1. Peningkatan Hasil Belajar Teori Dasar Elektronika dengan Menyisipkan Kompetensi
Dasar Perakitan Komputer pada Siswa Kelas X AV 1 ( Audio Video ) SMKN 39 dengan
Menggunakan Metode Discovery
Ermawan Sulistyo
Alumni Angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Bambang Dharmaputra
Dosen Teknik Elektro FT-UNJ
Satrio Iman Pratomo (Editor)
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika (2008)
The purpose of this study was to seek an increase in learning outcomes Mastering the basics by
inserting Electronics Assembly Basic Computer Competency Discovery method. Based on the results
of observation studies have been conducted, it appears that the use of Discovery in
research methods proven to improve the quality of student learning. Therefore, this learning model can
be used for variety of subjects learning models basic theory of electronics that
require cognitive and creativity of students.
Kata Kunci : Metode Discovery, Kompetensi Dasar, Peningkatan Hasil Belajar.
Latar Belakang sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
siswa, berupa penguasaan terhadap
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) seperangkat kompetensi tertentu.
kelompok teknologi industri sebagai suatu
lembaga formal yang memiliki tugas dan Pada tahun 2006 untuk siswa kelas X semua
tanggung jawab dalam penyelenggaraan sekolah wajib menyusun KTSP tanpa
sistem pendidikan yang mengacu pada pengecualian, sehingga tuntutan masyarakat
perkembangan teknologi di dunia industri. terhadap pendidikan di sekolah berbeda-
beda. Akan tetapi satuan pendidikan boleh
Salah satu sekolah menengah kejuruan yang mengadopsi atau mengadaptasi model KTSP
telah melaksanakan KTSP (Kurikulum yang tersedia dengan mempertimbangkan
Tingkat Satuan Pendidikan) adalah SMKN kebutuhan dan potensi peserta didik serta
39 Jakarta Pusat. Secara khusus pemerintah kondisi sumber daya pendidikan sekolah
telah merancang struktur kurikulum yang yang bersangkutan.
sangat baik mencakup mata pelajaran umum
dan mata pelajaran kejuruan. Dimana, telah SMKN 39 merupakan salah satu bagian dari
disusun bahwa program pendidikan dan pendidikan formal yang memiliki 3 (tiga)
pelatihan dibagi tiga, yaitu Normatif, program studi. Salah satu diantaranya yaitu
Adaptif, dan Produktif. audio video. Program studi audio video
mempunyai beberapa kompetensi yang
Berbeda dalam kurikulum 2004, dimana seluruhnya dijadikan judul mata diklat.
KBK merupakan sebuah konsep kurikulum Salah satu dari mata diklat itu yaitu Teori
yang menekankan pada pengembangan Dasar Elektronika dengan Standar
kemampuan (kompetensi) melakukan tugas- Kompetensi Menguasai Dasar-dasar
tugas dengan standar performansi tertentu,
Peningkatan Hasil Belajar Teori Dasar Elka SMKN 39 dgn Menggunakan Metode Discovery (Satrio Iman P) (1)
2. Elektronika. Mata Diklat ini diberikan pada Kegunaan Penelitian
kelas X semester 1.
Dari hasil penelitian yang dilakukan
Realitas yang ada di tingkat sekolah diharapkan dapat bermanfaat bagi :
menengah kejuruan memperlihatkan banyak
siswa yang menganggap bahwa proses 1. Guru karena dapat menumbuhkan
pembelajaran Teori Dasar Elektronika dalam kebiasaan menulis, berpikir analitis,
hal teori sebagai sesuatu yang dan ilmiah.
membosankan, monoton, kurang 2. Guru dikelas karena dapat membantu
menyenangkan, kurang variatif, dan keluhan memperbaiki mutu pelajaran, serta
lainnya sehingga mengakibatkan hasil dapat meningkatkan rasa percaya diri
belajar siswa pada standar kompetensi dan memungkinkan guru secara aktif
Menguasai Dasar-dasar Elektronika tidak mengembangkan keterampilan dan
memenuhi KKM yang diminta sekolah pengetahuannya.
sebesar 72 dengan kata lain hasil yang 3. Guru Elektronika yang diharapkan
diperoleh tidak maksimal. Selain itu apat dijadikan salah satu bahan
berdasarkan tuntutan dari dunia industry pertimbangan dan sebagai salah satu
mengharapkan sekolah agar mempelajari alternatif dalam proses pembelajaran
ilmu pengetahuan terbaru yang sedang dikelas guna meningkatkan hasil
berkembang saat ini. belajar siswanya, mengingat banyak
sumber belajar yang dapat
Perumusan Masalah merangsang kreativitas siswa karena
guru bukan satu-satunya sumber
Dengan mempertimbangkan latar belakang, ilmu pengetahuan.
identifikasi masalah, dank arena adanya 4. Mahasiswa yang ingin meneliti
tuntutan dari siswa serta hasil diskusi tentang peningkatan hasil belajar
dengan guru kolaborator, maka pada siswa SMK sehingga peneliti
penelitian ini masalah dibatasi pada : “ berharap penelitian yang telah
Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar disusun ini dapat menjadi bahan
teori dasar elektronika dengan menyisipkan masukan dan referensi untuk
Kompetensi Dasar Perakitan Komputer penelitian sejenis.
menggunakan metode Discovery? “ 5. Bagi peneliti sebagai calon pendidik
dalam bidang Elektronika agar dapat
Tujuan Penelitian
menambah wawasan pengetahuan
Dalam melakukan penelitian ini penulis untuk menangani masalah-masalah
bertujuan untuk mengupayakan adanya yang terjadi dalam pembelajaran
peningkatan hasil belajar Menguasai Dasar- TDE, sehingga dapat menerapkan
dasar Elektronika dengan menyisipkan metode yang tepat dalam proses
Kompetensi Dasar Perakitan Komputer belajar-mengajar sehingga mampu
menggunakan metode Discovery dengan mengembangkan dan meningkatkan
cara mencari dan membuat informasi kemampuan mengajar.
tersebut dari berbagai sumber yang ada. 6. Bagi siswa, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi motivasi
untuk lebih giat belajar agar hasil
belajar yang diperoleh lebih
memuaskan, serta kelak kompetensi
ini dapat dipergunakan didunia kerja
2 Pevote, Vol. 5, No. 7, April 2010 : 1-8
3. sehingga mendapatkan pekerjaan memberikan kepuasan yang sifatnya
yang lebih baik. intrinsik, situasi proses belajar mengajar
juga lebih merangsang siswa.
Kajian Teori
Sedangkan untuk kerugiannya adalah waktu
Metode Discovery yang diperlukan lebih banyak bagi siswa
yang lama mengerjakan tugas dapat merasa
Metode pembelajaran Discovery menuntut
rendah diri, kadang-kadang siswa memiliki
siswa untuk aktif, sehingga apa yang didapat
kecenderungan untuk segera menyelesaikan
siswa seolah-olah itu adalah hasil
dan menemukan sesuatu tanpa landasan
penemuannya. Menurut Garin yang dikutip
yang cukup kuat sehingga beban guru
oleh M. Amin Discovery adalah suatu
bertambah berat, sebab mereka harus
proses mental dimana siswa atau individu
mempersiapkan bahan dan peralatan sebaik-
mengasimilasikan konsep-konsep dan
baiknya termasuk menghadapi siswa dikelas
prinsip-prinsip.
dengan kemajuan belajar yang berbeda-
Menurut Encyclopedia of Educational beda.
Research, discovery merupakan suatu
strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh Teori Belajar
guru dalam berbagai cara, termasuk Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
mengajarkan keterampilan menyelidiki dan proses usaha yang dilakukan individu untuk
memecahkan masalah sebagai alat bagi memperoleh suatu perubahan tingkah laku
siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. yang baru secara keseluruhan. Menurut
Hamalik, belajar adalah pertumbuhan dalam
Di dalam metode discovery guru berperan
diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-
sebagai pembimbing belajar dan fasilitator.
cara bertingkah laku yang baru berkat
Sebagai pembimbing guru harus
pengalaman dan latihan.
merencanakan, mengorganisasikan, dan
mengontrol kegiatan belajar siswa. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam
Merencanakan berarti menentukan tujuan pengertian belajar antara lain perubahan
belajar, apa yang harus dilakukan siswa yang terjadi secara sadar yakni kegiatan
dengan sedikit bimbingan dari guru untuk belajar yang dilakukan oleh siswa harus
mencari untuk menemukan suatu jawaban didasari oleh dorongan motivasi yang murni
dan mengenali suatu masalah melalui ; dan bersumber dari dalam dirinya sendiri,
mendefinisikan masalah, memformulasikan kemudian perubahan yang bersifat kontinyu
konsep, mengumpulkan data, membuat dan fungsional yaitu, perubahan dalam
laporan, menguji hipotesis, menarik belajar bersifat positif dan aktif, perubahan
kesimpulan, menetapkan kesimpulan. belajar bukan bersifat sementara, perubahan
dalam belajar bertujuan atau terarah, serta
Keuntungan discovery seperti dinyatakan
perubahan mencakup seluruh aspek tingkah
Bruner yang dikutip oleh Amin sebagai
laku.
berikut, siswa akan memahami konsep-
konsep dasar, ide-ide yang baik membantu Berdasarkan teori yang telah dikemukakan
dalam menggunakan daya ingat dan transfer maka, belajar adalah suatu perubahan yang
pada situasi-situasi proses belajar yang baru, terjadi dalam diri seseorang dimana
mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan perubahan tersebut terjadi secara sadar yang
merumuskan hipotesisnya sendiri,
Peningkatan Hasil Belajar Teori Dasar Elka SMKN 39 dgn Menggunakan Metode Discovery (Satrio Iman P) (3)
4. didasari oleh keinginan dari dalamnya Teori Belajar Tuntas (Mastery Learning)
sendiri.
Pendekatan belajar tuntas adalah suatu
Teori Belajar Menurut Konstruktivisme usahah dalam pendidikan yang bertujuan
memotivasi peserta didik mencapai
Menurut Teori Belajar Konstruktivisme, penguasaan (mastery level) terhadap
pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu kompetensi tertentu. Dengan menempatkan
saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. pembelajaran tuntas (Mastery Learning)
Artinya, bahwa siswa harus aktif secara sebagai salah satu prinsip utama dalam
mental membangun struktur mendukung pelaksanaan Kurikulum Tingkat
pengetahuannya berdasarkan kematangan Satuan Pendidikan berarti pembelajaran
kognitif yang dimiliknya. Seymour Papert tuntas merupakan sesuatu yang harus
mengatakan Konstruktivisme adalah teori dipahami dan dilaksanakan dengan sebaik-
pengetahuan yang berpendapat bahwa baiknya oleh seluruh warga sekolah.
manusia menghasilkan pengetahuan dan
makna dari pengalaman mereka. Prinsip-prinsip utama pembelajaran tuntas
adalah :
Sedangkan menurut Vygotsky
mengemukakan bahwa siswa belajar melalui 1. Kompetensi yang harus dicapai
interaksi teman sebaya atau teman yang peserta didik dirumuskan dengan
lebih mampu. Vygotsky menekankan juga urutan yang hirarkis.
pada pentingnya hubungan antara individu 2. Evaluasi yang digunakan adalah
dan lingkungan social dalam pembentukan penilaian acuan patokan, dan setiap
pengetahuan yang menurutnya interaksi kompetensi harus diberikan
sosial yaitu interaksi individu tersebut feedback.
dengan orang lain merupakan faktor 3. Pemberian pembelajaran remedial
terpenting yang dapat memicu serta bimbingan yang diperlukan.
perkembangan kognitif seseorang. 4. Pemberian program pengayaan bagi
peserta didik yang mencapai
Menurut pandangan Konstruktivisme ketuntasan belajar lebih awal.
keberhasilan belajar bukan hanya (Gentile & Lalley : 2003).
bergantung lingkungan atau kondisi belajar
melainkan juga pada pengetahuan awal Perbedaan antara Pembelajaran Tuntas
siswa. Pengetahuan itu tidak dapat dengan Pembelajaran Konvensional
dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke
siswa, namun secara aktif dibangun oleh Pembelajaran tuntas adalah pola
siswa sendiri melalui pengalaman nyata, hal pembelajaran yang menggunakan prinsip
ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh ketuntasan secara individual. Dalam hal
Piaget yaitu belajar merupakan proses pemberian kebebasan belajar, serta untuk
adaptasi terhadap lingkungan yang mengurangi kegagalan peserta didik dalam
melibatkan asimilasi, yaitu proses belajar, strategi belajar tuntas menganut
bergabungnya stimulus kedalam struktur pendekatan individual, dalam arti meskipun
kognitif. Bila stimulus baru tersebut masuk kegiatan belajar ditujukan kepada
kedalam struktur kognitif diasimilasikan, sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi
maka akan terjadi proses adaptasi yang mengakui dan melayani perbedaan-
disebut kesinambungan dan struktur kognitif perbedaan perorangan peserta didik
menjadi bertambah. sedemikian rupa, sehingga dengan
penerapan pembelajaran tuntas
4 Pevote, Vol. 5, No. 7, April 2010 : 1-8
5. memungkinkan berkembangnya potensi 2. Analisis Kelayakan Hipotesis
masing-masing peserta didik secara optimal. Tindakan.
Kerangka Berpikir
Setelah menetapkan alternatif
Metode mengajar yang digunakan guru hipotesis yang terbaik, hipotesis ini
dalam proses belajar mengajar merupakan masih perlu dikaji kembali
faktor yang sangat dominan dalam kelayakannya dikaitkan dengan
menentukan berhasilnya proses belajar kemungkinan pelaksanaannya.
mengajar. Semakin baik metode mengajar Hipotesis tindakan adalah suatu
yang digunakan guru dalam proses belajar perkiraan tentang tindakan yang
mengajar maka akan semakin baik pula diduga dapat mengatasi
peningkatan hasil belajar siswa. Metode permasalahan dan tindakan tersebut
belajar yang baik apabila guru dapat dilakukan dengan cara
melibatkan siswa secara langsung dalam mengintervensi kegiatan agar dapat
proses belajar mengajar itu, sehingga seolah- memperbaiki proses pembelajaran.
olah siswalah yang menemukan konsep itu
dan siswa akan merasa bangga akan hal itu
dan konsep yang ditemukannya tadi akan Berdasarkan kajian teori dan kerangka
mudah diingat dan sukar hilang dalam berpikir diatas, maka dapat dirumuskan
struktur kognitif siswa. Hipotesis Tindakan sebagai berikut :
“Apabila dalam menjelaskan materi
Hipotesis Tindakan pelajaran menguasai dasar-dasar Elektronika
guru menerangkannya disertai dengan
Berdasarkan masalah yang telah memberikan contoh-contoh konkret,
dirumuskan, guru perlu membuat rencana memberikan penugasan berupa pencarian
tindakan atau yang sering disebut rencana infomasi tentang materi yang belum dibahas
perbaikan. Langkah-langkah dalam melalui berbagai sumber dan membuat
menyusun rencana tersebut adalah sebagai kelompok kerja untuk praktikum, maka hasil
berikut : belajar siswa akan meningkat”.
1. Rumuskan cara perbaikan yang Proses Hasil Belajar Teori Dasar
ditempuh dalam bentuk hipotesis Elektronika
tindakan.
Sebelum guru mengajar, sadar atau tidak
Hipotesis tindakan adalah dugaan guru berkata dalam hatinya “ Apa
guru tentang cara yang terbaik untuk manfaatnya bagi siswa setelah mempelajari
mengatasi masalah. Dugaan atau materi ini?” mulai dari pekerjaan siswa
hipotesis ini dibuat berdasarkan dikelas secara berkelompok maupun tugas
kajian berbagai teori, kajian hasil personal yang diberikan untuk dikerjakan
penelitian yang pernah dilakukan dirumah, segala pekerjaan harus
dalam masalah yang serupa, diskusi menjanjikan manfaat bagi diri siswa atau
dengan teman sejawat, serta refleksi siswa tidak akan memiliki motivasi untuk
pengalaman sendiri sebagai guru. belajar. Hasil belajar siswa di sekolah dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Peningkatan Hasil Belajar Teori Dasar Elka SMKN 39 dgn Menggunakan Metode Discovery (Satrio Iman P) (5)
6. HB = X – Y Discovery, dimana siswa mendapatkan tugas
dari guru untuk mencari dan membuat
informasi tentang materi yang akan dibahas
Dimana : melalui berbagai sumber yang dimaksudkan
agar siswa turut aktif mencari informasi
HB : Hasil Belajar Siswa selain dari buku pelajaran yang berkaitan
dengan materi.
Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas X
X : Apa yang diperoleh siswa AV 1 SMKN Jakarta Pusat semester ganjil
tahun ajaran 2009/2010.
Y : Apa yang dilupakan siswa
Hasil Penelitian
Jadi HB itu akan tinggi jika X tinggi dan Y Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 39
rendah, dan inilah tugas guru untuk Jakarta Pusat yang beralamat di Jl. Cempaka
mengelola pembelajarannya. Kebanyakan Putih Tengah VI No. 2 Jakarta Pusat. Kelas
kita hanya menganggap bahwa X itu adalah yang dipakai sebagai objek penelitian adalah
materi apa yang diberikan guru kepada kelas X AV 1 dengan jumlah siswa
murid, padahal itu dapat diperoleh siswa sebanyak 34 orang, yang terdiri dari 26
dari berbagai sumber. Misalnya lewat orang siswa dan 8 orang siswa siswi. Kelas
perpustakaan, penugasan, praktikum di X AV 1 dipilih berdasarkan hasil wawancara
sekolah, internet, dan berbagai sumber yang bahwa kelas X AV 1 tersebut khusus dipilih
dikelola guru, guru harus menjadi inspirasi karena kolaborator ingin menggunakan
muridnya untuk giat mencari ilmu dari suatu metode pembelajaran yang baru.
berbagai sumber, bukan mendiktekan materi
ajar yang mungkin sudah ketinggalan dan Perencanaan Tindakan (Planning)
tidak menarik lagi.
Perencanaan pembelajaran pada siklus
Metodologi Penelitian pertama yang dilaksanakan pada tanggal 7
Penelitian dilakukan di SMKN 39 Jakarta Oktober 2009 telah didiskusikan terlebih
Pusat terhadap siswa kelas X AV ( Audio dahulu dengan kepala program studi
Video) 1 yang berjumlah 34 orang yang (Kaprodi), guru pamong sebagai kolaborator
terdiri dari 26 siswa dan 8 siswi, tahun dan berpegang kepada program kerja guru
ajaran 2009/2010 pada semester ganjil. Jenis pamong dan akan dilakukan di kelas X
penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Audio Video 1 (untuk selanjutnya disingkat
Tindakan Kelas. Penelitian ini menggunakan AV).
pendekatan kualitatif untuk mendapatkan
data dan analisisnya melalui kajian-kajian Pelaksanaan Tindakan (Action)
reflektif, partisipatif, dan kolaboratif.
Pengembangan program didasarkan pada Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai
data-data dan informasi dari siswa, guru, dan dengan perencanaan yang telah dibuat
setting sosial kelas secara ilmiah melalui berdasarkan RPP. Pada siklus 1 peneliti
tiga tahapan siklus penelitian tindakan kelas. mengadakan pembelajaran
Untuk meningkatkan hasil belajar dan dengan alokasi waktu 4 x 45 menit. Pada
aktifitas siswa dilakukan penelitian tindakan pertemuan pertama diberikan pre test
kelas (PTK) dengan menggunakan metode sebanyak 10 soal sebelum pelajaran
6 Pevote, Vol. 5, No. 7, April 2010 : 1-8
7. berlangsung. Pre rest di buat dalam bentuk 3. Dalam menyampaikan materi peneliti
pilihan ganda dengan jumlah soal 10 butir dituntut lebih tenang dan jangan terlalu
dan waktu mengerjakan 10 menit, soal cepat.
dibuat berdasarkan indicator yang dibuat 4. Peneliti harus lebih jelas dalam
oleh guru. memberikan pengarahan tentang tugas yang
akan diberikan kepada siswa
Pengamatan Tindakan (observing) 5. Peneliti harus lebih tegas menegur siswa
yang mengobrol selama proses pembelajaran
Selama siswa melakukan diskusi presentasi di kelas. Peneliti merubah posisi duduk
tugas yang telah mereka buat dirumah secara siswa yang sering bercanda di belakang
berkelompok, peneliti bekerjasama dengan menjadi di depan dengan alasan untuk
guru kolaborator untuk melakukan memfokuskan siswa tersebut terhadap
pengamatan pelaksanaan tindakan kelas materi pelajaran yang akan disampaikan
siklus 1 dengan mengamati aktivitas siswa bagi siswa yang berbicara tentang hal yang
dalam diskusi presentasi tersebut. tidak berhubungan dengan pelajaran.
Refleksi Kesimpulan
1. Pembelajaran dengan menggunakan
Setelah peneliti melaksanakan proses metode Discovery dapat menambah ilmu
pembelajaran dan pengamatan, langkah pengetahuan, keahlian, kemampuan
selanjutnya adalah mengadakan refleksi, bertanya siswa, sikap menghargai pendapat
merenungkan dan mendiskusikan hasil dari orang lain, dan menuntut siswa untuk
siklus 1 dengan kolaborator, apakah dapat menguasai kompetensi yang akan
tindakan yang dilakukan sesuai dengan dicapai sehingga dapat meningkatkan
rencana yang telah dibuat, apa kelebihan dan kemampuan akademiknya dalam raport.
apa kekurangan perencanaan serta tindakan
yang telah dilakukan, serta bagaimana rata- 2. Pembelajaran dengan menggunakan
rata hasil belajar mata pelajaran Menguasai metode Discovery membuat siswa menjadi
Teori Dasar Elektronika siswa setelah lebih aktif dan memberikan kesempatan
diberikan tindakan. siswa untuk saling berbagi informasi dan
pengetahuan sehingga timbul suatu
Kesimpulan Penelitian interaksi dan menumbuhkan kerjasama.
3. Melalui metode Discovery membuat siswa
Dari hasil diskusi dengan guru kolaborator lebih berani mengutarakan pendapat dan
untuk merancang tindakan siklus 2 (dua), mengajukan pertanyaan pada saat
hal-hal yang perlu dilakukan oleh peneliti pembelajaran dikelas.
antara lain :
1. Guru harus terbiasa menghadapi situasi 4. mendorong motivasi siswa untuk
dalam kelas sehingga dapat membantu siswa menemukan jawaban atau solusi dari
yang bermasalah dalam pembelajaran pada permasalahan yang ada. Hal itu membuat
saat diskusi presentasi. siswa lebih memahami materi
2. Agar lebih meningkatkan keaktifan siswa pembelajaran, dan meningkatkan hasil
dalam pembelajaran, peneliti harus belajar.
memberikan pujian pada siswa yang
bertanya dan mampu menjawab pertanyaan.
Peningkatan Hasil Belajar Teori Dasar Elka SMKN 39 dgn Menggunakan Metode Discovery (Satrio Iman P) (7)
8. Saran
1. Buku Pelajaran dan Guru bukan satu-
satunya sumber pembelajaran karena
dengan memberinya tugas mencari dan
membuat solusi dari suatu permasalahan
dapat memperkuat pemahaman dan
keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
2. Sebelum diaktifkan atau dimulai suatu
pelajaran harus dipahami dulu silabus dan
RPP karena guru dituntut untuk mengolah
materi pembelajaran menjadi kegiatan
belajar mengajar sesuai dengan standar
kompetensi kelulusan suatu kurikulum dan
tuntutan dunia industri.
3. Materi pengajaran teori hendaknya
diberikan pemahaman dasar-dasar yang
kuat dan dapat diaplikasikan sesuai
perkembangan teknologi. sedangkan media
untuk praktik hendaknya diperbaharui
mengikuti perkembangan zaman dan
teknologi sehingga pengalaman siswa
selama pembelajaran yang berlangsung
disekolah dapat diaplikasikan dengan baik
dilingkungan kerja nantinya.
Daftar Pusaka
Ortrun Zuber-Skerritt. 1992 Action Research
In Higher Education Example and
Reflections. London N1 9JN, Kogan.
Salmeto. 1991 Proses Belajar Mengajar
dalam Sistem Kredit Semester (SKS).
Jakarta: Bumi Aksara.
Suwarsih Madya. 2006 Teori dan Praktek
penelitian Tindakan. Bandung:
Alfabeta.
Wayan Sadia. 1993 Jurnal Dampak
Pengajaran Fisika dengan Metode
Discovery Inquiry terhadap Sikap
Ilmiah, Konsep Diri, dan Sikap
Mandiri serta Hubungannya dengan
Prestasi Belajar Fisika SMA di Bali.
Majalah Ilmiah UNUD 19: 113 –
117.
8 Pevote, Vol. 5, No. 7, April 2010 : 1-8