SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 22
BAB I 
PENDAHULUAN 
ii 
A. Latar Belakang 
Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante 
dan rentetan peristiwa-peristiwa politik yang mencapai klimaksnya dalam bulan Juni 1959, 
akhirnya mendorong Presiden Soekarno untuk sampai kepada kesimpulan bahwa telah 
muncul suatu keadaan kacau yang membahayakan kehidupan negara. Atas kesimpulannya 
tersebut, Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959, dalam suatu acara resmi di Istana 
Merdeka, mengumumkan Dekrit Presiden mengenai pembubaran Konstituante dan 
berlakunya kembali UUD 1945 dalam kerangka sebuah sistem demokrasi yakni 
Demokrasi Terpimpin. 
Dekrit yang dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 mendapatkan 
sambutan dari masyarakat Republik Indonesia yang pada waktu itu sangat menantikan 
kehidupan negara yang stabil. Namun kekuatan dekrit tersebut bukan hanya berasal dari 
sambutan yang hangat dari sebagian besar rakyat Indonesia, tetapi terletak dalam 
dukungan yang diberikan oleh unsur-unsur penting negara lainnya, seperti Mahkamah 
Agung dan KSAD.1 Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, Kabinet Djuanda dibubarkan 
dan pada tanggal 9 Juli 1959, diganti dengan Kabinet Kerja. Dalam kabinet tersebut 
Presiden Soekarno bertindak sebagai perdana menteri, sedangkan Ir. Djuanda bertindak 
sebagai menteri pertama. 
B. Permasalahan 
Adapun permasalahan yang saya sngkat dalam makalah ini adalah : 
- Bagaimana pelaksanaan demokrasi terpimpin 
- Bagaimana system ekonomi masa demokrasi terpimpin 
- Bagaimana proses pembebasan Irian Barat 
C. Tujuan 
- Agar mahasiswa mengetahui pelaksanaan demokrasi terpimpin 
- Agar mahasiswa mengetahui system ekonomi masa demokrasi terpimpin 
- Agar mahasiswa memahami tentang pembebasan Irian Barat
BAB II 
KAJIAN PUSTAKA 
A. MASA DEMOKRASI TERPIMPIN 
1. Kurun Waktu 1959 – 1965 
Pada periode ini sering juga disebut dengan Orde Lama. UUD yang digunakan adalah 
UUD 1945 dengan sistem Demokrasi Terpimpin. Menurut UUD 1945 presiden tidak 
bertanggung jawab kepada DPR, presiden dan DPR berada di bawah MPR. Pengertian 
demokrasi terpimpin pada sila keempat Pancasila adalah dipimpin oleh hikmah 
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, akan tetapi presiden menafsirkan 
“terpimpin”, yaitu pimpinan terletak di tangan ‘Pemimpin Besar Revolusi”. Dengan 
demikian pemusatan kekuasaan di tangan presiden. Terjadinya pemusatan kekuasaan di 
tangan presiden menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan terhadap Pancasila dan 
UUD 1945 yang puncaknya terjadi perebutan kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30 
September 1965 (G30S/PKI) yang merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia. 
2. Pandangan Umum 
1. Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari 
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan Sukarno. 
2. Disebut Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu 
mengandalkan pada kepemimpinan Presiden Sukarno. 
3. Terpimpin pada saat pemerintahan Sukarno adalah kepemimpinan pada satu tangan 
ii 
saja yaitu presiden. 
3. Tugas Demokrasi terpimpin : 
1. Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak 
setabil sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih mantap 
dan stabil. 
2. Demokrasi Terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi Parlementer atau 
Liberal. Hal ini disebabkan karena: Pada masa Demokrasi parlementer, kekuasaan 
presiden hanya terbatas sebagai kepala negara. Sedangkan kekuasaan Pemerintah 
dilaksanakan oleh partai. 
4. Dampaknya 
Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu demokratisasi 
(menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi sentralisasi (pemusatan 
kekuasaan di tangan presiden). 
5. Pelaksanaan masa Demokrasi Terpimpin : 
a. Kebebasan partai dibatasi
b. Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus kepala 
ii 
pemerintahan. 
c. Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945 
d. Dibentuk lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR dan Front 
Nasional. 
6. Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi terpimpin dari UUD 1945 
adalah sebagai berikut. 
1. Kedudukan Presiden 
Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR. Akan tetapi, 
kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS tunduk kepada Presiden. 
Presiden menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS. Hal tersebut tampak dengan 
adanya tindakan presiden untuk mengangkat Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana 
Menteri III serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai 
besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang 
tidak memimpin departemen. 
2. Pembentukan MPRS 
Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959. 
Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena Berdasarkan UUD 1945 
pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui pemilihan 
umum sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang 
duduk di MPR. 
7. Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh Presiden dengan syarat : 
1. Setuju kembali kepada UUD 1945, Setia kepada perjuangan Republik Indonesia, 
dan Setuju pada manifesto Politik. 
2. Keanggotaan MPRS terdiri dari 61 orang anggota DPR, 94 orang utusan daerah, 
dan 200 orang wakil golongan. 
3. Tugas MPRS terbatas pada menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara 
(GBHN). 
3. Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR 
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan karena DPR 
menolak RAPBN tahun 1960 yang diajukan pemerintah. Presiden selanjutnya menyatakan 
pembubaran DPR dan sebagai gantinya presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat 
Gotong Royong (DPR-GR). Dimana semua anggotanya ditunjuk oleh presiden. Peraturan 
DPRGR juga ditentukan oleh presiden. Sehingga DPRGR harus mengikuti kehendak serta 
kebijakan pemerintah. Tindakan presiden tersebut bertentangan dengan UUD 1945 sebab 
berdasarkan UUD 1945 presiden tidak dapat membubarkan DPR.
ii 
Tugas DPR GR adalah sebagai berikut. 
1. Melaksanakan manifesto politik 
2. Mewujudkan amanat penderitaan rakyat 
3. Melaksanakan Demokrasi Terpimpin 
4. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara 
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden 
No.3 tahun 1959. Lembaga ini diketuai oleh Presiden sendiri. Keanggotaan DPAS terdiri 
atas satu orang wakil ketua, 12 orang wakil partai politik, 8 orang utusan daerah, dan 24 
orang wakil golongan. Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan 
mengajukan usul kepada pemerintah. Pelaksanaannya kedudukan DPAS juga berada 
dibawah pemerintah/presiden sebab presiden adalah ketuanya. Hal ini disebabkan karena 
DPAS yang mengusulkan dengan suara bulat agar pidato presiden pada hari kemerdekaan 
RI 17 AGUSTUS 1959 yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dikenal 
dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN 
berdasarkan Penpres No.1 tahun 1960. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang 
Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan 
Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal dengan MANIPOL USDEK. 
5. Pembentukan Front Nasional 
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.13 Tahun 1959. Front 
Nasional merupakan sebuah organisasi massa yang memperjuangkan cita-cita proklamasi 
dan cita-cita yang terkandung dalam UUD 1945. Tujuannya adalah menyatukan segala 
bentuk potensi nasional menjadi kekuatan untuk menyukseskan pembangunan. Front 
Nasional dipimpin oleh Presiden Sukarno sendiri. Tugas front nasional adalah sebagai 
berikut. 
1. Menyelesaikan Revolusi Nasional 
2. Melaksanakan Pembangunan 
3. Mengembalikan Irian Barat 
6. Pembentukan Kabinet Kerja 
Tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet Kerja. Sebagai wakil presiden 
diangkatlah Ir. Juanda. Hingga tahun 1964 Kabinet Kerja mengalami tiga kali perombakan 
(reshuffle). Program kabinet ini adalah sebagai berikut. 
1. Mencukupi kebutuhan sandang pangan 
2. Menciptakan keamanan negara 
3. Mengembalikan Irian Barat.
BAB III 
METODE PENELITIAN 
A. Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom 
Perbedaan ideologi dari partai-partai yang berkembang masa demokrasi parlementer 
menimbulkan perbedaan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara yang 
berdampak pada terancamnya persatuan di Indonesia. Pada masa demokrasi terpimpin 
pemerintah mengambil langkah untuk menyamakan pemahaman mengenai kehidupan 
berbangsa dan bernegara dengan menyampaikan ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, 
dan Komunis).Tujuannya untuk menggalang persatuan bangsa. Bagi presiden NASAKOM 
merupakan cerminan paham berbagai golongan dalam masyarakat. Presiden yakin bahwa 
dengan menerima dan melaksanakan Nasakom maka persatuan Indonesia akan terwujud. 
Ajaran Nasakom mulai disebarkan pada masyarakat. Dikeluarkan ajaran Nasakom sama 
saja dengan upaya untuk memperkuat kedudukan Presiden sebab jika menolak Nasakom 
sama saja dengan menolak presiden. 
Kelompok yang kritis terhadap ajaran Nasakom adalah kalangan cendekiawan dan ABRI. 
Upaya penyebarluasan ajaran Nasakom dimanfaatkan oleh PKI dengan mengemukakan 
bahwa PKI merupakan barisan terdepan pembela NASAKOM. Keterlibatan PKI tersebut 
menyebabkan ajaran Nasakom menyimpang dari ajaran kehidupan berbangsa dan 
bernegara serta mengeser kedudukan Pancasila dan UUD 1945 menjadi komunis. Selain 
itu PKI mengambil alih kedudukan dan kekuasaan pemerintahan yang sah. PKI berhasil 
meyakinkan presiden bahwa Presiden Sukarno tanpa PKI akan menjadi lemah terhadap 
TNI. 
B. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia 
TNI dan Polri disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang 
terdiri atas 4 angkatan yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan 
Udara, dan Angkatan Kepolisian. Masing-masing angkatan dipimpin oleh Menteri 
Panglima Angkatanyang kedudukannya langsung berada di bawah presiden. ABRI 
menjadi salah satu golongan fungsional dan kekuatan sosial politik Indonesia. 
C. Penataan Kehidupan Partai Politik 
Pada masa demokrasi Parlementer, partai dapat melakukan kegiatan politik secara leluasa. 
Sedangkan pada masa demokrasi terpimpin, kedudukan partai dibatasi oleh penetapan 
presiden No. 7 tahun 1959. Partai yang tidak memenuhi syarat, misalnya jumlah anggota 
yang terlalu sedikit akan dibubarkan sehingga dari 28 partai yang ada hanya tinggal 11 
partai. Tindakan pemerintah ini dikenal dengan penyederhanaan kepartaian. Pembatasan 
ii
gerak-gerik partai semakin memperkuat kedudukan pemerintah terutama presiden. 
Kedudukan presiden yang kuat tersebut tampak dengan tindakannya untuk membubarkan 
2 partai politik yang pernah berjaya masa demokrasi Parlementer yaitu Masyumi dan 
Partai Sosialis Indonesia (PSI). Alasan pembubaran partai tersebuat adalah karena 
sejumlah anggota dari kedua partai tersebut terlibat dalam pemberontakan PRRI dan 
Permesta. Kedua Partai tersebut resmi dibubarkan pada tanggal 17 Agustus 1960. 
D. Arah Politik Luar Negeri 
Bahasan Umum: Pada awalnya, politik luar negeri Indonesia adalah politik bebas aktif 
sesuai yang mengabdi pada kepentingan nasional. Bebas berarti tidak memihak salah satu 
blok (barat/timur), sedangkan aktif berarti ikut memelihara perdamaian dunia. Pada masa 
demokrasi terpimpin, pelaksanaan politik luar negeri condong mendekati negara-negara 
blok timur dan konfrontasi terhadap negara-negara blok barat. Perubahan arah ini 
disebabkan oleh 
1. Faktor dalam negeri : dominasi PKI dalam kehidupan politik 
2. Faktor luar negeri : sikap negara-negara Barat yang kurang simpati dan tidak 
mendukung terhadap perjuangan bangsa Indonesia. 
a. Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo 
Terjadi penyimpangan dari politik luar negeri bebas aktif yang menjadi cenderung 
condong pada salah satu poros. Saat itu Indonesia memberlakukan politik konfrontasi yang 
lebih mengarah pada negara-negara kapitalis seperti negara Eropa Barat dan Amerika 
Serikat. Politik Konfrontasi tersebut dilandasi oleh pandangan tentang Nefo (New 
Emerging Forces) danOldefo (Old Established Forces) 
1. Nefo merupakan kekuatan baru yang sedang muncul yaitu negara-negara progresif 
revolusioner (termasuk Indonesia dan negara-negara komunis umumnya) yang anti 
imperialisme dan kolonialisme. 
2. Oldefo merupakan kekuatan lama yang telah mapan yakni negara-negara kapitalis yang 
ii 
neokolonialis dan imperialis (Nekolim). 
Untuk mewujudkan Nefo maka dibentuk poros Jakarta-Phnom Penh-Hanoi-Peking-Pyong 
Yang. Dampaknya ruang gerak Indonesia di forum internasional menjadi sempit sebab 
hanya berpedoman ke negara-negara komunis. 
b. Politik Konfrontasi Malaysia 
Indonesia juga menjalankan politik konfrontasi dengan Malaysia. Hal ini disebabkan 
karena pemerintah tidak setuju dengan pembentukan negara federasi Malaysia yang 
dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang membahayakan Indonesia dan 
negara-negara blok Nefo.
Dalam rangka konfrontasi tersebut Presiden mengumumkan Dwi Komando Rakyat 
(Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964, yang isinya sebagai berikut. 
1. Perhebat Ketahanan Revolusi Indonesia. 
2. Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim Inggris. 
3. Pelaksanaan Dwikora dengan mengirimkan sukarelawan ke Malaysia Timur dan Barat 
menunjukkan adanya campur tanggan Indonesia pada masalah dalam negeri Malaysia. 
c. Politik Mercusuar 
Politik Mercusuar dijalankan oleh presiden sebab beliau menganggap bahwa Indonesia 
merupakan mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia. Untuk 
mewujudkannya maka diselenggarakan proyek-proyek besar dan spektakuler yang 
diharapkan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan yang terkemuka di kalangan 
Nefo. Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai milyaran 
rupiah diantaranya diselenggarakannya GANEFO (Games of the New Emerging Forces 
) yang membutuhkan pembangunan kompleks Olahraga Senayan serta biaya perjalanan 
bagi delegasi asing. 
Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB sebab Malaysia 
diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. 
d. Politik Gerakan Non-Blok 
Gerakan Non-Blok merupakan gerakan persaudaraan negara-negara Asia-Afrika yang 
kehidupan politiknya tidak terpengaruh oleh Blok Barat maupun Blok Timur. Selanjutnya 
gerakan ini memusatkan perjuangannya pada gerakan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia- 
Afrika dan mencegah perluasan Perang Dingin. Keterlibatan Indonesia dalam GNB 
menunjukkan bahwa kehidupan politik Indonesia di dunia sudah cukup maju. GNB 
merupakan gerakan yang bebas mendukung perdamaian dunia dan kemanusiaan. Bagi RI, 
GNB merupakan pancaran dan revitalisasi dari UUD1945 baik dalam skala nasional dan 
internasional. 
Besarnya kekuasaan Presiden dalam Pelaksanaan demokrasi terpimpin tampak dengan: 
1. Pengangkatan Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III serta 
pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai besar serta 
wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang tidak memimpin 
departemen. 
2. Pidato presiden yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” pada tanggal 17 
Agustus 1959 yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) 
ditetapkan sebagai GBHN atas usul DPA yang bersidang tanggal 23-25 September 
1959. 
ii
3. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, 
Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga 
lebih dikenal denganMANIPOL USDEK. 
4. Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi yang berarti sebagai 
ii 
presiden seumur hidup. 
5. Pidato presiden yang berjudul ”Berdiri di atas Kaki Sendiri” sebagai pedoman revolusi 
dan politik luar negeri. 
6. Presiden berusaha menciptakan kondisi persaingan di antara angkatan, persaingan di 
antara TNI dengan Parpol. 
7. Presiden mengambil alih pemimpin tertinggi Angkatan Bersenjata dengan di bentuk 
Komandan Operasi Tertinggi (KOTI). 
E. MASA ORDE BARU 
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaan 
masa Sukarno(Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah 
masa baru setelah pemberontakan PKI tahun 1965. 
Orde baru lahir sebagai upaya untuk : 
a. Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama 
b. Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia. 
c. Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. 
d. Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna 
mempercepat proses pembangunan bangsa. 
Latar belakang lahirnya Orde Baru : 
1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965 
2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30 
September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung 
lama. 
3. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan 
besar-besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut 
agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili. 
4. Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung 
membentuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal 
dengan “Angkatan 66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 
September 1965. 
5. Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR 
mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi : 
a. Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
ii 
b. Pembersihan Kabinet Dwikora 
c. Penurunan Harga-harga barang. 
6. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet 
Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet 
tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 
1965. 
7. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk 
mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 
tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar 
Biasa(Mahmilub). 
8. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang 
bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas 
Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil 
langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau 
dan sulit dikendalikan. 
Upaya menuju pemerintahan Orde Baru : 
1. Setelah dikelurkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan 
berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan dilakukan 
di dalam lingkungan lembaga tertinggi negara dan pemerintahan. 
2. Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada 
pemerintah karena Suharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI. 
3. Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan 
karena saat itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara Soeharto menjadi 
pelaksana pemerintahan. 
4. Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya 
karena akhirnya Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan 
pemerintahan kepada Suharto. 
5. Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk 
mengukuhkan pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai 
pejabat Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut 
kekuasaan pemerintahan negara dan menarik kembali mandat MPRS dari Presiden 
Sukarno . 
6. 12 Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. 
Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan 
Orde Baru.
F. KEHIDUPAN POLITIK MASA ORDE BARU 
1. Upaya untuk melaksanakan Orde Baru : 
Melakukan pembaharuan menuju perubahan seluruh tatanan kehidupan masyarakat 
berbangsa dan bernegara. Menyusun kembali kekuatan bangsa menuju stabilitas nasional 
guna mempercepat proses pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur. 
Menetapkan Demokrasi Pancasila guna melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara 
murni dan konsekuen. 
Melaksanakan Pemilu secara teratur serta penataan pada lembaga-lembaga negara. 
2. Pelaksanaan Orde Baru : 
a. Awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan 
b. Perkembangannya, kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda dengan masa 
ii 
Demokrasi Terpimpin. 
c. Untuk menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia memutuskan untuk 
menganut sistem pemerintahan berdasarkan Trias Politika(dimana terdapat tiga 
pemisahan kekuasaan di pemerintahan yaitu Eksekutif,Yudikatif, Legislatif) tetapi 
itupun tidak diperhatikan/diabaikan. 
G. KEHIDUPAN EKONOMI MASA ORDE BARU 
Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi 
seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi 
swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha 
penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, 
penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan 
pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang 
menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang 
lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah. Oleh karena itu 
pemerintah menempuh cara sebagai berikut. 
a. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi 
b. Kerja Sama Luar Negera 
c. Pembangunan Nasional 
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu, 
1. Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun 
2. Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pembangunan Lima Tahun) merupakan 
jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu 
saling berkaitan/berkesinambungan.
H. MASA PEMILU 1971 
Ketika Jenderal Soeharto diangkat oleh MPRS menjadi pejabat Presiden menggantikan 
Bung Karno dalam Sidang Istimewa MPRS 1967, ia juga tidak secepatnya 
menyelenggarakan pemilu untuk mencari legitimasi kekuasaan transisi. Malah Ketetapan 
MPRS XI Tahun 1966 yang mengamanatkan agar Pemilu bisa diselenggarakan dalam 
tahun 1968, kemudian diubah lagi pada SI MPR 1967, oleh Jenderal Soeharto diubah lagi 
dengan menetapkan bahwa Pemilu akan diselenggarakan dalam tahun 1971. Sebagai 
pejabat presiden Pak Harto tetap menggunakan MPRS dan DPR-GR bentukan Bung 
Karno, hanya saja ia melakukan pembersihan lembaga tertinggi dan tinggi negara tersebut 
dari sejumlah anggota yang dianggap berbau Orde Lama. Pada prakteknya Pemilu kedua 
baru bisa diselenggarakan tanggal 5 Juli 1971, yang berarti setelah 4 tahun pak Harto 
berada di kursi kepresidenan. Pada waktu itu ketentuan tentang kepartaian (tanpa UU) 
kurang lebih sama dengan yang diterapkan Presiden Soekarno. 
ii
BAB IV 
PEMBAHASAN 
ii 
A. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin 
Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari 
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan Sukarno. Disebut 
Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu mengandalkan pada 
kepemimpinan Presiden Sukarno. Terpimpin pada saat pemerintahan Sukarno adalah 
kepemimpinan pada satu tangan saja yaitu presiden. 
 Tugas Demokrasi Terpimpin 
Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak 
setabil sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih 
mantap/stabil.Demokrasi Terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi 
Parlementer/Liberal. Hal ini disebabkan karena : 
a. Pada masa Demokrasi parlementer, kekuasaan presiden hanya terbatas sebagai kepala 
negara 
b. Sedangkan kekuasaan Pemerintah dilaksanakan oleh partai. 
c. Dampaknya dari Penataan kehidupan politik yang menyimpang dari tujuan 
awaladalah demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi 
sentralisasi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden). 
 Penyimpangan Yang Dilakukan dari Demokrasi Terpimpin Terhadap UUD 1945 
1. Kedudukan Presiden 
Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR. Akan tetapi, 
kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS tunduk kepada Presiden. 
Presiden menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS. Hal tersebut tampak dengan 
adanya tindakan presiden untuk mengangkat Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana 
Menteri III serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai 
besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang 
tidak memimpin departemen. 
2. Pembentukan MPRS 
Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959. 
Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena Berdasarkan UUD 1945 
pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui pemilihan 
umum sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang
duduk di MPR. Anggota MPRS ditunjuk oleh presiden dengan syarat adalah Setuju 
kembali kepada UUD 1945, Setia kepada perjuangan Republik Indonesia, dan Setuju pada 
manifesto Politik. 
Keanggotaan MPRS terdiri dari 61 orang anggota DPR, 94 orang utusan daerah, 
dan 200 orang wakil golongan. Tugas MPRS terbatas pada menetapkan Garis-Garis Besar 
Haluan Negara (GBHN). 
3. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara 
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan Penetapan 
Presiden No.3 tahun 1959. Lembaga ini diketuai oleh Presiden sendiri. Keanggotaan 
DPAS terdiri atas satu orang wakil ketua, 12 orang wakil partai politik, 8 orang utusan 
daerah, dan 24 orang wakil golongan. Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas 
pertanyaan presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah. 
Pelaksanaannya kedudukan DPAS juga berada dibawah pemerintah/presiden sebab 
presiden adalah ketuanya. Hal ini disebabkan karena DPAS yang mengusulkan dengan 
suara bulat agar pidato presiden pada hari kemerdekaan RI 17 AGUSTUS 1959 yang 
berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dikenal dengan Manifesto Politik 
Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN berdasarkan Penpres No.1 tahun 
1960. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, 
Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih 
dikenal dengan MANIPOL USDEK. 
B. Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin 
Seiring dengan perubahan politik menuju demokrasi terpimpin maka ekonomipun 
mengikuti ekonomi terpimpin. Sehingga ekonomi terpimpin merupakan bagian dari 
demokrasi terpimpin. Dimana semua aktivitas ekonomi disentralisasikan di pusat 
pemerintahan sementara daerah merupakan kepanjangan dari pusat. Langkah yang 
ditempuh pemerintah untuk menunjang pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut. 
1. Pembentukan Badan Perencana Pembangunan Nasional 
Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi di bawah Kabinet Karya maka 
dibentuklah Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada tanggal 15 Agustus 1959 
dipimpin oleh Moh. Yamin dengan anggota berjumlah 50 orang. 
ii 
Tugas Depernas : 
a. Mempersiapkan rancangan Undang-undang Pembangunan Nasional yang berencana 
b. Menilai Penyelenggaraan Pembangunan 
Hasil yang dicapai, dalam waktu 1 tahun Depenas berhasil menyusun Rancangan 
Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Sementara Berencana tahapan tahun 1961- 
1969 yang disetujui oleh MPRS. Mengenai masalah pembangunan terutama mengenai
perencanaan dan pembangunan proyek besar dalam bidang industri dan prasarana tidak 
dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan. 1963 Dewan Perancang Nasional (Depernas) 
diganti dengan nama Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin 
oleh Presiden Sukarno. 
2. Penurunan Nilai Uang 
Tujuan dilakukan devaluasi : 
a. Guna membendung inflasi yang tetap tinggi 
b. Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat 
c. Meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan. 
Maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusannya 
mengenaipenuruan nilai uang (devaluasi), yaitu sebagai berikut. 
a. Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50 
b. Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1.000 menjadi Rp. 100 
c. Pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000 
Tetapi usaha pemerintah tersebut tetap tidak mampu mengatasi kemerosotan ekonomi 
yang semakin jauh, terutama perbaikan dalam bidang moneter. Para pengusaha daerah di 
seluruh Indonesia tidak mematuhi sepenuhnya ketentuan keuangan tersebut. 
Pada masa pemotongan nilai uang memang berdampak pada harga barang menjadi murah 
tetapi tetap saja tidak dapat dibeli oleh rakyat karena mereka tidak memiliki uang.Hal ini 
disebabkan karena : 
a. Penghasilan negara berkurang karena adanya gangguan keamanan akibat pergolakan 
daerah yang menyebabkan ekspor menurun. 
b. Pengambilalihan perusahaan Belanda pada tahun 1958 yang tidak diimbangi oleh 
tenaga kerja manajemen yang cakap dan berpengalaman. 
c. Pengeluaran biaya untuk penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962, RI sedang 
mengeluarkan kekuatan untuk membebaskan Irian Barat. 
ii 
3. Kenaikan Laju Inflasi 
Latar Belakang meningkatnya laju inflasi : 
a. Penghasilan negara berupa devisa dan penghasilan lainnya mengalami kemerosotan. 
b. Nilai mata uang rupiah mengalami kemerosotan 
c. Anggaran belanja mengalami defisit yang semakin besar 
d. Pinjaman luar negeri tidak mampu mengatasi masalah yang ada 
e. Upaya likuidasi semua sektor pemerintah maupun swasta guna penghematan dan 
pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran belanja tidak berhasil 
f. Penertiban administrasi dan manajemen perusahaan guna mencapai keseimbangan 
keuangan tak memberikan banyak pengaruh
g. Penyaluran kredit baru pada usaha-usaha yang dianggap penting bagi kesejahteraan 
rakyat dan pembangunan mengalami kegagalan. 
Kegagalan-kegagalan tersebut disebabkan karena: 
a. Pemerintah tidak mempunyai kemauan politik untuk menahan diri dalam melakukan 
ii 
pengeluaran. 
b. Pemerintah menyelenggarakan proyek-proyek mercusuar sepertiGANEFO (Games of 
the New Emerging Forces ) dan CONEFO (Conferenceof the New Emerging 
Forces) yang memaksa pemerintah untuk memperbesar pengeluarannya pada setiap 
tahunnya. 
Dampaknya : 
a. Inflasi semakin bertambah tinggi 
b. Harga-harga semakin bertambah tinggi 
c. Kehidupan masyarakat semakin terjepit 
d. Indonesia pada tahun 1961 secara terus menerus harus membiayai kekeurangan neraca 
pembayaran dari cadangan emas dan devisa 
e. Ekspor semakin buruk dan pembatasan Impor karena lemahnya devisa. 
f. 1965, cadangan emas dan devisa telah habis bahkan menunjukkan saldo negatif 
sebesar US$ 3 juta sebagai dampak politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara 
barat. 
Kebijakan Pemerintah : 
a. Keadaan defisit negara yang semakin meningkat ini diakhiri pemerintah dengan 
pencetakan uang baru tanpa perhitungan matang. Sehingga menambah berat angka 
inflasi. 
b. 13 Desember 1965 pemerintah mengambil langkah devaluasi dengan menjadikan uang 
senilai Rp. 1000 menjadi Rp. 1. 
Dampaknya dari kebijakan pemerintah tersebut : 
a. Uang rupiah baru yang seharusnya bernilai 1000 kali lipat uang rupiah lama akan 
tetapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai sekitar 10 kali lipat lebih tinggi 
dari uang rupiah baru. 
b. Tindakan moneter pemerintah untuk menekan angka inflasi malahan menyebabkan 
meningkatnya angka inflasi. 
C. Perjuangan Pembebasan Irian barat 
Ada 3 bentuk perjuangan dalam rangka pembebesan Irian Barat : Diplomasi, 
Konfrontasi Politik dan Ekonomi serta Konfrontasi Militer. 
1. Perjuangan Diplomasi 
Ditempuh guna menunjukkan niat baik Indonesia mandahulukan cara damai dalam 
menyelesaikan persengketaan. Perjuangan tersebut dilakukan dengan perundingan. Jalan
diplomasi ini sudah dimulai sejak Kabinet Natsir (1950) yang selanjutnya dijadikan 
program oleh setiap kabinet. Meskipun selalu mengalami kegagalan sebab Belanda masih 
menguasai Irian Barat bahkan secara sepihak memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah 
Kerajaan Belanda. 
2. Konfrontasi Politik dan Ekonomi 
Konfrontasi ekonomi dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap aset-aset dan 
kepentingan-kepentingan ekonomi Belanda di Indonesia. Konfrontasi ekonomi tersebut 
sebagai berikut. 
1. Tahun 1956 secara sepihak Indonesia membatalkan hasil KMB, diumumkan 
pembatalan utang-utang RI kepada Belanda. 
2. Selama tahun 1957 dilakukan : 
- Pemogokan buruh di perusahaan-perusahaan Belanda 
- Melarang terbitan-terbitan dan film berbahasa Belanda 
- Memboikot kepentingan-kepentingan Belanda di Indonesia 
2. Selama tahun 1958-1959 dilakukan : 
- Nasionalisasi terhadap ± 700 perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia 
- Mengalihkan pusat pemasaran komoditi RI dan Rotterdam (Belanda) ke Bremen, 
ii 
Jerman. 
3. Konfrontasi Militer 
Dampak dari tindakan konfrontasi politik dan ekonomi tersebut maka tahun 1961 dalam 
Sidang Majelis Umum PBB terjadi perdebatan mengenai masalah Irian Barat. Diputuskan 
bahwa Diplomat Amerika Serikat Ellsworth Bunker bersedia menjadi penengah dalam 
perselisihan antara Indonesia dan Belanda. 
Bunker mengajukan usul yang dikenal dengan Rencana Bunker, yaitu : 
 Pemerintah Irian Barat harus diserahkan kepada Republik Indonesia. 
 Setelah sekian tahun, rakyat Irian Barat harus diberi kesempatan untuk menentukan 
pendapat apakah tetap dalam negara Republik Indonesia atau memisahkan diri. 
 Pelaksanaan penyelesaian masalah Irian Barat akan selesai dalam jangka waktu dua 
tahun. 
 Guna menghindari bentrokan fisik antara pihak yang bersengketa, diadakan pemerintah 
peralihan di bawah pengawasan PBB selama satu tahun. 
Indonesia menyetujui usul itu dengan catatan jangka waktu diperpendek. Pihak 
Belanda tidak mengindahkan usul tersebut bahkan mengajukan usul untuk menyerahkan 
Irian Barat di bawah pengawasan PBB. Selanjutnya PBB membentuk negara Papua dalam 
jangka waktu 16 tahun.
Jadi Belanda tetap tidak ingin Irian Barat menjadi bagian dari Indonesia. Keinginan 
Belanda tersebut tampak jelas ketika tanpa persetujuan PBB, Belanda mendirikan negara 
Papua, lengkap dengan bendera dan lagu kebangsaan. Tindakan Belanda tersebut tidak 
melemahkan semangat bangsa Indonesia. Indonesia menganggap bahwa sudah saatnya 
menempuh jalan kekuatan fisik (militer). 
Perjuangan jalur militer ditempuh dengan tujuan untuk : 
 Menunjukkan kesungguhan Indonesia dalam memperjuangankan apa pun yang 
ii 
memang menjadi haknya. 
 Menunjukkan kesungguhan dan memperkuat posisi Indonesia. 
 Menunjukkan sikap tidak kenal menyerah dalam merebut Irian Barat.
BAB V 
KESIMPULAN 
Demokrasi terpimpin di Indonesia dimulai sejak dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas 
Maret pada tanggal 11 maret 1966. Demokrasi terpimpin di Indonesia dimaksudkan oleh 
Sukarno sebagai demokrasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa, yang berbeda dengan 
system demokrasi liberal yang merupakan produk dari barat, tetapi pada pelaksanaannya, 
Demokrasi Terpimpin mengalami bentuk macam penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan 
tersebut diakibatkan oleh terpusatnya kekuatan politik pada Presiden 
Soekarmo. Era tahun 1959 sampai dengan 1966 merupakan era Soekarno, yaitu ketika 
keijakan-kebijakan Presiden Soekarno sangat mempengaruhi kondisi politik Indonesia 
Dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno dimaksudkan untuk 
melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia agar sesuai dengan UUD 
1945. Tetapi pada pelaksanaannya, pemerintah khususnya Presiden Soekarno banyak 
melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap UUD 1945 itu sendiri 
ii
DAFTAR PUSTAKA 
1. Affandi, Idrus. 1997. Hukum Tata Negara. Jakarta. Departemen Pendidikan 
ii 
Nasional. 
2. Budiardjo, Miriam. 1977. Dasar-Dasai Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Pustaka 
Utama. 
3. Fatoni, Uwes. 2006. Sejarah Sistem Politik Indonesia. Surabaya. Unitomo. 
4. Kansil. 1996. Tata Negara. Jakarta. Erlangga. 
5. Kencana, Inu. 2005. Sistem Politik Indonesia. Bandung. Refika Aditama. 
6. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Widiasarana 
7. Indonesia.
ii 
MID TEST : ILMU LOGIKA 
SISTEM DEMOKRASI TERPIMPIN DI 
INDONESIA 
DISUSUN OLEH : 
NAMA : SUBANDI 
STAMBUK : 21208281 
SEMESTER : II 
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 
KENDARI 
2013
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR..............................................................................................i 
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii 
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................1 
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2 
1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................................... ............2 
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................2 
A. Masa demokrasi terpimpin di indonesia 
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................5 
A. Keterlibatan Pki Dalam Ajaran Nasakom...................................................5 
B. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia..................................................5 
C. Penataan Kehidupan Partai Politik.............................................................5 
D. Arah Politik Luar Negeri.............................................................................6 
E. Masa Orde Baru.........................................................................................8 
F. Kehidupan Politik Masa Orde Baru...........................................................10 
G. Kehidupan Ekonomi Masa Orde Baru.......................................................10 
H. Masa Pemilu 1971.....................................................................................11 
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................12 
A. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin...........................................................12 
B. Kehidupan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Terpimpin............................13 
C. Perjuangan Pembebasan Irian Barat.........................................................15 
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................18 
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................19 
ii
KATA PENGANTAR 
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas 
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis 
dengan tepat waktu. 
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul 
“SISTEM POLITIK DI INDONESIA” 
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon 
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat 
kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. 
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan 
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. 
ii 
Raha, Juli 2013 
"Penulis"

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-haripengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hariRifkaNurbayti
 
Contoh karya ilmiah dalam lingkungan sekolah
Contoh karya ilmiah dalam lingkungan sekolahContoh karya ilmiah dalam lingkungan sekolah
Contoh karya ilmiah dalam lingkungan sekolahYasirecin Yasir
 
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)Satya Hs
 
Penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari hari
Penerapan sifat koligatif dalam kehidupan  sehari hariPenerapan sifat koligatif dalam kehidupan  sehari hari
Penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari hariVerani Nurizki
 
Makalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
Makalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan ReformasiMakalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
Makalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan ReformasiDhiarrafii Bintang Matahari
 
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan LingkunganKegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan LingkunganDwi Nirwana_Chemistry
 
Demokrasi reformasi
Demokrasi reformasiDemokrasi reformasi
Demokrasi reformasiArfin14
 
Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan
Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin KeadilanPeran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan
Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilansyanin ayu
 
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMKMateri Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMKWulung Gono
 
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPTSUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPTameliarizkap
 
PPt. Pai menyembah Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur
PPt. Pai menyembah Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur PPt. Pai menyembah Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur
PPt. Pai menyembah Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur Adinda917803
 
Makalah orde baru
Makalah orde baruMakalah orde baru
Makalah orde baruKinza_com
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisisrinandani
 
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi BangsaPerjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi BangsaDavid Adi Nugroho
 
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik DidihLaporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didihworodyah
 

Was ist angesagt? (20)

pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-haripengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
 
Contoh karya ilmiah dalam lingkungan sekolah
Contoh karya ilmiah dalam lingkungan sekolahContoh karya ilmiah dalam lingkungan sekolah
Contoh karya ilmiah dalam lingkungan sekolah
 
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
 
Penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari hari
Penerapan sifat koligatif dalam kehidupan  sehari hariPenerapan sifat koligatif dalam kehidupan  sehari hari
Penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari hari
 
Unsur-Unsur Golongan IA
Unsur-Unsur Golongan IAUnsur-Unsur Golongan IA
Unsur-Unsur Golongan IA
 
Makalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
Makalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan ReformasiMakalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
Makalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
 
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan LingkunganKegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
 
Demokrasi reformasi
Demokrasi reformasiDemokrasi reformasi
Demokrasi reformasi
 
Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan
Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin KeadilanPeran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan
Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
Laporan Resmi Praktikum Biologi FotosintesisLaporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
 
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMKMateri Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
 
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPTSUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
SUMBER ENERGI FISIKA KELAS 12 PPT
 
PPt. Pai menyembah Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur
PPt. Pai menyembah Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur PPt. Pai menyembah Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur
PPt. Pai menyembah Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur
 
Makalah orde baru
Makalah orde baruMakalah orde baru
Makalah orde baru
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisis
 
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi BangsaPerjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
 
Makalah Olahraga Renang
Makalah Olahraga RenangMakalah Olahraga Renang
Makalah Olahraga Renang
 
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik DidihLaporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
 
MAKALAH DI TII
MAKALAH DI TIIMAKALAH DI TII
MAKALAH DI TII
 

Ähnlich wie Makalah demokrasi terpimpin

demokrasi 1959-1965
demokrasi 1959-1965demokrasi 1959-1965
demokrasi 1959-1965dinda_you
 
Diktat sejarah kelas ix semester ii
Diktat sejarah kelas ix semester iiDiktat sejarah kelas ix semester ii
Diktat sejarah kelas ix semester iisriyandi djoeweri
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberalsistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberalDian Dwiyanti
 
kelompok6-160302140711.pptx
kelompok6-160302140711.pptxkelompok6-160302140711.pptx
kelompok6-160302140711.pptxpancaparhusip1
 
Materi sistem-pemerintahan-ri
Materi sistem-pemerintahan-riMateri sistem-pemerintahan-ri
Materi sistem-pemerintahan-riArief Munandar
 
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...inka -chan
 
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Mimosa Lambert
 
Demokrasi terpimpin 1959-1966
Demokrasi terpimpin 1959-1966Demokrasi terpimpin 1959-1966
Demokrasi terpimpin 1959-1966Nugraha Wirawan
 
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)AmirahNada1
 
demokrasi terpimpin el.pptx
demokrasi terpimpin el.pptxdemokrasi terpimpin el.pptx
demokrasi terpimpin el.pptxfridfrid1
 
Dinamika pelaksanaan uud 1945
Dinamika pelaksanaan uud 1945Dinamika pelaksanaan uud 1945
Dinamika pelaksanaan uud 1945Siwi Danar
 

Ähnlich wie Makalah demokrasi terpimpin (20)

Makalah demokrasi terpimpin (2)
Makalah demokrasi terpimpin (2)Makalah demokrasi terpimpin (2)
Makalah demokrasi terpimpin (2)
 
Makalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpinMakalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpin
 
Makalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpinMakalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpin
 
Sejarah Dekrit Presiden
Sejarah Dekrit PresidenSejarah Dekrit Presiden
Sejarah Dekrit Presiden
 
demokrasi 1959-1965
demokrasi 1959-1965demokrasi 1959-1965
demokrasi 1959-1965
 
Diktat sejarah kelas ix semester ii
Diktat sejarah kelas ix semester iiDiktat sejarah kelas ix semester ii
Diktat sejarah kelas ix semester ii
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberalsistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal
 
kelompok6-160302140711.pptx
kelompok6-160302140711.pptxkelompok6-160302140711.pptx
kelompok6-160302140711.pptx
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin
 
Materi sistem-pemerintahan-ri
Materi sistem-pemerintahan-riMateri sistem-pemerintahan-ri
Materi sistem-pemerintahan-ri
 
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
 
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
 
Dekrit presiden
Dekrit presidenDekrit presiden
Dekrit presiden
 
Demokrasi terpimpin 1959-1966
Demokrasi terpimpin 1959-1966Demokrasi terpimpin 1959-1966
Demokrasi terpimpin 1959-1966
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin
 
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)
 
Perekonomian di indonesia
Perekonomian di indonesiaPerekonomian di indonesia
Perekonomian di indonesia
 
demokrasi terpimpin el.pptx
demokrasi terpimpin el.pptxdemokrasi terpimpin el.pptx
demokrasi terpimpin el.pptx
 
Dinamika pelaksanaan uud 1945
Dinamika pelaksanaan uud 1945Dinamika pelaksanaan uud 1945
Dinamika pelaksanaan uud 1945
 

Mehr von Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 

Makalah demokrasi terpimpin

  • 1. BAB I PENDAHULUAN ii A. Latar Belakang Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa politik yang mencapai klimaksnya dalam bulan Juni 1959, akhirnya mendorong Presiden Soekarno untuk sampai kepada kesimpulan bahwa telah muncul suatu keadaan kacau yang membahayakan kehidupan negara. Atas kesimpulannya tersebut, Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959, dalam suatu acara resmi di Istana Merdeka, mengumumkan Dekrit Presiden mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 dalam kerangka sebuah sistem demokrasi yakni Demokrasi Terpimpin. Dekrit yang dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 mendapatkan sambutan dari masyarakat Republik Indonesia yang pada waktu itu sangat menantikan kehidupan negara yang stabil. Namun kekuatan dekrit tersebut bukan hanya berasal dari sambutan yang hangat dari sebagian besar rakyat Indonesia, tetapi terletak dalam dukungan yang diberikan oleh unsur-unsur penting negara lainnya, seperti Mahkamah Agung dan KSAD.1 Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, Kabinet Djuanda dibubarkan dan pada tanggal 9 Juli 1959, diganti dengan Kabinet Kerja. Dalam kabinet tersebut Presiden Soekarno bertindak sebagai perdana menteri, sedangkan Ir. Djuanda bertindak sebagai menteri pertama. B. Permasalahan Adapun permasalahan yang saya sngkat dalam makalah ini adalah : - Bagaimana pelaksanaan demokrasi terpimpin - Bagaimana system ekonomi masa demokrasi terpimpin - Bagaimana proses pembebasan Irian Barat C. Tujuan - Agar mahasiswa mengetahui pelaksanaan demokrasi terpimpin - Agar mahasiswa mengetahui system ekonomi masa demokrasi terpimpin - Agar mahasiswa memahami tentang pembebasan Irian Barat
  • 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. MASA DEMOKRASI TERPIMPIN 1. Kurun Waktu 1959 – 1965 Pada periode ini sering juga disebut dengan Orde Lama. UUD yang digunakan adalah UUD 1945 dengan sistem Demokrasi Terpimpin. Menurut UUD 1945 presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, presiden dan DPR berada di bawah MPR. Pengertian demokrasi terpimpin pada sila keempat Pancasila adalah dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, akan tetapi presiden menafsirkan “terpimpin”, yaitu pimpinan terletak di tangan ‘Pemimpin Besar Revolusi”. Dengan demikian pemusatan kekuasaan di tangan presiden. Terjadinya pemusatan kekuasaan di tangan presiden menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang puncaknya terjadi perebutan kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965 (G30S/PKI) yang merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia. 2. Pandangan Umum 1. Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan Sukarno. 2. Disebut Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu mengandalkan pada kepemimpinan Presiden Sukarno. 3. Terpimpin pada saat pemerintahan Sukarno adalah kepemimpinan pada satu tangan ii saja yaitu presiden. 3. Tugas Demokrasi terpimpin : 1. Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak setabil sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih mantap dan stabil. 2. Demokrasi Terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi Parlementer atau Liberal. Hal ini disebabkan karena: Pada masa Demokrasi parlementer, kekuasaan presiden hanya terbatas sebagai kepala negara. Sedangkan kekuasaan Pemerintah dilaksanakan oleh partai. 4. Dampaknya Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi sentralisasi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden). 5. Pelaksanaan masa Demokrasi Terpimpin : a. Kebebasan partai dibatasi
  • 3. b. Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus kepala ii pemerintahan. c. Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945 d. Dibentuk lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR dan Front Nasional. 6. Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi terpimpin dari UUD 1945 adalah sebagai berikut. 1. Kedudukan Presiden Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR. Akan tetapi, kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS tunduk kepada Presiden. Presiden menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS. Hal tersebut tampak dengan adanya tindakan presiden untuk mengangkat Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang tidak memimpin departemen. 2. Pembentukan MPRS Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959. Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena Berdasarkan UUD 1945 pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui pemilihan umum sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang duduk di MPR. 7. Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh Presiden dengan syarat : 1. Setuju kembali kepada UUD 1945, Setia kepada perjuangan Republik Indonesia, dan Setuju pada manifesto Politik. 2. Keanggotaan MPRS terdiri dari 61 orang anggota DPR, 94 orang utusan daerah, dan 200 orang wakil golongan. 3. Tugas MPRS terbatas pada menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). 3. Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan karena DPR menolak RAPBN tahun 1960 yang diajukan pemerintah. Presiden selanjutnya menyatakan pembubaran DPR dan sebagai gantinya presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR). Dimana semua anggotanya ditunjuk oleh presiden. Peraturan DPRGR juga ditentukan oleh presiden. Sehingga DPRGR harus mengikuti kehendak serta kebijakan pemerintah. Tindakan presiden tersebut bertentangan dengan UUD 1945 sebab berdasarkan UUD 1945 presiden tidak dapat membubarkan DPR.
  • 4. ii Tugas DPR GR adalah sebagai berikut. 1. Melaksanakan manifesto politik 2. Mewujudkan amanat penderitaan rakyat 3. Melaksanakan Demokrasi Terpimpin 4. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.3 tahun 1959. Lembaga ini diketuai oleh Presiden sendiri. Keanggotaan DPAS terdiri atas satu orang wakil ketua, 12 orang wakil partai politik, 8 orang utusan daerah, dan 24 orang wakil golongan. Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah. Pelaksanaannya kedudukan DPAS juga berada dibawah pemerintah/presiden sebab presiden adalah ketuanya. Hal ini disebabkan karena DPAS yang mengusulkan dengan suara bulat agar pidato presiden pada hari kemerdekaan RI 17 AGUSTUS 1959 yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN berdasarkan Penpres No.1 tahun 1960. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal dengan MANIPOL USDEK. 5. Pembentukan Front Nasional Front Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.13 Tahun 1959. Front Nasional merupakan sebuah organisasi massa yang memperjuangkan cita-cita proklamasi dan cita-cita yang terkandung dalam UUD 1945. Tujuannya adalah menyatukan segala bentuk potensi nasional menjadi kekuatan untuk menyukseskan pembangunan. Front Nasional dipimpin oleh Presiden Sukarno sendiri. Tugas front nasional adalah sebagai berikut. 1. Menyelesaikan Revolusi Nasional 2. Melaksanakan Pembangunan 3. Mengembalikan Irian Barat 6. Pembentukan Kabinet Kerja Tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet Kerja. Sebagai wakil presiden diangkatlah Ir. Juanda. Hingga tahun 1964 Kabinet Kerja mengalami tiga kali perombakan (reshuffle). Program kabinet ini adalah sebagai berikut. 1. Mencukupi kebutuhan sandang pangan 2. Menciptakan keamanan negara 3. Mengembalikan Irian Barat.
  • 5. BAB III METODE PENELITIAN A. Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom Perbedaan ideologi dari partai-partai yang berkembang masa demokrasi parlementer menimbulkan perbedaan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdampak pada terancamnya persatuan di Indonesia. Pada masa demokrasi terpimpin pemerintah mengambil langkah untuk menyamakan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menyampaikan ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis).Tujuannya untuk menggalang persatuan bangsa. Bagi presiden NASAKOM merupakan cerminan paham berbagai golongan dalam masyarakat. Presiden yakin bahwa dengan menerima dan melaksanakan Nasakom maka persatuan Indonesia akan terwujud. Ajaran Nasakom mulai disebarkan pada masyarakat. Dikeluarkan ajaran Nasakom sama saja dengan upaya untuk memperkuat kedudukan Presiden sebab jika menolak Nasakom sama saja dengan menolak presiden. Kelompok yang kritis terhadap ajaran Nasakom adalah kalangan cendekiawan dan ABRI. Upaya penyebarluasan ajaran Nasakom dimanfaatkan oleh PKI dengan mengemukakan bahwa PKI merupakan barisan terdepan pembela NASAKOM. Keterlibatan PKI tersebut menyebabkan ajaran Nasakom menyimpang dari ajaran kehidupan berbangsa dan bernegara serta mengeser kedudukan Pancasila dan UUD 1945 menjadi komunis. Selain itu PKI mengambil alih kedudukan dan kekuasaan pemerintahan yang sah. PKI berhasil meyakinkan presiden bahwa Presiden Sukarno tanpa PKI akan menjadi lemah terhadap TNI. B. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia TNI dan Polri disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri atas 4 angkatan yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian. Masing-masing angkatan dipimpin oleh Menteri Panglima Angkatanyang kedudukannya langsung berada di bawah presiden. ABRI menjadi salah satu golongan fungsional dan kekuatan sosial politik Indonesia. C. Penataan Kehidupan Partai Politik Pada masa demokrasi Parlementer, partai dapat melakukan kegiatan politik secara leluasa. Sedangkan pada masa demokrasi terpimpin, kedudukan partai dibatasi oleh penetapan presiden No. 7 tahun 1959. Partai yang tidak memenuhi syarat, misalnya jumlah anggota yang terlalu sedikit akan dibubarkan sehingga dari 28 partai yang ada hanya tinggal 11 partai. Tindakan pemerintah ini dikenal dengan penyederhanaan kepartaian. Pembatasan ii
  • 6. gerak-gerik partai semakin memperkuat kedudukan pemerintah terutama presiden. Kedudukan presiden yang kuat tersebut tampak dengan tindakannya untuk membubarkan 2 partai politik yang pernah berjaya masa demokrasi Parlementer yaitu Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI). Alasan pembubaran partai tersebuat adalah karena sejumlah anggota dari kedua partai tersebut terlibat dalam pemberontakan PRRI dan Permesta. Kedua Partai tersebut resmi dibubarkan pada tanggal 17 Agustus 1960. D. Arah Politik Luar Negeri Bahasan Umum: Pada awalnya, politik luar negeri Indonesia adalah politik bebas aktif sesuai yang mengabdi pada kepentingan nasional. Bebas berarti tidak memihak salah satu blok (barat/timur), sedangkan aktif berarti ikut memelihara perdamaian dunia. Pada masa demokrasi terpimpin, pelaksanaan politik luar negeri condong mendekati negara-negara blok timur dan konfrontasi terhadap negara-negara blok barat. Perubahan arah ini disebabkan oleh 1. Faktor dalam negeri : dominasi PKI dalam kehidupan politik 2. Faktor luar negeri : sikap negara-negara Barat yang kurang simpati dan tidak mendukung terhadap perjuangan bangsa Indonesia. a. Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo Terjadi penyimpangan dari politik luar negeri bebas aktif yang menjadi cenderung condong pada salah satu poros. Saat itu Indonesia memberlakukan politik konfrontasi yang lebih mengarah pada negara-negara kapitalis seperti negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Politik Konfrontasi tersebut dilandasi oleh pandangan tentang Nefo (New Emerging Forces) danOldefo (Old Established Forces) 1. Nefo merupakan kekuatan baru yang sedang muncul yaitu negara-negara progresif revolusioner (termasuk Indonesia dan negara-negara komunis umumnya) yang anti imperialisme dan kolonialisme. 2. Oldefo merupakan kekuatan lama yang telah mapan yakni negara-negara kapitalis yang ii neokolonialis dan imperialis (Nekolim). Untuk mewujudkan Nefo maka dibentuk poros Jakarta-Phnom Penh-Hanoi-Peking-Pyong Yang. Dampaknya ruang gerak Indonesia di forum internasional menjadi sempit sebab hanya berpedoman ke negara-negara komunis. b. Politik Konfrontasi Malaysia Indonesia juga menjalankan politik konfrontasi dengan Malaysia. Hal ini disebabkan karena pemerintah tidak setuju dengan pembentukan negara federasi Malaysia yang dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang membahayakan Indonesia dan negara-negara blok Nefo.
  • 7. Dalam rangka konfrontasi tersebut Presiden mengumumkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964, yang isinya sebagai berikut. 1. Perhebat Ketahanan Revolusi Indonesia. 2. Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim Inggris. 3. Pelaksanaan Dwikora dengan mengirimkan sukarelawan ke Malaysia Timur dan Barat menunjukkan adanya campur tanggan Indonesia pada masalah dalam negeri Malaysia. c. Politik Mercusuar Politik Mercusuar dijalankan oleh presiden sebab beliau menganggap bahwa Indonesia merupakan mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia. Untuk mewujudkannya maka diselenggarakan proyek-proyek besar dan spektakuler yang diharapkan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan yang terkemuka di kalangan Nefo. Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai milyaran rupiah diantaranya diselenggarakannya GANEFO (Games of the New Emerging Forces ) yang membutuhkan pembangunan kompleks Olahraga Senayan serta biaya perjalanan bagi delegasi asing. Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB sebab Malaysia diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. d. Politik Gerakan Non-Blok Gerakan Non-Blok merupakan gerakan persaudaraan negara-negara Asia-Afrika yang kehidupan politiknya tidak terpengaruh oleh Blok Barat maupun Blok Timur. Selanjutnya gerakan ini memusatkan perjuangannya pada gerakan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia- Afrika dan mencegah perluasan Perang Dingin. Keterlibatan Indonesia dalam GNB menunjukkan bahwa kehidupan politik Indonesia di dunia sudah cukup maju. GNB merupakan gerakan yang bebas mendukung perdamaian dunia dan kemanusiaan. Bagi RI, GNB merupakan pancaran dan revitalisasi dari UUD1945 baik dalam skala nasional dan internasional. Besarnya kekuasaan Presiden dalam Pelaksanaan demokrasi terpimpin tampak dengan: 1. Pengangkatan Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang tidak memimpin departemen. 2. Pidato presiden yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” pada tanggal 17 Agustus 1959 yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN atas usul DPA yang bersidang tanggal 23-25 September 1959. ii
  • 8. 3. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal denganMANIPOL USDEK. 4. Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi yang berarti sebagai ii presiden seumur hidup. 5. Pidato presiden yang berjudul ”Berdiri di atas Kaki Sendiri” sebagai pedoman revolusi dan politik luar negeri. 6. Presiden berusaha menciptakan kondisi persaingan di antara angkatan, persaingan di antara TNI dengan Parpol. 7. Presiden mengambil alih pemimpin tertinggi Angkatan Bersenjata dengan di bentuk Komandan Operasi Tertinggi (KOTI). E. MASA ORDE BARU Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaan masa Sukarno(Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan PKI tahun 1965. Orde baru lahir sebagai upaya untuk : a. Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama b. Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia. c. Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. d. Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa. Latar belakang lahirnya Orde Baru : 1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965 2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30 September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama. 3. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili. 4. Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung membentuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan 66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965. 5. Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi : a. Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
  • 9. ii b. Pembersihan Kabinet Dwikora c. Penurunan Harga-harga barang. 6. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965. 7. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub). 8. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan. Upaya menuju pemerintahan Orde Baru : 1. Setelah dikelurkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan dilakukan di dalam lingkungan lembaga tertinggi negara dan pemerintahan. 2. Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah karena Suharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI. 3. Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan karena saat itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara Soeharto menjadi pelaksana pemerintahan. 4. Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya karena akhirnya Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto. 5. Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk mengukuhkan pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai pejabat Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan negara dan menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Sukarno . 6. 12 Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde Baru.
  • 10. F. KEHIDUPAN POLITIK MASA ORDE BARU 1. Upaya untuk melaksanakan Orde Baru : Melakukan pembaharuan menuju perubahan seluruh tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Menyusun kembali kekuatan bangsa menuju stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur. Menetapkan Demokrasi Pancasila guna melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Melaksanakan Pemilu secara teratur serta penataan pada lembaga-lembaga negara. 2. Pelaksanaan Orde Baru : a. Awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan b. Perkembangannya, kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda dengan masa ii Demokrasi Terpimpin. c. Untuk menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia memutuskan untuk menganut sistem pemerintahan berdasarkan Trias Politika(dimana terdapat tiga pemisahan kekuasaan di pemerintahan yaitu Eksekutif,Yudikatif, Legislatif) tetapi itupun tidak diperhatikan/diabaikan. G. KEHIDUPAN EKONOMI MASA ORDE BARU Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah menempuh cara sebagai berikut. a. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi b. Kerja Sama Luar Negera c. Pembangunan Nasional Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu, 1. Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun 2. Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pembangunan Lima Tahun) merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.
  • 11. H. MASA PEMILU 1971 Ketika Jenderal Soeharto diangkat oleh MPRS menjadi pejabat Presiden menggantikan Bung Karno dalam Sidang Istimewa MPRS 1967, ia juga tidak secepatnya menyelenggarakan pemilu untuk mencari legitimasi kekuasaan transisi. Malah Ketetapan MPRS XI Tahun 1966 yang mengamanatkan agar Pemilu bisa diselenggarakan dalam tahun 1968, kemudian diubah lagi pada SI MPR 1967, oleh Jenderal Soeharto diubah lagi dengan menetapkan bahwa Pemilu akan diselenggarakan dalam tahun 1971. Sebagai pejabat presiden Pak Harto tetap menggunakan MPRS dan DPR-GR bentukan Bung Karno, hanya saja ia melakukan pembersihan lembaga tertinggi dan tinggi negara tersebut dari sejumlah anggota yang dianggap berbau Orde Lama. Pada prakteknya Pemilu kedua baru bisa diselenggarakan tanggal 5 Juli 1971, yang berarti setelah 4 tahun pak Harto berada di kursi kepresidenan. Pada waktu itu ketentuan tentang kepartaian (tanpa UU) kurang lebih sama dengan yang diterapkan Presiden Soekarno. ii
  • 12. BAB IV PEMBAHASAN ii A. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan Sukarno. Disebut Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu mengandalkan pada kepemimpinan Presiden Sukarno. Terpimpin pada saat pemerintahan Sukarno adalah kepemimpinan pada satu tangan saja yaitu presiden.  Tugas Demokrasi Terpimpin Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak setabil sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih mantap/stabil.Demokrasi Terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi Parlementer/Liberal. Hal ini disebabkan karena : a. Pada masa Demokrasi parlementer, kekuasaan presiden hanya terbatas sebagai kepala negara b. Sedangkan kekuasaan Pemerintah dilaksanakan oleh partai. c. Dampaknya dari Penataan kehidupan politik yang menyimpang dari tujuan awaladalah demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi sentralisasi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden).  Penyimpangan Yang Dilakukan dari Demokrasi Terpimpin Terhadap UUD 1945 1. Kedudukan Presiden Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR. Akan tetapi, kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS tunduk kepada Presiden. Presiden menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS. Hal tersebut tampak dengan adanya tindakan presiden untuk mengangkat Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang tidak memimpin departemen. 2. Pembentukan MPRS Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959. Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena Berdasarkan UUD 1945 pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui pemilihan umum sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang
  • 13. duduk di MPR. Anggota MPRS ditunjuk oleh presiden dengan syarat adalah Setuju kembali kepada UUD 1945, Setia kepada perjuangan Republik Indonesia, dan Setuju pada manifesto Politik. Keanggotaan MPRS terdiri dari 61 orang anggota DPR, 94 orang utusan daerah, dan 200 orang wakil golongan. Tugas MPRS terbatas pada menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). 3. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.3 tahun 1959. Lembaga ini diketuai oleh Presiden sendiri. Keanggotaan DPAS terdiri atas satu orang wakil ketua, 12 orang wakil partai politik, 8 orang utusan daerah, dan 24 orang wakil golongan. Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah. Pelaksanaannya kedudukan DPAS juga berada dibawah pemerintah/presiden sebab presiden adalah ketuanya. Hal ini disebabkan karena DPAS yang mengusulkan dengan suara bulat agar pidato presiden pada hari kemerdekaan RI 17 AGUSTUS 1959 yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN berdasarkan Penpres No.1 tahun 1960. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal dengan MANIPOL USDEK. B. Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin Seiring dengan perubahan politik menuju demokrasi terpimpin maka ekonomipun mengikuti ekonomi terpimpin. Sehingga ekonomi terpimpin merupakan bagian dari demokrasi terpimpin. Dimana semua aktivitas ekonomi disentralisasikan di pusat pemerintahan sementara daerah merupakan kepanjangan dari pusat. Langkah yang ditempuh pemerintah untuk menunjang pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut. 1. Pembentukan Badan Perencana Pembangunan Nasional Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi di bawah Kabinet Karya maka dibentuklah Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada tanggal 15 Agustus 1959 dipimpin oleh Moh. Yamin dengan anggota berjumlah 50 orang. ii Tugas Depernas : a. Mempersiapkan rancangan Undang-undang Pembangunan Nasional yang berencana b. Menilai Penyelenggaraan Pembangunan Hasil yang dicapai, dalam waktu 1 tahun Depenas berhasil menyusun Rancangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Sementara Berencana tahapan tahun 1961- 1969 yang disetujui oleh MPRS. Mengenai masalah pembangunan terutama mengenai
  • 14. perencanaan dan pembangunan proyek besar dalam bidang industri dan prasarana tidak dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan. 1963 Dewan Perancang Nasional (Depernas) diganti dengan nama Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin oleh Presiden Sukarno. 2. Penurunan Nilai Uang Tujuan dilakukan devaluasi : a. Guna membendung inflasi yang tetap tinggi b. Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat c. Meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan. Maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusannya mengenaipenuruan nilai uang (devaluasi), yaitu sebagai berikut. a. Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50 b. Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1.000 menjadi Rp. 100 c. Pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000 Tetapi usaha pemerintah tersebut tetap tidak mampu mengatasi kemerosotan ekonomi yang semakin jauh, terutama perbaikan dalam bidang moneter. Para pengusaha daerah di seluruh Indonesia tidak mematuhi sepenuhnya ketentuan keuangan tersebut. Pada masa pemotongan nilai uang memang berdampak pada harga barang menjadi murah tetapi tetap saja tidak dapat dibeli oleh rakyat karena mereka tidak memiliki uang.Hal ini disebabkan karena : a. Penghasilan negara berkurang karena adanya gangguan keamanan akibat pergolakan daerah yang menyebabkan ekspor menurun. b. Pengambilalihan perusahaan Belanda pada tahun 1958 yang tidak diimbangi oleh tenaga kerja manajemen yang cakap dan berpengalaman. c. Pengeluaran biaya untuk penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962, RI sedang mengeluarkan kekuatan untuk membebaskan Irian Barat. ii 3. Kenaikan Laju Inflasi Latar Belakang meningkatnya laju inflasi : a. Penghasilan negara berupa devisa dan penghasilan lainnya mengalami kemerosotan. b. Nilai mata uang rupiah mengalami kemerosotan c. Anggaran belanja mengalami defisit yang semakin besar d. Pinjaman luar negeri tidak mampu mengatasi masalah yang ada e. Upaya likuidasi semua sektor pemerintah maupun swasta guna penghematan dan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran belanja tidak berhasil f. Penertiban administrasi dan manajemen perusahaan guna mencapai keseimbangan keuangan tak memberikan banyak pengaruh
  • 15. g. Penyaluran kredit baru pada usaha-usaha yang dianggap penting bagi kesejahteraan rakyat dan pembangunan mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut disebabkan karena: a. Pemerintah tidak mempunyai kemauan politik untuk menahan diri dalam melakukan ii pengeluaran. b. Pemerintah menyelenggarakan proyek-proyek mercusuar sepertiGANEFO (Games of the New Emerging Forces ) dan CONEFO (Conferenceof the New Emerging Forces) yang memaksa pemerintah untuk memperbesar pengeluarannya pada setiap tahunnya. Dampaknya : a. Inflasi semakin bertambah tinggi b. Harga-harga semakin bertambah tinggi c. Kehidupan masyarakat semakin terjepit d. Indonesia pada tahun 1961 secara terus menerus harus membiayai kekeurangan neraca pembayaran dari cadangan emas dan devisa e. Ekspor semakin buruk dan pembatasan Impor karena lemahnya devisa. f. 1965, cadangan emas dan devisa telah habis bahkan menunjukkan saldo negatif sebesar US$ 3 juta sebagai dampak politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara barat. Kebijakan Pemerintah : a. Keadaan defisit negara yang semakin meningkat ini diakhiri pemerintah dengan pencetakan uang baru tanpa perhitungan matang. Sehingga menambah berat angka inflasi. b. 13 Desember 1965 pemerintah mengambil langkah devaluasi dengan menjadikan uang senilai Rp. 1000 menjadi Rp. 1. Dampaknya dari kebijakan pemerintah tersebut : a. Uang rupiah baru yang seharusnya bernilai 1000 kali lipat uang rupiah lama akan tetapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai sekitar 10 kali lipat lebih tinggi dari uang rupiah baru. b. Tindakan moneter pemerintah untuk menekan angka inflasi malahan menyebabkan meningkatnya angka inflasi. C. Perjuangan Pembebasan Irian barat Ada 3 bentuk perjuangan dalam rangka pembebesan Irian Barat : Diplomasi, Konfrontasi Politik dan Ekonomi serta Konfrontasi Militer. 1. Perjuangan Diplomasi Ditempuh guna menunjukkan niat baik Indonesia mandahulukan cara damai dalam menyelesaikan persengketaan. Perjuangan tersebut dilakukan dengan perundingan. Jalan
  • 16. diplomasi ini sudah dimulai sejak Kabinet Natsir (1950) yang selanjutnya dijadikan program oleh setiap kabinet. Meskipun selalu mengalami kegagalan sebab Belanda masih menguasai Irian Barat bahkan secara sepihak memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Kerajaan Belanda. 2. Konfrontasi Politik dan Ekonomi Konfrontasi ekonomi dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap aset-aset dan kepentingan-kepentingan ekonomi Belanda di Indonesia. Konfrontasi ekonomi tersebut sebagai berikut. 1. Tahun 1956 secara sepihak Indonesia membatalkan hasil KMB, diumumkan pembatalan utang-utang RI kepada Belanda. 2. Selama tahun 1957 dilakukan : - Pemogokan buruh di perusahaan-perusahaan Belanda - Melarang terbitan-terbitan dan film berbahasa Belanda - Memboikot kepentingan-kepentingan Belanda di Indonesia 2. Selama tahun 1958-1959 dilakukan : - Nasionalisasi terhadap ± 700 perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia - Mengalihkan pusat pemasaran komoditi RI dan Rotterdam (Belanda) ke Bremen, ii Jerman. 3. Konfrontasi Militer Dampak dari tindakan konfrontasi politik dan ekonomi tersebut maka tahun 1961 dalam Sidang Majelis Umum PBB terjadi perdebatan mengenai masalah Irian Barat. Diputuskan bahwa Diplomat Amerika Serikat Ellsworth Bunker bersedia menjadi penengah dalam perselisihan antara Indonesia dan Belanda. Bunker mengajukan usul yang dikenal dengan Rencana Bunker, yaitu :  Pemerintah Irian Barat harus diserahkan kepada Republik Indonesia.  Setelah sekian tahun, rakyat Irian Barat harus diberi kesempatan untuk menentukan pendapat apakah tetap dalam negara Republik Indonesia atau memisahkan diri.  Pelaksanaan penyelesaian masalah Irian Barat akan selesai dalam jangka waktu dua tahun.  Guna menghindari bentrokan fisik antara pihak yang bersengketa, diadakan pemerintah peralihan di bawah pengawasan PBB selama satu tahun. Indonesia menyetujui usul itu dengan catatan jangka waktu diperpendek. Pihak Belanda tidak mengindahkan usul tersebut bahkan mengajukan usul untuk menyerahkan Irian Barat di bawah pengawasan PBB. Selanjutnya PBB membentuk negara Papua dalam jangka waktu 16 tahun.
  • 17. Jadi Belanda tetap tidak ingin Irian Barat menjadi bagian dari Indonesia. Keinginan Belanda tersebut tampak jelas ketika tanpa persetujuan PBB, Belanda mendirikan negara Papua, lengkap dengan bendera dan lagu kebangsaan. Tindakan Belanda tersebut tidak melemahkan semangat bangsa Indonesia. Indonesia menganggap bahwa sudah saatnya menempuh jalan kekuatan fisik (militer). Perjuangan jalur militer ditempuh dengan tujuan untuk :  Menunjukkan kesungguhan Indonesia dalam memperjuangankan apa pun yang ii memang menjadi haknya.  Menunjukkan kesungguhan dan memperkuat posisi Indonesia.  Menunjukkan sikap tidak kenal menyerah dalam merebut Irian Barat.
  • 18. BAB V KESIMPULAN Demokrasi terpimpin di Indonesia dimulai sejak dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret pada tanggal 11 maret 1966. Demokrasi terpimpin di Indonesia dimaksudkan oleh Sukarno sebagai demokrasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa, yang berbeda dengan system demokrasi liberal yang merupakan produk dari barat, tetapi pada pelaksanaannya, Demokrasi Terpimpin mengalami bentuk macam penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan tersebut diakibatkan oleh terpusatnya kekuatan politik pada Presiden Soekarmo. Era tahun 1959 sampai dengan 1966 merupakan era Soekarno, yaitu ketika keijakan-kebijakan Presiden Soekarno sangat mempengaruhi kondisi politik Indonesia Dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno dimaksudkan untuk melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia agar sesuai dengan UUD 1945. Tetapi pada pelaksanaannya, pemerintah khususnya Presiden Soekarno banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap UUD 1945 itu sendiri ii
  • 19. DAFTAR PUSTAKA 1. Affandi, Idrus. 1997. Hukum Tata Negara. Jakarta. Departemen Pendidikan ii Nasional. 2. Budiardjo, Miriam. 1977. Dasar-Dasai Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. 3. Fatoni, Uwes. 2006. Sejarah Sistem Politik Indonesia. Surabaya. Unitomo. 4. Kansil. 1996. Tata Negara. Jakarta. Erlangga. 5. Kencana, Inu. 2005. Sistem Politik Indonesia. Bandung. Refika Aditama. 6. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Widiasarana 7. Indonesia.
  • 20. ii MID TEST : ILMU LOGIKA SISTEM DEMOKRASI TERPIMPIN DI INDONESIA DISUSUN OLEH : NAMA : SUBANDI STAMBUK : 21208281 SEMESTER : II PRODI : ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2013
  • 21. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2 1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................................... ............2 BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................2 A. Masa demokrasi terpimpin di indonesia BAB III METODE PENELITIAN............................................................................5 A. Keterlibatan Pki Dalam Ajaran Nasakom...................................................5 B. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia..................................................5 C. Penataan Kehidupan Partai Politik.............................................................5 D. Arah Politik Luar Negeri.............................................................................6 E. Masa Orde Baru.........................................................................................8 F. Kehidupan Politik Masa Orde Baru...........................................................10 G. Kehidupan Ekonomi Masa Orde Baru.......................................................10 H. Masa Pemilu 1971.....................................................................................11 BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................12 A. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin...........................................................12 B. Kehidupan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Terpimpin............................13 C. Perjuangan Pembebasan Irian Barat.........................................................15 BAB V KESIMPULAN...........................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................19 ii
  • 22. KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “SISTEM POLITIK DI INDONESIA” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. ii Raha, Juli 2013 "Penulis"