Dokumen ini membahas pemilihan model transportasi di DKI Jakarta dengan menggunakan analisis kebijakan proses hirarki analitik. Beberapa alternatif transportasi dianalisis berdasarkan kriteria pengelolaan, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Analisis dilakukan dengan membuat perbandingan matriks antara kriteria dan alternatif untuk menentukan prioritasnya. Hasil akhir menunjukkan bahwa sistem angkutan umum massal memiliki
1. PEMILIHAN MODEL
TRANSPORTASI DI
DKI JAKARTA DENGAN
ANALISIS KEBIJAKAN
“PROSES HIRARKI ANALITIK”
Haryono Sukarto
Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan
Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006
Imanullah Imsawan el-Ahmady
25712309
2. Latar Belakang
Kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor di kota
Jakarta semakin bertambah, sehingga sering
menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Faktor Penyebab
Sarana dan prasarana lalu lintas yang terbatas.
Manajemen lalu lintas belum berfungsi secara optimal.
Pelayanan angkutan umum penumpang belum
memadai.
Disiplin pemakai jalan (road users) masih rendah.
3. Alternatif
Penyediaan busway
Konsep pembatasan penumpang (three in one)
Pembatasan mobil pribadi
Pembatasan kendaraan umum
Menambah jaringan jalan dan pembuatan jalan-
jalan layang atau underpass
Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) / Mass
Rapid Transit (MRT)
Pembenahan Angkutan Umum (bis kota)
4.
5. tingkat paling atas menunjukkan nodal
sasaran,
tingkat menengah (di bawah nodal sasaran)
menunjukkan kriteria yang terdiri dari faktor-
faktor seperti skenario, kriteria, atau sub-
kriteria,
tingkat paling bawah (di bawah nodal
kriteria) menunjukkan nodal alternatif.
13. ASPEK LINGKUNGAN
(A) Penyediaan busway 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (B) Konsep pembatasan penumpang (three in one)
(A) Penyediaan busway 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (C) Pembatasan mobil pribadi
(A) Penyediaan busway 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (D) Pembatasan kendaraan umum
(A) Penyediaan busway 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (E) Menambah jaringan jalan dan pembuatan jalan-jalan layang atau underpass
(A) Penyediaan busway 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (F) Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) / Mass Rapid Transit (MRT)
(A) Penyediaan busway 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (G) Pembenahan Angkutan Umum (bis kota)
(B) Konsep pembatasan penumpang (three in one) 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (C) Pembatasan mobil pribadi
(B) Konsep pembatasan penumpang (three in one) 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (D) Pembatasan kendaraan umum
(B) Konsep pembatasan penumpang (three in one) 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (E) Menambah jaringan jalan dan pembuatan jalan-jalan layang atau underpass
(B) Konsep pembatasan penumpang (three in one) 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (F) Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) / Mass Rapid Transit (MRT)
(B) Konsep pembatasan penumpang (three in one) 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (G) Pembenahan Angkutan Umum (bis kota)
(C) Pembatasan mobil pribadi 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (D) Pembatasan kendaraan umum
(C) Pembatasan mobil pribadi 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (E) Menambah jaringan jalan dan pembuatan jalan-jalan layang atau underpass
(C) Pembatasan mobil pribadi 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (F) Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) / Mass Rapid Transit (MRT)
(C) Pembatasan mobil pribadi 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (G) Pembenahan Angkutan Umum (bis kota)
(D) Pembatasan kendaraan umum 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (E) Menambah jaringan jalan dan pembuatan jalan-jalan layang atau underpass
(D) Pembatasan kendaraan umum 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (F) Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) / Mass Rapid Transit (MRT)
(D) Pembatasan kendaraan umum 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (G) Pembenahan Angkutan Umum (bis kota)
(E) Menambah jaringan jalan dan pembuatan jalan-jalan layang atau underpass 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (F) Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) / Mass Rapid Transit (MRT)
(E) Menambah jaringan jalan dan pembuatan jalan-jalan layang atau underpass 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (G) Pembenahan Angkutan Umum (bis kota)
(F) Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) / Mass Rapid Transit (MRT) 5 4 3 2 1 2 3 4 5 (G) Pembenahan Angkutan Umum (bis kota)
14. Matrik hasil perbandingan berpasangan antar alternatif dalam
ASPEK LINGKUNGAN
Normalisasi
0,115
0,137
0,209
0,055
0,057
0,196
0,231
Rata-rata Baris
15. Mencari eigen value (λmaks)
ASPEK LINGKUNGAN
Rata-rata Baris Matriks semula Rata-rata Baris
17. Proses diulangi untuk setiap alternatif
Matriks Perbandingan
Berpasangan
Normalisasi
(nilai matriks dibagi dengan Σkolom)
Rata-rata baris dikalikan matriks semula,
kemudian dibagi rata-rata baris
lalu dijumlahkan (Σm)
λmaks = Σm / n
CI = (λmaks-n) / (n-1)
Kuesioner
λmaks ≈ n → OK
CI ≈ 0,01 → OK
18. Peringkat keseluruhan semua metode terhadap ke-4 aspek di peroleh
dari matriks berikut, selanjutnya dikalikan dengan vektor prioritas dari
matriks pertama (dari empat aspek) : 0,593 0,310 0,003 0,094