Weitere ähnliche Inhalte Ähnlich wie Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti (20) Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti1. Scrum 101:
Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti
Rizky Syaiful – Agile Practice & Innovation Director
PT. Scrum Asia Pasifik
2. Something Interesting
Sebelum bicara tentang Scrum, ada
satu hal yang mungkin menarik.
Pakar Sistem Teori, Snowden, berkata
bahwa cuma ada 4 jenis masalah di
dunia ini.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
3. Something Interesting
Sebelum bicara tentang Scrum, ada
satu hal yang mungkin menarik.
Pakar Sistem Teori, Snowden, berkata
bahwa cuma ada 4 jenis masalah di
dunia ini.
Yang pertama adalah masalah
sederhana. Solusinya biasanya best
practice yang sudah diketahui dan
terima semua orang.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
4. Something Interesting
Sebelum bicara tentang Scrum, ada
satu hal yang mungkin menarik.
Pakar Sistem Teori, Snowden, berkata
bahwa cuma ada 4 jenis masalah di
dunia ini.
Yang pertama adalah masalah
sederhana. Solusinya biasanya best
practice yang sudah diketahui dan
terima semua orang.
Lalu ada masalah rumit. Butuh
analisa untuk menemukan solusi
yang tepat. Namun secara umum,
masalah-masalah serupa sudah
dipecahkan pihak lain sebelumnya.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
5. Something Interesting
Sebelum bicara tentang Scrum, ada
satu hal yang mungkin menarik.
Pakar Sistem Teori, Snowden, berkata
bahwa cuma ada 4 jenis masalah di
dunia ini.
Yang pertama adalah masalah
sederhana. Solusinya biasanya best
practice yang sudah diketahui dan
terima semua orang.
Lalu ada masalah rumit. Butuh
analisa untuk menemukan solusi
yang tepat. Namun secara
umum, masalah-masalah serupa
sudah dipecahkan pihak lain
sebelumnya.
Selanjutnya masalah kompleks.
Konteks masalah semakin detail.
Yang tidak diketahui semakin banyak.
Solusi mulai novel.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
6. Something Interesting
Sebelum bicara tentang Scrum, ada
satu hal yang mungkin menarik.
Pakar Sistem Teori, Snowden, berkata
bahwa cuma ada 4 jenis masalah di
dunia ini.
Yang pertama adalah masalah
sederhana. Solusinya biasanya best
practice yang sudah diketahui dan
terima semua orang.
Lalu ada masalah rumit. Butuh
analisa untuk menemukan solusi
yang tepat. Namun secara umum,
masalah-masalah serupa sudah
dipecahkan pihak lain sebelumnya.
Selanjutnya masalah kompleks.
Konteks masalah semakin detail.
Yang tidak diketahui semakin banyak.
Solusi mulai novel.
Terakhir adalah chaos. Solusi harus
segera ditemukan dan diterapkan.
Sehingga lebih menggunakan insting.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
8. How About Software Development?
Software
Development
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
9. How About Software Development?
ABSTRACT
Software itu abstrak. Calon pengguna
baru bisa memberikan penilaian final
ketika sudah mencobanya langsung.
Sebelum itu, kadang mereka sendiri
masih bingung dengan apa yang
mereka mau.
Software
Development
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
10. How About Software Development?
ABSTRACT
Software
Development
HARD
Software itu abstrak. Calon pengguna
baru bisa memberikan penilaian final
ketika sudah mencobanya langsung.
Sebelum itu, kadang mereka sendiri
masih bingung dengan apa yang
mereka mau.
Software juga tidak mudah
dikembangkan. Tidak seperti ilmu
pertukangan, pemograman bukan hal
yang mudah dipelajari semua orang.
Kesulitannya makin bertambah ketika
softwarenya jadi semakin besar dan
perlu dikerjakan oleh tim.
Software Development adalah
masalah kompleks. Tidak ada buku
panduan yang bisa menyelesaikan
semua masalah software
development yang ada di dunia ini.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
11. How About Software Development?
QUALITY
Software itu abstrak. Calon pengguna
baru bisa memberikan penilaian final
ketika sudah mencobanya langsung.
Sebelum itu, kadang mereka sendiri
masih bingung dengan apa yang
mereka mau.
ABSTRACT
Software juga tidak mudah
dikembangkan. Tidak seperti ilmu
pertukangan, pemograman bukan hal
yang mudah dipelajari semua orang.
Kesulitannya makin bertambah ketika
softwarenya jadi semakin besar dan
perlu dikerjakan oleh tim.
Software
Development
HARD
TIME
SCOPE
Iron Triangle in Software Development Project
Software Development adalah
masalah kompleks. Tidak ada buku
panduan yang bisa menyelesaikan
semua masalah software
development yang ada di dunia ini.
Bahkan sering kita harus
mengobankan satu dari tiga aspek
ini.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
14. Real World Condition
Waterfall
“Trying to remove unpredictability
by try to cover all aspects from the beginning.”
Karena kesederhanaannya, wajar jika
gaya pengembangan ini yang
pertama kali digunakan luas.
Biasanya dimulai dengan
requirement gathering, lalu desain
semua aspek, lalu pengembangan,
dan testing. Harus pintar-pintar
menggilir SDM di multiple project di
Waterfall, kalau tidak SDM bisa sering
idle.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
15. Real World Condition
Waterfall
“Trying to remove unpredictability
by try to cover all aspects from the beginning.”
Karena kesederhanaannya, wajar jika
gaya pengembangan ini yang
pertama kali digunakan luas.
Biasanya dimulai dengan
requirement gathering, lalu desain
semua aspek, lalu
pengembangan, dan testing. Harus
pintar-pintar menggilir SDM di
multiple project di Waterfall, kalau
tidak SDM bisa sering idle.
Kadang, ada hal yang baru disadari di
akhir. Pengerjaannya memakan
waktu testing. Decrease quality.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
16. Real World Condition
Karena kesederhanaannya, wajar jika
gaya pengembangan ini yang
pertama kali digunakan luas.
Biasanya dimulai dengan
requirement gathering, lalu desain
semua aspek, lalu
pengembangan, dan testing. Harus
pintar-pintar menggilir SDM di
multiple project di Waterfall, kalau
tidak SDM bisa sering idle.
Waterfall
“Trying to remove unpredictability
by try to cover all aspects from the beginning.”
Kadang, ada hal yang baru disadari di
akhir. Pengerjaannya memakan
waktu testing. Decrease quality.
Scrum
…
“Embrace unpredictability
by reducing the
development lifecycle and
smaller achievable goal.”
Scrum menggunakan pendekatan
lain. Pengembangan software dibagi
menjadi potongan-potongan kecil.
Dalam satu unit waktu, developer
fokus mengerjakan satu potongan
secara cross-function. Setelah
selesai, potongan kecil tersebut bisa
langsung digunakan user.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
17. Real World Condition
Karena kesederhanaannya, wajar jika
gaya pengembangan ini yang
pertama kali digunakan luas.
Biasanya dimulai dengan
requirement gathering, lalu desain
semua aspek, lalu
pengembangan, dan testing. Harus
pintar-pintar menggilir SDM di
multiple project di Waterfall, kalau
tidak SDM bisa sering idle.
Waterfall
“Trying to remove unpredictability
by try to cover all aspects from the beginning.”
1st Release
Kadang, ada hal yang baru disadari di
akhir. Pengerjaannya memakan
waktu testing. Decrease quality.
Scrum
…
1st Release
“Embrace unpredictability
by reducing the
development lifecycle and
smaller achievable goal.”
Scrum menggunakan pendekatan
lain. Pengembangan software dibagi
menjadi potongan-potongan kecil.
Dalam satu unit waktu, developer
fokus mengerjakan satu potongan
secara cross-function. Setelah
selesai, potongan kecil tersebut bisa
langsung digunakan user.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
18. Real World Condition
Karena kesederhanaannya, wajar jika
gaya pengembangan ini yang
pertama kali digunakan luas.
Biasanya dimulai dengan
requirement gathering, lalu desain
semua aspek, lalu pengembangan,
dan testing. Harus pintar-pintar
menggilir SDM di multiple project di
Waterfall, kalau tidak SDM bisa sering
idle.
Waterfall
“Trying to remove unpredictability
by try to cover all aspects from the beginning.”
1st Release
Kadang, ada hal yang baru disadari di
akhir. Pengerjaannya memakan
waktu testing. Decrease quality.
Scrum
…
“Embrace unpredictability
by reducing the
development lifecycle and
smaller achievable goal.”
1st Release 1st Update for the 2nd
highest business value
Scrum menggunakan pendekatan
lain. Pengembangan software dibagi
menjadi potongan-potongan kecil.
Dalam satu unit waktu, developer
fokus mengerjakan satu potongan
secara cross-function. Setelah selesai,
potongan kecil tersebut bisa langsung
digunakan user.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
20. What is Scrum?
Scrum (n): A framework within which
people can address complex adaptive
problems, while productively and
creatively delivering products of the
highest possible value.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
21. What is Scrum?
Scrum (n): A framework within which
people can address complex adaptive
problems, while productively and
creatively delivering products of the
highest possible value.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
23. What Does Scrum Offer
Dari sisi bisnis, Scrum secara definitif
menawarkan hal-hal yang memiliki nilai
bisnis tertinggi, siap dalam periode waktu
yang singkat.
Deliver highest business values
in shortest timeframe
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
24. What Does Scrum Offer
Dari sisi bisnis, Scrum secara definitif
menawarkan hal-hal yang memiliki nilai
bisnis tertinggi, siap dalam periode waktu
yang singkat.
Deliver highest business values
in shortest timeframe
$
Hal tersebut amat baik untuk bisnis.
Pertama, peluang makin cepatnya ROI
membesar. Time to market yang lebih cepat
dari kompetitor adalah hal yang penting
dalam industri saat ini.
Tidak selamanya langkah bisnis yang kita
ambil memberikan hasil yang sesuai dengan
harapan awal. Time to market yang lebih
cepat membuat kita bisa cepat melakukan
pengaturan ulang langkah bisnis ke
depannya.
Greater possibility of faster ROI &
More time to learn-adapt your business decision
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
26. What Does Scrum Offer
Dari definisinya, Scrum juga menawarkan
lingkungan kerja yang kreatif dan produktif.
A creative & productive
workplace
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
27. What Does Scrum Offer
Dari definisinya, Scrum juga menawarkan
lingkungan kerja yang kreatif dan produktif.
Scrum membebaskan tim developer
mengatur sendiri cara mereka membangun
software. Anggota tim developer memilih
sendiri apa yang yang akan masing-masing
kerjakan sembari terus berkoordinasi &
cross-function. Tidak ada idle.
A creative & productive
workplace
Self-organize
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
28. What Does Scrum Offer
Dari definisinya, Scrum juga menawarkan
lingkungan kerja yang kreatif dan produktif.
Scrum membebaskan tim developer
mengatur sendiri cara mereka membangun
software. Anggota tim developer memilih
sendiri apa yang yang akan masing-masing
kerjakan sembari terus berkoordinasi &
cross-function. Tidak ada idle.
A creative & productive
workplace
Continuously
Improve
Setiap akhir fase penyerahan potongan
produk yang selesai, selalu ada sesi
retrospektif untuk mencari cara membuat
pengerjaan software ke depannya jadi lebih
baik.
Self-organize
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
29. What Does Scrum Offer
Dari definisinya, Scrum juga menawarkan
lingkungan kerja yang kreatif dan produktif.
Scrum membebaskan tim developer
mengatur sendiri cara mereka membangun
software. Anggota tim developer memilih
sendiri apa yang yang akan masing-masing
kerjakan sembari terus berkoordinasi &
cross-function. Tidak ada idle.
A creative & productive
workplace
Modern
Engineering
Practices
Continuously
Improve
Setiap akhir fase penyerahan potongan
produk yang selesai, selalu ada sesi
retrospektif untuk mencari cara membuat
pengerjaan software ke depannya jadi lebih
baik.
Kunci dari cross-functional team adalah
penguasaan teknik-teknik pembangunan
software terbaru.
Self-organize
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
30. What Does Scrum Offer
Dari definisinya, Scrum juga menawarkan
lingkungan kerja yang kreatif dan produktif.
Scrum membebaskan tim developer
mengatur sendiri cara mereka membangun
software. Anggota tim developer memilih
sendiri apa yang yang akan masing-masing
kerjakan sembari terus berkoordinasi &
cross-function. Tidak ada idle.
A creative & productive
workplace
Sane
Working Hour
Modern
Engineering
Practices
Continuously
Improve
Setiap akhir fase penyerahan potongan
produk yang selesai, selalu ada sesi
retrospektif untuk mencari cara membuat
pengerjaan software ke depannya jadi lebih
baik.
Self-organize
Kunci dari cross-functional team adalah
penguasaan teknik-teknik pembangunan
software terbaru.
Ketika manajemen pengerjaan teknis
diserahkan ke tim developer itu
sendiri, mereka jadi bisa mengatur waktu
sendiri sehingga terbebas dari lembur.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
33. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
34. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Artifact: Product Backlog
Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, &
Increment.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
35. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Artifact: Product Backlog
PB Items done
in 1st Sprint
PB Items done
in 2nd Sprint
Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, &
Increment.
PB terdiri dari kumpulan PB item (PBI). Cukup satu PB
untuk satu software. Karena PB adalah representasi dari
software itu sendiri. Kondisi software saat ini bisa dilihat
dari PBI yang ditandai selesai. Proyeksi software ke
depannya bisa dilihat dari PBI yang belum selesai
(wishlist).
The continuously
evolving
wishlist
…
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
36. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Artifact: Product Backlog
PB Items done
in 1st Sprint
Product Backlog
Item:
1) Description
2) Order
3) Estimation
4) Business Value
PB Items done
in 2nd Sprint
The continuously
evolving
wishlist
Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, &
Increment.
PB terdiri dari kumpulan PB item (PBI). Cukup satu PB
untuk satu software. Karena PB adalah representasi dari
software itu sendiri. Kondisi software saat ini bisa dilihat
dari PBI yang ditandai selesai. Proyeksi software ke
depannya bisa dilihat dari PBI yang belum selesai
(wishlist).
Ada empat elemen wajib dalam setiap PBI;
description, order, estimation, & business value. Elemen
lain bisa saja ditambah jika dirasa perlu.
…
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
37. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Artifact: Product Backlog
PB terdiri dari kumpulan PB item (PBI). Cukup satu PB
untuk satu software. Karena PB adalah representasi dari
software itu sendiri. Kondisi software saat ini bisa dilihat
dari PBI yang ditandai selesai. Proyeksi software ke
depannya bisa dilihat dari PBI yang belum selesai
(wishlist).
PB Items done
in 1st Sprint
Product Backlog
Item:
1) Description
2) Order
3) Estimation
4) Business Value
PB Items done
in 2nd Sprint
Ada empat elemen wajib dalam setiap PBI;
description, order, estimation, & business value. Elemen
lain bisa saja ditambah jika dirasa perlu.
The continuously
evolving
wishlist
…
…
Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, &
Increment.
Dari PB kita juga bisa melihat riwayat pengembangan
software. Karena PBI yang sudah selesai dikelompokan
berdasarkan iterasi. Kita juga bisa memprediksi yang
akan dikerjakan di iterasi berikutnya. Karena PBI diurut
berdasarkan nilai bisnis & dependensi teknis.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
38. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
39. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Artifact: Sprint Backlog
Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, &
Increment.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
40. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Artifact: Sprint Backlog
Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, &
Increment.
Daftar PBI teratas yang akhirnya diambil untuk kerjakan
di iterasi ini, adalah bagian dari apa yang disebut Sprint
Backlog
PB Items done
in 1st Sprint
PB Items done
in 2nd Sprint
The continuously
evolving
wishlist
PB Items taken
for 3nd Sprint work
…
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
41. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Artifact: Sprint Backlog
Daftar PBI teratas yang akhirnya diambil untuk kerjakan
di iterasi ini, adalah bagian dari apa yang disebut Sprint
Backlog
PB Items done
in 1st Sprint
PB Items done
in 2nd Sprint
The continuously
evolving
wishlist
…
Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, &
Increment.
Sprint Backlog =
Bagian lainnya adalah rencana untuk mengerjakan halhal tersebut dan mencapai Sprint Goal.
PB Items taken
for 3nd Sprint work
Sprint Goal sendiri bisa disebut objective set yang
merangkum PBI-PBI yang diambil untuk dikerjakan.
Dengan adanya Sprint Goal, pengerjaan dalam satu
iterasi memiliki tema yang koheren sehingga kerja sama
tim jadi diperlukan.
PLAN
to do it and realize
Sprint Goal
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
42. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
43. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Artifact: Increment
Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, &
Increment.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
44. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Artifact: Increment
Sprint
Goal
Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, &
Increment.
Kita sudah mengetahui tentang Sprint Backlog & Sprint
Goal.
Sprint Backlog
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
45. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Artifact: Increment
Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, &
Increment.
Kita sudah mengetahui tentang Sprint Backlog & Sprint
Goal.
Sprint
Goal
Kedua hal tersebut menjadi panduan untuk
pengembangan di iterasi ini. Jika pengembangan berjalan
seperti yang diharapkan maka diakhir iterasi akan ada
potongan produk yang “done” yang disebut Increment.
Increment
Sprint Backlog
Development
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
46. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Artifact: Increment
Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, &
Increment.
Kita sudah mengetahui tentang Sprint Backlog & Sprint
Goal.
Sprint
Goal
Kedua hal tersebut menjadi panduan untuk
pengembangan di iterasi ini. Jika pengembangan berjalan
seperti yang diharapkan maka diakhir iterasi akan ada
potongan produk yang “done” yang disebut Increment.
Increment
“Done” yang dimaksud adalah memenuhi kriteria
“Definition of Done” (DoD). DoD umumnya berupa daftar
checklist yang bisa berbeda-beda di tiap organisasi. Jika
tidak ada arahan dari organisasi, DoD ditentukan sendiri
oleh para developer. Di DoD terlihat kualitas dari
software yang dihasilkan dan siap digunakan.
Sprint Backlog
Development
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
47. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Artifact: Increment
Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, &
Increment.
Kita sudah mengetahui tentang Sprint Backlog & Sprint
Goal.
Sprint
Goal
Kedua hal tersebut menjadi panduan untuk
pengembangan di iterasi ini. Jika pengembangan berjalan
seperti yang diharapkan maka diakhir iterasi akan ada
potongan produk yang “done” yang disebut Increment.
Increment
“Done” yang dimaksud adalah memenuhi kriteria
“Definition of Done” (DoD). DoD umumnya berupa daftar
checklist yang bisa berbeda-beda di tiap organisasi. Jika
tidak ada arahan dari organisasi, DoD ditentukan sendiri
oleh para developer. Di DoD terlihat kualitas dari
software yang dihasilkan dan siap digunakan.
Sprint Backlog
Apakah Increment akan dilempar ke pengguna adalah
bukan kontrol para developer.
Development
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
48. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
© 2013 PT. Scrum Asia Pasifik
49. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Roles
Dalam Scrum, terdapat tiga peran.
© 2013 PT. Scrum Asia Pasifik
50. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Roles
Dalam Scrum, terdapat tiga peran.
…
© 2013 PT. Scrum Asia Pasifik
51. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Roles
Dalam Scrum, terdapat tiga peran.
#1 Product Owner. Bertanggung jawab terhadap
keluaran software development. PO memegang kendali
penuh atas PB. Sebagai orang bisnis, PO menyusun PBI
sedemikian rupa sehingga software bisa ROI secepat
mungkin.
…
Product Owner
© 2013 PT. Scrum Asia Pasifik
52. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Roles
Dalam Scrum, terdapat tiga peran.
#1 Product Owner. Bertanggung jawab terhadap
keluaran software development. PO memegang kendali
penuh atas PB. Sebagai orang bisnis, PO menyusun PBI
sedemikian rupa sehingga software bisa ROI secepat
mungkin.
…
Product Owner
Dev. Team
#2 Developement Team (DT). Bertanggung jawab
terhadap proses software development. Memilih PBI
yang akan dikerjakan di iterasi berikutnya.
© 2013 PT. Scrum Asia Pasifik
53. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Roles
Dalam Scrum, terdapat tiga peran.
#1 Product Owner. Bertanggung jawab terhadap
keluaran software development. PO memegang kendali
penuh atas PB. Sebagai orang bisnis, PO menyusun PBI
sedemikian rupa sehingga software bisa ROI secepat
mungkin.
…
Product Owner
Dev. Team
Scrum Master
#2 Developement Team (DT). Bertanggung jawab
terhadap proses software development. Memilih PBI
yang akan dikerjakan di iterasi berikutnya.
#3 Scrum Master. Bertanggung jawab membuat Scrum
dimengerti dan dijalankan. Membantu PO memahami
PB. Mendewasakan anggota DT, sehingga bisa
menyelesaikan masalah mereka sendiri, berkerja secara
simultan bersama-sama (cross-function), self
organize, mau terus belajar modern engineering
practices. Menanamkan
komitmen, transparansi, respek, keberanian, &
keterbukaan ke semua tim Scrum.
© 2013 PT. Scrum Asia Pasifik
54. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
55. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Events
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
56. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Events
Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara
Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
57. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Events
Sprint
Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara
Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.
Mayoritas Sprint diisi dengan pengembangan software.
The Development
of Sprint Goal
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
58. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Events
Sprint
The Development
of Sprint Goal
Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara
Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.
Mayoritas Sprint diisi dengan pengembangan software.
Dipandu setiap harinya dengan Daily Scrum Meeting.
Anggota DT bergiliran menyampaikan apa yang sudah
dikerjakan satu hari kemarin, akan dikerjakan satu hari
ini, juga kendala jika ada. Maksimum waktu 15 menit.
Guided By Daily Scrum Meeting
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
59. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Events
Sprint
Sprint
Planning
The Development
of Sprint Goal
Guided By Daily Scrum Meeting
Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara
Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.
Mayoritas Sprint diisi dengan pengembangan software.
Dipandu setiap harinya dengan Daily Scrum Meeting.
Anggota DT bergiliran menyampaikan apa yang sudah
dikerjakan satu hari kemarin, akan dikerjakan satu hari
ini, juga kendala jika ada. Maksimum waktu 15 menit.
PBI apa yang akan dikerjakan dalam satu sprint
ditentukan di Sprint Planning. Maksimum 8 jam untuk 4
minggu Sprint. Setelah ini, pekerjaan jadi milik DT.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
60. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Events
Sprint
Sprint
Planning
The Development
of Sprint Goal
Guided By Daily Scrum Meeting
Up to 10% for PB Refinement
Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara
Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.
Mayoritas Sprint diisi dengan pengembangan software.
Dipandu setiap harinya dengan Daily Scrum Meeting.
Anggota DT bergiliran menyampaikan apa yang sudah
dikerjakan satu hari kemarin, akan dikerjakan satu hari
ini, juga kendala jika ada. Maksimum waktu 15 menit.
PBI apa yang akan dikerjakan dalam satu sprint
ditentukan di Sprint Planning. Maksimum 8 jam untuk 4
minggu Sprint. Setelah ini, pekerjaan jadi milik DT.
Di tengah-tengah DT bisa membantu PO memperjelas PB
seiring dengan bertambahnya pengetahuan.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
61. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Events
Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara
Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.
Mayoritas Sprint diisi dengan pengembangan software.
Sprint
Sprint
Planning
The Development
of Sprint Goal
Guided By Daily Scrum Meeting
Up to 10% for PB Refinement
Sprint
Review
Dipandu setiap harinya dengan Daily Scrum Meeting.
Anggota DT bergiliran menyampaikan apa yang sudah
dikerjakan satu hari kemarin, akan dikerjakan satu hari
ini, juga kendala jika ada. Maksimum waktu 15 menit.
PBI apa yang akan dikerjakan dalam satu sprint
ditentukan di Sprint Planning. Maksimum 8 jam untuk 4
minggu Sprint. Setelah ini, pekerjaan jadi milik DT.
Di tengah-tengah DT bisa membantu PO memperjelas PB
seiring dengan bertambahnya pengetahuan.
Pengembangan diakhiri dengan Sprint Review. PO menilai
Increment yang dihasilkan DT.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
62. The “How” Details
Sounds Easy? Nope. That’s why we need to…
maximize transparency, inspection, & adaptation.
The Events
Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara
Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.
Mayoritas Sprint diisi dengan pengembangan software.
Sprint
Sprint
Planning
The Development
of Sprint Goal
Sprint
Review
Guided By Daily Scrum Meeting
Up to 10% for PB Refinement
Sprint
Retro.
Dipandu setiap harinya dengan Daily Scrum Meeting.
Anggota DT bergiliran menyampaikan apa yang sudah
dikerjakan satu hari kemarin, akan dikerjakan satu hari
ini, juga kendala jika ada. Maksimum waktu 15 menit.
PBI apa yang akan dikerjakan dalam satu sprint
ditentukan di Sprint Planning. Maksimum 8 jam untuk 4
minggu Sprint. Setelah ini, pekerjaan jadi milik DT.
Di tengah-tengah DT bisa membantu PO memperjelas PB
seiring dengan bertambahnya pengetahuan.
Pengembangan diakhiri dengan Sprint Review. PO menilai
Increment yang dihasilkan DT.
Lalu Sprint Retrospective. Tim Scrum menyusun rencana
perbaikan di Sprint selanjutnya dari sisi proses.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
65. But Remember, Scrum is NOT a Silver Bullet
When Everything
is Simple & Predictable
Use Waterfall or Any Existing Process
that works
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
68. Scrum, Agile, & Success Stories
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
69. Scrum, Agile, & Success Stories
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
70. Scrum, Agile, & Success Stories
Chess
Rule
Football
Rule
Scrum
Scrum pada software development analog
dengan aturan pada olahraga. Jika ingin
memenangkan pertandingan, tahu aturan
saja tidak cukup.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
71. Scrum, Agile, & Success Stories
Chess
Rule
Football
Rule
Scrum
Scrum pada software development analog
dengan aturan pada olahraga. Jika ingin
memenangkan pertandingan, tahu aturan
saja tidak cukup.
Player
Skill
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
72. Scrum, Agile, & Success Stories
Chess
Rule
Football
Rule
Player
Skill
Scrum pada software development analog
dengan aturan pada olahraga. Jika ingin
memenangkan pertandingan, tahu aturan
saja tidak cukup.
Player &
Teamwork
Skill
Scrum
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
73. Scrum, Agile, & Success Stories
Chess
Rule
Football
Rule
Scrum
Player
Skill
Player &
Teamwork
Skill
Scrum pada software development analog
dengan aturan pada olahraga. Jika ingin
memenangkan pertandingan, tahu aturan
saja tidak cukup.
Tech &
Teamwork
Skill
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
74. Scrum, Agile, & Success Stories
Chess
Rule
Football
Rule
Scrum
Player
Skill
Player &
Teamwork
Skill
Scrum pada software development analog
dengan aturan pada olahraga. Jika ingin
memenangkan pertandingan, tahu aturan
saja tidak cukup.
Tech &
Teamwork
Skill
Modern
(Agile)
Engineering
Practices
Emotional
& Social
Intelligence
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
75. Scrum, Agile, & Success Stories
Chess
Rule
Football
Rule
Scrum
Scrum pada software development analog
dengan aturan pada olahraga. Jika ingin
memenangkan pertandingan, tahu aturan
saja tidak cukup.
Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang
mendalam terkait modern engineering
practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku
dan internet.
Player
Skill
Player &
Teamwork
Skill
Tech &
Teamwork
Skill
Modern
(Agile)
Engineering
Practices
Emotional
& Social
Intelligence
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
76. Scrum, Agile, & Success Stories
Chess
Rule
Football
Rule
Scrum pada software development analog
dengan aturan pada olahraga. Jika ingin
memenangkan pertandingan, tahu aturan
saja tidak cukup.
Scrum
Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang
mendalam terkait modern engineering
practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku
dan internet.
Player
Skill
Player &
Teamwork
Skill
Tech &
Teamwork
Skill
Modern
(Agile)
Engineering
Practices
Namun untuk kerja sama tim, diperlukan
kecerdasan interpersonal & intrapersonal
(kedewasaan) dari setiap anggota tim. Hal
ini perlu di-coaching, dan waktunya tidak
sebentar.
Emotional
& Social
Intelligence
ART
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
77. Scrum, Agile, & Success Stories
Scrum pada software development analog
dengan aturan pada olahraga. Jika ingin
memenangkan pertandingan, tahu aturan
saja tidak cukup.
Scrum
Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang
mendalam terkait modern engineering
practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku
dan internet.
Tech &
Teamwork
Skill
Modern
(Agile)
Engineering
Practices
Namun untuk kerja sama tim, diperlukan
kecerdasan interpersonal & intrapersonal
(kedewasaan) dari setiap anggota tim. Hal
ini perlu di-coaching, dan waktunya tidak
sebentar.
Emotional
& Social
Intelligence
ART
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
78. Scrum, Agile, & Success Stories
That’s Why, Scrum Always Mention Agile
Scrum pada software development analog
dengan aturan pada olahraga. Jika ingin
memenangkan pertandingan, tahu aturan
saja tidak cukup.
Scrum
Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang
mendalam terkait modern engineering
practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku
dan internet.
Tech &
Teamwork
Skill
Modern
(Agile)
Engineering
Practices
Emotional
& Social
Intelligence
ART
Namun untuk kerja sama tim, diperlukan
kecerdasan interpersonal & intrapersonal
(kedewasaan) dari setiap anggota tim. Hal
ini perlu di-coaching, dan waktunya tidak
sebentar.
Itulah kenapa Scrum tidak bisa dipisahkan
dengan agile (
Scrum+XP, Scrum+Kanban, dll ). Scrum
hanyalah framework / wadah yang mudah
dimengerti. Scrum sulit dikuasai, karena
memerlukan skill teknis yang mumpuni &
attitude yang baik.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
79. Scrum, Agile, & Success Stories
That’s Why, Scrum Always Mention Agile
Scrum pada software development analog
dengan aturan pada olahraga. Jika ingin
memenangkan pertandingan, tahu aturan
saja tidak cukup.
Scrum
Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang
mendalam terkait modern engineering
practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku
dan internet.
New Term: “Scrum And…”
Tech &
Teamwork
Skill
Modern
(Agile)
Engineering
Practices
Emotional
& Social
Intelligence
ART
Namun untuk kerja sama tim, diperlukan
kecerdasan interpersonal & intrapersonal
(kedewasaan) dari setiap anggota tim. Hal
ini perlu di-coaching, dan waktunya tidak
sebentar.
Itulah kenapa Scrum tidak bisa dipisahkan
dengan agile (
Scrum+XP, Scrum+Kanban, dll ). Scrum
hanyalah framework / wadah yang mudah
dimengerti. Scrum sulit dikuasai, karena
memerlukan skill teknis yang mumpuni &
attitude yang baik.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
80. Scrum, Agile, & Success Stories
That’s Why, Scrum Always Mention Agile
Scrum pada software development analog
dengan aturan pada olahraga. Jika ingin
memenangkan pertandingan, tahu aturan
saja tidak cukup.
Scrum
Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang
mendalam terkait modern engineering
practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku
dan internet.
New Term: “Scrum And…”
That’s Why,
Scrum is Only The Beginning of Journey
Tech &
Teamwork
Skill
Modern
(Agile)
Engineering
Practices
Emotional
& Social
Intelligence
ART
Namun untuk kerja sama tim, diperlukan
kecerdasan interpersonal & intrapersonal
(kedewasaan) dari setiap anggota tim. Hal
ini perlu di-coaching, dan waktunya tidak
sebentar.
Itulah kenapa Scrum tidak bisa dipisahkan
dengan agile (
Scrum+XP, Scrum+Kanban, dll ). Scrum
hanyalah framework / wadah yang mudah
dimengerti. Scrum sulit dikuasai, karena
memerlukan skill teknis yang mumpuni &
attitude yang baik.
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
81. Scrum, Agile, & Success Stories
That’s Why, Scrum Always Mention Agile
Scrum pada software development analog
dengan aturan pada olahraga. Jika ingin
memenangkan pertandingan, tahu aturan
saja tidak cukup.
Scrum
Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang
mendalam terkait modern engineering
practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku
dan internet.
New Term: “Scrum And…”
That’s Why,
Scrum is Only The Beginning of Journey
Tech &
Teamwork
Skill
Modern
(Agile)
Engineering
Practices
Emotional
& Social
Intelligence
New Term: “Scrum But…”
ART
Namun untuk kerja sama tim, diperlukan
kecerdasan interpersonal & intrapersonal
(kedewasaan) dari setiap anggota tim. Hal
ini perlu di-coaching, dan waktunya tidak
sebentar.
Itulah kenapa Scrum tidak bisa dipisahkan
dengan agile (
Scrum+XP, Scrum+Kanban, dll ). Scrum
hanyalah framework / wadah yang mudah
dimengerti. Scrum sulit dikuasai, karena
memerlukan skill teknis yang mumpuni &
attitude yang baik.
Bahkan aturan main juga bisa diubah, jika
agile sudah jadi budaya. (Facebook, Google)
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id
82. Terima Kasih!
• https://www.scrum.org/Scrum-Guide
• http://doc.gov2.cs.ui.ac.id/index.php/SCRUM
(Scrum Guide berformat wiki)
• http://scrum-indonesia.org/ &
scrum-indonesia Google Group (komunitas)
• http://blog.scrum.co.id/ (blog kami)
© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id