SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 24
Downloaden Sie, um offline zu lesen
A-Z RUU Konvergensi
                       Telematika




   A-Z RUU Konvergensi Telematika
A-Z RUU Konvergensi Telematika
Disusun oleh Yayasan Satudunia
Didukung oleh Yayasan TIFA
Copyleft 2011 by Yayasan Satudunia




    Tim Penyusun:
    Rini Nasution, Firdaus Cahyadi, Yohan Prabowo, Luluk
    Uliyah, Anwari Natari, Sugeng Wibowo, Jumono




Yayasan Satu Dunia:
Jl. Tebet Utara II no.6 Jakarta Selatan, 12820 Indonesia
Tlp/ Fak +62-21-83705520
www.satudunia.net




                                                           A-Z RUU Konvergensi Telematika
DAFTAR ISI
      I.      Kata Pengatar ............................................................... 1
      II.     Apa Itu Telematika ....................................................... 3
      III.    Apa Itu RUU Konvergensi Telematika ........................... 13
      IV.     Peran Masyarakat Sipil dalam Advokasi RUU
              Konvensi Telematika .................................................... 18




    A-Z RUU Konvergensi Telematika
Kata Pengantar
“Karena Telematika Terlalu Penting,
Jika Hanya Diserahkan Pada Pengusaha”

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 jelas dinyatakan bahwa kita, warga negara,
memiliki hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi. Dalam konsep Hak
Asasi Manusia (HAM), jika itu sudah dinyatakan sebagai hak warga negara maka, ada
kewajiban negara untuk menghormati, memenuhi dan melindunginya.

Telematika (telekomunikasi dan informatika) adalah salah satu alat bagi warga
negara untuk bisa berkomunikasi dan mendapatkan informasi. Pertanyaan berikutnya
adalah, bagaimana jika kemudian telematika itu dikuasai sepenuhnya kepada
korporasi-korporasi (sebagian asing) melalui mekanisme pasar bebas?

Karena menggunakan mekanisme pasar bebas maka, urusannya menjadi sekedar
produsen dan konsumen. Nah, karena hal itu pula kemudian, pembangunan
infrastruktur telematika akan terkonsentrasi di kawasan yang memiliki pontensi pasar.
Akibatnya, jelas kesenjangan akses telematika. Dan itu kini terjadi di Indonesia.

Perlu peran negara untuk menggelar infrastruktur telamatika di daerah terpencil
dan miskin. Kita tidak bisa berharap tugas itu dilaksanakan oleh korporasi yang


                                                             A-Z RUU Konvergensi Telematika
orientasinya laba. Di samping itu hak gugat warga perlu diakui bila negara gagal
melaksanakan kewajibannya itu.

Persoalan keadilan pembangunan infrstruktur telamatika adalah salah satu saja dari
persoalan telematika di Indonesia. Ada banyak persoalan lain, seperti ketergantungan
teknologi dan juga potensi pelarian uang keluar dari bisnis telematika yang selama ini
dibangga-banggakan pemerintah.

Terkait dengan itulah maka, buku A-Z RUU Konvergensi Telematika ini muncul.
Rancangan Undang Undang (RUU) Konvergensi Telematika yang nantinya akan
menggantikan UU Telekomunikasi menjadi penting untuk kembali menempatkan
kita semua bukan hanya sekedar konsumen, namun juga warga negara. Semoga buku
kecil ini dapat bermanfaat untuk membuka cakrawala kita dalam melihat persoalan
telematika.




Jakarta, 27 Maret 2012




Firdaus Cahyadi
Knowledge Manager
Yayasan SatuDunia
	




                                                             A-Z RUU Konvergensi Telematika
rahman seblat




   A-Z RUU Konvergensi Telematika
I. Apa itu Telematika?




Telematika berasal dari bahasa perancis “Telematique” yang merujuk pada bertemunya
sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Teknologi Informasi merujuk
pada sarana prasarana, sistem dan metode untuk perolehan, pengiriman, penerimaan,
pengolahan, penafsiran, penyimpanan, pengorganisasian, dan penggunaan data yang
bermakna.

Salah satu contoh telematika adalah
internet. Dengan melalui internet kita
dapat menerima, menyimpang dan
mengirimkan informasi. Dan informasi
yang bisa diterima, simpan dan kirim
melalui internet bukan hanya dalam
bentuk teks. Informasi itu bisa juga
dalam bentuk audio (suara) dan visual
(photo atau video). Dengan internet
misalnya, kita dapat bercakap-cakap
secara audio-visual (video chat).

Perkembangan telematika kini sudah semakin pesat. Bila dulu, misalnya, fungsi
handphone yang kita miliki hanya untuk berkomuniakasi melalui telepon dan pesan
pendek (sms) maka, saat ini dengan HP kita bisa mengakses internet, menonton
televisi dan menyimpang dan mendengarkan musik melalui MP3.


  Ir. Hasanuddin Sirait, MT, SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI  TELEMATIKA, http://siraith.files.
wordpress.com/2011/02/sejarah-telematika.pdf

                                                                      A-Z RUU Konvergensi Telematika
Pendek kata, melalui perkembangan telematika
    yang pesat, jarak bukan lagi menjadi halangan untuk
    berkomunikasi, mendapatkan informasi dan hiburan.

         a.	 Apa itu konvergensi Telematika?
             Konvergensi telematika definisi konvergensi dari
             European Union, OECD, ITU, konvergensi dapat
             dipandang sebagai perpaduan layanan telekomunikasi, teknologi informasi, dan
             penyiaran yang sebelumnya terpisah menjadi satu kesatuan hingga diperoleh
             nilai tambah dari layanan tersebut.

             Dalam kehidupan sehari-hari kita, konvergensi telematika sudah terjadi. Contoh
             mengenai konvergensi telematika itu adalah ketika kita dapat melihat siaran
             televisi, mendengarkan radio, musik MP3, Video streaming, menerima dan
             mengirim data teks maupun audio visual melalui internet.

                                                         Kata kunci dari konvergensi telematika
                                                         adalah internet. Dengan internet layanan
                                                         telekomunikasi, informasi, infotaiment dan
                                                         penyiaran dapat digabungkan.

                                                         b. Bagaimana Perkembangan Telematika di
                                                         Indonesia?
                                                         Perkembangan telematika di Indonesia sa­
                                                         ngat­lah pesat. Pesartnya perkembangan
                                                         telematika di negeri ini ditandai dengan me­
                                                         ningkatnya kepemilikan komputer, pengguna
                                                         internet dan handphone.

                                                         Menurut data Bank Dunia, pada tahun
                                                         2000 terdapat 1 orang per 100 orang yang
                                                         memiliki personal computer. Pada tahun
      http://lk2fhui.org/index2.php?option=com_contentdo_pdf=1id=85
          Bila kita tinggal di kawasan yang sudah terjangkau infrastruktur telematika secara baik
      http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/
    INDONESIAINBAHASAEXTN/0,,menuPK:447277~pagePK:141132~piPK:141109~theSitePK:447244,00.html

         A-Z RUU Konvergensi Telematika
2000 itu jumlah total populasi di Indonesia adalah kurang lebih 205 juta jiwa.
       Sementara, pada tahun 2008, masih menurut Bank Dunia, terdapat 2 orang per
       100 orang yang memiliki personal computer. Pada tahun 2008 jumlah populasi
       penduduk Indonesia sebesar 227 juta jiwa. Sementara menurut survei BPS tahun
       2005 menyebutkan bahwa Sekitar 2,2 juta rumah tangga dari 58,8 juta rumah
       tangga keseluruhan (3,68 persen) yang memiliki komputer dan 2,0 juta berada
       di perkotaan.

       Di sisi lain dalam buku putih Komunikasi dan Informatika Indonesia tahun 2010
       yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
       disebutkan bahwa sejak tahun 2006 hingga tahun 2008 terdapat peningkatan
       kepemilikan komputer dalam rumah tangga Indonesia. Pada tahun 2006,




       kepemilikan komputer di rumah tangga Indonesia hanya 4%. Pada tahun 2007
       meningkat menajdi 6%. Dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 8%.

       Seiring dengan kenaikan jumlah kepemilikan computer di Indonesia, pengguna
       internet di Indonesia pun mengalami banyak peningkatan dalam hal jumlahnya.
       Tabel berikut menggambarkan prosentase pengguna internet di Indonesia.




    Berita Resmi Statistik No. 42 / IX / 14 Agustus 2006
                                                             A-Z RUU Konvergensi Telematika
Indonesia internet Usage and Population Statistics

                 Year              User         Population     Presontase       GOP p.c       Source
                   2000               2000000      206264595         1.00%         US$ 570      ITU
                   2007             20000000       224481720         8.90%       US$ 1,916
                   2008             25000000       237512355        10.50%       US$ 2,238
                   2009             30000000       240271522        12.50%       US$ 2,329
                   2010             30000000       242968342        12.30%       US$ 2,858

                           Sumber: http://www.internetworldstats.com/asia/id.htm

            Menurut Buku Putih “Komunikasi dan Informatika Indonesia” yang diterbitkan
            oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2010 menyebutkan
                  bahwa pada tahun 2007-2008, akses internet dalam rumah tangga
                  Indonesia mengalami peningkatan pesat.
                  	
                  Pada tahun 2007, menurut buku putih tersebut, prosentase keluarga
                  Indonesia yang memiliki akses internet sebesar 5,58 persen. Dan pada
                  tahun 2008 meningkat menjadi 8,56 persen. Sementara menurut Plt
                  Dirjen Postel Muhammad Budi Setiawan, seperti ditulis oleh detik.com
                  Juni 2010, mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia
                  telah mencapai angka 45 juta.	

          SERVICES                    2004       2005          2006           2007            2008
Fixed Telephones                     8,703,300 8,824,467 8,806,702          8,717,872        8,612,872
Fixed WirelessPhones                 1,673,081 4,683,363 6,014,031         10,811,635       16,598,550
Mobile Phones                       30,336,607 46,992,118 63,803,015       93,386,881     124,805,8701



            Sementara itu menurut Mastel (Masyarakat Telematika-Indonesia),
            memperlihatkan bahwa dari tahun ke tahun penetrasi penggunaan mobile phone
            terus meningkat. Penggunaan mobile phone yang meningkat ini memungkinkan
      Note: Per Capita GDP in US dollars, source: United Nations Department of Economic and Social
    Affairs.
         “INDONESIAN  ICT-2009 FACTS  FIGURES“


        A-Z RUU Konvergensi Telematika
perluasan akses internet melalui mobile
                                                  phone.

                                                  Perkemabangan telematika yang begitu
                                                  pesat juga tercermin dari maraknya peng­­
                                                  gunaan media sosial di internet. Per­
                                                  tumbuhan pengakses situs jejaring sosial
                                                  di Indonesia sangat tinggi.

                                                  Menurut situs alexa.com, facebook adalah
                                                  situs yang paling popular di Indonesia.
                                                  Kepopularan facebook di Indonesia me­
                                                  lebihi situs-situs berita. Tabel di ba­wah ini
                                                  adalah situs social media yang ter­popular
                                                  di Indonesia menurut Alexa.com

                                                  Sementara data per tanggal 9 Mei 2011,
                                                  seperti ditulis dalam http://www.
                                                  checkfacebook.com/ terdapat 36.585.480
                                                  pengguna facebook di Indonesia. Menurut
                                                  web tersebut Indonesia berada di urutan
                                                  ke 2 setelah Amerika Serikat.

     c. Bagaimana Bisnis Telematika di Indonesia?
        Nilai bisnis telematika di Indonesia tentulah sangat besar. Hal itu tercermin
        pada pertumbuhan penjualan laptop atau komputer jinjing di Indonesia.
        Merujuk data International Data Corp (IDC) menyebutkan bahwa total penjualan
        laptop semester I tahun 2010 mencapai 2,18 juta unit, tumbuh 32,46 persen
        dibandingkan dengan total penjualan laptop semester I tahun 2009 yang hanya
        sebesar 1,6 juta unit.

        Seperti ditulis di tempointeraktif, Transaksi bisnis teknologi informasi (TI) pada
        2007 diperkirakan mencapai Rp 2,2 triliun. Sementara seperti ditulis oleh harian


  http://www.satuportal.net/content/membebaskan-ict-dari-jeratan-asing
     http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/12/05/brk,20061205-88963,id.html
                                                                       A-Z RUU Konvergensi Telematika
Investor10,  Menkominfo Tifatul Sembiring
                                                   menegaskan, perputaran uang dalam bisnis
                                                   information, communication, and technology
                                                   (ICT) di Indonesia mencapai Rp 325 triliun
                                                   sepanjang 2010. Jumlah ini meningkat jika
                                                   dibandingkan 2009, yang mampu meraup Rp
                                                   300 triliun.

                                                   d. Kemana Uang mengalir dari Bisnis Tele­
                                                   matika Indonesia?
                                                   Besarnya nilai bisnis telematika di Indonesia
                                                   seperti tersebut di atas ternyata juga berpotensi
                                                   membuka aliran modal dari dalam negeri ke luar
                                                   negeri, khususnya ke perusahan-perusahaan
                                                   telematika dari ne­gara maju.

                                         Data da­ri­ Pe­
                                         nelitian    dan
          Pe­­ngem­bangan Kom­pas menyebutkan bahwa
          kepemilikan asing di Telkomsel mencapai 35%,
          Hutchinson 60%, Indosat 70,14%, XL Axiata 80%
          dan Natrindo 95%. Komposisi saham operator
          selular tersebut juga menunjukan munculnya
          potensi mengalirnya uang dari konsumen
          Indonesia ke luar negeri11.
          Bukan hanya itu, penggunaan domain internet
          di Indonesia juga didominasi oleh domain asing.
          Menurut data dari PANDI (Pengelola Nama Domain
          Indonesia), website yang menggunakan domain
          indonesia (id) hanya 58.793. Sementara yang
          menggunakan domain internasional sebanyak
          198.295. Apa ini artinya? Jika harga domain
          internasional itu katakanlah Rp 8.000, maka sudah miliaran uang keluar dari
          negeri ini.	
    10   http://www.investor.co.id/home/2010-bisnis-ict-hasilkan-rp-325-t/2326
    11   http://www.satuportal.net/content/sisi-lain-liberalisasi-telematika


      A-Z RUU Konvergensi Telematika
Pelarian uang dari konsumen di Indonesia
      juga tercermin dari impor telepon geng­
      gam. Salah satu media massa di Jakarta
      menyebutkan bahwa pada 2009, Indonesia
      mengimpor telepon gengam buatan China
      sebanyak 6,3 juta unit, sementara dari
      negara lain sebanyak 4,2 juta unit. Pada
      2010, impor dari China naik menjadi 9,6
      juta unit dan dari negara lain turun menjadi
      2,4 juta unit.

 e. Apa persoalan Telematika yang paling
    mendasar di Indonesia?
    Setidaknya ada dua persoalan telematika
    yang paling mendasar di Indonesia. Pertama, soal ketergantungan teknologi
                                  yang berakibat pada adanya potensi pelarian
                                  modal ke luar negeri, seperti tersebut di atas.

                                          Kedua, persoalan kesenjangan akses te­le­matika
                                          antar wilayah di Indonesia. Dalam UU 36/199912
                                          disebutkan bahwa tujuan dari telekomunikasi
                                          adalah meningkatkan kesejahteraan mas­
                                          yarakat. Dalam konteks telekomunikasi tentu
                                          saja kesejahteraan masyarakat ini dicapai me­
                                          lalui perluasaan akses te­le­ko­­mu­nikasi di seluruh
                                          Indonesia. Idealnya, liberalisasi yang didorong
                                          oleh UU 36/1999 akan semakin mendorong
                                          perluasan akses telekomunikasi itu. Namun
                                          benarkah demikian?

                                          Data dari ke­men­terian Komunikasi dan Infor­ ma­
                                          tika (Kominfo)13 me­nye­butkan, bahwa hingga
                                          tahun 2008, desa di wilayah Jawa merupakan
                                          kawasan yang paling banyak memiliki
12  Pasal 3 UU 36/1999
13  Buku Putih, “Komunikasi dan Informatika tahun 2010”

                                                                   A-Z RUU Konvergensi Telematika
infrastruktur tele­pon kabel. Kemudian
                                                          menyusul wilayah Su­matera, Sulawesi,
                                                          Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan,
                                                          Papua dan Maluku. Kepemilikan telepon
                                                          kabel (84,79%) pun paling banyak
                                                          berada di wilayah Jawa dan Sumatera.
                                                          Dari data ini mulai muncul indikasi
                                                          ketimpangan akses telekomunikasi di
                                                          Indonesia. Ak­ses tele­komunikasi masih
                                                          didominasi Ja­wa dan Indonesia Bagian
                                                          Barat (Sumatera).

                                                          Namun bisa jadi, data tersebut di atas
                                                          muncul karena makin ditinggalkannya
                                                          telepon kabel dan beralih ke komunikasi
                                                          mobile melalui handphone. Jika demi­
                                                          ki­an maka indikator yang bisa dipakai
                                                          adalah tentang banyaknya penerima
                                                          sinyal selluar antara di Jawa, Indonesia
                                                          Bagian Barat dan Indonesia Timur.

           Menurut buku putih itu pula, wilayah Jawa juga merupakan wilayah desa pe­
           nerima sinyal selular terbanyak dibandingkan daerah lain di Indonesia. Tak heran
           pula pada tahun 2008 kepemilikan handphone (81,57%) berada di wilayah Jawa
           dan Sumatera14.

           Sementara di sisi lain, data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika ta­
           hun 201015, menyebutkan sebanyak 65,2% infrastruktur backbone16 serat optik
           terkonsentrasi di Jawa, kemudian diikuti oleh Sumatera (20,31%) dan Kalimantan
           (6,13%), sementara pada wilayah Indonesia timur (Nusa Tenggara, Maluku dan
           Papua) belum terjangkau infrastruktur ini.

     14  Distribusi telepon kabel dan bergerak berdasarkan pulau, 2008, Buku Putih, “Komunikasi dan
     Informatika tahun 2010”,
     15  Buku Putih, “Komunikasi dan Informatika tahun 2010”
     16  Pengertian backbone serat optik adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi
     lintasan utama dalam sebuah jaringan telematika.

10      A-Z RUU Konvergensi Telematika
Sumber: Muhammad Salahuddien, ID-Sirti
      Kondisi infrastruktur telematika yang seperti tersebut di atas juga menyebabkan
      pengguna internet juga terpusat di Jawa. Data dari Susenas 2006-2008, Badan
      Pusat Statistik memperlihatkan bahwa selama tahun 2007-2008 akses internet
      dalam rumah tangga di Indonesia mengalami kenaikan. Pada tahun 2007,
      prosentase rumah tanngga yang memiliki akses internet sebanyak 5,58%.
      Pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,56%. Dan sekali lagi rumah tangga di
      Jawa masih memiliki akses tertinggi terhadap internet diantara rumah tangga di
      seluruh Indonesia.

      Hal yang sama juga tercermin dalam pengguna fa­ce­book dan produksi tweet di
      Indonesia. Seperti ditulis di Snapshot of Indonesia Social Media Users - Saling
      Silang Report Feb 201117, menyebutkan bahwa pengguna facebook terbesar di
      Indonesia didominasi oleh warga Jakarta (50,33%).
      Pada u­rutan selanjutnya Bandung (5,2%), Bogor (3,23%), Yogyakarta (3,09%),
      M
      ­ edan (3,04%), Makasar (2,23%) dan Surabaya (2,18%). Ban­dingkan dengan
      pengguna Facebook di Jayapura (0,12%) dan Ternate (0,03%).

      Begitu pula produksi tweet di Twitter. Tweet yang diproduksi dari Jakarta
      mendominasi seluruh tweet dari Indonesia. Tweet yang diproduksi dari Jakarta
      sebesar 16,33%, dari Bandung 13,79%, dari Yogyakarta 11,05%, dari Semarang
17  http://www.slideshare.net/salingsilang/snapshot-of-indonesia-social-media-users-saling-silang-
report-feb-2011

                                                                         A-Z RUU Konvergensi Telematika   11
8,29% dan dari Surabaya 8,21%. Bandingkan tweet yang diproduksi dari Palu
          hanya 0,71%, Ambon 0,35% dan Jayapura 0,23%.

     Rancangan Undang Undang (RUU) Konvergensi Telematika, adalah sebuah RUU
     yang akan mengatur persoalan yang terkait dengan menyatunya telekomunikasi dan
     informatika.




12     A-Z RUU Konvergensi Telematika
II. Apa itu RUU Konvergensi Telematika?




RUU Konvergensi Telematika merupakan inisiatif dari pemerintah. Perkembangan
tekonologi yang pesat di bidang telematika menjadi dasar munculnya inisiatif
pemerintah ini.

Selain itu, menurut penjelasan atas RUU Konvergensi Telematika, disebutkan bahwa
tekanan di forum-forum internasional untuk mewujudkan perubahan paradigma
telematika dari yang bersifat strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak
menjadi komoditas ikut menjadi latar belakang pertimbangan dari munculnya inisiatif
ini.
Tekanan dari forum-forum regional dan internasional itu pada initinya mengwinginkan
pembukaan akses pasar (open market). Dari sinilah kita dapat memahami bahwa RUU
Konvergensi Telematika bukan hanya persoalan teknologi semata. Ada persoalan
ekonomi-politik dalam RUU tersebut.
  a.	 Apa alasan pemerintah membuat RUU Konvergensi Telematika?
      Munculnya inisiatif pemerintah atas RUU Konvergensi Telematika ini, menurut
      pemerintah, didasarkan pada pesatnya perkembangan telematika saat ini18.
      Pengaruh perkembangan teknologi telematika itu mengakibatkan perubahan
      yang mendasar dalam penyelenggaraan dan cara pandang terhadap telematika.

18  Penjelasan Aras RUU tentang RUU Konvergensi Telematika
                                                             A-Z RUU Konvergensi Telematika   13
Perubahan itu pun memunculkan bentuk-bentuk perbuatan hukum baru.
           Reguluasi yang ada dirasa tidak cukup menjadi payung hukum bagi perkembangan
           teknologi telematika.

      b.	 Apakah RUU Konvergensi ini memiliki korelasi dengan UU lainnya yang sudah
          disahkan sebelumnya? misal dengan UU penyiaran, UU Telekomunikasi dll?
          Ide awalnya RUU Konvergensi Telematika akan menjadi payung hukum baru
          untuk persoalan telekomunikasi (UU 36/1999), internet (UU ITE) dan penyiaran.
          Namun dinamika politik akhirnya menjadikan RUU Konvergensi sebagai irisan
          dari UU telekomunikasi, UU ITE dan UU Penyiaran.
          Menurut beberapa pakar teknologi informasi19, idealnya RUU Konvergensi
          Telematika mengatur segala aliran data dan informasi yang didasarkan pada
          (Internet Protocol). Misalnya, mengataur radio atau televisi yang disiarkan via
          internet.

      c.	 Apakah dengan diundangkannya RUU ini akan menyebabkan UU tertentu
          tidak berlaku lagi?
          Jika berhasil diundangkan RUU Konvergensi Telematika ini akan menggantikan
          UU 36/1999 tentang telekomunikasi. Bahkan saat konsultasi publik, muncul
          kritik dari peserta bahwa RUU ini seperti ‘copy paste’ UU Telekomunikasi.

      d.	 Bila RUU Konvergensi di undangkan, apa dampaknya terhadap masyarakat
          (juga kelompok masyarakat tertentu)?
          Terkait dengan kepentingan masyarakat, hal yang perlu diperhatikan dalam
          RUU Konvergensi Telematika ini adalah sejauh mana rancangan aturan ini
          mengakomodasi perlindungan terhadap hak warga negara.

           Dalam RUU Konvergensi Telematika ini, yang diatur adalah hanyalah hak publik
           sebagai konsumen. Sementara hak publik sebelum menjadi konsumen produk
           telematika tidak diatur.

           Hak publik atau warga negara terhadap infrastruktur telematika misalnya.
           Di RUU itu disebutkan bahwa adalah kewajiban pemerintah untuk menjalankan

     19  Indepth Report, Wajah Bopeng RUU Konvergensi Telematika, http://www.satudunia.net/content/
     indepth-report-wajah-bopeng-ruu-konvergensi-telematika



14      A-Z RUU Konvergensi Telematika
pelayanan universal. Sebuah pelayanan infrastruktur telematika di kawasan
terpencil.

Namun dalam RUU ini tidak diatur bagaimana hak warga negara jika pemerintah
tidak mempu melaksanakan kewajibannya tersebut. Jangankan hak gugat war­
ga, hak komplain pun tidak diatur dan dilindungi jika kita belum jadi kon­sumen
telematika.

Apa akibatnya? kelompok mas­ya­ra­­kat di kawasan Timur Indonesia yang selama
tidak mendapatkan layananan infrastrukur telematika tidak mempunyai posisi
tawar yang kuat agar kawasannya dilintasi infrastruktur telematika.
Selain itu, jika RUU Konvergensi Telematika ini dijadikan UU maka website-
website yang dikelola oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) di­wa­jibkan




                                                                                             rahman seblat




                                                       A-Z RUU Konvergensi Telematika   15
untuk mengajukan ijin dan membayar hak penyelenggaraan te­le­ma­tika.
         Ini tentu memberatkan LSM. Bi­sa jadi karena terlalu kritis ter­ha­dap pe­merintah,
         mereka tidak men­da­pat­kan ijin dalam mengelola web­site.
     e.	 Bagaimana kaitannya de­ngan pengembangan aplikasi yang di­lakukan oleh
         kelompok non komersial terhadap RUU ini?
         Di RUU Konvergensi Telematika, membagi penyelenggara telematika menjadi




         dua. Komersial dan Non-Komersial. Penye­lenggara telematika komersial
         adalah mereka yang menyelenggarakan telematika untuk kepentingan profit.
         Sebaliknya, penyelenggara telematika non-kome­r­sial, menyelenggarakan tele­
         matika untuk tujuan non-profit.

         Sebelum lebih jauh membahas pengem­bangan aplikasi non-komersial dari RUU
         ini, ada baiknya kita melihat pembagian penyelenggara telematika menjadi
         komersial dan non-komersial itu.

         Pembagian penyelenggara telematika dalam RUU Konvergensi Telematika
         ini sesungguhnya menunjukan bahwa RUU ini lebih mengarusutamakan


16    A-Z RUU Konvergensi Telematika
penyelenggara telematika komersial. Hal itu nampak penggunaan kata negatif
   (non-komersial) bagi penyelenggara telematika yang berorientasi sosial.
   Seperti dalam kehidupan sehari-hari, bila kita menggunakan kata negatif,
   misalnya non-pemerintah, maka sejatinya pembicara sedang mengarusutamakan
   pemerintah.
   Paradigma atau kerangka berpikir yang me­ngarus­utamakan komersial itulah,
   maka muncul pasal-pasal yang memberatkan penyelenggara non-komersial.
   Kewajiban penyelenggara telematika untuk mendapatkan ijin menteri dan
   membayar hak penyelenggaraan telematika adalah aturan yang memberatkan
   penyelenggara telematika non komersial. Bagi pengembang aplikasi non-
   komersial tentu akan merasa keberatan dengan aturan perijinan dan kewajiban
   membayar biaya penyelenggaraan itu.

f.	 Mengapa kita harus peduli terhadap RUU Konvergensi?
    Dimana kita bisa mendapatkan draft RUU Konvergensi Telematika?
    Kebijakan telematika menjadi penting
    karena itu terkait dengan hak kita dalam
    memperoleh informasi dan berkomunikasi.
    Hak atas informasi dan berkomunikasi itu
    terkait erat dengan partisipasi politik.
    Padahal ruang yang relatif bebas dalam
    memperoleh informasi dan berkomunikasi
    juga akan memperluas pastisipasi politik
    kita sebagai warga negara.

g.	 Bagaimana caranya publik dapat
    mempengaruhi atau mengawal kebijakan
    RUU Konvergensi Telematika?
    Berbagai cara sebenarnya dapat dilakukan
    publik untuk ikut mewarnai atau bahkan
    mengawal kebijakan RUU Konvergensi Telematika ini.
    Kita sebagai warga negara yang memiliki hak sipil dan politik dapat meminta
    informasi kepada pemerintah dan DPR terkait proses legislasi dari RUU ini.
    Selain itu, kita juga dapat meminta waktu mereka untuk melakukan dengar
    pendapat.


                                                        A-Z RUU Konvergensi Telematika   17
h.	 Pihak mana saja yang akan di­un­tungkan dengan adanya RUU Konvergensi?
         Seperti disebutkan di atas bah­wa paradigma dari RUU ini adalah
         mengarusutamakan pe­nyelenggara komersial maka, pi­hak yang paling
         diuntungkan dari RUU ini jika disahkan menjadi UU jelas para penyerlnggara
         te­lematika komersial yang akan lebih diuntungkan daripada pe­nye­lenggara
         telematika non-komersial.
         Bagaimana dengan warga negara? Warga negara yang tinggal dikawasan yang
         belum ada infrastruktur telematika tidak dilindungi haknya untuk menggugat
         atau sekedar komplain jika pemerintah gagal menjalankan kewajibannya
         menggelar infrastruktur telematika di kawasannya.

     III.	 Peran Masyarakat Sipil dalam Advokasi RUU Konvegensi
           Telematika

     a.	 Adakah NGOs yang mengawal kebijakan RUU Konvergensi Telematika ini?
         Tidak banyak NGOs (Non-Goverment Organizations) atau LSM (Lembaga Swadaya
         Masyarakat) yang mengawal kebijakan telematika di Indonesia, termasuk RUU
         Konvergensi Telematika. Tapi bukan berarti tidak ada sama sekali.
         Yayasan SatuDunia, sebuah organisasi masyarakat sipil yang concern pada
         persoalan Informasi, Komunikasi, Teknologi dan Pengetahuan (IKPT), secara
         aktif mengajak organisasi masyarakat sipil lainnya untuk bersama-sama
         mengawal RUU ini. Selain SatuDunia, Perkumpulan MediaLink juga secara aktif
         untuk mengawal RUU Konvergensi Telematika ini.

     b.	 Upaya apa saja yang sudah dilakukan NGO dalam mengawal RUU ini?
         Beberapa upaya NGOs untuk mengawal RUU Konvergensi Telematika ini telah
         dilakukan. SatuDunia misalnya, telah melakukan riset terkait RUU ini dan
         kaitannya dengan konvergensi telematika. Begitu
         juga MediaLink, saat ini (November 2011) sedang
         mengumpulkan bahan untuk sebuah policy paper
         RUU Konvergensi Telematika.
         SatuDunia dan MediaLink juga sering melakukan
         kolaborasi untuk melakukan kampanye agar hak
         publik tidak disingkirkan dalam penyusunan RUU
         Konvergensi Telematika.


18    A-Z RUU Konvergensi Telematika
A-Z RUU Konvergensi Telematika   19

                 rahman seblat

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Uu 11 2008 tie
Uu 11 2008 tieUu 11 2008 tie
Uu 11 2008 tieSei Enim
 
Laporan Akhir Dwi Andang K
Laporan Akhir Dwi Andang KLaporan Akhir Dwi Andang K
Laporan Akhir Dwi Andang KYazid Aufar
 
Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012
Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012
Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012Heru Sutadi
 
Indonesia ICT Institute Newsletter - Edisi Dsember
Indonesia ICT Institute Newsletter - Edisi DsemberIndonesia ICT Institute Newsletter - Edisi Dsember
Indonesia ICT Institute Newsletter - Edisi DsemberHeru Sutadi
 
It literacy pertemuan ke 2 - edit
It literacy pertemuan ke 2 - editIt literacy pertemuan ke 2 - edit
It literacy pertemuan ke 2 - editIntan Putri Cahyani
 
Pengantar Teknologi Informasi in Doc.
Pengantar Teknologi Informasi in Doc. Pengantar Teknologi Informasi in Doc.
Pengantar Teknologi Informasi in Doc. Rexsy Rustiana
 
Makalah Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan Khamdiyah
Makalah Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan KhamdiyahMakalah Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan Khamdiyah
Makalah Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan Khamdiyahkhamdiyah
 
Perkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
Perkembangan jaringan telekomunikasi di IndonesiaPerkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
Perkembangan jaringan telekomunikasi di IndonesiaLutfiyand
 
E Business Intro
E Business IntroE Business Intro
E Business IntroMrirfan
 
Perbandingan perkembangan jaringan telekomunikasi di indonesia dengan negara ...
Perbandingan perkembangan jaringan telekomunikasi di indonesia dengan negara ...Perbandingan perkembangan jaringan telekomunikasi di indonesia dengan negara ...
Perbandingan perkembangan jaringan telekomunikasi di indonesia dengan negara ...Riski Nurfatimah
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, digital era, bcg matrix, universitas mercubuana
Sm, ari prayogo, hapzi ali, digital era, bcg matrix, universitas mercubuanaSm, ari prayogo, hapzi ali, digital era, bcg matrix, universitas mercubuana
Sm, ari prayogo, hapzi ali, digital era, bcg matrix, universitas mercubuanaAri Prayogo
 
Pengantar Tata Kelola Internet - ICT Watch
Pengantar Tata Kelola Internet - ICT WatchPengantar Tata Kelola Internet - ICT Watch
Pengantar Tata Kelola Internet - ICT WatchIGF Indonesia
 
Komputer dalam pemerintahan
Komputer dalam pemerintahanKomputer dalam pemerintahan
Komputer dalam pemerintahankristi_12345
 
Studi roadmap tik 2005
Studi roadmap tik 2005Studi roadmap tik 2005
Studi roadmap tik 2005fsfarisya
 
Sinta theworld edited (2)
Sinta theworld edited (2)Sinta theworld edited (2)
Sinta theworld edited (2)Raden Wijaya
 

Was ist angesagt? (20)

Uu 11 2008 tie
Uu 11 2008 tieUu 11 2008 tie
Uu 11 2008 tie
 
Laporan Akhir Dwi Andang K
Laporan Akhir Dwi Andang KLaporan Akhir Dwi Andang K
Laporan Akhir Dwi Andang K
 
Bahasa penelitian
Bahasa penelitianBahasa penelitian
Bahasa penelitian
 
Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012
Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012
Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012
 
It literacy pertemuan ke 1
It literacy pertemuan ke 1It literacy pertemuan ke 1
It literacy pertemuan ke 1
 
Indonesia ICT Institute Newsletter - Edisi Dsember
Indonesia ICT Institute Newsletter - Edisi DsemberIndonesia ICT Institute Newsletter - Edisi Dsember
Indonesia ICT Institute Newsletter - Edisi Dsember
 
It literacy pertemuan ke 2 - edit
It literacy pertemuan ke 2 - editIt literacy pertemuan ke 2 - edit
It literacy pertemuan ke 2 - edit
 
Pengantar Teknologi Informasi in Doc.
Pengantar Teknologi Informasi in Doc. Pengantar Teknologi Informasi in Doc.
Pengantar Teknologi Informasi in Doc.
 
Makalah_48 Teknologi informasi dan komunikasi kel 5
Makalah_48 Teknologi informasi dan komunikasi kel 5Makalah_48 Teknologi informasi dan komunikasi kel 5
Makalah_48 Teknologi informasi dan komunikasi kel 5
 
Raihana
RaihanaRaihana
Raihana
 
Makalah Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan Khamdiyah
Makalah Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan KhamdiyahMakalah Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan Khamdiyah
Makalah Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan Khamdiyah
 
Perkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
Perkembangan jaringan telekomunikasi di IndonesiaPerkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
Perkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
 
E Business Intro
E Business IntroE Business Intro
E Business Intro
 
Perbandingan perkembangan jaringan telekomunikasi di indonesia dengan negara ...
Perbandingan perkembangan jaringan telekomunikasi di indonesia dengan negara ...Perbandingan perkembangan jaringan telekomunikasi di indonesia dengan negara ...
Perbandingan perkembangan jaringan telekomunikasi di indonesia dengan negara ...
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, digital era, bcg matrix, universitas mercubuana
Sm, ari prayogo, hapzi ali, digital era, bcg matrix, universitas mercubuanaSm, ari prayogo, hapzi ali, digital era, bcg matrix, universitas mercubuana
Sm, ari prayogo, hapzi ali, digital era, bcg matrix, universitas mercubuana
 
Pengantar Tata Kelola Internet - ICT Watch
Pengantar Tata Kelola Internet - ICT WatchPengantar Tata Kelola Internet - ICT Watch
Pengantar Tata Kelola Internet - ICT Watch
 
Komputer dalam pemerintahan
Komputer dalam pemerintahanKomputer dalam pemerintahan
Komputer dalam pemerintahan
 
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan KomunikasiTeknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi
 
Studi roadmap tik 2005
Studi roadmap tik 2005Studi roadmap tik 2005
Studi roadmap tik 2005
 
Sinta theworld edited (2)
Sinta theworld edited (2)Sinta theworld edited (2)
Sinta theworld edited (2)
 

Ähnlich wie A-Z Konvergensi Telematika

Sistem Telekomunikasi
Sistem TelekomunikasiSistem Telekomunikasi
Sistem Telekomunikasinandabening
 
Internet ke desa
Internet ke desaInternet ke desa
Internet ke desadebolse
 
Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...
Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...
Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...Satriyo Dharmanto
 
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010Billy Buhaiba
 
Policy Paper NGOs Kebijakan Telematika
Policy Paper NGOs Kebijakan TelematikaPolicy Paper NGOs Kebijakan Telematika
Policy Paper NGOs Kebijakan TelematikaSatuDunia Foundation
 
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, digital ...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, digital ...1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, digital ...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, digital ...triwahyunugroho3
 
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi ElektronikUU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi ElektronikSei Enim
 
Menuntaskan Pembangunan Jalan Tol Informasi.pdf
Menuntaskan Pembangunan Jalan Tol Informasi.pdfMenuntaskan Pembangunan Jalan Tol Informasi.pdf
Menuntaskan Pembangunan Jalan Tol Informasi.pdfSatriyo Dharmanto
 
Chapter 1 Internet
Chapter 1 InternetChapter 1 Internet
Chapter 1 InternetDen O
 
Peluang layanan keamanan ca untuk mendukung e transaction di era konvergensi
Peluang layanan keamanan ca untuk mendukung e transaction di era konvergensiPeluang layanan keamanan ca untuk mendukung e transaction di era konvergensi
Peluang layanan keamanan ca untuk mendukung e transaction di era konvergensiidsecconf
 
MEMBANGUN JARINGAN RT/RW NET
MEMBANGUN JARINGAN RT/RW NETMEMBANGUN JARINGAN RT/RW NET
MEMBANGUN JARINGAN RT/RW NETAlya Pritalisia
 
MEMBANGUN JARINGAN RT/RW NET
MEMBANGUN JARINGAN RT/RW NETMEMBANGUN JARINGAN RT/RW NET
MEMBANGUN JARINGAN RT/RW NETAlya Pritalisia
 
Tugas tiik feliii
Tugas tiik feliiiTugas tiik feliii
Tugas tiik feliiifeylhi
 
Tugas tiik feliii
Tugas tiik feliiiTugas tiik feliii
Tugas tiik feliiifeylhi
 
KELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptx
KELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptxKELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptx
KELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptxFajar307855
 

Ähnlich wie A-Z Konvergensi Telematika (20)

Sistem Telekomunikasi
Sistem TelekomunikasiSistem Telekomunikasi
Sistem Telekomunikasi
 
Internet ke desa
Internet ke desaInternet ke desa
Internet ke desa
 
Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...
Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...
Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...
 
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
 
Policy Paper NGOs Kebijakan Telematika
Policy Paper NGOs Kebijakan TelematikaPolicy Paper NGOs Kebijakan Telematika
Policy Paper NGOs Kebijakan Telematika
 
Tekhnologi Informasi
Tekhnologi InformasiTekhnologi Informasi
Tekhnologi Informasi
 
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, digital ...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, digital ...1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, digital ...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, digital ...
 
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi ElektronikUU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
 
Konvergensi
KonvergensiKonvergensi
Konvergensi
 
Menuntaskan Pembangunan Jalan Tol Informasi.pdf
Menuntaskan Pembangunan Jalan Tol Informasi.pdfMenuntaskan Pembangunan Jalan Tol Informasi.pdf
Menuntaskan Pembangunan Jalan Tol Informasi.pdf
 
Chapter 1 Internet
Chapter 1 InternetChapter 1 Internet
Chapter 1 Internet
 
Peluang layanan keamanan ca untuk mendukung e transaction di era konvergensi
Peluang layanan keamanan ca untuk mendukung e transaction di era konvergensiPeluang layanan keamanan ca untuk mendukung e transaction di era konvergensi
Peluang layanan keamanan ca untuk mendukung e transaction di era konvergensi
 
All
AllAll
All
 
Makalah Membangun Jaringan WAN
Makalah Membangun Jaringan WANMakalah Membangun Jaringan WAN
Makalah Membangun Jaringan WAN
 
MEMBANGUN JARINGAN RT/RW NET
MEMBANGUN JARINGAN RT/RW NETMEMBANGUN JARINGAN RT/RW NET
MEMBANGUN JARINGAN RT/RW NET
 
MEMBANGUN JARINGAN RT/RW NET
MEMBANGUN JARINGAN RT/RW NETMEMBANGUN JARINGAN RT/RW NET
MEMBANGUN JARINGAN RT/RW NET
 
Word ICT
Word ICTWord ICT
Word ICT
 
Tugas tiik feliii
Tugas tiik feliiiTugas tiik feliii
Tugas tiik feliii
 
Tugas tiik feliii
Tugas tiik feliiiTugas tiik feliii
Tugas tiik feliii
 
KELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptx
KELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptxKELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptx
KELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptx
 

Mehr von SatuDunia Foundation

Ubah kebijakan media dan telematika di indonesia upload
Ubah kebijakan media dan telematika di indonesia uploadUbah kebijakan media dan telematika di indonesia upload
Ubah kebijakan media dan telematika di indonesia uploadSatuDunia Foundation
 
Indepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesia
Indepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesiaIndepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesia
Indepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesiaSatuDunia Foundation
 
Indepth report belajar dari kasus lapindo
Indepth report belajar dari kasus lapindoIndepth report belajar dari kasus lapindo
Indepth report belajar dari kasus lapindoSatuDunia Foundation
 
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan InformasiKonglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan InformasiSatuDunia Foundation
 
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011SatuDunia Foundation
 
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)SatuDunia Foundation
 
Warta tkpkd lombok tengah edisi ii
Warta tkpkd lombok tengah edisi iiWarta tkpkd lombok tengah edisi ii
Warta tkpkd lombok tengah edisi iiSatuDunia Foundation
 
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...SatuDunia Foundation
 
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...SatuDunia Foundation
 
Konvergensi industri media dan hak publik
Konvergensi industri media dan hak publikKonvergensi industri media dan hak publik
Konvergensi industri media dan hak publikSatuDunia Foundation
 
Hiv aids dan media sosial aditya wardana
Hiv aids dan media sosial  aditya wardanaHiv aids dan media sosial  aditya wardana
Hiv aids dan media sosial aditya wardanaSatuDunia Foundation
 

Mehr von SatuDunia Foundation (20)

Posterkursuskm 02-2012
Posterkursuskm 02-2012Posterkursuskm 02-2012
Posterkursuskm 02-2012
 
Ubah kebijakan media dan telematika di indonesia upload
Ubah kebijakan media dan telematika di indonesia uploadUbah kebijakan media dan telematika di indonesia upload
Ubah kebijakan media dan telematika di indonesia upload
 
Indepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesia
Indepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesiaIndepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesia
Indepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesia
 
Komik publikasi KM 2012
Komik publikasi KM 2012 Komik publikasi KM 2012
Komik publikasi KM 2012
 
Indepth report belajar dari kasus lapindo
Indepth report belajar dari kasus lapindoIndepth report belajar dari kasus lapindo
Indepth report belajar dari kasus lapindo
 
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan InformasiKonglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
 
Mapping Media Policy in Indonesia
Mapping Media Policy in IndonesiaMapping Media Policy in Indonesia
Mapping Media Policy in Indonesia
 
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
 
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
 
120216 digital (mujtaba hamdi)
120216 digital (mujtaba hamdi)120216 digital (mujtaba hamdi)
120216 digital (mujtaba hamdi)
 
Warta tkpkd lombok tengah edisi ii
Warta tkpkd lombok tengah edisi iiWarta tkpkd lombok tengah edisi ii
Warta tkpkd lombok tengah edisi ii
 
Id mdgr2007 bahasa
Id mdgr2007 bahasaId mdgr2007 bahasa
Id mdgr2007 bahasa
 
Id mdgr2007 advokasi_bahasa
Id mdgr2007 advokasi_bahasaId mdgr2007 advokasi_bahasa
Id mdgr2007 advokasi_bahasa
 
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
 
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
 
Mereka berani melawan pemiskinan
Mereka berani melawan pemiskinanMereka berani melawan pemiskinan
Mereka berani melawan pemiskinan
 
Sapa edisi 1 desember 2011
Sapa edisi 1 desember 2011Sapa edisi 1 desember 2011
Sapa edisi 1 desember 2011
 
Konvergensi industri media dan hak publik
Konvergensi industri media dan hak publikKonvergensi industri media dan hak publik
Konvergensi industri media dan hak publik
 
Hiv aids dan media sosial aditya wardana
Hiv aids dan media sosial  aditya wardanaHiv aids dan media sosial  aditya wardana
Hiv aids dan media sosial aditya wardana
 
Ham dan hiv aids harwib
Ham dan hiv aids harwibHam dan hiv aids harwib
Ham dan hiv aids harwib
 

A-Z Konvergensi Telematika

  • 1.
  • 2. A-Z RUU Konvergensi Telematika A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 3. A-Z RUU Konvergensi Telematika Disusun oleh Yayasan Satudunia Didukung oleh Yayasan TIFA Copyleft 2011 by Yayasan Satudunia Tim Penyusun: Rini Nasution, Firdaus Cahyadi, Yohan Prabowo, Luluk Uliyah, Anwari Natari, Sugeng Wibowo, Jumono Yayasan Satu Dunia: Jl. Tebet Utara II no.6 Jakarta Selatan, 12820 Indonesia Tlp/ Fak +62-21-83705520 www.satudunia.net A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 4. DAFTAR ISI I. Kata Pengatar ............................................................... 1 II. Apa Itu Telematika ....................................................... 3 III. Apa Itu RUU Konvergensi Telematika ........................... 13 IV. Peran Masyarakat Sipil dalam Advokasi RUU Konvensi Telematika .................................................... 18 A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 5. Kata Pengantar “Karena Telematika Terlalu Penting, Jika Hanya Diserahkan Pada Pengusaha” Dalam Undang-Undang Dasar 1945 jelas dinyatakan bahwa kita, warga negara, memiliki hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi. Dalam konsep Hak Asasi Manusia (HAM), jika itu sudah dinyatakan sebagai hak warga negara maka, ada kewajiban negara untuk menghormati, memenuhi dan melindunginya. Telematika (telekomunikasi dan informatika) adalah salah satu alat bagi warga negara untuk bisa berkomunikasi dan mendapatkan informasi. Pertanyaan berikutnya adalah, bagaimana jika kemudian telematika itu dikuasai sepenuhnya kepada korporasi-korporasi (sebagian asing) melalui mekanisme pasar bebas? Karena menggunakan mekanisme pasar bebas maka, urusannya menjadi sekedar produsen dan konsumen. Nah, karena hal itu pula kemudian, pembangunan infrastruktur telematika akan terkonsentrasi di kawasan yang memiliki pontensi pasar. Akibatnya, jelas kesenjangan akses telematika. Dan itu kini terjadi di Indonesia. Perlu peran negara untuk menggelar infrastruktur telamatika di daerah terpencil dan miskin. Kita tidak bisa berharap tugas itu dilaksanakan oleh korporasi yang A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 6. orientasinya laba. Di samping itu hak gugat warga perlu diakui bila negara gagal melaksanakan kewajibannya itu. Persoalan keadilan pembangunan infrstruktur telamatika adalah salah satu saja dari persoalan telematika di Indonesia. Ada banyak persoalan lain, seperti ketergantungan teknologi dan juga potensi pelarian uang keluar dari bisnis telematika yang selama ini dibangga-banggakan pemerintah. Terkait dengan itulah maka, buku A-Z RUU Konvergensi Telematika ini muncul. Rancangan Undang Undang (RUU) Konvergensi Telematika yang nantinya akan menggantikan UU Telekomunikasi menjadi penting untuk kembali menempatkan kita semua bukan hanya sekedar konsumen, namun juga warga negara. Semoga buku kecil ini dapat bermanfaat untuk membuka cakrawala kita dalam melihat persoalan telematika. Jakarta, 27 Maret 2012 Firdaus Cahyadi Knowledge Manager Yayasan SatuDunia A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 7. rahman seblat A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 8. I. Apa itu Telematika? Telematika berasal dari bahasa perancis “Telematique” yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Teknologi Informasi merujuk pada sarana prasarana, sistem dan metode untuk perolehan, pengiriman, penerimaan, pengolahan, penafsiran, penyimpanan, pengorganisasian, dan penggunaan data yang bermakna. Salah satu contoh telematika adalah internet. Dengan melalui internet kita dapat menerima, menyimpang dan mengirimkan informasi. Dan informasi yang bisa diterima, simpan dan kirim melalui internet bukan hanya dalam bentuk teks. Informasi itu bisa juga dalam bentuk audio (suara) dan visual (photo atau video). Dengan internet misalnya, kita dapat bercakap-cakap secara audio-visual (video chat). Perkembangan telematika kini sudah semakin pesat. Bila dulu, misalnya, fungsi handphone yang kita miliki hanya untuk berkomuniakasi melalui telepon dan pesan pendek (sms) maka, saat ini dengan HP kita bisa mengakses internet, menonton televisi dan menyimpang dan mendengarkan musik melalui MP3.   Ir. Hasanuddin Sirait, MT, SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TELEMATIKA, http://siraith.files. wordpress.com/2011/02/sejarah-telematika.pdf A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 9. Pendek kata, melalui perkembangan telematika yang pesat, jarak bukan lagi menjadi halangan untuk berkomunikasi, mendapatkan informasi dan hiburan. a. Apa itu konvergensi Telematika? Konvergensi telematika definisi konvergensi dari European Union, OECD, ITU, konvergensi dapat dipandang sebagai perpaduan layanan telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran yang sebelumnya terpisah menjadi satu kesatuan hingga diperoleh nilai tambah dari layanan tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari kita, konvergensi telematika sudah terjadi. Contoh mengenai konvergensi telematika itu adalah ketika kita dapat melihat siaran televisi, mendengarkan radio, musik MP3, Video streaming, menerima dan mengirim data teks maupun audio visual melalui internet. Kata kunci dari konvergensi telematika adalah internet. Dengan internet layanan telekomunikasi, informasi, infotaiment dan penyiaran dapat digabungkan. b. Bagaimana Perkembangan Telematika di Indonesia? Perkembangan telematika di Indonesia sa­ ngat­lah pesat. Pesartnya perkembangan telematika di negeri ini ditandai dengan me­ ningkatnya kepemilikan komputer, pengguna internet dan handphone. Menurut data Bank Dunia, pada tahun 2000 terdapat 1 orang per 100 orang yang memiliki personal computer. Pada tahun   http://lk2fhui.org/index2.php?option=com_contentdo_pdf=1id=85   Bila kita tinggal di kawasan yang sudah terjangkau infrastruktur telematika secara baik   http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/ INDONESIAINBAHASAEXTN/0,,menuPK:447277~pagePK:141132~piPK:141109~theSitePK:447244,00.html A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 10. 2000 itu jumlah total populasi di Indonesia adalah kurang lebih 205 juta jiwa. Sementara, pada tahun 2008, masih menurut Bank Dunia, terdapat 2 orang per 100 orang yang memiliki personal computer. Pada tahun 2008 jumlah populasi penduduk Indonesia sebesar 227 juta jiwa. Sementara menurut survei BPS tahun 2005 menyebutkan bahwa Sekitar 2,2 juta rumah tangga dari 58,8 juta rumah tangga keseluruhan (3,68 persen) yang memiliki komputer dan 2,0 juta berada di perkotaan. Di sisi lain dalam buku putih Komunikasi dan Informatika Indonesia tahun 2010 yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) disebutkan bahwa sejak tahun 2006 hingga tahun 2008 terdapat peningkatan kepemilikan komputer dalam rumah tangga Indonesia. Pada tahun 2006, kepemilikan komputer di rumah tangga Indonesia hanya 4%. Pada tahun 2007 meningkat menajdi 6%. Dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 8%. Seiring dengan kenaikan jumlah kepemilikan computer di Indonesia, pengguna internet di Indonesia pun mengalami banyak peningkatan dalam hal jumlahnya. Tabel berikut menggambarkan prosentase pengguna internet di Indonesia.   Berita Resmi Statistik No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 11. Indonesia internet Usage and Population Statistics Year User Population Presontase GOP p.c Source 2000 2000000 206264595 1.00% US$ 570 ITU 2007 20000000 224481720 8.90% US$ 1,916 2008 25000000 237512355 10.50% US$ 2,238 2009 30000000 240271522 12.50% US$ 2,329 2010 30000000 242968342 12.30% US$ 2,858 Sumber: http://www.internetworldstats.com/asia/id.htm Menurut Buku Putih “Komunikasi dan Informatika Indonesia” yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2010 menyebutkan bahwa pada tahun 2007-2008, akses internet dalam rumah tangga Indonesia mengalami peningkatan pesat. Pada tahun 2007, menurut buku putih tersebut, prosentase keluarga Indonesia yang memiliki akses internet sebesar 5,58 persen. Dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,56 persen. Sementara menurut Plt Dirjen Postel Muhammad Budi Setiawan, seperti ditulis oleh detik.com Juni 2010, mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai angka 45 juta. SERVICES 2004 2005 2006 2007 2008 Fixed Telephones 8,703,300 8,824,467 8,806,702 8,717,872 8,612,872 Fixed WirelessPhones 1,673,081 4,683,363 6,014,031 10,811,635 16,598,550 Mobile Phones 30,336,607 46,992,118 63,803,015 93,386,881 124,805,8701 Sementara itu menurut Mastel (Masyarakat Telematika-Indonesia), memperlihatkan bahwa dari tahun ke tahun penetrasi penggunaan mobile phone terus meningkat. Penggunaan mobile phone yang meningkat ini memungkinkan   Note: Per Capita GDP in US dollars, source: United Nations Department of Economic and Social Affairs.   “INDONESIAN ICT-2009 FACTS FIGURES“ A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 12. perluasan akses internet melalui mobile phone. Perkemabangan telematika yang begitu pesat juga tercermin dari maraknya peng­­ gunaan media sosial di internet. Per­ tumbuhan pengakses situs jejaring sosial di Indonesia sangat tinggi. Menurut situs alexa.com, facebook adalah situs yang paling popular di Indonesia. Kepopularan facebook di Indonesia me­ lebihi situs-situs berita. Tabel di ba­wah ini adalah situs social media yang ter­popular di Indonesia menurut Alexa.com Sementara data per tanggal 9 Mei 2011, seperti ditulis dalam http://www. checkfacebook.com/ terdapat 36.585.480 pengguna facebook di Indonesia. Menurut web tersebut Indonesia berada di urutan ke 2 setelah Amerika Serikat. c. Bagaimana Bisnis Telematika di Indonesia? Nilai bisnis telematika di Indonesia tentulah sangat besar. Hal itu tercermin pada pertumbuhan penjualan laptop atau komputer jinjing di Indonesia. Merujuk data International Data Corp (IDC) menyebutkan bahwa total penjualan laptop semester I tahun 2010 mencapai 2,18 juta unit, tumbuh 32,46 persen dibandingkan dengan total penjualan laptop semester I tahun 2009 yang hanya sebesar 1,6 juta unit. Seperti ditulis di tempointeraktif, Transaksi bisnis teknologi informasi (TI) pada 2007 diperkirakan mencapai Rp 2,2 triliun. Sementara seperti ditulis oleh harian   http://www.satuportal.net/content/membebaskan-ict-dari-jeratan-asing   http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/12/05/brk,20061205-88963,id.html A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 13. Investor10,  Menkominfo Tifatul Sembiring menegaskan, perputaran uang dalam bisnis information, communication, and technology (ICT) di Indonesia mencapai Rp 325 triliun sepanjang 2010. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan 2009, yang mampu meraup Rp 300 triliun. d. Kemana Uang mengalir dari Bisnis Tele­ matika Indonesia? Besarnya nilai bisnis telematika di Indonesia seperti tersebut di atas ternyata juga berpotensi membuka aliran modal dari dalam negeri ke luar negeri, khususnya ke perusahan-perusahaan telematika dari ne­gara maju. Data da­ri­ Pe­ nelitian dan Pe­­ngem­bangan Kom­pas menyebutkan bahwa kepemilikan asing di Telkomsel mencapai 35%, Hutchinson 60%, Indosat 70,14%, XL Axiata 80% dan Natrindo 95%. Komposisi saham operator selular tersebut juga menunjukan munculnya potensi mengalirnya uang dari konsumen Indonesia ke luar negeri11. Bukan hanya itu, penggunaan domain internet di Indonesia juga didominasi oleh domain asing. Menurut data dari PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia), website yang menggunakan domain indonesia (id) hanya 58.793. Sementara yang menggunakan domain internasional sebanyak 198.295. Apa ini artinya? Jika harga domain internasional itu katakanlah Rp 8.000, maka sudah miliaran uang keluar dari negeri ini. 10 http://www.investor.co.id/home/2010-bisnis-ict-hasilkan-rp-325-t/2326 11 http://www.satuportal.net/content/sisi-lain-liberalisasi-telematika A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 14. Pelarian uang dari konsumen di Indonesia juga tercermin dari impor telepon geng­ gam. Salah satu media massa di Jakarta menyebutkan bahwa pada 2009, Indonesia mengimpor telepon gengam buatan China sebanyak 6,3 juta unit, sementara dari negara lain sebanyak 4,2 juta unit. Pada 2010, impor dari China naik menjadi 9,6 juta unit dan dari negara lain turun menjadi 2,4 juta unit. e. Apa persoalan Telematika yang paling mendasar di Indonesia? Setidaknya ada dua persoalan telematika yang paling mendasar di Indonesia. Pertama, soal ketergantungan teknologi yang berakibat pada adanya potensi pelarian modal ke luar negeri, seperti tersebut di atas. Kedua, persoalan kesenjangan akses te­le­matika antar wilayah di Indonesia. Dalam UU 36/199912 disebutkan bahwa tujuan dari telekomunikasi adalah meningkatkan kesejahteraan mas­ yarakat. Dalam konteks telekomunikasi tentu saja kesejahteraan masyarakat ini dicapai me­ lalui perluasaan akses te­le­ko­­mu­nikasi di seluruh Indonesia. Idealnya, liberalisasi yang didorong oleh UU 36/1999 akan semakin mendorong perluasan akses telekomunikasi itu. Namun benarkah demikian? Data dari ke­men­terian Komunikasi dan Infor­ ma­ tika (Kominfo)13 me­nye­butkan, bahwa hingga tahun 2008, desa di wilayah Jawa merupakan kawasan yang paling banyak memiliki 12  Pasal 3 UU 36/1999 13  Buku Putih, “Komunikasi dan Informatika tahun 2010” A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 15. infrastruktur tele­pon kabel. Kemudian menyusul wilayah Su­matera, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Papua dan Maluku. Kepemilikan telepon kabel (84,79%) pun paling banyak berada di wilayah Jawa dan Sumatera. Dari data ini mulai muncul indikasi ketimpangan akses telekomunikasi di Indonesia. Ak­ses tele­komunikasi masih didominasi Ja­wa dan Indonesia Bagian Barat (Sumatera). Namun bisa jadi, data tersebut di atas muncul karena makin ditinggalkannya telepon kabel dan beralih ke komunikasi mobile melalui handphone. Jika demi­ ki­an maka indikator yang bisa dipakai adalah tentang banyaknya penerima sinyal selluar antara di Jawa, Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Timur. Menurut buku putih itu pula, wilayah Jawa juga merupakan wilayah desa pe­ nerima sinyal selular terbanyak dibandingkan daerah lain di Indonesia. Tak heran pula pada tahun 2008 kepemilikan handphone (81,57%) berada di wilayah Jawa dan Sumatera14. Sementara di sisi lain, data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika ta­ hun 201015, menyebutkan sebanyak 65,2% infrastruktur backbone16 serat optik terkonsentrasi di Jawa, kemudian diikuti oleh Sumatera (20,31%) dan Kalimantan (6,13%), sementara pada wilayah Indonesia timur (Nusa Tenggara, Maluku dan Papua) belum terjangkau infrastruktur ini. 14  Distribusi telepon kabel dan bergerak berdasarkan pulau, 2008, Buku Putih, “Komunikasi dan Informatika tahun 2010”, 15  Buku Putih, “Komunikasi dan Informatika tahun 2010” 16  Pengertian backbone serat optik adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan telematika. 10 A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 16. Sumber: Muhammad Salahuddien, ID-Sirti Kondisi infrastruktur telematika yang seperti tersebut di atas juga menyebabkan pengguna internet juga terpusat di Jawa. Data dari Susenas 2006-2008, Badan Pusat Statistik memperlihatkan bahwa selama tahun 2007-2008 akses internet dalam rumah tangga di Indonesia mengalami kenaikan. Pada tahun 2007, prosentase rumah tanngga yang memiliki akses internet sebanyak 5,58%. Pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,56%. Dan sekali lagi rumah tangga di Jawa masih memiliki akses tertinggi terhadap internet diantara rumah tangga di seluruh Indonesia. Hal yang sama juga tercermin dalam pengguna fa­ce­book dan produksi tweet di Indonesia. Seperti ditulis di Snapshot of Indonesia Social Media Users - Saling Silang Report Feb 201117, menyebutkan bahwa pengguna facebook terbesar di Indonesia didominasi oleh warga Jakarta (50,33%). Pada u­rutan selanjutnya Bandung (5,2%), Bogor (3,23%), Yogyakarta (3,09%), M ­ edan (3,04%), Makasar (2,23%) dan Surabaya (2,18%). Ban­dingkan dengan pengguna Facebook di Jayapura (0,12%) dan Ternate (0,03%). Begitu pula produksi tweet di Twitter. Tweet yang diproduksi dari Jakarta mendominasi seluruh tweet dari Indonesia. Tweet yang diproduksi dari Jakarta sebesar 16,33%, dari Bandung 13,79%, dari Yogyakarta 11,05%, dari Semarang 17  http://www.slideshare.net/salingsilang/snapshot-of-indonesia-social-media-users-saling-silang- report-feb-2011 A-Z RUU Konvergensi Telematika 11
  • 17. 8,29% dan dari Surabaya 8,21%. Bandingkan tweet yang diproduksi dari Palu hanya 0,71%, Ambon 0,35% dan Jayapura 0,23%. Rancangan Undang Undang (RUU) Konvergensi Telematika, adalah sebuah RUU yang akan mengatur persoalan yang terkait dengan menyatunya telekomunikasi dan informatika. 12 A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 18. II. Apa itu RUU Konvergensi Telematika? RUU Konvergensi Telematika merupakan inisiatif dari pemerintah. Perkembangan tekonologi yang pesat di bidang telematika menjadi dasar munculnya inisiatif pemerintah ini. Selain itu, menurut penjelasan atas RUU Konvergensi Telematika, disebutkan bahwa tekanan di forum-forum internasional untuk mewujudkan perubahan paradigma telematika dari yang bersifat strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak menjadi komoditas ikut menjadi latar belakang pertimbangan dari munculnya inisiatif ini. Tekanan dari forum-forum regional dan internasional itu pada initinya mengwinginkan pembukaan akses pasar (open market). Dari sinilah kita dapat memahami bahwa RUU Konvergensi Telematika bukan hanya persoalan teknologi semata. Ada persoalan ekonomi-politik dalam RUU tersebut. a. Apa alasan pemerintah membuat RUU Konvergensi Telematika? Munculnya inisiatif pemerintah atas RUU Konvergensi Telematika ini, menurut pemerintah, didasarkan pada pesatnya perkembangan telematika saat ini18. Pengaruh perkembangan teknologi telematika itu mengakibatkan perubahan yang mendasar dalam penyelenggaraan dan cara pandang terhadap telematika. 18  Penjelasan Aras RUU tentang RUU Konvergensi Telematika A-Z RUU Konvergensi Telematika 13
  • 19. Perubahan itu pun memunculkan bentuk-bentuk perbuatan hukum baru. Reguluasi yang ada dirasa tidak cukup menjadi payung hukum bagi perkembangan teknologi telematika. b. Apakah RUU Konvergensi ini memiliki korelasi dengan UU lainnya yang sudah disahkan sebelumnya? misal dengan UU penyiaran, UU Telekomunikasi dll? Ide awalnya RUU Konvergensi Telematika akan menjadi payung hukum baru untuk persoalan telekomunikasi (UU 36/1999), internet (UU ITE) dan penyiaran. Namun dinamika politik akhirnya menjadikan RUU Konvergensi sebagai irisan dari UU telekomunikasi, UU ITE dan UU Penyiaran. Menurut beberapa pakar teknologi informasi19, idealnya RUU Konvergensi Telematika mengatur segala aliran data dan informasi yang didasarkan pada (Internet Protocol). Misalnya, mengataur radio atau televisi yang disiarkan via internet. c. Apakah dengan diundangkannya RUU ini akan menyebabkan UU tertentu tidak berlaku lagi? Jika berhasil diundangkan RUU Konvergensi Telematika ini akan menggantikan UU 36/1999 tentang telekomunikasi. Bahkan saat konsultasi publik, muncul kritik dari peserta bahwa RUU ini seperti ‘copy paste’ UU Telekomunikasi. d. Bila RUU Konvergensi di undangkan, apa dampaknya terhadap masyarakat (juga kelompok masyarakat tertentu)? Terkait dengan kepentingan masyarakat, hal yang perlu diperhatikan dalam RUU Konvergensi Telematika ini adalah sejauh mana rancangan aturan ini mengakomodasi perlindungan terhadap hak warga negara. Dalam RUU Konvergensi Telematika ini, yang diatur adalah hanyalah hak publik sebagai konsumen. Sementara hak publik sebelum menjadi konsumen produk telematika tidak diatur. Hak publik atau warga negara terhadap infrastruktur telematika misalnya. Di RUU itu disebutkan bahwa adalah kewajiban pemerintah untuk menjalankan 19  Indepth Report, Wajah Bopeng RUU Konvergensi Telematika, http://www.satudunia.net/content/ indepth-report-wajah-bopeng-ruu-konvergensi-telematika 14 A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 20. pelayanan universal. Sebuah pelayanan infrastruktur telematika di kawasan terpencil. Namun dalam RUU ini tidak diatur bagaimana hak warga negara jika pemerintah tidak mempu melaksanakan kewajibannya tersebut. Jangankan hak gugat war­ ga, hak komplain pun tidak diatur dan dilindungi jika kita belum jadi kon­sumen telematika. Apa akibatnya? kelompok mas­ya­ra­­kat di kawasan Timur Indonesia yang selama tidak mendapatkan layananan infrastrukur telematika tidak mempunyai posisi tawar yang kuat agar kawasannya dilintasi infrastruktur telematika. Selain itu, jika RUU Konvergensi Telematika ini dijadikan UU maka website- website yang dikelola oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) di­wa­jibkan rahman seblat A-Z RUU Konvergensi Telematika 15
  • 21. untuk mengajukan ijin dan membayar hak penyelenggaraan te­le­ma­tika. Ini tentu memberatkan LSM. Bi­sa jadi karena terlalu kritis ter­ha­dap pe­merintah, mereka tidak men­da­pat­kan ijin dalam mengelola web­site. e. Bagaimana kaitannya de­ngan pengembangan aplikasi yang di­lakukan oleh kelompok non komersial terhadap RUU ini? Di RUU Konvergensi Telematika, membagi penyelenggara telematika menjadi dua. Komersial dan Non-Komersial. Penye­lenggara telematika komersial adalah mereka yang menyelenggarakan telematika untuk kepentingan profit. Sebaliknya, penyelenggara telematika non-kome­r­sial, menyelenggarakan tele­ matika untuk tujuan non-profit. Sebelum lebih jauh membahas pengem­bangan aplikasi non-komersial dari RUU ini, ada baiknya kita melihat pembagian penyelenggara telematika menjadi komersial dan non-komersial itu. Pembagian penyelenggara telematika dalam RUU Konvergensi Telematika ini sesungguhnya menunjukan bahwa RUU ini lebih mengarusutamakan 16 A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 22. penyelenggara telematika komersial. Hal itu nampak penggunaan kata negatif (non-komersial) bagi penyelenggara telematika yang berorientasi sosial. Seperti dalam kehidupan sehari-hari, bila kita menggunakan kata negatif, misalnya non-pemerintah, maka sejatinya pembicara sedang mengarusutamakan pemerintah. Paradigma atau kerangka berpikir yang me­ngarus­utamakan komersial itulah, maka muncul pasal-pasal yang memberatkan penyelenggara non-komersial. Kewajiban penyelenggara telematika untuk mendapatkan ijin menteri dan membayar hak penyelenggaraan telematika adalah aturan yang memberatkan penyelenggara telematika non komersial. Bagi pengembang aplikasi non- komersial tentu akan merasa keberatan dengan aturan perijinan dan kewajiban membayar biaya penyelenggaraan itu. f. Mengapa kita harus peduli terhadap RUU Konvergensi? Dimana kita bisa mendapatkan draft RUU Konvergensi Telematika? Kebijakan telematika menjadi penting karena itu terkait dengan hak kita dalam memperoleh informasi dan berkomunikasi. Hak atas informasi dan berkomunikasi itu terkait erat dengan partisipasi politik. Padahal ruang yang relatif bebas dalam memperoleh informasi dan berkomunikasi juga akan memperluas pastisipasi politik kita sebagai warga negara. g. Bagaimana caranya publik dapat mempengaruhi atau mengawal kebijakan RUU Konvergensi Telematika? Berbagai cara sebenarnya dapat dilakukan publik untuk ikut mewarnai atau bahkan mengawal kebijakan RUU Konvergensi Telematika ini. Kita sebagai warga negara yang memiliki hak sipil dan politik dapat meminta informasi kepada pemerintah dan DPR terkait proses legislasi dari RUU ini. Selain itu, kita juga dapat meminta waktu mereka untuk melakukan dengar pendapat. A-Z RUU Konvergensi Telematika 17
  • 23. h. Pihak mana saja yang akan di­un­tungkan dengan adanya RUU Konvergensi? Seperti disebutkan di atas bah­wa paradigma dari RUU ini adalah mengarusutamakan pe­nyelenggara komersial maka, pi­hak yang paling diuntungkan dari RUU ini jika disahkan menjadi UU jelas para penyerlnggara te­lematika komersial yang akan lebih diuntungkan daripada pe­nye­lenggara telematika non-komersial. Bagaimana dengan warga negara? Warga negara yang tinggal dikawasan yang belum ada infrastruktur telematika tidak dilindungi haknya untuk menggugat atau sekedar komplain jika pemerintah gagal menjalankan kewajibannya menggelar infrastruktur telematika di kawasannya. III. Peran Masyarakat Sipil dalam Advokasi RUU Konvegensi Telematika a. Adakah NGOs yang mengawal kebijakan RUU Konvergensi Telematika ini? Tidak banyak NGOs (Non-Goverment Organizations) atau LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang mengawal kebijakan telematika di Indonesia, termasuk RUU Konvergensi Telematika. Tapi bukan berarti tidak ada sama sekali. Yayasan SatuDunia, sebuah organisasi masyarakat sipil yang concern pada persoalan Informasi, Komunikasi, Teknologi dan Pengetahuan (IKPT), secara aktif mengajak organisasi masyarakat sipil lainnya untuk bersama-sama mengawal RUU ini. Selain SatuDunia, Perkumpulan MediaLink juga secara aktif untuk mengawal RUU Konvergensi Telematika ini. b. Upaya apa saja yang sudah dilakukan NGO dalam mengawal RUU ini? Beberapa upaya NGOs untuk mengawal RUU Konvergensi Telematika ini telah dilakukan. SatuDunia misalnya, telah melakukan riset terkait RUU ini dan kaitannya dengan konvergensi telematika. Begitu juga MediaLink, saat ini (November 2011) sedang mengumpulkan bahan untuk sebuah policy paper RUU Konvergensi Telematika. SatuDunia dan MediaLink juga sering melakukan kolaborasi untuk melakukan kampanye agar hak publik tidak disingkirkan dalam penyusunan RUU Konvergensi Telematika. 18 A-Z RUU Konvergensi Telematika
  • 24. A-Z RUU Konvergensi Telematika 19 rahman seblat