3. Rumusan Masalah
1. Definisi Narkoba
2. Perbedaan Narkotika dan Psikotropika
3. Jenis-jenis narkoba
4. Tanda-tanda seseorang yang memakai
narkoba
5. Tanda-tanda seseorang yang sedang
“sakau”
6. Pencegahan pemakaian narkoba
7. Pengobatan dan penanggulangan narkoba
8. UU tentang narkoba
4. PENGERTIAN NARKOBA
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Alkohol,
dan Obat-obat berbahaya. Kadang disebut juga
Napza(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif).
Menurut UU no 22, tahun 1997 narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
6. Klasifi-kasi Narkoba Psikotropika
Pengertian zat/obat yang berasal dari
tanaman /sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menurunkan
kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi / menghilangkan rasa
nyeri & menimbulkan
ketergantungan.
zat/obat alamiah atau sintetis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada
susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan perilaku
Contoh Zat-
zat
Ganja, Opiat /heroin /
putauw, kokain, Sabu-sabu
Amphetamine, Ectasy ,
Benzodiazepam, LSD
Akibat menyebabkan penurunan /
perubahan kesadaran.
Misalnya, mengubah perilaku dan
emosi seseorang, hilangnya rasa,
mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri &
menimbulkan ketergantungan /
ketagihan
munculnya halusinasi (mengkhayal),
ilusi, gangguan cara berpikir,
perubahan alam perasaan yang
menyebabkan ketergantungan.
Zat ini pun memiliki efek stimulai
atau perangsang bagi para
pemakainya
Hubungan
dengan
kesadaran
Narkotika mempengaruhi
kesadaran.
psikotropika tidak mempengaruhi
kesadaran
7. Golongan Psikotropika
Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang
tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan
potensi ketergantungan yang sangat kuat
Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang
berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan
ketergantungan.
Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika
dengan efek ketergantungannya sedang dari
kelompok hipnotik sedatif
Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang
efek ketergantungannya ringan.
8. Golongan Narkoba
a. Narkotika Golongan I : berpotensi sangat
tinggi menyebabkan ketergantungan. tidak
digunakan untuk terapi. Contoh : heroin ,
kokain , ganja ,
b. Narkotika Golongan II : berpotensi tinggi
menyebabkan ketergantungan, digunakan
pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh
: morfin dan pertidin
c. Narkotika golongan III : berpotensi ringan
menyebabkan ketergantungan dan banyak
digunakan dalam terapi. Contoh : Codein
9. JENIS-JENIS NARKOBA
A. Opioid / Candu
Opioid adalah zat yang dihasilkan dari tanaman berbunga Papaver somniferum L yang berisi berbagai
macam zat kimia aktif. Beberapa diantaranya mempunyai khasiat untuk pengobatan, tetapi sebagian
lagi mengandung zat yang mempunyai daya kecanduan sangat besar, sehingga merugikan
kesehatan. Narkoba yang termasuk golongan ini merupakan produk olahan dari zat opioid tersebut,
misalnya heroin, kokain, morfin, dll.
Heroin atau Putaw
Heroin memberikan efek senang sesaat karena zat aktif putaw. Ketika seseorang menggunakan
putaw maka kemampuan alamiah zat untuk mencapai kesenangan akan terhenti. Akibatnya untuk
mendapat kesenangan, orang tersebut selalu tergantung sumber dari luar, yaitu putaw. Bentuk heroin
berupa serbuk keputih-putihan (tergantung proses pembuatannya), yang digunakan dengan cara
disampur dalam rokok, dihirup atau disuntikkan baik melalui otot atau langsung ke dalam pembuluh
darah.
Kokain
Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat. Kokain
adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain
menyebabkan efek yang mirip dengan amfetamin namun jauh lebih kuat. Kokain terdapat dalam bentuk
sediaan per-oral (ditelan), sebagai serbuk yang dihirup melalui hidung (snorted) atau disuntikkan secara
langsung ke dalam tubuh. Kokain dapat menyebabkan elasi, euforia, peningkatan harga diri, dan perasan
perbaikan pada tugas mental dan fisik. Penggunaan kokain bisa terlihat pada seseorang yang hiperaktif
10. Morfin
Morfin merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan
secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah
kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah. Morfin dapat menimbulkan euforia, mual dan muntah,
kebingungan (konfusi), berkeringat. Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar dan
gelisah.
B. Stimulan
Simulan adalah jenis narkotika yang dapat mengakibatkan kerja organ tubuh seperti
jantung dan otak lebih cepat dari biasanya sehingga mengakibatkan penggunanya lebih
bertenaga serta cenderung membuatnya bersemangat, senang dan gembira yang berlebihan
untuk sementara waktu. Contohnya: Shabu-shabu, ekstasi
Shabu-shabu
Merupakan golongan obat stimulan jenis Metamphetamine yang terkandung dalam pil
ekstasi. Banyak orang menggunakan zat ini untuk mendapatkan efek psikologis . Jika melihat
efeknya yang menyenangkan di atas, terutama berkaitan dengan percaya diri tampil dan
peningkatan keberanian. Efek stimulan pada obat ini menyebabkan kerja jantung dan pembuluh
darah tubuh menjadi berlebihan.
11. Ekstasi
Ekstasi digunakan sebagai sampingan dan sering digunakan dengan seks dan
berhubungan dengan obat-obatan klub. Dampak utamanya yaitu peningkatan kesadaran
indra, perasaan keterbukaan, euforia, kebahagiaan, rasa kejernihan mental dan
penghargaan peningkatan musik dan gerakan. Sensasi ang dirasakan beberapa pengguna,
membuat kontak fisik dengan orang lain lebih menyenangkan.
C. Depresan
Depresan Adalah zat yang menekan susunan syaraf pusat dengan akibat rasa
tenang dan mengantuk. Jadi Fungsi depresan berlawanan dengan fungsi stimulan. Di
dalam depresan ini termasuk kelompok obat penenang dan minuman beralkohol. Jenis
penenang atau obat tidur yang termasuk psikotropika yang banyak disalahgunakan yaitu
sedativa dan alkhohol.
Sedativa
Sedatif-hipnotik merupakan zat yang dapat mengurangi fungsi sistem syaraf pusat.
Sedativa dapat menimbulkan rasa santai dan menyebabkan ngantuk (sering disebut obat
tidur). Biasanya sedativa digunakan untuk mengurangi stress atau sulit tidur. Karena
toleransi dan ketergantungan fisik, maka gejala putus obat bisa jauh lebih hebat daripada
putus obat dengan opiat. Zat-zat ini juga mudah membuat ketergantungan psikologis.
12. Alkohol
Alkhohol adalah salah satu zat yang tergolong dalam kelompok depresan ini selain obat penenang. Pengaruh
penggunaan alkohol adalah kehilangan koordinasi gerakan, kesulitan berfikir, guncangan emosi sampai muntah, bahkan
apabila kelebihan dosis dapat menimbulkan kematian. Penggunaan alkohol berlebih dapat membawa akibat buruk terutama
kerusakan hati (liver) dan kerusakan otak secara permanen.
D. Halusinogen
Halusinogenik adalah sekumpulan zat yang bila digunakan dapat menyebabkan halusinasi yaitu rangsangan pada
panca indera yang sebenarnya tidak ada. Penyalahgunaannya adalah dengan menghirup uap dari lem, tinner, cat dan
sejenisnya. Zat-zat tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otot-otot, urat syaraf . Efek lain yang
timbul adalah hilangnya daya ingat, mudah berdarah dan memar, Contonya antara lain ganja atau mariyuana dan LSD, dll.
LSD (lysergic acid atau acid, trips, tabs)
LSD termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk kertas
berukuran kotak kecil sebesar ¼ perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul. Cara
menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir
setelah 8-12 jam.
Mariyuana
Mariyuana dikenal juga sebagai ganja. Sebagai barang narkotika, mariyuana diisap dalam bentuk rokok atau
dimakan. Konsumsi mariyuana biasanya dicampur dengan minuman keras dan jenis narkoba lainnya. Mariyuana
mempengaruhi pusat sistem syaraf manusia. Orang yang emosinya tidak stabil atau terlibat kejahatan sering menjadi
pecandu mariyuana. Timbul ilusi atau hal-hal yang aneh dalam pikiran mereka., terlihat mengantuk, bermata sayu, merasa
dirinya hebat, atau bahkan merasa sedang disiksa. Efek mariyuana bisa menyebabkan manusia yang mengkonsumsinya
memiliki ketakutan yang berlebih, kesedihan, bahkan mengigau dalam kondisi sadar.
14. TANDA-TANDA GEJALA ORANG YANG TERKENA
NARKOBA
1. Gejala fisik, antara lain :
a.Berat badan turun drastis.
b. Mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitam.
c. Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk
dan ada tanda bekas luka sayatan.
d. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan.
e. Buang air besar dan buang air kecil kurang lancar.
f. Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas
g. Mudah terserang batuk pilek terus-menerus.
h. Mengeluarkan air mata yang berlebihan.
i. keringat yang berlebihan.
j. Mengeluh kepala sakit,mengeluh sakit perut.
k.Persendian ngilu dan badan pegal-pegal.
15. 2. Emosi, antara lain :
a. Mudah marah dan emosinya tidak stabil.
b. Sangat sensitif dan mudah tersinggung.
c. Mudah sekali merasa bosan.
d. Suka mengeluh (tidak puas akan banyak hal).
e. Suka membangkang,tidak suka ditegur atau dinasehati.
f. Agresif suka menyerang dan berbicara kasar,walaupun
kepada keluarganya sendiri.
g. Bersikap memusuhi,tidak punya kasihkepada orang lain
terutama keluarga.
h. Pada beberapa kasus Sakaw, penderita suka menyakiti
diri sendiri.
i. Pelupa (dementia). Tidak mudah berkosentrasi.
16. 3. Perilaku
a. Malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-
tugas rutinnya
b. Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga
c. Sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal
keluarga, pergi tanpa pamit, dan pulang tengah malam
d. Suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat
pekerjaan dan menggadaikan barang-barang berharga
di rumah. Begitu pun dengan barang-barang
berharga miliknya, banyak yang hilang
e. Selalu kehabisan uang
f. Waktu di rumah kerap dihabiskan di kamar tidur, kloset,
gudang, ruang yang gelap, kamar mandi, dan tempat-
tempat sepi lainnya.
18. TANDA-TANDA ORANG SAKAU
Ingatan :
- Kesulitan mengingat dan
berbicara runut, tidak
berfokus.
Penglihatan :
- Mata merah dan pupil
menyempit.
- Mata pun sangat sensitif
terkena sinar
matahari.
Penciuman :
- Sering mimisan dapat diduga
menggunakan narkoba yang
dimasukkan melalui hidung,
seperti hidung.
Tutur kata:
- Lafal kata-kata agak cadel, berbeda
dengan cadel bawaan dari lahir.
Perubahan sikap dan Perilaku :
- Perubahan tajam sikap dan perilaku, dari
orang yang murung, tenang, atau pendiem
menjadi orang yang ceria, panik atau
banyak berbicara.
Perubahan cara berbusana :
- Perubahan tajam cara berbusana tanpa
sebab yang jelas,semisal menggunakan
baju lengan panjang disaat panas terik
atau selalu menggunakan kacamata,
padahal sinar matahari atau cahaya lampu
tidak begitu terang
• Pola Tidur
- sering mengalami insomnia
20. Pencegahan
1. Jangan pernah mencobanya, walaupun untuk iseng atau untuk
alasan lain, kecuali perintah dokter/alasan medis.
2. Kuatkan iman, mantapkan pribadi, pakailah rasio (pemikiran,
pertimbangan) lebih banyak dari pada emosi.
3. Jangan menghindar dari problem, tetapi hadapi dan atasi persoalan
sampai tuntas, bila tak mampu konsultasi pada ahli.
4. Pilihlah pergaulan yang aman jangan yang berbahaya.
5. Pilih kegiatan yang sehat, tak merugikan diri sendiri ataupun orang
lain, ikutilah klub olah raga, organisasi sosial. Lakukan hobi bersama
teman dan keluarga.
21. 6. Gunakan waktu dan tempat yang aman, jangan keluyuran malam-malam.
Bersantailah dengan keluarga, berkaraoke, piknik, makan bersama, masak
bersama, beres-beres bersama nonton bersama keluarga.
7. Selalu berusaha menjadi pribadi yang baik, bertindak positif, bertanggungjawab,
jadilah figure/sosok yang diteladani.
8. Buatlah keluarga, rumah tangga, menjadi tempat yang paling menyenangkan,
paling menenangkan sehingga membuat "betah" tinggal bersama "sahabat".
9. Ingatkan bahwa Narkoba akan merusak kerja otak, susunan syaraf pusat,
merusak ginjal, lever dan sebagainya.
22. Pengobatan
1. Langkah Pertama
Tahap awal yaitu mandikanlah dengan air hangat, beri minum
yang banyak, selanjutnya berilah makan makanan yang bergizi
dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatianya dari
narkoba. Bila tidak berhasil maka perlu pertolongan dokter.
Pengguna harus di yakinkan bahwa gejala-gejala sakau mencapai
puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari akan hilang.
2. Detoksifikasi
Langkah mengobati pecandu narkoba selanjunya yang perlu
dilakukan adalah detoksifikasi. Detoksifikasi adalah proses
menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari tubuh dengan
cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai atau
dengan penurunan dosis obat pengganti. Detoksifikasi ini bisa dilakukan
dengan berobat jalan atau dirawat di rumah sakit. Biasanya proses
detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai tiga minggu,
hinngga hasil tes urin menjadi negative dari zat adiktif.
23. 3. Rehabilitasi
Setelah menjalani proses detoksifikasi dengan tuntas ( tes urin
sudah negative), mungkin tubuh secara fisik memang sudah tidak
ketagihan lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan kangen
terhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan
perasaan sang pecandu. Dengan demikian sangat rentan dan sangat
besar kemungkinan kembali mencandu dan terjerumus lagi. Oleh
sebab itu, setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan proteksi lingkungan
dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan
memasukkan mantan pecandu ke pusat rehabilitasi. Pusat rehabilitasi
cukup bagus untuk menangani hal ini. disana ada beberapa program
yang akan dilakukan sebagai upaya penyembuhan, diantaranya adalah
program belajar kembali keterampilan untuk mengatasi craving, stress,
kekhawatiran (anxiety) problem, meningkatkan motivasi, menentukan
rencana hidup jangka pendek, menengah dan panjang. Banyak sekali
pusat rehabilitasi di Indonesia yang bisa di manfaatkan. Baik yang
berbentuk lembaga, yayasan social atau yayasan pendidikan pondok
pesantren. Contohnya yaitu Yayasan Titihan Respati, pesantren-
pesantren, atau Yayasan Pondok Bina Kasih
25. Penanggulangan
Upaya penanggulangan narkoba dapat dilakukan melalui beberapa cara
berikut:
1. Preventif ( Pencegahan)
Contoh upaya penanggulangan preventif yaitu melalui pembinaan dan
pengawasan dalam keluarga dan pihak keamanan, pengawasan
distribusi obat-obatan yang ilegal. penyuluhan oleh pihak yang
kompeten baik di sekolah maupun di masyarakat.
2. Represif ( Penindakan)
penindakan dapat dilakukan melalui jalur hukum. Hal ini dilakukan oleh
penegak hukum atau aparat keamanan yang turut dibantu oleh
masyarakat. Jika ada anggota masyarakat yang menyalahgunakan
narkoba maka masyarakat harus segera melaporkannya kepada pihak
yang berwenang. Namun tidak boleh main hakim sendiri.
26. 3. Kuratif ( Pengobatan )
Upaya pengobatan dilakukan untuk menyembuhkan korban
narkoba. Dapat dilakukan secara medis maupun dengan media
yang lain. Di Indonesia sudah banyak didirikan tempat yang menjadi
media penyembuhan dan rehabilitasi bagi para pencandu narkoba.
4. Rehabilitatif ( Rehabilitasi )
upaya rehabilitasi dilakukan agar setelah pengobatan selesai para
korban tidak mengulangi lagi untuk menggunakan narkoba.
Rehabilitasi berupaya memperlakukan secara wajar para korban
narkoba agar dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani.
27. Undang-undang Narkoba
UU Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
UU Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
UU Narkotika Pasal 115, Pasal 120 dan Pasal 125
Undang Undang Psikotropika No. 5 Tahun 1997
Undang Undang Narkotika No. 35 Tahun 2009
UU No. 22 tahun 1997 pasal 79 ayat 1 bagi pengedar
narkotika.
UU No. 5 tahun 1997 pasal 79 ayat 1 bagi pengedar
psikotropika