangan) Filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu. Objek formal (sudut pandang) Filsafat itu bersifat nonfragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, objek formal itu bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis dan pengawasan, sedangkan ilmu harus diadakan riset lewat pendekatan trial dan eror. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainya. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang di mulai dari tidak tahu menjadi tahu. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder (secondary cause). Filsafat = berpikir kritis atau selalu mempertanyakan segala hal tanpa ada
  • 22. eksperimen. Sedangkan ilmu selalu dengan eksperimen untuk menemukan jawaban dari pertanyaannya. 3.3 Pengaruh Filsafat Terhadap Ilmu Bagaimana filsafat dapat mempengaruhi perkembangan ilmu…? Ada beberapa alasan yang mengacu pada pertanyaan ini, yakni untuk mendapatkan ilmu, seseorang hendaknya berada atau ikut andil dalam proses mengenyam ilmu dalam dunia pendidikan. Dalam proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan ini sangat kontras dengan “proses berfikir”. Ketika seorang siswa bertanya kepada gurunya tentang bagaimana proses terjadinya tetesan-tetesan air yang jatuh dari langit yang telah di kenal oleh semua orang dengan sebutan hujan. Kenapa ikan hanya bisa berenang didalam air denga sirip-sirip kecil mereka…? Sementara burung dengan kedua sayapnya mampu terbang tinggi di angkasa…?. Kedua pertanyaan ini sangat kontras dengan cara dan proses berpikir mereka. Lalu seorang guru tersebut akan mulai berpikir untuk menemukan jawaban dari petrtanyaan-pertanyaan siswanya. Dari sini, guru tersebut akan mencoba teori yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan itu dan menghubungkannya dengan kekuasaan yang maha Esa, lalu mengajak para siswanya untuk berpikir mengenai hal itu secara logika. Nah, secara tidak langsung mereka telah berfilsafat. Sesuai dengan pengertian dasar filsafat yakni “berpikir untuk mencari kebenaran”. Jadi, walaupun mereka tidak menyadari bahwa mereka telah terjun dalam berpikir secara filsafat, tetapi sesungguhnya mereka telah berfilsafat.
  • 23. Begitu pula dengan sistem pengajaran dalam dunia pendidikan yang sekarang berbeda dengan sistem pengajaran dimasa yang lalu. Inilah bukti bahwa ilmu telah mengalami perkembangan yang signifikan. Jika dimasa yang lalu guru di tuntut untuk lebuh aktif dalam mengajari para siswanya, sehingga pertanyaan yang diajukan oleh para siswa terfokus pada jawaban guru tersebut. Dapat dikatakan bahwa setiap pertanyaan tersebut mutlak akan di jawab oleh guru. Tetapi sistem pengajaran dizaman sekarang telah sangat berbeda dan mengalami perkembangan. Pihak-pihak yang berperan penting dalam dunia pendidikan telah berpikir kefilsafatan sehingga muncul la ide-ide baru yang lebih efektif dalam proses belajar mengajar di dunia pendidikan sekarang. Jika di masa yang lalu guru mutlak menjawab segala pertanyaan siswa, di zaman sekarang siswa di tuntut untuk lebih aktif. Jika ada siswa yang mengajukan pertanyaan, maka guru akan mengembalikan pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain lagi untuk menjawabnya. Jika tidak ada satupun dari seluruh siswa yang dapat menjawab, maka barulah guru tersebut mengambil alih pertanyaan tersebut kemudian menjawabnya, tetapi tetap dituntut untuk memancing pendapat para siswanya untuk lebih mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Di sinilah proses berpikir secara filsafat dapat kita temukan lagi. Jadi dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat telah memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan ilmu dalam dunia pendidikan.
  • 24. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai sifat-sifat ilmu pengetahuan. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak termaksud ruang lingkup ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu, tetapi objeknya tidak terbatas. Filsafat dapat mempengaruhi ilmu, karena dalam memperoleh ilmu tersebut seseorang dengan sendirinya, tanpa di rencanakan sebelumnya akan mulai untuk berfilsafat. Walaupun mungkin tidak semua orang menyadari bahwa saat berpikir dan menanyakan sesuatu, ataupun saat berpikir dan menjawab sesuatu mereka sebenarnya sedang berfilsafat. Mengenai pendapat para tokoh yang diantaranya adalah plato, Rene descartes dan yang lainnya menyadari bahwa berpikir itu adalah sesuatu yang sangat berharga, serta meyakini bahwa berfilsafat berarti berpangkal kepada suatu kebenaran yang hakiki. Juga seperti yang dikatakan oleh Maurice Marieau Ponty “Jasa dari filsafat terletak dalam sumber penyelidikannya, yakni eksistensi dan dengan sumber itu kita bisa berpikir tentang manusia”. Lalu, mengenai hubungan filsafat dengan ilmu, yakni penting adanya, serta saling melengkapi, juga saling menghormati dan mengakui batas-batas dan sifatnya masing-masing. Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasinya.
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Salam, Burhanuddi. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2000. Adib, Mohammad. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010. Diperoleh dari http://www.google.com