SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 4
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Pembangunan Ekonomi Pada Masa Orde Baru dibawah Rezim Soeharto
oleh :
Dede Yusuf
Pendidikan Sejarah 2011-Universitas Pendidikan Indonesia
Mafia-mafia Barckeley yang biasa lazim disebut ini, memang menjadikan Indonesia
ketika pada masa Orde Baru dihiasi oleh roda laju perkembangan pertumbuhan ekonomi yang
signifikan dan hal ini dilihat oleh mata dunia Internasional. Seluruhnya bertumpu pada teori
lepas landas dari Rostow, yang dimana terjadi perbedaan sistem penerpan pada masa Orde
Lama oleh Soekarno yang cenderung kepada ekonomi kerakyatan dan koprasi dengan Orde
Baru yang cenderung liberal dengan adopsi sistem perkonomian dari Amerika yang dibawa
oleh lulusan-lulusan dari Barckeley yang dimana lulusan-lulusan tersebut adalah Soemitro,
seorang tokoh yang pernah diasingkan ketika Indonesia berada dibawah rezim Soekarno.
A. Perkembangan Awal Ekonomi Orde Baru
Pada masa awal Orde Baru. Pembangunan ekonomi di Indonesia maju pesat. Mulai
dari pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan infrastruktur,dll. Saat permulaan Orde
Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama
pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan
kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga
pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu
menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan
pemerintah.
Di Indonesia, teori Rostow pada masa Soeharto dilaksanakan sebagai landasan
pembangunan jangka panjang Indonesia yang ditetapkan secara berkala untuk waktu 5
tahunan , yang terkenal dengan pembangunan 5 tahun. Dengan demikian, implementasi teori
Rostow berdasarkan 5 tahap teori Rostow yaitu: masyarakat tradisional, persyaratan untuk
lepas landas, lepas landas, gerakan kearah kedewasaan, dan yang terakhir masa konsumsi
tinggi. Menurut Rostow pembangunan ekonomi suatu masyarakat tradisional menuju
masyarakat modern merupakan sebuah proses yang berdimensi banyak. (Sadono, 2010, hal.
167)
Masa Orde Baru ini bisa dikatakan sebagai tonggak dari perkembangan ekonomi
Indonesia, karena pada masa ini dihiasi oleh roda laju perkembangan pertumbuhan ekonomi
yang signifikan. Pada masa awal Orde Baru, pembangunan ekonomi di Indonesia maju pesat.
Mulai dari pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan infrastruktur, dll. Saat permulaan
Orde Baru, program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional
terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Setelah itu, dikeluarkan ketetapan MPRS
No.XXIII/MPRS/1966 tentang Pembaruan Kebijakan ekonomi, keuangan dan pembangunan,
yang kemudian diteruskan oleh Kabinet AMPERA yang membuat kebijakan mengacu pada
Tap MPRS tersebut. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain: mendobrak kemacetan
ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang menyebabkan kemacetan; debirokratisasi
untuk memperlancar kegiatan perekonomian; dan berorientasi pada kepentingan produsen
kecil. Sedangkan tindak lanjut dari pemerintah adalah dengan melakukan Pola Umum
Pembangunan Jangka Panjang (25-30 tahun) dilakukan secara periodik lima tahunan yang
disebut Pelita (Pembangunan Lima Tahun).
1. Pelita I (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Sasaran yang hendak di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perbaikan
prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pelita I
lebih menitikberatkan pada sektor pertanian. Keberhasilan dalam Pelita I yaitu:
 Produksi beras mengalami kenaikan rata-rata 4% setahun.
 Banyak berdiri industri pupuk, semen, dan tekstil.
 Perbaikan jalan raya.
 Banyak dibangun pusat-pusat tenaga listrik.
 Semakin majunya sektor pendidikan.
Menurut teori Rostow, perkembangan ekonomi pada Pelita I ini masuk ke dalam
tahap masyarakat tradisional. Dimana awalnya, sistem ekonomi yang mendominasi
masyarakat tradisional adalah pertanian, dengan cara-cara bertani yang tradisional.
Produktivitas kerja manusia lebih rendah bila dibandingkan dengan tahapan pertumbuhan
berikutnya. Produksi masih sangat terbatas, dan cenderung bersifat statis (kemajuan berjalan
sangat lamban).
2. Pelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979)
Sasaran yang hendak di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan,
sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja . Pelita II
berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikan
dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak jalan dan
jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.
Pelita II telah menunjukkan adanya peningkatan dari Pelita I, walupun belum terlihat
secara signifikan. perkembangan ekonomi berada pada tahap transisi, yakni dari tahap
masyarakat tradisional menuju tahap persyaratan untuk lepas landas.
3. Pelita III (1 April 1979 – 31 Maret 1984)
Pelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan. Asas-asas pemerataan di
tuangkan dalam berbagai langkah kegiatan pemerataan, seperti pemerataan pembagian kerja,
kesempatasn kerja, memperoleh keadilan, pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan
perumahan,dll.
Pada Pelita III ini, masyarakat sedang mencoba menjajaki tahap pra-lepas landas,
walaupun belum sepenuhnya berada pada tahap perkembangan tersebut.
4. Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989)
Pada Pelita IV lebih dititik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada
pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri itu sendiri. Hasil
yang dicapai pada Pelita IV antara lain adanya Swasembada Pangan. Pada tahun 1984
Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasil-nya Indonesia berhasil
swasembada beras. kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan
dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. hal ini merupakan prestasi besar bagi Indonesia.
Selain swasembada pangan, pada Pelita IV juga dilakukan Program KB dan Rumah untuk
keluarga.
Pada Pelita IV, perkembangan ekonomi masyarakat telah benar-benar berada pada
tahap pra-lepas landas, dimana selama tahapan ini, tingkat investasi menjadi lebih tinggi dan
hal itu memulai sebuah pembangunan yang dinamis. Perkembangan ekonomi pada Pelita IV
ini dipengaruhi oleh adanya revolusi industri. Pada tahap ini, masyarakat berada pada masa
transisi, dimana mereka mulai mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas
kekuatan sendiri (self-sustainable growth).
5. Pelita V (1 April 1989 – 31 Maret 1994)
Pada Pelita V ini, lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk
memantapakan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta
menghasilkan barang ekspor. Pelita V adalah akhir dari pola pembangunan jangka panjang
tahap pertama.
Pada tahap inilah Indonesia benar-benar berada pada tahap pra-lepas landas, dimana
perkembangan ekonominya dititik beratkan pada produksi pertanian dan industri. Tujuan
utama dari Pelita V ini memang untuk memantapkan dan memaksimalkan apa yang telah
berhasil dicapai pada Pelita IV.
6. Pelita VI
Setelah adanya Pelita V, lalu dilanjutkan pembangunan jangka panjang ke dua, yaitu
dengan mengadakan Pelita VI yang di harapkan akan mulai memasuki proses tinggal landas
Indonesia untuk memacu pembangunan dengan kekuatan sendiri, demi menuju terwujudnya
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Pelita VI yang merupakan awal pembangunan jangka panjang kedua ini pada
akhirnya membuat Indonesia menapaki tahap-tahap perkembangan selanjutnya, yakni tahap
menuju kedewasaan dan tahap era konsumsi tinggi. Tahap menuju kedewasaan ini ditandai
dengan mulai bermunculan industri dengan teknologi baru, misalnya industri kimia atau
industri listrik. Kedewasaan dimulai ketika perkembangan industry terjadi tidak saja meliputi
teknik-tiknik produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi, misalnya saja ekspor
dan impor batik di Indonesia. Sedangkan tahap yang terakhir dari perkembangan ekonomi
pada masa Orde Baru, yakni tahap era konsumsi tinggi, ditandai dengan sebagian besar
masyarakat hidup makmur. Pada tahap ini perhatian masyarakat sudah lebih menekankan
pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan
lagi kepada masalah produksi. Contohnya: pengguna sepeda motor yang jumlahnya lebih
banyak dibandingkan mobil, dimana setiap kenaikan satu juta kiloliter berarti menambah
subsidi Rp1,9 triliun. Karena itu, pemerintah akan mengarahkan kebijakan penghematan
subsidi BBM bagi pengendara sepeda motor.
Sumber:
M.C. Ricklef. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi
Poesponegoro, M.D. dan Notosusanto, N. 1981. Sejarah Nasional Indonesia .
Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Sadomo, Sukirno. 2010. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Kencana

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Strategi memperkuat ideologi pancasila
Strategi memperkuat ideologi pancasilaStrategi memperkuat ideologi pancasila
Strategi memperkuat ideologi pancasila
Saafroedin Bahar
 
Power point nasionalisme
Power point nasionalismePower point nasionalisme
Power point nasionalisme
Rizal Komarudin
 

Was ist angesagt? (20)

Public choice
Public choicePublic choice
Public choice
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
 
Transisi Demografi
Transisi DemografiTransisi Demografi
Transisi Demografi
 
GATT ( General Agreement on Tariffs and Trade ) & WTO ( World Trade Organizat...
GATT ( General Agreement on Tariffs and Trade ) & WTO ( World Trade Organizat...GATT ( General Agreement on Tariffs and Trade ) & WTO ( World Trade Organizat...
GATT ( General Agreement on Tariffs and Trade ) & WTO ( World Trade Organizat...
 
Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa
Dinamika Pancasila dalam Sejarah BangsaDinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa
Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa
 
Power Point Kerja Sama Ekonomi Internasional
Power Point Kerja Sama Ekonomi InternasionalPower Point Kerja Sama Ekonomi Internasional
Power Point Kerja Sama Ekonomi Internasional
 
Strategi memperkuat ideologi pancasila
Strategi memperkuat ideologi pancasilaStrategi memperkuat ideologi pancasila
Strategi memperkuat ideologi pancasila
 
Makalah Kemiskinan
Makalah Kemiskinan Makalah Kemiskinan
Makalah Kemiskinan
 
Mobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukMobilitas Penduduk
Mobilitas Penduduk
 
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
 
Integrasi nasional
Integrasi nasional Integrasi nasional
Integrasi nasional
 
Analisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalAnalisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi Regional
 
Power point nasionalisme
Power point nasionalismePower point nasionalisme
Power point nasionalisme
 
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baruHubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
 
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai FilsafatAnalisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
 
Ppt ilmu dan budaya
Ppt ilmu dan budayaPpt ilmu dan budaya
Ppt ilmu dan budaya
 
BAB 4 Perubahan Masyarakat Indonesia
BAB 4 Perubahan Masyarakat IndonesiaBAB 4 Perubahan Masyarakat Indonesia
BAB 4 Perubahan Masyarakat Indonesia
 
Konsep Diakronik, Sinkronik, Kausalitas dan Periodisasi Sejarah
Konsep Diakronik, Sinkronik, Kausalitas dan Periodisasi  SejarahKonsep Diakronik, Sinkronik, Kausalitas dan Periodisasi  Sejarah
Konsep Diakronik, Sinkronik, Kausalitas dan Periodisasi Sejarah
 
dimensi manusia
dimensi manusiadimensi manusia
dimensi manusia
 

Ähnlich wie Histo analisis pembangunan ekonomi pada masa orde baru dibawah rezim soeharto

Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesia
mariam Iam
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesia
mariam Iam
 
History of the Soeharto Government [autosaved]
History of the Soeharto Government [autosaved]History of the Soeharto Government [autosaved]
History of the Soeharto Government [autosaved]
Muhamad Yogi
 
Sukma ,perekonomian indonesia
Sukma ,perekonomian indonesiaSukma ,perekonomian indonesia
Sukma ,perekonomian indonesia
Sukma Wijaya
 
Bab 2 sejarah ekonomi indonesia
Bab 2 sejarah ekonomi indonesiaBab 2 sejarah ekonomi indonesia
Bab 2 sejarah ekonomi indonesia
xNet8
 
Komparasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Korea Selatan
Komparasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Korea SelatanKomparasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Korea Selatan
Komparasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Korea Selatan
Ekaputra Sananto
 
Perkembangan masyarakat indonesia masa orde baru
Perkembangan masyarakat indonesia masa orde baruPerkembangan masyarakat indonesia masa orde baru
Perkembangan masyarakat indonesia masa orde baru
Valentina Frebianti
 

Ähnlich wie Histo analisis pembangunan ekonomi pada masa orde baru dibawah rezim soeharto (20)

Gambaran perekonomian indonesia
Gambaran perekonomian indonesiaGambaran perekonomian indonesia
Gambaran perekonomian indonesia
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesia
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesia
 
SEJARAH PEREKONOMIAN
SEJARAH PEREKONOMIAN SEJARAH PEREKONOMIAN
SEJARAH PEREKONOMIAN
 
History of the Soeharto Government [autosaved]
History of the Soeharto Government [autosaved]History of the Soeharto Government [autosaved]
History of the Soeharto Government [autosaved]
 
Ppt gambaran dasar perekonomian indonesia
Ppt gambaran dasar perekonomian indonesiaPpt gambaran dasar perekonomian indonesia
Ppt gambaran dasar perekonomian indonesia
 
Sukma ,perekonomian indonesia
Sukma ,perekonomian indonesiaSukma ,perekonomian indonesia
Sukma ,perekonomian indonesia
 
Sistem Ekonomi Orde Baru
Sistem Ekonomi Orde BaruSistem Ekonomi Orde Baru
Sistem Ekonomi Orde Baru
 
PRESENTASI IPS REPELITA-compressed.pdf
PRESENTASI IPS REPELITA-compressed.pdfPRESENTASI IPS REPELITA-compressed.pdf
PRESENTASI IPS REPELITA-compressed.pdf
 
Sejarah Perekonomian Indonesia
Sejarah Perekonomian IndonesiaSejarah Perekonomian Indonesia
Sejarah Perekonomian Indonesia
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
Bab 2 sejarah ekonomi indonesia
Bab 2 sejarah ekonomi indonesiaBab 2 sejarah ekonomi indonesia
Bab 2 sejarah ekonomi indonesia
 
Alasan indonesia menjadi negara berkembang
Alasan indonesia menjadi negara berkembangAlasan indonesia menjadi negara berkembang
Alasan indonesia menjadi negara berkembang
 
Komparasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Korea Selatan
Komparasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Korea SelatanKomparasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Korea Selatan
Komparasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Korea Selatan
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido
 
3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido
 
Perkembangan masyarakat indonesia masa orde baru
Perkembangan masyarakat indonesia masa orde baruPerkembangan masyarakat indonesia masa orde baru
Perkembangan masyarakat indonesia masa orde baru
 
Ruri nurul jannah 2.2
Ruri nurul jannah 2.2Ruri nurul jannah 2.2
Ruri nurul jannah 2.2
 
Rosita puspa 5x ma
Rosita puspa 5x maRosita puspa 5x ma
Rosita puspa 5x ma
 

Kürzlich hochgeladen

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 

Histo analisis pembangunan ekonomi pada masa orde baru dibawah rezim soeharto

  • 1. Pembangunan Ekonomi Pada Masa Orde Baru dibawah Rezim Soeharto oleh : Dede Yusuf Pendidikan Sejarah 2011-Universitas Pendidikan Indonesia Mafia-mafia Barckeley yang biasa lazim disebut ini, memang menjadikan Indonesia ketika pada masa Orde Baru dihiasi oleh roda laju perkembangan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan hal ini dilihat oleh mata dunia Internasional. Seluruhnya bertumpu pada teori lepas landas dari Rostow, yang dimana terjadi perbedaan sistem penerpan pada masa Orde Lama oleh Soekarno yang cenderung kepada ekonomi kerakyatan dan koprasi dengan Orde Baru yang cenderung liberal dengan adopsi sistem perkonomian dari Amerika yang dibawa oleh lulusan-lulusan dari Barckeley yang dimana lulusan-lulusan tersebut adalah Soemitro, seorang tokoh yang pernah diasingkan ketika Indonesia berada dibawah rezim Soekarno. A. Perkembangan Awal Ekonomi Orde Baru Pada masa awal Orde Baru. Pembangunan ekonomi di Indonesia maju pesat. Mulai dari pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan infrastruktur,dll. Saat permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah. Di Indonesia, teori Rostow pada masa Soeharto dilaksanakan sebagai landasan pembangunan jangka panjang Indonesia yang ditetapkan secara berkala untuk waktu 5 tahunan , yang terkenal dengan pembangunan 5 tahun. Dengan demikian, implementasi teori Rostow berdasarkan 5 tahap teori Rostow yaitu: masyarakat tradisional, persyaratan untuk lepas landas, lepas landas, gerakan kearah kedewasaan, dan yang terakhir masa konsumsi tinggi. Menurut Rostow pembangunan ekonomi suatu masyarakat tradisional menuju masyarakat modern merupakan sebuah proses yang berdimensi banyak. (Sadono, 2010, hal. 167) Masa Orde Baru ini bisa dikatakan sebagai tonggak dari perkembangan ekonomi Indonesia, karena pada masa ini dihiasi oleh roda laju perkembangan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Pada masa awal Orde Baru, pembangunan ekonomi di Indonesia maju pesat. Mulai dari pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan infrastruktur, dll. Saat permulaan
  • 2. Orde Baru, program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Setelah itu, dikeluarkan ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang Pembaruan Kebijakan ekonomi, keuangan dan pembangunan, yang kemudian diteruskan oleh Kabinet AMPERA yang membuat kebijakan mengacu pada Tap MPRS tersebut. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain: mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang menyebabkan kemacetan; debirokratisasi untuk memperlancar kegiatan perekonomian; dan berorientasi pada kepentingan produsen kecil. Sedangkan tindak lanjut dari pemerintah adalah dengan melakukan Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang (25-30 tahun) dilakukan secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan Lima Tahun). 1. Pelita I (1 April 1969 – 31 Maret 1974) Sasaran yang hendak di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pelita I lebih menitikberatkan pada sektor pertanian. Keberhasilan dalam Pelita I yaitu:  Produksi beras mengalami kenaikan rata-rata 4% setahun.  Banyak berdiri industri pupuk, semen, dan tekstil.  Perbaikan jalan raya.  Banyak dibangun pusat-pusat tenaga listrik.  Semakin majunya sektor pendidikan. Menurut teori Rostow, perkembangan ekonomi pada Pelita I ini masuk ke dalam tahap masyarakat tradisional. Dimana awalnya, sistem ekonomi yang mendominasi masyarakat tradisional adalah pertanian, dengan cara-cara bertani yang tradisional. Produktivitas kerja manusia lebih rendah bila dibandingkan dengan tahapan pertumbuhan berikutnya. Produksi masih sangat terbatas, dan cenderung bersifat statis (kemajuan berjalan sangat lamban). 2. Pelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979) Sasaran yang hendak di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja . Pelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak jalan dan jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.
  • 3. Pelita II telah menunjukkan adanya peningkatan dari Pelita I, walupun belum terlihat secara signifikan. perkembangan ekonomi berada pada tahap transisi, yakni dari tahap masyarakat tradisional menuju tahap persyaratan untuk lepas landas. 3. Pelita III (1 April 1979 – 31 Maret 1984) Pelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan. Asas-asas pemerataan di tuangkan dalam berbagai langkah kegiatan pemerataan, seperti pemerataan pembagian kerja, kesempatasn kerja, memperoleh keadilan, pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan perumahan,dll. Pada Pelita III ini, masyarakat sedang mencoba menjajaki tahap pra-lepas landas, walaupun belum sepenuhnya berada pada tahap perkembangan tersebut. 4. Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989) Pada Pelita IV lebih dititik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri itu sendiri. Hasil yang dicapai pada Pelita IV antara lain adanya Swasembada Pangan. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasil-nya Indonesia berhasil swasembada beras. kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. hal ini merupakan prestasi besar bagi Indonesia. Selain swasembada pangan, pada Pelita IV juga dilakukan Program KB dan Rumah untuk keluarga. Pada Pelita IV, perkembangan ekonomi masyarakat telah benar-benar berada pada tahap pra-lepas landas, dimana selama tahapan ini, tingkat investasi menjadi lebih tinggi dan hal itu memulai sebuah pembangunan yang dinamis. Perkembangan ekonomi pada Pelita IV ini dipengaruhi oleh adanya revolusi industri. Pada tahap ini, masyarakat berada pada masa transisi, dimana mereka mulai mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self-sustainable growth). 5. Pelita V (1 April 1989 – 31 Maret 1994) Pada Pelita V ini, lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk memantapakan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta menghasilkan barang ekspor. Pelita V adalah akhir dari pola pembangunan jangka panjang tahap pertama. Pada tahap inilah Indonesia benar-benar berada pada tahap pra-lepas landas, dimana perkembangan ekonominya dititik beratkan pada produksi pertanian dan industri. Tujuan utama dari Pelita V ini memang untuk memantapkan dan memaksimalkan apa yang telah berhasil dicapai pada Pelita IV.
  • 4. 6. Pelita VI Setelah adanya Pelita V, lalu dilanjutkan pembangunan jangka panjang ke dua, yaitu dengan mengadakan Pelita VI yang di harapkan akan mulai memasuki proses tinggal landas Indonesia untuk memacu pembangunan dengan kekuatan sendiri, demi menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pelita VI yang merupakan awal pembangunan jangka panjang kedua ini pada akhirnya membuat Indonesia menapaki tahap-tahap perkembangan selanjutnya, yakni tahap menuju kedewasaan dan tahap era konsumsi tinggi. Tahap menuju kedewasaan ini ditandai dengan mulai bermunculan industri dengan teknologi baru, misalnya industri kimia atau industri listrik. Kedewasaan dimulai ketika perkembangan industry terjadi tidak saja meliputi teknik-tiknik produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi, misalnya saja ekspor dan impor batik di Indonesia. Sedangkan tahap yang terakhir dari perkembangan ekonomi pada masa Orde Baru, yakni tahap era konsumsi tinggi, ditandai dengan sebagian besar masyarakat hidup makmur. Pada tahap ini perhatian masyarakat sudah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi. Contohnya: pengguna sepeda motor yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan mobil, dimana setiap kenaikan satu juta kiloliter berarti menambah subsidi Rp1,9 triliun. Karena itu, pemerintah akan mengarahkan kebijakan penghematan subsidi BBM bagi pengendara sepeda motor. Sumber: M.C. Ricklef. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi Poesponegoro, M.D. dan Notosusanto, N. 1981. Sejarah Nasional Indonesia . Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka. Sadomo, Sukirno. 2010. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Kencana