Dokumen tersebut membahas tentang protokol routing distance-vector, termasuk penjelasan routing table, cara mendapatkan routing table, tipe-tipe protokol routing, administrative distance, algoritma distance-vector, perbandingan antara IGRP dan RIP.
9. Karena protokol routing Distance
Vector selalu mem-broadcast update
routing terbarunya (termasuk routing
table yang sudah lengkap), maka
protokol routing ini memakan banyak
kinerja CPU dan bandwidth jaringan.
Konvergensi yang lambat juga bisa
mengakibatkan looping
13. Ketika Holddown Timer habis
Ketika
muncul update dengan metric yang
lebih baik
Ketika flush time atau tepat sebelum
sebuah network dinyatakan harus dibuang.
kondisi ketika triggered
updates mereset Holddown Timer
15. IGRP RIP
Menggunakan Hop
Count, Bandwidth dan waktu tunda
rute sebagai metric
Hanya menggunakan hop count
sebagai metric
Maksimum hop count berjumlah 255 Maksimum hop count hanya 15
Bisa digunakan di internetwork skala
besar
Hanya bekerja efektif pada network
skala kecil
Menggunakan nomor autonomous
system
Tidak menggunakan
nomor autonomous system
Mengirim update routing table tiap 90
detik
Mengirim update routing table tiap 30
detik
AD = 100 AD = 120
beda igr
dan rip
Hinweis der Redaktion
Routing Table adalah nyawa dari sebuah proses routing. Sebuah network yang berada di luar jangkauan router kita hanya dapat dijangkau bila terdapat routing table menuju network tersebut pada router kita.
Untuk mendapatkan routing table, kita harus menyesuaikan dengan protocol apa yang kita pakai. Ada beberapa tipe protocol routing. Antara lain :
Sebelum kita mendalami beberapa protocol routing diatas, khususnya bagian distance vector protocol ada baiknya kita mengenal…
Administrative Distanceatau biasa disingkat AD. AD digunakan sebagai pengukur “kepercayaan” terhadap informasi routing yang diterima router konfigurasi dari router tetangga. AD berkisar antara integer 0 sampai integer 255. Makin kecil AD, makin terpercaya informasi routing tersebut. Berikut tabel AD dari beberapa protokol routing yang umum digunakan :
Sesuai namanya, Distance Vector menggunakan “jarak” sebagai standar pemilihan routing. Distance Vectormengenal apa yang disebut hop, yaitu “lompatan” ketika suatu paket dikirim melewati sebuah router. Makin sedikit jumlah hop, makin terpercaya suatu rute. Rute terbaik adalah rute dengan jumlah hop paling sedikit. Contoh dari protokol routing Distance Vector adalah RIP (Routing Information Protocol) dan IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). Distance Vector membagi routing table mereka dengan router yang terhubung langsung (Directly Connected) dengan router tempat mereka dikonfigurasi.
Karena menggunakan “jarak” sebagai patokan, maka ada kemungkinan terdapat beberapa rute untuk menjangkau sebuah network remote. Bagaimana cara memilih salah satu? Pertama, AD akan diperiksa. Rute yang memiliki AD terkecil akan dipilih. Lalu bagaimana ternyata jika kedua informasi rute memiliki AD yang sama juga? Maka protokol routing tersebut harus menggunakan metric (patokan) lain sebagai penentu rute.
RIP hanya menggunakan hop count sebagai metric, jadi jika terdapat 2 atau lebih jalur yang memiliki AD dan hop count sama maka RIP akan melakukan load balancing round-robin (metode ini menjamin pembagian beban paket data terhadap beberapa koneksi akan adil dan merata.). RIP bisa melakukan load balancing terhadap 2 sampai 6 rute (defaultnya 4).
Sedikit masalah muncul karena perhitungan load balancing ini. Walaupun jalur pertama memiliki bandwidth yang jauh lebih besar dari jalur kedua, RIP tetap akan menganggap keduanya sama. Ini sering disebut sebagai pinhole congestion.
Konvergensi : kondisi dimana suatu router mengetahui jalur menuju network lainnya
Looping : yaitu kondisi dimana paket selalu berputar-putar di dalam jaringan karena tidak menemukan interface tujuan, diakibatkan ketika paket tersebut dikirim, routing table router asalnya tidak mengetahui bahwa network/interface tujuan sudah tidak ada atau jalurnya berubah.
Ada tiga cara untuk mencegah routing loops atau looping, yaitu :
Menentukan jumlah maksimum hop count. Sebenarnya ini tidak menghilangkan total sebuah loop, hanya saja membatasi loop sampai jumlah tertentu. RIP membatasi sampai 15 hop count.
Metode Split Horizon dimana kita memaksakan sebuah aturan yang melarang sebuah paket dikirimkan ke router yang sudah pernah menerima paket tersebut. Dengan kata lain, sebuah interface hanya akan dilewati sekali saja.
Metode Route Poisoning. Metode ini “meracuni” rute yang hilang dengan mengatakan bahwa rute tersebut adalah hop ke-16 dan unreachable.
Jika suatu rute “mati”, holddown timer akan menyala sampai rute tersebut berhasil dijangkau dengan metricyang lebih baik dari sebelumnya. Holddowns menggunakan triggered updates untuk memberitahu router lainnya tentang perubahan dalam network keseluruhan. Ada 3 kondisi ketika triggered updates mereset Holddown Timer, yaitu :
IGRP adalah protokol khusus milik Cisco, dengan kata lain, jika ingin menggunakan IGRP, kita harus memiliki router Cisco! Perbedaannya dengan RIP adalah :