3. Paham utilitarianisme adalah paham yang
berpendapat bahwa yang baik itu adalah yang
berguna, menguntungkan dan tidak
BACK NEXT
4. Etika keperawatan dapat diartikan sebagai
filsafat yang mengarahkan tanggung jawab
moral yang mendasari pelaksanaan praktek
keperawatan.
BACK NEXTPEMBAHASAN
5. Langkah-langkah pembuatan
keputusan.
Ada tiga langkah yang biasa digunakan dalam
pengambilan keputusan moral, yaitu :
1. Paham Utilitarianisme
2. Intuisionisme
3. Pendekatan Situasional
BACK NEXT
6. Intuisionisme adalah sistem etika lainnya
yang tidak mengukur baik tidaknya sesuatu
perbuatan berdasarkan hasilnya melainkan
semata-mata berdasarkan maksud si pelaku
dalam melaksanakan perbuatan tersebut
BACK NEXT
7. Pendekatan situasional. Bagi Fletcher tidak
ada sistem yang benar-benar dapat digunakan
bagi semua situasi. Menurut dia, semuanya
tergantung kepada situasi yang dihadapi oleh
pelaku
BACK NEXTPEMBAHASAN
8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan Secara Etis Dalam
Pelayanan Keperawatan
1. Faktor Agama Dan Adat Istiadat
2. Faktor Sosial
3. Faktor Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
4. Faktor Pekerjaan
BACK NEXTPEMBAHASAN
9. Seorang pasien datang ke tempat praktik
mandiri perawat dengan luka karena terkena
sayatan pisau. Keadaan luka cukup dalam,
terjadi banyak perdarahan dan membutuhkan
penanganan segera. Perawatan luka dan
balutan saja tidak cukup, sehingga perlu untuk
dilakukan penjahitan. Perawat menyarankan
kepada pasien untuk dirujuk ke dokter atau
puskesmas. Namun pasien menolak dan
bersikukuh untuk mendapatkan perawatan
hanya dari perawat tersebut.
BACK NEXTPEMBAHASAN
10. Tujuan utama profesi perawat adalah bertugas
sebagai problem solver, yaitu memecahkan
masalah kesehatan pasiennya dengan
menggunakan metode pemecahan masalah.
BACK NEXT
11. 1.Menghubungkan kasus dengan teori yang paling tepat.
Sehingga perawat mendapatkan gambaran terkait
pilihan keputusan yang harus diambilnya.
Mengumpulkan data dan mengidentifikasi masalah
yang terjadi.
2. Perawat harus menghubungkan dengan prinsip prinsip
etika profesi yang berlaku.
3. Perawat perlu mengidentifikasi siapa saja yang ikut
serta dalam pengambilan keputusan.
4. Perawat mengidentifikasi konsekwensi yang mungkin
terjadi dari alternatif keputusan yang ada.
5. Perlu memperhatikan keinginan pasien dlam hal ini
berkaitan dengan prinsip etik yaitu otonomi yang
berarti hak untuk membuat keputusan sendiri (Blais, 20
12. Pada contoh kasus diatas, mendapat
perawatan dan tindakan merupakan hak
pasien yang harus dipenuhi. Begitu pula
keputusan untuk memilih dan memutuskan
pengobatannya sendiri.
Disisi lain perawat juga merasa bahwa
tindakan tersebut bukan kewenangannya.
Perawat harus mampu memberikan penjelasan
kepada pasien tentang kondisi dan
pertimbangan- pertimbangan yang perlu
dipikirkan demi kebaikan pasiennya. Perawat
harus melindungi hak pasien yang telah diatur
dalam kode etik keperawatan.
13. Dalam kasus telah diuraikan bahwa pasien menolak
mendapatkan pengobatan selain dari perawat tersebut,
sedangkan putusan tindakan harus segera dilakukan.
Karena jika tidak diakukan tindakan maka perawat
malah justru membahayakan pasien. Ditilik dari prinsip
ini nampaknya tindakan perawat yang tepat adalah
melakukan tindakan dengan menjahit luka pasien untuk
mencegah terjadinya perdarahan yang lebih hebat yang
merugikan pasien. Dalam keperawatan, risiko atau
bahaya baik yang disengaja maupun tidak selalu tidak
dapat diterima. Oleh karena itu perawat harus selalu hati
hati dlam melakukan pengambilan keputusan etik.
Beneficience berarti melakukan yang baik. Perawat
memilikki kewajiban untuk melakukan dengan baik,
yaitu melakukan proses keperawatan dengan baik dan
semaksimal mungkin.
PEMBAHASAN