SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 88
Downloaden Sie, um offline zu lesen
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMBERIAN
IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS
KATOBU KABUPATEN MUNA PERIODE
JANUARI - AGUSTUS
TAHUN 2016
STUDI KASUS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Studi
Diploma III Kebidanan
OLEH:
NISKI ASTRIA
AK. 130246
AKADEMI KEBIDANAN
YAYASAN KESEHATAN NASIONAL
BAUBAU
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
STUDI KASUS
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMBERIAN
IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS
KATOBU KABUPATEN MUNA PERIODE
JANUARI - AGUSTUS
TAHUN 2016
Oleh:
NISKI ASTRIA
AK. 130246
Studi kasus ini diterima dan disetujui, untuk diujikan dan dipertahankan di
depan Tim Penguji Studi Kasus Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan
Nasional Baubau
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Endah Catur Rini, S.ST, M.Kes Harmin Toha, S.ST, M.Kes
Mengetahui :
Direktur AKBID yayasan Kesehatan Nasional Baubau
Sapril, S.KM, M.Sc
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTENG PEMBERIAN
IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS
KATOBU KABUPATEN MUNA PERIODE
JANUARI - AGUSTUS
TAHUN 2016
Oleh :
NISKI ASTRIA
AK.130246
Telah dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji pada
Hari/Tanggal : Selasa, 29 September 2016
Waktu : Jam, 15.40 : 17.40 Wita
Tempat : Kampus AKBID YKN
Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Pembimbing :
1. Endah Catur Rini, S.ST, M. Kes (………………….…….)
2. Harmin Toha, S.ST, M.Kes (…………………….….)
Penguji :
Hj. Suprihatin, S.ST, M.Kes (………………………..)
Mengetahui :
Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional Baubau
Sapril, S.KM, M.Sc
iv
BIODATA PENULIS
1. Indentitas
a. Nama : NISKI ASTRIA
b. NIM : AK.130246
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Tempat Tanggal Lahir : Sumpuo, 11 Oktober 1995
e. Suku/Bangsa : Muna/Indonesia
f. Agama : Islam
g. Alamat : Sumpuo, Desa Lakologou
2. Riwayat Pendidikan
a. Tamat SD Negeri 4 Tongkuno : Tahun 2007
b. Tamat SMP Negeri 1 Tongkuno : Tahun 2010
c. Tamat SMA Negeri 1 Tongkuno : Tahun 2013
d. Mengikuti Pendidikan di Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan
Nasional Baubau sampai sekarang.
3. Nama Orang Tua
a. La Hudia
b. Wa Impu
v
ABSTRAK
Niski Astria, AK.130246 “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tenteng
Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid Di Puskesmas Katobu Kabupaten
Muna Periode Januari - Agustus Tahun 2016” (dibimbing oleh Endah
Catur Rini, S.ST, M.Kes dan Harmin Toha, S.ST, M.Kes).
5 Bab, 71 Hal, 5 Tabel, 4 Lampiran
Latar Belakang : Masa kehamilan adalah masa yang membahagiakan bagi
pasangan suami istri, apalagi bagi pasangan muda atau baru saja menikah saat
saat kehamilan adalah saat yang sangat ditunggu tunggu pastinya. saat seperti
ini adalah saatnya sang ibu juga berganti penampilan. Ibu hamil juga harus
menjaga kesehatannya dan ibu hamil mempunyai kebutuhan pada saat
hamil.Survey puskesmas katobu tahun 2015 jumlah Untuk pemberian imunisasi
TT 2 sebanyak 45 orang. Berdasarkan data yang diproleh dari Puskesmas
katobu pada bulan Januari - agustus tahun 2016 yaitu jumlah ibu hamil
sebanyak 85 orang. Yang mendapat imunisasi TT 1 sebanyak 50 orang
(58,8%), yang mendapat TT 2 sebanyak 35 orang (41,1%).(Puskesmas katobu,
2016).
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang
pemberian imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna
Tahun 2016.
Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif. Penentuan sampel
menggunakan Total sampel dengan jumlah sampel 35 orang. Penelitian di
lakukan pada bulan agustus sampai september 2016 di puskesmas katobu tahun
2016.
Hasil Penelitian : Pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi tetanus
toksoid paling banyak terdapat pada ibu yang berpengetahuan cukup yaitu 23
responden (65,7%), kemudian pengetahuan kurang sebanyak 5 responden
(14,2%), dan yang berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (20%).
Kesimpulan : Pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi tetanus toksoid di
puskesmas katobu pada umumnya berpengetahuan cukup.
Kata Kunci : Imunisasi Tetanus Toksoid,Pengetahuan
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. wr. wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat dan hidayat-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan Studi Kasus ini dengan judul “ Identifikasi
Tingkat Pengetahuan Ibu Tenteng Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Januari - Agustus Tahun
2016”.
Penulis sepenuhnya menyadari begitu banyak kesulitan dan
hambatan yang ditemukan, namun penulis tetap berusaha semaksimal
mungkin dan semua berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak
sehingga penyusunan Studi Kasus ini dapat terselesaikan sesuai dengan
jadwal yang ditentukan. Olehnya itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dosen pembimbing terutama kepada Ibu Endah Catur Rini, S.ST,
M.Kes selaku Pembimbing I dan Ibu Harmin Toha, S.ST, M.Kes selaku
Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas mengarahkan dan
membimbing penulis.
2. Ibu Hj. Suprihatin, S.ST, M.kes selaku Penguji yang banyak
memberikan arahan selama peneliti menyusun Studi Kasus ini.
3. Bapak Sapril, S.KM. M.Sc selaku Direktur Akademi Kebidanan
Yayasan Kesehatan Nasional Baubau
4. Seluruh dosen dan Staf Pengajar Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Baubau yang telah memberikan dukungan dan
bantuan serta kerjasama dalam proses penyusunan Studi kasus ini.
5. Ibu Dr. Wd Hayah Fitri Selaku Kepala Puskesmas yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di Puskesmas Katobu.
vii
6. Teristimewa kedua orang tua saya, Ayahanda La Hudia dan Ibunda
Wa Impu yang tak henti-hentinya mendengarkan keluh kesahku, telah
mengasuh, mendidik serta menanamkan nilai-nilai luhur pada diri saya
sehingga dapat tumbuh dewasa yang disertai dengan pengorbanan
moriil maupun materil dalam proses pembuatan Studi Kasus ini.
7. Saudara-saudaraku Nizar Zulmin, Nila At Nizar, Alan Nurizwan,
Rizwan yang telah memberikan dukungan moral maupun moriil,
motivasi hingga selesainya penulisan Studi Kasus ini.
8. Keponakan saya yang tersayang Ain dan Aidil yang selalu memberikan
saya semangat kelucuan dan tingkah laku mereka membuat saya
semangat dalam menyusun Studi Kasus ini.
9. Saudara-saudariku yang menciptakan seru ceria duniaku diluar
kampus, Sahabat-sahabatku Hasriani, Hikmat, Eni safitri, Sitti Farina
Saputri, serta rekan-rekan Akbid seangkatan dan semua teman-teman
seperjuangan di Akbid YKN yang tidak sempat saya sebutkan satu
persatu, gurau canda kalian adalah motivasi yang menyelipkan
semangat tersendiri untuk saya.
Penulis menyadari bahwa Studi Kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan. Semoga Studi Kasus ini dapat berguna bagi yang
membutuhkan, Amin.
Raha, September 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………….......... I1 i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………................ ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………....... iii
BIODATA PENULIS.........................................................................
ABSTRAK........................................................................................
iv
v
KATA PENGANTAR....................................................................... vi
DAFTAR ISI…………………………………………………….............. viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………......... x
DAFTAR GAMBAR..........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………….................
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah..………………………………...... 6
C. Tujuan Penelitian…………..……………………….... 6
D. Manfaat Penelitian……………………………..…….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan.………….. 8
B. Tinjauan Umum Tentang Imunisasi TT..................... 15
C. Kerangka Konsep…………………………………...... 31
D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian…………. 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………............. 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………….. 33
C. Populasi dan Sampel………………………………... 33
D. Metode Pengumpulan Data………………………… 34
E. Instrumen Penelitian………………………………… 34
F. Pengolahan Data dan Analisis Data……………….. 35
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN,PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS
A. Hasil...........................................................................
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…..………...
2. Hasil Penelitian.....................................................
36
36
39
B. Pembahasan…………………………………………...
C. Studi Kasus................................................................
41
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………. 70
B. Saran………………………………………………….... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
1. Distribusi Jarak dan Waktu Tempuh Puskesmas Katobu............. 37
2. Distribusi Komposisi Penduduk Kecamatan Katobu..................... 38
3. Distribusi Jumlah Kepala Keluarga................................................ 38
4. Distribusi Frekuensi Responden Derdasarkan Pendidikan......... 39
5. Distribusi Pengetahuan Imunisasi Tetanus Toksoid Di
Puskesmas Katobu........................................................................ 41
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Bagan kerangka konsep........................................................................... 31
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Lampiran 1. Master Tabel Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid Di Puskesmas Katobu
Kabupaten Muna Tahun 2016
Lampiran 2. Kuesioner
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian Dari Kesbang Dan Politik Kabupaten
Muna
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari Puskesmas
Katobu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa kehamilan adalah masa yang membahagiakan bagi
pasangan suami istri, apalagi bagi pasangan muda atau baru saja
menikah saat saat kehamilan adalah saat yang sangat ditunggu
tunggu pastinya. saat seperti ini adalah saatnya sang ibu juga berganti
penampilan. Ibu hamil juga harus menjaga kesehatannya dan ibu
hamil mempunyai kebutuhan pada saat hamil.
Imunisasi adalah pemberian vaksin pada tubuh seseorang
untuk memberikan perlindungan kepada kekebalan tubuh. Sangat
penting untuk mencoba menghindari pajanan infeksi yang dapat
berbahaya bagi ibu dan janin selama kehamilan. Vaksinasi juga
penting dilakukan bagi pasangan yang merencanakan kehamilan.
Imunisasi yang rutin dilakukan selama kehamilan sebaiknya ditunda
sampai triwulan kedua atau ketiga karena kemungkinan teratogen
(membuat cacat) bagi janin.
Imunisasi tetanus toksoid adalah pemberian kekebalan
terhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang
dikandungnya. Pemberian dilakukan pada masa kehamilan memasuki
trimester I s/d trimester III. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kelengkapan imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil adalah tingkat
pengetahuan. Penyakit Tetanus merupakan penyakit yang menular
2
namun penularanya tidak dengan secara langsung. Penyebabnya
jenis kuman yang di namakan Clostridium Tetani.
Data organisi kesehatan dunia WHO menyatakan kematian
bayi akibat tetanus di negara berkembang 135 kali lebih tinggi di
banding dengan negara maju (sinarharapan,2002). Tetanus
neonatorum (TN) menyebabkan 50 % kematian perinatal dan
menyumbangkan 20% kematian bayi. Sedangkan angka kejadian
tetanus pada anak di rumah sakit. Berdasarkan laporan Analisis Uji
Coba di Indonesia pada tahun 2014-2015 yang disusun oleh WHO
(World Health Organization) yang bekerjasama dengan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, tetanus masih merupakan penyebab
utama kematian dan kesakitan maternal dan neonatal. Kematian
akibat tetanus di negara berkembang 135 kali lebih tinggi dibanding
negara maju. Di Indonesia sekitar 9,8% (18.032 bayi) dari 184 ribu
kelahiran bayi menghadapi kematian karena cakupan imunisasi
Tetanus Toksoid yang rendah (Depkes RI-WHO, 2006).
Berdasarkan profil data kesehatan Indonesia tahun 2013,
jumlah kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi
di antara negara-negara ASEAN & SEARO, di Indonesia tercatat
bahwa terdapat 137 kasus tetanus dan 137 kasus Tetanus
neonatorum. Imunisasi masih sangat diperlukan untuk melakukan
pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I),
seperti Tuberkulosis (TB), dipteri, pertusis (penyakit pernapasan),
3
campak, tetanus, polio dan hepatitis. Imunisasi yang berkaitan dengan
upaya penurunan kematian bayi diantaranya adalah pemberian
imunisasi TT (Tetanus Toxoid) kepada wanita usia subur, calon
pengantin wanita dan ibu hamil. Pada ibu hamil imunisasi TT ini
diberikan selama masa kehamilannya dengan frekuensi dua kali dan
interval 3 waktu minimal empat minggu. Tujuan imunisasi ini adalah
memberikan kekebalan terhadap penyakit tetanus neonatorum kepada
bayi yang akan dilahirkan dengan tingkat perlindungan vaksin sebesar
90-95 %. Oleh karena itu cakupan imunisasi TT ibu hamil perlu
ditingkatkan secara sungguh-sungguh dan menyeluruh. (Aeni, 2011).
Berdasarkan Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) 1994-2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun
1994 terdapat 309/100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 terdapat
334/100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 terdapat 307/100.000
kelahiran hidup, dan pada tahun 2007 terdapat 228/100.000 kelahiran
hidup. Sedangkan target MDG’s (Millenium Development Goal) untuk
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah ¾ pada tahun 2015
dibandingkan tahun 1990. Berdasarkan target MDG’s berarti tahun
2015 ditargetkan Angka Kematian Ibu maksimal 100 kematian per
100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2010). SDGs atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan ini hadir menggantikan Millenium
Development Goals (MDGs) yang disepakati oleh 198 negara di tahun
2000. MDGs sendiri hanya memiliki 8 tujuan utama yang disusun
4
dalam sejumlah target rinci juga. Kali ini tim perumus memasukkan
tujuan-tujuan baru, diantaranya penanggulangan kelaparan, energi
dan sumber daya alam, serta kerjasama global.
Inilah yang harus diperbaiki jika kita ingin memperoleh hasil
yang maksimal dalam SDGs dalam 1,5 dekade ke depan. Target yang
telah ditentukan oleh SDGs mengenai kematian ibu adalah penurunan
AKI sampai tinggal 70 per 100 ribu kelahiran hidup. Akhirnya dunia
kembali merumuskan komitmen global untuk 15 tahun ke depan. Kali
ini diberi nama Sustainable Development Goals (SGDs) yang akan
dicapai sampai dengan tahun 2030. Target rinci telah disusun dalam
17 indikator. Sebelum memulai menyusun program aksi nasional
SDGs, ada baiknya pemerintah meninjau lebih baik dan lebih
mendalam lagi mengenai bagaimana pelaksanaan MDGs Indonesia
selama lebih dari 10 tahun terakhir ini. Menurut Laporan Bappenas,
beberapa point yang tidak tercapai meliputi indikator kemiskinan,
konsumsi protein, termasuk angka kematian ibu (AKI) dan
pengendalian lingkungan, khususnya sumber air dan sanitasi dasar.
Berdasarkan Kepmenkes No. 1611/2005 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi dalam (Proverawati, 2010), bahwa
program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan,
kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
imunisasi (PD3I).Ibu hamil penting dalam melakukan imunisasi TT
karena dengan melakukan imunisasi saat kehamilan, molekul
5
imunoglobulin akan disalurkan dari ibu kepada bayi melalui plasenta
sebagai kekebalan pasif untuk bayi (Wiknjosastro, 2010).
Derdasarkan data BKKBN ( 2015) Di Indonesia tahun 2015 ibu
hamil yang melakukan imunisasi TT 1 mencapai (23,4%), TT 2
mencapai (21,8%). (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Tingkat
Provinsi di sulawesi tenggara TT 1 mencapai 21,2%, TT 2 mencapai
22,6%.(BKKBN Kab.muna, 2015).
Cakupan imunisasi Tetanus Toksoid pada WUS tampak
sangat rendah dibawah 30%. Pada tahun 2013 angka kejadian di
Indonesia yang mendapatkan sasaran imunisasi Tetanus Toksoid
pada WUS sebanyak 74 juta jiwa (74.983.674 jiwa).
Berdasarkan data yang di peroleh dari kabupaten muna
sulawesi tenggara tahun 2014 yaitu jumlah ibu hamil yang menyuntik
imunisasi tetanus toksoid sebanyak 6.432. Yang mendapat imunisasi
TT 1 sebanyak 840 orang (13,06%), yang mendapat TT 2 sebanyak
599 orang (9,31%). (provinsi sulawesi tenggara, 2014). Untuk
pemberian imunisasi tetanus toksoid pada tahun 2015 sebanyak 45
orang. Berdasarkan data yang diproleh dari Puskesmas katobu pada
bulan Januari - agustus tahun 2016 yaitu 85 orang. Yang mendapat
imunisasi TT 1 sebanyak 50 orang (58,8%), yang mendapat TT 2
sebanyak 35 orang (41,1%).(puskesmas katobu,2016).
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Tingkat
Pengetahuan Ibu hamil Tentang Pemberian Imunisasi Tetanus
Toksoid Di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 ? “
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu hamil Tentang
Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid Di Puskesmas Katobu
Kabupaten Muna Periode Januari - Agustus Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
Pemberian imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Katobu
Kabupaten Muna Tahun 2016 berdasarkan kategori baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
Pemberian imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Katobu
Kabupaten Muna Tahun 2016 berdasarkan kategori cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
Pemberian imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Katobu
Kabupaten Muna Tahun 2016 berdasarkan kategori kurang.
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
guna peningkatan pelayanan pemberian imunisasi tetanus toksoid.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
khususnya dalam memperbanyak referensi tentang pemberian
imunisasi tetanus toksoid dan sebagai acuan bagi peneliti
selanjutnya.
3. Bagi Institusi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi
bagi masyarakat setempat untuk mengerti dan memahami tentang
fungsi, manfaat, serta efektifitas imunisasi tetanus toksoid sehingga
masyarakat semakin mengenal dan pemakaian imunisasi tetanus
toksoid semakin bertambah.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman
dan wawasan dalam penelitian serta sebagai bahan untuk
menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior).
Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengetahuan
diartikan hanyalah sekedar tahu yaitu hasil tahu dari usaha
manusia berkenan dengan masalah-masalah yang ada.
Pengetahuan merupakan perpaduan yang cair dari pengalaman,
nilai, informasi, kontekstual dan kepakaran yang memberikan
kerangka berpikir untuk menilai dan memadukan pengalaman dan
informasi baru (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan wanita usia subur tentang imunisasi sangat
diperlukan karena dengan pengetahuan yang tinggi tentang
imunisasi diharapkan mereka mau melakukan imunisasi TT secara
lengkap. Imunisasi sangat penting diberikan pada wanita usia subur
dengan imunisasi secara lengkap maka ibu tersebut mempunyai
kekebalan tubuh yang kuat dan tidak mudah terserang penyakit
terutama penyakit tetanus. (Dokter sehat, 2010)
9
2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) tingkat
pengetahuan yang di cakup dalam domain kognitif mencakup 6
(enam) tingkatan, yaitu:
a. Tahu (Know) artinya sebagai pengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk pengetahuan dalam tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifikasi
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan pengetahuan paling
rendah untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa
yang dipelajari antara lain dengan menyebutkan, menguraikan,
mengidentifikasi dan menyatakan.
b. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
teratur.
c. Aplikasi (Application) yaitu kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).
Aplikasi disini juga dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-
hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
kontak situasi yang lain.
d. Analisa (Analysis) yaitu kemampuan untuk menjabarkan meteri
atau objek ke dalam komponen, tetapi masih didalam struktur
10
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan
lainnya.
e. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya
dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat
menyesuaikan, dan lain sebagainya dengan rumusan-rumusan
yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan untuk malakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian- penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau penggunaan criteria yang telah
ada.
3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang
a. Pendidikan
Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran
kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-
tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah-
masalah), dan meningkatkan kesehatan. Perubahan atau
tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang
dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan kepada
pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran.
(Notoatmodjo, 2010).
11
Pendidikan adalah upaya sadar untuk menumbuhkan
potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan
pengajaran. Dan terdapat dua konsep pendidikan yang saling
berkaitan, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran
(instruction).
Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuwat
dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk
mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup. Sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidkikan
seseorang makin mudah menerima informasi dan makin bagus
pengetahuan yang dimiliki sehingga penggunaan komunikasi
dapat secara efektif akan dapat dilakukannya. (Hidayat, 2009).
Pendidikan adalah suatu usaha dasar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasar 17,18, dan 19
disebutkan jenjang pendidikan dibagi menjadi pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan
dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah, yang termasuk dalam pendidikan dasar
12
yaitu: SD/ sederajat, SLTP/ sederajat,.pendidikan menengah
merupakan lanjutan pendidikan dasar, merupakan jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah mencangkup
Diploma (D3), perguruan tinggi/ sederajar. (Soedijarto, 2008).
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah
menentukan informasi, makin banyak pengetahuan sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan
sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.(yumna,2012)
Seseorang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang
yang tingkat pendidikannya lebih rendah. (Notoatmodjo, 2007)
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Namun perlu di tekankan bahwa seorang
yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan
rendah pula. Pendidikan merupakan sebuah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan
juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
13
b. Informasi / Media masa
Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Media yang secara khusus didesain
untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Melalui media
seseorang akan mendapatkan pengetahuan, misalnya media
cetak (koran, majalah, dan buku), dan media elektronik (televisi
dan radio).
Informasi diartikan sebagai uraian berisi keterangan
tentang sesuatu (objek, pristiwa, masalah) yang disampaikan
kepada seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan agar
mereka mengetahui atau memehaminya. Dalam arti luas
informasi berarti pemberitahuan penyampaian, pengumuman,
pemberian penyuluhan, pemberian pengarahan, penyajian
laporan, atau sekadar penyampaian berita. (Sutarni, 2008).
Informasi adalah pengetahuan yang didapat dari
pembelajaran, pengalaman, atau intruksi. Yang
mengemukakan bahwa informasi adalah suatu keterangan,
penerangan, atau data yang telah diproses kedalam suatu
bentuk yang mempunyai arti bagi sipenerima dan mempunyai
nilai yang nyata, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
yang dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil keputusan
14
untuk masa yang akan datang. Informasi terdapat dimana-
mana, mudah menyebar dengan bantuan teknologi dan
adakalanya sulit terjangkau oleh pemikiran manusia. Informasi
muncul sebagai sesuatu yang umum yang timbul dari hasil
intraksi manusia, maupun dari hasil intraksi manusia dengan
lingkungan. Dalam hal ini informasi dapat muncul dari hasil
komunikasi maupun dari pemikiran atau kesadaran manusia.
(Yusmaniar, 2011)
Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia
cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
(Notoatmodjo, 2007)
c. Sosial media dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang di lakukan baik atau buruk.
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial yang
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke
dalam individu.
15
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang di peroleh dalam
memecahkan masalah yang di hadapi masa lalu.
f. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya.
B. Tinjauan Umum Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid
1. Pengertian
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus
(Bidanlia, 2010). Vaksin jerap TT (Tetanus Toksoid) adalah vaksin
yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan dan
terabsorpsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfot. Thimersol 0,1
mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin
mengandung potensi sedikitnya 40 IU dipergunakan untuk
mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan
mengimunisasi WUS atau ibu hamil, juga untuk pencegahan
tetanus pada ibu bayi (Depkes RI, 2006).
Tetanus berisiko terjadi pada bayi baru lahir sehingga
imunisasi ini diberikan pada ibu hamil sebagai bentuk
16
pencegahannya. Imunisasi TT selain mencegah terjadinya infeksi
tetanus pada bayi baru lahir juga melindungi ibu terhadap terjadinya
infeksi ini, mengingat pada proses persalinan terjadi perlukaan baik
dari pihak ibu maupun bayi. (Mardiyanti, 2012). Gejala yang timbul
pada awalnya adalah sakit kepala, gelisah, nyeri pada otot rahang
yang kemudian diikuti rasa kaku (trismus), demam, otot perut
mengeras, kejang, dan akhirnya pada seluruh tubuh. Gejala ini
biasanya mulai terjadi 8 hari setelah tubuh terkena infeksi, dan
akan menyerang selama 3 hari sampai 3 minggu. Nyeri pada tulang
rahang dan gigi seringkali membuat pasien sulit untuk membuka
mulutnya atau untuk menelan makanan, dan akhirnya dapat
mengakibatkan kematian akibat sesak atau sukar bernafas.
Tetanus sendiri tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.
Umumnya penyakit tetanus mudah menyerang pada mereka yang
belum pernah menerima vaksinasi tetanus atau pada mereka yang
pernah mendapatkan vaksinasi namun lebih dari 10 tahun yang
lalu. Pasien yang terkena penyakit tetanus harus dirawat di rumah
sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif. (Dokter Sehat,
2010).
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak
ia terpapar dengan antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.
(Ranuh, 2008). Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh
17
bakteri Clostridium tetani yang masuk melalui luka terbuka dan
menghasilkan racun yang kemudian menyerang kedalam saraf dan
otot. Bakteri ini secara umum terdapat dalam tanah, biasa
ditemukan pada debu dan kotoran beberapa hewan. Tetanus ini
jarang terjadi diamirika serikat karena disana tersedianya vaksin
tetanus dan penggunaan yang rutin. Tetaus ini biasanya diawali
dengan kejang pada rahang, disertai sakit kepala dan mudah
marah, lalu diikuti dengan sulit menguyah dan menelan serta kaku
atau sakit pada otot - otot leher, bahu atau punggung Dan bisa juga
ada demam dan menggigil. (Harold, 2005).
Vaksinasi merupakan salah satu cara mencegah penyakit
yang paling murah dan efektif. Pemberian vaksinasi yang sering
disebut imunisasi merupakan langkah penting dalam pencegahan
berbagai penyakit. Vaksin TT ( Tetanus Toxoid ) adalah vaksin
yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan
terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1
mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin
mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Dipergunakan untuk
mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan
mengimunisasi Wanita Usia Subur (WUS) atau ibu hamil, juga
untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi. (Supriadi 2013).
18
2. Tujuan Imunisasi TT
Adapun tujuan dari program imunisasi adalah :
a. Menurunkan Angka Kematian, kesakitan terhadap ibu dan
Bayi, dan kecacatan pada bayi, yang disebabkan
penyakit - penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I).
b. Mencapai kesepakatan Internasional (Global Commitment)
Program Imunisasi yang disepakati pemerintah Indonesia,
yaitu: Eradikasi Polio tahun 2004-2005 dan sertifikasi tahun
2008, Reduksi campak tahun 2005, Maternal Neonatal
Tetanus Neonatorum (MNTE) atau Eliminasi Tetanus
Neonatorum (ETN) dan tercapainya mutu pelayanan sesuai
standar WHO, termasuk pelaksanaan imunisasi yang
aman.
3. Jenis Imunisasi Yang Di Butuhkan Wanita Hamil
a. Tetanus (Tetanus Toksoid) : vaksin ini dianjurkan pada wanita
hamil untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi)
dan sebaiknya diberikan pada wanita yang tidak melengkapi 3
kali imunisasi dasar atau 10 tahun boster.
b. Hepatitis B : untuk wanita dengan risiko tinggi Hepatitis B
(memiliki > 1 pasangan seksual dalam 6 bulan terakhir, memiliki
riwayat Penyakit Menular Seksual, penggunaan narkoba
suntik).
19
c. Influenza (Inaktif) : vaksin dapat mencegah penyakit serius
pada ibu hamil namun sebaiknya diberikan setelah minggu ke-
14.
d. Jenis imunisasi yang dipertimbangkan diberikan pada wanita
hamil dengan pajanan infeksi spesifik:
1. Pneumokokus : diberikan pada triwulan kedua atau ketiga
pada wanita dengan risiko tinggi infeksi pneumokokus atau
dengan penyakit kronik (wanita dengan gangguan jantung,
paru, atau penyakit hati; penurunan kekebalan tubuh;
diabetes).
2. Rabies : direkomendasikan bagi mereka yang terpajan
dengan rabies.
3. Hepatitis A : belum banyak penelitian mengenai keamanan
imunisasi ini selama kehamilan, namun risikonya rendah
(karena vaksin berasal dari virus inaktif).
4. Vaksin Polio Oral & Vaksin Polio Inaktif.
5. Jenis imunisasi yang tidak direkomendasikan pada wanita
hamil :
a) MMR (Mumps, Measles, Rubella) : merupakan
kontraindikasi bagi kehamilan karena kemungkinan
risiko kelainan bawaan pada janin. Wanita sebaiknya
menunggu selama 3 bulan sebelum hamil setelah
menerima vaksin virus hidup ini.
20
b) Varisela : tidak dianjurkan selama kehamilan karena
kemungkinan infeksi varisela pada janin (vaksin
merupakan virus hidup). Diberikan minimal 1 bulan
sebelum kehamilan.
c) HPV (Human Papiloma Virus) : memiliki kaitan efek
samping terhadap janin dan ibu hamil. Data vaksinasi
pada wanita hamil terbatas.
Cara Pemberian:
1) Vaksin dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
Tujuannya agar suspensi menjadi homogen.
2) Penyuntikkan vaksin TT untuk mencegah tetanus
neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan
secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan
dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu.
Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan
berikutnya. Untuk mempertahankan terhadap
tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan
diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima
diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah
pemberian dosis ke tiga dan ke empat.
3) Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama
masa kehamilan bahkan pada trimester pertama.
21
4) Di unit pelayanan statis: vaksin TT yang telah
dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu,
dengan ketentuan: vaksin belum kadaluawarsa,
vaksin disimpan dalam suhu 2 dan 8 derajat
Celcius, tidak pernah terendam air, terjaga
sterilitasnya, tidak beku, VVM masih dalam kondisi
A atau B.
5) Di posyandu: vaksin yang sudah terbuka tidak
boleh digunakan lagi.
4. Manfaat Imunisasi Tetanus Toksoid
Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum.
Imunisasi ini juga memberikan efek pada ibu untuk mendapatkan
perlindungan dari penyakit tetanus (Depkes RI, 2009).
a. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum
(BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah
penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia
kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu
kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang
sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka
(Depkes RI, 2000) Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk
mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara
22
nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus
neonatorum (Depkes, 2004).
5. Jumlah Dan Dosis Pemberian Imunisasi
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005;
Saifuddin dkk, 2001), dengan dosis 0,5 cc di injeksikan
intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).
a. Kemasan
1) 1 bok vaksin terdiri dari 10 vial.
2) 1 vial berisi 10 dosis.
3) Vaksin TT berbentuk cairan.
b. Jarak pemberian imunisasi TT1 dan TT2
Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2
adalah minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI,
2000).
c. Jadwal pemberian
1. TT 1, diberikan dengan dosis 0,5 cc.
2. TT 2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT 1, dapat
memberikan perlindungan selama 3 tahun, dosis
pemberian 0,5 cc.
3. TT 3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT 2, masa
perlindungan 5 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
4. TT 4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 3, masa
perlindungan 10 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
23
5. TT 5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 4, masa
perlindungan 25 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
6. Cara Pemberian Imunisasi TT
Imunisasi TT diberikan pada lengan kiri atas dengan dosis
0,5cc diinjeksikan intramuskuler (Depkes RI, 2009). Saat ini
diharapkan semua wanita usia 15 – 39 tahun telah mendapatkan
imunisasi tetanus minimal 5 kali, sehingga memiliki daya telah
mendapat perlindungan terhadap tetanus seumur hidup. Dengan
demikian maka bayi yang akan dikandungnya kelak akan terlindung
dari penyakit tetanus neonatorum yang mematikan (Markum, 2002)
a. Sebelum digunakan, vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
suspensi menjadi homogen.
b. Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis
primer yang disuntikkan secara intramuskular atau subkutan
dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4
minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan
berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus
pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis.
Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1
tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat. Imunisasi
TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan
bahkan pada periode trimester pertama.
24
c. Di unit pelayanan statis Program Imunisasi, vaksin TT yang telah
dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan
ketentuan :
1) Vaksin belum kadaluarsa
2) Vaksin disimpan dalam suhu +2º – +8ºC
3) Tidak pernah terendam air.
4) Sterilitasnya terjaga
5) VVM (Vaccine Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B.
d. Di posyandu, vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan
lagi untuk hari berikutnya.
7. Jenis - Jenis Imunisasi
Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi yaitu:
a. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang
diharapkan akan akan terjadi suatu proses infeksi buatan
sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang
akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta
dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar- benar
terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon.
Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan
dalam setiap vaksinnya antara lain:
1) Antigen merupan bagian dari vaksin yang berfungsi
sebagi zat atau mikrobaguna terjadinya semacam infeksi
25
buatan dapat berupa poli sakarida, toksoid atau virus
dilemahkan atau bakteri dimatikan.
2) Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan
kultur jaringan.
3) Preservatif, stabiliser, dan antibiotika yang berguna
untuk menghindari tubuhnya mikroba dan sekaligus
untuk stabilisasi antigen.
4) Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang
berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen.
b. Imunisasi pasif
Merupakan pemberian zat (imunoglobulin) yaitu suatu
zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plasma 12 manusia atau binatang yang
digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah
masuk dalam tubuh yang terinfeksi. (Hidayat, 2009)
8. Fasilitas Kesehatan Untuk Mendapatkan Imunisasi Tetanus
Toksoid
Fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi tetanus toksoid
yaitu :
a. Puskesmas
b. Puskesmas pembantu
c. Rumah sakit
d. Rumah bersalin
e. Polindes
26
f. Posyandu
g. Rumah sakit swasta
h. Dokter praktek
i. Bidan praktek.
Laporan imunisasi dibuat sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan (dalam buku KIA, rekam medis, dan/atau kohort)
(Kemenkes RI, 2013).
9. Kontraindikasi
Gejala - gejala berat karena dosis pertama TT. Bagi Individu
yang terinfeksi oleh virus human immunodeficiency (HIV) baik yang
tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi TT harus
berdasarkan standar jadual tertentu. (Anonymous, 2012).
10. Wanita Usia Subur
Wanita usia subur adalah wanita yang berusia 15-39 tahun,
termasuk ibu hamil dan calon pengantin. (BKKBN, 2011). Yang
dimaksud dengan Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang
keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur
20 - 45 tahun. pada wanita usia subur ini berlagsung lebih cepat
dari pada pria. puncak kesuburan ada pada rentang usia 20 - 29
tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95 % untuk hamil.
pada usia 30 -an presentasenya menurun sehingga 90%.
sedangkan memasuki usia 40 tahun kesempatan untuk hamil
hingga menjadi 40% setelah usia 40 tahun hanya punya maksimal
27
10% kesempatan untuk hamil. masalah kesuburan alat repeoduksi
merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. dimana dalam
masa wanita usia subur ini harus menjaga dan merawat personal
hygiene yaitu pemeliharaan keadaan alat kelaminnya dengan rajin
membersihkankannya, oleh karena itu dianjurkan untuk merawat
diri. (Ayicuwie, 2012).
Kurangnya pengetahuan tentang kesuburan alat reproduksi
khususnya pada anita, sering kali di kaitkan dengan berbagai
macam penyakit, padahal tingkat masa kesuburan setiap orang
berbeda-beda tergantung kondisi fisik, mental dan kebersihnnya.
Ketidaksuburan alat reproduksi sering kali juga dikaitkan dengan
berbagai penyakit yang diderita oleh salah satu pasangan yang
mengidapnya, diantaranya 40% faktor ketidaksuburan disebabkan
oleh wanita sedangkan 40% lain oleh sebab pria, dan sisa 20%
karena keduanya.
Oleh karena itu Wanita Usia Subur (WUS) harus melakukan
pemeriksaan kesehatan (pemeriksaan alat kelamin) walaupun ia
memiliki siklus haid yang teratur. Hal ini bukan tanda bahwa wanita
itu subur. Artinya WUS harus sehat bebas dari penyakit kelamin.
Sebelum menikah WUS sebaiknya melakukan pemeriksaan
kesehatan agar mengetahui kondisi organ reproduksinya apakah
berfungsi dengan baik. Dengan mengadakan pemeriksaan
kesehatan maka akan mencegah penyakit alat kelamin. Alat
28
kelamin wanita sangat berhubungan dengan dunia luar yang
melalui liang senggama, saluran mulut rahim, rongga rahim.
Saluran telur (tuba falopi) yang bermuara dalam ruang perut.
Karena adanya hubungan yang langsung ini infeksi alat kelamin
wanita disebabkan oleh hubungan seks yang tidak sehat, sehingga
infeksi bagian luarnya berkelanjutan dapat berjalan menuju ruang
perut dalam bentuk infeksi selaput dinding perut atau disebut juga
peritonitis. Sistem pertahanan dari alat kelamin wanita yang cukup
baik yaitu dari sistem asam, biasanya sistem pertahanan yang
lainnya dengan cara pengeluaran lendir yang selalu mengalir ke
luar yang menyebabkan bakteri yang dibuang dalam bentuk
menstruasi, sistem pertahanan ini sangat lemah, sehingga
infeksinya sering dibendung dan pasti menjalar ke segala arah
yang menimbulkan infeksi mendadak dan menahun. (Rahayu,
2012).
11. Jadwal Imunisasi TT
Pada wanita usia subur dilakukan imunisasi TT sebelum
menikah agar mereka terhindar dari penyakit tetanus. Karena pada
saat persalinan perempuan mengalami robekan - robekan,
termasuk didalamnya agar tali pusat bayi tidak terkena infeksi.
Penyebaran penyakit tetanus pada awal kelahiran dapat
mengakibatkan kematian pada bayi.
29
Pada wanita usia subur diberikan imunisasi TT sebelum
menikah sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu dan selama
hamil diberikan 2 kali dengan interval minimal 4 minggu. Imunisasi
TT minimal dilakukan 5 kali seumur hidup untuk mendapatkan
kekebalan penuh. Imunisasi TT yang pertama bisa dilakukan bisa
kapan saja, misalnya sewaktu remaja.
Lalu TT 2 dilakukan sebulan setelah TT1 (dengan
perlindungan 3 tahun). TT 3 dilakukan 6 bulan setelah TT 2
(perlindungan 6 tahun), TT 4 diberikan 1 tahun setelah TT 3
(perlindungan 10 tahun), dan TT 5 diberikan setahun setelah TT 4
(perlindungan 25 tahun). (Anonymous, 2009).
12. Efek Samping Imunisasi
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala - gejala
seperti lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat
sementara, dan kadang kadang gejala demam. Imunisasi TT aman
diberikan selama periode kehamilan.
Efek samping bervariasi baik reaksinya maupun waktu
terjadinya efek samping.
a. Hepatitis A : Nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, sakit
kepala, kelelahan, reaksi alergi.
b. Hepatitis B : Nyeri di tempat suntikan, demam.
c. Influenza : Kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan
yang dapat berlangsung hingga 2 hari, demam.
30
d. Tetanus – Difteri : Demam, nyeri dan bengkak di tempat
suntikan.
e. MMR : Rash, pembengkakan kelenjar getah bening leher,
nyeri dan kaku pada sendi 1 atau 2 minggu setelah vaksinasi.
f. Varisela : Demam, nyeri dan kemerahan di tempat suntikan,
rash sampai 3 minggu setelah imunisasi.
g. Pneumokokus : Demam, nyeri di tempat suntikan.
h. Vaksin Polio Oral : Tidak ada.
i. Vaksin Polio Inaktif : Kemerahan, rasa tidak nyaman di tempat
suntikan.
Yang harus diperhatikan:
1) Semua vaksin yang mengandung bakteri / virus hidup
tidak dianjurkan bagi wanita hamil, kehamilan
sebaiknya dicegah untuk 28 hari setelah penyuntikan
vaksin hidup (varisela, MMR, BCG) namun vaksinasi
virus hidup < 28 hari sebelum kehamilan bukan alasan
untuk mengakhiri kehamilan.
2) Vaksin virus / bakteri mati dapat diberikan pada wanita
hamil namun waktu ideal untuk pemberian tergantung
dari waktu konsepsi.
3) Kehamilan tidak mengganggu efisiensi dari vaksin.
31
C. Kerangka Konsep
Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti (independent)
: Variabel yang diteliti (dependent)
: Berhubung
Baik
Cukup
Kurang
Tingkat pengetahuan
ibu Hamil tetang
imunisasi tetanus
toksoid
32
D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Pengetahuan tentang pemberian imunisasi tetanus toksoid
adalah berupa hal - hal yang berhubungan dengan apa yang diketahui
oleh ibu tentang imunisasi tetanus toksoid yang dapat dilihat dari
pengisian kuisioner.
Kriteria Obyektif :
a. Baik : hasil persentase 76%-100% total skor jawaban benar
b. Cukup : hasil persentase 56%-75% total skor jawaban benar
c. Kurang: hasil persentase 40%-55% total skor jawaban benar
(Arikunto, 2006).
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak di capai pelitian
ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut notoatmodjo
(2010) deskriptif adalah penelitian yang di lakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan
secara objektif menurut arikunto (2010) penelitian kuantitatif di tuntut
menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, Penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Pada
penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
imunisasi tetanus toksoid.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di puskesmas katobu kabupaten
muna.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang di butuhkan
penulis mulai tanggal 31agustus sampai tanggal 25 september.
C. Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi penelitian adalah semua yang di berikan imunisasi TT 2
di puskesmas katobu yang tercatat dalam buku register imunisasi
34
tetanus toksoid periode januari-agustus tahun 2016 yang
berjumlah 35 orang.
2. Sampel penelitian adalah imunisasi TT 2 di puskesmas katobu
periode januari-agustus tahun 2016 yang berjumlah 35 orang.
3. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini di lakukan
dengan cara Non Random Sampling dengan meetode total
sampling yaitu pengambilan sampel secara keseluruhan.
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
1. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh
lansung dari responden mengenai tingkat pengetahuan ibu
tentang pemberian imunisasi TT 2, yang datanya di kumpulkan
dengan cara membagikan kuesioner pada imunisasi TT 2.
2. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data rekapitulasi
imunisasi TT 2 aktif di puskesmas katobu.
E. Instrumen Penelitian
Untuk pengambilan data dalam penelitian ini, instrumen yang di
gunakan yaitukuesioner terpimpin yang memuat pertanyaan-
pertanyaan berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang pemberian
imunisasi TT 2. Jumlah kuesioner sebanyak 10 pertanyaan
dengan pilihan jawaban “benar” dan “salah”. Setiap jawaban yang
benar bernilai satu (1) dan jawaban yang salah bernilai nol (0).
35
F. Pengolahan Data Dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dan di kelompokkan kemudian
diolah secara manual dengan menggunakan bantuan kalkulator
lalu disusun dan disajikan dalam bentuk tabel persentase dan
frekuensi.
2. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan melalui penelitian dan lembar
observasi diolah secara manual dan dimasukkan dalam tabel
sesuai dengan variabel penelitian. Data dari tiap-tiap variabel
tersebut dapat digunakan rumus berikut ini :
= (100%)
Keterangan :
F : Fariabel yang Diteliti
n : Jumlah Sampel Penelitian
k : Konstanta (100%)
X : Persentase Hasil yang dicapai
(Arikunto, 2006).
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS
A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Katobu terletak di Ibu kota
Kabupaten Muna dengan luas wilayah ±12,88 Km². Adapun
batasan-batasan wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Batalaiworu
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Duruka
3. Sebelah Timur : Selat Buton
4. Sebelah Barat : Kecamatan Watopute
Berdasarkan sistim administratif pemerintahan, wilayah
kerja Puskesmas Katobu terdiri dari delapan Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Laende
2. Kelurahan Raha I
3. Kelurahan Raha II
4. Kelurahan Butung-Butung
5. Kelurahan Mangga Kuning
6. Kelurahan Watonea
7. Wamponiki
8. Raha III
37
Tabel 1
Distribusi Jarak dan Waktu Tempuh Puskesmas Katobu
No. Dari/Ke
Jarak
(KM)
Waktu
tempuh
menit
Sarana tempuh
1. Ibu Kota Kabupaten 0 10 Kendaraan laut
2. Ibu Kota Kecamatan 0 10 Kendaraan darat
3. Kelurahan Raha I 3 15 Kendaraan darat
4. Kelurahan Raha II 1,5 10 Kendaraan darat
5. Kelurahan Laende 2,5 15 Kendaraan darat
6. Kelurahan Butung-Butung 1 10 Kendaraan darat
7. Kelurahan Mangga Kuning 2,5 15 Kendaraan darat
8. Kelurahan Watonea 2 10 Kendaraan darat
9. Wamponiki 0,5 10 Kendaraan darat
10 Raha III 0 5 Kendaraan darat
b. Sarana dan prasarana
Keadaan sarana kesehatan sebagai pendukung
pelayanan di Puskesmas Katobu yaitu :
1. Puskesmas induk 1 buah
2. Puskesmas pembantu 1 buah
3. Posyandu 29 pos
4. Kendaraan roda empat 1 unit
5. Kendaraan roda dua 6 unit
6. Unit poli klinik luar 1 unit
c. Jumlah Ketenagaan
Sebagai pelaksana kesehatan di Puskesmas Katobu
memiliki beberapa tenaga kesehatan berbagai profesi dan
jenjang pendidikan yang disajikan dalam tabel 2.
38
Tabel 2
Jumlah Ketenagaan di Puskesmas Katobu berdasarkan
Profesi dan Jenjang Pendidikan Tahun 2013
No Profesi/Jenjang Pendidikan Jumlah
1. Dokter Umum 2 orang
2. Dokter Gigi 1 orang
3. S1 Gizi 3 orang
4. D3 Gizi 1 orang
5. D3 Kesling 2 orang
6. D3 Analis 2 orang
7. S1 Kesmas 6 orang
8. D3 Perawat 23 orang
9. S1 Kebidanan 5 orang
10. D3 Kebidanan 14 orang
11. S1 Analis 1 orang
12. S1 Perawat/Ners 1 orang
13. Apoteker 2 orang
14. D3 Farmasi 2 orang
15. D3 Gigi 1 orang
16. Magister Manajemen 1 orang
17. Magister Kesehatan 1 orang
18. D1 Komputer 2 orang
19. Sopir 1 orang
20. Cleaning Service 1 orang
21. Tata Usaha 1 orang
S
39
2. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Katobu dengan cara
mencatat data yang diperlukan dari laporan buku registr imunisasi
tetanus toksoid di bagian pili KIA/Kebidanan, kemudian dilakukan
pengolahan data secara manual dan pengairan dalam bentuk tabel
disertai dengan penjelasan terperinci sesuai tujuan penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada januari - agustus tahun 2016 di
Puskesmas katobu, dengan sampel penelitian sebanyak 35 orang
pada ibu hamil yang memakai TT 2. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan lembar kuesioner pada setiap ibu yang
menggunakan imunisasi TT 2 dan mendapatkan informasi
bagaimana pengetahuan ibu tentang imunisasi tetanus toksoid.
Informasi yang berhubungan dengan penelitian ini diolah secara
manual menggunakan kalkulator kemudian disajikan dalam bentuk
tabel disertai dengan penjelasan.
Disini yang diteliti adalah pengetahuan ibu tentang pemberian
imunisasi tetanus toksoid. Pengetahuan seseorang tidak bisa
diukur dari tingkat pendidikannya saja, tetapi juga bisa diukur dari
pengalamannya. Makin banyak pengalaman seseorang makin
tinggi pengetahuannya, dan makin mudah dalam memperoleh
informasi, sehingga kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional
bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2 orang.
40
Tabel 3
Distribusi Pengetahuan Imunisasi Tetanus Toksoid Di
Puskesmas Katobu
No Tingkat pengetahuan Frekuensi (f) Persentasi (%)
1 Baik 7 20
2 Cukup 23 65,7
3 Kurang 5 14,2
Total 35 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa dari 35 responden
imunisasi tetanus toksoid yang memiliki pengetahuan yang baik
berjumlah 7 orang (20%), yang memiliki pengetahuan cukup
berjumlah 23 orang (65,7%), dan yang memiliki pengetahuan
kurang sebanyak 5 orang (14,2%).
Tabel 4
Distribusi frekuensi responden derdasarkan pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Prosentasi (%)
1 SD 4 11,4
2 SMP 9 25,7
3 SMA 15 42,8
4 Perguruan Tinggi 7 20
Total 35 100
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan tabel 4 dari 35 responden menunjukan bahwa
terdapat pendidikan SD sebanyak 4 responden (11,4%),
pendidikan SMP sebanyak 9 responden (25,7%), pendidikan SMA
41
sebanyak 15 responden (42,8%) dan pendidikan perguruan tinggi
sebanyak 7 responden (20%). Jadi penddikan responden yang
paling banyak pada pendidikan SMA yaitu sebanyak 15
responden (42,8%).
B. Pembahasan
Imunisasi tetanus toksoid adalah pemberian kekebalan terhadap
penyakit tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Salah
satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi Tetanus
Toksoid pada ibu hamil adalah tingkat pengetahuan. Penyakit Tetanus
merupakan penyakit yang menular namun penularanya tidak dengan
secara langsung. Penyebabnya sejenis kuman yang dinamakan
Clostridium Tetani, kuman ini semacam spora atau bijinya berada di
banyak lingkungan.
Pengetahuan adalah merupakan hasil terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang di miliki
seseorang, semakin banyak informasi yang di miliki seseorang, maka
semakin tinggi pula pengetahuan yang di miliki (Notoatmodjo,2007).
Setelah melakukan penilaian secara keselurahan di puskesmas
katobu yakni dengan melihat variabel yang diteliti maka didapatkan
42
bahwa identifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian
imunisasi tetanus toksoid di puskesmas katobu yaitu Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 35 responden yang mempuyai pengetahuan
berdasarkan tingkat pengetahuan terhadap pemberian imunisasi
tetanus toksoid yang terbanyak adalah kategori cukup yakni ibu yang
memiliki pengetahuan cukup yaitu 23 orang (65,7%) dengan
perolehan skor pengetahuan yang berkisar dari 56-75%, yang
memiliki pengetahuan kurang yakni 5 orang (14,2%) dengan
perolehan skor pengetahuan yang berkisar 40-55%, dan yang memiliki
pengetahuan baik yaitu 7 orang (20%) dengan perolehan skor
pengetahuan berkisar dari 76-100%. Hasil penelitian ini sebagian
besar responden memiliki pengetahuan cukup dan sebagian kecil
yang memiliki pengetahuan baik.
43
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE ( ANC ) FISIOLOGI
PADA NY ’F’ GESTASI 28 MINGGU 1 HARI
DI PUSKESMAS KATOBU TANGGAL
16 SEPTEMBER 2016
No.Register : 20 85 23
Tanggal Masuk : 16 September 2016 Jam 09.30 Wita
Tanggal Pengkajian : 16 September 2016 Jam 09.50 Wita
Nama Pengkaji : NISKI ASTRIA
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas Istri / Suami
Nama : Ny “F” / Tn “A”
Umur : 23 tahun / 28 tahun
Nikah / lamanya : 1x / ± 3 tahun
Suku : Muna / Muna
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Jln. Mangga Kuning
B. Data Biologis
1. Keluhan utama
a. Ibu menyatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ingin di
suntik imunisasi TT 2
44
b. Ibu mengatakan hamil anak pertama dan tidak pernah
keguguran
c. Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 03 Maret 2016.
d. Ibu mengatakan ini kunjungan yang ke dua
e. Ibu mengatakan akan melakukan Imunisasi yang ke dua
mengeluh pusing-pusing dan lelah bila beraktivitas.
2. Riwayat keluhan utama
a. Mulai timbulnya : Sejak tiga hari yang lalu
b. Sifat keluhan : Hilang timbul
c. Lokasi keluhan : Pada kepala
d. Faktor pencetus : Karena aktivitas yang berlebihan
e. Tidak ada kelainan yang menyertai
C. Riwayat Reproduksi
1. Riwayat Haid
- Menarche : 14 tahun
- Siklus haid : 28 - 30 hari
- Durasi haid : 5 - 7 hari
- Perlangsungan : Normal
- Dismenorhea : Tidak ada
2. Riwayat Ginekologi
- Penyakit neoplasma : Tidak ada
- Penyakit PMS : Tidak ada
- Penyakit infertilitas : Tidak ada
45
- Infeksi alat reproduksi : Tidak ada
D. Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama (GI PIA0)
2. Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 03 - 03 - 2016
3. Tafsiran persalinan (TP) : 10 - 12 - 2016
4. Ibu mengatakan usia kehamilannya ± 7 bulan
5. Gerakan janin dirasakan pertama kali pada umur kehamilan empat
bulan sampai sekarang
6. Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat selama hamil
7. Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter
8. Ibu tidak pernah alergi makanan atau obat - obatan
9. Ibu sudah mendapatkan suntikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
2x di puskesmas katobu
10.Ibu mengatakan ini kunjungannya yang ketiga
E. Riwayat Kesehatan Sekarang Dan Yang Lalu
1. Ibu tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM, malaria,
asma, dan penyakit menular seksual.
2. Ibu tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga.
3. Ibu tidak pernah dirawat di rumah sakit
4. Ibu tidak pernah mengonsumsi obat - obatan tanpa resep dokter.
5. Ibu tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat - obatan
46
F. Riwayat Psikologi, Spiritual, dan Ekonomi
1. Ibu, suami, dan keluarga bahagia atas kehamilan ibu.
2. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami.
3. Hubungan antara ibu, keluarga, dan tetangga sangat baik.
4. Ibu dan keluarga merencanakan melahirkan di rumah sakit.
5. Ibu selalu berdoa semoga persalinannya berlangsung normal.
G. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Sehari - Hari
1. Pola Nutrisi
a. Sebelum hamil
- Pola makan 3 x sehari
- Jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk
- Minum 7 – 8 gelas/hari
b. Selama hamil
- Tidak ada perubahan
2. Pola Eliminasi
a. Sebelum hamil
- BAK : Frekwensi 3 - 4 x sehari, warna kuning, bau amoniak
- BAB : Frekwensi 1 x sehari, konsistensi padat, warna kuning
kecoklatan
b. Selama hamil
- BAK : Frekwensi 6 - 7 kali / hari
- BAB : Frekwensi 1 kali sehari
47
3. Pola Istrahat / Tidur
a. Sebelum hamil
- Tidur siang : ± 1 - 2 jam sehari
- Tidur malam : ± 7 - 8 jam sehari
b. Selama hamil
- Tidak ada perubahan
4. Kebutuhan kebersihan diri sendiri ( personal hygine )
a. Sebelum hamil
Mandi 2 x sehari, sikat gigi sehabis makan dan mandi, pakaian
diganti tiap kali lembab, cuci rambut minimal 3 x seminggu
b. Selama hamil
Tidak ada perubahan
5. Kebutuhan seksual
a. Sebelum hamil
- 1 - 2 kali seminggu
b. Selama hamil
- Tidak ada perubahan
H. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan fisik umum :
a. Kesadaran ibu baik, kesadaran composmentis
b. Berat badan (BB) : 63 kg
c. Tinggi badan (TB) : 164,5 cm
d. Lingkar lengan atas (Lila) : 29,5 cm
48
e. Tanda - tanda Vital (TTV)
- Tekanan darah (TD) : 110/70 mmHg
- Nadi (N) : 80 x/menit
- Suhu (S) : 36,8° C
- Pernapasan (P) : 20 x/menit
f. Kepala
Inspeksi : Rambut bersih, lurus, tidak berketombe, dan kulit
kepala bersih
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
g. Wajah / muka
Inspeksi : Tidak ada cloasma gravidarum, simetris kiri dan
kanan
Palpasi : Tidak ada oedema
h. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, Konjungtiva merah muda
dan sclera tidak ikterus
Palpasi : Tidak ada oedema pada pelpepra
i. Hidung
Inspeksi : Simetris lubang kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak
ada secret, dan tidak ada epitaksis
j. Telinga
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen
49
Palpasi : Tidak ada benjolan pada daun telinga, dan tidak
ada nyeri tekan
k. Mulut dan Gigi
Inspeksi : Bibir lembab, merah muda, gigi utuh, tidak ada
caries
l. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis
m. Payudara
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi areola
mamae, keadaan putting susu menonjol
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, dan ada
colostrum saat putting susu dipincet
n. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas operasi, tampak stiae livide, tonus
otot perut tegang, pembesaran perut sesuai umur
kehamilan
Palpasi :
- Leopold I : - 3 jari bawah procesus xivoideus
- Tinggi fundus uteri (TFU) : 26 cm
- Lingkar perut (LP) : 81 cm
50
- Tafsiran berat janin (TBJ) : 2106 gram
- Leoplod II : Punggung kanan
- Leopold III: Presentase kepala
- Leopold IV: Bergerak dalam panggul (BDP)
Auskultasi : DJJ positif, teratur dan jelas, frekuensi 136 x/menit
o. Panggul
Distansia spinarum : 25 cm (23 – 26 cm)
Distansia cristarum : 29 cm (28 – 30 cm)
Boude loque : 19 cm (18 – 20 cm)
Distansia posterior : 9 cm (8 – 10 cm)
p. Genitalia / anus
Inspeksi : Tidak ada varices, secret, dan froun albus
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
q. Ekstremitas atas / bawah
Inspeksi : Simetris antara kiri dan kanan, tidak ada varices,
jari - jari tangan dan kaki lengkap
Palpasi : Ada odema
Perkusi : Refleks Patella kiri dan kanan (+/+)
2. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin (HB) : 11,5 gr %
Albumin (protein urin) : ( - )
Reduksi (glukosa urin) : ( - )
51
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnose : GI P0 A0, masa gestasi 28 minggu 1 hari, situs memanjang,
punggung kanan, presentase kepala, BDP, intra uterin,
tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik.
1. GI P0 A0
DS : Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah
keguguran
DO : Tampak linea nigra, striae livide dan tonus otot perut tampak
tegang.
Analisa dan interprestasi data
a. Pada multigravidarum tampak Sriae albicans hal ini karena
pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robeknya selaput elastis dibawah kulit, otot perut telah kendur
karena telah mengalami peregangan sebelumnya
(Monshtar R,1998 1998 hal 36)
b. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke
pusat
c. Striae Albicans adalah garis-garis putih pada perut akibatnya
pembulu darah perifer akibat terjadi pergerakan.
(Obstetri Fisiologi Hal : 106)
2. Masa Gestasi 28 minggu 1 hari
DS : - Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 03 - 03 - 2016
- Ibu mengatakan umur kehamilannya 7 bulan
52
DO : - Tinggi fundus uteri (TFU) : 26 cm
- Tafsiran persalinan (TP) : 10 - 12 - 2016.
Analisa dan interprsetasi data
Menurut rumus MC Donald dari hari pertama haid terkhir
(HPHT) tanggal 03 - 03 - 2016 menurut rumus fundus uteri diukur
dengan pita ukur TFU dikalikan 2 dan dibagi 7 menyatakan umur
kehamilan dalam bulanan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 menyatakan
umur kehamilan dalam minggu
- Umur kehamilan dalam bulan = = = 7 bulan
- Umur kehamilan dalam minggu = = = 28 minggu
(Obstetric Fisiologi, Hal: 76)
3. Situs Memanjang
DS : - Adanya tekanan pada perut bagian bawah
- Pergerakan janin kuat terutama di sebelah kiri perut ibu
DO : - Pada pemeriksaan Leopold III teraba bundar, keras dan
melenting di bagian bawah perut ibu (kepala).
Analisa dan interprestasi data
Letak kepala dan bokong sesuai dengan sumbuh tubuh ibu
maka janin dikatakan dalam bentuk bujur atau situs memenjang.
(Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirahardjo, Hal : 119)
53
4. Punggung kanan
DS : - Ibu merasakan pergerakan janin paling sering di sebelah kiri
perut ibu
- Ibu merasakan pegerakan janin pada umur kehamilan 4 bulan
sampai sekarang
DO : Pada palpasi leopold II teraba panjang, datar, keras seperti
papan disebelah kiri perut ibu.
Analisa dan interprestasi data
Palpasi leopold II dapat ditentukan batas samping uterus dan
dapat pula ditentukan letak punggung janin yang membujur dari atas
kebawah menghubungkan bokong dan kepala. Pada palpasi teraba
tahanan keras seperti papan pada sisi kiri perut ibu dan pada sisi
kanan teraba bagian - bagian kecil yang menunjukan bahwa punggung
kiri ( Winkjasastro H, 2002, Hal: 156 )
5. Presentase kepala
DS : Ada tekanan pada perut bagian bawah
DO : Palpasi leopold III teraba bundar, keras, dan melenting (kepala)
Analisa dan interprestasi data
Pada palpasi leopold III dapat menentukan bagian terendah
dari janin yaitu jika teraba keras, bundar dan melenting menandakan
kepala (Mansjoaer, dkk, 1990 Hal :126)
6. BDP
DS : Ibu mengeluh sring buang air kecil ( BAK )
54
DO : Pada palpasi leopold IV sudah masuk pintu atas panggul (PAP)
Analisa dan interprestasi data
Pada saat dilakukan palpasi leopold IV dapat menentukan
bagian terendah dari janin belum masuk PAP atau belum dan saat
palpasi kedua tangan pemeriksa tidak bertemu menandakan kepala
masih divergen (BDP) ( Monsjoer, dkk, Hal: 256 ).
7. Intra uteri
DS : Ibu tidak merasakan nyeri perut yang hebat selama hamil
DO : - Pada saat palpasi tidak merasa nyeri tekan
- Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan.
Analisa dan interprestasi data
Salah satu tanda kehamilan intra uteri adalah terasa pergerakan
janin dalam rahim, tidak terasa nyeri saat palpasi dan perkembangan
rahim sesuai dengan tuanya kehamilan. (Wiknjasastro H, 2002, Hal:
89).
8. Tunggal
DS : Sudah merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 4 bulan,
yang dirasakan pada perut sebelah kiri
DO : - Pada leopold I teraba bokong di fundus
- Pada leopold II teraba punggung janin di sebelah kanan perut ibu
- Pada Leopold III teraba kepala.
55
Analisa dan interprestasi data
Pada saat palpasi Leopold I, II, III teraba bokong, punggung, dan
kepala yang merupakan bagian keras dari janin yang menandakan janin
tunggal. (Obstetric Fisiologi Dr. Fat Tesno Thn : 2006)
9. Janin Hidup
DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak aktif dan kuat
DO : Tampak pergerakan janin, auskultasi DJJ (+) terdengar jelas, kuat
dan teratur dengan frekwensi 136 x/menit
Analisa dan interprestasi data
Adanya pergerakan janin dan DJJ merupakan tanda bahwa janin
hidup, gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan umur
kehamilan 20 minggu sedangkan pada multigravida umur kehamilan 16
minggu. DJJ dapat didengar dengan leanec pada umur kehamilan 18
minggu samapai 20 minggu. (Wiknjasastro H, 2002, Hal: 129).
Janin yang dalam keadaan sehat, bunyi jantungnya teratur
dengan frekwensi antara 120 – 160 x/ menit. (Manuaba I.B.G, Hal: 136)
10.Keadaan ibu dan janin baik
DS : Gerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan 4 bulan sampai
sekarang yang dirasakan pada perut sebelah kiri
DO : DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekwensi 136
x/menit
Tanda-tanda vital ibu
- Tekanan darah (TD) : 110/70 mmHg
56
- Nadi ( N ) : 80 x/menit
- Suhu ( S ) : 36,8o
C
- Pernapasan ( P ) : 20 x/menit
Analisa dan interprestasi data
Dengan pergerakan janin dan DJJ dalam batas normal, serta
tanda-tanda vital ibu dalam batas normal menandakan kondisi atau
keadaan ibu dan janin baik. (Sarwono Prawirahardjo : 2006).
LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Tidak ada data yang menunjang terjadinya masalah Potensial.
LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Tidak ada data yang menunjang untuk melakukan kolaborasi
LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN
A. Tujuan
1. Keadaan ibu dan janin baik
2. Imunisasi tetanus toksoid dapat teratasi
3. Kehamilan dapat berlangsung normal
4. Tanda-tanda vital dalam batas normal
B. Kriteria
1. Kehamilan berlangsung aman, ibu dan janin baik tidak terjadi
komplikasi
2. Ibu dan janin dalam kondisi sehat
57
3. Tanda - tanda vital dalam batas normal
Tekanan Darah : 110/70
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 36,8 0
c
Pernapasan : 20 x / menit
DJJ : 120 - 160 x / menit
C. Rencana Tindakan
1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Rasional : Penyampaian tentang hasil pemeriksaan pada ibu
sangat penting agar ibu dapat mengetahui
perkembangan kehamilannya serta merupakan tujuan
utama pelayanan antenatal yang berkualitas.
(Pelayanan Maternal dan Neonatal, 2010 Hal: 146)
a. Menganjurkan ibu untuk mendapatkan imunisasi TT 2
Rasional : Ibu melakukan imunisasi TT 2 agar tidak terjadi resiko
pada bayi baru lahir sehingga imunisasi ini di berikan
pada ibu hamil sebagai untuk mencegah terjadinya
infeksi tetanus pada bayi baru lahir.
2. Berikan pada ibu tablet penambah darah (SF) pertablet selama
kehamilan, dan konsumsi dengan vitamin C, serta sari buah lemon
Rasional : Kegunaan/manfaat SF bagi ibu hamil dapat menambah
stamina dan berperan penting di dalam pembentukan
sel darah merah, serta vitamin C dan sari buah lemon
58
bagi ibu hamil juga berperan penting dalam mengatasi
sembelit, sebagai antioksidan, dan baik bagi bayi (bayi
dalam kandungan sebagai pembentuk tulang,dan
perkembangan otak bayi).
(Obstetric,2006:Sarwono Prawirohardjo)
3. Berikan HE (Health Education)
a. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi seimbang
Rasional : Untuk meningkatkan sejumlah sel darah merah
secara alamiah makanan yang dikonsumsi
(Perawatan ibu hamil, 2008)
b. Anjurkan ibu untuk beristrahat yang cukup selama hamil
terutama siang hari dengan tidur rebahan sesaat
Rasional : Istirahat sejenak terutama disiang hari dapat
mengurangi beban kerja jantung yang mengalami
peningkatan, Istrahat juga dapat menghambat
penggunaan energi yang juga meningkat karena
adanya janin.
(Perawatan Ibu Hamil, 2008).
c. Personal Hygiene
Rasional : Pentingnya menjaga kebersihan diri agar terhindar
dari berbagai penyakit terutama bagian value dan
vagina tidak boleh lembab.
(Perawatan Ibu Hamil, 2008)
59
d. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan payudara
untuk memperlancar pengeluaran ASI
Rasional : Dengan dilakukan peralatan payudara dapat
mempercepat atau memperlancar ASI ibu dan agar
tidak terjadi bendengan ASI.
( Perawatan Ibu Hamil, 2008)
4. Beri Penjelasan tentang 10 tanda bahaya kehamilan
Rasional : Ibu perlu mengetahui tentang tanda bahaya mengacam
kehamilannya sehingga segera mencari pertolongan
apabila terjadi salah 1 tanda 10 tanda kehamilan
tersebut. (Pelayanan Maternal dan Neonatal 2010 hal.
147)
5. Beri obat dan vitamin pada Ibu
Rasional : Dengan pemberian obat dan vitamin yangmengandung
zat besi dalam basis tinggi memegang peranan penting dalam
pembentukan sel darah merah.
(Pelayanan Maternal dan Neonatal 2010 Hal: 145 )
6. Anjurkan ibu untuk follow up dan bila ada keluhan segera datang di
puskesmas katobu.
Rasional : Dengan melakukan kunjungan rutin dapat mendeteksi
sedini mungkin masalah pada ibu dan janin.
60
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 16 - 09 - 2015 Jam 10.30 Wita
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Hasil : Tanda-Tanda Vital
- Tekanan darah (TD) : 110/70 mmHg
- Nadi ( N ) : 80 x/menit
- Suhu ( S ) : 36,8o
C
- Pernapasan ( P ) : 20 x/menit
- DJJ terdengar dengan jelas, kuat, dan teratur dengan
frekuensi 136 x/menit
- Keadaan ibu dengan imunisasi tetenus toksoid
a. Menganjurkan ibu untuk mendapatkan imunisasi TT 2
Rasional : Ibu melakukan imunisasi TT 2 agar tidak terjadi resiko
pada bayi baru lahir sehingga imunisasi ini di berikan
pada ibu hamil sebagai untuk mencegah terjadinya
infeksi tetanus pada bayi baru lahir.
2. Memberikan pada ibu tablet penambah darah (SF) pertablet
selama kehamilan,dan konsumsi dengan vitamin C,serta sari buah
lemon
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengkonsumsi tablet SF,vit C,
serta sari buah lemon
3. Memberikan HE ( Health Education ) tentang
a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi seimbang
61
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia makan – makanan dengan gizi
seimbang.
b. Pola istirahat dan aktifitas
Menganjurkan ibu untuk beristrahat yang cukup selama hamil
terutama siang hari dengan tidur rebahan sesaat
Hasil : Ibu mengerti anjuran bidan untuk istirahat yang cukup dan
tidak melakukan aktivitas yang berlebihan.
c. Personal Hygiene
Hasil : Ibu mengerti dan mau menjaga kebersihan organ intimnya
dengan keadaan kering dan tidak lembab.
d. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan payudara
untuk memperlancar pengeluaran ASI
Hasil : Ibu mau melakukan perawatan payudara.
4. Memberikan Penjelasan tentang 10 tanda bahaya kehamilan
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia datang bila mengalami salah satu
dari 10 tanda bahaya kehamilan.
5. Memberikan obat dan vitamin pada Ibu
Hasil : Ibu bersedia minum obat yang di berikan.
6. Menganjurkan ibu untuk follow up dan bila ada keluhan segera
datang di puskesmas katobu.
Hasil : Ibu mengerti dan mau bersedia datang kembali dan
kapan saja bila ada keluhan.
62
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 16 - 09 - 2016 Jam 10.45 Wita
1. Keadaan umum ibu dan janin baik
2. Keadaan janin baik ditandai dengan
- Pergerakan janin yang teratur
- DJJ dalam batas normal 136 x / menit
63
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBINANAN ANC
FISIOLOGI PADA NY ‘F’ GESTASI 28 MINGGU
1 HARI DI PUSKESMAS KATOBU
TANGGAL 16 SEPTEMBER 2016
No. Register : 20 85 23
Tanggal Masuk : 16 September 2016 Jam 09.30 Wita
Tanggal Pengkajian : 16 September 2016 Jam 09.50 Wita
Nama Pengkaji : NISKI ASTRIA
IDENTIFIKASI DATA DASAR
I. Identitas Istri / Suami
Nama : Ny “F” / Tn “A”
Umur : 23 tahun / 28 tahun
Nikah / lamanya : 1x / ± 3 tahun
Suku : Muna / Muna
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Jln. Mangga Kuning
DATA SUBJEKTIF ( S )
1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama (GI PIA0)
2. Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 03 - 03 – 2016
3. Tafsiran persalinan (TP) : 10 - 12 - 2016
64
4. Ibu mengatakan usia kehamilannya ± 7 bulan
5. Gerakan janin dirasakan pertama kali pada umur kehamilan
empat bulan sampai sekarang
6. Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat selama
hamil
7. Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep
dokter
8. Ibu tidak pernah alergi makanan atau obat - obatan
9. Ibu sudah mendapatkan suntikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) 2x di puskesmas katobu
10.Ibu mengatakan ini kunjungannya yang ketiga
DATA ONJEKTIF ( O )
1. Keadaan umum ibu baik dan kesadaran composmentis
2. Ibu hamil anak pertama dan tidak pernah keguguran (GI P0 A0)
3. Tanda-tanda vital ( TTV ) dalam batas normal
Tekanan darah (TD) : 110/70 mmHg
Nadi ( N ) : 80 x/menit
Suhu ( S ) : 36,8o
C
Pernapasan ( P ) : 20 x/menit
4. Berat badan ( BB ) : 63 kg
Tinggi badan ( TB ) : 164,5 cm
Lingkar lengan atas (Lila) : 29,5 cm
65
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Inspeksi : Rambut bersih, lurus, tidak berketombe, dan kulit kepala
bersih
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b. Wajah / muka
Inspeksi : Tidak ada cloasma gravidarum, simetris kiri dan kanan
Palpasi : Tidak ada oedema
c. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, Konjungtiva merah muda dan
sclera tidak ikterus
Palpasi : Tidak ada oedema pada pelpepra
d. Hidung
Inspeksi : Simetris lubang kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada
secret, dan tidak ada epitaksis
e. Telinga
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen
Palpasi : Tidak ada benjolan pada daun telinga, dan tidak ada
nyeri tekan
f. Mulut dan Gigi
Inspeksi : Bibir lembab, tidak ada saiawan, merah muda, gigi utuh,
tidak ada caries.
66
g. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe,
tidak ada pelebaran vena jugularis
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe,
tidak ada pelebaran vena jugularis
h. Payudara
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi areola mamae,
keadaan putting susu menonjol
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, dan ada
colostrum saat putting susu dipincet
i. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas operasi, tampak stiae livide, tonus otot
perut tegang, pembesaran perut sesuai umur
kehamilan
Palpasi :
Leopold I : - 3 jari bawah procesus xivoideus
- Tinggi fundus uteri (TFU) : 26 cm
- Lingkar perut (LP) : 81 cm
- Tafsiran berat janin (TBJ) : 2106 gram
Leoplod II : punggung kanan
Leopold III: presentase kepala
Leopold IV: bergerak dalam panggul (BDP)
Auskultasi : DJJ positif, teratur dan jelas, frekuensi 136 x/menit
67
j. Panggul
Distansia spinarum : 25 cm (23 – 26 cm)
Distansia cristarum : 29 cm (28 – 30 cm)
Boude loque : 19 cm (18 – 20 cm)
Distansia posterior : 9 cm (8 – 10 cm)
k. Genitalia / anus
Inspeksi : Tidak ada varices, secret, dan froun albus
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
l. Ekstremitas atas / bawah
Inspeksi : Simetris antara kiri dan kanan, tidak ada varices, jari –
jari tangan dan kaki lengkap
Palpasi : Ada odema
Perkusi : Refleks Patella kiri dan kanan (+/+)
6. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin (HB) : 11,5 gr %
Albumin (protein urin) : ( - )
Reduksi (glukosa urin) : ( - )
ASESSMENT ( A )
GI P0 A0, umur kehamilan 28 minggu 1 hari, puka, presentase kepala,
BDP, intra uterin janin tunggal hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu.
68
PLANING ( P )
Tanggal 16 - 09 - 2016 Jam 10.30 Wita
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Hasil : Tanda-Tanda Vital
- Tekanan darah (TD) : 110/70 mmHg
- Nadi ( N ) : 80 x/menit
- Suhu ( S ) : 36,8o
C
- Pernapasan ( P ) : 20 x/menit
- DJJ terdengar dengan jelas, kuat, dan teratur dengan
frekuensi 136 x/menit
- Keadaan ibu dengan imunisasi tetanus toksoid
2. Menganjurkan ibu untuk mendapatkan imunisasi TT 2
hasil : Ibu melakukan imunisasi TT 2 agar tidak terjadi resiko pada
bayi baru lahir sehingga.
3. Memberikan pada ibu tablet penambah darah (SF) pertablet selama
kehamilan,dan konsumsi dengan vitamin C,serta sari buah lemon
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengkonsumsi tablet SF,vit C,
serta sari buah lemon
4. Memberikan HE ( Health Education ) tentang
a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi seimbang
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia makan – makanan dengan gizi
seimbang.
69
b. Pola istirahat dan aktifitas
Menganjurkan ibu untuk beristrahat yang cukup selama hamil
terutama siang hari dengan tidur rebahan sesaat
Hasil : Ibu mengerti anjuran bidan untuk istirahat yang cukup dan
tidak melakukan aktivitas yang berlebihan.
c. Personal Hygiene
Hasil : Ibu mengerti dan mau menjaga kebersihan organ intimnya
dengan keadaan kering dan tidak lembab.
d. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan payudara
untuk memperlancar pengeluaran ASI
Hasil : Ibu mau melakukan perawatan payudara.
5. Memberikan Penjelasan tentang 10 tanda bahaya kehamilan
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia datang bila mengalami salah satu
dari 10 tanda bahaya kehamilan.
6. Memberikan obat dan vitamin pada Ibu
Hasil : Ibu bersedia minum obat yang di berikan.
7. Menganjurkan ibu untuk follow up dan bila ada keluhan segera
datang di puskesmas katobu.
Hasil : Ibu mengerti dan mau bersedia datang kembali pada
dan kapan saja bila ada keluhan.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian identifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang
pemberian imunisasi tetanus toksoid di puskesmas katobu kabupaten
muna tahun 2016, maka di peroleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di
puskesmas katobu kabupaten muna tahun 2016, dalam kategori
baik sebanyak 7 responden (20%).
2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di
puskesmas katobu kabupaten muna tahun 2016, dalam kategori
cukup sebanyak 23 responden (65,7%).
3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di
puskesmas katobu kabupaten muna tahun 2016, dalam kategori
kurang sebanyak 5 responden (14,2%).
B. Saran
Derdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adanya upaya
untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu
peneliti menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi responden
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, ibu hamil dapat lebih
di siplin dalam melakukan ANC dan lebih aktif untuk mengikuti
penyuluhan tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi
71
tetanus toksoid, serta dapat lebih meningkatkan pengetahuan
tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi tetanus toksoid
melalui media elektronik maupun media cetak.
2. Bagi petugas kesehatan
Petugas kesehatan ( bidan ) di harapkan dapat meningkatkan
pemberian penyuluhan dalam bidang kesehatan khususnya
tentang imunisasi tetanus toksoid, dan meningkatkan cakupan
imunisasi tetanus toksoid
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut dengan
mengembangkat variabel penelitian dan jumlah populasi yang
lebih banyak sehingga akan di peroleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Satgas Imunisasi-IDAI. 2008. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia: Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo :Jakarta
Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta: Jakarta
BKKBN.Kabupaten muna,2015 pencatatan dan pelaporan sultra
Puskesmas katobu (2016) profil puskesmas katobu tahun 2016
Kebijakan Program Imunisasi. Pelatihan Tenaga Pelaksanaan Imunisasi di
Puskesmas. Depkes RI : Jakarta
Suparyanto. 2011. Konsep Kelengkapan Imunisasi. http://dr-
Suparyanto.blogspot.com/2011/06/konsep-kelengkapan-imunisasi.html
diunduh tanggal 23 Oktober 2012 pukul 15:31 WIB
Susanto. 2011. Program Imunisasi TT Ibu Hamil. http:// kesehatan.
Depkes RI., 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 1059/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi
http://bidanlia.blogspot.com/2010/06/imunisasi-tt-tetanus-toxoid-pada-
ibu.htmldiunduh tgl 31 Mei.2012, 20.40 PM
http://mdqyudh.blospot.com/2009/11/imunisasittpadaibuhamil/ diunduh tgl
31 mei 2012, 21.10 PM
Lampiran 1
MASTER TABEL
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTENG PEMBERIAN
IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS
KATOBU KABUPATEN MUNA PERIODE
JANUARI - AGUSTUS
TAHUN 2016
No Nama ibu/Responden
(Inisial)
Tingkat Pengetahuan
Baik Cukup Kurang
1 Ny.L - √ -
2 Ny.A - √ -
3 Ny.H √ - -
4 Ny.U - - √
5 Ny.D - √ -
6 Ny.I - √ -
7 Ny.A √ - -
8 Ny.W - √ -
9 Ny.A - √ -
10 Ny.I √ - -
11 Ny.M - √ -
12 Ny.P - √ -
13 Ny.A - √ -
14 Ny.S - √ -
15 Ny.T - √ -
16 Ny.R - √ -
17 Ny.I - - √
18 Ny.A - √ -
19 Ny.Z - √ -
20 Ny.U - √ -
21 Ny.L √ - -
22 Ny.M √ - -
23 Ny.I - √ -
24 Ny.N - - √
25 Ny.N √ - -
26 Ny.I - √ -
27 Ny.L - √ -
28 Ny.A - - √
29 Ny.A - √ -
30 Ny.T - √ -
31 Ny.N - - √
32 Ny.I - √ -
33 Ny.S - √ -
34 Ny.K √ - -
35 Ny.I - √ -
Lampiran 2
KOESIONER PENELITIAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMBERIAN
IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS
KATOBU KABUPATEN MUNA PERIODE
JANUARI - AGUSTUS
TAHUN 2016
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan terakhir :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
B. Pengetahuan Imunisasi Tetanus Toksoid
Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini dengan memberi tanda
ceklis (√)
1. Wanita hamil apakah bisa menyuntikan imunisasi tetanus toksoid.
a) Benar
b) Salah
2. Menurut ibu, pertambahan berat badan merupakan efek samping
dari imunisasi tetanus toksoid.
a) Benar
b) Salah
3. Imunisasi tetanus toksoid digunakan setelah hamil.
a) Benar
b) Salah
4. Ibu yang mengalami tekanan darah tinggi bisa menggunakan
Imunisasi tanus toksoid.
a) Benar
b) Salah
5. Imunisasi tetanus toksoid tidak menjamin terhadap penularan
penyakit kelamin
a) Benar
b) Salah
6. Imunisasi tetanus toksoid adalah proses untuk membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus
a) Benar
b) Salah
7. Imunisasi tetanus toksoid adalah alat untuk mencegah masuknya
penakit dengan cara diminum/ditelan
a) Benar
b) Salah
8. Selain wanita,imunisasi tetanus toksoid dapat juga digunakan oleh
pria
a) Benar
b) Salah
9. Apakah ibu pernah mendengar tentang imunisasi tetanus toksoid.
a) Benar
b) Salah
10.Apakah selama hamil ibu di suntik imunisasi tetanus toksoid.
a) Benar
b) Salah

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...Warnet Raha
 
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...Warnet Raha
 
KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH Yondy Arion
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahIINMARSALENA
 
Kti febriyanti ekaputri
Kti febriyanti ekaputriKti febriyanti ekaputri
Kti febriyanti ekaputriktiFEBRIYANTI
 
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-iFajar Deilova
 
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah NilawatiLaporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah Nilawatirobin2dompas
 
Kti meldawati
Kti meldawatiKti meldawati
Kti meldawatiKTIMELDA
 
Kti mitra tanjung
Kti mitra tanjungKti mitra tanjung
Kti mitra tanjungMitraTajung
 

Was ist angesagt? (19)

Kti wa marwani AKBID YKN BAU BAU
Kti wa marwani AKBID YKN BAU BAUKti wa marwani AKBID YKN BAU BAU
Kti wa marwani AKBID YKN BAU BAU
 
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
 
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
 
KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH
 
Karya tulis ilmiah wa hara
Karya tulis  ilmiah wa haraKarya tulis  ilmiah wa hara
Karya tulis ilmiah wa hara
 
Kti cici zalmiati
Kti cici zalmiatiKti cici zalmiati
Kti cici zalmiati
 
Kti hasriani
Kti hasrianiKti hasriani
Kti hasriani
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Kti rini AKBID YKN BAU BAU
Kti rini AKBID YKN BAU BAUKti rini AKBID YKN BAU BAU
Kti rini AKBID YKN BAU BAU
 
Kti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramataKti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramata
 
Kti febriyanti ekaputri
Kti febriyanti ekaputriKti febriyanti ekaputri
Kti febriyanti ekaputri
 
Kti eva seno safitri
Kti eva seno safitriKti eva seno safitri
Kti eva seno safitri
 
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
 
Kti endang satuni
Kti endang satuniKti endang satuni
Kti endang satuni
 
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah NilawatiLaporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
 
Kti meldawati
Kti meldawatiKti meldawati
Kti meldawati
 
Kti habibah
Kti habibahKti habibah
Kti habibah
 
Kti mitra tanjung
Kti mitra tanjungKti mitra tanjung
Kti mitra tanjung
 
Kti kartika nur auliana
Kti kartika nur aulianaKti kartika nur auliana
Kti kartika nur auliana
 

Andere mochten auch

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...Warnet Raha
 
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN  KARYA TULIS ILMIAHLEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN  KARYA TULIS ILMIAH
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAHWarnet Raha
 
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...Warnet Raha
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lainWarnet Raha
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina riantiDINARIANTI
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...Warnet Raha
 

Andere mochten auch (20)

Kti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata rahaKti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata raha
 
Kti ratma ningsih
Kti ratma ningsihKti ratma ningsih
Kti ratma ningsih
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAUKti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
 
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
 
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN  KARYA TULIS ILMIAHLEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN  KARYA TULIS ILMIAH
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH
 
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lain
 
makalah Keputihan
makalah Keputihanmakalah Keputihan
makalah Keputihan
 
Makalah leukorea akbid paramata
Makalah leukorea akbid paramataMakalah leukorea akbid paramata
Makalah leukorea akbid paramata
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti wahyu andriyani
Kti wahyu andriyaniKti wahyu andriyani
Kti wahyu andriyani
 
Keputihan
KeputihanKeputihan
Keputihan
 
Pengetahuan dan keputihan
Pengetahuan dan keputihanPengetahuan dan keputihan
Pengetahuan dan keputihan
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
 
Rahmaningsih
RahmaningsihRahmaningsih
Rahmaningsih
 
Kti setiya rahayu
Kti setiya rahayuKti setiya rahayu
Kti setiya rahayu
 

Ähnlich wie Kti niski astria AKBID YKN RAHA

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKS...
MANAJEMEN  DAN  PENDOKUMENTASIAN  ASUHAN  KEBIDANAN PADA  BAYI  NY “Y” ASFIKS...MANAJEMEN  DAN  PENDOKUMENTASIAN  ASUHAN  KEBIDANAN PADA  BAYI  NY “Y” ASFIKS...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKS...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...Warnet Raha
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidwarjoyo susilo
 
wus dgn kista ovarium.pdf
wus dgn kista ovarium.pdfwus dgn kista ovarium.pdf
wus dgn kista ovarium.pdfWemygultom
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Septian Muna Barakati
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...Warnet Raha
 

Ähnlich wie Kti niski astria AKBID YKN RAHA (20)

Tanda bahaya Nifas.pdf
Tanda bahaya Nifas.pdfTanda bahaya Nifas.pdf
Tanda bahaya Nifas.pdf
 
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKS...
MANAJEMEN  DAN  PENDOKUMENTASIAN  ASUHAN  KEBIDANAN PADA  BAYI  NY “Y” ASFIKS...MANAJEMEN  DAN  PENDOKUMENTASIAN  ASUHAN  KEBIDANAN PADA  BAYI  NY “Y” ASFIKS...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKS...
 
Kti ika
Kti ikaKti ika
Kti ika
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
 
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
 
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
Kti la ode ili
 
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
Kti la ode ili
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
 
wus dgn kista ovarium.pdf
wus dgn kista ovarium.pdfwus dgn kista ovarium.pdf
wus dgn kista ovarium.pdf
 
Kata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isiKata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isi
 
Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
 
Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
Kti ayu fitriani
Kti ayu fitrianiKti ayu fitriani
Kti ayu fitriani
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
 
4. kata pengantar (ok)
4. kata pengantar (ok)4. kata pengantar (ok)
4. kata pengantar (ok)
 
Kti ika 4 AKBID YKN BAU BAU
Kti ika 4 AKBID YKN BAU BAUKti ika 4 AKBID YKN BAU BAU
Kti ika 4 AKBID YKN BAU BAU
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
 
Kti dahlia
Kti dahliaKti dahlia
Kti dahlia
 

Mehr von Septian Muna Barakati (20)

Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 
1
11
1
 
555555555555555
555555555555555555555555555555
555555555555555
 
Lamaran kerja mirna
Lamaran kerja mirnaLamaran kerja mirna
Lamaran kerja mirna
 
Curiculum vitae 2
Curiculum vitae 2Curiculum vitae 2
Curiculum vitae 2
 
Cv al fajri
Cv al fajriCv al fajri
Cv al fajri
 
Daftar isi ayu
Daftar isi ayuDaftar isi ayu
Daftar isi ayu
 

Kürzlich hochgeladen

Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 

Kürzlich hochgeladen (8)

Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

Kti niski astria AKBID YKN RAHA

  • 1. TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS KATOBU KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI - AGUSTUS TAHUN 2016 STUDI KASUS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan OLEH: NISKI ASTRIA AK. 130246 AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN KESEHATAN NASIONAL BAUBAU 2016
  • 2. ii HALAMAN PERSETUJUAN STUDI KASUS TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS KATOBU KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI - AGUSTUS TAHUN 2016 Oleh: NISKI ASTRIA AK. 130246 Studi kasus ini diterima dan disetujui, untuk diujikan dan dipertahankan di depan Tim Penguji Studi Kasus Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Baubau Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Endah Catur Rini, S.ST, M.Kes Harmin Toha, S.ST, M.Kes Mengetahui : Direktur AKBID yayasan Kesehatan Nasional Baubau Sapril, S.KM, M.Sc
  • 3. iii HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTENG PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS KATOBU KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI - AGUSTUS TAHUN 2016 Oleh : NISKI ASTRIA AK.130246 Telah dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji pada Hari/Tanggal : Selasa, 29 September 2016 Waktu : Jam, 15.40 : 17.40 Wita Tempat : Kampus AKBID YKN Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat Pembimbing : 1. Endah Catur Rini, S.ST, M. Kes (………………….…….) 2. Harmin Toha, S.ST, M.Kes (…………………….….) Penguji : Hj. Suprihatin, S.ST, M.Kes (………………………..) Mengetahui : Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional Baubau Sapril, S.KM, M.Sc
  • 4. iv BIODATA PENULIS 1. Indentitas a. Nama : NISKI ASTRIA b. NIM : AK.130246 c. Jenis Kelamin : Perempuan d. Tempat Tanggal Lahir : Sumpuo, 11 Oktober 1995 e. Suku/Bangsa : Muna/Indonesia f. Agama : Islam g. Alamat : Sumpuo, Desa Lakologou 2. Riwayat Pendidikan a. Tamat SD Negeri 4 Tongkuno : Tahun 2007 b. Tamat SMP Negeri 1 Tongkuno : Tahun 2010 c. Tamat SMA Negeri 1 Tongkuno : Tahun 2013 d. Mengikuti Pendidikan di Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Baubau sampai sekarang. 3. Nama Orang Tua a. La Hudia b. Wa Impu
  • 5. v ABSTRAK Niski Astria, AK.130246 “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tenteng Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid Di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Januari - Agustus Tahun 2016” (dibimbing oleh Endah Catur Rini, S.ST, M.Kes dan Harmin Toha, S.ST, M.Kes). 5 Bab, 71 Hal, 5 Tabel, 4 Lampiran Latar Belakang : Masa kehamilan adalah masa yang membahagiakan bagi pasangan suami istri, apalagi bagi pasangan muda atau baru saja menikah saat saat kehamilan adalah saat yang sangat ditunggu tunggu pastinya. saat seperti ini adalah saatnya sang ibu juga berganti penampilan. Ibu hamil juga harus menjaga kesehatannya dan ibu hamil mempunyai kebutuhan pada saat hamil.Survey puskesmas katobu tahun 2015 jumlah Untuk pemberian imunisasi TT 2 sebanyak 45 orang. Berdasarkan data yang diproleh dari Puskesmas katobu pada bulan Januari - agustus tahun 2016 yaitu jumlah ibu hamil sebanyak 85 orang. Yang mendapat imunisasi TT 1 sebanyak 50 orang (58,8%), yang mendapat TT 2 sebanyak 35 orang (41,1%).(Puskesmas katobu, 2016). Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016. Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif. Penentuan sampel menggunakan Total sampel dengan jumlah sampel 35 orang. Penelitian di lakukan pada bulan agustus sampai september 2016 di puskesmas katobu tahun 2016. Hasil Penelitian : Pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi tetanus toksoid paling banyak terdapat pada ibu yang berpengetahuan cukup yaitu 23 responden (65,7%), kemudian pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,2%), dan yang berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (20%). Kesimpulan : Pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi tetanus toksoid di puskesmas katobu pada umumnya berpengetahuan cukup. Kata Kunci : Imunisasi Tetanus Toksoid,Pengetahuan
  • 6. vi KATA PENGANTAR Assalamualaikum. wr. wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan Studi Kasus ini dengan judul “ Identifikasi Tingkat Pengetahuan Ibu Tenteng Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid Di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Januari - Agustus Tahun 2016”. Penulis sepenuhnya menyadari begitu banyak kesulitan dan hambatan yang ditemukan, namun penulis tetap berusaha semaksimal mungkin dan semua berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga penyusunan Studi Kasus ini dapat terselesaikan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Olehnya itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dosen pembimbing terutama kepada Ibu Endah Catur Rini, S.ST, M.Kes selaku Pembimbing I dan Ibu Harmin Toha, S.ST, M.Kes selaku Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas mengarahkan dan membimbing penulis. 2. Ibu Hj. Suprihatin, S.ST, M.kes selaku Penguji yang banyak memberikan arahan selama peneliti menyusun Studi Kasus ini. 3. Bapak Sapril, S.KM. M.Sc selaku Direktur Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Baubau 4. Seluruh dosen dan Staf Pengajar Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Baubau yang telah memberikan dukungan dan bantuan serta kerjasama dalam proses penyusunan Studi kasus ini. 5. Ibu Dr. Wd Hayah Fitri Selaku Kepala Puskesmas yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Puskesmas Katobu.
  • 7. vii 6. Teristimewa kedua orang tua saya, Ayahanda La Hudia dan Ibunda Wa Impu yang tak henti-hentinya mendengarkan keluh kesahku, telah mengasuh, mendidik serta menanamkan nilai-nilai luhur pada diri saya sehingga dapat tumbuh dewasa yang disertai dengan pengorbanan moriil maupun materil dalam proses pembuatan Studi Kasus ini. 7. Saudara-saudaraku Nizar Zulmin, Nila At Nizar, Alan Nurizwan, Rizwan yang telah memberikan dukungan moral maupun moriil, motivasi hingga selesainya penulisan Studi Kasus ini. 8. Keponakan saya yang tersayang Ain dan Aidil yang selalu memberikan saya semangat kelucuan dan tingkah laku mereka membuat saya semangat dalam menyusun Studi Kasus ini. 9. Saudara-saudariku yang menciptakan seru ceria duniaku diluar kampus, Sahabat-sahabatku Hasriani, Hikmat, Eni safitri, Sitti Farina Saputri, serta rekan-rekan Akbid seangkatan dan semua teman-teman seperjuangan di Akbid YKN yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu, gurau canda kalian adalah motivasi yang menyelipkan semangat tersendiri untuk saya. Penulis menyadari bahwa Studi Kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga Studi Kasus ini dapat berguna bagi yang membutuhkan, Amin. Raha, September 2016 Penulis
  • 8. viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………….......... I1 i HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………................ ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………....... iii BIODATA PENULIS......................................................................... ABSTRAK........................................................................................ iv v KATA PENGANTAR....................................................................... vi DAFTAR ISI…………………………………………………….............. viii DAFTAR TABEL…………………………………………………......... x DAFTAR GAMBAR.......................................................................... DAFTAR LAMPIRAN………………………………………................. xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah..………………………………...... 6 C. Tujuan Penelitian…………..……………………….... 6 D. Manfaat Penelitian……………………………..…….. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan.………….. 8 B. Tinjauan Umum Tentang Imunisasi TT..................... 15 C. Kerangka Konsep…………………………………...... 31 D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian…………. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………………………………............. 33 B. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………….. 33 C. Populasi dan Sampel………………………………... 33 D. Metode Pengumpulan Data………………………… 34 E. Instrumen Penelitian………………………………… 34 F. Pengolahan Data dan Analisis Data……………….. 35
  • 9. ix BAB IV HASIL PENELITIAN,PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS A. Hasil........................................................................... 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…..………... 2. Hasil Penelitian..................................................... 36 36 39 B. Pembahasan…………………………………………... C. Studi Kasus................................................................ 41 43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………. 70 B. Saran………………………………………………….... 70 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 10. x DAFTAR TABEL Nomor Tabel Halaman 1. Distribusi Jarak dan Waktu Tempuh Puskesmas Katobu............. 37 2. Distribusi Komposisi Penduduk Kecamatan Katobu..................... 38 3. Distribusi Jumlah Kepala Keluarga................................................ 38 4. Distribusi Frekuensi Responden Derdasarkan Pendidikan......... 39 5. Distribusi Pengetahuan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Puskesmas Katobu........................................................................ 41
  • 11. xi DAFTAR GAMBAR Halaman Bagan kerangka konsep........................................................................... 31
  • 12. xii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran Lampiran 1. Master Tabel Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid Di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 Lampiran 2. Kuesioner Lampiran 3. Surat Izin Penelitian Dari Kesbang Dan Politik Kabupaten Muna Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari Puskesmas Katobu
  • 13. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan adalah masa yang membahagiakan bagi pasangan suami istri, apalagi bagi pasangan muda atau baru saja menikah saat saat kehamilan adalah saat yang sangat ditunggu tunggu pastinya. saat seperti ini adalah saatnya sang ibu juga berganti penampilan. Ibu hamil juga harus menjaga kesehatannya dan ibu hamil mempunyai kebutuhan pada saat hamil. Imunisasi adalah pemberian vaksin pada tubuh seseorang untuk memberikan perlindungan kepada kekebalan tubuh. Sangat penting untuk mencoba menghindari pajanan infeksi yang dapat berbahaya bagi ibu dan janin selama kehamilan. Vaksinasi juga penting dilakukan bagi pasangan yang merencanakan kehamilan. Imunisasi yang rutin dilakukan selama kehamilan sebaiknya ditunda sampai triwulan kedua atau ketiga karena kemungkinan teratogen (membuat cacat) bagi janin. Imunisasi tetanus toksoid adalah pemberian kekebalan terhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Pemberian dilakukan pada masa kehamilan memasuki trimester I s/d trimester III. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil adalah tingkat pengetahuan. Penyakit Tetanus merupakan penyakit yang menular
  • 14. 2 namun penularanya tidak dengan secara langsung. Penyebabnya jenis kuman yang di namakan Clostridium Tetani. Data organisi kesehatan dunia WHO menyatakan kematian bayi akibat tetanus di negara berkembang 135 kali lebih tinggi di banding dengan negara maju (sinarharapan,2002). Tetanus neonatorum (TN) menyebabkan 50 % kematian perinatal dan menyumbangkan 20% kematian bayi. Sedangkan angka kejadian tetanus pada anak di rumah sakit. Berdasarkan laporan Analisis Uji Coba di Indonesia pada tahun 2014-2015 yang disusun oleh WHO (World Health Organization) yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, tetanus masih merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan maternal dan neonatal. Kematian akibat tetanus di negara berkembang 135 kali lebih tinggi dibanding negara maju. Di Indonesia sekitar 9,8% (18.032 bayi) dari 184 ribu kelahiran bayi menghadapi kematian karena cakupan imunisasi Tetanus Toksoid yang rendah (Depkes RI-WHO, 2006). Berdasarkan profil data kesehatan Indonesia tahun 2013, jumlah kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi di antara negara-negara ASEAN & SEARO, di Indonesia tercatat bahwa terdapat 137 kasus tetanus dan 137 kasus Tetanus neonatorum. Imunisasi masih sangat diperlukan untuk melakukan pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), seperti Tuberkulosis (TB), dipteri, pertusis (penyakit pernapasan),
  • 15. 3 campak, tetanus, polio dan hepatitis. Imunisasi yang berkaitan dengan upaya penurunan kematian bayi diantaranya adalah pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) kepada wanita usia subur, calon pengantin wanita dan ibu hamil. Pada ibu hamil imunisasi TT ini diberikan selama masa kehamilannya dengan frekuensi dua kali dan interval 3 waktu minimal empat minggu. Tujuan imunisasi ini adalah memberikan kekebalan terhadap penyakit tetanus neonatorum kepada bayi yang akan dilahirkan dengan tingkat perlindungan vaksin sebesar 90-95 %. Oleh karena itu cakupan imunisasi TT ibu hamil perlu ditingkatkan secara sungguh-sungguh dan menyeluruh. (Aeni, 2011). Berdasarkan Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 1994-2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 1994 terdapat 309/100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 terdapat 334/100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 terdapat 307/100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2007 terdapat 228/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target MDG’s (Millenium Development Goal) untuk penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah ¾ pada tahun 2015 dibandingkan tahun 1990. Berdasarkan target MDG’s berarti tahun 2015 ditargetkan Angka Kematian Ibu maksimal 100 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2010). SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini hadir menggantikan Millenium Development Goals (MDGs) yang disepakati oleh 198 negara di tahun 2000. MDGs sendiri hanya memiliki 8 tujuan utama yang disusun
  • 16. 4 dalam sejumlah target rinci juga. Kali ini tim perumus memasukkan tujuan-tujuan baru, diantaranya penanggulangan kelaparan, energi dan sumber daya alam, serta kerjasama global. Inilah yang harus diperbaiki jika kita ingin memperoleh hasil yang maksimal dalam SDGs dalam 1,5 dekade ke depan. Target yang telah ditentukan oleh SDGs mengenai kematian ibu adalah penurunan AKI sampai tinggal 70 per 100 ribu kelahiran hidup. Akhirnya dunia kembali merumuskan komitmen global untuk 15 tahun ke depan. Kali ini diberi nama Sustainable Development Goals (SGDs) yang akan dicapai sampai dengan tahun 2030. Target rinci telah disusun dalam 17 indikator. Sebelum memulai menyusun program aksi nasional SDGs, ada baiknya pemerintah meninjau lebih baik dan lebih mendalam lagi mengenai bagaimana pelaksanaan MDGs Indonesia selama lebih dari 10 tahun terakhir ini. Menurut Laporan Bappenas, beberapa point yang tidak tercapai meliputi indikator kemiskinan, konsumsi protein, termasuk angka kematian ibu (AKI) dan pengendalian lingkungan, khususnya sumber air dan sanitasi dasar. Berdasarkan Kepmenkes No. 1611/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi dalam (Proverawati, 2010), bahwa program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan imunisasi (PD3I).Ibu hamil penting dalam melakukan imunisasi TT karena dengan melakukan imunisasi saat kehamilan, molekul
  • 17. 5 imunoglobulin akan disalurkan dari ibu kepada bayi melalui plasenta sebagai kekebalan pasif untuk bayi (Wiknjosastro, 2010). Derdasarkan data BKKBN ( 2015) Di Indonesia tahun 2015 ibu hamil yang melakukan imunisasi TT 1 mencapai (23,4%), TT 2 mencapai (21,8%). (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Tingkat Provinsi di sulawesi tenggara TT 1 mencapai 21,2%, TT 2 mencapai 22,6%.(BKKBN Kab.muna, 2015). Cakupan imunisasi Tetanus Toksoid pada WUS tampak sangat rendah dibawah 30%. Pada tahun 2013 angka kejadian di Indonesia yang mendapatkan sasaran imunisasi Tetanus Toksoid pada WUS sebanyak 74 juta jiwa (74.983.674 jiwa). Berdasarkan data yang di peroleh dari kabupaten muna sulawesi tenggara tahun 2014 yaitu jumlah ibu hamil yang menyuntik imunisasi tetanus toksoid sebanyak 6.432. Yang mendapat imunisasi TT 1 sebanyak 840 orang (13,06%), yang mendapat TT 2 sebanyak 599 orang (9,31%). (provinsi sulawesi tenggara, 2014). Untuk pemberian imunisasi tetanus toksoid pada tahun 2015 sebanyak 45 orang. Berdasarkan data yang diproleh dari Puskesmas katobu pada bulan Januari - agustus tahun 2016 yaitu 85 orang. Yang mendapat imunisasi TT 1 sebanyak 50 orang (58,8%), yang mendapat TT 2 sebanyak 35 orang (41,1%).(puskesmas katobu,2016).
  • 18. 6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu hamil Tentang Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid Di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 ? “ C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu hamil Tentang Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid Di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Periode Januari - Agustus Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Pemberian imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 berdasarkan kategori baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Pemberian imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 berdasarkan kategori cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Pemberian imunisasi tetanus toksoid di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 berdasarkan kategori kurang.
  • 19. 7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan guna peningkatan pelayanan pemberian imunisasi tetanus toksoid. 2. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya dalam memperbanyak referensi tentang pemberian imunisasi tetanus toksoid dan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya. 3. Bagi Institusi Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi masyarakat setempat untuk mengerti dan memahami tentang fungsi, manfaat, serta efektifitas imunisasi tetanus toksoid sehingga masyarakat semakin mengenal dan pemakaian imunisasi tetanus toksoid semakin bertambah. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dan wawasan dalam penelitian serta sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah.
  • 20. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengetahuan diartikan hanyalah sekedar tahu yaitu hasil tahu dari usaha manusia berkenan dengan masalah-masalah yang ada. Pengetahuan merupakan perpaduan yang cair dari pengalaman, nilai, informasi, kontekstual dan kepakaran yang memberikan kerangka berpikir untuk menilai dan memadukan pengalaman dan informasi baru (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan wanita usia subur tentang imunisasi sangat diperlukan karena dengan pengetahuan yang tinggi tentang imunisasi diharapkan mereka mau melakukan imunisasi TT secara lengkap. Imunisasi sangat penting diberikan pada wanita usia subur dengan imunisasi secara lengkap maka ibu tersebut mempunyai kekebalan tubuh yang kuat dan tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit tetanus. (Dokter sehat, 2010)
  • 21. 9 2. Tingkat pengetahuan Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) tingkat pengetahuan yang di cakup dalam domain kognitif mencakup 6 (enam) tingkatan, yaitu: a. Tahu (Know) artinya sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk pengetahuan dalam tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifikasi dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan pengetahuan paling rendah untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dengan menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi dan menyatakan. b. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara teratur. c. Aplikasi (Application) yaitu kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini juga dapat diartikan sebagai penggunaan hukum- hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak situasi yang lain. d. Analisa (Analysis) yaitu kemampuan untuk menjabarkan meteri atau objek ke dalam komponen, tetapi masih didalam struktur
  • 22. 10 organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan lainnya. e. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan lain sebagainya dengan rumusan-rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan untuk malakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau penggunaan criteria yang telah ada. 3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang a. Pendidikan Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan- tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah- masalah), dan meningkatkan kesehatan. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran. (Notoatmodjo, 2010).
  • 23. 11 Pendidikan adalah upaya sadar untuk menumbuhkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Dan terdapat dua konsep pendidikan yang saling berkaitan, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction). Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuwat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidkikan seseorang makin mudah menerima informasi dan makin bagus pengetahuan yang dimiliki sehingga penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat dilakukannya. (Hidayat, 2009). Pendidikan adalah suatu usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasar 17,18, dan 19 disebutkan jenjang pendidikan dibagi menjadi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang termasuk dalam pendidikan dasar
  • 24. 12 yaitu: SD/ sederajat, SLTP/ sederajat,.pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar, merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah mencangkup Diploma (D3), perguruan tinggi/ sederajar. (Soedijarto, 2008). Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menentukan informasi, makin banyak pengetahuan sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.(yumna,2012) Seseorang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. (Notoatmodjo, 2007) Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Namun perlu di tekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Pendidikan merupakan sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
  • 25. 13 b. Informasi / Media masa Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Melalui media seseorang akan mendapatkan pengetahuan, misalnya media cetak (koran, majalah, dan buku), dan media elektronik (televisi dan radio). Informasi diartikan sebagai uraian berisi keterangan tentang sesuatu (objek, pristiwa, masalah) yang disampaikan kepada seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan agar mereka mengetahui atau memehaminya. Dalam arti luas informasi berarti pemberitahuan penyampaian, pengumuman, pemberian penyuluhan, pemberian pengarahan, penyajian laporan, atau sekadar penyampaian berita. (Sutarni, 2008). Informasi adalah pengetahuan yang didapat dari pembelajaran, pengalaman, atau intruksi. Yang mengemukakan bahwa informasi adalah suatu keterangan, penerangan, atau data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai yang nyata, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil keputusan
  • 26. 14 untuk masa yang akan datang. Informasi terdapat dimana- mana, mudah menyebar dengan bantuan teknologi dan adakalanya sulit terjangkau oleh pemikiran manusia. Informasi muncul sebagai sesuatu yang umum yang timbul dari hasil intraksi manusia, maupun dari hasil intraksi manusia dengan lingkungan. Dalam hal ini informasi dapat muncul dari hasil komunikasi maupun dari pemikiran atau kesadaran manusia. (Yusmaniar, 2011) Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. (Notoatmodjo, 2007) c. Sosial media dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang di lakukan baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu. d. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial yang berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu.
  • 27. 15 e. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang di peroleh dalam memecahkan masalah yang di hadapi masa lalu. f. Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. B. Tinjauan Umum Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid 1. Pengertian Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Bidanlia, 2010). Vaksin jerap TT (Tetanus Toksoid) adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorpsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfot. Thimersol 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi WUS atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi (Depkes RI, 2006). Tetanus berisiko terjadi pada bayi baru lahir sehingga imunisasi ini diberikan pada ibu hamil sebagai bentuk
  • 28. 16 pencegahannya. Imunisasi TT selain mencegah terjadinya infeksi tetanus pada bayi baru lahir juga melindungi ibu terhadap terjadinya infeksi ini, mengingat pada proses persalinan terjadi perlukaan baik dari pihak ibu maupun bayi. (Mardiyanti, 2012). Gejala yang timbul pada awalnya adalah sakit kepala, gelisah, nyeri pada otot rahang yang kemudian diikuti rasa kaku (trismus), demam, otot perut mengeras, kejang, dan akhirnya pada seluruh tubuh. Gejala ini biasanya mulai terjadi 8 hari setelah tubuh terkena infeksi, dan akan menyerang selama 3 hari sampai 3 minggu. Nyeri pada tulang rahang dan gigi seringkali membuat pasien sulit untuk membuka mulutnya atau untuk menelan makanan, dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian akibat sesak atau sukar bernafas. Tetanus sendiri tidak dapat ditularkan antara sesama manusia. Umumnya penyakit tetanus mudah menyerang pada mereka yang belum pernah menerima vaksinasi tetanus atau pada mereka yang pernah mendapatkan vaksinasi namun lebih dari 10 tahun yang lalu. Pasien yang terkena penyakit tetanus harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif. (Dokter Sehat, 2010). Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpapar dengan antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. (Ranuh, 2008). Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh
  • 29. 17 bakteri Clostridium tetani yang masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan racun yang kemudian menyerang kedalam saraf dan otot. Bakteri ini secara umum terdapat dalam tanah, biasa ditemukan pada debu dan kotoran beberapa hewan. Tetanus ini jarang terjadi diamirika serikat karena disana tersedianya vaksin tetanus dan penggunaan yang rutin. Tetaus ini biasanya diawali dengan kejang pada rahang, disertai sakit kepala dan mudah marah, lalu diikuti dengan sulit menguyah dan menelan serta kaku atau sakit pada otot - otot leher, bahu atau punggung Dan bisa juga ada demam dan menggigil. (Harold, 2005). Vaksinasi merupakan salah satu cara mencegah penyakit yang paling murah dan efektif. Pemberian vaksinasi yang sering disebut imunisasi merupakan langkah penting dalam pencegahan berbagai penyakit. Vaksin TT ( Tetanus Toxoid ) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi Wanita Usia Subur (WUS) atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi. (Supriadi 2013).
  • 30. 18 2. Tujuan Imunisasi TT Adapun tujuan dari program imunisasi adalah : a. Menurunkan Angka Kematian, kesakitan terhadap ibu dan Bayi, dan kecacatan pada bayi, yang disebabkan penyakit - penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). b. Mencapai kesepakatan Internasional (Global Commitment) Program Imunisasi yang disepakati pemerintah Indonesia, yaitu: Eradikasi Polio tahun 2004-2005 dan sertifikasi tahun 2008, Reduksi campak tahun 2005, Maternal Neonatal Tetanus Neonatorum (MNTE) atau Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) dan tercapainya mutu pelayanan sesuai standar WHO, termasuk pelaksanaan imunisasi yang aman. 3. Jenis Imunisasi Yang Di Butuhkan Wanita Hamil a. Tetanus (Tetanus Toksoid) : vaksin ini dianjurkan pada wanita hamil untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi) dan sebaiknya diberikan pada wanita yang tidak melengkapi 3 kali imunisasi dasar atau 10 tahun boster. b. Hepatitis B : untuk wanita dengan risiko tinggi Hepatitis B (memiliki > 1 pasangan seksual dalam 6 bulan terakhir, memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual, penggunaan narkoba suntik).
  • 31. 19 c. Influenza (Inaktif) : vaksin dapat mencegah penyakit serius pada ibu hamil namun sebaiknya diberikan setelah minggu ke- 14. d. Jenis imunisasi yang dipertimbangkan diberikan pada wanita hamil dengan pajanan infeksi spesifik: 1. Pneumokokus : diberikan pada triwulan kedua atau ketiga pada wanita dengan risiko tinggi infeksi pneumokokus atau dengan penyakit kronik (wanita dengan gangguan jantung, paru, atau penyakit hati; penurunan kekebalan tubuh; diabetes). 2. Rabies : direkomendasikan bagi mereka yang terpajan dengan rabies. 3. Hepatitis A : belum banyak penelitian mengenai keamanan imunisasi ini selama kehamilan, namun risikonya rendah (karena vaksin berasal dari virus inaktif). 4. Vaksin Polio Oral & Vaksin Polio Inaktif. 5. Jenis imunisasi yang tidak direkomendasikan pada wanita hamil : a) MMR (Mumps, Measles, Rubella) : merupakan kontraindikasi bagi kehamilan karena kemungkinan risiko kelainan bawaan pada janin. Wanita sebaiknya menunggu selama 3 bulan sebelum hamil setelah menerima vaksin virus hidup ini.
  • 32. 20 b) Varisela : tidak dianjurkan selama kehamilan karena kemungkinan infeksi varisela pada janin (vaksin merupakan virus hidup). Diberikan minimal 1 bulan sebelum kehamilan. c) HPV (Human Papiloma Virus) : memiliki kaitan efek samping terhadap janin dan ibu hamil. Data vaksinasi pada wanita hamil terbatas. Cara Pemberian: 1) Vaksin dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuannya agar suspensi menjadi homogen. 2) Penyuntikkan vaksin TT untuk mencegah tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat. 3) Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada trimester pertama.
  • 33. 21 4) Di unit pelayanan statis: vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan: vaksin belum kadaluawarsa, vaksin disimpan dalam suhu 2 dan 8 derajat Celcius, tidak pernah terendam air, terjaga sterilitasnya, tidak beku, VVM masih dalam kondisi A atau B. 5) Di posyandu: vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi. 4. Manfaat Imunisasi Tetanus Toksoid Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Imunisasi ini juga memberikan efek pada ibu untuk mendapatkan perlindungan dari penyakit tetanus (Depkes RI, 2009). a. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001). b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000) Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara
  • 34. 22 nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004). 5. Jumlah Dan Dosis Pemberian Imunisasi Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001), dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000). a. Kemasan 1) 1 bok vaksin terdiri dari 10 vial. 2) 1 vial berisi 10 dosis. 3) Vaksin TT berbentuk cairan. b. Jarak pemberian imunisasi TT1 dan TT2 Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI, 2000). c. Jadwal pemberian 1. TT 1, diberikan dengan dosis 0,5 cc. 2. TT 2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT 1, dapat memberikan perlindungan selama 3 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. 3. TT 3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT 2, masa perlindungan 5 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. 4. TT 4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 3, masa perlindungan 10 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
  • 35. 23 5. TT 5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 4, masa perlindungan 25 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. 6. Cara Pemberian Imunisasi TT Imunisasi TT diberikan pada lengan kiri atas dengan dosis 0,5cc diinjeksikan intramuskuler (Depkes RI, 2009). Saat ini diharapkan semua wanita usia 15 – 39 tahun telah mendapatkan imunisasi tetanus minimal 5 kali, sehingga memiliki daya telah mendapat perlindungan terhadap tetanus seumur hidup. Dengan demikian maka bayi yang akan dikandungnya kelak akan terlindung dari penyakit tetanus neonatorum yang mematikan (Markum, 2002) a. Sebelum digunakan, vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. b. Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama.
  • 36. 24 c. Di unit pelayanan statis Program Imunisasi, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan : 1) Vaksin belum kadaluarsa 2) Vaksin disimpan dalam suhu +2º – +8ºC 3) Tidak pernah terendam air. 4) Sterilitasnya terjaga 5) VVM (Vaccine Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B. d. Di posyandu, vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya. 7. Jenis - Jenis Imunisasi Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi yaitu: a. Imunisasi aktif Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar- benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon. Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain: 1) Antigen merupan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagi zat atau mikrobaguna terjadinya semacam infeksi
  • 37. 25 buatan dapat berupa poli sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan. 2) Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan. 3) Preservatif, stabiliser, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen. 4) Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen. b. Imunisasi pasif Merupakan pemberian zat (imunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma 12 manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. (Hidayat, 2009) 8. Fasilitas Kesehatan Untuk Mendapatkan Imunisasi Tetanus Toksoid Fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi tetanus toksoid yaitu : a. Puskesmas b. Puskesmas pembantu c. Rumah sakit d. Rumah bersalin e. Polindes
  • 38. 26 f. Posyandu g. Rumah sakit swasta h. Dokter praktek i. Bidan praktek. Laporan imunisasi dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (dalam buku KIA, rekam medis, dan/atau kohort) (Kemenkes RI, 2013). 9. Kontraindikasi Gejala - gejala berat karena dosis pertama TT. Bagi Individu yang terinfeksi oleh virus human immunodeficiency (HIV) baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi TT harus berdasarkan standar jadual tertentu. (Anonymous, 2012). 10. Wanita Usia Subur Wanita usia subur adalah wanita yang berusia 15-39 tahun, termasuk ibu hamil dan calon pengantin. (BKKBN, 2011). Yang dimaksud dengan Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20 - 45 tahun. pada wanita usia subur ini berlagsung lebih cepat dari pada pria. puncak kesuburan ada pada rentang usia 20 - 29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95 % untuk hamil. pada usia 30 -an presentasenya menurun sehingga 90%. sedangkan memasuki usia 40 tahun kesempatan untuk hamil hingga menjadi 40% setelah usia 40 tahun hanya punya maksimal
  • 39. 27 10% kesempatan untuk hamil. masalah kesuburan alat repeoduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. dimana dalam masa wanita usia subur ini harus menjaga dan merawat personal hygiene yaitu pemeliharaan keadaan alat kelaminnya dengan rajin membersihkankannya, oleh karena itu dianjurkan untuk merawat diri. (Ayicuwie, 2012). Kurangnya pengetahuan tentang kesuburan alat reproduksi khususnya pada anita, sering kali di kaitkan dengan berbagai macam penyakit, padahal tingkat masa kesuburan setiap orang berbeda-beda tergantung kondisi fisik, mental dan kebersihnnya. Ketidaksuburan alat reproduksi sering kali juga dikaitkan dengan berbagai penyakit yang diderita oleh salah satu pasangan yang mengidapnya, diantaranya 40% faktor ketidaksuburan disebabkan oleh wanita sedangkan 40% lain oleh sebab pria, dan sisa 20% karena keduanya. Oleh karena itu Wanita Usia Subur (WUS) harus melakukan pemeriksaan kesehatan (pemeriksaan alat kelamin) walaupun ia memiliki siklus haid yang teratur. Hal ini bukan tanda bahwa wanita itu subur. Artinya WUS harus sehat bebas dari penyakit kelamin. Sebelum menikah WUS sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan agar mengetahui kondisi organ reproduksinya apakah berfungsi dengan baik. Dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan maka akan mencegah penyakit alat kelamin. Alat
  • 40. 28 kelamin wanita sangat berhubungan dengan dunia luar yang melalui liang senggama, saluran mulut rahim, rongga rahim. Saluran telur (tuba falopi) yang bermuara dalam ruang perut. Karena adanya hubungan yang langsung ini infeksi alat kelamin wanita disebabkan oleh hubungan seks yang tidak sehat, sehingga infeksi bagian luarnya berkelanjutan dapat berjalan menuju ruang perut dalam bentuk infeksi selaput dinding perut atau disebut juga peritonitis. Sistem pertahanan dari alat kelamin wanita yang cukup baik yaitu dari sistem asam, biasanya sistem pertahanan yang lainnya dengan cara pengeluaran lendir yang selalu mengalir ke luar yang menyebabkan bakteri yang dibuang dalam bentuk menstruasi, sistem pertahanan ini sangat lemah, sehingga infeksinya sering dibendung dan pasti menjalar ke segala arah yang menimbulkan infeksi mendadak dan menahun. (Rahayu, 2012). 11. Jadwal Imunisasi TT Pada wanita usia subur dilakukan imunisasi TT sebelum menikah agar mereka terhindar dari penyakit tetanus. Karena pada saat persalinan perempuan mengalami robekan - robekan, termasuk didalamnya agar tali pusat bayi tidak terkena infeksi. Penyebaran penyakit tetanus pada awal kelahiran dapat mengakibatkan kematian pada bayi.
  • 41. 29 Pada wanita usia subur diberikan imunisasi TT sebelum menikah sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu dan selama hamil diberikan 2 kali dengan interval minimal 4 minggu. Imunisasi TT minimal dilakukan 5 kali seumur hidup untuk mendapatkan kekebalan penuh. Imunisasi TT yang pertama bisa dilakukan bisa kapan saja, misalnya sewaktu remaja. Lalu TT 2 dilakukan sebulan setelah TT1 (dengan perlindungan 3 tahun). TT 3 dilakukan 6 bulan setelah TT 2 (perlindungan 6 tahun), TT 4 diberikan 1 tahun setelah TT 3 (perlindungan 10 tahun), dan TT 5 diberikan setahun setelah TT 4 (perlindungan 25 tahun). (Anonymous, 2009). 12. Efek Samping Imunisasi Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala - gejala seperti lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang kadang gejala demam. Imunisasi TT aman diberikan selama periode kehamilan. Efek samping bervariasi baik reaksinya maupun waktu terjadinya efek samping. a. Hepatitis A : Nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, reaksi alergi. b. Hepatitis B : Nyeri di tempat suntikan, demam. c. Influenza : Kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan yang dapat berlangsung hingga 2 hari, demam.
  • 42. 30 d. Tetanus – Difteri : Demam, nyeri dan bengkak di tempat suntikan. e. MMR : Rash, pembengkakan kelenjar getah bening leher, nyeri dan kaku pada sendi 1 atau 2 minggu setelah vaksinasi. f. Varisela : Demam, nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, rash sampai 3 minggu setelah imunisasi. g. Pneumokokus : Demam, nyeri di tempat suntikan. h. Vaksin Polio Oral : Tidak ada. i. Vaksin Polio Inaktif : Kemerahan, rasa tidak nyaman di tempat suntikan. Yang harus diperhatikan: 1) Semua vaksin yang mengandung bakteri / virus hidup tidak dianjurkan bagi wanita hamil, kehamilan sebaiknya dicegah untuk 28 hari setelah penyuntikan vaksin hidup (varisela, MMR, BCG) namun vaksinasi virus hidup < 28 hari sebelum kehamilan bukan alasan untuk mengakhiri kehamilan. 2) Vaksin virus / bakteri mati dapat diberikan pada wanita hamil namun waktu ideal untuk pemberian tergantung dari waktu konsepsi. 3) Kehamilan tidak mengganggu efisiensi dari vaksin.
  • 43. 31 C. Kerangka Konsep Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel yang diteliti (independent) : Variabel yang diteliti (dependent) : Berhubung Baik Cukup Kurang Tingkat pengetahuan ibu Hamil tetang imunisasi tetanus toksoid
  • 44. 32 D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian Pengetahuan tentang pemberian imunisasi tetanus toksoid adalah berupa hal - hal yang berhubungan dengan apa yang diketahui oleh ibu tentang imunisasi tetanus toksoid yang dapat dilihat dari pengisian kuisioner. Kriteria Obyektif : a. Baik : hasil persentase 76%-100% total skor jawaban benar b. Cukup : hasil persentase 56%-75% total skor jawaban benar c. Kurang: hasil persentase 40%-55% total skor jawaban benar (Arikunto, 2006).
  • 45. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak di capai pelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut notoatmodjo (2010) deskriptif adalah penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif menurut arikunto (2010) penelitian kuantitatif di tuntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, Penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Pada penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid. B. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini di laksanakan di puskesmas katobu kabupaten muna. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang di butuhkan penulis mulai tanggal 31agustus sampai tanggal 25 september. C. Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi penelitian adalah semua yang di berikan imunisasi TT 2 di puskesmas katobu yang tercatat dalam buku register imunisasi
  • 46. 34 tetanus toksoid periode januari-agustus tahun 2016 yang berjumlah 35 orang. 2. Sampel penelitian adalah imunisasi TT 2 di puskesmas katobu periode januari-agustus tahun 2016 yang berjumlah 35 orang. 3. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini di lakukan dengan cara Non Random Sampling dengan meetode total sampling yaitu pengambilan sampel secara keseluruhan. D. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah 1. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh lansung dari responden mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi TT 2, yang datanya di kumpulkan dengan cara membagikan kuesioner pada imunisasi TT 2. 2. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data rekapitulasi imunisasi TT 2 aktif di puskesmas katobu. E. Instrumen Penelitian Untuk pengambilan data dalam penelitian ini, instrumen yang di gunakan yaitukuesioner terpimpin yang memuat pertanyaan- pertanyaan berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi TT 2. Jumlah kuesioner sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban “benar” dan “salah”. Setiap jawaban yang benar bernilai satu (1) dan jawaban yang salah bernilai nol (0).
  • 47. 35 F. Pengolahan Data Dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul dan di kelompokkan kemudian diolah secara manual dengan menggunakan bantuan kalkulator lalu disusun dan disajikan dalam bentuk tabel persentase dan frekuensi. 2. Analisis Data Data yang telah dikumpulkan melalui penelitian dan lembar observasi diolah secara manual dan dimasukkan dalam tabel sesuai dengan variabel penelitian. Data dari tiap-tiap variabel tersebut dapat digunakan rumus berikut ini : = (100%) Keterangan : F : Fariabel yang Diteliti n : Jumlah Sampel Penelitian k : Konstanta (100%) X : Persentase Hasil yang dicapai (Arikunto, 2006).
  • 48. 36 BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS A. HASIL 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Wilayah kerja Puskesmas Katobu terletak di Ibu kota Kabupaten Muna dengan luas wilayah ±12,88 Km². Adapun batasan-batasan wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Kecamatan Batalaiworu 2. Sebelah Selatan : Kecamatan Duruka 3. Sebelah Timur : Selat Buton 4. Sebelah Barat : Kecamatan Watopute Berdasarkan sistim administratif pemerintahan, wilayah kerja Puskesmas Katobu terdiri dari delapan Kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Laende 2. Kelurahan Raha I 3. Kelurahan Raha II 4. Kelurahan Butung-Butung 5. Kelurahan Mangga Kuning 6. Kelurahan Watonea 7. Wamponiki 8. Raha III
  • 49. 37 Tabel 1 Distribusi Jarak dan Waktu Tempuh Puskesmas Katobu No. Dari/Ke Jarak (KM) Waktu tempuh menit Sarana tempuh 1. Ibu Kota Kabupaten 0 10 Kendaraan laut 2. Ibu Kota Kecamatan 0 10 Kendaraan darat 3. Kelurahan Raha I 3 15 Kendaraan darat 4. Kelurahan Raha II 1,5 10 Kendaraan darat 5. Kelurahan Laende 2,5 15 Kendaraan darat 6. Kelurahan Butung-Butung 1 10 Kendaraan darat 7. Kelurahan Mangga Kuning 2,5 15 Kendaraan darat 8. Kelurahan Watonea 2 10 Kendaraan darat 9. Wamponiki 0,5 10 Kendaraan darat 10 Raha III 0 5 Kendaraan darat b. Sarana dan prasarana Keadaan sarana kesehatan sebagai pendukung pelayanan di Puskesmas Katobu yaitu : 1. Puskesmas induk 1 buah 2. Puskesmas pembantu 1 buah 3. Posyandu 29 pos 4. Kendaraan roda empat 1 unit 5. Kendaraan roda dua 6 unit 6. Unit poli klinik luar 1 unit c. Jumlah Ketenagaan Sebagai pelaksana kesehatan di Puskesmas Katobu memiliki beberapa tenaga kesehatan berbagai profesi dan jenjang pendidikan yang disajikan dalam tabel 2.
  • 50. 38 Tabel 2 Jumlah Ketenagaan di Puskesmas Katobu berdasarkan Profesi dan Jenjang Pendidikan Tahun 2013 No Profesi/Jenjang Pendidikan Jumlah 1. Dokter Umum 2 orang 2. Dokter Gigi 1 orang 3. S1 Gizi 3 orang 4. D3 Gizi 1 orang 5. D3 Kesling 2 orang 6. D3 Analis 2 orang 7. S1 Kesmas 6 orang 8. D3 Perawat 23 orang 9. S1 Kebidanan 5 orang 10. D3 Kebidanan 14 orang 11. S1 Analis 1 orang 12. S1 Perawat/Ners 1 orang 13. Apoteker 2 orang 14. D3 Farmasi 2 orang 15. D3 Gigi 1 orang 16. Magister Manajemen 1 orang 17. Magister Kesehatan 1 orang 18. D1 Komputer 2 orang 19. Sopir 1 orang 20. Cleaning Service 1 orang 21. Tata Usaha 1 orang S
  • 51. 39 2. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Katobu dengan cara mencatat data yang diperlukan dari laporan buku registr imunisasi tetanus toksoid di bagian pili KIA/Kebidanan, kemudian dilakukan pengolahan data secara manual dan pengairan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan terperinci sesuai tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada januari - agustus tahun 2016 di Puskesmas katobu, dengan sampel penelitian sebanyak 35 orang pada ibu hamil yang memakai TT 2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner pada setiap ibu yang menggunakan imunisasi TT 2 dan mendapatkan informasi bagaimana pengetahuan ibu tentang imunisasi tetanus toksoid. Informasi yang berhubungan dengan penelitian ini diolah secara manual menggunakan kalkulator kemudian disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan. Disini yang diteliti adalah pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi tetanus toksoid. Pengetahuan seseorang tidak bisa diukur dari tingkat pendidikannya saja, tetapi juga bisa diukur dari pengalamannya. Makin banyak pengalaman seseorang makin tinggi pengetahuannya, dan makin mudah dalam memperoleh informasi, sehingga kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2 orang.
  • 52. 40 Tabel 3 Distribusi Pengetahuan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Puskesmas Katobu No Tingkat pengetahuan Frekuensi (f) Persentasi (%) 1 Baik 7 20 2 Cukup 23 65,7 3 Kurang 5 14,2 Total 35 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa dari 35 responden imunisasi tetanus toksoid yang memiliki pengetahuan yang baik berjumlah 7 orang (20%), yang memiliki pengetahuan cukup berjumlah 23 orang (65,7%), dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (14,2%). Tabel 4 Distribusi frekuensi responden derdasarkan pendidikan No Pendidikan Frekuensi Prosentasi (%) 1 SD 4 11,4 2 SMP 9 25,7 3 SMA 15 42,8 4 Perguruan Tinggi 7 20 Total 35 100 Sumber : Data Sekunder Berdasarkan tabel 4 dari 35 responden menunjukan bahwa terdapat pendidikan SD sebanyak 4 responden (11,4%), pendidikan SMP sebanyak 9 responden (25,7%), pendidikan SMA
  • 53. 41 sebanyak 15 responden (42,8%) dan pendidikan perguruan tinggi sebanyak 7 responden (20%). Jadi penddikan responden yang paling banyak pada pendidikan SMA yaitu sebanyak 15 responden (42,8%). B. Pembahasan Imunisasi tetanus toksoid adalah pemberian kekebalan terhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil adalah tingkat pengetahuan. Penyakit Tetanus merupakan penyakit yang menular namun penularanya tidak dengan secara langsung. Penyebabnya sejenis kuman yang dinamakan Clostridium Tetani, kuman ini semacam spora atau bijinya berada di banyak lingkungan. Pengetahuan adalah merupakan hasil terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang di miliki seseorang, semakin banyak informasi yang di miliki seseorang, maka semakin tinggi pula pengetahuan yang di miliki (Notoatmodjo,2007). Setelah melakukan penilaian secara keselurahan di puskesmas katobu yakni dengan melihat variabel yang diteliti maka didapatkan
  • 54. 42 bahwa identifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi tetanus toksoid di puskesmas katobu yaitu Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 35 responden yang mempuyai pengetahuan berdasarkan tingkat pengetahuan terhadap pemberian imunisasi tetanus toksoid yang terbanyak adalah kategori cukup yakni ibu yang memiliki pengetahuan cukup yaitu 23 orang (65,7%) dengan perolehan skor pengetahuan yang berkisar dari 56-75%, yang memiliki pengetahuan kurang yakni 5 orang (14,2%) dengan perolehan skor pengetahuan yang berkisar 40-55%, dan yang memiliki pengetahuan baik yaitu 7 orang (20%) dengan perolehan skor pengetahuan berkisar dari 76-100%. Hasil penelitian ini sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup dan sebagian kecil yang memiliki pengetahuan baik.
  • 55. 43 ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE ( ANC ) FISIOLOGI PADA NY ’F’ GESTASI 28 MINGGU 1 HARI DI PUSKESMAS KATOBU TANGGAL 16 SEPTEMBER 2016 No.Register : 20 85 23 Tanggal Masuk : 16 September 2016 Jam 09.30 Wita Tanggal Pengkajian : 16 September 2016 Jam 09.50 Wita Nama Pengkaji : NISKI ASTRIA LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR A. Identitas Istri / Suami Nama : Ny “F” / Tn “A” Umur : 23 tahun / 28 tahun Nikah / lamanya : 1x / ± 3 tahun Suku : Muna / Muna Agama : Islam / Islam Pendidikan : SMA / SMA Pekerjaan : IRT / Wiraswasta Alamat : Jln. Mangga Kuning B. Data Biologis 1. Keluhan utama a. Ibu menyatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ingin di suntik imunisasi TT 2
  • 56. 44 b. Ibu mengatakan hamil anak pertama dan tidak pernah keguguran c. Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 03 Maret 2016. d. Ibu mengatakan ini kunjungan yang ke dua e. Ibu mengatakan akan melakukan Imunisasi yang ke dua mengeluh pusing-pusing dan lelah bila beraktivitas. 2. Riwayat keluhan utama a. Mulai timbulnya : Sejak tiga hari yang lalu b. Sifat keluhan : Hilang timbul c. Lokasi keluhan : Pada kepala d. Faktor pencetus : Karena aktivitas yang berlebihan e. Tidak ada kelainan yang menyertai C. Riwayat Reproduksi 1. Riwayat Haid - Menarche : 14 tahun - Siklus haid : 28 - 30 hari - Durasi haid : 5 - 7 hari - Perlangsungan : Normal - Dismenorhea : Tidak ada 2. Riwayat Ginekologi - Penyakit neoplasma : Tidak ada - Penyakit PMS : Tidak ada - Penyakit infertilitas : Tidak ada
  • 57. 45 - Infeksi alat reproduksi : Tidak ada D. Riwayat Kehamilan Sekarang 1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama (GI PIA0) 2. Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 03 - 03 - 2016 3. Tafsiran persalinan (TP) : 10 - 12 - 2016 4. Ibu mengatakan usia kehamilannya ± 7 bulan 5. Gerakan janin dirasakan pertama kali pada umur kehamilan empat bulan sampai sekarang 6. Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat selama hamil 7. Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter 8. Ibu tidak pernah alergi makanan atau obat - obatan 9. Ibu sudah mendapatkan suntikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) 2x di puskesmas katobu 10.Ibu mengatakan ini kunjungannya yang ketiga E. Riwayat Kesehatan Sekarang Dan Yang Lalu 1. Ibu tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM, malaria, asma, dan penyakit menular seksual. 2. Ibu tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga. 3. Ibu tidak pernah dirawat di rumah sakit 4. Ibu tidak pernah mengonsumsi obat - obatan tanpa resep dokter. 5. Ibu tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat - obatan
  • 58. 46 F. Riwayat Psikologi, Spiritual, dan Ekonomi 1. Ibu, suami, dan keluarga bahagia atas kehamilan ibu. 2. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami. 3. Hubungan antara ibu, keluarga, dan tetangga sangat baik. 4. Ibu dan keluarga merencanakan melahirkan di rumah sakit. 5. Ibu selalu berdoa semoga persalinannya berlangsung normal. G. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Sehari - Hari 1. Pola Nutrisi a. Sebelum hamil - Pola makan 3 x sehari - Jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk - Minum 7 – 8 gelas/hari b. Selama hamil - Tidak ada perubahan 2. Pola Eliminasi a. Sebelum hamil - BAK : Frekwensi 3 - 4 x sehari, warna kuning, bau amoniak - BAB : Frekwensi 1 x sehari, konsistensi padat, warna kuning kecoklatan b. Selama hamil - BAK : Frekwensi 6 - 7 kali / hari - BAB : Frekwensi 1 kali sehari
  • 59. 47 3. Pola Istrahat / Tidur a. Sebelum hamil - Tidur siang : ± 1 - 2 jam sehari - Tidur malam : ± 7 - 8 jam sehari b. Selama hamil - Tidak ada perubahan 4. Kebutuhan kebersihan diri sendiri ( personal hygine ) a. Sebelum hamil Mandi 2 x sehari, sikat gigi sehabis makan dan mandi, pakaian diganti tiap kali lembab, cuci rambut minimal 3 x seminggu b. Selama hamil Tidak ada perubahan 5. Kebutuhan seksual a. Sebelum hamil - 1 - 2 kali seminggu b. Selama hamil - Tidak ada perubahan H. Pemeriksaan fisik 1. Pemeriksaan fisik umum : a. Kesadaran ibu baik, kesadaran composmentis b. Berat badan (BB) : 63 kg c. Tinggi badan (TB) : 164,5 cm d. Lingkar lengan atas (Lila) : 29,5 cm
  • 60. 48 e. Tanda - tanda Vital (TTV) - Tekanan darah (TD) : 110/70 mmHg - Nadi (N) : 80 x/menit - Suhu (S) : 36,8° C - Pernapasan (P) : 20 x/menit f. Kepala Inspeksi : Rambut bersih, lurus, tidak berketombe, dan kulit kepala bersih Palpasi : Tidak ada nyeri tekan g. Wajah / muka Inspeksi : Tidak ada cloasma gravidarum, simetris kiri dan kanan Palpasi : Tidak ada oedema h. Mata Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, Konjungtiva merah muda dan sclera tidak ikterus Palpasi : Tidak ada oedema pada pelpepra i. Hidung Inspeksi : Simetris lubang kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada secret, dan tidak ada epitaksis j. Telinga Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen
  • 61. 49 Palpasi : Tidak ada benjolan pada daun telinga, dan tidak ada nyeri tekan k. Mulut dan Gigi Inspeksi : Bibir lembab, merah muda, gigi utuh, tidak ada caries l. Leher Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis m. Payudara Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi areola mamae, keadaan putting susu menonjol Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, dan ada colostrum saat putting susu dipincet n. Abdomen Inspeksi : Tidak ada bekas operasi, tampak stiae livide, tonus otot perut tegang, pembesaran perut sesuai umur kehamilan Palpasi : - Leopold I : - 3 jari bawah procesus xivoideus - Tinggi fundus uteri (TFU) : 26 cm - Lingkar perut (LP) : 81 cm
  • 62. 50 - Tafsiran berat janin (TBJ) : 2106 gram - Leoplod II : Punggung kanan - Leopold III: Presentase kepala - Leopold IV: Bergerak dalam panggul (BDP) Auskultasi : DJJ positif, teratur dan jelas, frekuensi 136 x/menit o. Panggul Distansia spinarum : 25 cm (23 – 26 cm) Distansia cristarum : 29 cm (28 – 30 cm) Boude loque : 19 cm (18 – 20 cm) Distansia posterior : 9 cm (8 – 10 cm) p. Genitalia / anus Inspeksi : Tidak ada varices, secret, dan froun albus Palpasi : Tidak ada nyeri tekan q. Ekstremitas atas / bawah Inspeksi : Simetris antara kiri dan kanan, tidak ada varices, jari - jari tangan dan kaki lengkap Palpasi : Ada odema Perkusi : Refleks Patella kiri dan kanan (+/+) 2. Pemeriksaan laboratorium Hemoglobin (HB) : 11,5 gr % Albumin (protein urin) : ( - ) Reduksi (glukosa urin) : ( - )
  • 63. 51 LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL Diagnose : GI P0 A0, masa gestasi 28 minggu 1 hari, situs memanjang, punggung kanan, presentase kepala, BDP, intra uterin, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik. 1. GI P0 A0 DS : Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran DO : Tampak linea nigra, striae livide dan tonus otot perut tampak tegang. Analisa dan interprestasi data a. Pada multigravidarum tampak Sriae albicans hal ini karena pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya selaput elastis dibawah kulit, otot perut telah kendur karena telah mengalami peregangan sebelumnya (Monshtar R,1998 1998 hal 36) b. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke pusat c. Striae Albicans adalah garis-garis putih pada perut akibatnya pembulu darah perifer akibat terjadi pergerakan. (Obstetri Fisiologi Hal : 106) 2. Masa Gestasi 28 minggu 1 hari DS : - Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 03 - 03 - 2016 - Ibu mengatakan umur kehamilannya 7 bulan
  • 64. 52 DO : - Tinggi fundus uteri (TFU) : 26 cm - Tafsiran persalinan (TP) : 10 - 12 - 2016. Analisa dan interprsetasi data Menurut rumus MC Donald dari hari pertama haid terkhir (HPHT) tanggal 03 - 03 - 2016 menurut rumus fundus uteri diukur dengan pita ukur TFU dikalikan 2 dan dibagi 7 menyatakan umur kehamilan dalam bulanan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 menyatakan umur kehamilan dalam minggu - Umur kehamilan dalam bulan = = = 7 bulan - Umur kehamilan dalam minggu = = = 28 minggu (Obstetric Fisiologi, Hal: 76) 3. Situs Memanjang DS : - Adanya tekanan pada perut bagian bawah - Pergerakan janin kuat terutama di sebelah kiri perut ibu DO : - Pada pemeriksaan Leopold III teraba bundar, keras dan melenting di bagian bawah perut ibu (kepala). Analisa dan interprestasi data Letak kepala dan bokong sesuai dengan sumbuh tubuh ibu maka janin dikatakan dalam bentuk bujur atau situs memenjang. (Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirahardjo, Hal : 119)
  • 65. 53 4. Punggung kanan DS : - Ibu merasakan pergerakan janin paling sering di sebelah kiri perut ibu - Ibu merasakan pegerakan janin pada umur kehamilan 4 bulan sampai sekarang DO : Pada palpasi leopold II teraba panjang, datar, keras seperti papan disebelah kiri perut ibu. Analisa dan interprestasi data Palpasi leopold II dapat ditentukan batas samping uterus dan dapat pula ditentukan letak punggung janin yang membujur dari atas kebawah menghubungkan bokong dan kepala. Pada palpasi teraba tahanan keras seperti papan pada sisi kiri perut ibu dan pada sisi kanan teraba bagian - bagian kecil yang menunjukan bahwa punggung kiri ( Winkjasastro H, 2002, Hal: 156 ) 5. Presentase kepala DS : Ada tekanan pada perut bagian bawah DO : Palpasi leopold III teraba bundar, keras, dan melenting (kepala) Analisa dan interprestasi data Pada palpasi leopold III dapat menentukan bagian terendah dari janin yaitu jika teraba keras, bundar dan melenting menandakan kepala (Mansjoaer, dkk, 1990 Hal :126) 6. BDP DS : Ibu mengeluh sring buang air kecil ( BAK )
  • 66. 54 DO : Pada palpasi leopold IV sudah masuk pintu atas panggul (PAP) Analisa dan interprestasi data Pada saat dilakukan palpasi leopold IV dapat menentukan bagian terendah dari janin belum masuk PAP atau belum dan saat palpasi kedua tangan pemeriksa tidak bertemu menandakan kepala masih divergen (BDP) ( Monsjoer, dkk, Hal: 256 ). 7. Intra uteri DS : Ibu tidak merasakan nyeri perut yang hebat selama hamil DO : - Pada saat palpasi tidak merasa nyeri tekan - Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan. Analisa dan interprestasi data Salah satu tanda kehamilan intra uteri adalah terasa pergerakan janin dalam rahim, tidak terasa nyeri saat palpasi dan perkembangan rahim sesuai dengan tuanya kehamilan. (Wiknjasastro H, 2002, Hal: 89). 8. Tunggal DS : Sudah merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 4 bulan, yang dirasakan pada perut sebelah kiri DO : - Pada leopold I teraba bokong di fundus - Pada leopold II teraba punggung janin di sebelah kanan perut ibu - Pada Leopold III teraba kepala.
  • 67. 55 Analisa dan interprestasi data Pada saat palpasi Leopold I, II, III teraba bokong, punggung, dan kepala yang merupakan bagian keras dari janin yang menandakan janin tunggal. (Obstetric Fisiologi Dr. Fat Tesno Thn : 2006) 9. Janin Hidup DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak aktif dan kuat DO : Tampak pergerakan janin, auskultasi DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekwensi 136 x/menit Analisa dan interprestasi data Adanya pergerakan janin dan DJJ merupakan tanda bahwa janin hidup, gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan umur kehamilan 20 minggu sedangkan pada multigravida umur kehamilan 16 minggu. DJJ dapat didengar dengan leanec pada umur kehamilan 18 minggu samapai 20 minggu. (Wiknjasastro H, 2002, Hal: 129). Janin yang dalam keadaan sehat, bunyi jantungnya teratur dengan frekwensi antara 120 – 160 x/ menit. (Manuaba I.B.G, Hal: 136) 10.Keadaan ibu dan janin baik DS : Gerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan 4 bulan sampai sekarang yang dirasakan pada perut sebelah kiri DO : DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekwensi 136 x/menit Tanda-tanda vital ibu - Tekanan darah (TD) : 110/70 mmHg
  • 68. 56 - Nadi ( N ) : 80 x/menit - Suhu ( S ) : 36,8o C - Pernapasan ( P ) : 20 x/menit Analisa dan interprestasi data Dengan pergerakan janin dan DJJ dalam batas normal, serta tanda-tanda vital ibu dalam batas normal menandakan kondisi atau keadaan ibu dan janin baik. (Sarwono Prawirahardjo : 2006). LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL Tidak ada data yang menunjang terjadinya masalah Potensial. LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI Tidak ada data yang menunjang untuk melakukan kolaborasi LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN A. Tujuan 1. Keadaan ibu dan janin baik 2. Imunisasi tetanus toksoid dapat teratasi 3. Kehamilan dapat berlangsung normal 4. Tanda-tanda vital dalam batas normal B. Kriteria 1. Kehamilan berlangsung aman, ibu dan janin baik tidak terjadi komplikasi 2. Ibu dan janin dalam kondisi sehat
  • 69. 57 3. Tanda - tanda vital dalam batas normal Tekanan Darah : 110/70 Nadi : 80 x / menit Suhu : 36,8 0 c Pernapasan : 20 x / menit DJJ : 120 - 160 x / menit C. Rencana Tindakan 1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu Rasional : Penyampaian tentang hasil pemeriksaan pada ibu sangat penting agar ibu dapat mengetahui perkembangan kehamilannya serta merupakan tujuan utama pelayanan antenatal yang berkualitas. (Pelayanan Maternal dan Neonatal, 2010 Hal: 146) a. Menganjurkan ibu untuk mendapatkan imunisasi TT 2 Rasional : Ibu melakukan imunisasi TT 2 agar tidak terjadi resiko pada bayi baru lahir sehingga imunisasi ini di berikan pada ibu hamil sebagai untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus pada bayi baru lahir. 2. Berikan pada ibu tablet penambah darah (SF) pertablet selama kehamilan, dan konsumsi dengan vitamin C, serta sari buah lemon Rasional : Kegunaan/manfaat SF bagi ibu hamil dapat menambah stamina dan berperan penting di dalam pembentukan sel darah merah, serta vitamin C dan sari buah lemon
  • 70. 58 bagi ibu hamil juga berperan penting dalam mengatasi sembelit, sebagai antioksidan, dan baik bagi bayi (bayi dalam kandungan sebagai pembentuk tulang,dan perkembangan otak bayi). (Obstetric,2006:Sarwono Prawirohardjo) 3. Berikan HE (Health Education) a. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi seimbang Rasional : Untuk meningkatkan sejumlah sel darah merah secara alamiah makanan yang dikonsumsi (Perawatan ibu hamil, 2008) b. Anjurkan ibu untuk beristrahat yang cukup selama hamil terutama siang hari dengan tidur rebahan sesaat Rasional : Istirahat sejenak terutama disiang hari dapat mengurangi beban kerja jantung yang mengalami peningkatan, Istrahat juga dapat menghambat penggunaan energi yang juga meningkat karena adanya janin. (Perawatan Ibu Hamil, 2008). c. Personal Hygiene Rasional : Pentingnya menjaga kebersihan diri agar terhindar dari berbagai penyakit terutama bagian value dan vagina tidak boleh lembab. (Perawatan Ibu Hamil, 2008)
  • 71. 59 d. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan payudara untuk memperlancar pengeluaran ASI Rasional : Dengan dilakukan peralatan payudara dapat mempercepat atau memperlancar ASI ibu dan agar tidak terjadi bendengan ASI. ( Perawatan Ibu Hamil, 2008) 4. Beri Penjelasan tentang 10 tanda bahaya kehamilan Rasional : Ibu perlu mengetahui tentang tanda bahaya mengacam kehamilannya sehingga segera mencari pertolongan apabila terjadi salah 1 tanda 10 tanda kehamilan tersebut. (Pelayanan Maternal dan Neonatal 2010 hal. 147) 5. Beri obat dan vitamin pada Ibu Rasional : Dengan pemberian obat dan vitamin yangmengandung zat besi dalam basis tinggi memegang peranan penting dalam pembentukan sel darah merah. (Pelayanan Maternal dan Neonatal 2010 Hal: 145 ) 6. Anjurkan ibu untuk follow up dan bila ada keluhan segera datang di puskesmas katobu. Rasional : Dengan melakukan kunjungan rutin dapat mendeteksi sedini mungkin masalah pada ibu dan janin.
  • 72. 60 LANGKAH VI. IMPLEMENTASI Tanggal 16 - 09 - 2015 Jam 10.30 Wita 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu Hasil : Tanda-Tanda Vital - Tekanan darah (TD) : 110/70 mmHg - Nadi ( N ) : 80 x/menit - Suhu ( S ) : 36,8o C - Pernapasan ( P ) : 20 x/menit - DJJ terdengar dengan jelas, kuat, dan teratur dengan frekuensi 136 x/menit - Keadaan ibu dengan imunisasi tetenus toksoid a. Menganjurkan ibu untuk mendapatkan imunisasi TT 2 Rasional : Ibu melakukan imunisasi TT 2 agar tidak terjadi resiko pada bayi baru lahir sehingga imunisasi ini di berikan pada ibu hamil sebagai untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus pada bayi baru lahir. 2. Memberikan pada ibu tablet penambah darah (SF) pertablet selama kehamilan,dan konsumsi dengan vitamin C,serta sari buah lemon Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengkonsumsi tablet SF,vit C, serta sari buah lemon 3. Memberikan HE ( Health Education ) tentang a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi seimbang
  • 73. 61 Hasil : Ibu mengerti dan bersedia makan – makanan dengan gizi seimbang. b. Pola istirahat dan aktifitas Menganjurkan ibu untuk beristrahat yang cukup selama hamil terutama siang hari dengan tidur rebahan sesaat Hasil : Ibu mengerti anjuran bidan untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktivitas yang berlebihan. c. Personal Hygiene Hasil : Ibu mengerti dan mau menjaga kebersihan organ intimnya dengan keadaan kering dan tidak lembab. d. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan payudara untuk memperlancar pengeluaran ASI Hasil : Ibu mau melakukan perawatan payudara. 4. Memberikan Penjelasan tentang 10 tanda bahaya kehamilan Hasil : Ibu mengerti dan bersedia datang bila mengalami salah satu dari 10 tanda bahaya kehamilan. 5. Memberikan obat dan vitamin pada Ibu Hasil : Ibu bersedia minum obat yang di berikan. 6. Menganjurkan ibu untuk follow up dan bila ada keluhan segera datang di puskesmas katobu. Hasil : Ibu mengerti dan mau bersedia datang kembali dan kapan saja bila ada keluhan.
  • 74. 62 LANGKAH VII. EVALUASI Tanggal 16 - 09 - 2016 Jam 10.45 Wita 1. Keadaan umum ibu dan janin baik 2. Keadaan janin baik ditandai dengan - Pergerakan janin yang teratur - DJJ dalam batas normal 136 x / menit
  • 75. 63 PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBINANAN ANC FISIOLOGI PADA NY ‘F’ GESTASI 28 MINGGU 1 HARI DI PUSKESMAS KATOBU TANGGAL 16 SEPTEMBER 2016 No. Register : 20 85 23 Tanggal Masuk : 16 September 2016 Jam 09.30 Wita Tanggal Pengkajian : 16 September 2016 Jam 09.50 Wita Nama Pengkaji : NISKI ASTRIA IDENTIFIKASI DATA DASAR I. Identitas Istri / Suami Nama : Ny “F” / Tn “A” Umur : 23 tahun / 28 tahun Nikah / lamanya : 1x / ± 3 tahun Suku : Muna / Muna Agama : Islam / Islam Pendidikan : SMA / SMA Pekerjaan : IRT / Wiraswasta Alamat : Jln. Mangga Kuning DATA SUBJEKTIF ( S ) 1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama (GI PIA0) 2. Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 03 - 03 – 2016 3. Tafsiran persalinan (TP) : 10 - 12 - 2016
  • 76. 64 4. Ibu mengatakan usia kehamilannya ± 7 bulan 5. Gerakan janin dirasakan pertama kali pada umur kehamilan empat bulan sampai sekarang 6. Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat selama hamil 7. Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter 8. Ibu tidak pernah alergi makanan atau obat - obatan 9. Ibu sudah mendapatkan suntikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) 2x di puskesmas katobu 10.Ibu mengatakan ini kunjungannya yang ketiga DATA ONJEKTIF ( O ) 1. Keadaan umum ibu baik dan kesadaran composmentis 2. Ibu hamil anak pertama dan tidak pernah keguguran (GI P0 A0) 3. Tanda-tanda vital ( TTV ) dalam batas normal Tekanan darah (TD) : 110/70 mmHg Nadi ( N ) : 80 x/menit Suhu ( S ) : 36,8o C Pernapasan ( P ) : 20 x/menit 4. Berat badan ( BB ) : 63 kg Tinggi badan ( TB ) : 164,5 cm Lingkar lengan atas (Lila) : 29,5 cm
  • 77. 65 5. Pemeriksaan fisik a. Kepala Inspeksi : Rambut bersih, lurus, tidak berketombe, dan kulit kepala bersih Palpasi : Tidak ada nyeri tekan b. Wajah / muka Inspeksi : Tidak ada cloasma gravidarum, simetris kiri dan kanan Palpasi : Tidak ada oedema c. Mata Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, Konjungtiva merah muda dan sclera tidak ikterus Palpasi : Tidak ada oedema pada pelpepra d. Hidung Inspeksi : Simetris lubang kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada secret, dan tidak ada epitaksis e. Telinga Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen Palpasi : Tidak ada benjolan pada daun telinga, dan tidak ada nyeri tekan f. Mulut dan Gigi Inspeksi : Bibir lembab, tidak ada saiawan, merah muda, gigi utuh, tidak ada caries.
  • 78. 66 g. Leher Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis h. Payudara Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi areola mamae, keadaan putting susu menonjol Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, dan ada colostrum saat putting susu dipincet i. Abdomen Inspeksi : Tidak ada bekas operasi, tampak stiae livide, tonus otot perut tegang, pembesaran perut sesuai umur kehamilan Palpasi : Leopold I : - 3 jari bawah procesus xivoideus - Tinggi fundus uteri (TFU) : 26 cm - Lingkar perut (LP) : 81 cm - Tafsiran berat janin (TBJ) : 2106 gram Leoplod II : punggung kanan Leopold III: presentase kepala Leopold IV: bergerak dalam panggul (BDP) Auskultasi : DJJ positif, teratur dan jelas, frekuensi 136 x/menit
  • 79. 67 j. Panggul Distansia spinarum : 25 cm (23 – 26 cm) Distansia cristarum : 29 cm (28 – 30 cm) Boude loque : 19 cm (18 – 20 cm) Distansia posterior : 9 cm (8 – 10 cm) k. Genitalia / anus Inspeksi : Tidak ada varices, secret, dan froun albus Palpasi : Tidak ada nyeri tekan l. Ekstremitas atas / bawah Inspeksi : Simetris antara kiri dan kanan, tidak ada varices, jari – jari tangan dan kaki lengkap Palpasi : Ada odema Perkusi : Refleks Patella kiri dan kanan (+/+) 6. Pemeriksaan laboratorium Hemoglobin (HB) : 11,5 gr % Albumin (protein urin) : ( - ) Reduksi (glukosa urin) : ( - ) ASESSMENT ( A ) GI P0 A0, umur kehamilan 28 minggu 1 hari, puka, presentase kepala, BDP, intra uterin janin tunggal hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu.
  • 80. 68 PLANING ( P ) Tanggal 16 - 09 - 2016 Jam 10.30 Wita 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu Hasil : Tanda-Tanda Vital - Tekanan darah (TD) : 110/70 mmHg - Nadi ( N ) : 80 x/menit - Suhu ( S ) : 36,8o C - Pernapasan ( P ) : 20 x/menit - DJJ terdengar dengan jelas, kuat, dan teratur dengan frekuensi 136 x/menit - Keadaan ibu dengan imunisasi tetanus toksoid 2. Menganjurkan ibu untuk mendapatkan imunisasi TT 2 hasil : Ibu melakukan imunisasi TT 2 agar tidak terjadi resiko pada bayi baru lahir sehingga. 3. Memberikan pada ibu tablet penambah darah (SF) pertablet selama kehamilan,dan konsumsi dengan vitamin C,serta sari buah lemon Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengkonsumsi tablet SF,vit C, serta sari buah lemon 4. Memberikan HE ( Health Education ) tentang a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi seimbang Hasil : Ibu mengerti dan bersedia makan – makanan dengan gizi seimbang.
  • 81. 69 b. Pola istirahat dan aktifitas Menganjurkan ibu untuk beristrahat yang cukup selama hamil terutama siang hari dengan tidur rebahan sesaat Hasil : Ibu mengerti anjuran bidan untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktivitas yang berlebihan. c. Personal Hygiene Hasil : Ibu mengerti dan mau menjaga kebersihan organ intimnya dengan keadaan kering dan tidak lembab. d. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan payudara untuk memperlancar pengeluaran ASI Hasil : Ibu mau melakukan perawatan payudara. 5. Memberikan Penjelasan tentang 10 tanda bahaya kehamilan Hasil : Ibu mengerti dan bersedia datang bila mengalami salah satu dari 10 tanda bahaya kehamilan. 6. Memberikan obat dan vitamin pada Ibu Hasil : Ibu bersedia minum obat yang di berikan. 7. Menganjurkan ibu untuk follow up dan bila ada keluhan segera datang di puskesmas katobu. Hasil : Ibu mengerti dan mau bersedia datang kembali pada dan kapan saja bila ada keluhan.
  • 82. 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian identifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi tetanus toksoid di puskesmas katobu kabupaten muna tahun 2016, maka di peroleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di puskesmas katobu kabupaten muna tahun 2016, dalam kategori baik sebanyak 7 responden (20%). 2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di puskesmas katobu kabupaten muna tahun 2016, dalam kategori cukup sebanyak 23 responden (65,7%). 3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di puskesmas katobu kabupaten muna tahun 2016, dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (14,2%). B. Saran Derdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti menyampaikan saran sebagai berikut : 1. Bagi responden Diharapkan dengan adanya penelitian ini, ibu hamil dapat lebih di siplin dalam melakukan ANC dan lebih aktif untuk mengikuti penyuluhan tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi
  • 83. 71 tetanus toksoid, serta dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi tetanus toksoid melalui media elektronik maupun media cetak. 2. Bagi petugas kesehatan Petugas kesehatan ( bidan ) di harapkan dapat meningkatkan pemberian penyuluhan dalam bidang kesehatan khususnya tentang imunisasi tetanus toksoid, dan meningkatkan cakupan imunisasi tetanus toksoid 3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengembangkat variabel penelitian dan jumlah populasi yang lebih banyak sehingga akan di peroleh hasil yang lebih baik.
  • 84. DAFTAR PUSTAKA Satgas Imunisasi-IDAI. 2008. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia: Jakarta Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo :Jakarta Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta BKKBN.Kabupaten muna,2015 pencatatan dan pelaporan sultra Puskesmas katobu (2016) profil puskesmas katobu tahun 2016 Kebijakan Program Imunisasi. Pelatihan Tenaga Pelaksanaan Imunisasi di Puskesmas. Depkes RI : Jakarta Suparyanto. 2011. Konsep Kelengkapan Imunisasi. http://dr- Suparyanto.blogspot.com/2011/06/konsep-kelengkapan-imunisasi.html diunduh tanggal 23 Oktober 2012 pukul 15:31 WIB Susanto. 2011. Program Imunisasi TT Ibu Hamil. http:// kesehatan. Depkes RI., 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1059/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi http://bidanlia.blogspot.com/2010/06/imunisasi-tt-tetanus-toxoid-pada- ibu.htmldiunduh tgl 31 Mei.2012, 20.40 PM http://mdqyudh.blospot.com/2009/11/imunisasittpadaibuhamil/ diunduh tgl 31 mei 2012, 21.10 PM
  • 85. Lampiran 1 MASTER TABEL TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTENG PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS KATOBU KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI - AGUSTUS TAHUN 2016 No Nama ibu/Responden (Inisial) Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang 1 Ny.L - √ - 2 Ny.A - √ - 3 Ny.H √ - - 4 Ny.U - - √ 5 Ny.D - √ - 6 Ny.I - √ - 7 Ny.A √ - - 8 Ny.W - √ - 9 Ny.A - √ - 10 Ny.I √ - - 11 Ny.M - √ - 12 Ny.P - √ - 13 Ny.A - √ - 14 Ny.S - √ - 15 Ny.T - √ -
  • 86. 16 Ny.R - √ - 17 Ny.I - - √ 18 Ny.A - √ - 19 Ny.Z - √ - 20 Ny.U - √ - 21 Ny.L √ - - 22 Ny.M √ - - 23 Ny.I - √ - 24 Ny.N - - √ 25 Ny.N √ - - 26 Ny.I - √ - 27 Ny.L - √ - 28 Ny.A - - √ 29 Ny.A - √ - 30 Ny.T - √ - 31 Ny.N - - √ 32 Ny.I - √ - 33 Ny.S - √ - 34 Ny.K √ - - 35 Ny.I - √ -
  • 87. Lampiran 2 KOESIONER PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI PUSKESMAS KATOBU KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI - AGUSTUS TAHUN 2016 A. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan terakhir : 4. Pekerjaan : 5. Alamat : B. Pengetahuan Imunisasi Tetanus Toksoid Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini dengan memberi tanda ceklis (√) 1. Wanita hamil apakah bisa menyuntikan imunisasi tetanus toksoid. a) Benar b) Salah 2. Menurut ibu, pertambahan berat badan merupakan efek samping dari imunisasi tetanus toksoid. a) Benar b) Salah 3. Imunisasi tetanus toksoid digunakan setelah hamil. a) Benar b) Salah
  • 88. 4. Ibu yang mengalami tekanan darah tinggi bisa menggunakan Imunisasi tanus toksoid. a) Benar b) Salah 5. Imunisasi tetanus toksoid tidak menjamin terhadap penularan penyakit kelamin a) Benar b) Salah 6. Imunisasi tetanus toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus a) Benar b) Salah 7. Imunisasi tetanus toksoid adalah alat untuk mencegah masuknya penakit dengan cara diminum/ditelan a) Benar b) Salah 8. Selain wanita,imunisasi tetanus toksoid dapat juga digunakan oleh pria a) Benar b) Salah 9. Apakah ibu pernah mendengar tentang imunisasi tetanus toksoid. a) Benar b) Salah 10.Apakah selama hamil ibu di suntik imunisasi tetanus toksoid. a) Benar b) Salah