SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 47
1
PENENTUAN KADAR AIR CARA PENGERINGAN
Pertemuan : I ( Satu )
Hari/tanggal : Senin , 4 Maret 2014
Tujuan : Menentukan kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan
dengan berbagai cara, diantaranya metode pengeringan.
Dasar teori : Menguapkan air yang ada dalam bahan makanan, dengan
jalan pemanasan kemudian menimbang bahan sampai berat
konstan yang berarti semua air sudah diuapkan.
Bahan : Minyak curah
Alat :
1. Cawan porselin/petridish
2. Neraca analitik 4 desimal
3. Dry heat oven
4. Desikator
5. Gelas ukur
Reagensia : Bahan makanan yang akan dianalisis
Prosedur Kerja :
1. Timbang cawan porselin kosong pengulangan 3 – 5 kali.
2
2. Isi cawan porselin dengan minyak goring, sebanyak 25
mL, ditimbang 3 – 5 kali
3. Data penimbangan baik kosong dan yang sudah diisi
bahan, ambil rata – rata penimbangan
4. Panaskan, di dry heat oven selama 1 jam pada suhu
105oc
5. Dinginkan dalam desikator, seelah dingin baru timbang
kembali 3 – 5 kali.
Hasil :
Penimbangan
Ke -
Berat
cawan
porselin
kosong
(gr)
Berat cawan
dan minyak
sebelum
dipanaskan
(gr)
Berat cawan
dan minyak
sesudah
dipanaskan
(gr)
1 106.0917 127.6813 127.6640
2 106.0918 127.6810 127.6625
3 106.0914 127.6817 127.6643
× 106.0916 127.6813 127.6636
Perhitungan :
1. Berat minyak = Berat minyak panas dan cawan porselin –
berat cawan kosong
127.6636 – 106.0916 = 21.5 gr
3
2. Berat air = Berat cawan dan minyak sebelum dipanaskan –
berat cawan dan minyak sesudah dipanaskan
127.6813 – 127.6636 = 0,0177
3. Kadar air =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
100%
=
0.0177
21.5
𝑥 100%
= 0,08 %
Pembahasan : Hasil perhitungan kadar air :
NO Hasil Hasil - mean ( Hasil - mean)2
1 0.069 0.0593 0.00351649
2 0.097 0.0873 0.00762129
3 0.088 0.0783 0.00613089
4 0.086 0.0763 0.00582169
5 0.125 0.1153 0.01329409
6 0.09 0.0803 0.00644809
7 0.08 0.0703 0.00494209
8 0.08 0.0703 0.00494209
9 0.08 0.0703 0.00494209
10 0.097 0.0873 0.00762129
X 0.0097 ∑ 0.0652801
Sd = √
𝛴( 𝑥−𝑥)2
𝑛−1
4
Sd = √
0.0652
10−1
Sd = √
0.0652
9
Sd = √0.0072
Sd = 0.08
Pembahasan : Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil kadar minyak
yaitu 0.08% dengan distribusi penyebaran data yang
dikumpulkan yaitu 0.08 , dengan acuan dari SNI. 022 – M dan
permenkes N0. 722/Menkes/Per/IX/88 dengan satuan % b/b
maksimal 0.30 maka kadar air yang didapat pada sampel B
dalam kadar yang normal dan mutu yang baik untuk
digunakan.
Kesimpulan : Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pada
sampel B mengandung air yang sedikit dilihat dari kadar air
berdasarkan SNI. 022 – M dan permenkes N0.
722/Menkes/Per/IX/88 dengan satuan % b/b maksimal 0.30.
5
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA
METODE KALORIMETRI
Pertemuan : II ( Dua )
Hari/tanggal : Selasa , 12 Maret 2014
Tujuan : Menentukkan kada glukosa dalam bahan makanan
mengandung gula pereduksi.
Dasar teori : Reaksi reduksi dari glukosa dengan larutan CuSo4 yang bila
dipanaskan akan terbentuk endapan merah coklat, selanjutnya
dengan penambahan Na.sitart dan tartarat membentuk
senyawa kompleks bewarna biru, yang dapat diukur dengan
spectoftometri λ 630
Bahan : Sampel makanan
Alat :
1. Labu ukur 10 mL
2. Beker gelas 100 mL
3. Penangas listrik
4. Spectofotometer
Reagensia :
1. Asam tartarat10 %
2. Na – Carbonat 10%
6
3. Ammonium molibdat
4. Asam sulfat pekat
5. Cupri sulfat pentahydrat
6. Na. Sitrat
7. Na.arsenit
Nelson A terdiri dari 12.5 gr Na carbonat
1. 12.5 gram garam Rochelle/K.Na Tartarat
2. 10 gram Na. Bicarbonat
3. 100 gram Na. Sulfat anhydrat dalam 350 mL
auadest
4. Campuan ini diaddkan dalam labu 500mL
Reagen Nelson B
1. 5.5 gram CuSO4.H2O, dalam 50 mL aquadest
tambah 1 mL tetes h2SO4/ auadest dipanaskan
dulu.
2. 25 ammnium molibdat dalam 450 mL aquadest
tambahkan 25 h2SO4 pekat, pada tempat lain 3
gram NaHAsO4.7H2O dalam 25 mL aquadest
kedua larutan ini dicampur, dinkubasi pada suhu
37oC selama 24 jam. Pereaksi baru daoat
digunakan setelah inkubasidan bewarna kuning.
7
3. Tambahkan masing – masing 1 mL pereaksi
ammonium molibdat, kocok hingga semua
endapan Cu2O larut , add dengan aquadest
sampai batas.
4. Baca absorbansi dengan spectofotometer 540 nm.
Prosedur Kerja :
1. Larutan standar glukosa
1. 1 mg Glukosa dalam 10 mL aquadest (kons 1mg / 10
mL) dari larutan ini dibuat 5 seri larutan kerja
2. 0.2; 0.4; 0.6; 0.8; dan 1.0 mg/ 10 mL aquadest, 1
tabung untuk blanko diisi dengan 1 mL aquadest
3. Kedalam masing masing labu ukur tambahkan 1 mL
pereaksi nelson panaskan diatas penangan air selama
20 menit
4. Angkat semua labu uku dari penangas air dinginkan
hingga suhu kamar
5. Tambahkan masing – masing 1 mL pereaksi
ammonium molibdat kocok hingga semua endapan
Cu2O larut add dengan aquadest sampai batas
6. Baca absorbansi dengan spectofotometer panjang
gelombang 540 nm
7. Buat kurva kalibrasi absorban versus konsentrasi
8. Perlakuan sampel
8
1. Larutan sampel glukosa sebelum ditambahkan
larutan Pb. Asetat saring diambil filtratnya
2. Pada filtrate yang jernih tambahkan 1 mL
pereaksi Nelson panaskan diatas penangas air
selama 20 menit.
3. Setelah dingin tambahkan 1 mL larutan
ammonium molibdat.
4. Baca absorbansi pada panjang gelombang 630 nm
5. Baca konsentrasi sampel pada kurva kalibrasi
Hasil :
UJI Hasil Uji
O.2 mL 1.681
0.4 mL 2.422
0.6 mL 3.913
Sampel 0.811
Perhitungan :
X . Kons Y. (abs) X . y X2 Y2
9
0.2 1.691 0.3382 0.04 2.85
0.4 2.422 0.9688 0.16 5.86
0.6 3.913 2.3478 0.36 15.31
∑ = 1.2 8.02 3.63 0.56 24.02
R =
𝑛(∈𝑥𝑦)−(∈𝑥.∈𝑦)
√[ 𝑚∈𝑥2−(∈𝑥)2][ 𝑚∈𝑦2−(∈𝑦)2]
=
3(3.63)−(1.2 .8.02)
√[3 .0.56−(1.2)2][3 (8.02)−(8.02)2]
=
10.89−9.62
√[1.68−1.44][24.06−64.82]
=
1.27
√[0.24][−40.26]
=
1.27
√−9,6624
=
1.27
3.10
= 0.4
b =
3.363−1.2 .8.02
3 .0.56− (1.2)2
10
=
10.89−9,624
31.68−1.44
=
1.268
0.24
= 5. 275
A = ӯ – b . x
= 2.67 – 5.27 . 6.4
= 2.67 – 2.10
= 0.57
Pembahasan : Gula pereduksi contohnya dalah glukosa, manosa, fruktosa,
laktosa, maltosa, dan lain-lain . Metode yang dapat
diugunakan selain dalam percobaan ini adalah metod
benedict .
Kesimpulan :Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa grafik
atau kurva kalibrasi konsentrasi dan standar menunjukkan
bahwa kurva berbanding lurus , yang kemungkinan nilainya
selalu konstan . Sedangkan nilai koefisien korelasi yang
11
diperoleh adalah 0.4 yang menunjukkan bahwa korelasi
tidak linear.
12
PENENTUAN KADAR GLUKOSA
METODE BENEDICT
Pertemuan : III ( Tiga )
Hari/tanggal : Senin , 19 Maret 2014
Tujuan : Menguji kuantitip glukosa dan semi kuantitatip glukosa.
Dasar teori : Gula reduksi dibuat dengan larutan benedict ( campuran
garam cuprisulfat, natrium sulfat , natrium karbonat) akan
terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan
bewarna merah cupro oksida.
Bahan : Glukosa
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Penjepit tabung
4. Penangas air
Reagensia :
1. Larutan standar glukosa
Timbang 100. 200, 300, 400, 500, 1000, 1500, 2000,
3000 dan 3500 dengan seksama emudian masing –
masing dilarutkan dalam 100 mL aquadest.
13
2. Larutan pereaksi benedict
1. CuSO4.5aq 173 gram
2. Na2CO3.)aq 100 gram
3. Na citrate 173 gram
4. Aquadest add 1000 mL
Prosedur Kerja :
1. Masukkan 5 ml reagen benedict kedlam tabung reaksi
kemudian tambahkan 8 tetes larutan standar
2. Panaskan diatas lampu Bunsen dengan menggunakan
penjepit tabung reaksi atau masukkan dalam air
mendidih/ penangas air.
3. Menilai hasil :
1. Negatip ( - ) tetap jerniha atau sedikit kehijau –
hijauan dan agak keruh.
2. Positif ( + ) atau 1 + = hijau kekuning – kuningan dan
keruh (konsentrasi) = 0.5 – 1 % glukosa
3. Positif (++) atau 2+ = Kuning keruh , konsentrasi = (
1 – 15 % glukosa )
4. Positif ( +++) atau 3+ = Jingga atau warna lumpur
keruh, konsentrasi = ( 2 – 3 %)
14
5. Positif ( +++++ ) atau 4+ = warna keruh , konsentrasi
= lebih dari 3.5 %
Hasil :
No Konsentrasi dalam 100 mL
aquadest
Hasil
1 100 Negative
2 200 Negative
3 300 Negative
4 400 Negatif
5 500 Negatif
6 1000 1+
7 1500 3+
8 2000 2+
9 3500 3+
Perhitungan : -
Pembahasan : Uji kualitatif yang dipakai untuk uji gula pereduksi selain
benedict adalah uji molisch , uji iodium, barfoed. Sedangkan
uji kuantitatif yang digunakan adalah metode nelson
samoghy
15
Kesimpulan : Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi glukosa yang terkandung pada
suatu zat semakin jelas kandungan positif yang terlihat
16
UJI XANTOPROTEIN
( UJI KUALITATIF )
Pertemuan : IV ( Empat )
Hari/tanggal : Selasa , 15 April 2014
Tujuan : Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan, atau
fenilalanine yang terdapat dalam protein.
Dasar teori : Reaksi pada uji xantoprotein didasarkan pada titrasi inti
benzene yang terdapat pada molekul protein. Jika protein
yang mengandung cincicn benzene ( tirosin, triptofan dan
fenilalanine) ditambahakan asam nitrat pekat, maka akan
terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning
sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yan terbentuk dalam
suasan basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi
jingga.
Bahan :
1. Albumin 2%
2. Gelatin 2%
3. Kasein 0.5%
4. Tirosin 2%
Alat :
1. Alat pemanas
17
2. Rak tabung
3. Penjepit tabung
4. Pipet tetes
Reagensia : -
Prosedur Kerja :
1. Sediakan 4 tabung yang bersih dan masing – masing, isilah
dengan larutan albumin, gelatin, kaaein dan tirosin
sebanyak 2 mL
2. Pada setiap tabung tambahkan 1 mL HNO3 pekat, dilemari
asam . perhatikan adanya endapan putih yang terbentuk
3. Kemudian panaskan selama 2 menit dan amati terbentuknya
warna kuning
4. Selanjutnya dinginkan dibawah kran air lalu tamahkan NaOH
10% setets demi stetes melalui dinding tabung hingga
terbentuk lapisan
5. Perhatikan perubahan warna yang terjadi
6. Reaksi positif bila pada bidang perbatasan antara protein dan
NaOH terbentuk warna jingga.
Hasil :
No Konsentrasi dalam 100 mL Hasil
18
aquadest
1 Albumin Positif
2 Gelatin Positif
3 Kasein Positif
4 Tirosin Positif
Perhitungan : -
Pembahasan : Uji kualitatif yang dipakai untuk uji gula pereduksi selain
benedict adalah uji molisch , uji iodium, barfoed. Sedangkan
uji kuantitatif yang digunakan adalah metode nelson
samoghy
Kesimpulan : Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa
sampel mengadung asam amino albumin, gelatin, kaein dan
tirosin.
19
Penentuan Sifat-Sifat Lemak Dan Minyak
(Bobot Jenis Minyak )
Pertemuan : V
Hari/tanggal : Selasa / 20 Mei 2014
Tujuan : Untuk menganalisa salah satu kelompok golongan lipida, yang daya
larutnya dalam pelarut organic(misalnya eter, benzene, kloroform),
atau ketidak larutan dalam pelarut air
Dasar teori : Penentuan sifat – sifat lemak dan minyak (bobot jenis ) ini dapat
dianalisa secara fisika dan kimia. Secara fisika kita dapat melakukan
pemeriksaan terhadap titik cair, bobot jenis dan indeks bias. Bobot
jenis merupakan perbandingan berat dari volume minyak atau lemak
pada suhu 25 oC dengan berat air pada volume dan suhu yang sama.
Peralatan :
1. Timbangan analitik
2. Picnometer
3. Water bath
Reagensia : Aquadest dan minyak yang akan dianalisa
Cara kerja :
1.Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, seperti picnometer 2
buah, water bath dan neraca alanitik
20
2.Timbang berat picnometer kosong yang pertama, secara seksama,
paling sedikit dua kali. Catat berat picnometer kosong.
3.Timbang berat picnometer kosong yang kedua, secara seksama, paling
sedikit dua kali. Catat berat picnometer kosong
4.Masukkan contoh minyak atau lemak dalam picnometer pertama
sebanyak 5 ml. Pada picnometer kedua, isi picnometer dengan
air sebanyak 5 ml.
5.Kedua tabung picnometer tersebut kemudian ditutup dan rendam
dalam water bath yang telah diisi air dan disetel pada suhu 25 o C
selama 30 menit
6.Kedua tabung tersebut keluarkan dan keringkan bagian luarnya
7.Timbang kedua picnometer kembali dalam keadaan dingin secara
bergantian, catat hasil timbang dan lakukan perhitungan.
Rumus perhitungan :
Berat jenis minyak =
𝑎−𝑏
𝑐−𝑏
a = bobot picnometer dan minyak
b = bobot picnometer kosong
c = bobot picnometer dan air
Hasil :
1. Minyak
No Piknometer kosong Piknometer + minyak
21
1 22,0827 26,4181
2 22,0824 26,4179
3 22,0825 26,4185
4 22,0827 26,4183
5 22,0826 26,4182
𝑥̅ 22,0825 26,4182
2. Air
No Piknometer kosong Piknometer + air
1 21,3926 26,2164
2 21,3933 26,2165
3 21,3930 26,2165
4 21,3931 26,2166
5 21,3931 26,2165
𝑥̅ 21,3930 26,2165
Perhitungan : Berat jenis minyak =
𝑎−𝑏
𝑐−𝑏
=
26,4182−22,0825
26,2165−21,3930
22
=
4,3357
4,8235
= 0,8988
Kesimpulan : Setelah dilakukan pengujian praktikum pengujian berat jenis
terhadap sampel secara fisika bahwa pada sampel minyak didapatkan
berat jenis minyak sebesar 0,8988.
23
Penentuan Kualitas Minyak
(Angka Asam )
Pertemuan : VI
Hari/tanggal : Selasa / 3 Juni 2014
Tujuan : Untuk menentukan kualitas minyak, dengan ditetapkan angka asam
terhadap minyak tersebut.
Dasar teori : Penentuan sifat – sifat lemak dan minyak ini dapat dianalisa secara
fisika dan kimia. Dalam penentuan angka asam, banyaknya
volume(mL) KOH yang dibutuhkan, untuk menetralkan asam bebas
dalam 10 gram minyak atau lemak.
Peralatan :
1. Buret 25/50 mL
2. Labu Erlenmeyer 200/250 mL
3. Pipet volume 5/10 mL
Reagensia :
1. KOH 0,I N
2. Alkohol 95%
3. Indicator phenolptalein
Cara kerja :
1. Timbang seksama minyak atau lemak lebih kurang 5 gram.
24
2. Tambah 50 mL alkohol 95%, tutup dengan pendingin balik.
3. Larutan dipanaskan dalam penagas air, sambil diaduk selama 10
menit.
4. Setelah dingin, tambah indikator phenolptalein 2 tetes.
5. Titrasi dengan KOH 0,1 N yang sudah dibakukan sampai warna
merah jambu.
Hasil :
Hasil titrasi dengan KOH 0,7 mL
Perhitungan :
Angka asam =
mL KOH x N.KOH x BM.KOH
bobot contoh(gram)
=
0,7 x 0,1 x 56
5
= 0,784
Kadar asam lemak bebas%(FFA)=
mL.KOH x N.KOH x BM x 100%
bobot contoh(gram)x 1000
=
mL.KOH x N.KOH x BM
bobot contoh(gram)x 10
=
0,7 x 0,1 x 256
5 x 10
=
17,92
50
25
= 0,3584 %
Angka asam =
BM KOH
BM asam bebas/10
x %FFA
=
56
256/10
x 0,3584
= 0,784
Angka asam = Faktor konversi x %FFA
Faktor untuk Oleat : 1,99
Faktor untuk Palmitat : 2,19
Faktor untuk Laurat : 2,80
Faktor untuk Linoleat : 2,01
= 2,19 x 0,3584
= 0,7848
Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pengujian angka asam terhadap sampel
bahwa pada sampel minyak didapatkan angka asam sebesar 0,7848.
26
Penentuan Sifat-Sifat Minyak dan Lemak
(Angka Penyabunan )
Pertemuan : VII
Hari/tanggal : Selasa / 3 Juni 2014
Tujuan : Untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak. Minyak yang
mempunyai berat molekul kecil, mempunyai angka penyabunan
yang besar. Sebaliknya minyak yang mempunyai berat molekul
besar mempunyai angka penyabunan yang kecil.
Dasar teori : Angka penyabunan atau bilangan penyabunan adalah banyaknya
miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan lemak secara
sempurna dari 1 gram lemak atau minyak.
Peralatan :
1. Buret 25/50 mL
2. Labu Erlenmeyer 200/250 mL
3. Pipet volume 5/10 mL
Reagensia :
1. KOH 0,I N
2. HCL 0,5 N
3. Alkohol 95%
4. Indicator phenolptalein
27
5. Minyak sebagai sampel
Cara kerja :
1. Timbang seksama minyak 5 gram, masukkan dalam erlenmeyer.
2. Tambah 50 mL KOH 0,5N alkoholik.
3. Tutup dengan pendingin, selanjutnya dididihkan sampai minyak
tersabunkan secara sempurna ditandai dengan tidak terlihat butir-
butir lemak atau minyak dalam larutan.
4. Setelah didinginkan, kemudian dititrasi dengan HCL 0,5N
menggunakan indikator phenolptalein.
5. Titik akhir titrasi ditandai dengan tepat hilangnya warna merah.
6. Misalnya titrasi memerlukan (ts) mL.
7. Buat perlakuan blanko seperti perlakuan pada sampel.
8. Titrasi blanko ini menunjukkan KOH mula-mula yang digunakan
dalam reaksi penyabunan.
9. Alkohol yang ada dalam KOH berfungsi untuk melarutkan asam
lemak hasil hidrolisa agar mempermudah reaksi dengan basa
sehingga terbentuk sabun.
Hasil titrasi :
Titrasi Hasil (mL)
Blanko 6
28
Sampel 16,5
Perhitungan :
Angka penyabunan =
(tb−ts)x N.HCL x BM KOH
bobot contoh(gram)
Tb : titrasi blanko
Ts : titrasi sampel
Angka penyabunan =
(6−16,5)x 0,5 x 56
5
=
− 294
5
= -58,8
Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pengujian angka penyabunan terhadap
sampel bahwa pada sampel minyak didapatkan angka penyabunan
sebesar -58,8.
29
Penentuan Kadar Minyak/Lemak
Dalam Kemiri
Pertemuan : VIII
Hari/tanggal : Selasa / 10 Juni 2014
Tujuan : Untuk memeriksa kadar lemak/minyak yang ada dalam buah kemiri.
Dasar teori : Extraksi lemak dengan pelarut nonpolar, dengan menggunakan alat
soxlet dan kertas saring dan kapas bebas lemak.
Peralatan :
1. Alat soxlet 1 set
2. Timbangan analitik
3. Dry heat oven
4. Kertas saring pembungkus(thimble)
5. Kertas saring biasa
Reagensia :
1. Petroleum eter
2. Dietil eter
Cara kerja :
1. Timbang 15 gram kemiri, giling sampai halus.
30
2. Masukkan dalam cawan porselin, keringkan dalam oven 15
menit pada suhu 100oC.
3. Selanjutnya dibungkus dengan kertas saring bebas lemak, ujung
atas maupun ujung bawah ditutup dengan kapas bebas lemak.
4. Kemudian masukkan dalam soxlet, masukkan pelarut petroleum
eter sebanyak 60% dari volume labu didih soxlet dan lakukan
extraksi selama 1,5 jam. Perlakuan yang sama pada pelarut dietil
eter.
5. Proses ekstraksi selesai apabila pelarut/petroleum eter sudah
jernih.
6. Ekstraksi yang diperoleh ditambah dengan NaSulfat Anhydrat,
lalu saring.
7. Kemudian pelarut diuapkan dengan evaporator berputar sampai
semua pelarut habis.
8. Kadar minyak dapat dihitung dengan rumus.
Hasil :
Penimbangan labu
No Sebelum ekstraksi Setelah ekstraksi
1 133,1319 200,9227
2 133,1315 200,9171
31
3 133,1313 200,9171
4 133,1313 200,9065
5 133,1310 200,9024
𝑥̅ 133,1314 200,9131
Perhitungan :
Kadar Lemak =
w1−w2
w
x 100%
w : bobot cuplikan dalam gram
w1: bobot labu lemak sesudah ekstraksi, dalam gram
w2: bobot labu lemak sebelum ekstraksi, dalam gram
Kadar Lemak =
w1−w2
w
x 100%
=
200,9131−133,1314
15
x 100%
= 4,5187 x 100%
= 451,87%
Kesimpulan : Setelah dilakukan pemeriksaan kadar lemak pada kemiri, hasil yang
didapat adalah sebesar 451,87%
32
Penentuan Kadar Lemak
(Metode hidrolisis Weibull )
Pertemuan : IX
Hari/tanggal : Selasa / Juni 2014
Tujuan : Untuk memeriksa kadar lemak dalam susu bubuk secara extraksi
soxlet.
Dasar teori : Extraksi lemak dengan pelarut nonpolar, setelah contoh di hidrolisis
dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat.
Peralatan :
1. Alat soxlet 1 set
2. Timbangan analitik
3. Dry heat oven
4. Kertas saring pembungkus(thimble)
5. Kertas saring biasa
Reagensia :
1. HCl 25%
2. Kertas lakmus
3. N.heksan atau pelarut lainnya
Cara kerja :
33
1. Timbang seksama 1-2 gram contoh kedalam gelas piala/labu
erlenmeyer.
2. Tambah 30 mL HCl 25% dan 20 mL aquades, tambah beberapa
batu didih.
3. Tutup gelas piala dengan kaca arloji dan didihkan 15 menit.
4. Saring dalam keadaan pana dan cuci dengan air panas hingga
tidak bereaksi asam lagi.
5. Keringkan kertas saring berikut isinya pada suhu 100-105oC.
6. Masukkan kedalam kertas saring pembungkus(paper thimble)
dan extrak dengan n.hexan atau pelarut lemak lainnya 2-3 jam
pada suhu lebih kurang 80oC.
7. Sulingkan larutan hexan atau pelarut lemak lainnya dan
keringkan ekstrak lemak pada suhu 100-105oC.
8. Dinginkan dan timbang.
9. Ulangi proses pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap.
Hasil :
Penimbangan labu A
Sebelum ekstraksi
(kosong)
Setelah ekstraksi
125,9675 126,4719
34
125,9673 126,4719
125,9671 126,4722
125,9672 126,4719
125,9669 126,4722
X =: 125,9672 X = 126,4720
Penimbangan labu B
Sebelum ekstraksi
(kosong)
Setelah ekstraksi
133,1285 133,4815
133,1285 133,4811
133,1281 133,4811
133,1280 133,4812
133,1279 133,4811
X = 133,1282 X = 133,4812
Perhitungan :
Kadar Lemak =
w1−w2
w
x 100%
w : bobot cuplikan dalam gram
35
w1: bobot labu lemak sesudah ekstraksi, dalam gram
w2: bobot labu lemak sebelum ekstraksi, dalam gram
Kadar lemak A :
126 ,4720 −125 ,9672
2
100%
: 25,24 %
Kadar lemak B :
133 ,4812 −133 ,1282
2
100%
: 17,9 %
Kesimpulan : Setelah dilakukan pemeriksaan kadar lemak pada sampel susu, maka
kadar lemak dalam susu pada labu A sebesar 25,24% dan pada labu
B 17,9%.
36
Pemeriksaan Pewarna Makanan
Pertemuan : X
Hari/tanggal : Selasa, 17 juni 2014
Tujuan : Untuk mengidentifikasi pewarna sintetis yang ada dalam makanan
dan minuman dan menginterpretasikan kedalam peraturan
PerMenKes.
Dasar teori : Pewarna sinteitis yang ada dalam makanan dan minuman ditarik
oleh oleh benang wool bebas lemak, dalam suasana asam. Kemudian
dilunturkan dengan amoniak, lalu dipekatkan baru kemudian
dikerjakan secara kromatografi kertas.
Rf =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Peralatan :
1. Spreying
2. Bejana kromatografi (20 x 20 cm)
3. Kertas whatman no ( 20 x 10 cm )
4. Penggaris
5. Pipa kapiler
6. Oven pengering
37
7. Hair dryer
Reagensia :
1. Asam asetat glacial
2. Larutan asam asetat 10%
3. Ammonia(NH4OH) BJ 0,88
4. Larutan standar zat warna makanan
5. Larutan elusi
1. Encerkan 5 mL ammonia pekat BJ 0,88 dengan air
hingga 100 mL, tambahkan 2 gram Trinatrium
sitrat kedalam larutan Ammonia tersebut.
2. Campuran perbandingan volume etil metal keton :
piridin : air = 11 : 5 : 4
3. Campuran perbandingan volume etil metal keton :
aseton : air : ammonia pekat = 3,5 : 1,5
Cara kerja :
1. Penarikan warna dengan benang wool
1. Minuman tak beralkohol(minuman ringan)
Minuman tak beralkohol umumnya sudah bereaksi asam,
hingga dapat langsung dilakukan penarikan zat warna
dengan benang wool. Jika reaksinya tidak asam, harus
diasamkan sedikit dengan penambahan asam asetat atau
38
kalium hydrogen sulfat(KHSO4). Contoh yang diperiksa 30-
50 mL.
2. Minuman beralkohol(anggur)
Didihkan dahulu untuk menghilangkan alkoholnya, lalu
diperiksa keasamannya. Jika perlu asamkan dengan asam
asetat atau kalium hidogen sulfat dahulu, sebelum zat
warnanya ditarik dengan benang wool. Contoh yang
diperiksa 30-50 mL.
3. Makanan yang larut(selai, kembang gula, gula
serbuk)
Larutkana dalam air, lalu periksa keasamannya. Jika perlu
asamkan dengan asam asetat atau kalium hidogen sulfat
dahulu. Contoh yang diperiksa 30-50 gram.
4. Makanan dengan komponen utama
pati(roti,biscuit, kue)
Geruslah 10 gram contoh hingga rata dengan penambahan
50 mL ammonia 2% didalam etanol 70%. Biarkan untuk
beberapa lama, putar dengan sentrifuge. Pindahkan cairan
kedalam cawan poerselin dan uapkan diatas penangas air.
Larutkan residu dalam air yang telah ditambahkan sedikit
asam asetat. Tarik zat warna dengan benang wool. Contoh
yang diperiksa 20 gram.
5. Manisan buah-buahan
Lakukan seperti petunjuk untuk makanan dengan komponen
utama pati.
39
6. Makanan yang mengandung banyak lemak(sosis, terasi)
1. Sosis
Campurkan baik-baik 20 gram contoh yang telah dihaluskan
dengan 14 mL air, 25 mL etanol dan 1 mL ammonia BJ 0,88
Biarkan selama 30 menit, saring lalu pekatkan cairannya.
2. Terasi ikan
Campurkan baik-baik 20 gram contoh dengan 6 mL air, 20 mL
aseton dan 1 tetes ammonia BJ 0,88. Kemudian sentrifuge dan
uapkan asetonnya diatas penangas air. Hilangkan lemak
dengan petroleum benzene.
3. Masukkan benang wool secukupnya kedalam contoh yang
sudah dipersiapkan. Panaskan diatas api sambil diaduk-aduk
selama 10 menit. Ambil benang wool, cuci berulang-ulang
dengan air bersih.
4. Masukkan benang wool kedalam gelas gelas piala 100 mL.
tambahkan larutan ammonia encer. Panaskan diatas penangas
air hingga zat warna pada benang wool luntur. Ambil benag
wool, saring larutan tersebut dan pekatkan diatas penangas air.
5. Totolkan pekatan pada kertas kromatografi, juga totolkan zat
warna pembanding(rhodamin B, metanil yellow) dengan uap
elusi.
6. Bandingkan rf bercak contoh dengan bercak standar.
7. Buat larutan pembanding dengan menimbang 10 mg/10 mL
alkohol.
40
Rf =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Hasil : Tidak ada noda yang tampak
Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pemeriksaan pewarna makanan
menggunakan metode kromatografi kertas noda tidak terlihat pada
kertas whatman. Maka dalam sampel yang diperiksa tidak
mengandung pewarna.
41
Penentuan Kualitas Minyak
(Angka Asam )
Pertemuan : XI
Hari/tanggal : Selasa / 24 Juni 2014
Tujuan : Untuk menentukan kualitas minyak, dengan ditetapkan angka asam
terhadap minyak tersebut.
Dasar teori : Penentuan sifat – sifat lemak dan minyak ini dapat dianalisa secara
fisika dan kimia. Dalam penentuan angka asam, banyaknya
volume(mL) KOH yang dibutuhkan, untuk menetralkan asam bebas
dalam 10 gram minyak atau lemak.
Peralatan :
1. Buret 25/50 mL
2. Labu Erlenmeyer 200/250 mL
3. Pipet volume 5/10 mL
Reagensia :
1. KOH 0,I N
2. Alkohol 95%
3. Indicator phenolptalein
Cara kerja :
1. Timbang seksama minyak atau lemak lebih kurang 5 gram.
42
2. Tambah 50 mL alkohol 95%, tutup dengan pendingin balik.
3. Larutan dipanaskan dalam penagas air, sambil diaduk selama 10
menit.
4. Setelah dingin, tambah indikator phenolptalein 2 tetes.
5. Titrasi dengan KOH 0,1 N yang sudah dibakukan sampai warna
merah jambu.
Hasil : Hasil titrasi dengan KOH 0,4 mL
Perhitungan :
Angka asam =
mL KOH x N.KOH x BM.KOH
bobot contoh(gram)
=
0,4 x 0,1 x 56
5
= 0,448
Kadar asam lemak bebas%(FFA)
mL.KOH x N.KOH x BM x 100%
bobot contoh(gram)x 1000
=
mL.KOH x N.KOH x BM
bobot contoh(gram)x 10
=
0,4 x 0,1 x 256
5 x 10
= 0,2048%
43
Angka asam =
BM KOH
BM asam bebas/10
x %FFA
=
56
256/10
x 0,2048
= 0,448
Angka asam = Faktor konversi x %FFA
Faktor untuk Oleat : 1,99
Faktor untuk Palmitat : 2,19
Faktor untuk Laurat : 2,80
Faktor untuk Linoleat : 2,01
= 2,19 x 0,2048
= 0,448
Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pengujian angka asam terhadap sampel
bahwa pada sampel minyak didapatkan angka asam sebesar 0,448.
44
IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA MAKANAN
Pertemuan : XII ( Tiga )
Hari/tanggal : Senin , 19 Maret 2014
Tujuan : Mengidentifikasi kandungan formalin pada makanan.
Dasar teori : Percobaan hanya dilakukan pada makanan yang tidak
memiliki gugus perduksi seperti tahu. Senyawa kimia
frmaldehid bebentuk gas atau cair yang dikenal sebagai
formalin. Formalin dalam jangka pendek tidak dapat
menyebabkan keracunan, tetapi jika tertimbun diatas ambang
batas dapat mengganggu kesehatan.
Bahan : Tahu
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Penjepit tabung
4. Gelas beker
5. Pipet volume
6. Penangas air
Reagensia :
1. Reagensia Metode KIT Formalin
45
2. Larutan reagen Schiff
3. H2SO4
4. H3PO4
Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. METODE KIT
1. Gerus tahu sebanyak 10 gram hingga halus
2. Tambahkan 50 mL air panas
3. Homogenkan kemudian centrifuge
4. Ambil filtrate sebanyak 10 mL
5. Tambahkan reagen daei KIT sebanyak 4 tetes
6. AAmati perubahan dalam 5 menit, catat hasil
7. METODE SCHIFF
1. Gerus tahu sebanyak 10 gram hingga halus
2. Tambahkan 50 mL aquadest
3. Kemudian tambahkan H3PO4 sebanyak 1 ml melalui
dinding tabung
4. Letakkan dalam tabung centrifuge, dan sentrifuge
5. Ambil 1 mL filtrate pindahkan ke tabung reaksi
6. Tambahkan 1 mL H2SO4
46
7. Amati perubahan yang terjadi
Catatan : (+) terbentuk warna ungu
Hasil :
Sampel 1 (+) terbentuk warna ungu
Sampel 2 Tidak terbentuk warna ungu
Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pemeriksaan identifikasi kandungan
formalin pada bahan makanan menggunakan metode KIT dan Schiff
hasil dai 2 sampel yang diperiksa , 1 sampel positif dan satu sempel
negative.
47
Lembar Pengesahan
Palembang, 18 Juli 2014
Praktikan,
Lidya Anita Sianipar
40.01.11.0016
Pembimbing Praktikum,
Rosnita Sebayang, SK

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARPENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARMutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULAPENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULAMutiara Nanda
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRIPENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRIAnnie Rahmatillah
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliKezia Hani Novita
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfischAnalisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfischjusaay
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatNur Kasim
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentFadilah Nur
 
Perhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan PereaksiPerhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan PereaksiBahja Djamaluddin
 
Permanganometri
PermanganometriPermanganometri
PermanganometriRidwan
 

Was ist angesagt? (20)

PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARPENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
 
PENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULAPENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULA
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Spektro uv-vis
Spektro uv-visSpektro uv-vis
Spektro uv-vis
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRIPENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfischAnalisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrument
 
Laporan resmi syrup gg
Laporan resmi syrup ggLaporan resmi syrup gg
Laporan resmi syrup gg
 
Perhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan PereaksiPerhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Permanganometri
PermanganometriPermanganometri
Permanganometri
 
Solution_Kimia Dasar
Solution_Kimia DasarSolution_Kimia Dasar
Solution_Kimia Dasar
 

Andere mochten auch

ANDROID presentation prabal
ANDROID presentation prabalANDROID presentation prabal
ANDROID presentation prabalPrabal Tyagi
 
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2OPenetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2Oaprijal_99
 
9576 sni 3747 2009
9576 sni 3747 20099576 sni 3747 2009
9576 sni 3747 2009mario
 
Bab 3 ikatan kimia dan sifat air nd
Bab 3 ikatan kimia dan sifat air ndBab 3 ikatan kimia dan sifat air nd
Bab 3 ikatan kimia dan sifat air ndnur alam
 
Gravimetri revisi
Gravimetri revisiGravimetri revisi
Gravimetri revisigatotwah
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
 
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanFitri Andriani
 
Briket kulit biji coklat 1
Briket kulit biji coklat 1Briket kulit biji coklat 1
Briket kulit biji coklat 1Rizky Maulana
 
Bahan tambahan pangan pembentuk tekstur
Bahan tambahan pangan pembentuk teksturBahan tambahan pangan pembentuk tekstur
Bahan tambahan pangan pembentuk teksturNitaFauzia
 
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Asriani Buhari Noni
 

Andere mochten auch (13)

Dampak BTM
Dampak BTMDampak BTM
Dampak BTM
 
ANDROID presentation prabal
ANDROID presentation prabalANDROID presentation prabal
ANDROID presentation prabal
 
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2OPenetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
 
9576 sni 3747 2009
9576 sni 3747 20099576 sni 3747 2009
9576 sni 3747 2009
 
Ptpsp kadar air sampah
Ptpsp kadar air sampahPtpsp kadar air sampah
Ptpsp kadar air sampah
 
Bab 3 ikatan kimia dan sifat air nd
Bab 3 ikatan kimia dan sifat air ndBab 3 ikatan kimia dan sifat air nd
Bab 3 ikatan kimia dan sifat air nd
 
Hidrasi Air
Hidrasi AirHidrasi Air
Hidrasi Air
 
Gravimetri revisi
Gravimetri revisiGravimetri revisi
Gravimetri revisi
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
 
Briket kulit biji coklat 1
Briket kulit biji coklat 1Briket kulit biji coklat 1
Briket kulit biji coklat 1
 
Bahan tambahan pangan pembentuk tekstur
Bahan tambahan pangan pembentuk teksturBahan tambahan pangan pembentuk tekstur
Bahan tambahan pangan pembentuk tekstur
 
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
 

Ähnlich wie Penentuan kadar air cara pengeringan

68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetriIndriati Dewi
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalRidwan
 
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
penurunan titik beku dan kenaikan titik didihpenurunan titik beku dan kenaikan titik didih
penurunan titik beku dan kenaikan titik didihSisKa ES
 
220270739 sni-kopi-instan-pdf
220270739 sni-kopi-instan-pdf220270739 sni-kopi-instan-pdf
220270739 sni-kopi-instan-pdfYoedha Syasongkho
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanErnalia Rosita
 
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup EritromicinEvaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicinzipiklan
 
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).pptdokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).pptAhmadHafiz61
 
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaLaporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaFirda Shabrina
 
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.pptAnalisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.pptAhmadHafiz61
 
Analisis proksimat
Analisis proksimatAnalisis proksimat
Analisis proksimatoriza13
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massaEggy Brilyan
 

Ähnlich wie Penentuan kadar air cara pengeringan (20)

68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / Total
 
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
penurunan titik beku dan kenaikan titik didihpenurunan titik beku dan kenaikan titik didih
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
 
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
 
220270739 sni-kopi-instan-pdf
220270739 sni-kopi-instan-pdf220270739 sni-kopi-instan-pdf
220270739 sni-kopi-instan-pdf
 
I
II
I
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup EritromicinEvaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
 
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).pptdokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
 
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaLaporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
 
Responsi Bioreaksi
Responsi BioreaksiResponsi Bioreaksi
Responsi Bioreaksi
 
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.pptAnalisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
 
Analisa bod
Analisa bodAnalisa bod
Analisa bod
 
Analisis proksimat
Analisis proksimatAnalisis proksimat
Analisis proksimat
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa
 
materi air
materi airmateri air
materi air
 

Kürzlich hochgeladen

DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

Penentuan kadar air cara pengeringan

  • 1. 1 PENENTUAN KADAR AIR CARA PENGERINGAN Pertemuan : I ( Satu ) Hari/tanggal : Senin , 4 Maret 2014 Tujuan : Menentukan kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara, diantaranya metode pengeringan. Dasar teori : Menguapkan air yang ada dalam bahan makanan, dengan jalan pemanasan kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan. Bahan : Minyak curah Alat : 1. Cawan porselin/petridish 2. Neraca analitik 4 desimal 3. Dry heat oven 4. Desikator 5. Gelas ukur Reagensia : Bahan makanan yang akan dianalisis Prosedur Kerja : 1. Timbang cawan porselin kosong pengulangan 3 – 5 kali.
  • 2. 2 2. Isi cawan porselin dengan minyak goring, sebanyak 25 mL, ditimbang 3 – 5 kali 3. Data penimbangan baik kosong dan yang sudah diisi bahan, ambil rata – rata penimbangan 4. Panaskan, di dry heat oven selama 1 jam pada suhu 105oc 5. Dinginkan dalam desikator, seelah dingin baru timbang kembali 3 – 5 kali. Hasil : Penimbangan Ke - Berat cawan porselin kosong (gr) Berat cawan dan minyak sebelum dipanaskan (gr) Berat cawan dan minyak sesudah dipanaskan (gr) 1 106.0917 127.6813 127.6640 2 106.0918 127.6810 127.6625 3 106.0914 127.6817 127.6643 × 106.0916 127.6813 127.6636 Perhitungan : 1. Berat minyak = Berat minyak panas dan cawan porselin – berat cawan kosong 127.6636 – 106.0916 = 21.5 gr
  • 3. 3 2. Berat air = Berat cawan dan minyak sebelum dipanaskan – berat cawan dan minyak sesudah dipanaskan 127.6813 – 127.6636 = 0,0177 3. Kadar air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 100% = 0.0177 21.5 𝑥 100% = 0,08 % Pembahasan : Hasil perhitungan kadar air : NO Hasil Hasil - mean ( Hasil - mean)2 1 0.069 0.0593 0.00351649 2 0.097 0.0873 0.00762129 3 0.088 0.0783 0.00613089 4 0.086 0.0763 0.00582169 5 0.125 0.1153 0.01329409 6 0.09 0.0803 0.00644809 7 0.08 0.0703 0.00494209 8 0.08 0.0703 0.00494209 9 0.08 0.0703 0.00494209 10 0.097 0.0873 0.00762129 X 0.0097 ∑ 0.0652801 Sd = √ 𝛴( 𝑥−𝑥)2 𝑛−1
  • 4. 4 Sd = √ 0.0652 10−1 Sd = √ 0.0652 9 Sd = √0.0072 Sd = 0.08 Pembahasan : Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil kadar minyak yaitu 0.08% dengan distribusi penyebaran data yang dikumpulkan yaitu 0.08 , dengan acuan dari SNI. 022 – M dan permenkes N0. 722/Menkes/Per/IX/88 dengan satuan % b/b maksimal 0.30 maka kadar air yang didapat pada sampel B dalam kadar yang normal dan mutu yang baik untuk digunakan. Kesimpulan : Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pada sampel B mengandung air yang sedikit dilihat dari kadar air berdasarkan SNI. 022 – M dan permenkes N0. 722/Menkes/Per/IX/88 dengan satuan % b/b maksimal 0.30.
  • 5. 5 PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA METODE KALORIMETRI Pertemuan : II ( Dua ) Hari/tanggal : Selasa , 12 Maret 2014 Tujuan : Menentukkan kada glukosa dalam bahan makanan mengandung gula pereduksi. Dasar teori : Reaksi reduksi dari glukosa dengan larutan CuSo4 yang bila dipanaskan akan terbentuk endapan merah coklat, selanjutnya dengan penambahan Na.sitart dan tartarat membentuk senyawa kompleks bewarna biru, yang dapat diukur dengan spectoftometri λ 630 Bahan : Sampel makanan Alat : 1. Labu ukur 10 mL 2. Beker gelas 100 mL 3. Penangas listrik 4. Spectofotometer Reagensia : 1. Asam tartarat10 % 2. Na – Carbonat 10%
  • 6. 6 3. Ammonium molibdat 4. Asam sulfat pekat 5. Cupri sulfat pentahydrat 6. Na. Sitrat 7. Na.arsenit Nelson A terdiri dari 12.5 gr Na carbonat 1. 12.5 gram garam Rochelle/K.Na Tartarat 2. 10 gram Na. Bicarbonat 3. 100 gram Na. Sulfat anhydrat dalam 350 mL auadest 4. Campuan ini diaddkan dalam labu 500mL Reagen Nelson B 1. 5.5 gram CuSO4.H2O, dalam 50 mL aquadest tambah 1 mL tetes h2SO4/ auadest dipanaskan dulu. 2. 25 ammnium molibdat dalam 450 mL aquadest tambahkan 25 h2SO4 pekat, pada tempat lain 3 gram NaHAsO4.7H2O dalam 25 mL aquadest kedua larutan ini dicampur, dinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Pereaksi baru daoat digunakan setelah inkubasidan bewarna kuning.
  • 7. 7 3. Tambahkan masing – masing 1 mL pereaksi ammonium molibdat, kocok hingga semua endapan Cu2O larut , add dengan aquadest sampai batas. 4. Baca absorbansi dengan spectofotometer 540 nm. Prosedur Kerja : 1. Larutan standar glukosa 1. 1 mg Glukosa dalam 10 mL aquadest (kons 1mg / 10 mL) dari larutan ini dibuat 5 seri larutan kerja 2. 0.2; 0.4; 0.6; 0.8; dan 1.0 mg/ 10 mL aquadest, 1 tabung untuk blanko diisi dengan 1 mL aquadest 3. Kedalam masing masing labu ukur tambahkan 1 mL pereaksi nelson panaskan diatas penangan air selama 20 menit 4. Angkat semua labu uku dari penangas air dinginkan hingga suhu kamar 5. Tambahkan masing – masing 1 mL pereaksi ammonium molibdat kocok hingga semua endapan Cu2O larut add dengan aquadest sampai batas 6. Baca absorbansi dengan spectofotometer panjang gelombang 540 nm 7. Buat kurva kalibrasi absorban versus konsentrasi 8. Perlakuan sampel
  • 8. 8 1. Larutan sampel glukosa sebelum ditambahkan larutan Pb. Asetat saring diambil filtratnya 2. Pada filtrate yang jernih tambahkan 1 mL pereaksi Nelson panaskan diatas penangas air selama 20 menit. 3. Setelah dingin tambahkan 1 mL larutan ammonium molibdat. 4. Baca absorbansi pada panjang gelombang 630 nm 5. Baca konsentrasi sampel pada kurva kalibrasi Hasil : UJI Hasil Uji O.2 mL 1.681 0.4 mL 2.422 0.6 mL 3.913 Sampel 0.811 Perhitungan : X . Kons Y. (abs) X . y X2 Y2
  • 9. 9 0.2 1.691 0.3382 0.04 2.85 0.4 2.422 0.9688 0.16 5.86 0.6 3.913 2.3478 0.36 15.31 ∑ = 1.2 8.02 3.63 0.56 24.02 R = 𝑛(∈𝑥𝑦)−(∈𝑥.∈𝑦) √[ 𝑚∈𝑥2−(∈𝑥)2][ 𝑚∈𝑦2−(∈𝑦)2] = 3(3.63)−(1.2 .8.02) √[3 .0.56−(1.2)2][3 (8.02)−(8.02)2] = 10.89−9.62 √[1.68−1.44][24.06−64.82] = 1.27 √[0.24][−40.26] = 1.27 √−9,6624 = 1.27 3.10 = 0.4 b = 3.363−1.2 .8.02 3 .0.56− (1.2)2
  • 10. 10 = 10.89−9,624 31.68−1.44 = 1.268 0.24 = 5. 275 A = ӯ – b . x = 2.67 – 5.27 . 6.4 = 2.67 – 2.10 = 0.57 Pembahasan : Gula pereduksi contohnya dalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain . Metode yang dapat diugunakan selain dalam percobaan ini adalah metod benedict . Kesimpulan :Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa grafik atau kurva kalibrasi konsentrasi dan standar menunjukkan bahwa kurva berbanding lurus , yang kemungkinan nilainya selalu konstan . Sedangkan nilai koefisien korelasi yang
  • 11. 11 diperoleh adalah 0.4 yang menunjukkan bahwa korelasi tidak linear.
  • 12. 12 PENENTUAN KADAR GLUKOSA METODE BENEDICT Pertemuan : III ( Tiga ) Hari/tanggal : Senin , 19 Maret 2014 Tujuan : Menguji kuantitip glukosa dan semi kuantitatip glukosa. Dasar teori : Gula reduksi dibuat dengan larutan benedict ( campuran garam cuprisulfat, natrium sulfat , natrium karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan bewarna merah cupro oksida. Bahan : Glukosa Alat : 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung 3. Penjepit tabung 4. Penangas air Reagensia : 1. Larutan standar glukosa Timbang 100. 200, 300, 400, 500, 1000, 1500, 2000, 3000 dan 3500 dengan seksama emudian masing – masing dilarutkan dalam 100 mL aquadest.
  • 13. 13 2. Larutan pereaksi benedict 1. CuSO4.5aq 173 gram 2. Na2CO3.)aq 100 gram 3. Na citrate 173 gram 4. Aquadest add 1000 mL Prosedur Kerja : 1. Masukkan 5 ml reagen benedict kedlam tabung reaksi kemudian tambahkan 8 tetes larutan standar 2. Panaskan diatas lampu Bunsen dengan menggunakan penjepit tabung reaksi atau masukkan dalam air mendidih/ penangas air. 3. Menilai hasil : 1. Negatip ( - ) tetap jerniha atau sedikit kehijau – hijauan dan agak keruh. 2. Positif ( + ) atau 1 + = hijau kekuning – kuningan dan keruh (konsentrasi) = 0.5 – 1 % glukosa 3. Positif (++) atau 2+ = Kuning keruh , konsentrasi = ( 1 – 15 % glukosa ) 4. Positif ( +++) atau 3+ = Jingga atau warna lumpur keruh, konsentrasi = ( 2 – 3 %)
  • 14. 14 5. Positif ( +++++ ) atau 4+ = warna keruh , konsentrasi = lebih dari 3.5 % Hasil : No Konsentrasi dalam 100 mL aquadest Hasil 1 100 Negative 2 200 Negative 3 300 Negative 4 400 Negatif 5 500 Negatif 6 1000 1+ 7 1500 3+ 8 2000 2+ 9 3500 3+ Perhitungan : - Pembahasan : Uji kualitatif yang dipakai untuk uji gula pereduksi selain benedict adalah uji molisch , uji iodium, barfoed. Sedangkan uji kuantitatif yang digunakan adalah metode nelson samoghy
  • 15. 15 Kesimpulan : Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi glukosa yang terkandung pada suatu zat semakin jelas kandungan positif yang terlihat
  • 16. 16 UJI XANTOPROTEIN ( UJI KUALITATIF ) Pertemuan : IV ( Empat ) Hari/tanggal : Selasa , 15 April 2014 Tujuan : Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan, atau fenilalanine yang terdapat dalam protein. Dasar teori : Reaksi pada uji xantoprotein didasarkan pada titrasi inti benzene yang terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincicn benzene ( tirosin, triptofan dan fenilalanine) ditambahakan asam nitrat pekat, maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yan terbentuk dalam suasan basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga. Bahan : 1. Albumin 2% 2. Gelatin 2% 3. Kasein 0.5% 4. Tirosin 2% Alat : 1. Alat pemanas
  • 17. 17 2. Rak tabung 3. Penjepit tabung 4. Pipet tetes Reagensia : - Prosedur Kerja : 1. Sediakan 4 tabung yang bersih dan masing – masing, isilah dengan larutan albumin, gelatin, kaaein dan tirosin sebanyak 2 mL 2. Pada setiap tabung tambahkan 1 mL HNO3 pekat, dilemari asam . perhatikan adanya endapan putih yang terbentuk 3. Kemudian panaskan selama 2 menit dan amati terbentuknya warna kuning 4. Selanjutnya dinginkan dibawah kran air lalu tamahkan NaOH 10% setets demi stetes melalui dinding tabung hingga terbentuk lapisan 5. Perhatikan perubahan warna yang terjadi 6. Reaksi positif bila pada bidang perbatasan antara protein dan NaOH terbentuk warna jingga. Hasil : No Konsentrasi dalam 100 mL Hasil
  • 18. 18 aquadest 1 Albumin Positif 2 Gelatin Positif 3 Kasein Positif 4 Tirosin Positif Perhitungan : - Pembahasan : Uji kualitatif yang dipakai untuk uji gula pereduksi selain benedict adalah uji molisch , uji iodium, barfoed. Sedangkan uji kuantitatif yang digunakan adalah metode nelson samoghy Kesimpulan : Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel mengadung asam amino albumin, gelatin, kaein dan tirosin.
  • 19. 19 Penentuan Sifat-Sifat Lemak Dan Minyak (Bobot Jenis Minyak ) Pertemuan : V Hari/tanggal : Selasa / 20 Mei 2014 Tujuan : Untuk menganalisa salah satu kelompok golongan lipida, yang daya larutnya dalam pelarut organic(misalnya eter, benzene, kloroform), atau ketidak larutan dalam pelarut air Dasar teori : Penentuan sifat – sifat lemak dan minyak (bobot jenis ) ini dapat dianalisa secara fisika dan kimia. Secara fisika kita dapat melakukan pemeriksaan terhadap titik cair, bobot jenis dan indeks bias. Bobot jenis merupakan perbandingan berat dari volume minyak atau lemak pada suhu 25 oC dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Peralatan : 1. Timbangan analitik 2. Picnometer 3. Water bath Reagensia : Aquadest dan minyak yang akan dianalisa Cara kerja : 1.Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, seperti picnometer 2 buah, water bath dan neraca alanitik
  • 20. 20 2.Timbang berat picnometer kosong yang pertama, secara seksama, paling sedikit dua kali. Catat berat picnometer kosong. 3.Timbang berat picnometer kosong yang kedua, secara seksama, paling sedikit dua kali. Catat berat picnometer kosong 4.Masukkan contoh minyak atau lemak dalam picnometer pertama sebanyak 5 ml. Pada picnometer kedua, isi picnometer dengan air sebanyak 5 ml. 5.Kedua tabung picnometer tersebut kemudian ditutup dan rendam dalam water bath yang telah diisi air dan disetel pada suhu 25 o C selama 30 menit 6.Kedua tabung tersebut keluarkan dan keringkan bagian luarnya 7.Timbang kedua picnometer kembali dalam keadaan dingin secara bergantian, catat hasil timbang dan lakukan perhitungan. Rumus perhitungan : Berat jenis minyak = 𝑎−𝑏 𝑐−𝑏 a = bobot picnometer dan minyak b = bobot picnometer kosong c = bobot picnometer dan air Hasil : 1. Minyak No Piknometer kosong Piknometer + minyak
  • 21. 21 1 22,0827 26,4181 2 22,0824 26,4179 3 22,0825 26,4185 4 22,0827 26,4183 5 22,0826 26,4182 𝑥̅ 22,0825 26,4182 2. Air No Piknometer kosong Piknometer + air 1 21,3926 26,2164 2 21,3933 26,2165 3 21,3930 26,2165 4 21,3931 26,2166 5 21,3931 26,2165 𝑥̅ 21,3930 26,2165 Perhitungan : Berat jenis minyak = 𝑎−𝑏 𝑐−𝑏 = 26,4182−22,0825 26,2165−21,3930
  • 22. 22 = 4,3357 4,8235 = 0,8988 Kesimpulan : Setelah dilakukan pengujian praktikum pengujian berat jenis terhadap sampel secara fisika bahwa pada sampel minyak didapatkan berat jenis minyak sebesar 0,8988.
  • 23. 23 Penentuan Kualitas Minyak (Angka Asam ) Pertemuan : VI Hari/tanggal : Selasa / 3 Juni 2014 Tujuan : Untuk menentukan kualitas minyak, dengan ditetapkan angka asam terhadap minyak tersebut. Dasar teori : Penentuan sifat – sifat lemak dan minyak ini dapat dianalisa secara fisika dan kimia. Dalam penentuan angka asam, banyaknya volume(mL) KOH yang dibutuhkan, untuk menetralkan asam bebas dalam 10 gram minyak atau lemak. Peralatan : 1. Buret 25/50 mL 2. Labu Erlenmeyer 200/250 mL 3. Pipet volume 5/10 mL Reagensia : 1. KOH 0,I N 2. Alkohol 95% 3. Indicator phenolptalein Cara kerja : 1. Timbang seksama minyak atau lemak lebih kurang 5 gram.
  • 24. 24 2. Tambah 50 mL alkohol 95%, tutup dengan pendingin balik. 3. Larutan dipanaskan dalam penagas air, sambil diaduk selama 10 menit. 4. Setelah dingin, tambah indikator phenolptalein 2 tetes. 5. Titrasi dengan KOH 0,1 N yang sudah dibakukan sampai warna merah jambu. Hasil : Hasil titrasi dengan KOH 0,7 mL Perhitungan : Angka asam = mL KOH x N.KOH x BM.KOH bobot contoh(gram) = 0,7 x 0,1 x 56 5 = 0,784 Kadar asam lemak bebas%(FFA)= mL.KOH x N.KOH x BM x 100% bobot contoh(gram)x 1000 = mL.KOH x N.KOH x BM bobot contoh(gram)x 10 = 0,7 x 0,1 x 256 5 x 10 = 17,92 50
  • 25. 25 = 0,3584 % Angka asam = BM KOH BM asam bebas/10 x %FFA = 56 256/10 x 0,3584 = 0,784 Angka asam = Faktor konversi x %FFA Faktor untuk Oleat : 1,99 Faktor untuk Palmitat : 2,19 Faktor untuk Laurat : 2,80 Faktor untuk Linoleat : 2,01 = 2,19 x 0,3584 = 0,7848 Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pengujian angka asam terhadap sampel bahwa pada sampel minyak didapatkan angka asam sebesar 0,7848.
  • 26. 26 Penentuan Sifat-Sifat Minyak dan Lemak (Angka Penyabunan ) Pertemuan : VII Hari/tanggal : Selasa / 3 Juni 2014 Tujuan : Untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak. Minyak yang mempunyai berat molekul kecil, mempunyai angka penyabunan yang besar. Sebaliknya minyak yang mempunyai berat molekul besar mempunyai angka penyabunan yang kecil. Dasar teori : Angka penyabunan atau bilangan penyabunan adalah banyaknya miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan lemak secara sempurna dari 1 gram lemak atau minyak. Peralatan : 1. Buret 25/50 mL 2. Labu Erlenmeyer 200/250 mL 3. Pipet volume 5/10 mL Reagensia : 1. KOH 0,I N 2. HCL 0,5 N 3. Alkohol 95% 4. Indicator phenolptalein
  • 27. 27 5. Minyak sebagai sampel Cara kerja : 1. Timbang seksama minyak 5 gram, masukkan dalam erlenmeyer. 2. Tambah 50 mL KOH 0,5N alkoholik. 3. Tutup dengan pendingin, selanjutnya dididihkan sampai minyak tersabunkan secara sempurna ditandai dengan tidak terlihat butir- butir lemak atau minyak dalam larutan. 4. Setelah didinginkan, kemudian dititrasi dengan HCL 0,5N menggunakan indikator phenolptalein. 5. Titik akhir titrasi ditandai dengan tepat hilangnya warna merah. 6. Misalnya titrasi memerlukan (ts) mL. 7. Buat perlakuan blanko seperti perlakuan pada sampel. 8. Titrasi blanko ini menunjukkan KOH mula-mula yang digunakan dalam reaksi penyabunan. 9. Alkohol yang ada dalam KOH berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa agar mempermudah reaksi dengan basa sehingga terbentuk sabun. Hasil titrasi : Titrasi Hasil (mL) Blanko 6
  • 28. 28 Sampel 16,5 Perhitungan : Angka penyabunan = (tb−ts)x N.HCL x BM KOH bobot contoh(gram) Tb : titrasi blanko Ts : titrasi sampel Angka penyabunan = (6−16,5)x 0,5 x 56 5 = − 294 5 = -58,8 Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pengujian angka penyabunan terhadap sampel bahwa pada sampel minyak didapatkan angka penyabunan sebesar -58,8.
  • 29. 29 Penentuan Kadar Minyak/Lemak Dalam Kemiri Pertemuan : VIII Hari/tanggal : Selasa / 10 Juni 2014 Tujuan : Untuk memeriksa kadar lemak/minyak yang ada dalam buah kemiri. Dasar teori : Extraksi lemak dengan pelarut nonpolar, dengan menggunakan alat soxlet dan kertas saring dan kapas bebas lemak. Peralatan : 1. Alat soxlet 1 set 2. Timbangan analitik 3. Dry heat oven 4. Kertas saring pembungkus(thimble) 5. Kertas saring biasa Reagensia : 1. Petroleum eter 2. Dietil eter Cara kerja : 1. Timbang 15 gram kemiri, giling sampai halus.
  • 30. 30 2. Masukkan dalam cawan porselin, keringkan dalam oven 15 menit pada suhu 100oC. 3. Selanjutnya dibungkus dengan kertas saring bebas lemak, ujung atas maupun ujung bawah ditutup dengan kapas bebas lemak. 4. Kemudian masukkan dalam soxlet, masukkan pelarut petroleum eter sebanyak 60% dari volume labu didih soxlet dan lakukan extraksi selama 1,5 jam. Perlakuan yang sama pada pelarut dietil eter. 5. Proses ekstraksi selesai apabila pelarut/petroleum eter sudah jernih. 6. Ekstraksi yang diperoleh ditambah dengan NaSulfat Anhydrat, lalu saring. 7. Kemudian pelarut diuapkan dengan evaporator berputar sampai semua pelarut habis. 8. Kadar minyak dapat dihitung dengan rumus. Hasil : Penimbangan labu No Sebelum ekstraksi Setelah ekstraksi 1 133,1319 200,9227 2 133,1315 200,9171
  • 31. 31 3 133,1313 200,9171 4 133,1313 200,9065 5 133,1310 200,9024 𝑥̅ 133,1314 200,9131 Perhitungan : Kadar Lemak = w1−w2 w x 100% w : bobot cuplikan dalam gram w1: bobot labu lemak sesudah ekstraksi, dalam gram w2: bobot labu lemak sebelum ekstraksi, dalam gram Kadar Lemak = w1−w2 w x 100% = 200,9131−133,1314 15 x 100% = 4,5187 x 100% = 451,87% Kesimpulan : Setelah dilakukan pemeriksaan kadar lemak pada kemiri, hasil yang didapat adalah sebesar 451,87%
  • 32. 32 Penentuan Kadar Lemak (Metode hidrolisis Weibull ) Pertemuan : IX Hari/tanggal : Selasa / Juni 2014 Tujuan : Untuk memeriksa kadar lemak dalam susu bubuk secara extraksi soxlet. Dasar teori : Extraksi lemak dengan pelarut nonpolar, setelah contoh di hidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat. Peralatan : 1. Alat soxlet 1 set 2. Timbangan analitik 3. Dry heat oven 4. Kertas saring pembungkus(thimble) 5. Kertas saring biasa Reagensia : 1. HCl 25% 2. Kertas lakmus 3. N.heksan atau pelarut lainnya Cara kerja :
  • 33. 33 1. Timbang seksama 1-2 gram contoh kedalam gelas piala/labu erlenmeyer. 2. Tambah 30 mL HCl 25% dan 20 mL aquades, tambah beberapa batu didih. 3. Tutup gelas piala dengan kaca arloji dan didihkan 15 menit. 4. Saring dalam keadaan pana dan cuci dengan air panas hingga tidak bereaksi asam lagi. 5. Keringkan kertas saring berikut isinya pada suhu 100-105oC. 6. Masukkan kedalam kertas saring pembungkus(paper thimble) dan extrak dengan n.hexan atau pelarut lemak lainnya 2-3 jam pada suhu lebih kurang 80oC. 7. Sulingkan larutan hexan atau pelarut lemak lainnya dan keringkan ekstrak lemak pada suhu 100-105oC. 8. Dinginkan dan timbang. 9. Ulangi proses pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap. Hasil : Penimbangan labu A Sebelum ekstraksi (kosong) Setelah ekstraksi 125,9675 126,4719
  • 34. 34 125,9673 126,4719 125,9671 126,4722 125,9672 126,4719 125,9669 126,4722 X =: 125,9672 X = 126,4720 Penimbangan labu B Sebelum ekstraksi (kosong) Setelah ekstraksi 133,1285 133,4815 133,1285 133,4811 133,1281 133,4811 133,1280 133,4812 133,1279 133,4811 X = 133,1282 X = 133,4812 Perhitungan : Kadar Lemak = w1−w2 w x 100% w : bobot cuplikan dalam gram
  • 35. 35 w1: bobot labu lemak sesudah ekstraksi, dalam gram w2: bobot labu lemak sebelum ekstraksi, dalam gram Kadar lemak A : 126 ,4720 −125 ,9672 2 100% : 25,24 % Kadar lemak B : 133 ,4812 −133 ,1282 2 100% : 17,9 % Kesimpulan : Setelah dilakukan pemeriksaan kadar lemak pada sampel susu, maka kadar lemak dalam susu pada labu A sebesar 25,24% dan pada labu B 17,9%.
  • 36. 36 Pemeriksaan Pewarna Makanan Pertemuan : X Hari/tanggal : Selasa, 17 juni 2014 Tujuan : Untuk mengidentifikasi pewarna sintetis yang ada dalam makanan dan minuman dan menginterpretasikan kedalam peraturan PerMenKes. Dasar teori : Pewarna sinteitis yang ada dalam makanan dan minuman ditarik oleh oleh benang wool bebas lemak, dalam suasana asam. Kemudian dilunturkan dengan amoniak, lalu dipekatkan baru kemudian dikerjakan secara kromatografi kertas. Rf = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 Peralatan : 1. Spreying 2. Bejana kromatografi (20 x 20 cm) 3. Kertas whatman no ( 20 x 10 cm ) 4. Penggaris 5. Pipa kapiler 6. Oven pengering
  • 37. 37 7. Hair dryer Reagensia : 1. Asam asetat glacial 2. Larutan asam asetat 10% 3. Ammonia(NH4OH) BJ 0,88 4. Larutan standar zat warna makanan 5. Larutan elusi 1. Encerkan 5 mL ammonia pekat BJ 0,88 dengan air hingga 100 mL, tambahkan 2 gram Trinatrium sitrat kedalam larutan Ammonia tersebut. 2. Campuran perbandingan volume etil metal keton : piridin : air = 11 : 5 : 4 3. Campuran perbandingan volume etil metal keton : aseton : air : ammonia pekat = 3,5 : 1,5 Cara kerja : 1. Penarikan warna dengan benang wool 1. Minuman tak beralkohol(minuman ringan) Minuman tak beralkohol umumnya sudah bereaksi asam, hingga dapat langsung dilakukan penarikan zat warna dengan benang wool. Jika reaksinya tidak asam, harus diasamkan sedikit dengan penambahan asam asetat atau
  • 38. 38 kalium hydrogen sulfat(KHSO4). Contoh yang diperiksa 30- 50 mL. 2. Minuman beralkohol(anggur) Didihkan dahulu untuk menghilangkan alkoholnya, lalu diperiksa keasamannya. Jika perlu asamkan dengan asam asetat atau kalium hidogen sulfat dahulu, sebelum zat warnanya ditarik dengan benang wool. Contoh yang diperiksa 30-50 mL. 3. Makanan yang larut(selai, kembang gula, gula serbuk) Larutkana dalam air, lalu periksa keasamannya. Jika perlu asamkan dengan asam asetat atau kalium hidogen sulfat dahulu. Contoh yang diperiksa 30-50 gram. 4. Makanan dengan komponen utama pati(roti,biscuit, kue) Geruslah 10 gram contoh hingga rata dengan penambahan 50 mL ammonia 2% didalam etanol 70%. Biarkan untuk beberapa lama, putar dengan sentrifuge. Pindahkan cairan kedalam cawan poerselin dan uapkan diatas penangas air. Larutkan residu dalam air yang telah ditambahkan sedikit asam asetat. Tarik zat warna dengan benang wool. Contoh yang diperiksa 20 gram. 5. Manisan buah-buahan Lakukan seperti petunjuk untuk makanan dengan komponen utama pati.
  • 39. 39 6. Makanan yang mengandung banyak lemak(sosis, terasi) 1. Sosis Campurkan baik-baik 20 gram contoh yang telah dihaluskan dengan 14 mL air, 25 mL etanol dan 1 mL ammonia BJ 0,88 Biarkan selama 30 menit, saring lalu pekatkan cairannya. 2. Terasi ikan Campurkan baik-baik 20 gram contoh dengan 6 mL air, 20 mL aseton dan 1 tetes ammonia BJ 0,88. Kemudian sentrifuge dan uapkan asetonnya diatas penangas air. Hilangkan lemak dengan petroleum benzene. 3. Masukkan benang wool secukupnya kedalam contoh yang sudah dipersiapkan. Panaskan diatas api sambil diaduk-aduk selama 10 menit. Ambil benang wool, cuci berulang-ulang dengan air bersih. 4. Masukkan benang wool kedalam gelas gelas piala 100 mL. tambahkan larutan ammonia encer. Panaskan diatas penangas air hingga zat warna pada benang wool luntur. Ambil benag wool, saring larutan tersebut dan pekatkan diatas penangas air. 5. Totolkan pekatan pada kertas kromatografi, juga totolkan zat warna pembanding(rhodamin B, metanil yellow) dengan uap elusi. 6. Bandingkan rf bercak contoh dengan bercak standar. 7. Buat larutan pembanding dengan menimbang 10 mg/10 mL alkohol.
  • 40. 40 Rf = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 Hasil : Tidak ada noda yang tampak Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pemeriksaan pewarna makanan menggunakan metode kromatografi kertas noda tidak terlihat pada kertas whatman. Maka dalam sampel yang diperiksa tidak mengandung pewarna.
  • 41. 41 Penentuan Kualitas Minyak (Angka Asam ) Pertemuan : XI Hari/tanggal : Selasa / 24 Juni 2014 Tujuan : Untuk menentukan kualitas minyak, dengan ditetapkan angka asam terhadap minyak tersebut. Dasar teori : Penentuan sifat – sifat lemak dan minyak ini dapat dianalisa secara fisika dan kimia. Dalam penentuan angka asam, banyaknya volume(mL) KOH yang dibutuhkan, untuk menetralkan asam bebas dalam 10 gram minyak atau lemak. Peralatan : 1. Buret 25/50 mL 2. Labu Erlenmeyer 200/250 mL 3. Pipet volume 5/10 mL Reagensia : 1. KOH 0,I N 2. Alkohol 95% 3. Indicator phenolptalein Cara kerja : 1. Timbang seksama minyak atau lemak lebih kurang 5 gram.
  • 42. 42 2. Tambah 50 mL alkohol 95%, tutup dengan pendingin balik. 3. Larutan dipanaskan dalam penagas air, sambil diaduk selama 10 menit. 4. Setelah dingin, tambah indikator phenolptalein 2 tetes. 5. Titrasi dengan KOH 0,1 N yang sudah dibakukan sampai warna merah jambu. Hasil : Hasil titrasi dengan KOH 0,4 mL Perhitungan : Angka asam = mL KOH x N.KOH x BM.KOH bobot contoh(gram) = 0,4 x 0,1 x 56 5 = 0,448 Kadar asam lemak bebas%(FFA) mL.KOH x N.KOH x BM x 100% bobot contoh(gram)x 1000 = mL.KOH x N.KOH x BM bobot contoh(gram)x 10 = 0,4 x 0,1 x 256 5 x 10 = 0,2048%
  • 43. 43 Angka asam = BM KOH BM asam bebas/10 x %FFA = 56 256/10 x 0,2048 = 0,448 Angka asam = Faktor konversi x %FFA Faktor untuk Oleat : 1,99 Faktor untuk Palmitat : 2,19 Faktor untuk Laurat : 2,80 Faktor untuk Linoleat : 2,01 = 2,19 x 0,2048 = 0,448 Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pengujian angka asam terhadap sampel bahwa pada sampel minyak didapatkan angka asam sebesar 0,448.
  • 44. 44 IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA MAKANAN Pertemuan : XII ( Tiga ) Hari/tanggal : Senin , 19 Maret 2014 Tujuan : Mengidentifikasi kandungan formalin pada makanan. Dasar teori : Percobaan hanya dilakukan pada makanan yang tidak memiliki gugus perduksi seperti tahu. Senyawa kimia frmaldehid bebentuk gas atau cair yang dikenal sebagai formalin. Formalin dalam jangka pendek tidak dapat menyebabkan keracunan, tetapi jika tertimbun diatas ambang batas dapat mengganggu kesehatan. Bahan : Tahu Alat : 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung 3. Penjepit tabung 4. Gelas beker 5. Pipet volume 6. Penangas air Reagensia : 1. Reagensia Metode KIT Formalin
  • 45. 45 2. Larutan reagen Schiff 3. H2SO4 4. H3PO4 Prosedur Kerja : 1. Siapkan alat dan bahan 2. METODE KIT 1. Gerus tahu sebanyak 10 gram hingga halus 2. Tambahkan 50 mL air panas 3. Homogenkan kemudian centrifuge 4. Ambil filtrate sebanyak 10 mL 5. Tambahkan reagen daei KIT sebanyak 4 tetes 6. AAmati perubahan dalam 5 menit, catat hasil 7. METODE SCHIFF 1. Gerus tahu sebanyak 10 gram hingga halus 2. Tambahkan 50 mL aquadest 3. Kemudian tambahkan H3PO4 sebanyak 1 ml melalui dinding tabung 4. Letakkan dalam tabung centrifuge, dan sentrifuge 5. Ambil 1 mL filtrate pindahkan ke tabung reaksi 6. Tambahkan 1 mL H2SO4
  • 46. 46 7. Amati perubahan yang terjadi Catatan : (+) terbentuk warna ungu Hasil : Sampel 1 (+) terbentuk warna ungu Sampel 2 Tidak terbentuk warna ungu Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pemeriksaan identifikasi kandungan formalin pada bahan makanan menggunakan metode KIT dan Schiff hasil dai 2 sampel yang diperiksa , 1 sampel positif dan satu sempel negative.
  • 47. 47 Lembar Pengesahan Palembang, 18 Juli 2014 Praktikan, Lidya Anita Sianipar 40.01.11.0016 Pembimbing Praktikum, Rosnita Sebayang, SK